ungil dirumah sangat dianjurkan sebab selain memperindah wajah rumah
juga akan sangat baik bagi kesehatan dan psikologis. Lingkungan rumah yang baik
yaitu lingkungan yang mampu memberikan daur ulang proses alam, yaitu daur
ulang air hujan meresap ke dalam tanah dan tanah yang lembab menciptakan
lingkungan yang bagus bagi tumbuhan. Kurangnya bukaan di rumah menjadikan
kesehatan penghuni dipertaruhkan. Selain pertimbangan kesehatan, tak adanya
bukaan di bagian belakang rumah akan meniadakan ventilasi silang (cross
ventilation). Hal ini membuat udara panas terjebak di dalam rumah dan kondisi
menjadi kurang nyaman bagi penghuni. Salah satu solusi untuk mengantisipasi
udara panas yang terjebak yaitu dengan membuat bukaan kecil di bagian tengah
rumah. Bukaan mungil di tengah rumah menjadikan sisa lahan di belakang masih
bisa dimanfaatkan menjadi ruangan. Bukaan ini bisa didesain menjadi sebuah
taman, dengan model atap yang terbuka sehingga udara segar dan sinar matahari
lebih leluasa masuk. Ukuran yang kecil, bukanlah halangan untuk menyulap bukaan
ini menjadi taman yang cantik. Sehingga, selain tujuan fungsional untuk
mengalirkan udara segar dan sinar matahari tercapai, taman mungil di tengah rumah
ini juga bisa menambah keindahan interior rumah.
Taman tidak hanya bisa dibuat di halaman. Zaman sekarang kehadiran taman atap
atau roof garden sudah banyak diminati. Taman atap memberikan keuntungan
antara lain menyajikan pemandangan berbeda dari taman rumah anda, menambah
keteduhan, dan menyegarkan udara sekitar sebab menyerap gas-gas beracun.
Untuk membuat taman atap perlu diperhatikan hal-hal seperti: sinar matahari, suhu,
kecepatan angin, curah hujan, kemiringan bangunan, dan tingkat keamanan.
Untuk membangun taman dibuat dulu rancangannya. Bagaimana bentuk
kelokannya, seberapa luas area untuk tumbuhan, seberapa untuk tebaran kerikil.
Dimana saja batu setapak ditempatkan, dan bagaimana kedudukannya satu sama
lain. Elemen keras ditata terlebih dahulu, baru elemen lunak, dan terakhir baru
setapak diletakkan mengikuti pola yang dirancang.
Taman dibuat dengan mempertimbangkan estetika, ekologi, kebersihan,
dan kesehatan. Perawatan terhadap taman perlu dilakukan, khususnya untuk
tumbuhan perlu disiram serta diberi pupuk dengan cara disemprotkan.
Fungsi Taman
a. Menciptakan keindahan, kenyamanan, dan keharmonisan lingkungan. Di dalam
lingkungan keluarga, semua ini untuk memperoleh kepuasan batin yang tak
ternilai harganya, yang mampu melenyapkan kepenatan, keruwetan fikiran, dan
kelelahan batin.
b. Pemberi udara yang bersih dan pembersih udara yang kotor. Dengan kualitas
udara baik, menjadi lebih sehat, kinerja meningkat, dan hidup lebih nyaman.
tumbuhan tertentu bisa menyerap gas-gas berbahaya/polutan sekaligus
membersihkan udara dalam ruangan gedung modern atau menyerap polutan
tertentu dari lingkungan dalam ruangan. Beberapa tumbuhan pengisap racun
antara lain phylodendron, sirih Belanda (Photos), Krisan (Chrysanteium),
pedang-pedangan (Sanseviera), sri rejeki (Aglaonema), palem bambu
(Chamaedorea), daun jagung (Dracaena).
c. Memelihara kelembaban udara. Kelembaban udara yang cukup baik
menghindari perubahan suhu siang dan malam yang besar.
d. Mengurangi polusi udara sebab tumbuhan akan menyerap co2 untuk fotosintesis
dan menghasilkan o2 (oksigen) yang berguna untuk pernafasan.
Menata Taman Mungil
Untuk membangun taman dibuat dulu rancangannya. Bagaimana bentuk
kelokannya, seberapa luas area untuk tumbuhan, seberapa untuk tebaran kerikil.
Dimana saja batu setapak ditempatkan, dan bagaimana kedudukannya satu sama
lain. Elemen keras ditata terlebih dahulu, baru elemen lunak, dan terakhir baru
setapak diletakkan mengikuti pola yang dirancang.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menata taman yaitu :
a. Jika kita memiliki lahan yang terbatas (sempit) buatlah taman mungil dengan
aneka jenis tumbuhan yang juga mungil (kerdil) hal ini untuk mencapai proporsi
yang seimbang antara taman dengan fasade rumah kita.
b. Bagaimana dengan arah sinar matahari, hal ini akan berpengaruh terhadap
kondisi pencahayaan di taman dengan pemilihan jenis tumbuhan. Jika taman tidak
mendapatkan sinar matahari yang cukup, dapat memilih jenis tumbuhan yang
menyukai keteduhan (tidak terlalu memerlukan sinar matahari).
c. Kondisi tanah dan penyerapan airnya. Untuk menghasilkan taman yang baik,
diperlukan kondisi tanah yang subur. Tanah dikategorikan subur jika kadar
humusnya tinggi sehingga lebih mudah dalam menyerap air.
Page | 119
Perbaikan Taman
Taman yang sudah rusak atau sudah berkurang keindahannya, masih bisa
diusahakan untuk diperbaiki lagi sehingga bisa tampak mempesona. Kepiawaian
pekerjan ini selain dapat mempercantik kembali penampilan taman.
Keuntungannya dengan perbaikan taman yang lama yang sudah ada masih bisa
dinikmati tanpa harus merombak atau membuat taman yang baru.
Gambar 40. Tata Taman
*****™*****
Taman di Pojok Sekolah TK Taman Di Ruangan Sempit
Taman Di Halaman Depan Rumah Taman di Dalam Rumah
(Pinterest.com)
Page | 120
11. PEMBUATAN SARI BUNGA (MINYAK ATSIRI)
UNTUK BAHAN KOSMETIK
Minyak atsiri kadang juga disebut sebagai minyak eteris atau minyak
terbang Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil (minyak essen)
sebab bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen).. yaitu bahan yang
bersifat mudah menguap (volatile), memiliki rasa getir, dan bau mirip tumbuhan
asalnya yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti daun, buah, biji, bunga,
akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tumbuhan. Minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tumbuhan.
Minyak atsiri yaitu salah satu komoditas ekspor agroindustri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi negara kita untuk mendapatkan
devisa. Minyak atsiri yaitu komoditi ekspor dan negara kita yaitu salah
satu negara produsen utama minyak atsiri. Namun ekspor minyak atsiri negara kita
ke pasar internasional sebagian besar masih berupa produk setengah jati. Kebutuhan
industri pangan, kosmetik dan farmasi negara kita juga masih mengimpor produk
turunan minyak atsiri atau minyak atsiri yang telah “dimurnikan”. Industri minyak
atsiri terdiri dari rangkaian kegiatan usaha sejak bahan baku tumbuhan sampai
dengan konsumen industri, yaitu industri parfum, kosmetik, toiletries, dan pangan.
Proses produksi minyak atsiri dari tumbuh-tunbuhan dapat dilakukan
dengan 4 cara, yaitu: (1) pengempaan (pressing), (2) ekstraksi memakai
pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation), dan (4) adsorbsi oleh
lemak padat (enfleurasi). Penyulingan yaitu metode yang paling banyak
dipakai untuk mendapatkan minyak atsiri. Pengepresan dilakukan dengan
memberikan tekanan pada bahan memakai suatu alat yang
disebut hydraulic atau expeller pressing. Ekstraksi minyak atsiri memakai
pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak
oleh panas. Pelarut yang dapat dipakai untuk mengekstraksi minyak atsiri antara
lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak. Penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga ada uap yang
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh
Page | 121
dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan. sedang enfleurasi
dipakai khusus untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan
mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
tumbuhan Hias Sumber Minyak Atsiri
Beberapa tumbuhan Hias yang bisa sebagai sumber minyak atsiri diantaranya :
Akar : Kemuning
Daun : Sirih, Kemuning
Bunga : Kenanga, Melati, Sedap Malam
Cara pembuatan minyak atsiri
a. Minyak Atsiri dari Bunga Kenanga
Minyak Kenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah
biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi
yang memiliki komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling
baik yaitu yang mengandung kadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen
yang rendah. Minyak kenanga diekspor masih dalam keadaan crude. Oleh
importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanya direktifikasi untuk
menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyak yang
dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%. Dalam industri, minyak kenanga biasa
dipakai sebagai bahan pewangi sabun.
b. Minyak Atsiri Dari Bunga Melati
Untuk mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi
memakai sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang
dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya
produksinya cukup mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya
yaitu dengan mempergunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak
melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan memiliki bau
khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning
coklat dan memiliki bau harum. jika mengadsorbsi udara, minyak
Page | 122
berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin. Minyak bunga
melati biasanya dipergunakan sebaga zat pewangi parfum.
Gambar 41. Minyak Atsiri
*****™*****
Minyak atsiri Kenanga Minyak atsiri Melati Minyak atsiri Mawar
(tokopedia.com) (cantiaku.com) (carakhasiatmanfaat.com)
Minyak atsiri (chee-sys blogspot.com)
Page | 123
12. BUNGA KERING
Bunga kering sebagai hiasan, bisa berbentuk bunga kering bertangkai
sebagai vas atau juga dibuat sebagai hiasan tempel yang diberi bingkai dan bisa
dipajang di dinding. Bunga kering dipilih dengan pertimbangan sebab
keawetannya lebih panjang dari bunga potong, tidak banyak memerlukan
perawatan, dan dianggap lebih praktis. Bunga kering juga bisa diberi warna
beraneka macam, dan dibuat model dengan berbagai design.
Hiasan bunga kering dibuat dari berbagai bahan alami. Bahan pembuatan
bunga kering antara lain : bunga-bungaan, kulit jagung dan mangga laut, ranting
batang pohon mahoni/pinus, dan aksesoris pendukungnya (bingkai pelepah pisang,
lampion, dan lainnya). Dengan diberi sentuhan seni, melalui proses pengeringan
dan pengeleman, berbagai bahan alami ini dapat dirangkai menjadi booklet
bunga yang indah atau hiasan dinding yang bagus. Hanya saja pembuatan bunga
kering memerlukan ketekunan dan ketelitian.
Pembuatan bunga kering
a. Alat : kertas koran, tali pengikat, gunting, pasir putih/kassa, hairspray, dos untuk
storage
b. Bahan : bunga (dahlia, mawar, bunga kertas, lavender, helipterum, rumput-
rumput , bunga -bunga liar (achillea, aconitum, allium dll) krisan, artemisia dan
masih banyak lagi
c. Cara pembuatan :
1) Memetik bunga (sebaiknya dilakukan pada pagi hari), dihindarkan dari sinar
matahari langsung
2) lalu bunga dikeringkan dengan cara diikat dan digantung dengan posisi
terbalik (agar tangkai tetap lurus), jika hanya kepala bunga saja (tanpa
tangkainya) maka bunga bisa dikeringkan dalam sebuah wadah plastik yang
berisi pasir putih atau kassa atau diletakkan di atas koran.
