Pemanenan dilakukan
tergantung dari penggunaan
jahe itu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu
penyedap masakan, maka
tanaman jahe sudah bisa
ditanam pada umur kurang lebih
4 bulan dengan cara
mematahkan sebagian rimpang
dan sisanya dibiarkan sampai
tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan
maka jahe dipanen setelah
cukup tua. Umur tanaman jahe
yang sudah bisa dipanen antara
10-12 bulan, dengan ciri-ciri
warna daun berubah dari hijau
menjadi kuning dan batang
semua mengering. Misal
tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan
dan akan berlangsung selama
15 hari atau lebih.
Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah
dibongkar dengan hati-hati
menggunakan alat garpu atau
cangkul, diusahakan jangan
sampai rimpang jahe terluka.
Selanjutnya tanah dan kotoran
lainnya yang menempel pada
rimpang dibersihkan dan bila
perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun
pisang kira-kira selama 1
minggu. Tempat penyimpanan
harus terbuka, tidak lembab dan
penumpukannya jangan terlalu
tinggi melainkan agak disebar.
Periode Panen
Waktu panen sebaiknya
dilakukan sebelum musim hujan,
yaitu diantara bulan Juni –
Agustus.
Saat panen biasanya ditandai
dengan mengeringnya bagian
atas tanah. Namun demikian
apabila tidak sempat dipanen
pada musim kemarau tahun
pertama ini sebaiknya dilakukan
pada musim kemarau tahun
berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan
menyebabkan rusaknya rimpang
dan menurunkan kualitas
rimpang sehubungan dengan
rendahnya bahan aktif karena
lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen
Produksi rimpang segar untuk
klon jahe gajah berkisar antara
15-25 ton/hektar, sedangkan
untuk klon jahe emprit atau jahe
sunti berkisar antara 10-15
ton/hektar.
Pascapanen
Penyortiran Basah dan
Pencucian
Sortasi pada bahan segar
dilakukan untuk memisahkan
rimpang dari kotoran berupa
tanah, sisa tanaman, dan gulma.
Setelah selesai, timbang jumlah
bahan hasil penyortiran dan
tempatkan dalam wadah plastik
untuk pencucian.
Pencucian dilakukan dengan air
bersih, jika perlu disemprot
dengan air bertekanan tinggi.
Amati air bilasannya dan jika
masih terlihat kotor lakukan
pembilasan sekali atau dua kali
lagi.
Hindari pencucian yang terlalu
lama agar kualitas dan senyawa
aktif yang terkandung didalam
tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus
dihindari karena dikhawatirkan
telah tercemar kotoran dan
banyak mengandung
bakteri/penyakit.
Setelah pencucian selesai,
tiriskan dalam tray/wadah yang
belubang-lubang agar sisa air
cucian yang tertinggal dapat
dipisahkan, setelah itu
tempatkan dalam wadah
plastik/ember.
Perajangan
Jika perlu proses perajangan,
lakukan dengan pisau stainless
steel dan alasi bahan yang akan
dirajang dengan talenan.
Perajangan rimpang dilakukan
melintang dengan ketebalan
kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah
perajangan, timbang hasilnya
dan taruh dalam wadah
plastik/ember. Perajangan dapat
dilakukan secara manual atau
dengan mesin pemotong.
Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan
sinar matahari atau alat
pemanas/oven. pengeringan
rimpang dilakukan selama 3 - 5
hari, atau setelah kadar airnya
dibawah 8%. pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan
diatas tikar atau rangka
pengering, pastikan rimpang
tidak saling
menumpuk.
Selama pengeringan harus
dibolak-balik kira-kira setiap 4
jam sekali agar pengeringan
merata. Lindungi rimpang
tersebut dari air, udara yang
lembab dan dari bahan-bahan
disekitarnya yang bisa
mengkontaminasi. Pengeringan
di dalam oven dilakukan pada
suhu 50o
C - 60o
C.
Rimpang yang
akan dikeringkan ditaruh di atas
tray oven dan pastikan bahwa
rimpang tidak saling menumpuk.
Setelah pengeringan, timbang
jumlah rimpang yang dihasilkan
Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi
kering pada bahan yang telah
dikeringkan dengan cara
memisahkan bahan-bahan dari
benda-benda asing seperti
kerikil, tanah atau kotorankotoran lain. Timbang jumlah
rimpang hasil penyortiran ini
(untuk menghitung
rendemennya).
Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang
kering dikumpulkan dalam
wadah kantong plastik atau
karung yang bersih dan kedap
udara (belum pernah dipakai
sebelumnya).
Berikan label yang jelas pada
wadah tersebut, yang
menjelaskan nama bahan,
bagian dari tanaman bahan itu,
nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat
bersih dan metode
penyimpanannya.
Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga
agar tidak lembab dan suhu
tidak melebihi 30o
C dan gudang
harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan
yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup (hindari
dari sinar matahari langsung),
serta bersih dan terbebas dari
hama gudan
Bawang Merah
a.
Bawang merah (Allium cepa)
merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Tanaman ini digunakan sebagai
rempah dan obat. Kandungan
minyak atsirinya diduga dapat
menyebuhkan beberapa
gangguan kesehatan.
Gambar 100. Bawang marah
yang sudah
dikeringkan siap
untuk dijual.
b.Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh
pada tanah sawah atau tegalan,
tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Alluvial, Glei Humus atau
Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian
0-400 mdpl, kelembaban 50-70
%, suhu 25-320
C.
Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di
lahan dengan dosis 0,5-1 ton/
1000 m2
, diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar
120 -180 cm. Diantara bedengan
pertanaman dibuat saluran air
(canal) dengan lebar 40-50 cm
dan kedalaman 50 cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6
diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha
disebarkan di atas bedengan
dan diaduk rata dengan tanah
lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan
penyakit layu taburkan GLIO 100
gr (1 bungkus GLIO) dicampur
25-50 kg pupuk kandang
matang, diamkan 1 minggu lalu
taburkan merata di atas
bedengan. '
Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-
15 kg ZA + 15-25 kg SP-36
secara merata diatas bedengan
dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk
Majemuk NPK (15-15-15) dosis
± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata
dengan tanah di bedengan.
c.Pedoman Teknis
Pemilihan Lahan dan
Pengolahan Tanah
1. Lahan Kering :
Tanah dibajak dan dicangkul
sedalam 20 cm kemudian
diratakan. Dibuat bedengan
dengan lebar 1 - 2 m tinggi
bedengan 25 cm dan jarak antar
bedengan 20-30 cm.
2. Lahan Sawah :
- Tanah dicangkul dan
dibalik dua kali dengan
jarak waktu antara 5-7
hari
- Sisa-sisa tanaman
sebelumnya (tanaman
padi) dimusnahkan
- Dibuat bedengan
dengan lebar 1,5-1,75 m,
dibuat saluran air
sedalam 50-60 cm
dengan lebar parit 40-50
cm.
- Untuk pH tanah < 5,5
diberikan Kaptan/Dolomit
2 minggu sebelum tanam
sebanyak 1,5 ton/ha
dengan cara disebar dan
diaduk rata diatas
bedengan.
Pemilihan bibit
Bibit bawang merah dipilih yang
sehat : warna mengkilat,
kompak/tidak keropos, kulit tidak
luka dan telah disimpan 2-3
bulan setelah panen).
Kultivar atau varietas yang
dianjurkan adalah :
- Dataran rendah :
Kuning, Bima Brebes,
Bangkok, Kuning
Gombong, Klon No. 33,
Klon No. 86.
- Dataran mediun atau
tinggi :
Sumenep, Menteng, Klon
No. 88, Klon No. 33,
Bangkok2.
Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan untuk
pertanaman bawang merah
dilakukan sebagai berikut :
- Pada Lahan bekas
sawah dibuat bedengan
dengan lebar 1.50-1.75m.
Diantara bedengan
dibuat parit dengan lebar
0.5 m dan kedalaman 0.5
m. Tanah di atas
bedengan dicangkul
sedalam 20cm sampai
gembur.
- Pada Lahan kering
Tanah dicangkul atau
dibajak sedalam 20 cm
sampai gembur. Dibuat
bedengan dengan lebar
1.20m dan tinggi 25 cm.
- Jarak tanam bawang
merah pada musim
kemarau 15x15 cm atau
15x20 cm, sedang pada
musim hujan 15x20 cm
atau 20x20 cm. Jika pH
tanah kurang dari 5.6,
dilakukan pengapuran
dengan menggunakan
Kaptan atau Dolomit
minimal 2 minggu
sebelum tanam dengan
dosis 1-1.5 ton/ha.
Penanaman
Kemudian umbi bibit ditanam
dengan cara membenamkan
seluruh bagian umbi.
Penyiraman dilakukan sesuai
dengan umur tanaman :
- umur 0-10 hari, 2 x/hari
(pagi dan sore hari)
- umur 11-35 hari, 1 x/hari
(pagi hari)
- umur 36-50 hari, 1 x/hari
(pagi atau sore hari)
Jarak tanam : 20 cm x 15 cm
Umbi bibit yang siap tanam
dipotong ujungnya 1/3 bagian
umbi. Kemudian ditanam dengan
cara membenamkan 2/3 bagian
umbi kedalam tanah. Sebelum
dan sesudah tanam dilakukan
penyiraman.
Pemupukan
Pupuk dasar diberikan 1 minggu
sebelum tanam yaitu 15-20
ton.ha pupuk kandang atau 5-10
ton/ha kompos matang ditambah
200 kg/ha TSP.
Pupuk disebar dan diaduk rata
sedalam lapisan olah.
Jika umur simpan bibit yang
akan ditanam kurang dari 2
bulan, dilakukan 'pemogesan'
(pemotongan ujung umbi) kurang
lebih 0.5 cm untuk memecahkan
masa dormansi dan
mempercepat pertumbuhan
tunas tanaman.
Pemupukan susulan dilakukan
pada umur 10-15 hari dan umur
30-35 hari setelah tanam. Jenis
dan dosis pupuk yang diberikan
adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA
150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha.
Pupuk diaduk rata dan diberikan
di sepanjang garitan tanaman.
Penyiangan minimal dilakukan
dua kali/musim, yaitu menjelang
dilakukannya pemupukan
susulan.
Penyiraman
x Umur 0-10 hst : 2 kali
sehari pagi dan sore
x Umur 11-35 hst : 1 kali
sehari pada pagi hari
x Umur 36-50 hst : 1 kali
sehari pada sore hari
x Umur 50 hst : 1 kali
sehari pagi atau sore hari
Pendangiran dan penyiangan
Dilakukan 2 kali pada umur 10-
15 hst dan 25-35 hst, bersamaan
dengan pemberian pupuk
susulan
Pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan)
Hama
a.Hama ulat bawang
(Spodoptera spp).
Serangan hama ini ditandai
dengan bercak putih transparan
pada daun.
Pengendaliannya adalah :
- Telur dan ulat
dikumpulkan lalu
dimusnahkan
- Pasang perangkap
ngengat (feromonoid
seks) ulat bawang 40
buah/ha
- Jika intensitas kerusakan
daun lebih besar atau
sama dengan 5 % per
rumpun atau telah
ditemukan 1 paket
telur/10 tanaman,
dilakukan penyemprotan
dengan insektisida
efektif, misalnya
Hostathion 40 EC,
Cascade 50 EC, Atabron
50 EC atau Florbac.
b. Hama trip (Thrips sp.)
Gejala serangan hama thrip
ditandai dengan adanya bercak
putih beralur pada daun.
Penanganannya dengan
penyemprotan insektisida efektif,
misalnya Mesurol 50 WP atau
Pegasus 500 EC.
Penyakit
Penyakit layu Fusarium
Ditandai dengan daun
menguning, daun terpelintir dan
pangkal batang membusuk. Jika
ditemukan gejala demikian,
tanaman dicabut dan
dimusnahkan.
Penyakit otomatis atau
antraknose
Gejalanya : bercak putih pada
daun, selanjutnya terbentuk
lekukan pada bercak tersebut
yang menyebabkan daun patah
atau terkulai. Untuk
mengatasinya, semprot dengan
fungisida Daconil 70 WP atau
Antracol 70 WP.
Penyakit trotol
Ditandai dengan bercak putih
pada daun dengan titik pusat
berwarna ungu. Gunakan
fungisida efektif, antara lain
Antracol 70 WP, Daconil 70 WP,
untuk membasminya.
Panen dan pascapanen
Panen
Kriteria panen adalah jika > 60-
90 % daun telah rebah, pada
daerah dataran rendah
pemanenan pada umur 55-70
hari, sedangkan pada dataran
tinggi umur panen sekitar 70 -
90 hari.
Waktu panen : udara cerah,
tanah tidak basah
Untuk konsumsi : ditandai
dengan kerebahan dan atau
perubahan warna daun menjadi
kekuningan mencapai 60-70%
dataran rendah umur 50-60 hari
setelah tanam, dataran medium
umur 70-75 hst
Untuk bibit : ditandai dengan
kerebahan daun lebih dari
90%,dataran rendah umur 65-70
hst, dataran medium 80-90 hst
Hasil rata-rata : 10-12 t/ha
Pemanenan dilakukan dengan
pencabutan batang dan daundaunnya. Selanjutnya 5-10
rumpun diikat menjadi satu
ikatan (Jawa:dipocong).
Pasca Panen
Penjemuran dengan alas
anyaman bambu (Jawa : gedeg).
Penjemuran pertama selama 5-7
hari dengan bagian daun
menghadap ke atas, tujuannya
mengeringkan daun.
Penjemuran kedua selama 2-3
hari dengan umbi menghadap ke
atas, tujuannya untuk
mengeringkan bagian umbi dan
sekaligus dilakukan pembersihan
umbi dari sisa kotoran atau kulit
terkelupas dan tanah yang
terbawa dari lapangan.
Kadar air 89 85 % baru disimpan
di gudang. Penyimpanan, ikatan
bawang merah digantungkan
pada rak-rak bambu. Aerasi
diatur dengan baik, suhu gudang
26-290
C kelembaban 70-80%,
sanitasi gudang.
Untuk bawang konsumsi, waktu
panen ditandai dengan 60-70%
daun telah rebah, sedangkan
untuk bibit kerebahan daun lebih
dari 90%.
Panen dilakukan waktu udara
cerah. Pada waktu panen,
bawang merah diikat dalam
ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat),
kemudian dijemur selama 5-7
hari).
