• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label keju 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keju 7. Tampilkan semua postingan

keju 7













Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan pasta buah Sroberi (Fragaria 
virginiana) pada keju lunak terhadap kualitas bahan kering (BK), Total Plate Count (TPC) dan 
Kesukaan konsumen pada penyimpanan 2 minggu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 
sampai April 2017 di Laboratorium Jurusan Peternakan dan Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit 
Tanaman (IHPT) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, 
P0: keju dengan 0% pasta buah stroberi, P1: keju dengan 1% pasta buah stroberi, P2: keju dengan 
3% pasta buah stroberi , P3: keju dengan 5% pasta buah stroberi. Variabel yang diamati adalah 
kualitas dan kesukaan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan penambahan pasta buah stroberi 
(Fragaria virginiana) selama penyimpanan 2 minggu diperoleh hasil pada uji kualitas berpengaruh 
tidak  nyata (P>0.05) terhadap bahan kering dan rataan tertinggi total plate count pada perlakuan 
0%, sedangkan uji organoleptik keju memberikan pengaruh sangat sangat nyata (P<0.001) terhadap 
warna,  aroma/bau  dan  rasa  keju  dan  berpengaruh  tidak  nyata  (P>0.05)  terhadap  tekstur  dan 
kesukaan keju. 

Meningkatnya kebutuhan dan 
konsumsi keju dalam negeri perlu 
diimbangi  dengan  produksi  keju, 
utamanya yang berbahan dasar susu sapi 
yang diproduksi oleh peternak lokal, 
dengan teknologi dan bahan-bahan yang 
disesuaikan   atau   yang   tersedia   secara 
lokal. Susu merupakan cairan berbentuk 
koloid agak kental yang berwarna putih 
sampai kuning, tergantung jenis hewan, 
makanan dan jumlah susu. Susu diperoleh 
dari hasil sekresi normal kelenjar susu 
pada hewan sehat secara teratur dan 
sekaligus. Apabila dalam volume yang 
agak besar, susu tampak sebagai cairan 
berwarna putih atau kuning padat 
(opague), namun apabila dalam suatu 
lapisan yang tipis (volume yang sedikit) 
akan  tampak  transparan.  Pemisahan 
lemak susu menyebabkan warnanya 
menjadi agak kebiruan (Rizal, 1988). 
Biasanya susu memiliki sifat 
mudah rusak dan cepat basi. Maka 
diperlukan suatu cara untuk memperkecil 
angka kerusakan pada susu yaitu dengan 
cara  membuat  olahan  susu  yang 
berbentuk keju.    Menurut penelitian 
Datuewanan (2014), jenis susu yang dapat 
digunakan dalam pembuatan keju segar 
adalah jenis susu full cream formula non- 
instan dengan hasil curd keju padat yang 
hampir sama padatnya dengan keju dari 
susu segar. 
Susu yang baru selesai diperah 
harus dipasteurisasi terlebih dahulu agar 
bakteri tidak baik yang ada  di dalam 
susu bisa diminimalisir. Setelah 
dipasteurisasi susu harus disimpan di 
dalam kulkas atau showcase. 
susu   segar 
dengan masa simpan yang lebih lama 96 
jam pada suhu 20C dan 40C masih dapat 
dikategorikan baik (pertumbuhan mikroba 
terkendali). Penelitian (Sulistyowati et al., 
2010),    dilaporkan    bahwa    kandungan 
lemak susu 3,85% dan protein susu 3,73% 
pada sapi perah yang diberi konsentrat 
mengandung sumber PUFA 
(polyunsaturated  fatty acid).    Susu  sapi 
mengandung   rata-rata,   3,29%   protein, 
3,69% lemak, 4,05% laktosa, 11,67% 
bahan  kering,     dan  0,49%  kadar  abu. 
Jenny  milk  (susu  yang  memiliki 
kandungan nutrisi dan kimia yang 
menyerupai susu ibu) memiliki komposisi 
yaitu 1,69% protein, 1,31% lemak, 6.43% 
laktosa, 9,62% bahan kering, dan 0,42% 
kadar abu. Susu ini bagus sebagai 
pengganti susu sapi untuk anak-anak yang 
alergi (IgE) (Cosentino et al, 2016). 
Protein susu memegang peranan penting 
dalam pembuatan keju. Kandungan lemak 
susu kerbau dalam 100 g susu segar 
sebesar 7,5% dan protein sebesar 4,8%, 
lebih tinggi dibandingkan susu sapi yang 
memiliki kandungan protein 3,2% dan 
lemak 3,7% ,
Bakteri asam laktat dalam 
pembuatan keju berfungsi untuk 
mengaktifkan kembali bakteri baik di 
dalam susu yang telah mengalami proses 
pasteurisasi. Curd dan Whey akan 
terbentuk  pada  tahapan  proses 
penambahan  cuka.  Menurut  Taufik 
(2011), dilaporkan bahwa peningkatan 
level asam cuka (3%, 5% dan 7%) dan 
level garam (2%, 3%, dan 4%) tidak 
memberikan    pengaruh terhadap total 
padatan, aroma, rasa, warna, dan tekstur 
keju   muda   (soft   cheese).   Peningkatan 
level asam cuka dan garam menurunkan 
kadar pH keju muda (soft cheese), kadar 
asam laktat meningkat dengan 
meningkatnya  level  garam.  berdasar  
uji organoleptik perlakuan asam cuka 3% 
dan garam 4% lebih disukai dibanding 
perlakuan lain dengan warna kurang putih 
dan tekstur lebih halus. Rasa keju juga 
dipengaruhi oleh jenis dan populasi 
mikroba. 
Jenis-jenis keju yang beredar di 
pasaran pada saat ini yaitu Brie, Ricotta, 
Mozzarella, Gouda dan Edam, Cheddar, 
Swiss   dan   Permesan/Romano   (Bastin,
|
 