- Tempat pengeringan harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain
: tempat harus gelap. Tempat yang gelap berfungsi untuk
Page | 124
mempertahankan warna bunga yang kita keringkan, hal ini sebab
proses hilangnya pigmen warna dari bunga yaitu reaksi oksidasi
dimana reaksi ini memerlukan sinar dan air maka jika kita
menghilangkan kandungan air didalam bunga dan menjauhkannya dari
sinar maka warna bunga akan dapat dipertahankan.
- Memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Tidak lembab. Tempat yang memungkinkan misalnya : closet, garasi
atau di dekat area ventilasi.
- Lama pengeringan tergantung pada : kelembaban ruangan, temperature,
sirkulasi udara, jenis bunga. Untuk beberapa jenis bunga ada yang
mampu kering dalam waktu 24 jam.
2) sesudah bunga menjadi kering , disemprot dengan hairspray untuk ekstra
protection, lalu bunga kering dapat disimpan dengan memakai kertas
Koran atau di dalam dos yang telah kita beri silica gel
3) sesudah jadi, bunga kering ini bisa dirangkai dalam vas, buket atau
untuk potpouri dll.
Gambar 42. Bunga Kering
*****™*****
m.kontan.co.id detik.finance.com
bisnisukm.com
Page | 125
13. WISATA TAMAN BUNGA
Saat ini masanya masyarakat senang melakukan rekreasi di alam terbuka,
sembari mencari tempat selfie yang menarik. Kebun tumbuhan hias menjadi salah
satu daya tarik wisata dan memiliki m prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Lahan kosong dapat dipakai sebagai kebun tumbuhan hias, mulai dari kebun
berskala kecil dan sederhana hingga kebun tumbuhan hias yang luas dengan berbagai
sarana dan prasarananya. Untuk membangyun kebun yang besar tentunya
memerlukan dana yang tidak sedikit, mulai dari membuat greenhouse, memasang
rak, membeli sarana, membangun kebun, sampai menggaji karyawan.
Wisata taman bunga bisa dijadikan tempat pendidikan dan rekreasi.
Melihat taman dengan bunga yang indah membuat hati terasa sejuk, fikiran segar,
apalagi bila ada hembusan angin yang meniupkan aroma wangi bunga. Sebagai
gambaran bahwa wisata taman bunga ini selalu menarik pengunjung. Orang sudah
mulai jenuh dengan hingar bingar kota besar. Pada saat liburan, mereka mencari
tempat santai yang segar dan menyejukkan sehingga bisa bergembira bersama
keluarga atau kerabat dan teman sambil berfoto mengabadikan momen
kebersamaan dan keindahan taman. Dengan demikian agribisnis wisata taman
bunga masih terbuka peluang pengembangannya. Sebagai acuan, usaha wisata
taman bunga sudah ada di beberapa negara di dunia. Di negara kita hampir di setiap
wilayah dekat pegunungan memiliki wisata taman bunga. Juga di Yogyakarta
sekarang juga sudah mulai marak ketertarikan warga untuk wisata ke taman bunga.
Taman Bunga terkenal di dunia diantaranya : Keukenhof Gardens Belanda, Dubai
Miracle Garden, The Skagit Valley Washington, Butchart Gardens Canada,
National Orchid Garden Singapura. Taman Bunga yang sudah ada di negara kita dan
pengunjungnya tiada habisnya yaitu : Taman Bunga Cihideung Bandung, Taman
Bunga Nusantara Cianjur, Taman Orchid Bali Denpasar, Taman Bunga Selecta
Malang, Kota Bunga Tomohon Menado. Di Yogyakarta banyak juga dijumpai
wisata taman bunga yang marak pengunjung dan dimanfaatkan untuk selfie, antara
lain : Taman Bunga Amarylis Gunung Kidul, Taman Bunga Matahari Bantul,
Page | 126
Taman Bunga Eceng Gondok Bantul, Kebun Bunga Krisan Kulon Progo, Kampung
Flory Sleman.
Gambar 43. Wisata Taman Bunga
*****™*****
Taman Celosia Taman Bunga Matahari
Taman Paku Taman Kaktus Taman Bunga
Taman Anggrek Taman Amarylis
Page | 127
14. PENJUALAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN
Efek bisnis tumbuhan hias mendatangkan peluang bisnis berupa penjualan
pot, pupuk, media tanam, alat-alat berkebun, bahkan design greenhouse.
a. Permintaan pot sejalan dengan laju bisnis tumbuhan hias. Jumlah dan jenisnya
bisa beragam. Aneka model pot yang bisa dijual atas dasar keunikan dan
kecantikan model potnya maupun aneka jenis pot sesuai peruntukannya. b.
b. Berbagai jenis pupuk yang dibutuhkan untuk budidaya tumbuhan hias juga
banyak dicari konsumen, semakin banyak sejalan dengan peminat tumbuhan
hias. Biasanya untuk penghobi tumbuhan hias, pupuk yang dikehendaki yaitu
yang praktis dan siap aplikasi dengan mudah.
c. Saat ini untuk tumbuhan hias dalam pot, yang dipakai sebagai tumbuhan hias
indoor banyak memakai media non tanah yang porous agar air tidak
menggenang, tidak berat, dan tidak jorok. Media tanam yang sudah dalam
bentuk kemasan juga banyak dibutuhkan, mengingat lahan di perkotaan yang
relatif sempit, sehingga jika mau menanam tumbuhan butuh media tanam dan
harus beli.
Gambar 44. Sarana dan Prasarana Pertanian
*****™*****
Peralatan bertanam Bangunan Greenhouse
Media Tanam Pupuk
Page | 128
Teknologi Budidaya dan Agribisnis tumbuhan Hias
BAB IV
BUDIDAYA BEBERAPA tumbuhan HIAS
Ir. Titiek Widyastuti, M.S.
Mawar
Krisan
Melati
Dahlia
Sedap Malam
Bunga Gladiol
Bunga Matahari
Bunga Tasbih
Kembang Kertas
Gerbera
Snapdragon
Lisianthus
Page | 129
I. BUDIDAYA tumbuhan MAWAR (Rosa sp.)
Mawar (Rosa sp.) yaitu tumbuhan hias bunga yang banyak digemari
sebab keindahan dan wanginya bunga. Mawar yaitu tumbuhan hias bunga
berupa herba dengan batang berduri. Mawar bukan tumbuhan asli negara kita, berasal
dari dataran China. Dalam perkembangannya, menyebar luas di berbagai daerah,
termasuk ke negara kita. Di negara kita, bunga Mawar dinikmati sebagai bunga
potong atau juga dipakai untuk upacara adat dan sebagai bunga tabur.
tumbuhan Mawar memerlukan persyaratan iklim untuk pertumbuhannya
yang optimal. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan tumbuhan Mawar.
Curah hujan bagi pertumbuhan tnaman Mawar yang baik yaitu 1500-3000
mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar
matahari, Mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.
tumbuhan Mawar memiliki daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan
tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah
panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 0 C dan kelembaban 70-80 %. Bunga Mawar
selamanya menghendaki sinar matahari yang cukup.
tumbuhan Mawar cocok pada tanah liat berpasir, subur, gembur, banyak
bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol atau andosol yang
memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah
yang ideal yaitu PH = 5,5-7,0. jika tanahnya asam (pH<5) perlu pengapuran.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca
dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar,
mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur P dan
Mo. Pengapuran bisa memakai dolomit.
Page | 130
Sistematika tumbuhan Mawar
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa sp.
Cara Budidaya tumbuhan Mawar
1. Penyiapan Lahan
Tempat penanaman Mawar bisa dilakkukan di kebun atau di dalam pot. Tata
cara penyiapan lahan untuk kebun Mawar agak berbeda dengan dalam pot.
a. Penyiapan lahan kebun
Lahan utuk kebun Mawar dipilih tempat yang mendapatkan sinar matahari
langsung. Untuk tumbuhan Mawar yang akan dibudidayakan sebagai kebun
tumbuhan Mawar, maka perlakuan pertama yaitu memperbaiki sifat fisik
tanah dengan jalan tanah dicangkul sedalam ± 30 cm hingga gembur. Tanah
yang sudah gembur dibiarkan selama sekitar 2-4 minggu lalu baru
dibuat bedengan. Ukuran bedengan dengan lebar 75-120 cm dan panjang
disesuaikan dengan luas tanah, tinggi bedengan 30 cm, dan jarak antar
bedengan 30-40 cm. Ke dalam bedengan dicampurkan kompos atau pupuk
hijau atau pupuk kandang, sebagai pupuk dasar. jika menghendaki
tumbuhan Mawar untuk dibudidayakan sebagai taman bunga, maka
penanaman bisa diatur sesuai yang diinginkan, misalnya lingkaran atau model
yang serasi dengan lingkungannya, yang terpenting tanahnya gembur dan
subur serta jarak tanamnya terjaga dengan baik. jika tumbuhan Mawar
akan ditanam di halaman maka yang terpenting yaitu menyiapkan lubang
tanam, dengan ukuran 45X45X45 cm atau ukuran lubang tanam bisa
disesuaikan dengan jenis Mawar yang akan ditanam dan kesuburan tanahnya.
Jarak lubangb tanam 12X12 cm-15X15 cm. Pembuatan lubang tanam dengan
cara mencangkul atau memakai sekop, dipisahkan antara top soil dan sub
Page | 131
soil. Tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai
pupuk dasar. lalu tanah dikembalikan ke lubang tanam dengan cara
yang top sil dimasukkan terlebih dahulu baru yang sub soil. Lubang tanam
didiamkan selama sekitar 2-4 minggu.
b. Penyiapan media dalam pot.
1) Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah, pupuk, dan pasir
dengan perbandingan 1:1:1.
2) Memilih pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tumbuhan
Mawar.
3) Menyiapkan pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan ini
dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan
memudahkan sewaktu pemindahan tumbuhan ke pot atau tempat tanam
yang baru.
c. Pengisian media tanam ke dalam pot
1) Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
2) Pada bagian bawah pot dimasukkan pecahan bata merah/genting/arang
setebal ±1 cm, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.
3) Mengisi pot dengan media tanam yang sudah disiapkan. Pengisian media
sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah
atas.
4) Pot siap ditanami bibit (tumbuhan) Mawar.
2. Penyiapan benih/bibit
tumbuhan Mawar biasa diperbanyak memakai setek batang, walaupun juga
bisa dipebanyak memakai biji. Perbanyakan tumbuhan memakai biji
biasanya dilakukan di aerah dataran tinggi, dimana tumbuhan Mawar bisa
berbuah.
a. Bibit berasal dari biji
1). Penyiapan Benih
Dipilih buah Mawar dari tumbuhan induk yang unggul dan sudah
berbuah. Buah Mawar yang baik untuk benih yaitu yang masak pohon.
Page | 132
2). Penyemaian Benih
- Menyiapkan media semai berupa tanah berpasir dalam bak
pesemaian, lalu siram media semai hingga lembab.
- Buah Mawar ditanam satu per satu di pesemaian dengan kedalam
sekitar 1 cm.
- jika buah Mawar sudah mebusuk, maka diangkat dari pesemaian
dan diambil biji-bijinya.
- Dipilih biji-biji Mawar yang baik atau bernas, yaitu yang tenggelam
bila dimasukkan ke dalam air.
- Biji Mawar yang terpilih lalu dicuci dengan air bersih dan
ditiriskan di tempat teduh.