Setelah kering 'askip'
(penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan
bawang merah diikat menjadi
satu, kemudian bawang dijemur
dengan posisi penjemuran
bagian umbi di atas selama 3-4
hari.
Pada penjemuran tahap kedua
dilakukan pembersihan umbi
bawang dari tanah dan kotoran.
Bila sudah cukup kering (kadar
air kurang lebih 85 %), umbi
bawang merah siap dipasarkan
atau disimpan di gudang
Kriteria kualitas
Kriteria kualitas yang
dikehendaki oleh konsumen
rumah tangga adalah :
- Umbi berukuran besar
- Bentuk umbi bulat
- Warna kulit merah
keunguan
- Umbi kering askip
Sedangkan konsumen luar
(untuk ekspor) yang dikehendaki
adalah :
- Umbi berukuran besar
- Bentuk umbi bulat
- Wana kulit merah muda
- Umbi kering lokal
BUDIDAYA TANAMAN
BUAH-BUAHAN
a.
Susunan morfologi buah-buahan
tropika sangat beraneka ragam.
Didalamnya termasuk 16 suku
untuk buah-buahan. Meskipn
pada hakekatnya hanya ada dua
tipe dasar buah-buahan
berdaging, yaitu buah buni dan
buah batu, namun dalam
susunan anatominya menjadi
lebih sulit, bila yang dihadapi
adalah buah majemuk.
b. Klasifikasi Buah-buahan
Perkembangan buah-buahan
berasal dari segregasi daun
daun buah yang terpisah-pisah
menjadi satu unit.
Tanaman buah-buahan dapat
diklasifikasikan atas beberapa
cara.
Berdasarkan botaninya tanaman
buah-buahan diklasifikasikan
atas dua kelompok yaitu
kelompok herba dan kelompok
tanaman berkayu.
Klasifikasi lainnya tanaman buah
adalah pembagian berdasarkan
tekstur buahnya yang terdiri dari
buah sukulen dan tidak sukulen.
Ada juga yang membagi
tanaman buah-buahan atas dua
kelompok yaitu buah berair dan
buah kering.
Meskipun adanya susunan
anatomi buah-buahan beraneka
ragam, generalisasi mengenai
sifat-sifat fisik, tekstur dan
anatominya masih mungkin
dilakukan. Beberapa dari sifatsifat itu sangat khas untuk
daerah tropis seperti Indonesia,
seperti pada Tabel 12 berikut
Teknik Budidaya
Rambutan
a. Nama Lain Rambutan
- English: rambutan
- Thai: ngoh, phruan
- Malaysian Aborigine:
nert, gente
- Indonesia dan Malaysia:
rambutan
- Cambodia: saaw maaw
- Vietnam: chom chom, vai
tieu
- Chinese (Cantonese):
hooun mo daon;
(putonghua): shau tsz
-
Nama Ilmiah
Species: Nephelium lappaceum
L. var. lappaceum
Famili: Sapindaceae (Soapberry)
b. Mengenal Rambutan
Rambutan (Nephelii lappacei)
banyak ditanam sebagai pohon
buah, terkadang ditemukan
sebagai tumbuhan liar,terutama
di luar Jawa.
Tumbuhan tropis ini memerlukan
iklim lembab dengan curah hujan
tahunan paling sedikit 2000 mm.
rambutan merupakan tanaman
dataran rendah hingga
ketinggian 300-600 mdpl.
Biasanya tumbuhan ini tingginya
antara 15-25 m, bercabangcabang, dan daunnya berwarna
hijau.
Buah bentuknya bulat lonjong,
panjang 3-5 cm dengan duri
temple (rambut) lemas sampai
kaku.
Kulit buah berwarna hijau, dan
menjadi kuning atau merah
kalau sudah masak. Dinding
buah tebal.
Biji berbentuk elips, terbungkus
daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan
dan banyak mengandung air.
Rasanya bervariasi dari masam
sampai manis. Kulit biji tipis
berkayu.
Umumnya rambutan berbunga
pada akhir musim kemarau dan
membentuk buah pada musim
hujan, sekitar November sampai
Februari.
Rambutan juga mempunyai
banyak jenis di antaranya
Ropiah, Si Macan, Si Nyonya,
Lebak Bulus dan Binjei.
Perbanyakan melalui biji,
tempelan tunas, dan
mencangkok.
c. Jenis-jenis Rambutan
Dari survey yang telah dilakukan
terdapat 22 jenis rambutan baik
yang berasal dari galur murni
maupun hasil okulasi atau
penggabungan dari dua jenis
dengan galur yang berbeda.
Ciri-ciri yang membedakan
setiap jenis rambutan dilihat dari
sifat buah (dari daging buah,
kandungan air, bentuk, warna
kulit, panjang rambut).
Gambar 103 Aneka jenis buah
rambutan berdasarkan
besar kecilnya biji
Dari sejumlah jenis rambutan
diatas hanya beberapa varietas
rambutan yang digemari orang
dan dibudidayakan dengan
memilih nilai ekonomis relatif
tinggi diantaranya:
- Rambutan Rapiah buah
tidak terlalu lebat tetapi
mutu buahnya tinggi, kulit
berwarna hijau-kuningmerah tidak merata
dengan beramut agak
jarang, daging buah
manis dan agak kering,
kenyal, ngelotok dan
daging buahnya tebal,
dengan daya tahan dapat
mencapai 6 hari setelah
dipetik.
- Rambutan Aceh Lebak
bulus pohonnya tinggi
dan lebat buahnya
dengan hasil rata-rata
160-170 ikat per pohon,
kulit buah berwarna
merah kuning, halus,
rasanya segar manisasam banyak air dan
ngelotok daya simpan 4
hari setelah dipetik, buah
ini tahan dalam
pengangkutan.
- Rambutan Cimacan,
kurang lebat buahnya
dengan rata-rata hasil 90-
170 ikat perpohon, kulit
berwarna merah
kekuningan sampai
merah tua, rambut kasar
dan agak jarang, rasa
manis, sedikit berair
tetapi kurang tahan
dalam pengangkutan.
- Rambutan Binjai yang
merupakan salah satu
rambutan yang terbaik di
Indonesia dengan buah
cukup besar, dengan kulit
berwarna merah darah
sampai merah tua rambut
buah agak kasar dan
jarang, rasanya manis
dengan asam sedikit,
hasil buah tidak selebat
aceh lebak bulus tetapi
daging buahnya ngelotok.
Rambutan Sinyonya,
jenis rambutan ini lebat
buahnya dan banyak
disukai terutama orang
Tionghoa, dengan batang
yang kuat cocok untuk
diokulasi, warnakulit buah
merah tua sampai merah
anggur, dengan rambut
halus dan rapat, rasa
buah manis asam,
banyak berair, lembek
dan tidak ngelotok.
d. Kandungan dan Manfaat
Buah ini mengandung
karbohidrat, protein, lemak,
fosfor, besi, kalsium dan vitamin
C.
Kulit buah mengandung tanin
dan saponin. Biji mengandung
lemak dan polifenol.
Daun mengandung tannin dan
saponin.
Kulit batang mengandung
tannin, saponin, flavonida, pectic
substance, dan zat besi.
Bagian tumbuhan ini juga dapat
digunakan sebagai obat. Yang
dapat digunakan sebagai obat
adalah kulit buah digunakan
untuk mengatasi disentri dan
demam, kulit kayu digunakan
untuk mengatasi sariawan, daun
digunakan untuk mengatasi
diare dan menghitamkan rambut,
akar digunakan untuk mengatasi
demam, dan biji digunakan untuk
mengatasi kencing manis
(diabetes mellitus).
Rambutan ini ditanam untuk
diambil buahnya yang dapat
dikonsumsi dalam bentuk segar
atau dibuat sirop.
Daging buahnya mengandung
saponin yang dapat digunakan
sebagai obat demam, tunas
muda digunakan untuk
menghasilkan suatu warna hijau
pada sutera
e. Asal usul rambutan
Tanaman ini diduga berasal dari
daerah tropis mungkin Malaysia
atau Indonesia, yang kemudian
menyebar sampai ke China
(Yunnan dan Hainan).
Asal kata rambutan
Istilah rambutan diperoleh dari
bahasa Melayu kata " rambut",
yang artinya mengurai. Buahnya
beranekabentuk ada yang bulat,
oval dengan warna yang
menarik seperti, merah, oranye,
merah muda, atau kuning.
f. Status Produksi
Pada tahun 1987/88 luar areal
pertanaman rambutan mencapai
71,150 hektar di Thailand
(dengan produksi 448,500 ton);
43,000 hektar lebih di Indonesia
(dengan produksi 199,200 ton);
20,000 hektar di Malaysia (
dengan produksi 57,000 ton) dan
500 hektar di Filipina.
Umumnya rambutan masa
panennya pada bulan Februari
sampai September,dengan
panen rayanya (periode puncak)
antara bulan Mei dan Agustus.
Thailand telah mengekspor
rambutan segar dan rambutan
kalengan ke Asia dan NegaraNegara Eropah. Pada tahun
1983 nilai ekspor buah ini sekitar
US$179,000 dibandingkan
dengan US$2,430,000 untuk
rambutan kalengan.
g. Komposisi buah rambutan
Kandungan 100 g daging
rambutan terdiri atas 82.1% air,
0.9% protein, 0.3% lemak,
0.3%serat kasar, 2.8 g glukosa,
3.0 g fructose, 9.9 g sucrose,
2.8 g serat, 0.05% asam malat,
0.31% vitamin C, 0.5 mg niacin,
15 mg zat kapur, 0.1 per 2.5 mg
besi, 70 mg vitamin C, 0.01 mg
thiamine, 0.07 mg riboflavin, 140
mg kalium, 2 mg natrium dan 10
mg magnesium.
h. Syarat Tumbuh
Ekologi
Rambutan adalah suatu pohon
buah-buahan tropis yang
tumbuh baik pada kisaran suhu
antara 22C ke 35C, dengan
curah hujan 2000 sampai 3000
mm.
Tanaman ini tidak teradaptasi
dengan suhu rendah, pada suhu
4C tanaman ini menggugurkan
daun . Jenis tanah yang disukai
adalah tanah liat dengan pH 5
sampai 6.5.
Iklim
Dalam budidaya rambutan angin
berperan dalam penyerbukan
bunga.
Intensitas curah hujan yang
dikehendaki oleh pohon
rambutan berkisar antara 1.500-
2.500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun
Sinar matahari harus dapat
mengenai seluruh areal
penanaman sejak dia
terbitsampai tenggelam,
intensitas pancaran sinar
matahari erat kaitannya dengan
suhu lingkungan. Tanaman
rambutan akan dapat tumbuh
berkembang serta berbuah
dengan optimal pada suhu
sekitar 250
C yang diukur pada
siang hari.
Kekurangan sinar matahari
dapat menyebabkan penurunan
hasil atau kurang sempurna
(kempes).
Kelembaban udara yang
dikehendaki cenderung rendah
karena kebanyakan tumbuh di
dataran rendah dan sedang.
Apabila udara mempunyai
kelembaban yang rendah, berarti
udara kering karena miskin uap
air. Kondisi demikian cocok
untuk pertumbuhan tanaman
rambutan.
Media Tanam
Rambutan dapat tumbuh baik
pada lahan yang subur dan
gembur serta sedikit
mengandung pasir, juga dapat
tumbuh baik pada tanah yang
banyak mengandung bahan
organik ataui pada tanah yang
keadaan liat dan sedikit pasir.
Pada dasarnya tingkat/derajat
keasaman tanah (pH) tidak
terlalu jauh berbeda dengan
tanaman perkebunan lainnya di
Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan
kalau kurang dari 5,5 perlu
dilakukan pengapuran terlebih
dahulu.
Kandungan air dalam tanah
idealnya yang diperlukan untuk
penanaman pohon rambutan
antara 100-150 cm dari
permukaan tanah.
Pada dasarnya tanaman
rambutan tidak tergantung pada
letak dan kondisi tanah, karena
keadaan tanah dapat dibentuk
sesuai dengan tata cara
penanaman yang benar
(dibuatkan bedengan) sesuai
dengan petunjuk yang ada.
Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh subur
pada dataran rendah dengan
ketinggian antara 30-500 m dpl.
Pada ketinggian dibawah 30 m
dpl rambutan dapat tumbuh
namun tidak begitu baik
hasilnya.
Teknik perbanyakan ini
dilakukan dengan menyemai
terlebih dahulu benihnya yang
merupakan sumber batang
bawah, kemudian setelah 2
bulan ditempelkan mata tunas.
i. Pedoman Teknis Budidaya
1. Pembibitan
Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya
dipilih dari benih-benih yang
disukai oleh masyarakat
konsumen antara lain:
Rambutan Rapiah, Rambutan
Aceh, Lebak bulus, Rambutan
Cimacan, Rambutan, Rambutan
Sinyonya.
Penyiapan Benih
Persiapan benih biji yang
dipergunakan sebagai pohon
pangkal setelah buah dikupas
dan diambil bijinya dengan jalan
fermentasi biasa (ditahan
selama 1-2hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam
(sehari semalam) dan biji siap
disemaikan.
Disamping itu dapat pula
direndam dengan larutan asam
dengan perbandingan 1:2 dari
air dan larutan asam yang terdiri
dari asam chlorida (HCl)25%
atau Asam Sulfat (H2S04) BJ =
1.84, caranya direndam selama
15 menit kemudian dicuci
dengan air tawar yang bersih
sebanyak 3 kali berulang dengan
air yang mengalir selama 10
menit dan dianginkan selama 24
jam.
Untuk menghidari jamur biji
dapat dibalur dengan larutan
Dithane 45, Attracol 70 WP atau
fungisida lainnya.
Teknik Penyemaian Benih
Tempat penyemaian benih
dipilih lahan yang gembur dan
mudah mendapat pengairan
serta mudah dikeringkan
disamping itu mudah diawasi.
Sebelum dilakukan penyemaian
terlebih dahulu dilakukan
persiapan tempat persemaian
seperti:
- Mencangkul tanah
sedalam 20-30 cm sambil
dibersihkan dari rumputrumput, batu-batu dan
sisa pepohonan dan
benda keras lainnya.
- Kemudian tanah
dihaluskan sehingga
menjadi gembur dan
buatkan bedeng-bedeng
yang berukuran 1-1,5 m
lebar dan tinggi sekitar 30
cm, panjang disesuaikan
dengan luas
pekarangan/persawahan.