 
 
 
 
 
 
 
2004). Keju pada umumnya memiliki rasa 
original dan masih banyak masyarakat 
yang  belum  terlalu  menyukai  keju, 
padahal keju bias diolah dengan berbagai 
varian rasa sehingga menghasilkan rasa 
keju yang berbeda. Stroberi adalah salah 
satu bahan  yang bisa dimanfaatkan 
sebagai  bahan  penambah  dalam 
pembuatan keju. 
Stroberi (Fragaria sp.) merupakan 
tanaman buah yang ditemukan pertama 
kali di Chili yaitu spesies Fragaria 
chiloensis L. yang menyebar ke berbagai 
negara Amerika, Eropa dan Asia; 
sedangkan Fragaria vesca L. yang berasal 
dari Amerika Utara lebih menyebar luas 
dan jenis stroberi inilah yang pertama kali 
masuk ke Indonesia (Anonimous, 2008)1. 
Stroberi merupakan produk 
hortikultura yang memiliki nilai ekonomi 
tinggi. Buah stroberi banyak dikonsumsi 
dalam bentuk segar maupun dalam bentuk 
olahan.  Selain  rasanya  yang enak,  buah 
stroberi banyak mengandung vitamin dan 
anti oksidan yang berguna bagi kesehatan 
tubuh.  Buah  stroberi  mempunyai  rasa 
khas manis dan menyegarkan. Selain itu 
buah stroberi mempunyai kandungan gizi 
yang  tinggi  dan  komposisi  gizi   yang 
cukup  lengkap.  Kalori  sebanyak  37,00 
kal, protein 0,80 g, lemak 0,50 g, 
karbohidrat 8,30 g, kalsium 28,00 mg, 
fosfor 27,00 g, zat besi 0,80mg, vitamin A 
60,00 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 
60,00 mg, air 89,90 g, bagian yang dapat 
dimakan 96,00% (Rukmana, 1998). 
Stroberi dapat dikonsumsi dalam 
keadaan   segar   atau   menjadi   produk 
olahan   seperti,   selai,   manisan,   sirup, 
dodol, yogurt, es krim dan sebagai 
pelengkap makanan. Dalam dunia medis, 
stroberi diketahui mampu meningkatkan 
kesehatan jantung karena memiliki nilai 
lemak yangrendah, mengandung vitamin 
C,  asam  folat,  kalium  dan  antioksidan 
yang tinggi. Biji dan daun stroberi 
mengandung  asam  elegat  yang 
bermanfaat   untuk   mengurangi   resiko 
terserang kanker (Kurnia 2005).  Menurut 
penelitian Haryani (2017), berdasar  
hasil penelitian dilaporkan bahwa hasil uji 
organoleptik yogurt penambahan starter 
dengan pasta stroberi tingkat kesukaan 
panelis terhadap yogurt yang ditambah 
dengan pasta buah stroberi berkisar antara 
agak tidak suka dan suka. 
Dari uraian diatas, pada penelitian 
ini  akan  dilakukan  penambahan  pasta 
buah stroberi (Fragaria virginiana) pada 
keju lunak yang dapat berperan untuk 
mengawetkan dan memperkaya rasa 
selama penyimpanan.    Penelitian ini 
dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi 
pengaruh penambahan pasta buah stroberi 
(Fragaria virginiana) terhadap kualitas 
dan kesukaan konsumen pada 
penyimpanan 2 minggu dan 4 minggu. 
 