- Biji Mawar disemaikan secara merata pada tempat pesemaian
menurut barisan pada jarak antar baris 5-10 cm. Biji akan
berkecambah pada umur empat minggu sesudah semai.
3). Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
- Penyiraman media persemaian Mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
- Bibit Mawar yang sudah tumbuh baik bisa dipindahkan ke dalam
polybag kecil dengan media campuran tanah, pasir, pupuk organik
(1:1:1).
- Bibit dalam polybag dipelihara sampai bibit siap tanam, sekitar umur
2 bulan
b. Bibit okulasi
1) Menyiapkan alat (pisau okulasi, plastik pengikat)
2) Memilih batang bawah, berasal dari bibit yang telah berumur 4-5 bulan
dan sehat.
3) Mengambil mata tunas dari tumbuhan Mawar unggul sesuai yang
dikehendaki yang telah berbunga
4) Menempelkan mata tunas pada batang bawah, lalu diikat pelan-
pelan agar mata tunas tidak rusak
5) Melakukan okulasi sebaiknya pada pagi atau sore, suhu tidak terlalu
tinggi.
Page | 133
6) sesudah pelaksanaan okulasi selesai, maka bibit tumbuhan yang telah
diokulasi diusahakan tidak membusuk, antara lain dengan
menghindarkan dari cipratan air tanah maupun air hujan.
3. Penanaman
tumbuhan Mawar sebaiknya mulai ditanam pada awal musim hujan. Penanaman
dapat dilakukan di lahan atau ditanam di dalam pot. tumbuhan Mawar yang
ditanam dapat berupa bibit cabutan (tanpa tanah) atau bibit dari polybag
(dipindahtanamkan bersama tanah dan akar-akarnya).
a. Cara menanam di lahan
1). Cara penanaman bibit Mawar cabutan :
- Bibit tumbuhan Mawar dibongkar dari tempat pembibitan secara
cabutan.
- Sebagian batang dan cabang-cabangnya dipotong dan disisakan 20–
25 cm.
- Akarnya dirapikan dan dipotong memakai gunting pangkas tajam
dan steril.
- lalu bibit Mawar direndam dalam air atu larutan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1–2 cc/liter selama 15–30 menit.
- Bibit Mawar ditanam di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya
diatur menyebar ke semua arah. lalu ditimbun dengan tanah
hingga batas pangkal leher batang.
- Tanah di sekeliling batang tumbuhan Mawar dipadatkan dengan pelan-
pelan agar akar-akarnya dapat kontak langsung dengan tanah.
- lalu tanah di sekeliling perakaran tumbuhan disiram hingga
basah.
- Dipasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk
melindugi tumbuhan Mawar dari teriknya sinar matahari
2). Cara penanaman bibit dari polibag
- Media dalam polybag yang berisi bibit Mawar disiram hingga cukup
basah.
Page | 134
- Polybag diangkat lalu dibalikkan posisinya sambil ditekuk-
tekuk bagian dasarnya agar bibit Mawar bersama tanah dan akar-
akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar,
maka pengeluaran bibit Mawar dapat dengan cara menyobek atau
menyayat polybag ini .
- Bibit Mawar ditanam ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan
jauh hari sebelumnya. Letak bibit Mawar tepat di tengah-tengah
lubang tanam, lalu diurug dengan tanah sampai penuh sambil
dipadatkan pelan-pelan
- Tanah di sekeliling perakaran tumbuhan Mawar disiram hingga cukup
basah. Bibit Mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui
pelayuan atau istirahat dulu.
b. Cara Menanam dalam Pot :
1) Memilih pot yang sesuai besarnya dengan jenis tumbuhan Mawar yang akan
ditanam.
2) Pot diisi dengan tanah gembur yang mengandung kapur sedikit dan
dicampur dengan pupuk kandang yang banyak.
3) Pada waktu menanam harus diperhatikan letak akar jangan bengkok atau
berdesakan.
4) sesudah ditanam tanah sekeliling batang ditekan-tekan dengan tangan
supaya sedikit padat sehingga akar berhubungan lekat dengan tanah, agar
akar mudah mengambil makanannya.
4. Pemeliharaan tumbuhan
Pemeliharaan tumbuhan Mawar meliputi : penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemangkasan, pengendalian hama/penyakit
a. Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan sesudah tanam),
penyiraman dilakukan secara rutin tiap hari. Penyiraman berikutnya
berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah
(media). Waktu pemberian air yang baik pada pagi hari, saat suhu udara dan
Page | 135
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi. Cara pengairan yaitu dengan
disiram secara merata memakai gembor. tumbuhan Mawar tidak
menyukai air yang tergenang. Bila tergenang akan menyebabkan busuknya
akar.
b. Penyiangan
Penyiangan yaitu pemeliharaann rutin yang dilakukan. Kegiatan
penyiangan biasanya bersamaan dengan pembubunan agar dapat menghemat
biaya dan tenaga kerja. Gulma yang tumbuh pada antar bedengan dibersihkan
agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali atau
sesuai kondisi lapang (tergantung pertumbuhan gulma). Penyiangan
dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tumbuhan penyiangan bisa
dilakukan memakai tangan dengan cara dicabut atau dengan alat bantu
kored/cangkul
c. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan bersamaan penyiapan lahan berupa pupuk kandang.
Pemupukan lanjutan yang dianjurkan untuk tumbuhan Mawar yaitu pupuk
NPK (5:10:5) sebanyak 5-10 gram/tumbuhan. Bila pertumbuhan tunas lambat
dipupuk NPK dengan perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah
perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Pemupukan juga bisa memakai
campuran pupuk 90–135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O
/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP
ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. sedang berdasar hasil penelitian
Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tumbuhan Mawar perlu dipupuk NPK
5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari sesudah tanam. Pada masa
pemeliharaan, pemupukan dilakukan 4 kali setahun, masing-masing dengan
dosis yang diberikan yaitu : 1/4 dari dosis pupuk 337,5–450 kg Urea
ditambah 525– 700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian
pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan sesudah
kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam parit kecil
dan dangkal diantara barisan tumbuhan atau di sekeliling tajuk tumbuhan,
lalu ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
Page | 136
d. Pemangkasan
Pemangkasan diperlukan untuk menjaga pembungaan tetap berlangsung
dengan baik. tumbuhan Mawar yang tunasnya sedikit lagi lunak dipangkas
pendek. tumbuhan yang bercabang besar dan kuat dipangkas tinggi. Cabang-
cabang yang kurang baik (tunas air, cabang kering) dan bunga yang sudah tua
juga dipangkas. Pada permulaan musim hujan dipangkas agar banyak
berbunga.
e. Pengendalian hama/penyakit
Hama yang sering menyerang tumbuhan Mawar yaitu :
1) Rayap.
jika di kebun banyak rayap maka lebih baik tumbuhan Mawar ditanam
di pot, untuk menghindari rayap ini . Pot-pot yang berisi bunga
Mawar jangan diletakkan di tanah namun di para-para. Pekarangan di
sekeliling para-para harus bersih, ranting, potongan kayu yang lapuk harus
dibuang atau dibakar. selain itu juga kutu-kutu daun yang berwarna putih.
2) Hama Thrips
Hama ini berukuran sekitar 1 mm, berwana kuning orange/kuning
kecoklatan. Hama ini akan menghisap cairan sel tumbuhan, terutama bunga,
daun, dan cabang. Pengendalian dengan cara pemangkasan bagian
tumbuhan yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida abamectin.
3) Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau sangat kecil sekitar 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning.
Berkembang biak dengan cepat jika cuaca lembab dan panas, serta
sirkulasi udara kurang baik. Hama ini menyerang tumbuhan dengan cara
menghisap cairan sel tumbuhan pada bagian daun atau pucuk sehingga
menimbulkan titik abu-abu kecoklatan. Pengendalian dengan
menyemprotkan insektisida piridaben. Penyemprotan dilakukan dari
bagian tumbuhan bawah ke atas.
4) Ulat daun ( Udea rubigalis)
Hama ini menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak
berlubang. Pengendalian dapat dilakukan memakai insektisida Ulat
Page | 137
gayas. Ulat ini biasanya ada di dalam tanah dan menyerang akar
tumbuhan. Ulat ini mampu membuat kematian tumbuhan. Ulat dapat
menyerang pada awal tanam, saat tumbuhan berumur 1 bulan dimana tunas
baru muncul. Pengendalian dapatr diakukan dengan penyemprotan
insektisida karbonsulfan.
Penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Mawar :
1) Becak daun
Disebabkan oleh Cercospora rosicola atau Alternaria sp. Gejala yang
ditimbulkan berupa becak coklat pada daun tua (Cercospora) atau becak
kehitaman (Alternaria).
2) Becak hitam
Disebabkan oleh cendawan Phragmidium muconatum. Gejala yang
ditimbulkan yaitu bintik jingga kemerahan pada sisi bawah daun. Daun
yang terserang berat akan gugur. Pengendalian dapat dilakukan dengan
pemangkasan daun sakit lalu dimusnahkan dan juga disemprot
memakai fungisida heksakonasol.
3) Tepung mildew
Disebabkan oleh jamur Oidium sp. Gejala yang ditimbulkan berupa
adanya tepung atau lapisan putih pada permukaan daun. Daun yang
terserang akan menjadi kemerahan , lalu menguning, dan akhirnya
gugur. Pengendalian dengan cara memetik daun yang sakit dan
dimusnahkan juga menyemprot dengan fungisida.
5. Pemanenan Bunga Mawar
tumbuhan Mawar yang bibitnya berasal dari setek atau okulasi dapat mulai
dipanen pada umur 4-5 bulan sesudah tanam atau tergantung species dan
pertumbuhannya. tumbuhan Mawar bisa dipanen bunganya hingga tumbuhan
mencapai umur 5 tahun. Bunga Mawar dapat dipanen berdasar kenampakan
fisik dari bunga Mawar sesuai dengan tujuan peruntukkannya. Ciri-ciri bunga
Mawar siap dipanen untuk tujuan sebagai bunga potong yaitu jika kuntum
bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur
Page | 138
pemetikan bunga pada stadium sesudah mekar penuh. Waktu panen yang ideal
yaitu pagi atau sore hari. Cara panen bunga Mawar yaitu dengan memotong
tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa
tangkai daun. Alat pemotong bunga Mawar dapat berupa pisau ataupun gunting
pangkas yang tajam, bersih dan steril.
6. Pasca Panen
a. Pengumpulan
1) Bunga Mawar yang akan dimanfaatkan sebagai bunga potong, maka sesudah
dipanen langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air. Pastikan bahwa
tangkai bunga terendam air.
2) Bunga Mawar untuk bunga tabur, maka bunga-bunga ini langsung
dimasukkan ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi
air bersih).
b. Penyortiran
Penyortiran dimaksudkan untuk mengambil atau memisahkan bunga yang
busuk, rusak, atau layu.
c. Penggolongan (grading)
Penggolongan dimaksudkan untuk mengklasifikasikan bunga berdasar
jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga, dan warna bunga yang
seragam. Pengklasifikasian berdasar panjang tangkai bunga dipisahkan
ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 50-
60 cm, grade B panjang tangkai 30-50 cm. grade C panjang tangkai 20-30
cm. sedang untuk bunga yang terlau kecil dan mekar akan dijual sebagai
bunga tabur.
d. Penyimpanan
Bunga potong Mawar disimpan dalam bak yang berisi air dan disimpan di
dalam ruang bersuhu dingin (cold strorage) dengan kelembaban 90%.