Letak bedengan
membujur dari Utara ke
Selatan, supaya
mendapatkan banyak
sinar matahari.
- Bagian atas bedeng
diberi atap pelindung
- Untuk menambah
kesuburan dapat diberi
pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang
yang sudah matang.
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Setelah bibit berkecambah dan
telah berumur 1-1,5 bulan
kecambah dipindah ke bedeng
pembibitan.
Pada saat ini penyiraman cukup
1 kali tiap pagi hari dengan
menggunakan "gembor" supaya
merata dan tidak merusak
bedengan dan diusahakan air
dapat menembus sedalam 3-4
cm dari permukaan.
Kemudian dilakukan
pendangiran bedengan supaya
tetap gembur dan dilakukan
setiap 2-3 minggu sekali, rumput
yang tumbuh disekitarnya
supaya disiangi, hindarkan dari
serangan hama dan penyakit.
Jika umur bibit telah berumur
kurang lebih 1 tahun setelah itu
dapat dilakukan pengokulasian
dengan sistem Fokkert yang
sudah disempurnakan.
Caranya adalah:
- Daun-daun pada pohon
induk dirontokkan.
- Kemudian siapkan
tempat untuk
penempelan mata kulit,
dengan menyayat kulit
batang pohon induk
- Tempelkan mata pada
pohon induk, ikat dengan
tali rafia, biarkan sampai
mata kulit itu tumbuh
tunas
- Setelah tunas asli
tumbuh dan sehat maka
pohon induk yang telah
ditempel dipangkas,
kemudian rawat dengan
penyiraman 2 kali sehari
dan mendangir serta
membersihkan rumputrumput yang ada disiangi,
kemudian dapat juga
diberi pupuk urea 10
gram untuk tiap 1 m²
untuk 25 tanaman
rambutan.
2. Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang
telah berkecambah atau di
cangkok maupun diokulasi dapat
dengan cara sebagai berikut:
- mencungkil/membuka
plastik yang melekat
pada media penanaman
dengan cara hati-hati
jangan sampai akar
menjadi rusak.
- agar pertumbuhan akar
lebih banyak maka dalam
penanaman kembali akar
tunggangnya dipotong
sedikit
- Untuk menjaga
penguapan maka daun
dipotong separuh serta
keping yang menempel
dibiarkan sebab berfungsi
sebagai cadangan
makanan sebelum dapat
menerima makanan dari
tanah yang baru.
- Kemudian bibit ditanam
pada bedeng pembibitan
dengan jarak 30-40 cm
dan ditutupi dengan atap
yang dipasang miring
lebih tinggi di Timur
dengan harapan dapat
lebih banyak kena sinar
mata hari pagi.
3. Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Pilihlah tanah yang subur,
hindari tanah yang terlampau
liat dan tidak memiliki sirkulasi
yang baik, hendaknya
topografinya rata. Akan tetapi
pada daerah perbukitan (miring)
jika tanahnya subur dapat
digunakan dengan cara
membuat sengkedan (teras)
pada bagian yang curam.
Kemudian untuk
menggemburkan tanah perlu
dibajak atau cukup dicangkul
dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata.
- Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan
untuk kebun rambutan
dibebaskan dari tanaman
pengganggu seperti semaksemak dan rerumputan dibuang
dan benda-benda keras
disingkirkan kemudian tanah
dibajak/dicangkul.
Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tidak perlu
terlalu dalam tetapi kalau dari
hasil okulasi perlu pengolahan
yang cukup dalam.
Kemudian dibuatkan saluran air
selebar 1 meter dan kedalamnya
disesuaikan dengan kedalaman
air tanah. Hal ini berguna untuk
mengatasi sistem pembuangan
air yang kurang lancar.
Tanah yang kurus dan kurang
humus atau tanah cukup liat
diberikan pupuk organik.
-Pengapuran
Pada dataran yang berasal dari
tambak dan juga dataran yang
baru terbentuk tidak bisa
ditanami, selain tanah masih
bersifat asam juga belum terlalu
subur, setelah lobang-lobang itu
digali dengan ukuran
penanaman di pekarangan dan
dasarnya ditaburkan kapur
sebanyak 0,5 liter untuk setiap
lobang guna menetralkan pH
tanah hingga mencapai 6-6,7
sebagai syarat tumbuhnya
tanaman rambutan, setelah 1
minggu dari penaburan kapur
diberi pupuk kandang supaya
tanah menjadi subur.
Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 minggu
dari pemberian kapur pada
lubang-lubang yang ditentukan
kemudian diberikan pupuk
kandang sebanyak 25 kg
(kurang lebih 1 blek) dan setelah
1 minggu lahan baru siap untuk
ditanami bibit rambutan yang
telah jadi.
4.Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanaman
Penyiapan pohon pangkal
sebaiknya melalui proses
perkecambahan kemudian
ditanam dengan jarak 10 x 10
cm setelah berkecambah dan
berumur 1-1,5 bulan atau telah
tumbuh daun sebanyak 3 helai
maka bibit/zaeling dapat
dipindahkan pada bedeng ke
dua dengan jarak 1-14 meter.
Untuk menghindari sengatan
sinar matahari secara langsung
dibuat atap yang berbentuk
miring lebih tinggi ke Timur
dengan maksud supaya
mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
Persiapan lahan
Rambutan biasa ditanam di
pekarangan atau secara kebun.
Jarak tanam 10 - 14 m. Ukuran
lobang 60 x 60 x 60 cm. Waktu
membuat lobang tanah galian
bagian atas diangkat ke sebelah
kanan lobang, tanah galian
bagian bawah ke sebelah kiri
lobang.
Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada
bedeng-bedeng yang telah siap
untuk tempat penanaman bibit
rambutan yang sudah jadi
dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1
x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah
dipersiapkan 3-4 pekan
sebelumnya dan pada waktu
penggalian tanah yang diatas
dan yang dibawah dipisahkan
yang nantinya dipergunakan
untuk penutup kembali lubang
yang telah diberi tanaman,
sedangkan jarak antar lubang
sekitar 12-14 m.
Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 2
pekan lubang ditutup dengan
susunan tanah seperti sedia kala
dan tanah yang bagian atas
dikembalikan setelah dicampur
dengan 3 blek (1 blek kurang
lebih 20 liter) pupuk kandang
yang sudah matang, dan kirakira 4 pekan dan tanah yang
berada di lubang bekas galian
tersebut sudah mulai menurun
baru rambutan ditanam dan tidak
perlu terlalu dalam secukupnya,
maksudnya batas antara akar
dan batang rambutan
diusahakan setinggi permukaan
tanah yang ada disekelilingnya.
Perawatan
Pada awal penanaman di kebun
perlu diberi perlindungan yang
rangkanya dibuat dari
bambu/bahan lain dengan
dipasang posisi agak tinggi
disebelah Timur, agar tanaman
mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore
hari, dan untuk atapnya dapat
dibuat dari daun nipah,
kelapa/tebu.
Sebaiknya penanaman
dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air
dapat dipenuhi secara alamiah.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah
gembur dan mudah tanaman lain
akan tumbuh kembali terutama
Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan dan
harus disiangi sampai radius 1-2
m sekeliling tanaman rambutan.
Apabila bibit tidak tumbuh
dengan baik segera dilakukan
penggantian dengan bibit
cadangan.
Perempalan Agar supaya
tanaman rambutan
mendapatkan tajuk yang rimbun,
setelah tanaman berumur 2
tahun segera dilakukan
perempelan/ pemangkasan pada
ujung cabang-cabangnya.
Disamping untuk memperoleh
tajuk yang seimbang juga
berguna memberi bentuk
tanaman, memperbanyak dan
mengatur produksi agar
tanaman tetap terpelihara.
Pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen
buah berakhir dengan harapan
muncul tajuk-tajuk baru sebagai
tempat munculnya bunga baru
pada musim berikutnya dan hasil
berikutnya dapat meningkat.
Pemupukan
- Untuk menjaga agar
kesuburan lahan tanaman
rambutan tetap stabil perlu
diberikan pupuk secara
berkala dengan aturan: a)
Pada tahun ke 2 setelah
penanaman bibit diberikan
pada setiap pohon dengan
campuran 30 kg pupuk
kandang, 50 kg TSP, 100
gram Urea dan 20 germ ZK
dengan cara ditaburkan
disekeliling pohon/dengan
jalan menggali disekeliling
pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm,
kemudian masukkan
campuran tersebut dan
tutup kembali dengan
tanah galian sebelumnya.
- Tahun berikutnya perlu
dosis pemupukan perlu
ditambah dengan
komposisi 50 kg pupuk
kandang, 60 kg TSP, 150
gr Urea dan 250 gr ZK
dengan cara pemupukan
yang sama, apabila
menggunakan pupuk NPK
maka perbandingannya
15:15:15 dengan ukuran
diantara 75-125 kg untuk
setiap ha, dan bila ditabur
dalam musim hujan dan
dengan komposisi 250-350
kg apabila dilakukan saat
awal musim penghujan.
Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama
setelah bibit yang berasal dari
cangkokan/okulasi ditanam,
penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi dan sore.
Dan minggu-minggu berikutnya
penyiraman dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari.
Apabila tanaman rambutan telah
tumbuh dan benar-benar kuat
frekuensi penyiraman bisa
dikurangi lagi yang dapat
dilakukan saat-saat diperlukan
saja.
Dan bila hujan turun terlalu lebat
diusahakan agar sekeliling
tanaman tidak tegenang air
dengan cara membuat lubang
saluran untuk mengalirkan air.
Pembentukan bentuk pohon:
Setelah tanaman berumur 2
tahun ujung-ujung tanaman
dipotong.
Pemotongan dimaksudkan untuk
menguatkan cabang yang akan
dijadikan batang pokok.
Selanjutnya tunas tunas yang
tumbuh tidak beraturan, tumbuh
ke dalam, harus dibuang.
Pemangkasan juga dilakukan
sesudah pemanenan buah.
Pengendalian Hama
penyakit dan Gulma
Guna mencegah kemungkinan
tumbuhnya penyakit/hama
karena kondisi cuaca/hewanhewan perusak maka perlu
dilakukan penyemprotan
pestisida umumnya dilakukan
antara 15-20 hari sebelum
panen dan juga apabila
kelembaban udara terlalu tinggi
akan tumbuh cendawan, apabila
musim penghujan mulai tiba
perlu disemprot fungisida
beberapa kali selama musim
hujan pestisida dan insektisida
Hama pada Daun
Hama tanaman rambutan
berupa serangga seperti semut,
kutu, kepik, kalong dan bajing
serta hama lainya seperti,
keberadaan serangga ini
dipengaruhi faktor lingkungan
baik lingkungan biotik maupun
abiotik. Misal: ulat penggerek
buah (Dichocricic punetiferalis)
warna kecoklat-coklatan dengan
ciri-ciri buah menjadi
kering dan berwarna hitam.
Ulat penggerek batang
(Indrabela sp) membuat kulit
kayu dan mampu membuat
lobang sepanjang 30 cm.
Ulat pemakan daun (Ploneta
diducta/ulat keket) memakan
daun-daun terutama pada
musim kemarau.
Ulat Jengkal (Berta
chrysolineate) pemakan daun
muda sehingga penggiran daun
menjadi kering, keriting
berwarna cokelat kuning.
Penyakit
Penyakit tanaman rambutan
disebabkan organisme semacam
ganggang (Cjhephaleusos sp)
yang diserang umumnya daun
tua dan muncul pada musim
hujan dengan ciri-ciri adanya
bercak-bercak kecil dibagian
atas daun disertai seratserat
halus berwarna jingga yang
merupakan kumpulan sporanya.
Ganggang Chaphaleuros
Ganggang ini hidup bersimbiose
dengan lumut kerak (lichen) dan
dapat dijumpai pada daun dan
batang rambutan, yang nampak
seperti panu sehingga ranting
yang diserang dapat mati.
Penyakit akar putih yang
disebabkan oleh cendawan
(jamur) Rigidoporus Lignosus
dengan tanda rizom berwarna
putih yang menempel pada akar
dan apabila akar yang kena
dikupas akan nampak warna
kecoklatan.
7.3. Gulma
Segala macam tumbuhan
pengganggu tanaman rambutan
yang berbentuk rerumputan
yang berada disekitar tanaman
rambutan akan mengganggu
pertumbuhan dan
perkembangan bibit rambutan
oleh sebab itu perlu dilakukan
penyiangan secara rutin.
Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya
bunga rambutan diperlukan
larutan KNO3 (Kalsium Nitrat)
yang akan mempercepat 10 hari
lebih awal dari pada tidak diberi
KNO3 dan juga mempunyai
keunggulan memperbanyak
"dompolan" bunga (tandan)
rambutan pada setiap stadium
(tahap perkembangan) serta
mempercepat pertumbuhan
buah rambutan.
7. Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah rambutan yang telah
matang dapat diamati dengan
melihat ciri-ciri warna buah yang
disesuikan dengan jenis
rambutan yang ada juga dengan
mencium baunya serta yang
terakhir dengan merasakan
rambutan yang sudah masak
dibandingkan dengan rambutan
yang belum masak.
Dapat dipastikan bahwa
pemanenan dilakukan sekitar
bulan Nopember sampai
Februari, juga dapat dipengaruhi
musim kemarau atau musim
penghujan.
Prakiraan Produksi
Apabila penanganan dan
pemeliharaan semenjak
pembibitan hingga panen
dilakukan secara baik dan benar
serta memenuhi aturan yang ada
maka dapat diperkirakan
mendapatkan hasil yang
maksimal.
Setiap pohonnya dapat
mencapai hasil minimal 0,10
kuintal, dan maksimal dapat
mencapai 1,75 kuintal setiap
pohonnya
Cara Panen
Cara pemanenan yang terbaik
adalah dipetik beserta
tungkalnya yang sudah matang
(hanya yang sudah masak)
sekaligus melakukan
pemangkasan pohon agar tidak
menjadi rusak.
Pemangkasan dilakukan
sekaligus panen agar dapat
bertunas kembali cepat berbuah
apabila pemetikan tidak
terjangkau dapat dilakukan
dengan menggunakan galah
untuk mengkait tangkai buah
rambutan secara benar.
8. Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan
yang benar buah rambutan
harus diikat secara baik,
biasanya dikumpulkan tidak jauh
dari lokasi pohon sehingga
selesai pemanenan
secara keseluruhan.
Penyortiran dan Penggolongan
Tujuan penyortiran buah
rambutan yang bagus agar
harga jualnya tinggi, biasanya
dipilih berdasarkan ukuran dan
mutunya, buah yang kecil tetapi
baik mutunya dapat dicampur
dengan buah yang besar dengan
sama mutunya, yang biasanya
dijual dalam bentuk ikatan dan
perlu diingat bahwa dalam 1
ikatan diusahakan sama besar
dan sama baik mutunya.
Dan dilakukan sesuai dengan
jenis rambutan, jangan dicampur
adukkan dengan jenis yang lain.
Penyimpanan
Penyimpanan yang terbaik untuk
mengawetkan buah rambutan
biasanya dilakukan
dengan jalan dibuat
asinan/manisan dan dimasukkan
dalam kaleng/botol atau dapat
juga dengan menggunakan
kantong plastik.
Hal ini dapat menjaga kesterilan
dan ketahanan serta lama
penyimpanannya.
Pengemasan dan Pengangkutan
Hasil jual dapat tinggi tidak
tergantung dari rasanya saja,
tetapi pada kenampakan dan
cara pengikatannya, apabila
akan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat dan kemudian
di angkut dengan
kendaraan/dimasukkan dalam
karung.
Untuk pengiriman dengan jarak
yang agak jauh (antar pulau)
yang membutuhkan waktu
hingga 2-3 hari lamanya
perjalanan rambutan.
Caranya di pak dengan
menggunakan peti sebelum
dipilih dan di pak sebaiknya
dicuci terlebih dahulu dengan air
sabun dan dibilas kemudian
dikeringkan, setelah dipisah dari
tangkainya, apabila ada yang
terkena jamur sebaiknya
direndam dulu dengan larutan
soda 1,5% selama 3-5 menit
kemudian disikat dengan sikat
yang lunak.
Setelah itu disusun berderet
berbentuk sudut terhadap sisi
peti, yang sebelumnya dialasi
dengan lumut/ sabut kelapa,
setelah itu dilapisi dengan kertas
minyak.
Setelah penuh lapisan atas
dilapisi lagi dengan kertas
minyak dan dengan sabut kelapa
yang terakhir ditutup dengan
papan, sebaiknya kedua sisi
panjang dibentuk agak
gembung, biasanya penempatan
peti bagian yang pendek
ditempatkan dibawah didalam
perjalanan
TEKNIK BUDIDAYA
JERUK
a.
Jeruk merupakan komoditas
buah-buahan yang mempunyai
nilai ekonomi penting dan nilai
kesehatan yang berarti karena
mengandung nilai gizi yang
tinggi ( Vitamin C dan A ) .
Buah jeruk dapat dikonsumsi
langsung sebagai buah segar
atau juice dan dapat pula diolah
menjadi sirup
Jeruk merupakan komoditas
buah-buahan yang mempunyai
nilai ekonomi penting dan nilai
kesehatan yang berarti karena
mengandung nilai gizi yang
tinggi ( Vitamin C dan A ) .
Buah jeruk dapat dikonsumsi
langsung sebagai buah segar
atau juice dan dapat pula diolah
menjadi sirup.
Gambar 106 Kebun jeruk
Berastagi
Produktivitas jeruk rata-rata di
Indonesia masih rendah, sekitar
16 t/ha/thn, sementara potensi
hasil bisa lebih dari 25 t/tha/thn.
Lagi pula ada indikasi bahwa
setelah berumur 7 tahun
produktivitas jeruk cenderung
menurun. Kemunduran
produktivitas diduga karena
kekurangan air, gangguan,
perakaran karena kondisi tanah,
hama, dan penyakit, dan lain-lain
b. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jeruk manis, juga jeruk
lainnya, dapat ditanam di daerah
anaara 400
LS.
Namun, tanaman jeruk paling
banyak ditanam pada daerah 200
–400
LU dan 200
–400
LS. Disekitar
laut tengah, daerah 44 derajat
LU, masih merupakan daerah
yang cocok untuk tanaman jeruk.
Pada daerah subtropis, tanaman
jeruk ditanam di dataran rendah
sampai ketinggian 650 m dpl.
Sedangkan di daerah
khatulistiwa sampai ketinggian
2.000 m dpl.
Didaerah subtropis, produksi
jeruk lebih tinggi dari daerah
tropis. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh iklim yang
berbeda atau karena faktorfaktor lain yang dilakukan lebih
insentif, seperti pemupukan,
pengairan, pengendalian hama
penyakit dan lain-lain.
Produksi jeruk di daerah
subtropis bisa mencapai 36-40
ton per hektar, sedangkan di
daerah tropis hanya mencapai
13 – 22 ton per hektar.
Temperatur
Aktivitas pertumbuhan jeruk
akan sangat kurang bila
temperatur kurang dari 13
derajat celcius tetapi masih bisa
bertahan pada temperatur lebih
dari 380
C.
Temperatur optimal untuk
pertumbuhan jeruk 250
C dan
300
C.
Diatas dan dibawah temperatur
optimal, pertumbuhannya akan
berkurang. Apabila temperatur
diatas 380
C atau dibawah 130
C
kemungkinan pertumbuhannya
akan terhenti. Namun, ada juga
tanaman jeruk yang masih bisa
bertahan sampai temperatur
500
C atau sedikit dibawah 00
C.
Jumlah panas tidak merupakan
ukuran yang penting, kecuali
ditempat yang tinggi. Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan masaknya buah di
daerah tropis lebih pendek bila
dibandingkan dengan di daerah
subtropis.
Kultivar yang berumur genjah
yang di daerah subtropis
buahnya masak dalam waktu 8
bulan, di daerah tropis menjadi 6
bulan, sedangkan kultivar
berumur panjang di daerah
subtropis buahnya masak dalam
waktu 11 bulan, di daerah tropis
menjadi 7 bulan.
Sinar Matahari
Tanaman jeruk memerlukan
sinar matahari yang penuh, bila
terlindung akan berkurang
produktivitasnya. Penurunan
produksi akibat kekurangan sinar
matahari ini bisa mencapai
setengahnya dibandingkan
dengan jeruk yang tidak
ternaungi.
Sinar matahari sangat
dibutuhkan tanaman jeruk dalam
proses pembentukan zat-zat
organik dalam daun yang
biasanya kita sebut fotosintesa
atau asimilasi karbon. Tanaman
memerlukan tenaga matahari
untuk pertumbuhan normal,
perkembangan buah dan
lainnya.
Intensitas sinar matahari
ditentukan oleh sinar langsung
dan sinar pantulan dari
sekitarnya.
Derajat intensitas sinar matahari
tergantung pada:
- Letak geografis
- Ketinggian dari
permukaan laut
- Ada atau tidak adanya
awan,
- Lamanya penyinaran.
Sinar yang tersebar mempunyai
peranan penting dalam
fotosintesa karena bekerjanya
bisa lebih lama daripada sinar
langsung. Sinar yang tersebar
dapat masuk ke dalam tajuk
tanaman dari segala penjuru
sehingga tersedia bagi semua
daun untuk fotosintesa.
Bagian luar tajuk tanaman
mendapat sinar 5 – 14 kali lebih
banyak dibandingkan dengan
bagian dalam tajuk. Oleh karena
itu, cabang dalam seringkali ada
yang mati atau mudah terserang
penyakit karena kekurangan
sinar matahari.
Semakin tinggi suatu tempat,
maka makin bertambah pula
intensitas sinar. Oleh karena itu
tanaman jeruk yang ditanam di
daerah pegunungan akan
mempunyai aroma yang baik,
warna lebih cerah, dan lebih
banyak mengandung gula bila
dibandingkan dengan tanaman
yang ditanam pada ketinggian
lebih rendah, untuk varietas
yang sama.
Jeruk yang ditanam terlalu rapat
maka cabangnya tumbuh
cenderung menuju ke atas.
Bila jeruk terlalu rimbun, perlu
dilakukan pemangkasan cabang
tanaman yang tak berguna.
Di daerah tropis, lamanya
penyinaran setiap bulan boleh
dikatakan hampir sama, yaitu 12
jam, atau antara 11 dan 13 jam.
Kemungkinan, dengan adanya
perbedaan lamanya penyinaran,
menyebabkan perbedaan
kualitas kecepatan pertumbuhan
dan lain-lain. Lamanya panjang
hari dari fajar sampai senja,
mungkin banyak pengaruhnya
terhadap pembungaan.
Didaerah subtropis, tanaman
jeruk manis pada umumnya
ditanam didaerah yang lebih
rendah. Sebagai contoh di
daerah California, jeruk ditanam
didaerah dengan ketinggian
kurang dari 700 m, di Spanyol
kurang dari 250 m, sedangkan di
Indonesia banyak ditanam di
daerah yang tinggi, misalnya di
Kabanjahe, Ngablak,
Tawangmangu yang tingginya
lebih dari 1.000 m.
Curah Hujan, Air, dan
Kelembaban
Air merupakan salah satu faktor
yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman jeruk
manis, pembentukan buah,
fotosintesa, dan lain-lain.
Air juga sebagai komponen
semua jaringan tanaman.
Kandungan air pada daun dan
tunas sekitar 50-75%, pada buah
lebih kurang 85% dan pada akar
kira-kira 60-85%.
Air berfungsi untuk melarutkan
unsur hara dan membawanya ke
seluruh tubuh tanaman dan
aktivitas kehidupan sel-sel dalam
semua jaringan tanaman.
Bila tidak ada irigasi (pengairan)
maka sumber air berasal dari
curah hujan. Masa kering
menstimulasi terbentuknya
kuncup bunga, kemudian pada
musim hujan akan berbunga dan
berbuah.
Tanaman jeruk memerlukan
cukup air, kerperluan air yang
terbanyak yaitu pada waktu
mulai berbunga, pembentukan
dan pembesaran buah.
Pada kondisi kering kemudian
turun hujan, mengakibatkan
terjadinya fluktuasi suhu dan
kelembaban udara, hal ini
berakibat pada retaknya buah
jeruk.
Curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan jeruk adalah
sekitar 700 mm setiap tahun.
Walaupun curah hujan 1.250 –
1.850 mm tetapi kalau turunya
tidak merata, maka perlu ada
tambahan pengairan.
Curah hujan yang terlalu tinggi
juga berakibat buruk pada jeruk
karena akan timbul penyakit
(misalnya jamur upas), atau
dapat merusak akar jeruk.
Air yang cukup turut
mempengaruhi warna buah.
Sedangkan di daerah yang
kelembabannya tinggi, akan
menyebabkan buah tetap
berwarna hijau walaupun sudah
masak.
Curah hujan yang ideal untuk
tanaman jeruk berkisar antara
1.000 - 2.000 mm, dan jeruk
menghendaki curah hujan yang
merata sepanjang tahun.
Tanah
Tanaman jeruk manis dapat
ditanam diberbagai jenis tanah,
dari tanah pasir kasar sampai
tanah liat berat dan tidak
menghendaki kondisi becek.
Pada tanah yang tergenang air,
harus dilakukan pengeringan
melalui pembuatan saluran
drainase atau menanamnya
pada tanah yang ditinggikan.
Drainase yang baik sangat
diperlukan untuk memperoleh
hasil yang maksimal.
Tanah yang baik untuk tanaman
jeruk yaitu tanah yang berasal
dari endapan yang subur, cukup
dalam dan tidak mengandung
salinitas yang tinggi.
Walaupun tanaman jeruk bisa
ditanam ditanah berat, tetapi
lebih baik bila ditanam di tanah
ringan sampai sedang, yang
aerasi (peredaran udara) cukup
baik, gembur, cukup dalam, air
bisa merembes, dan cukup
bahan organik.
Tanaman jeruk tidak mempunyai
banyak akar rambut atau boleh
dikatakan tidak mempunyai akar
rambut. Oleh karena itu, tanah
tempat tumbuhnya harus cukup
humus atau bahan organik.
Struktur fisik tanah sangat
penting untuk tanaman ini, tanah
harus bisa mengikat dan
merembeskan air, jangan
sampai tanah tergenang..
Tanaman jeruk manis yang
ditanam pada tanah yang cukup
bahan organik sampai lapisan
dalam lebih dari 50 cm, akan
lebih cepat baik
pertumbuhannya.
Tanaman jeruk sangat sensitif
bila tanah banyak mengandung
garam. Di Indonesia tanaman
jeruk bisa hidup baik pada pH 5-
6. Bila pH terlalu rendah, tanah
dapat ditambah kapur atau
dolomit (dolomit yaitu campuran
karbonat dan magnesium
karbonat).
Pedoman Teknis
Pengolahan Tanah
Bila tempat tanam telah
ditetapkan dan syarat-syarat
yang diperlukan telah terpenuhi
bisa dimulai mengadakan
persiapan sebagai berikut :
1. Tanah dibersihkan dari
tanaman-tanaman
penggangu.
2. Selanjutnya buatlah
batasan-batasan dengan
sebilah bambu (patok)
untuk menentukan
tempat tanam. Dalam
pembagian ini
diperhitungkan juga
pembagian jalan untuk
mengontrol tanaman
(bila luas areal tanah 1
ha dibagi menjadi 4). Bila
pembuangan air tidak
lancar, buatlah selokanselokan pembuangan air.
Ini penting, terutama
untuk tempat-tempat
yang cekung dan
keadaaan tanahnya liat.
3. Bila bibit yang digunakan
berakar panjang,
usahakan agar tanah
digembur-gemburkan
lebih dalam. Tapi bila
bibit yang digunakan
berakar dangkal
(misalnya cangkokan,
atau stek), usahakan
agar tanah digemburkan
secara meluas.
4. Pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi serta
sedang sebaiknya
ditanam bibit okulasi,
sedang pada areal yang
air tanahnya tidak dalam
penggunaan bibit
cangkokan adalah sangat
tepat.
5. Bila tanah tempat areal
tanam tidak banyak
mengandung humus,
kondisi tanah terlalu
kurus dan liar, sebaiknya
ditanami dulu dengan
tanaman pupuk hijau
selama 1 – 2 tahun.
Setelah itu batang dan
daun dibenamkan, agar
tanah menjadi lebih
subur.
6. Setelah tanah selesai
dikerjakan, mulailah
diajir. Pada tempat yang
akan ditanami pohon
ditancapkan sebuah ajir.