METODE PENELITIAN 
 
Penelitian  dilaksanakan  pada 
bulan  Maret  sampai  April  2017, 
bertempat di Laboratorium Jurusan 
Peternakan, Laboratorium Ilmu Hama dan 
Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian 
Universitas Bengkulu. 
Bahan  utama  yangdigunakan 
dalam  penelitian  ini  antara  lain  adalah 
susu sapi jenis Friest Holland yang 
diperoleh dari Desa Air Duku, Kabupaten 
Rejang  Lebong,  Provinsi  Bengkulu. 
Starter bakteri yang digunakan yaitu 
Lactobacillus   bulgaricus   merek   “Bio 
Kul”, asam cuka merek “Value Plus”, 
garam merek “Refina”, salad dressing 
merek “Maestro”, pasta buah stroberi, 
biskuit,  dan  minuman  aqua  gelas. 
Beberapa bahan untuk analisis 
mikrobiologi  adalah  sampel  keju 
sebanyak 5 gram per sampel sebanyak 16 
sampel pada tahap 2 minggu dan 16 
sampel pada tahap ke 4 minggu, alcohol 
96%, aquades, larutan butterfield’s 
phosophate buffered (BFP) dan NaCl 
fisiologis.

 
 
 
Alat  yang digunakan antara lain 
adalah panci, termometer, timbangan 
merek “oxone”, timbangan analitik, 
stopwatch, pisau, kompor gas merek 
“Rinnai”,   kantong   plastik,   kain   kasa, 
gelas ukur, gunting, tisu, tusuk gigi, 
sendok kecil, karet gelang, show case 
merek “Polytron”, pena, buku tulis, 
masker, piring, sendok, pipet micron 
merek “Acura”, tabung reaksi, gelas ukur, 
kamera, coloni counter merek “Sountex”, 
cawan petri, laminar air flow, spatula, 
bunsen, kompor, desikator, waterbath, 
autoclave , stomacher,. 
 
Pembuatan Pasta Stroberi 
Stroberi  diperoleh  dari  pedagang 
stroberi di Danau Mas, kabupaten Rejang 
Lebong  dan  bahan-bahan  lainnya  yang 
diperlukan pada saat pembuatan pasta 
diperoleh  dari  tempat  yang  sama. 
Peralatan yang digunakan adalah wadah, 
pisau, timbangan analitik, panci, kompor, 
sendok. Cara kerja pembuatan pasta 
stroberi  yaitu  mencuci  bersih  buah 
stroberi, menimbang berat stroberi 
sebanyak 803 gram, setelah itu dipotong 
kecil-kecil agar mudah diblender, setelah 
itu langsung diblender selama 27.7 detik 
pada tahap pertama dan 27.4 detik pada 
tahap  kedua.      Proses  akhir  yaitu 
melakukan pasteurisasi untuk membuat 
pasta   buah   stroberi   selama   15   menit 
dengan  suhu  750C   dengan  api  kompor 
pada angka nomor 1 dan hasil pasta 
stroberi  setelah  dipasteurisasi  sebanyak 
684 gram.
 