Untuk bunga Mawar tabur, disimpan di tempat/ruangan yang teduh, dingin,
lembab, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
e. Pengemasan
Page | 139
1) Bunga potong yang sudah diklasifikasikan lalu diikat, tiap ikatan
berisi tangkai bunga dengan jumlah yang berbeda untuk masing-masing
grade. Grade A dan B berisi 25 tangkai dan grade C berisi 50 tangkai
bunga Mawar.
2) Bunga yang sudah diikat dibungkus dengan kertas Koran, yang bertujuan
untuk melindungi mahkota bunga agar tidak mudah patah atau rontok.
3) lalu dimasukkan ke dalam kotak karton yang baru dan kokoh, baik,
bersih dan kering, serta berventilasi.
4) Untuk pengangkutan jarak jauh ujung tangkai bunga bisa dibungkus
dengan plastic berisi kapas basah yang diberi bahan pengawet.
(berbagai sumber)
Gambar 45. Bunga Mawar
*****™*****
Page | 140
II. BUDIDAYA tumbuhan KRISAN (Chrysanthemum sp.)
Krisan yaitu tumbuhan bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain
Seruni atau Aster. Kadang juga dijuluki bunga emas (Golden Flower). Tanman
Krisan berasal dari dataran China. Pada saat ini ada 2 tipe cara budidaya tumbuhan
Krisan, yaitu Krisan pot type standar dan tipe spray serta Krisan potong tipe spray.
Kelebihan Krisan pot tipe Standar sebab bunganya lebih besar dari pada tipe Spray.
Krisan menjadi salah satu jenis bunga potong yang banyak diminati konsumen
untuk dipakai sebagai bahan dekorasi dan rangkaian bunga, sebab relatif lebih
tahan dibandingkan dengan jenis bunga potong lainnya. sedang sebagai
tumbuhan pot biasanya dipakai untuk menghias loby hotel, penghias meja di restoran,
kantor maupun rumah tinggal. Krisan pot diminati sebab dapat dipindah-pindah,
praktis serta tahan lama dengan perawatan yang intensif dan tepat, dibanding
dengan bunga potong
tumbuhan Krisan dapat tumbuh baik pada suhu 20-240C dengan
pencahayaan cukup tidak berlebihan. Tanah yang ideal untuk tumbuhan Krisan
yaitu bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, serta bersih dari
hama dan penyakit, dengan pH = 5,5-7. tumbuhan Krisan dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian 700-1200 m dpl. tumbuhan Krisan yaitu tumbuhan bunga
semusim, dimana pertumbuhannya sangat diharapkan serempak, sehingga waktu
panen bisa bersama-sama. Bunga Krisan memiliki warna yang beragam.
tumbuhan hias krisan yaitu bunga potong yang penting di dunia.
Prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah. Saat ini krisan
termasuk bunga yang paling populer di negara kita sebab memiliki keunggulan
yaitu bunganya kaya warna dan tahan lama, bunga krisan pot bahkan dapat tetap
segar selama 10 hari. Peluang untuk mengembangkan budidaya tumbuhan krisan,
guna memenuhi kebutuhan baik dalam maupun luar negri agaknya tetap terbuka.
Seiring dengan permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat maka
peluang agribisnis perlu terus dikembangkan.
Page | 141
Sistematika tumbuhan Krisan
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Species : Chrysanthemum sp.
Beberapa species Krisan yang dikenal antara lain Chrysantemum morifolium,
Chrysantemum indicum, Chrysantemum roseum, Chrysantemum maximum,
Chrysantemum coccineun.
Cara Budidaya tumbuhan Krisan
1. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan dilakukan untuk membuat struktur tanah menjadi lebih baik,
yaitu tanah menjadi gembur dan aerasinya baik, sehingga pertumbuhan akar
menjadi baik dan juga sekaligus membersihkan gulma yang ada. Pengolahan
tanah dilakukan pada bagian atas atau top soil sampai kedalaman 30 cm.
Sebelum tanah diolah sebaiknya dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui
perbandingan hara dan pH tanah. sesudah pengolahan tanah dilakukan secara
sempurna, selanjutnya dibuat bedengan. lalu diberikan pupuk kandang
sebagai pupuk dasar, yang disebarkan secara merata dalam bedengan.
Selanjutnya bedengan disiram.
Untuk penanaman dalam pot, maka media tanam harus dipersiapkan lebih
dahulu. Media tanam untuk pot ada banyak macam yang terpenting memiliki
sifat fisik dan kimiawi yang bisa mendukung pertumbuhan tumbuhan dengan
baik. Media tanam juga harus memiliki sifat poreus, bebas hama dan penyakit,
ddapat menahan air, subur, dan gembur, dan memiliki pH netral. Sebagai
contoh media tanam bisa dipakai kombinasi sekam bakar:sabut kelapa:pupuk
kompos = 1:1:1. lalu media tanam ini diisikan ke dalam pot. Ukuran pot
bisa dipilih yang berdiameter 15 cm dan tinggi 12,5 cm. sesudah pot diisi media
tanam lalu disusun rapi, selanjutnya disiram dan diberikan proteksi dasar.
Page | 142
Selanjutnya pot yang sudah siap untuk penanaman didiamkan selama minimal 1
hari.
2. Penyiapan Bibit
Perkembangbiakan tumbuhan Krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu
dengan anakan, setek pucuk, dan kultur jaringan.
a. Dengan anakan
b. Setek pucuk
Tentukan tumbuhan yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang
tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, memiliki 3 helai
daun dewasa berwarna hijau terang, lalu pucuk ini dipotong, dan
langsung disemaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4
derajat C dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu.
Cara penyimpanan setek yaitu dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu,
lalu dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 setek per kantong.
Selanjutnya setek bisa ditumbuhkan dalam tempat pembibitan. Sebelum
ditanam, setek terlebih dahulu dicelupkan ke dalam IBA untuk mempercepat
perakaran. Tempat pembibitan dengan media arang sekam yang sterildengan
ketebalam sekitar 15 cm. Pemeliharaan tumbuhan di tempat pembibitan berupa
penyiraman yang dilakukan 2-3 kali seminggu. Pembibitan tumbuhan risan
memerlukan kelembaban yang tinggi 65-90%. Setek siap tanam sesudah
berumur sekitar 2 minggu.
c. Bibit asal kultur jaringan
Penyiapan bibit dengan kultur jaringan:
1) Mata tunas atau eksplan diambil dengan pisau silet
2) lalu disterilisasikan mata tunas ini dengan sublimat 0,04 %
(HgCL) selama 10 menit
d. sesudah iu dibilas dengan air suling steril.
e. Penanaman dalam medium MS berbentuk padat.
Page | 143
3. Pembuatan Naungan
Pembuatan naungan dimaksudkan agar tumbuhan Krisan tidak terkena hujan,
sebab bunga-bunga yang terkena air hujan akan mudah busuk dan rusak. Aspek
yang penting dari naungan ini yaitu tidak terlalu banyak mengurangi
sirkulasi udara, intensitas cahaya matahari cukup, konstruksi cukup kuat, dan
temperatur di bawah naungan tidak berbeda jauh dengan di luar naungan. Bentuk
dan ukuran naungan sesuai dengan selera dan modal yang tersedia. Ukuran
naungan bervariasi, yaitu panjang berkisar antara 27-75 m, lebar berkisar antara
10-30 m dan tinggi berkisar antara 1,8-8 m. Kerangka naungan ada yang dibuat
dari kayu dan bambu (60%) atau dari bambu saja (40%). Atap naungan
biasanya plastik putih dengan ketebalan yang bervariasi (UV 6%, UV 12%).
Bangunan untuk budidaya Krisan yang bagus bisa berupa tunnel, sere, dan
rumah kaca, yang diengkapi dengan pengaturan sirkulasi udara memakai
exhaust fan (sepeti yang ada di P.T. ABN ,Cipanas, Cianjur, jawa Barat)
4. Penanaman
Untuk penanaman di lahan, sebelum bibit ditanam lahan yang sudah disiapkan
disiram sampai basah hingga ke bagian dalam tanah. Penyiraman awal ini
dilakukan, sebab awal pertumbuhan bibit akan sangat menentukan
keserempakan pertumbuhan tumbuhan Krisan. Lahan yang sudah disiram merata
perlu disemprot dengan herbisida pra tumbuh, agar sesudah bibit ditanam tidak
didahului oleh tumbuhnya gulma. Sebelum ditanam setek dicelupkan ke dala
IBA untuk meangsang pertumbuhan akar setek. Penanaman yang baik
dianjurkan dengan populasi 64 bibit/m2 artinya dari setiap lubang yang
dipasang, ditanam satu tumbuhan tepat ditengah-tengahnya sedalam 1-2 cm
(ukuran lubang net 12,5x12,5 cm, dalam 1 m persegi ada 64 lubang net ).
Untuk penanaman dalam pot , pertama kali yang harus dilakukan yaitu seleksi
bibit, dipilih yang memiliki tinggi yang sama, perakaran bagus, dan sehat.
lalu bibit dibawa ke tempat penanaman memakai tray. Sebelum
dilakukan penanaman, pot yang berisi media tanam disiram terlebih dahulu sampai
jenuh air, lalu dibuat lubang tanam berjumlah 6 lubang, 1 di tengah dan 5 di
Page | 144
pinggir. Pembuatan lubang tanam memakai kayu yang runcing dengan anjang
10 cm an diameter 1,5 cm. Penanaman bibit dilakukan dengan memakai bibit
yang ketinggiannya seragam, yang ditanam pada setiap pot ada 6 bibit, satu di
tengah dan lima dipinggir mengelilingi, dengan jarak antar lubang 4 cm ddan jarak
dari pinggir pot 2 cm. Krisan dilakukan dengan menancapkan bibit ke tengah pot
yang sudah berisi media tanam dan sudah siap ditanami.
5. Pemeliharaan tumbuhan
Pemeliharaan tumbuhan Krisan meliputi : penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemangkasan, pengendalian hama/penyakit
a. Penyiraman
Peran air sangat penting dalam pertumbuhan tumbuhan Krisan, terutama pada
fase awal pertumbuhan. jika pada fase awal pertumbuhan tumbuhan tidak
baik, maka produktivitas akan rendah. Penyiraman Penyulaman
Dilakukan seminggu sesudah penanaman untuk mengganti tumbuhan yang
rusak atau mati. Penyulaman dilakukan dengan memakai bibit yang
sama.
b. Penyiangan
Gulma yang mengganggu budidaya bunga Krisan yaitu gulma jenis
rumput-rumputan (grasses). Penyiangan tumbuhan pertama dilakukan 2
minggu sesudah tanam secara manual dengan mencabut gulma, lalu
dilakukan secara rutin tergantung kondisi lapang. Untuk lahan yang telah
dilakukan pengolahan secara intensif, sebenarnya masalah gulma bisa
ditekan, sehingga tidak dirasakan mengganggu. biasanya gulma masih
tumbuh ditengah-tengah pertumbuhan Krisan dan bila pertumbuhan gulma
sudah terlalu banyak, maka pengendalian gulma (penyiangan) harus segera
dilakukan. Tumbuhan gulma biasanya terjadi pada tumbuhan yang berumur
sekitar 1 bulan, sehingga selama penanaman Krisan cukup dilakukan
penyiangan sekali saja, atau disesuaikan dengan kondisi lapang.
c. Perompesan daun
Page | 145
Cara perompesan daun yaitu dengan membuang daun bagian bawah
tumbuhan sampai setinggi 15 cm dari tanah. Perompesan daun bawah
dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi udara supaya tidak terjadi
kelembaban yang tinggi sebab tumbuhan terlalu rimbun yang dapat
mengundang hama/penyakit. Perompesan daun terutama dilakukan jika
ada tumbuhan yang terkena hama/penyakit.
d. Penyinaran tambahan
Krisan yaitu tumbuhan hari pendek, sehingga untuk merangsang
pertumbuhan vegetatif harus ditambah penyinaran pada malam hari. Penam-
bahan sinar lampu pada malam hari dilakukan sejak bibit ditanam, sehingga
pemasangan instalasi lampu harus sudah terpasang sebelum penanaman.