Yang terpenting pada
tahapan ini adalah jarak
ajir yang satu dengan
yang lain harus sama dan
lurus. Aturannya ada dua
macam, yaitu bujur
sangkar atau segitiga.
7. Setelah jalan induk, jalan
kontrol, dan tempat air
rampung diatur,
dimulailah pembuatan
lubang-lubang tempat
penanaman. Lubang
dibuat 3 – 4 minggu
sebelum bibit ditanam.
Pembuatan lubang tanam
Saat tanam yang baik untuk
menanam bibit jeruk adalah
pada permulaan musim hujan.
Bisa juga penanaman dilakukan
menjelang akhir musim hujan,
tetapi resikonya kita harus rajin
menyirami bibit muda setiap hari
agar tidak mati kekurangan air
pada musim kemarau.
Waktu terbaik untuk mulai
mengerjakan tanah adalah pada
bulan Juni – Agustus. Besarnya
lubang minimal 60 x 60 x 60 cm.
Lebih besar lebih baik,
umpamanya 80 x 80 x 70 cm
atau 1 x 1 x 0,5 m. Penggalian
lubang jangan terlalu dalam,
pengaruhnya kurang baik ( merugikan), karena akan tanaman
akan mengumpul di lapisan yang
dalam dan lapisan atas kurang.
Selain itu lubang penanaman
yang terlalu dalam sering
menarik air dari tanah
sekelilingnya, hal itu akan
merusak akar tanaman dan
menghambat pertumbuhannya.
Lubang tanaman dibuat dengan
cara menggali lubang. Tanah
bagian atas yang subur (
berwarna kehitam-hitaman)
dipisahkan dari tanah bawah.
Tanah atas dibuang disebelah
kiri, tanah bawah ke sebelah
kanan. Selanjutnya lubang
dibiarkan menganga terjemur
matahari 2 – 4 minggu lamanya.
Tanah bagian bawah
dimasukkan dalam lubang,
letaknya tetap dibawah seperti
semula. Sedangkan tanah
bagian atas, sebelum
dimasukkan dalam lubang
dicampur dulu dengan 2 – 3
kaleng pupuk kandang/kompos
ditambah 1,5 kg pupuk fosfat.
Dalam keadaan serupa ini bibit
jeruk belum boleh ditanam.
Setelah tanah turun kembali,
hingga muka tanah diatas
lubang sedikit lebih tinggi dari
pada tanah disekelilingnya,
barulah bibit pohon ditanam.
Penanaman
Saat tanam yang baik untuk
menanam bibit jeruk adalah
pada permulaan musim hujan.
Sebelum bibit ditanam, tanah
dalam lubang harus betul-betul
basah dari atas sampai
kebawah.
Bila bibit terletak dalam
keranjang persemaian,
keranjangnya harus dilepas
terlebih dahulu, dan selain itu
perakarannya juga harus
diperiksa. Bibit yang akarnya
berbelit-belit dan melingkarlingkar jangan dipakai, sebab
akan menggangu pertumbuhan
tanaman nantinya.
Atau kalau hendak dipakai juga,
letak akar dibenarkan dan
diluruskan terlebih dahulu arah
pertumbuhannya. Bila ada akar
yang panjangnya melebihi batas
lubang akar, sebaiknya dipotong
saja kelebihannya.
Janganlah menanam terlalu
dalam, tapi jangan pula terlalu
dangkal. Lebih-lebih untuk bibit
okulasi. Jangan sampai tanah
melampaui atau menutupi
batang okulasinya.
Untuk menghindari adanya
rongga-rongga antar akar dan
tanah, siramlah tanah dengan air
sebanyak mungkin. adanya
rongga dalam tanah akan
mengakibatkan akar mengering.
Setelah itu tanah dipadatkan
dengan tangan.
Setelah selesai menanam,
sekitar bibit tanaman diberi
jerami kering guna melindungi
tanah agar tidak kering oleh
panas sinar matahari atau
mengeras padat karena terkena
siraman air hujan.
Lebih bagus lagi kalau jauh
sebelumnya telah disiapkan
bahan perlindungan yang terbuat
dari bumbu dengan atap alangalang, daun nipah atau kelapa.
Pemeliharaan
Tanaman belum menghasilkan
Langkah pemeliharaan yang
perlu dilakukan adalah:
- pelebaran terumbuk,
kegiatan ini dilakukan 2-3
kali setahun setelah
penyiangan dan
pemupukan. Kegiatan ini
bertujuan untuk
mencegah serangan
jamur pada akar
tanaman. Untuk jeruk
yang ditanam pada areal
pasang surut, pelebaran
terumbuk akan berfungsi
sebagai penambahan
bahan organik.
- Pembuatan parit drainase
tambahan, kegiatan ini
dilaksanakan pada
tanaman berumur 2
tahun.
- Pengairan, karena
tanaman jeruk banyak
membutuhkan air maka
pada kondisi kering
penyiraman perlu
dilakukan terutama
menjelang tanaman
berbunga sampai
berbuah.
- Pemupukan pada
tanaman jeruk yang
belum berbuah dilakukan
dua kali setahun yakni
pada wal dan akhir
musim hujan masingmasing setengah dosis
yang ditentukan.
Sedangkan pemberian
pupuk kandang diberikan
pada awal musim
penghujan. Untuk
tanaman yang telah
berbuah dilakukan 3 kali
setahun, yakni sebelum
bunga muncul (2/5
bagian) pada saat
pemasakan buah (1/5
bagian), dan sisanya (2/5
bagian) setelah panen.
Tanaman jeruk juga
memerlukan zat pengatur
tumbuh yang diberikan
sebelum tanaman
berbunga hingga pentil
buah mulai terbentuk. Zat
pengatur tumbuh yang
dapat digunakan antara
lain Atonik, Dekamon,
dan Dharmasri.
- Penyiangan gulma dapat
dilakukan sebulan sekali
bersamaan dengan
waktu pemangkasan,
penjarangan, atau
pemetikan buah yang
tidak sehat
Tanaman menghasilkan
Tanaman jeruk mulai berbuah
pada umur 3 tahun. Dalam masa
ini pemeliharaan yang perlu
dilakukan adalah sebagai
berikut:
- pemangkasan tunas air,
cabang balik, cabang dan
ranting yang kering atau
lapuk
- penjarangan buah,
sebaiknya buah disisakan
dipohon hanya sebanyak
40%. Tujuan penjarangan
adalah agar kita
mendapatkan buah yang
besar dan bermutu baik.
Pelaksanaan dilakukan
ketika buah masih pentil
atau sekitar dua bulan
setelah berbunga.
Jumlah yang paling baik
bagi pertumbuhan buah
jeruk adalah 10 buah
setiap dompol.
- Pembersihan pentil atau
buah masak yang jatu di
bawah pohon, karena
dapat menjadi sumber
hama dan penyakit.
Hama dan penyakit
Hama
Hama yang biasa menyerang
tanaman jeruk adalah ulat
penggerek adaun, ulat bisul
buah jeruk, berbagai jenis kutu
yang menyerang daun, ranting,
batang dan buah jeruk, serta
lalat jeruk.
Akibat yang ditimbulkannya:
- rontoknya daun
- keringnya bagian yang
terserang dan kemudian
mati
Untuk mengatasinya:
Insektisida Azodrin, Novacron,
untuk lalat jeruk, Folidot-E 605
untuk berbagai serangan hama
kutu, dan Anthlo 33 EC, Azodrin
60 WSC, Sevin 85 untuk
penyakit ulat bisul buah.
Penyakit
Penyakit yang umum menyerang
jeruk adalam CVPD (citrus vein
phloem degeneration), penyakit
akar, embun tepung, antraks
buah, dan busuk buah.
Gejala yang timbul adalah:
- klorosis, atau daun
menjadi tebal dan kaku
- tanaman kerdil
- Rusaknya floem tulang
daun
Pengendalian penyakit yang
dilakukan adalah dengan
penyemprotan insektisida dan
akarisida seperti Dimecron 50
WC, Bayrusil, Diazinon, Sandoz
6538 atau Tamaron.
Tanaman yang sudah terserang
penyakit harus di eradikasi,
namun bila serangan masih
ringan atau baru menyerang
pengendalian dapat dilakukan
dengan penginfusan tanaman
menggunakan terramycin 21.6
SP dan Dithan M45-80WP.
Panen dan Pasca Panen
Panen
Cara panen dan waktu panen
buah jeruk sangat menentukan
kualitas buah yang dihasilkan.
Buah jeruk termasuk buah
nonklimatrik yaitu buah yang
tidak mengalami proses
pematangan setelah dipanen.
Adapaun tanda-tanda buah jeruk
yang mempunyai derajat
kematangan cukup antara lain:
- kulit buah kekuningkuningan (orange)
- Buah tidak terlampau
keras jika dipegang
- Bagian bawah buah agak
empuk.
Cara pemanenan adalah dengan
tangan atau gunting.
Bila menggunakan tangan buah
dipegang kemudian diputar
sedikit dan ditarik ke bawah
sehingga lepas dari tangkainya.
Untuk buah yang terletak pada
tangkai yang tinggi sebaiknya
menggunakan tangga, dan tidak
melakukan pemanjatan pohon
karena dapat merusak pohon.
Waktu pemetikan yang baik
adalah pada pukul 9 pagi atau
pada sore hari.
Gambar 107 sampai 109
dibawah ini merupakan
gambaran proses perubahan
bentuk dan warna dari buah
jeruk Berastagi dari kecil sampai
jeruk siap untuk dipanen.
Pascapanen
Buah jeruk yang sudah dipetik
dikumpulkan dalam keranjang
yang berkapasitas tidak lebih 10
Kg, agar mudah dibawa pada
waktu pemetikan.
Kemudian buah dapat
dimasukkan ke dalam keranjang
bambu berkapasitas 50-60Kg
yang diberi alas daun pisang
kering.
Sortasi dan Klasifikasi
Buah jeruk yang sudah dipetik
dibersihkan terlebih dahulu
sbelum dilakukan sortasi dan
klasifikasi.
Setelah dicuci buah dikeringkan
dengan menggunakan lap,
kemudian buah yang baik dan
sehat dipisahkan dari buah yang
rusak atau berpenyakit.
Klasifikasi buah jeruk yang
umum dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Kelas A: 6 buah per Kg,
diameter buah rata-rata
7.6cm.
- Kelas AB : 8 buah per kg,
diameter buah rata-rata
6.7cm
- Kelas C: 10 kg buah per
kg, diameter buah ratarata 5.9 cm
- Kelas D: 12-14 buah per
kg, diameter buah ratarata 5.8cm.
Sedangkan buah yang akan
diekspor, kelas dan mutu
klasifikasinya adalah sebagai
berikut:
- kelas A: beratnya lebih
besar atau sama dengan
151g/buah diameternya
7.1cm.
- kelas B: beratnya 101-
150g/buah, diameter 6.1-
7.0cm.
kelas C: beratnya 51-
100g/buah, diameter 5.1 -
6.0cm
- KelasD: beratnya lebih
kecil atau sama dengan
ro g/buah, diameter 4.0 –
5.0cm.
Pengemasan
Sebelum buah jeruk dikemas
terlebih dahulu dilakukan proses
penguningan untuk memperoleh
warna kuning yang seragam.
Proses penguningan dilakukan
dengan menggunakan gas etilen
atau asetilen.
Kemudian buah diberi lapisan
lilin untuk memperpanjang umur
kesegaran buah jeruk.
Dari hasil beberapa penelitian
diketahui bahwa buah jeruk yang
dilapisi lilin dapat
memperpanjang kesegaran buah
sekitar 18 hari, dengan susut
berat maksimum 10%,
sedangkan yang tidak dilapisi
lilin hanya bertahan 5 hari.
Selain itu daya simpan jeruk
dapat diperpanjang jika ditaruh
pada suhu ruang 18-320
C.
Teknik Budidaya mangga
a. Jenis mangga
Mangga Duren
Deskripsi
Nama duren pada mangga ini
disebabkan oleh aroma buahnya
yang mirip durian. Mangga ini
dapat ditemukan di kebun
koleksi mangga Cukurgondang,
Pasuruan, Jawa Timur.
Buahnya berbentuk bulat. Kulit
buahnya tipis dan berwarna hijau
pada waktu masih muda, lalu
berubah menjadi kuning
kemerahan setelah buah
matang.
Gambar 110 Mangga Duren
Kelebihan mangga ini terletak
pada daging buahnya yang
tebal, kenyal, dan rasanya yang
manis segar karena
mengandung cukup banyak air.
Daging buahnya berwarna
kuning jingga dan berserat.
Ukuran buahnya termasuk
sedang, panjang antara 8 - 9 cm
dan berat rata-rata 300 g/buah.
Produksinya tergolong tinggi.
Mangga arumanis
Deskripsi
Mangga ini merupakan salah
satu varietas unggul yang telah
dilepas oleh Menteri Pertanian
yang berasal dari daerah
Probolinggo, Jawa Timur.
Buahnya berbentuk jorong,
berparuh sedikit, dan ujungnya
meruncing.
Pangkal buah berwarna merah
keunguan, sedangkan bagian
lainnya berwarna hijau kebiruan.
Kulitnya tidak begitu tebal,
berbintik-bintik kelenjar berwarna
keputihan, dan ditutupi lapisan
lilin.
Gambar 111 Mangga Arumanis
Daging buahnya tebal, berwarna
kuning, lunak, tak berserat, dan
tidak begitu banyak
mengandung air.
Rasanya manis segar, tetapi
pada bagian ujungnya
kadan:gkadang terasa asam.
Bijinya kecil, lonjong pipih, dan
panjangnya antara 13-14 cm.
Panjang buahnya dapat
mencapai 15 cm dengan berat
rata-rata per buah 450 g.
Produktivitasnya cukup tinggi,
dapat mencapai 54 kg/pohon.
Manfaat Mangga
Sebagai buah meja atau sebagai
minuman.
C. Syarat Tumbuh
Tanaman mangga termasuk
tanaman dataran rendah.
Tanaman ini dapat tumbuh dan
berkembang baik di daerah
dengan ketinggian antara 0-300
m di atas permukaan laut.
Meskipun demikian, tanaman ini
juga masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 1.300 m di
atas permukaan laut.