 
Tahapan pembuatan pasta buah stroberi 
 
Buah stroberi dicuci bersih                                       Stroberi ditimbang 
 
 
 
Stoberi dipotong kecil-kecil dan diblender 
 
 
Stroberi dipasteurisasi pada suhu 750C 
 
 
 
Stroberi didinginkan 
 
 
Pasta Stroberi 
 
 
Gambar 1.  Diagram pembuatan pasta stroberi (Sulistyowati et al., 2016).
 
Pembuatan Keju Lunak 
Susu   sapi   dipasteurisasi   hingga 
suhu 750C selama 15 menit dengan api 
stabil sambil diaduk. Setelah itu 
didinginkan hingga suhu 450C dan 
ditambahkan bakteri Lactobacillus 
bulgaricus sebanyak 10 % dari berat susu 
pasteurisasi dan didiamkan hingga suhu 15 
menit. Setelah itu ditambahkan asam 3 % 
dari berat susu pasteurisasi dan dipanaskan 
 
kembali hingga suhu 400C. Setelah itu 
ditunggu hingga menggumpal dan disaring 
whey dan curd menggunakan kain kasa 
(kain lap). Whey yang didapat dibuang. 
Setelah itu ditambahkan garam dan pasta 
buah stroberi 0%, 1%,3%, 5% pada curd 
dan dicampur secara homogen meng- 
gunakan blender. Setelah itu dimasukkan 
ke dalam media penyimpanan tabung gelas 
plastik   dan   disimpan   pada   show   case 
 
 
 
 
 
 
 
 
selama 2 minggu dan 4 minggu.   Setelah 
itu diuji kualitas dan kesukaan keju 
ini .    Adapun berikut adalah tahapan 
pembuatan keju lunak dapat dilihat pada 
Gambar 2.
 
Tahapan Pembuatan Keju Lunak 
 
 
 
Susu sapi
 
 
Dipasteurisasi hingga suhu 850C selama 15 menit dengan api stabil sambil 
 
 
 
Didinginkan hingga suhu 450C 
 
 
Ditambahkan bakteri Lactobacillus bulgaricus sebanyak 10 % dari berat 
 
susu pasteurisasi, dan didiamkan hingga 15 menit 
 
 
Ditambahkan asam cuka3 % dan dipanaskan kembali hingga suhu 
 
 
Ditunggu hingga menggumpal 
 
 
Dipisahkan whey dan curd 
 
 
Whey 
 
Curd
 
 
 
Ditambahkan garam dan pasta buah stroberi 0%, 1%, 3%, 5% dan 
 
dicampur secara homogen menggunakan blender 
 
 
 
Dimasukkan kedalam media penyimpanan tabung gelas plastik 
 
 
 
Disimpan di dalam show case merek 
 
 
 
 
 
2 minggu                            4 minggu 
 
 
 
Uji Kualitas dan Kesukaan 
 
 
Gambar 2.  Diagram pembuatan keju lunak (Modifikasi Taufik, 2011).
R.L. Rati, E. Sulistyowati, dan E. Soetrisno 
32 |  
 
 
 
Rancangan Percobaan dan Perlakuan 
Pada    penelitian    ini    digunakan 
rancangan percobaan Rancangan Acak 
Lengkap (RAL). Perlakuan empat   level 
pasta buah stroberi dengan 4 ulangan. 
Perlakuan  yang diberikan adalah sebagai 
berikut. Level pasta buah stroberi (P), 
sebagai berikut : 
P1 : keju dengan 0% pasta buah stroberi 
P2 : keju dengan 1% pasta buah stroberi 
P3 : keju dengan 3% pasta buah stroberi 
P4 : keju dengan 5% pasta buah stroberi 
 