Sinar energi untuk menambah sinar pada malam hari biasanya
memakai lampu pijar atau lampu TL, dengan daya antara 75 -100 watt.
Jumlah lampu yang dipakai bergantung dari jumlah bedengan yang
dibuat dan jalur lampu dipasang di antara 2 bedengan. Ketinggian lampu
dari tanah antara 2 – 2,5 m. Pola night break (hari panjang) dan intensitas
cahaya selama perlakuan periode hari panjang berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan vegetatif dan perkembangan generatif tumbuhan Krisan.
Kondisi hari panjang dengan pola 7,5 menit terang–22,5 menit gelap selama
8 hari, dan intensitas cahaya 40 lux (60 watt) dapat dipakai untuk
menghasilkan bunga Krisan potong spray berkualitas sesuai dengan
permintaan pasar.
e. Pinching
Untuk tumbuhan pot perlu dilakukan pinching, yaitu pembuangan tunas
pucuk antara 0,5-2,5 cm, dilakukan secara manual memakai tangan.
Pinching hanya dilakukan sekali saja, yaitu pada umur 9 hari sesudah tanam.
f. Pewiwilan
Pewiwilan yaitu kegiatan tambahan untuk menghilangkan atau
membuang tunas utama yang tumbuh di tengah atau tunas yang menonjol
sehingga tidak tumbuh merata. Kalau tunas utama sudah dibuang akan
Page | 146
tumbuh bunga lateral yang baik dengan ukuran yang relatif seragam.
Pewiwilan dilakukan saat tumbuhan berumur 8-10 minggu.
g. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Beberapa petani ada yang memberikan ZPT Alar. Tujuan pemberian alar
yaitu agar bunga mekar serempak dan juga untuk menghambat
pertumbuhan tumbuhan.. Penyemprotan alar dilakukan saat tumbuhan berumur
7-8 minggu sesudah tanam. Pemberian alar dilakukan 1-2 kali selama periode
tanam, yaitu pada saat calon tangkai bunga sepanjang 1 cm dan bila
pembungaan belum serempak.
h. Pemupukan
Pemupukan terdiri atas pupuk dasar dan pupuk susulan. Pemupukan dasar
memakai pupuk kandang, dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah atau penyiapan edia tanam untuk pot. Untuk budidaya Krisan di lahan,
pemupukan susulan pertama dilakukan pada umur hari sesudah tanam, dan
pemupukan kedua dilakukan sesudah tumbuhan berumur 6 minggu. Pupuk
yang diberikan biasanya NPK dengan cara disebar. Untuk Krisan dalam
pot pemupukan susulan bisa diberikan dalam pot sekitar tumbuhan atau
diberikan pupuk cair.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Di negara kita, hama yang sering menyerang tumbuhan Krisan yaitu kutu daun,
penggorok daun, hama thrips, mite, ulat.
a. Hama Kutu Daun/Aphids(Myzus persicae)
Aphids menyerang tumbuhan yang masih muda atau menyerang bunga.
Aphids hidup berkoloni dalam jmlah yang banyak. Gejala serangan Aphids
diketahui adanya kutu yang bergelombang di pucuk tumbuhan dan
permukaan bawah daun.Aphids ini akan mengeluarkan embun madu pada
daun dan bila terkena debu akan menempel sehingga daun akan berwarna
hitam.Selain itu embun madu ini mengundang tumbuhnya jamur yang
mengotori aun. Aphids muncul akibat kelembaban tinggi. Pengendalian
dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
Page | 147
b. Penggorok Daun /Leaf miner (Liriomyza sp.)
Leaf miner merusak tumbuhan engan cara menggorok daun hingga daun akan
tampak transparan sehingga timbul garis putih yang tidak berturan pada
daun. Leaf miner akan muncul lebih banyak di usim kemarau.
Pengendaliannya dengan cara perompesan daun yang terserang dan
penyemprotan insektisida.
c. Hama Thrips (Frankliniella occidentalis)
Hama Thrips menyerang pucuk daun, mahkota dan kelopak bunga.
Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida. Hama Thrips muncul
biasanya akibat cuaca panas dan kelembaban yang tinggi. Thrips ini
menyerang dengan cara menghisap.
d. Mite
Hama ini muncul pada suhu udara panas dan kelembaban rendah. Mite
biasanya ada pada bagian permukaan bawah daun atau pada kelopak
daun. Gejala serangannya berupa titik kecil berwarna [putih lalu akan
menguning dan berkembang menjadi becak yang tidak beraturan. Mite ini
mengisap cairan makanan yang mengakibatkan daun mengering. Cara
pengendaliannya memakai pestisida.
e. Ulat
Ada 2 jenis ulat yang menyerang tumbuhan Krisan, yaitu ulat penggerek daun
dan ulat penggulung daun. Ulat penggerek daun menyerang daun yang tua
dan bunga, swedangkan ulat penggulung daun menyerang pucuk muda.
Serangan ulat akan meningkat jika terjadi hujan dan panas secara
bergantian. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida.
Sementara penyakit penting pada Krisan yaitu penyakit karat yang disebabkan
oleh cendawan/jamur/fungi Puccinia horiana dan Puccinia chrysanthemum,
penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan/jamur/fungi Phytium sp.,
penyakit busuk batang yang disebabkan oleh cendawan/jamur/fungi Rhizoctonia
sp., dan nematoda.
a. Penyakit Karat
Penyebab penyakit karat yaitu cendawan Puccinia sp. Karat daun muncul
Page | 148
jika kelembaban tinggi dan cuaca yang berubah-ubah. Gejala penyakit
karat tampak becak putih pada daun kelamaan berubah menjadi kuning
kecoklatan. Bila serangan berat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tumbuhan dan perkembangan bunga. Pengendalian dilakukan dengan cara
perompesan daun yang sakit, menjaga kebersihan dan sirkulasi udara,
membongkar dan memusnahkan tumbuhan yang sakit berat, dan melakukan
penyemprotan dengan fungisida.
b. Penyakit Busuk akar
Disebabkan oleh cendawan Phytium sp. Gejala serangan tampak pada
membusuknya akar dan pangkal batang dekat permukaan tanah, tumbuhan
pendek, warnanya pucat, dan layu. Cara pengendaliannya dengan dilakukan
sterilisasi lahan dan penyemprotan memakai fungisida.
c. Penyakit Busuk Batang
Disebabkan oleh jamur Rhizoctonia sp.Gejalanya terlihat dengan busuknya
batang pada garis permukaan tanah.Jamur ini menginfeksi bagian tumbuhan
di bawah permukaan tanah. Pengendaliannya dengan cara pencabutan dan
pemusnahan tumbuhan yang terserang serta dengan penyemprotan fungisida.
d. Nematoda
Nematodabparasit yang merusak tumbuhan bagian akar.Gejala dapat dilihat
dari ketidakseragaman pertumbuhan tumbuhan sebab adanya kekerdilan
tumbuhan disertai dengan layunya tumbuhan dan kering. Akar tumbuhan yang
terserang tampak adanya bintil-bintil dan pertumbuhannya tidak normal.
Pengendaliannya dengan kultur teknis, menanam bibit yang bebas
nematoda, dengan sterilisasi lahan.
Untuk mencegah serangan hama/penyakit dilakukan secara preventif, dengan
cara membersihkan lingkungan (sanitasi), mengontrol tingkat serangan
organisme pengganggu tumbuhan, sterilisasi lahan, menjaga sirkulasi udara
supaya kelembaban tidak terlalu tinggi, pemberian pestisida. Penyemprotan
pestisida awal sebagai tindakan pencegahan dilakukan pada saat tumbuhan
berumur 2 minggu sesudah tanam, dan selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan interval 1 minggu sekali sampai 1 minggu sebelum panen. sedang
Page | 149
jika tumbuhan sudah terserang hama/penyakit maka dilakukan pengendalian
yang lebih intensif. Penyemprotan insektisida, dan fungisida antara lain
Nuvantop, Confidon, Trigard, Samite, Proclem, Saprol, Previcure, atau lainnya
sesuai serangan organisme pengganggu yang ada. Penyemprotan dilakukan
berdasar tingkat serangan dan sesuai rekomendasi.
7. Pemanenan
Krisan biasa dipanen mulai umur 90 hari sesudah tanam (HST), namun pada
kondisi tertentu baru bisa dipanen mulai umur di atas 100 HST. Waktu panen
yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 WIB. Panen dilakukan
secara seleksi yaitu dengan cara memilih tumbuhan yang bunganya siap dipanen.
Pemanenan bunga Krisan dilakukan dengan cara mencabut bunga bersama
dengan akarnya, lalu bagian pangkalnya dipotong memakai gunting.
lalu bunga dikumpulkan 10-20 tangkai dan dikumpulkan menjadi satu,
lalu dibungkus dengan kain 100-200 tangkai. Bunga dimasukkan ke dalam
ember yang berisi air dan siap diangkut ke ruang pasca panen. Lama panen
berkisar antara 2–4 minggu dengan frekuensi panen 1 kali seminggu. Untuk jenis
spray, kriteria bunga siap dipotong yaitu bunga yang sudah mekar, di mana
mahkota bunga sudah membuka semuanya. Untuk Krisan tipe sparay, bunga siap
dipotong jika bunga mekar sudah mencapai 75-85% dari seluruh bunga
dalam 1 tangkai sudah mekar penuh. Bunga yang sudah waktunya dipotong
(tinkat kemekaran bunga 60%) harus segera dipotong, sebab keterlambatan
panen akan menurunkan kualitas bunga.
tuk bunga Krisan pot tipe Standar pemanenan dilakukan jika telah mencapai
umr 9-12 minggu sesudah tanam. Pemanenan dilakukan pada saat kemekaran
bunga 50-60%. Bunga Krisan yang telah dipanen lalu disiram dengan air.
8. Pasca Panen
Penanganan pascapanen yang biasa dilakukan pada bunga Krisan yang ditanam
di lahan yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan dan penyortiran
Page | 150
Hasil panen bunga dibawa ke ruang pasca panen dan ditempatkan di atas
meja, kain pembungkus bunga dibuka, untuk dibersihkann dan disortasi.