Daerah dengan curah hujan
antara 750-2.250 mm per tahun
dan temperatur 24-27° C
merupakan tempat tumbuh yang
baik untuk tanaman buah ini.
Jenis tanah yang disukainya
adalah tanah yang gembur,
berdrainase baik, ber-pH antara
5,5-6, dan dengan kedalaman air
tanah antara 50-150 cm.
d. Pedoman Teknis Budidaya
Perbanyakan tanaman
Umumnya, tanaman mangga
diperbanyak dengan okulasi,
walaupun dapat pula dengan
sambung pucuk dan cangkok.
Sebagai batang bawah
digunakan semai mangga madu,
cengkir (indramayu), dan
bapang.
Penggunaan bibit dari biji tidak
dibenarkan, kecuali untuk batang
bawah.
Batang bawah yang tidak serasi
(inkompatibel) berpengaruh
kurang baik terhadap
pertumbuhan dan pembuahan
(produksi buah, bentuk buah,
dan rasa daging buah) batang
atas.
Pembuatan bibit (semaian dan
okulasi) biasanya langsung
dilakukan di kebun. Kemudian,
dipindahkan ke polibag setelah
tinggi tunas sekitar 20 cm.
Budi daya tanaman
- Bibit ditanam dalam
lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 50 cm
dengan jarak tanam 8-12
m.
- Setiap lubang diberi
pupuk kandang yang
telah jadi sebanyak 1-2
blek bekas minyak tanah
atau 20 kg.
- Bibit okulasi ditanam di
lahan setelah mencapai
ketinggian lebih dari 75
cm.
Pemupukan
Pupuk buatan yang diberikan
berupa campuran 200 kg urea,
500 kg TSP (667 kg SP-36), dan
150 kg KCl per hektar atau 200 g
urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl
per tanaman.
Pemupukan dilakukan empat kali
dengan selang tiga bulan.
Dosisnya meningkat sesuai
dengan umur tanaman.
Pemangkasan
Setelah mencapai tinggi 1 m,
bibit dipangkas pada perbatasan
bidang pertumbuhan agar dapat
bercabang banyak.
Cabang ini dipelihara 2-3 tunas
per cabang. Pemangkasan
diulang setelah cabang baru
mencapai panjang 1 m, demikian
seterusnya hingga diperoleh
susunan 1-3-9 cabang.
Pemeliharaan
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Hama
Hama yang merisaukan adalah
penggerek batang
(Cryptorrhynchus sp) dan
kumbang cicade (Idiocerus
niueosparsus).
Serangga hama pengisap
Idiocerus sangat merusak bunga
mangga hingga berguguran.
Jumlah bunga betina rendah
dengan pembuahan oleh tepung
sari yang lemah.
Serangan serangga (wereng)
menyebabkan produksi mangga
rendah. Hama ini dapat diatasi
dengan semprotan insektisida
sistemik Tamaron 0,2%.
Pemberian insektisida melalui
infus lebih dianjurkan untuk
menghindari pengaruh jelek
terhadap kumbang
penyerbuknya.
Penyakit
Penyakit yang sering
menyerang, terutama di daerah
beriklim basah adalah penyakit
blendok (lh'plodia sp.), mati
pucuk (Gloeosporium sp.), dan
penyakit pascapanen
(Botryodiplodia sp) yang
menyebabkan buah mangga
cepat membusuk pada bagian
pangkalnya.
Namun, penyakit ini juga dapat
menyerang batang sambungan
bibit mangga bila kondisi
lingkungan tanaman lembap dan
dingin.
Serangan Diplodia yang sangat
merusak batang dapat diatasi
dengan mengoleskan larutan
Benlate 0,3% atau lisol 20-50%
pada luka yang telah dibersihkan
lebih dulu.
Panen dan Pasca Panen
Buah mangga dipanen setelah
tua benar.
Cirinya adalah sebagai berikut:
- bagian pangkal buah
telah membengkak rata
- warnanya mulai
menguning.
Pemungutan buah yang belum
tua benar menyebabkan rasanya
agak asam dan kelat (mutu
rendah).
Umur buah dipanen kira-kira 4-5
bulan (110-150 hari) sejak bunga
mekar (anthesis).
Pemetikan harus hati-hati, tidak
boleh jatuh, dan getahnya tidak
boleh mengenai buah mangga
tersebut.
Umumnya, tanaman mangga
berbunga pada bulan JuliAgustus. Buah matang dapat
dipanen pada bulan SeptemberDesember.
Buah harus dibersihkan dari
kutu, jelaga, dan getah yang
menempel.
Teknik Budidaya Pepaya
a. Manfaat
Selain untuk konsumsi buah
segar, buah pepaya matang
dapat diolah menjadi saus
pepaya.
Buah yang setengah matang
biasanya dibuat manisan,
sedangkan buah muda disayur.
Daunnya yang masih muda serta
bunganya dibuat urap (lalap
masak) dan buntil.
Tanaman yang masih berdaun
3-5 helai dan buah muda dapat
diambil getahnya untuk papain.
Papain digunakan untuk
penyamak kulit serta
melunakkan daging dan bahan
kosmetik.
b. Jenis-jenis Pepaya
Pepaya Cibinong
Gambar 112 Pepaya Cibinong
Deskripsi
Warna kulit buah bagian ujung
biasanya kuning, sedangkan
bagian lainnya tetap hijau.
Pepaya cibinong memiliki ciri
tersendiri, yaitu buah yang
matang tampak pada warna kulit
buahnya. Bentuk buahnya
panjang dengan ukuran besar.
Bobot setiap buah rata-rata 2,5
kg.
Pangkal buah kecil kemudian
membesar di bagian tengah dan
melancip di bagian ujungnya.
Permukaan kulit buah agak
halus tetapi tidak rata. Daging
buah berwarna merah
kekuningan.
Keistimewaan lainnya pepaya ini
ialah rasanya manis segar,
teksturnya keras, dan tahan
selama pengangkutan
Pepaya Bangkok
Deskripsi
Pepaya bangkok bukan tanaman
asli Indonesia. Jenis pepaya ini
didatangkan dari Thailand
sekitar tahun 70-an.
Pepaya bangkok diunggulkan
karena ukurannya paling besar
dibanding jenis pepaya lainnya.
Beratnya dapat mencapai 3,5 kg
per buahnya.
Gambar 113 Pepaya Bangkok
Selain ukuran, keunggulan
lainnya ialah rasa dan ketahanan
buah.
Daging buahnya berwarna jingga
kemerahan, rasanya manis
segar dan teksturnya keras
sehingga tahan dalam
pengangkutan.
Rongga buahnya kecil sehingga
dagingnya tebal. Permukaan
kulit buah kasar dan tidak rata.
Pepaya Hawai
Deskripsi
Pepaya yang berasal dari
Kepulauan Hawaii ini merupakan
suatu jenis pepaya "solo".
Pepaya "solo" artinya pepaya
yang habis dimakan hanya untuk
satu orang.
Oleh karena itu, dapat dipastikan
keistimewaan pepaya ini ialah
ukurannya yang kecil.
Gambar 114 Pepaya hawai
Bobot buahnya hanya sekitar 0,5
kg. Bentuknya agak bulat atau
bulat panjang.
Kulit buah yang telah matang
berwarna kuning cerah.
Daging buahnya agak tebal,
berwarna kuning, dan rasanya
manis segar.
Pepaya jingga
Deskripsi
Daging buah pepaya ini
berwarna merah jingga
Gambar 115 Pepaya Jingga
Pepaya Mas
Deskripsi
Pepaya ini berwarna kuning
keemasan
Gambar 116 Pepaya Mas
c. Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya dapat tumbuh
di dataran rendah hingga
ketinggian 1.000 m dpl.
Tanaman ini lebih senang
tumbuh di lokasi yang banyak
hujan (cukup tersedia air), curah
hujan 1000-2000 mm per tahun
dan merata sepanjang tahun.
Tanaman ini lebih senang
tumbuh di lokasi yang banyak
hujan (cukup tersedia air), curah
hujan 1000-2000 mm per tahun
dan merata sepanjang tahun.
Di daerah yang beriklim kering,
musim hujannya 2-5 bulan, dan
musim kemaraunya 6-8 bulan,
tanaman pepaya masih mampu
berbuah, asalkan kedalaman air
tanahnya 50-150 cm.
Tanah yang subur dengan
porositas baik, mengandung
kapur, dan ber-pH 6-7 paling
disenangi oleh tanaman pepaya.
Tanaman pepaya lebih
menyukai daerah terbuka (tidak
ternaungi) dan tidak tergenang
air. Tanah yang berdrainase
tidak baik menyebabkan
tanaman mudah terserang
penyakit akar.
d. Pedoman Budidaya
1. Perbanyakan tanaman
Pepaya hanya diperbanyak
dengan bijinya yang berwarna
hitam. Biji yang berwarna putih
dibuang karena bersifat abortus,
yakni tidak mempunyai embrio
dan mati sejak buah pentil. Biji
diambil dari buah pepaya
sempurna yang telah matang
pohon.
Untuk menghasilkan tanaman
sempurna sebanyak banyaknya
maka biji yang akan dibiakkan
diambil dari bagian ujung buah
pepaya yang telah matang
pohon.
Biji-biji dari bagian ujung buah
akan menghasilkan tanaman
sempurna antara 70-80%,
sedangkan bagian pangkal
menghasilkan tanaman
sempurna antara 50-65%.
2. Persemaian
Biji disemaikan dulu atau
ditanam langsung. Budi daya
tanaman
Pepaya ditanam dari biji terpilih.
Biji disemai di polibag kecil dan
ditanam di kebun setelah
berumur tiga bulan.
Seleksi dilakukan saat tanaman
mulai berbunga. Dalam seleksi
ini dipilih tanaman yang hanya
berbunga sempurna. Seleksi ini
dapat dilakukan di kebun atau
saat di pot.
3. Penanaman
Lubang tanam dibuat berukuran
60 cm x 60 cm x 40 cm,
kemudian diisi pupuk kandang
yang telah matang sebanyak 20
kg/lubang. Jarak tanam dibuat 3
m x 3 m atau 13,5 m x 2 m.
Umumnya, tanaman mulai
berbunga setelah berumur tiga
bulan. Bunga sempurna muncul
setelah bunga ke-4.
Cara penanaman lain yang biasa
dilakukan petani adalah
menanam biji pepaya langsung
ke dalam lubang tanam, tiap
lubang ditanam 3-5 biji.
Setelah bibit berumur sekitar tiga
bulan, biasanya bunga jantan
mulai tumbuh.
Setelah itu, dilakukan seleksi,
yaitu membuang tanaman
berbunga jantan. Tiap lubang
disisakan satu bibit yang tumbuh
kekar, sehat, dan berbunga
sempurna. Bunga sempurna
(dalam satu bunga ada putik dan
benang sari fertill) -biasanya
baru muncul setelah bunga ke-4.
Bibit yang tidak terpilih dibuang
atau dipindahkan untuk sulaman
pada lubang lain yang bijinya
tidak tumbuh.
Pemindahan bibit harus hati hati,
disertai tanah yang
membungkus akar bibit.
Kerusakan akar bibit
mengakibatkan tanaman
layu/mati.
4. Pemeliharaan
Pemupukan
Pupuk buatan yang diberikan
berupa NPK sebanyak 25----200
g per tanaman, tergantung
umurnya: Dosis pemupukan
mulai dari 25 g, kemudian
meningkat dengan interval 25 g
per tanaman.
Pupuk diberikan 3-4 bulan
sekali. Tanaman mulai berbunga
terus-menerus (tidak musiman),
tetapi perlu pemberian air
sekurang-kurangnya seminggu
sekali bila kekeringan (musim
kemarau)
Pengendalian gulma
Perawatan selanjutnya,
membersihkan gulma/alangalang.
Pembersihan kebun dengan
cangkul atau traktor harus hatihati, jangan sampai merusak
akar.
Hama dan Penyakit
Hama
Hama yang sering menyerang
tanaman pepaya pada musim
kemarau adalah tungau merah
Tetranychus kansawai dan kutu
daun yang berwarna kuning
Myzus persicae.
Kutu daun inilah yang menjadi
vektor dan penyebar virus
keriting (mosaik) yang ditakuti
petani pepaya karena sukar
diberantas.
Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang
tanaman pada kondisi lembap
dan suhu malam dingin adalah
bercak buah Colletotrichum
gloeosporioides dan penyakit
busuk akar Phytophthora
palmivora.
Selain itu, penyakit lain yang
sering menyerang tanaman
pepaya adalah layu bakteri
Bacterium papayae.
Tanaman yang terserang bakteri
layu akan menunjukkan gejala
layu mendadak, tanpa ditandai
dengan menguningnya daun.
Buah yang masih muda tampak
pucat dan getahnya encer sekaii.
Biasanya, buah yang masih
muda berguguran. Penyakit
busuk akar dan layu dapat
dicegah dengan drainase kebun
yang baik. Hama tungau merah
dan kutu daun dapat diatasi
dengan menyemprotkan
Kelthane 0,2%.
Teknik Budidaya Pisang
a.
Salah satu buah yang digemari
oleh sebagian besar penduduk
dunia adalah pisang (Musa
Paradisiaca L).
Buah ini digemari karena
memiliki rasa yang enak,
kandungan gizinya tinggi, mudah
didapat, dan harganya relatif
murah.
Indonesia mempunyai prospek
yang baik untuk pengembangan
komoditas pisang kaena iklimnya
cocok untuk tanaman pisang,
ketersediaan lahan, dan tenaga
kerja yang melimpah.
b. Jenis-jenis Pisang
Pisang Ambon Lumut
Deskripsi
Pisang yang berasal dari
Temanggung, Jawa Tengah ini
warna kulit buahnya tetap hijau
walaupun sudah matang.
Gambar 117 Pisang ambon
lumut
Produksi buahnya tergolong
tinggi. Setiap pohon dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 140-200.
Panjang buah 20-23 cm dengan
diameter 4-5 cm. Bentuk buah
memanjang dengan pangkal
buah membengkok.
Kulit buahnya tipis. Daging buah
berwarna putih kekuningan
dengan rasa manis dan pulen.
Pisang ini termasuk genjah
karena biarpun umurnya baru
setahun, sudah mampu
menghasilkan buah.
Pisang kapok Kuning
Deskripsi
Pisang yang berasal dari
Temanggung, Jawa Tengah ini
warna kulit buahnya tetap hijau
walaupun sudah matang.