Variabel-variabel yang Diamati 
Uji   kualitas   keju   yang   diamati 
meliputi  bahan  kering  (BK),    dan  total 
plate count (TPC).       Bahan kering 
merupakan salah satu hasil dari pembagian 
fraksi   yang   berasal   dari   bahan   pakan 
setelah dikurangi kadar air.       Pada 
prinsipnya dalam analisa bahan kering ini 
adalah  dengan  pemanasan  menggunakan 
oven hingga suhu 105  0C selama 4 jam 
dengan sampel 1-2 gram diharapkan kadar 
air dalam bahan pakan akan menguap 
sehingga yang tersisa bahan kering dan 
cawan.   Secara rinci prosedur dari analisa 
bahan kering sebagai berikut :   Bahan 
Kering : 100 % - KA % 
Menurut hasil penelitian Sartika et 
al. (2005), menyatakan bahwa untuk 
melakukan pemeriksaan bakteriologis 
meliputi  penghitungan  TPC  dan 
identifikasi bakterinya. Metode 
pemeriksaan bakteriologi dilakukan secara 
Total Plate Count (TPC) ini yaitu untuk 
menghitung    jumlah  kuman  per  ml  air. 
TPC ditentukan dengan menanam dari tiap 
contoh air yaitu 1 ml contoh air dan 1 ml 
contoh air dengan penipisan 1 : 101  , 10 2 
dan 1 : 103 masing- masing pada lempeng 
nutrient secara pour plate. Penentuan Total 
Plate  Count  (angka  lempeng  total) 
menurut SNI 01-2332.3-2006. 
Uji   organoleptik   ini   dilakukan 
untuk melihat tingkat kesukaan konsumen 
terhadap  produk  olahan  yang dihasilkan. 
Uji ini meliputi warna, bau/aroma, rasa, 
keempukan   dan    kehalusan/tekstur. 
Berikut tabel uji organoleptik yang akan 
digunakan. 
Data      yang      diperoleh      pada 
penelitian     ini     diolah     menggunakan 
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 
4 perlakuan dan 4 ulangan. Apabila 
perlakuan menunjukkan pengaruh yang 
nyata, maka dilanjutkan uji Duncan’s 
Multiple Range Test (DMRT) (Steel dan 
Torrie, 1994). 
 
Tabel 1. Parameter uji organoleptik       
                                                           
 
Warna *Aroma/bau  *Rasa  **Tekstur  **Kesukaan 
1 = putih 1 = berbau susu  1 = asin  1 = sangat  1 = sangat 
2 = putih 2 = agak berbau  2 = agak asin  kasar  tidak suka 
kemerahan susu  asem  2 = kasar  2 = tidak suka 
3 = pink 3 = bau khas susu  3 = asin asem  3 = agak kasar  3 = agak tidak 
muda dan stroberi (biasa)  4 = netral  4 = netral  suka 
4 = pink tua 4 = agak berbau  5 = rasa agak  5 = agak  4 = netral 
5= Merah stroberi  manis  lembut  5 = agak suka 
 5 = berbau stroberi  6 = rasa manis  6 = lembut  6 = suka 
     7 = sangat  7 = sangat 
     lembut  suka 

 
berdasar  penelitian yang telah 
dilakukan dengan beberapa variabel yang 
telah dilakukan pengujian yaitu uji kualitas 
dan uji organoleptik, pada penelitian ini 
data   dan   pembahasan   hasil   pengujian 
dapat diketahui dibawah ini. 
Bahan Kering 
Hasil    uji    anova    menunjukkan 
perlakuan  berpengaruh  tidak  nyata 
(P>0.05) terhadap kadar bahan kering. 
Tabel     2     menunjukkan  rataan  bahan 
kering setiap perlakuan P0 (48,40), P1 
(45,81), P2 (47,67) dan P3 (44,68) %. 
 