Bunga dibersihkan dari daun-daun tua dan kering namun tetap disisakan
daun-daun di bawah bunga. Juga dilihat apakah ada hama/penyakit. Selain
itu dilakukan penyortiran terhadap tingkat kemekaran bunga, kelurusan
tangkai bunga, diameter tangkai, panjang tangkai.
b. Grading
Grading yaitun kegiatan klasifikasi bunga. Grading dilakukan
berdasar kriteria ukuran, tipe bunga, warna dan species. Pada saat
grading sekaligus dilakukan pemotongan bunga dengan panjang yang
seragam, yaitu sekitar 75 cm.
c. Pengemasan
Bunga Krisan yang sudah di grading lalu dibungkus memakai
kertas putih. Pembungkusan bertujuan untuk menjaga agar bunga tidak
mengalami kerusakan sehingga kualitas bunga tetap terjaga. Cara
membungkus yaitu dengan menggulung kertas hingga berbentuk kerucut,
dan diberi selotif. Bunga yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam wadah
berisi air sesuai dengan grade nya masing-masing sebelum dikirim ke
konsumen.
d. Pelabelan
Pelabelan diberikan pada kertas pembugkus, yang biasanya berisi informasi
tentang waktu panen dan grade nya.
e. Penyimpanan
sesudah bunga dibungkus dan dimasukkan ke dalam waddah yang berisi air,
maka lalu dimasukkan ke dalam cold storage dengan suhu 5-80C
dengan kelembaban udara 70-90%. Penyimpanan di dalam cold strorage
sebaiknya tidak lebih dari 15 hari.
f. Pengepakan
Pengepakan dilakukan jika bunga Krisan akan dikirim ke tempat yang
jauh. Bunga yang sudah dibungkus lalu dikemas dalam kardus. Satu kardus
berisi 40 ikat bunga, masing-masing ikatan terdiri dari 10 tangkai bunga.
Page | 151
Penyusunan dalam kardus scara berseling sehingga rapi. sesudah itu kardus
ditutup memakai lakban. Bunga siap dikirim dan diberi alamat
penerimanya.
g. Pengiriman
Sebaiknya pengiriman bunga, khususnya yang jarak jauh, memakai
mobil box yang berpendingin agar bunga tetap terjaga kesegarannya.
h. Pengolahan limbah : Saat panen tiba, potongan daun, akar, dan batang
dijadikan pupuk organik untuk dijadikan pupuk dasar penanaman.
Penanganan pascapanen yang biasa dilakukan pada bunga Krisan pot yaitu
sebagai berikut :
a. Membersihkan pot dari kotoran atau tanah dengan cara di lap memakai kain
basah.
b. Memotong atau memangkas daun yang tua atau kering atau yang terserang
hama/penyakit.
c. Menyiram agar kelihatan segar dan tahan lama.
d. Pengemasan, dengan cara membungkus dengan plastik bening berukuran
35X50 cm dengan cara melingkar dan bagian atasnya terbuka. Hal ini
dimaksudkan agar bunga Krisan pot tidak rusak dalam pengangkutan.
e. sesudah dikemas, lalu dimasukkan ke dalam kardus, setiap kardus bisa
berisi 12 Krisan pot.
Page | 152
(bit.ly)
Gambar 46. Cara Budidaya tumbuhan Krisan
*****™*****
Penyiapan Lahan Setek Anakan Kultur jaringan
Pembibitan Bunga Krisan Budidaya Krisan memakai Naungan
Penanaman Krisan Penyiraman Krisan
Pemanenan Bunga Krisan Pengemasan
Page | 153
III. BUDIDAYA tumbuhan MELATI (Jasminum sambac)
Di negara kita tumbuhan Melati yang banyak diudidayakan sebagai simbol
bangsa yaitu Melati putih atau Jasminum sambac, sebab bunga ini melambangkan
kemurnian dan kesucian. Melati putih (Jasminum sambac) sebagai tumbuhan hias,
yaitu maskot flora nasional, disukai sebab bunganya yang putih dan harum
baunya. Jenis Melati lain yaitu Melati gambir (J. officinale) yang banyak
dipakai sebagai campuran teh.
tumbuhan Melati yaitu jenis tumbuhan perdu tahunan, berbatang tegak
atau merambat dengan bunga berbentuk seperti trompet dan harum, perennial.
Melati dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600
atau 800 meter di atas permukaan laut, Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara
setek. Pertumbuhan tunas setek akan tampak sesudah sekitar 6 minggu. tumbuhan
Melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan sesudah tanam. tumbuhan Melati
dapat berbunga sepanjang tahun asalkan mendapatkan cukup sinar matahari dan
panen bunga Melati dapat dilakukan sepanjang tahun
Bunga Melati memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bunga tabur,
penghias rangkaian bunga, bahan industri minyak wangi, kosmetik, parfum,
farmasi, dan bahan campuran atau pengharum teh.
Sistematika tumbuhan Melati
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicoyledonae
Ordo : Lamiales
Familia : Oleaceae
Genus : Jasminum
Species : Jasminum sambac Ait
Beberapa species tumbuhan Melati yang dikenal yaitu J. officinale, J. nudiflorum,
J. primulinum, J. polyanthum, J. humile, J. fruticans, J. refolutum, J. parkeri, J.
grandiflorum.
Page | 154
Cara Budidaya tumbuhan Melati
1. Penyiapan Lahan/Pembuatan Lubang Tanam
Lahan untuk pembukaan kebun Melati dibersihkan dari gulma, pepohonan
yang tidak berguna, batu-batuan agar mudah, lalu baru dibuat lubang
tanam. Pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan 2 minggu
sebelumtanam. Ukuran lubang tanam 40X40X40 cm. Tanah yang dambil dari
lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang 0,5-1 kg dan diaduk merata.
Lubang tanam diisi kembali dengan campuran tanah dan pupuk kandang
sampai setengah lubang tanam. Lubang tanam dibiarkan selama sekitar 2
minggu.
Untuk tumbuhan Melati yang ditanam memakai pot, maka perlu disiapkan
media tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk dengan perbandingan 1:1.
2. Penyiapan Bibit
a. Setek
tumbuhan Melati biasa diperbanyak dengan setek. Untuk bahan setek dipilih
dari tumbuhan Melati yang unggul dan sudah berbunga. Dipilih beberapa
bagian dari cabang untuk dijadikan bahan setek, dengan dipotong sepanjang
15-20 cm dengan 2 daun dan 2 tunas. Media semai sebaiknya mengandung
tanah pasir. Setek diberi zat perangsang tumbuh akar rootone F. Setek
ditancapkan pada medium semai sepertiga dari panjang setek, sebelum
ditanam daun dikupir terlebih dahulu hingga tinggal setengahnya.
Pesemaian dapat dilakukan langsung pada lahan pesemaian, atau pada
bak/wadah pesemaian, atau boleh juga memakai polibag kecil. Kalau
memakai polibag maka tiap polibag diisikan 1 setek. Tutup persemaian
dengan sungkup berupa lembar plastik bening (transparan) agar udara
tetap lembab. Setek perlu dilakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali
sehari. Usahakan juga agar bibit setek mendapat sinar matahari pagi. Setek
yang ditumbuhkan pada lahan/wadah maka jika sudah tumbuh atau
sudah berakar cukup kuat bisa dipindahkan ke polibag yang berisi media
campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1). Pemeliharaan bibit perlu
Page | 155
terus dilakukan sampai sekitar umur 3 bulan dan bibit sudah siap tanam di
lapang.
b. Cangkok
tumbuhan Melati juga bisa diperbanyak dengan cangkok. Cangkok
merpakan metode perbanyakan tumbuhan dengan cara kulit cabang atau
ranting dikupas melingkar sepanjang 2-5 cm, kambium pada kayu
dihilangkan, lalu dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastik
yang diisi dengan mos atau campuran tanah dengan kompos, sesudah
beberapa waktu akan keluar akarnya dan dapat ditanam sebagai tumbuhan
baru yang sama sifatnya dengan pohon induk.
Cara mencangkok tumbuhan Melati :
f. Dipilih cabang yang sehat dan tegak, sebesar pensil atau lebih.
g. Kulit batang dikerok sepanjang 5 cm, lalu bersihkan lendir dari
kayunya. Hal ini untuk memutuskan aliran makanan (hasil fotosintesis)
dari atas ke bawah.
h. Pada keratan diberi media untuk pertumbuhan akar. Mediaini
dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik transparan. Bungkus berupa
sabut lebih mudah dalam penyiraman, namun pertumbuhan akar tidak
bisa dilihat, sedang dengan plastik jika akan menyiram plastik
pembungkus harus sedikit dibuka, namu dengan pembungkus plastik
ini pertrumbuhan akar bisa diamati.
i. sesudah cangkok berakar segera dipotong.
j. Hasil cangkokan bisa diadaptasikan dulu pada pot sebelum ditanam di
lapang.
c. Rundukan (layering)
Rundukan yaitu metode perbanyakan tumbuhan dengan cara memisahkan
bagian tumbuhan yang berakar dari induknya. Cara rundukan bisa dilakukan
pada tumbuhan yang berbatang lentur. Rundukan dilakukan dengan cara
cabang Melati dilengkungkan sampai masuk ke dalam tanah dengan ujung
cabang menyembul di atas permukaan tanah. Dari bagian yang berada di
Page | 156
dalam tanah ini nantinya diharapkan akan muncul akar. Pada bagian yang
masuk ke dalam tanah sebaiknya dilukai untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Selain itu bagian ini diperkuat (agar tidak muncul ke permukaan tanah)
dengan pemberian penjepit yang longgar. jika sudah muncul perakaran
dari cabang yang ada dalam tanah, maka bisa dipotong dan dipakai
sebagai bibit.
3. Penanaman
Sebulan sebelum tanam, bibit Melati diadaptasikan dulu di sekitar kebun.
Untuk penanaman di lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar
terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tumbuhan. Bila tiap hektar
lahan ada sekitar 6.600 lubang tanam (jarak tanam 1X1,5 m), kebutuhan
pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Jarak tanam dapat
bervariasi, tergantung pada kesuburan tanah dan species Melati yang ditanam,
jarak tanam biasanya yaitu 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya yaitu 40 x 40
cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm. Sebelum bibit ditanam, kantung
plastik/polibag dilepas, lalu tumbuhan diletakkan pada lubang tanam dan
diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandang sampai membumbun. Tiap
lubang tanam ditanami satu bibit Melati. Tanah dekat pangkal batang
bibit Melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung
dengan air tanah. lalu disiram agar tumbuhan tetap segar.
Untuk penanaman dalam pot, maka sebelum bibit ditanam perlu dipersiapkan
pot dan medianya. Agar air bisa tuntas dan tidak menggenag yang bisa
menyebabkan busuknya akar, maka pada dasar pot diberi pecahan genting/batu
bata atau kerikil guna memberikan drainase dan aerasi yang baik. lalu
media tanam dimasukkan sedikit dulu untuk dasar penanaman. Baru sesudah itu
bibit ditanam dan lalu pot diisi tanah hingga penuh 90%. Bibit yang
ditanam bisa diambil dari lahan/wadah pembibitan atau dari setek yang sudah
dipindh ke polybag. Untuk yang dari polybag maka plastik kantungnya disobek
dan bibit beserta tanahnya ditanam.
Page | 157
4. Pemeliharaan tumbuhan
a. Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, tumbuhan Melati memerlukan
ketersediaan air yang memadai. Penyiraman perlu secara kontinyu tiap
hari sampai tumbuhan berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan
1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan yaitu
dengan disiram air tiap tumbuhan hingga tanah di sekitar perakaran cukup
basah.
b. Penyulaman
Penyulaman yaitu mengganti tumbuhan yang mati atau tumbuh
abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama
dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada
lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode
penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan sesudah tanam.
Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan
pemeliharaan tumbuhan berikutnya dan pertumbuhan tumbuhan menjadi
seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu
panas.
c. Penyiangan/pengendalian gulma
Pada budidaya tumbuhan pada Melati ada beberapa organisme
pengganggu tumbuhan. Salah satunya yaitu gulma yaitu tumbuhan lain yang
tumbuh pada lahan tumbuhan budidaya atau tumbuhan yang tumbuh disekitar
tumbuhan pokok sehingga menyebabkan persaingan dalam mendapatkan
unsur hara, sinar matahari, oksigen, dan karbon dioksida antara tumbuhan
pokok dengan tumbuhan gulma. Oleh sebab itu gulma menjadi pengganggu
pada budidaya tumbuhan dan dapat mempengaruhi jumlah produksi pada
budidaya tumbuhan bunga Melati. Beberpa gulma yang sering ada pada
budidaya tumbuhan Melati yaitu alang-alang dan rumput teki. Sehingga
dalam budidaya tumbuhan Melati perlu dilakukan pemeliharaan tumbuhan
untuk mengurangi gulma. Pengendalian gulma dilakukan baik secara
Page | 158
peventif maupun kuratif. Adanya pemeliharaan dalam budidaya tumbuhan
Melati dari gulma mampu mengurangi persaingan antara tumbuhan Melati
dengan gulma sehingga bisa diperoleh hasil tumbuhan yang maksimal.
Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau memakai peralatan.
Pada perkebunan yang luas juga dilakukan pengendalian gulma
memakai herbisida.
d. Pengendalian hama/penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang tumbuhan Melati :
1) Hama Tunas Bunga
Hama ini menyerang tunas bunga dan disebabkan oleh Hendecasis
duplifascialis. Pengendalian dengan insektisida.
2) Hama Daun
Selain menyeramg daun juga bisa menyerang bunga. Pengendalian
dengan insektisida.
Beberapa penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Melati :
1) Puru Mahkota (Crown Gall)
Gejala terlihat dengan adanya benjolan-benjolan pada batang tepat di atas
permukaan tanah atau pangkal batang. Penyakit puru mahkota
disebabkan oleh bakteri Agrobacterium termociens. Pengendaliannya
dengan cara menyingkirkan dan membakar tumbuhan yang sudah
terserang. Juga bisa memakai fungisida.
2) Busuk Bunga (Blossom Blight)
Menyerang bunga, dengan gejala tampak adanya cendawan berwarna
kehitaman menutupi bunga. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Chronephora infindibilifera yang ada di dalam tanah. Pengendaliannya
yaitu dengan mengambil dan membakar bunga-bunga yang sudah
terserang. Pencegahan dengan mengurangi kelembaban tanah pada
kebun Melati. Bisa juga disemprot dengan fungisida.
3) Embun Hitam (Black Mildew)
Menyerang pada daun bagian atas dengan terlihatnya warna hitam pada
permukaan daun sebelah atas. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Page | 159
Meliola sp. Pengendaliannya dengan cara mengambil dan membakar
daun-daun yang terserang. Juga bisa dilanjutkan dengan penyemprotan
fungisida.
e. Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan penanaman. Pemupukan
berikutnya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang
dipakai untuk Melati yang ditanam di lahan/kebun terdiri atas Urea 300-
700 kg, TSP 300-500 kg dan KCl 100-200 kg/ha untuk 1 tahun. Pemberian
pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di
antara barisan tumbuhan/sekeliling tajuk tumbuhan sedalam 10-15 cm,
lalu ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara
memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tumbuhan
Melati. Waktu pemupukan yaitu pada saat awal pertumbuhan tumbuhan,
sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga,
dan pada saat pertumbuhan kurang prima.
Untuk Melati yang ditanam dalam pot pemupukan susulan pertama dimulai
saat pertumbuhan awal berupa 1 gram urea, 1 gram TSP, dan 0,5 gram KCl.
Dosis ini untuk ukuran pot 1-2 kg tanah. Jika potnya sudah diganti
yang lebih besar (sebab tumbuhan sudah tumbuh besar) maka jumlah pupuk
juga ditingkatkan. Selain itu bisa juga diberikan pupuk daun. Waktu
penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (pukul 09.00) atau
sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik
menyengat.
f. Pemberian ZPT
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dapat dipakai untuk mempertahankan
dan meningkatkan produksi bunga. ZPT yang biasa dipakai untuk
tumbuhan Melati yaitu Cycocel (Chloromiguat) dan Ethrel. tumbuhan
Melati yang di semprot dengan Cycocel dengan konsentrasi 5.000 ppm
menghasilkan bunga 1,45 kg/ tumbuhan. Cara pemberiannya dengan jalan
disemprotkan pada seluruh bagian tumbuhan, terutama bagian ujung dan
Page | 160
tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000
ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila dipakai Ethrel.
g. Pemangkasan
tumbuhan Melati biasanya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis
Melati seperti species Grand Duke of Tuscany yang tipe pertumbuhannya
tegak, sehingga perlu dilakukan pemangkasan. Pemangkasan memberikan
pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta
keindahan. Pemangkasan juga bisa meningkatkan hasil bunga Melati.
Tinggi pemangkasan amat tergantung pada species tumbuhan Melati. Untuk
Melati putih (J. sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari
permukaan tanah, sedang jenis Melati Spanish Jasmine (J. officinale
var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah. Pemangkasan
dilakukan jika hasil bunga Melati sudah menurun. Biasanya hasil bunga
Melati pada awal pemanenan masih sedikit, lalu meningkat, dan
akhirnya menurun lagi.
h. Penggantian pot dan media
Khusus untuk tumbuhan yang ditanam dalam pot, maka harus dilakukan
penggantian media secara berkala. Penggantian media juga bisa dilakukan
bersamaan dengan penggantian pot yang lebih besar. Pot perlu disesuaikan
dengan pertumbuhan tumbuhan Melati. Penggantian pot dan media
dilakukan jika tumbuhan Melati sudah semakin tumbuh dan akar sudah
tertekan pertumbuhannya sebab kesempitan ruang tumbuh, serta media
tanam sudah berkurang haranya. Penggantian pot dan media dilakukan
sebagai berikut :
k. Pot dibalik dan tanah serta tumbuhannya dipegang, sehingga pot bisa
ditarik dan terlepas.
l. Sebelum ditanam kembali pada pot yang baru, maka perakaran perlu
dipangkas dan dirapikan terutama untuk rambut akar yang memanjang.
Selain itu bisa pula dilakukan pemangkasan tumbuhan untuk mengurangi
penguapan.
m. Menyiapkan media tanam baru.
Page | 161
n. Dipilih pot dengan ukuran yang lebih besar.
o. tumbuhan lalu ditanam ke dalam pot yang baru, cara penanaman
sama dengan penanaman awal.
5. Pemanenan
tumbuhan Melati bisa menghasilkan bunga pada umur 10-11 bulan. Bunga
Melati bisa dipanen ketika bunganya masih kuncup/setengah mekar.
Pemetikan bunga Melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar
matahari tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.
Pemanenan bisa dilakukan beberapa kali. Pada awal pembungaan hasil
bunganya masih belum banyak.
6. Pasca Panen
Bunga Melati yang sudah dipetik lalu dikumpulkan dalam wadah
lalu dibawa ke ruang pasca panen yang bersuhu dingin 0-50C.
Selanjutnya didistribusikan sesuai permintaan pasar. Pengangkutan sebaiknya
juga dipakai mobil box berpendingin.
Gambar 47. Cara-cara Perbanyakan tumbuhan Melati
Gambar 48. tumbuhan Melati
*****™*****
Setek Cara mencangkok dan hasil cangkokan rundukan
(Suhendar, 1992) (e-learning FP UMY) (e-learning FP UMY)
Page | 162
IV. BUDIDAYA tumbuhan DAHLIA (Dahlia variabilis)
tumbuhan Dahlia yaitu tumbuhan hias bunga yang banyak
dibudidayakan dan diminati, terutama untuk bunga potong. Selain diambil
bunganya untuk bunga potong, umbi Dahlia bisa dimanfaatkan sebagai sumber
pemanis berupa gula cair fruktosa. tumbuhan tumbuh tegak, memiliki umbi,
dengan warna bunga beraneka macam. tumbuhan Dahlia berasal dari Meksiko, dan
menyebar ke berbagai Negara termasuk negara kita.
tumbuhan Dahlia cocok ditanam pada tanah lempung berpasir, dengan pH 6-
8 dan menghendaki sinar matahari langsung.
Sistematika tumbuhan Dahlia
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Dahlia
Species : Dahlia sp
Beberapa species Dahlia yang dikenal antara lain Dahlia pinnata, Dahlia variabilis,
Dahlia coccinea, Dahlia juarezii.
Cara Budidaya tumbuhan Dahlia
1. Penyiapan Lahan
tumbuhan Dahlia cocok ditanam pada tanah lempung berpasir yang
mengandung humus, gembur, dengan aerasi yang baik. tumbuhan Dahlia bisa
ditanam pada lahan maupun memakai pot. Lahan yang akan ditanami
tumbuhan Dahlia diolah tanahnya sedalam 25-35 cm. Dibuat bedengan dengan
lebar 75 cm dan panjang sesuai kondisi lapang, lalu dibuat lubang tanam
berukuran 20X20X20 cm dengan jarak tanam 75 cm. Tanah penggalian dari
lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, lalu
Page | 163
dimasukkan sebagian ke dalam lubang tanam, sisanya akan ditambahkan pada
saat penanaman.
Untuk pot disiapkan media tanam berupa campuran tanah : pupuk : 1:1.
2. Penyiapan Bibit
Perbanyakan tumbuhan Dahlia bisa dlakukan dengan cara generatif dengan
memakai benih atau perbanyakan vegetatif dengan setek atau umbi.
a. Perbanyakan dengan benih
Penggunaan biji sebagai bibit dengan cara disemaikan dahulu pada tempat
pembibitan. Untuk lahan pesemaian berupa bedengan lebar 1 m dan tinggi
50 cm panjang sesuai lahan yang ada. Bedengan berupa campuran humus,
tanah, dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Benih disebar merata dilahan
pembibitan, lalu ditutup tanah tipis. Lahan pesemaian sebaiknya
diberi naungan. sesudah benih berkecambah dan berdaun sekitar 2 helai
maka bibit bisa dipindahkan ke polybag ukuran 18X15 cm yang berisi
campuran sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan sekam : pupuk
kandang = 5 : 1. sesudah berdaun 6, maka bibit siap ditanam.
b. Perbanyakan tumbuhan memakai setek
Setek diambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-10 cm. Penumbuhan setek
dilakukan pada polybag dengan media campuran sekam dan pupuk dengan
perbandingan 6 : 1. Tempat pembibitan setek harus dipelihara
kelembabannya, sebaiknya diberi sungkup.
c. Perbanyakan tumbuhan memakai umbi
Umbi sebagai bibit dipilih dari tumbuhan Dahlia yang sudah berumur lebih
dari 1 tahun.
Lahan pembibitan harus dilakukan penyiraman rutin dan perawatan lainnya.
3. Penanaman
Umbi Dahlia dimasukkan ke dalam lubang tanam dan ditutup dengan tanah
kembali, lalu disiram.
Page | 164
Untuk penanaman dalam pot, maka bibit yang sudah siap tanam dipindah ke
pot yang sudah disiapkan media tanamnya. Media diisikan sedikit dulu ke
dalam pot, sebagai dasar penanaman. Bibit diletakkan tegak di tengah pt,
lalu tambahkan media pot sampai volume 90%, dan disiram.