Produksi buahnya tergolong
tinggi. Setiap pohon dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 140-200.
Panjang buah 20-23 cm dengan
diameter 4-5 cm. Bentuk buah
memanjang dengan pangkal
buah membengkok. Kulit
buahnya tipis.
Daging buah berwarna putih
kekuningan dengan rasa manis
dan pulen.
Pisang ini termasuk genjah
karena biarpun umurnya baru
setahun, sudah mampu
menghasilkan buah.
Pisang Ambon Kuning
Deskripsi
Pisang ini berkulit kuning
keputihan. Keunggulannya
terletak pada rasa buah yang
manis dan beraroma harum.
Tanaman ini pertama kali
dikembangkan di daerah
Malang, Jawa Timur.
Panjang buahnya antara 15-20
cm. Satu pohon dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 100-150.
Bentuk buah melengkung
dengan pangkal meruncing.
Daging buah berwarna putih
kekuningan.
Umumnya buah pisang ini tidak
mengandung biji.
Gambar 119 Pisang Ambon
Kuning
Pisang Barangan Merah
Deskripsi
Pisang ini juga berasal dari
Medan. Sifatnya lebih baik
dibanding barangan kuning.
Buahnya diunggulkan karena
memiliki rasa sangat manis,
beraroma harum, dan tidak
berbiji.
Disebut barangan merah karena
daging buahnya berwarna
kuning kemerahan.
Produksi dan ukuran buahnya
tidak berbeda dengan pisang
barangan kuning.
Bentuk buah melengkung
dengan ujung meruncing. Kulit
buah tebal berwarna kuning
kemerahan berbintik cokelat
Pisang Nangka
Deskripsi
Pisang ini kulit buahnya tetap
berwarna hijau walaupun sudah
matang.
Kulit buah ini agak tebal.
Buahnya berukuran besar,
panjangnya dapat mencapai 28
cm. Bentuk buah melengkung.
Gambar 120 Pisang Nangka
Walaupun berukuran agak
besar, pisang yang berasal dari
Malang, Jawa Timur, ini hanya
berbobot 150-180 g per buah.
Daging buah berwarna kuning
kemerahan dengan rasa manis
sedikit asam dan aroma harum.
Pisang Raja Bulu
Deskripsi
Pisang ini merupakan salah satu
jenis pisang raja yang ukurannya
sedang dan gemuk. Bentuk
buahnya melengkung dengan
pangkal buah agak bulat.
Kulitnya tebal berwarna kuning
berbintik cokelat.
Gambar 121 Pisang Raja Bulu
Daging buahnya sangat manis,
berwarna kuning kemerahan,
bertekstur lunak, dan tidak
berbiji. Panjang buah antara 12-
18 cm dengan bobot ratarata
110-120 g. Setiap pohon
biasanya dapat menghasilkan
rata-rata sekitar 90 buah.
c. Manfaat
Buahnya merupakan produk
utama pisang. Pisang
dimanfaatkan baik dalam
keadaan mentah, maupun
dimasak, atau diolah menurut
cara-cara tertentu. Pisang dapat
diproses menjadi tepung, kripik,
'puree', bir (Afrika), cuka, atau
didehidrasi.
Daun pisang digunakan untuk
menggosok lantai, sebagai alas
'kastrol' tempat membuat nasi
'liwet', dan sebagai pembungkus
berbagai makanan.
Serat untuk membuat kain dapat
diperoleh dari batang semunya.
Bagian-bagian vegetatif beserta
buah-buah yang tidak
termanfaatkan digunakan
sebagai pakan ternak; bagianbagian vegetatif itu khusus
dimanfaatkan jika pakan ternak
dan air sulit diperoleh (batang
semu itu banyak mengandung
air).
Tanaman pisang (atau daun dan
buahnya) juga memegang
peranan dalam upacara-upacara
adat, misalnya di Indonesia,
untuk upacara pernikahan,
ketika mendirikan rumah, dan
upacara keagamaan setempat.
Dalam pengobatan, daun pisang
yang masih tergulung digunakan
sebagai obat sakit dada dan
sebagai tapal dingin untuk kulit
yang bengkak atau lecet.
Air yang keluar dari pangkal
batang yang ditusuk digunakan
untuk disuntikkan ke dalam
saluran kencing untuk mengobati
penyakit raja singa, disentri, dan
diare; air ini juga digunakan
untuk menyetop rontoknya
rambut dan merangsang
pertumbuhan rambut. Cairan
yang keluar dari akar bersifat
anti-demam dan memiliki daya
pemulihan kembali.
Dalam bentuk tepung, pisang
digunakan dalam kasus anemia
dan casa letih pada umumnya,
serta untuk yang kekurangan
gizi.
Buah yang belum matang
merupakan sebagian dari diet
bagi orang yang menderita
penyakit batuk darah
(haemoptysis) dan kencing
manis.
Dalam keadaan kering, pisang
bersifat antisariawan usus. Buah
yang matang sempurna
merupakan makanan mewah jika
dimakan pagi-pagi sekali.
Tepung yang dibuat dari pisang
digunakan untuk gangguan
pencernaan yang disertai perut
kembung dan kelebihan asam
d. Syarat Tumbuh
Dengan pertumbuhannya yang
sangat cepat dan terus-menerus,
yang akan mengakibatkan hasil
yang tinggi, pisang memerlukan
tempat tumbuh di iklim tropik
yang hangat dan lembap.
Walaupun begitu, pisang ini
sangat menarik sehingga orang
menanamnya juga persis di
batas daerah ekologinya, yang di
tempat itu kecepatan tumbuh
rata-ratanya hanya dapat
mendukung hasil yang minim
saja.
Suhu merupakan faktor utama
untuk pertumbuhan.
Di sentra-sentra produksi
utamanya suhu udara tidak
pernah turun sampai di bawah
15°C dengan jangka - waktu
yang cukup lama; suhu optimum
untuk pertumbuhannya adalah
sekitar 27°C, dan suhu
maksimumnya 38°C.
Kebanyakan pisang tumbuh baik
di lahan terbuka, tetapi kelebihan
penyinaran akan menyebabkan
terbakar-matahati (sunburn).
Dalam keadaan cuaca berawan
atau di bawah naungan ringan,
daur pertumbuhannya sedikit
panjang dan tandannya lebih
kecil.
Pisang sangat sensitif terhadap
angin kencang, yang akan
merobek-robek daunnya,
menyebabkan distorsi tajuk dan
dapat merobohkan pohonnya.
Diperlukan pasokan air yang
ajek; untuk pertumbuhan
optimalnya curah hujan
hendaknya 200-220 mm, dan
kelembapan tanahnya jangan
kurang dari 60-70% dari
kapasitas lapangan, jadi
sebagian besar lahan
memerlukan pengairan
tambahan.
Tanah yang paling baik untuk
pertumbuhan pisang adalah
tanah liat yang dalam dan
gembur, yang memiliki
pengeringan dan aerasi yang
baik.
Kesuburan yang tinggi akan
sangat menguntungkan dan
kandungan bahan organiknya.
hendaknya 3% atau lebih.
Tanaman pisang toleran
terhadap pH 4,5-7,5.
e.Pedoman Budidaya
Bibit
1. Bibit dari bonggol (bit)
2. Bibit dari anakan :
x Tunas rebung : belum
berdaun, tinggi 20-40 cm
x Anakan muda : tunas
daun telah keluar tetapi
masih menggulung, tinggi
41-100 cm
x Anakan sedang : tinggi
101-150 cm
x Anakan dewasa : daun
mekar lebih dari dua
helai, tinggi 151-175 cm
3. Bibit dari kultur jaringan
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, sebaiknya pisang
ditanam di dataran rendah,
dengan ketinggian kurang dari
1.000 m dpl. Iklim yang cocok
adalah iklim basah dengan curah
hujan merata sepanjang tahun,
maka pisang memberikan hasil
yang baik pada musim hujan dan
kurang baik pada musim
kemarau.
Tanah yang cocok adalah tanah
yang subur, tanah liat yang
mengandung kapur atau tanah
alluvial dengan pH antara 4,5-
7,5.
Selain itu jenis pisang juga
mempengaruhi keberhasilan
penanaman pisang.
Pembibitan
Pisang umumnya diperbanyak
dengan anakan. Anakan yang
berdaun pedang-lah yang lebih
disenangi petani, sebab pohon
pisang yang berasal dari anakan
demikian akan menghasilkan
tandan yang lebih besar pada
panen pertamanya (tanaman
induk).
Bonggol atau potongan bonggol
juga digunakan sebagai bahan
perbanyakan. Bonggol ini
biasanya dibelah dua dan
direndam dalam air panas (52°
C) atau dalam larutan pestisida
untuk membunuh nematoda dan
penggerek sebelum ditanamkan.
Kini telah dikembangkan kultur
jaringan untuk perbanyakan
secara cepat, melalui ujung
pucuk yang bebas-penyakit.
Cara ini telah dilaksanakan
dalam skala komersial, tetapi
adanya mutasi yang tidak
dikehendaki menimbulkan
kekhawatiran.
Rekayasa bioteknologi pisang
dengan kultur jaringan
mempunyai keunggulan sebagai
berikut:
- Bibit pisang bebas dari
infeksi penyakit seperti
virus dan nematoda
sehingga secara ekonomi
lebih menguntungkan
- Persentase hidup
tanaman relatif tinggi
(95%).
- Umur berbuah lebih
cepat 3-4 bulan
dibandingkan dengan
cara lain
- Tanaman lebih seragam
dan sesuai dengan sifat
induknya
- Waktu panen serentak
sehingga memudahkan
pemasaran
-
2. Penyiapan lahan
Lahan untuk tanaman pisang
harus disiapkan dengan baik
agar dapat menjadi media
pertumbuhan yang subur.
Pekerjaan pengolahan lahan
untuk tanaman pisang tersebut
antara lain:
- Pembajakan tanah, untuk
membongkar tanah
dengan kedalaman
kurang lebih 7rcm agar
menjadi media yang baik
untuk perakaran tanaman
- Penggaruan, yakni
penghancuran
bongkahan-bongkahan
tanah dan meratakan
tanah. Penggaruan
dilakukan setelah
pemotongan dan
pembalikan tanah.
Penggalian lubang tanam,
umumnya lubang tanam pisang
berukuran 60cm X 60cm X
60cm
Penanaman
Penanaman pada umumnya
dilakukan pada awal musim
hujan.
Kebutuhan bibit pisang untuk
luas penanaman satu hektar
tergantung pada jarak tanamnya.
Untuk jarak tanam 6mX6m
dibutuhkan 1.700 bibit, jika jarak
tanam 5m x 5m dibutuhkan
2.000 bibit, sedangkan jarak
tanam 4m x 4m dibutuhkan
2.500 bibit.
Bahan perbanyakan biasanya
ditanamkan sedalam 30 cm.
Pisang dapat dijadikan tanaman
utama atau tanaman pencampur
pada sistem tumpang sari.
Pisang biasanya ditanam
sebagai tanaman perawat (nurse
drop) untuk tanaman muda
coklat, kopi, lada, dan
sebagainya. Juga dapat
digunakan sebagai tanaman sela
pada perkebunan karet atau
kelapa sawit yang baru
dibangun, atau ditanam di
bawah pohon-pohon kelapa
yang telah dewasa.
Jika ditanam sebagai tanaman
utama, pisang biasanya
ditumpangsarikan dengan
tanaman semusim.
3. Pemeliharaan
Penyiangan
Penyiangan berulang-uiang
diperlukan sampai pahon-pohon
pisang dapat menaungi dan
menekan gulma.
Gulma diberantas dengan caracara mekanik (dibabat, dibajak, -
dan sebagainya) atau dengan
tangan: Herbisida pratumbuh
cukup efektif, dan jika tanaman
telah mencapai tinggi 1,5 m atau
lebih, dapat digunakan herbisida
kontak.
Pemupukan
Pisang memerlukan sejumlah
besar hara. Di pekarangan
pemakaian pupuk kandang dan
kompos dianjurkan, yang
dikombinasikan dengan 0,25 kg
urea dan kalium nitrat (muriate of
potash) setiap tiga bulan untuk
masing-masing rumpun.
Pengairan
Pengairan diperlukan di areal
yang memiliki musim kemarau
panjang, tetapi juga jika curah
hujannya kurang dari 200-220
mm bulan. Air dapat dialirkan
melalui parit atau disemprotkan;
kini pengairan-tetesan (drip
irrigation) telah banyak diterima.
Selama putaran pemangkasan
ringan, daun-daun yang layu
dipotong agar diperoleh mulsa
dan untuk menghindari sumber
infeksi melalui penyakit-penyakit
daun.
Pengurangan anakan
DI perkebunan skala komersial
beberapa tindakan lain dilakukan
untuk mempertahankan
produktivitas yang tinggi dan
untuk menjamin buah berkualitas
baik untuk pasatan (ekspor).
Tindakan-tindakan itu mencakup
pembuangan anakan,
pembuangan tunggui-tunggul,
pemotongan jantung pisang, dan
pengurangan tandan buah.
Setiap 6-12 minggu tanaman
pisang dibuangi anakannya,
hanya ditinggalkan satu tanaman
induk (yang sedang berbuah),
satu batang anakan (yang
tertua), dan dalam hal tanamansirung (ratoons), satu tanaman
cucu.
Pada kepadatan yang rendah,
setiap rumpun dapat berisi 2
batang induk berikut 2
anakannya.
Jadi, untuk menghindari
berjejalnya batang, dan untuk
mengatur panen yang berurutan
dalam setiap rumpun, satu
anakan disisakan pada satu
pohon induk setiap 6-10 bulan
(atau lebih untuk daerah beriklun
sejuk) untuk menghasilkan
tandan berikutnya. Hanya
anakan yang sehat dan
tertancap dalam yang boleh
disisakan.
Penyangga atau tali dapat
memberikan dukungan
tambahan bagi tanaman yang
berisi tandan buah; topangan ini
akan menghindarkan tanarnan
dari patahnya batang karena
keberatan oleh tandan.
Jantung pisang hendaknya
segera dibuang setelah 2 sisir
terakhir dari tandan itu muncul.
Pada waktu yang bersamaan,
satu atau dua sisir terakhir
mungkin perlu dibuang untuk
meningkatkan panjangnya
masing-masing buah pisang
yang tersisa, dan tandan itu
mungkin perlu dikarungi.