Tabel  2.  Rataan  bahan  kering  keju  dengan  penambahan  pasta  buah  stroberi  pada         
penyimpanan 2 minggu   
 
 
 
Perlakuan 
 
 
   
Ulangan (%) 
     
Rata-rata ± SD 
 1 2 3 4 
P0 54,99 47,39 45,21 45,99 48,40± 4,49 
P1 41,27 49,12 47,03 45,81 45,81 ± 3,32 
P2 44,89 46,91 46,13 52,73 47,67 ± 3,48 
P3 42,75 43,23 48,53 44,20 44,68 ± 2,64 
Keterangan: P0 (0% pasta buah stroberi), P1: (1% pasta buah stroberi), P2 : (3% pasta buah stroberi), P3 : (5% 
pasta buah stroberi). Rataan antarperlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). 
 
 
 
Uji Total Plate Count (TPC) 
Hasil  uji  total  plate  count  yang 
dilakukan  untuk  mengetahui  layak 
tidaknya keju digunakan dengan 
menggunakan mikroba untuk proses 
pengenceran yaitu 103 dan 104. 
Mikroorganisme yang paling banyak 
digunakan dalam starter, khususnya starter 
keju adalah kelompok bakteri asam laktat 
(BAL) yang menghasilkan asam,  terutama 
asam laktat dengan memfermentasikan 
laktosa. Galur-galur bakteri asam laktat 
yang biasa digunakan sebagai kultur untuk 
starter keju adalah species-species yang 
termasuk  genus  Streptococcus  (Daulay, 
1991).   Hasil uji total plate count dapat 
dilihat pada tabel berikut. 
 
Tabel  3. Total  plate  count  (TPC)  keju  dengan  penambahan  pasta  buah  stroberi  pada 
              penyimpanan 2 minggu  
  

Keterangan: Rataan persentase total plate count pada keju dengan penambahan pasta buah stroberi dengan P0 
(0% pasta buah stroberi), P1(1% pasta buah stroberi), P2 (3% pasta buah stroberi), P3 (5% pasta 
buah stroberi). 

 
 
 
berdasar  Tabel 3  menunjukkan 
hasil Total Plate Count yang ada  pada 
keju dengan penambahan pasta buah 
stroberi pada penyimpanan 2 minggu. 
Rataan nilai TPC pada setiap perlakuan P0 
(4,6x105 CFU/ml), P1 (2,4x105 CFU/ml), 
P2  (2,4x105  CFU/ml)  dan  P3  (2,3x105 
CFU/ml). Penambahan pasta buah stroberi 
pada keju diduga menghambat tumbuhnya 
mikroba pada bahan makananini  
karena stroberi memiliki rasa asam. 
 
Uji Organoleptik 
Uji Organoleptik yang terdiri atas 
warna, aroma, rasa, tekstur, dan kesukaan 
keju dengan penambahan pasta buah 
stroberi disajikan pada Tabel 4.
 
Tabel  4.    Rataan  uji  organoleptik  keju dengan  penambahan  pasta  buah  stroberi  pada 
penyimpanan 2 minggu 
 

Keterangan:. P0 : (0% pasta buah stroberi), P1: (1% pasta buah stroberi), P2 : (3% pasta buah stroberi), P3 : 
(5% pasta buah stroberi). 
 