4. Pemeliharaan tumbuhan
a. Penyulaman
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam. Penyulaman dilakukan
segera manakala ada tumbuhan yang rusak atau mati dan dapat dilakukan
sampai tumbuhan berumur 3 minggu.
b. Penyiraman
Pada awal pertumbuhan penyiraman sangat penting diperhatikan. Tanah
di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai
mengering. Pada saat itu, jika perlu tumbuhan disiram 2-3 kali sehari
tergantung dari keadaan cuaca. sesudah itu penyiraman dapat dilakukan
setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan sesudah pemberian pupuk.
c. Penjarangan bunga
Perlu dilakukan jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak.
Penjarangan bunga dilakukan untuk menjaga kualitas bunga, supaya
diameter bunga mencapai maksimum. Pada Dahlia kaktus (putih) hanya
satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedang pada Dahlia
semi kaktus dapat 5 - 6 bunga.
d. Penyiangan
Penyiangan rutin dilakukan dan atau sesuai dengan pertumbuhan gulma.
Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan pemberian mulsa
organik di antara tumbuhan.
e. Pengendalian hama/penyakit
Hama yang biasa menyerang tumbuhan Dahlia yaitu :
a) Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat menyerang umbi dan batang, dengan memotong titik tumbuh atau
pada pangkal batang sehingga batang rebah dan layu. Cara
Page | 165
pengendaliannya dengan mengambil ulat yang menyerang. Bisa juga
diberikan insektisida.
b) Nematoda
Menyerang akar sehingga menyebabkan akar busuk dan tumbuhan layu.
Pengendaliannya dengan cara sterilisasi.
Penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Dahlia yaitu :
a). Embun tepung
Penyebabnya yaitu jamur Oidium tingitaniun. Gejalanya yaitu daun
tertutup lapisan putih seperti tepung, lalu daun akan mongering
dan gugur. Pengendaliannya memakai fungisida.
b). Virus
Gejalanya pertumbuhan tidak normal atau kerdil. Penyebabnya virus
CMV atau jenis lainnya. Pengendaliannya dengan cara penggunaan
benih yang sehat. Jika tumbuhan yang terserang sudah parah maka harus
disingkirkan dan dibakar.
f. Pemberian ajir atau tiang penyangga
Ketika tumbuhan mencapai 1 m, tumbuhan dibumbun dan disangga dengan 2
batang bambu agar tidak rebah.
g. Pemupukan
Dilakukan setiap 10 hari sekali memakai urea, SP-36 dan KCl
masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10
hari sesudah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm
dari pangkal batang, ditutup dengan tanah.
5. Pemanenan
Bunga Dahlia bisa dipanen pertama kali pada umur 3 bulan sesudah tanam.
Bunga dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan lalu . Bunga yang siap
dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm. Bunga Dahlia dipetik
dengan cara dipotong beserta tangkai bunga sepanjang 20-50 cm dari dasar
bunga.
Page | 166
6. Pasca Panen
Pangkal tangkai bunga Dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan
pengawet atau dibungkus dengan kapas lalu dimasukan ke dalam
kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton atau
kemasan lain yang sesuai. Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan
dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak
tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah. Pengepakan dilakukan
dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Pada bagian luar kemasan
diberi label. Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-80C
dengan kelembaban udara 60-65 %.
Gambar 49. Umbi tumbuhan Bunga Dahlia
Gambar 50. Aneka Jenis Bunga Dahlia
*****™*****
Maldindag.net
Media growsonyou. com photodunia.com photodunia.com
Page | 167
V. BUDIDAYA tumbuhan SEDAP MALAM (Polyanthes tuberosa)
tumbuhan Sedap Malam memiliki batang semu berupa umbi induk, yang
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. sedang batang utama ada di
tengah. Tiap rumpun tumbuhan Sedap Malam bisa terdiri dari 1 umbi induk dan
beberapa umbi anak. Umbi induk ukurannya lebih besar dari umbi anak dan
berwarna putih. Umbi induk ini yang biasa dipakai untuk perbanyakan tumbuhan.
tumbuhan Sedap Malam memiliki bentuk daun pipih memanjang, berwarna hijau
mengkilat pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Pada pangkal daun
ada bintik-bintik berwarna kemerahan. Ukuran daun bunga sedap malam dapat
mencapai hingga 60 cm. Perakaran tumbuhan Sedap Malam berupa akar serabut yang
keluar dari batang utama dan menyebar dengan radius sekitar 50 cm. Pertumbuhan
tumbuhan dari penanaman umbi bibit sampai tumbuh sempurna dengan daun
berkembang optimal sekitar 16-20 minggu. sesudah tumbuhan berumur 24-26
minggu, tangkai bunga Sedap Malam akan muncul dari ujung tumbuhan berbentuk
memanjang dan beruas-ruas. Tiap ruas ada daun bunga dengan ukuran kecil
pipih memanjang. Pada tangkai bunga sedap malam menempel 5-12 kuntum bunga
yang mekarnya tidak bersamaan, bunga pada bagian bawah akan mekar terlebih
dahulu lalu sesudah itu baru bunga yang berada diatasnya mekar secara
berurutan. Warna mahkota berwarna putih dan sedikit kemerahan dibagian ujung.
Bunga Sedap Malam bisa dipanen sesudah berumur 4-5 bulan. tumbuhan Sedap
Malam juga memiliki anakan. Anakan yang sudah berumur 7-9 bulan bisa
dijadikan bibit.
tumbuhan Sedap Malam termasuk tumbuhan sukulen, banyak mengandung
air. Berasal dari Meksiko dan menyebar luas sampai ke negara kita. Selain
dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk pajangan, minyak atsiri dari bunga ini
dipakai dalam pembuatan parfum. Bunga sedap malam memiliki keunikan
tersendiri dimana bunga ini mekar pada malam hari. tumbuhan ini tumbuh di daerah
beriklim tropis dan sub tropis. tumbuhan Sedap Malam bisa ditanam pada berbagai
jenis tanah, namun yang ideal yaitu tanah Latosol dan Regosol, dengan pH 5-7,
tanah subur, gembur, banyak humus, aerasi dan darenase baik. Cocok ditanam pada
Page | 168
sinar matahari penuh, pada suhu udara 13-270C, dengan curah hujan antara 1900-
2500 mm/tahun, dan ketinggian tempat 600-1500 m dpl.
Sistematika tumbuhan Sedap Malam
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Amarillidales
Famili : Amarillida atau Liliaceae
Genus : Polyanthes
Spesies : Polyanthes tuberosa
Cara Budidaya tumbuhan Sedap Malam
1. Penyiapan lahan
tumbuhan Sedap Malam biasanya ditanam dalam bentuk kebun. Tahapan
penyiapan lahan untuk kebun Sedap Malam sebagai berikut :
a. Lahan dibersihkan dari gulma, bebatuan, atau barang-barang yang
mengganggu.
b. Selanjutnya tanah diolah dengan cara dicangkul, dibajak dengan bajak atau
traktor, atau dibalik memakai garpu sedalam 20-40 cm hingga gembur,
lalu diberi bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, kompos)
sebanyak 5-10 t/ha
c. Dibiarkan/dikeringanginkan 15-30 hari, lalu dibuat bedengan dengan
lebar 100 cm, tinggi 20 - 30 cm, dan panjang tergantung kondisi lahan, jarak
antar bedengan 30-40 cm.
d. Diantara bedengan pertumbuhan dibuat saluran irigasi dan drainae dengan
lebar 30-40 cm dan kedalaman 40 cm.
e. jika pH tanah kurang dari 5 - 7 perlu di lakukan pengapuran dengan
Dolomit dengan dosis sekitar 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah lalu dibiarkan 1 bulan.
f. Lahan siap untuk ditanami
Page | 169
2. Penyiapan bibit
tumbuhan Sedap Malam diperbanyak memakai umbi batang. Umbi
diambil dari tumbuhan induk yang sehat dan produktif dan sudah berumur lebih
dari 2 tahun. Umbi lalu dibersihkan dan dipisahkan dari rumpun
berdasar ukuran. Ukuran umbi sebagai benih/bibit sebesar 1-2 cm.
lalu disimpan di tempat kering dalam tampah secara merata selama 1-2
bulan hingga bertunas. Jika umbi sudah bertunas berarti sudah siap tanam.
3. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu bedengan disiram hingga
kapasitas lapang. Tentukan jarak tanam 20X20 cm dan buat lubang tanam
dengan cara mengangkat tanah dengan sendok/garpu kecil sedalam 7 - 9 cm.
Pada setiap lubang tanam dapat ditanam 1 umbi atau lebih dengan arah tunas
menghadap ke atas. lalu lubang ditutup dengan tanah kembali. Untuk 1
areal pertumbuhan dipilih umbi yang besarnya seragam agar pertumbuhannya
seragam.
Beberapa petani juga memakai mulsa pada bedengan berpa Mulsa Plastik
Hitam Perak (MPHP). Cara memasang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak)
antara lain dengan menarik kedua ujung MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak)
ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. lalu dikuatkan
dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi
bedengan. Lembar MPHP ditarik ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan
hingga rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu
pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP (Mulsa
Plastik Hitam Perak) dibiarkan dulu selama + 5 hari. Penanaman dilakukan
secara hati-hati agar pada lubang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) tidak
rusak. sesudah penanaman selesai, dilakukan penyiraman pada lubang
tanam/bedengan untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan dengan
hati-hati.
Page | 170
4. Pemeliharaan tumbuhan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin, disiriam pada pagi dan sore hari, atau
melihat kondisi lapang. Penyiraman bisa dilakukan dengan sistem leb pada
parit atau penyiraman memakai gembor.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan manakala ada tumbuhan yanag mati atau rusak.
Penyulaman sebaiknya sebelum umur 2 minggu. Cara penyulaman dengan
cara membongkar tumbuhan yang mati lalu digantikan dengan umbi
bibit yang baru yang sama dengan bibit awal.
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan rutin secara mekanis, dengan menjombret memakai
tangan ataupun memakai alat bantu arit, koret, dan sebagainya. Kalau
serangan gulma cukup banyak baru diterapkan alternatif untuk disemprot
dengan herbisida.
d. Pemupukan
Pemupukan dasar diberikan bersamaan dengan pengolahan
tanah/pembuatan bedengan. Pemupukan susulan dilakukan pada saat
tumbuhan berumur 6 memakai urea dan TSP dengan perbandingan 1:1
sebanyak 6 kwintal/hektar. Pemberiannya bisa sekaligus atau secara
bertahap susulan. jika pemupukan dilakukan bertahap, maka jumlah
pupuk 6 kwintal per hektar dibagi berapa kali pemberian pupuk susulan.
Cara pemupukan dengan jalan memasukkan pupuk pada parit sedalam 10
cm yang dibuat diantara barisan tumbuhan. sesudah pupuk ditaburkan, maka
ditutup kembali dengan tanah, dan disiram.
e. Pengendalian Hama/Penyakit
Beberapa hama yang menyerang tumbuhan Sedap Malam yaitu ulat tanah
(Agrotis ipsilon), Belalang (Valanga sp.). sedang penyakit yang kadang
menyerang yaitu layu yang disebabkan oleh cendawan Fusarium sp. dan
busuk umbi yang disebabkan oleh cendawan Botrytis sp. Pengendalian
terpadu baik dilakukan dalam pengendalian hama/penyakit ini dengan
cara kultur teknik, fisik, dan mekanik. Bila serangan berat, juga bisa
memakai pestisi