Karung itu dapat berupa kantung
plastik yang telah diberi
insektisida, maksudnya untuk
menghindari kerusakan oleh
serangga, burung, debu, dan
sebagainya, dan untuk
menaikkan suhu tandan,
memajukan pertumbuhan buah,
terutama untuk daerah beriklim
dingin.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Penyakit
1.Sigatoka kuning atau bercak
daun merupakan salah satu
penyakit yang paling berbahaya.
Penyakit ini disebabkan oleh
Mycosphaerella musicola (tahap
konidiumnya disebut Cercospora
musae) yang endemik untuk
Asia Tenggara, dan hanya
dijumpai pada pisang.
Bercak daun ini menyebabkan
kematian dini sejumlah besar
daun pisang, menyebabkan
tandan buah mengecil dengan
sedikit sisiran, dan individu buah
pisang yang kurang penuh
2. Penyakit layu Fusarium atau
penyakit Panama disebabkan ,
oleh Fusarium oxysporum f.
cubense.
Penyakit ini berupa jamur tanah
yang meriyerang akar kultivarkultivar pisang yang rentan, dan
menyumbat sistem pembuluh,
sehingga tanaman akan layu.
Satu-satunya cara
pemberantasan ialah
penghancuran fisik atau kimiawi
(herbisida) pada tanaman yang
terserang dan tetanggatetangganya; lahan hendaknya
dikosongkan dan dipagari, serta
dikucilkan dari penanaman dan
aliran pengairan.
Penyakit layu bakteri atau
penyakit Moko
Penyakit ini disebabkan oleh
Pseudomonas solanacearum,
dan dapat membunuh pohon
pisang yang terserang hanya
dalam jangka waktu satu-dua
minggu.
Bakteri ini dapat ditularkan
secara mekanik, tetapi biovar 1-
SFS adalah galur yang
ditularkan oleh serangga, dan
dianggap sebagai galur yang
paling berbahaya.
Pengendaliannnya mencakup
desinfeksi semua peralatan yang
digunakan dalam berbagai
pengolahan pertanian dan
penghancuran tanaman yang
terserang, beserta tetanggatetangganya.
Fumigasi dan pengkarantinaan
lahan yang terserang sangat
dianjurkan. Penyakit ini umum,di
belahan bumi barat; di Asia
Tenggara hanya ada di Filipina
(Mindanao).
Penyakit-penyakit virus
mencakup penyakit pucuk
menjurai (bunchy top), mosaik,
dan mosaik braktea. Penyakit
pucuk menjurai dan penyakit
mosaik ditularkan oleh afid [afid
pisang, (Pentalonia
nigronervosa), menyebabkan
pucuk pisang menjurai; afid
jagung (Rhopalosiphum maidis),
dan afid kapas (Aphis gossypii),
kesemuanya itu adalah vektorvektor untuk penyakit mosaik].
Pernberantasan penyakitpenyakit ini mencakup tindakan
karantina, pemeriksaan secara
teratur dan penghancuran
tanaman yang terserang,
penggunaan bahan perbanyakan
yang. bebas virus, pembuangan
inang alternatifnya, dan
pemberantasan vektorvektornya.
Hama
Serangga hama yang paling
berbahaya adalah kumbang
penggerek pisang (Cosmopolitis
sordidus).
Hama ini berasal dari Asia
Tenggara, tetapi telah tersebar
ke semua areal penanaman
pisang. Yang paling merusak
adalah Iarvanya: larva-larva itu
menggerek bonggol dan menjadi
pupa di lorong-lorong yang
dibuatnya. Sebagian besar
jaringan bonggol akan rusak,
akibatnya akan menurunkan
kemampuan pengambilan air
dan hara, juga kemampuan
tertancapnya tanaman.
Serangga dewasanya
meletakkan telur pada jaringanjaringan bonggol atau di
sekitarnya.
Langkah pemberantasannya
mencakup pencacahan bonggol
dan batang semu agar
pembusukan berlangsung lebih
cepat, menjerat dan menangkap
serangga-serangga dewasa,
menggunakan bahan
perbanyakan yang tidak
terserang, merusak tempat
berlindung dan tempat makan
serangga dewasa dengan cara
menjaga kebersihan lahan di
sekitar tanaman, dan
menggunakan insektisida. Dua
macam 'thrips' menyerang
tanaman pisang. 'Thrips' bunga,
"thrips florum, berukuran kecil,
dapat memasuki buah yang
sedang berkembang ketika
brakteanya masih ada.
Serangga ini bertelur di situ dan
memakan buah-buah yang
muda, menyebabkan buah
berkulit kasar dan kadangkadang menjadi pecah-pecah.
'Thrips' merah karat
(Chaetanaphothrips signipennis)
memakan bagian-bagian tempat
perlekatan buah pisang pada
tandannya, menimbulkan warna
kemerah-merahan.
Pemberantasan hama ini
dilakukan dengan insektisida
atau pembungkusan tandan;
membantu koloni semut berada
di sekitar tempat itu juga dapat
bermanfaat.
Nematoda pelubang
(Radopholus similis) adalah jenis
nematoda yang paling merusak.
Bercak-bercak atau bintik bintik
hitam pada akar menunjukkan
adanya serangan yang
kemudian diikuti oleh infeksi
jamur.
Tanaman yang terserang hebat
hanya tinggal berupa batang
berakar busuk, yang mudah
roboh jika telah terbentuk tandan
buah. Langkah-langkah
pemberantasannya mencakup
pembuangan tanaman yang
terserang,
4. Panen dan Pasca Panen
Panen
Buah pisang dipanen ketika
masih mentah. Pemetikan yang
dilakukan pada tingkat
kematangan yang tepat akan
menghasilkan buah pisang yang
prima.
Tanda-tanda buah pisang yang
mempunyai tingkat kematangan
cukup antara lain:
- Buah tampak berisi dan
bagian tepi buah sudah
tidak ada lagi
- Pada sisir buah bagian
atas sudah ada yang
matang sekitar 2-3buah
- Tangkai pada putik telah
gugur
Tingkat kematangan
diperkirakan dari adanya sikusiku pada individu buah; buah
yang penampang melintangnya
lebih bulat berarti lebih matang.
Sewaktu berat buah meningkat
dengan cepat sejalan dengan
menghilangnya siku-siku pada
buah, buah pisang juga menjadi
lebih rentan terhadap kerusakan
selama pengangkutan, dan buah
itu tidak dapat bertahan lama,
karenanya harus dipetik lebih
awal.
Untuk memanen pisang
diperlukan 2 orang, si pemanen
dan si pengumpul. Si pengumpul
menyandang bantalan bahu
untuk menahan jatuhnya tandan
setelah si pemanen menusuk
batang pisang dengan parang,
sehingga bagian atas pohon
beserta tandannya merunduk.
Diperlukan satu galah bambu
untuk menopang tandan sampai
menyentuh bantalan di bahu:
Setelah tandan itu merendah
dengan cara begitu, si pemanen
memotong gagang tandan
dengan menyisakan sebagian
gagang yang masih berada pada
tandan, yang digunakan sebagai
pegangan.
Tandan-tandan itu kemudian
diangkut dengan hati-hati ke
ruangan pengepakan melalui
sistem kabel atau dengan
gerobak yang ditarik oleh traktor.
Penanganan pasca panen
- Pengumpulan
Pisang yang telah dipanen
dikumpulkan ditempat yang
terlindung sinar matahari. Daun
pisang dapat digunakan sebagai
alas agar buah tidak luka.
Sebelum dilakukan sortasi,
tandan pisang disisir dahulu
dengan menggunakan pisau
yang tajam agar tidak terjadi
luka. Kemudian buah pisang
dibersihkan dan disemprot
dengan fungisida untuk
mencegah timbulnya bahaya
penyakit selama saat
penyimpanan.
- Sortasi dan Klasifikasi
Sortasi dan Klasifikasi dilakukan
menurut ukuran besar dan
kecilnya buah, kerusakan atau
cacat buah, derajat kematangan,
bobot buah dan keseragaman
warna.
- Pengemasan
Pengemasan bertujuan agar
memudahkan pengangkutan dan
melindungi buah dari kerusakan
mekanis yang terjadi selama
pengangkutan.
Hal yang perlu diperhatika dalam
pengemasan adalah kapasitas
alat kemasan dan cara
menyusun buah pisang dalam
kemasan.
Untuk pengangkutan jarak dekat
dapat menggunakan keranjang
bambu dengan kapasitas 3-4
sisir . Ada pula pedagang yang
menggunakan kotak kayu yang
berisi 150 pisang per kotak.
Pengemasan untuk ekspor
memerlukan penamnganan yang
lebih banyak dan cermat.
Setelah dipetik buah harus dicuci
bersih dan dicelupkan ke dalam
larutan fungisida. Kemudian
buah pisang disortasi dan
ditimbang serta diberi perlakuan
untuk mempertahankan
kesegarannya. Pengemasan
disesuaikan dengan alat
transportasi yang digunakan.
Kotak kemasan yang digunakan
untuk perdagangan internasional
mempunyai kapasitas 18.14
lb(40 lb) dan 12 Kg.
Daya simpan pisang mentah
berkisar antara 21-30 hari pada
suhu 13-15° C. Kalsium karbida
(CaC2) atau larutan etefon dapat
digunakan untuk mematangkan
buah tua-mentah.
Pada perlakuan kalsium karbida,
buah pisang dikenai bahan ini
selama 24-36 jam dalam sebuah
wadah tertutup, sedangkan pada
perlakuan etefon, pencelupan
selama 5 menit sudah cukup
efektif.
Pada pengusahaan secara
komersial besar-besaran
digunakan gas etilena.
Pisang diperlakukan selama 24
jam dalam kamar tertutup yang
berisi etilena dan suhunya
dipertahankan 14-18°C. Setiap
24 jam sekali kamar dibuka
untuk ventilasi sampai buahbuah pisang itu mencapai warna
yang disenangi konsumen.
TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN HIAS
a.
Kelompok tanaman hias
merupakan salah satu bagian
dari ilmu hortikultura. Tanaman
hias dapat dibudidayakan
didalam ruangan maupun di
ruang terbuka.
b. Klasifikasi
Tanaman hias dapat
diklasifikasikan berdasarkan
morfologi, siklus hidup, bentuk
daun, ataupun karakteristik
lainnya.
1.Golongan Herba
Tanaman hias herba adalah
tanaman yang batangnya tidak
berkayu, pada umumnya jenis ini
banyak digunakan untuk
tanaman indoor.
Kelompok herba ini dapat
dikelompokkan lagi, yaitu:
a.Siklus hidup
a. Annual, tanaman hias
annual (semusim) adalah
tanaman hias yang siklus
hidupnya kurang dari
setahun.
b. Biannual, yang termasuk
kedalam kelompok ini
adalah tanaman hias
yang pertumbuhan
vegetatifnya terjadi pada
tahun pertama dan masa
reproduktifnya
(berkembang biak) pada
tahun berikutnya.
c. Perenial (tahunan), yang
termasuk kedalam
kelompok ini adalah
tanaman hias yang siklus
hidupnya sangat panjang.
Salah satu contoh
tanaman hias kelompok
ini adalah adalah lidah
mertua (Sansevieria spp).
B Berdasarkan fungsi
Kelompok tanaman hias herba
dapat dibagi berdasarkan
fungsinya yaitu:
a. Bedding Plant, yaitu
tanaman yang digunakan
sebagai selimut
(pelindung) tanaman
lainnya. Tanaman ini
berfungsi untuk
melindungi tanaman
lainnya terhadap fluktuasi
suhu ekstrim, hal ini
banya dilakukan pada
daerah sub-tropis.
Contoh nya adalah:
Petunia spp, dan
marigold (Tagetes spp).
b. Hanging plant (tanaman
gantung), tanaman yang
penanamannya dalam
pot gantung misalnya
geranium, pakis.
Houseplant (tanaman
indoor atau tanaman
rumah) , adalah tanaman
hias yang adaptif pada
kondisi didalam ruangan.
Mereka ditanam pada
wadah tertentu, dan pada
umumnya kelompok ini
pertumbuhannya relatif
lebih lambat. Kelompok
ini dapat berupa tanaman
berbunga atau tanaman
hias daun. Misalnya
adalah lidah mertua
(Sansevieria spp) ,
rambung merah (Ficus
elastica)
Gambar 123. Tanaman hias
yang diletakkan dalam ruangan
2. Golongan Tanaman Hias
Berkayu
Tanaman hias kelompok ini
berbeda dalam ukuran dan pola
pertumbuhannya.
Beberapa jenis dapat
menggugurkan daunnya jika
terjadi perubahan cuaca, yang
disebut decidous, dan kelompok
kedua adalah tanaman yang
tidak menggugurkan daunnya
disebut evergreen.
Kelompok ini ada yang
berbentuk semak, menjalar,
ataupun pohon.
Tanaman berkayu dapat
digabungkan penanamannya
dengan kelompok herba akan
tetapi jika menggabung
keduanya perlu diperhatikan
kebiasaan hidup masing masing
jenis, warna, tekstur, luas
kanopi, dan kemampuan
adaptasinya.
Tanaman Indoor dan
outdoor
Penanaman bunga dalam
ruangan (indoor)
Beberapa jenis bunga dapat
ditanam di dalam ruangan,
asalkan seluruh kebutuhan
pertumbuhannya terpenuhi.
Faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Tanaman di dalam
Ruangan
Kemampuan tanaman untuk
hidup dalam ruangan tertutup,
tergantung pada jenisnya.
Pemilihan akan jenis tanaman
yang akan dibudidayakan di
dalam ruangan ini tergantung
pada:
Efek individual
Ada beberapa orang lebih
tertarik pada kaktus
dibandingkan dengan mawar.
Oleh karenanya penanaman
dalam ruangan sangat
tergantung pada siapa penghuni
ruangan tersebut.
Kondisi tempat tumbuh
Ruangan dapat juga digunakan
untuk menanam tanaman hias.
Akan tetapi keberhasilan
pertanaman di dalam ruangan
ini tergantung pada kondisi
ruangan dan jenis tanaman
hiasnya. Ruangan yang tidak
cukup cahaya mataharinya
tidak mencukupi syarat untuk
tempat penanaman tanaman,
kecuali diberi cahaya lampu
selama 24 jam.
Akan tetapi