Hasil uji anova menunjukkan pada 
perlakuan P0, P1, dan P2 berpengaruh 
sangat sangat nyata (P<0.001) terhadap 
warna keju  dan  tidak  berpengaruh nyata 
terhadap P3. berdasar  Tabel 4 
menunjukkan skor nilai warna keju tertinggi  
pada  perlakuan  P3  (5%  pasta buah 
stoberi) dengan nilai 2,38,   hal ini berarti 
warna keju dengan penyimpanan 2 minggu   
adalah  putih   kemerahan.   Skor nilai 
warna keju terendah pada perlakuan P0 (0% 
pasta buah stroberi) dengan nilai 1,08,   hal 
ini berarti warna adalah putih. Tabel diatas 
menujukkan rataan P0 (1,08), P1 (1,42), P2 
(1,88) dan P3 (2,38). Perbedaan level 
pemberian pasta buah stroberi pada keju 
dapat mempengaruhi warna dari keju itu 
sendiri, karena semakin level pemberian 
pasta buah stroberi maka akan  semakin  
tinggi  juga  rataan  waran kejuini . 
Berkaitan dengan pendapat 
penentuan mutu suatu bahan pangan pada 
umumnya tergantung pada warna, karena 
warna tampil terlebih dahulu.  
Hasil uji anova menunjukkan pada P3 
ada  perbedaan sangat sangat nyata 
(P<0.001) antara P0, P1, dan P2 terhadap 
aroma/bau keju.  Perlakuan  P1  tidak 
ada  perbedaan yang nyata terhadap 
perlakuan   P2   akan tetapi berbeda nyata 
terhadap perlakun P1 dan berbeda sangat 
nyata terhadap P3. Rataan nilai P0 (1.53), P1 
(1.79), P2 (1.83) dan P3 (2.05). berdasar  
Tabel 5 menunjukkan skor nilai aroma/bau 
keju tertinggi pada perlakuan P3 (5% pasta 
buah stoberi) dengan nilai 2,05 hal ini berarti 
aroma/bau keju adalah agak berbau susu.   
Skor nilai aroma/baukeju  terendah  pada  
perlakuan P0 (0% pasta buah stroberi) 
dengan nilai 1,53, hal ini berarti aroma/bau   
adalah berbau susu.    bahwa aroma 
(bau) merupakan faktor penting dalam 
menunjukkan tingkat penerimaan konsumen  
dan  menentukan  kelezatan bahan pangan 
ini . 
Rasa termasuk komponen yang paling 
penting dalam pengawasan mutu makanan. 
Umumnya bahan pangan tidak hanya 
terdiri dari salah satu rasa, tetapi gabungan 
berbagai rasa secara terpadu sehingga  
menimbulkan  citarasa  utuh. Hasil uji 
anova didapatkan bahwa perlakuan 
berpengaruh nyata terhadap rasa keju.   
Penambahan   pasta   buah   stroberi nyata 
meningkatkan rasa keju. Hasil uji lanjut 

 
menunjukkan bahwa perlakuan P1, P2 dan 
P3 berbeda tidak nyata terhadap rasa keju 
dengan kisaran nilai 2,09 sampai dengan 
2.36 yang berarti rasa keju asin asem.   
berdasar  Irawati et al. (2015) 
menyatakan   bahwa   rasa   suatu   bahan 
pangan  yang berasal dari sifat bahan itu 
sendiri atau karena ada zat lain yang 
ditambah dalam proses pengolahan dan 
pemasakan, sehingga menyebabkan rasa asli 
berkurang (tidak enak) atau mungkin 
menjadi lebih enak. 
Tekstur merupakan aspek penting dalam 
penilaian mutu produk pangan. Tekstur juga 
termasuk salah satu faktor yang  
mempengaruhi  penerimaan konsumen 
terhadap produk pangan.  Hasil uji anova 
menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh 
tidak nyata terhadap tekstur keju. Skor 
rataan tekstur keju berkisar antara 3,70 
berarti berkisar agak kasar menuju netral. 
Sesuai dengan pendapat Winarno (2002), 
tekstur dan konsistensi suatu bahan pangan 
akan mempengaruhi cita rasa yang 
ditimbulkan oleh bahanini . 
Hasil  uji  anova  menunjukkan bahwa 
perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) 
terhadap kesukaan konsumen dengan 
kisaran nilai 4,32 sampai dengan 4,54 
yang berarti netral menuju agak suka. Nilai 
rataan kesukaan keju tidak jauh berbeda 
antar perlakuan terhadap penilaian 
konsumen. 
 
 
 
Dari  penelitian  yang  telah dilakukan 
pada keju lunak dengan penambahan pasta 
buah stroberi (Fragaria virginiana)  dengan  
lama  penyimpanan  2 minggu  diperoleh  
hasil  uji  kualitas terhadap rataan bahan 
kering berpengaruh tidak nyata dan pada 
total plate count tertinggi pada level 
perlakuan 0% pasta buah stroberi. Uji 
organoleptik   warna, aroma/bau dan rasa 
terhadap keju   dan tekstur dan kesukaan 
berpengaruh tidak nyata terhadap keju.