• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label tanaman hias 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanaman hias 3. Tampilkan semua postingan

tanaman hias 3







ungil dirumah sangat dianjurkan sebab selain memperindah wajah rumah 
juga akan sangat baik bagi kesehatan dan psikologis. Lingkungan rumah yang baik 
yaitu lingkungan yang mampu memberikan daur ulang proses alam, yaitu daur 
ulang air hujan meresap ke dalam tanah dan tanah yang lembab menciptakan 
lingkungan yang bagus bagi tumbuhan. Kurangnya bukaan di rumah menjadikan 
kesehatan penghuni dipertaruhkan. Selain pertimbangan kesehatan, tak adanya 
bukaan di bagian belakang rumah akan meniadakan ventilasi silang (cross 
ventilation). Hal ini membuat udara panas terjebak di dalam rumah dan kondisi 
menjadi kurang nyaman bagi penghuni. Salah satu solusi untuk mengantisipasi 

 
udara panas yang terjebak yaitu dengan membuat bukaan kecil di bagian tengah 
rumah. Bukaan mungil di tengah rumah menjadikan sisa lahan di belakang masih 
bisa dimanfaatkan menjadi ruangan. Bukaan ini bisa didesain menjadi sebuah 
taman, dengan model atap yang terbuka sehingga udara segar dan sinar matahari 
lebih leluasa masuk. Ukuran yang kecil, bukanlah halangan untuk menyulap bukaan 
ini menjadi taman yang cantik. Sehingga, selain tujuan fungsional untuk 
mengalirkan udara segar dan sinar matahari tercapai, taman mungil di tengah rumah 
ini juga bisa menambah keindahan interior rumah.  
Taman tidak hanya bisa dibuat di halaman. Zaman sekarang kehadiran taman atap 
atau roof garden sudah banyak diminati. Taman atap memberikan keuntungan 
antara lain menyajikan pemandangan berbeda dari taman rumah anda, menambah 
keteduhan, dan menyegarkan udara sekitar sebab menyerap gas-gas beracun. 
Untuk membuat taman atap perlu diperhatikan hal-hal seperti: sinar matahari, suhu, 
kecepatan angin, curah hujan, kemiringan bangunan, dan tingkat keamanan.  
Untuk membangun taman dibuat dulu rancangannya. Bagaimana bentuk 
kelokannya, seberapa luas area untuk tumbuhan, seberapa untuk tebaran kerikil. 
Dimana saja batu setapak ditempatkan, dan bagaimana kedudukannya satu sama 
lain. Elemen keras ditata terlebih dahulu, baru elemen lunak, dan terakhir baru 
setapak diletakkan mengikuti pola yang dirancang. 
Taman dibuat dengan mempertimbangkan estetika, ekologi, kebersihan, 
dan kesehatan. Perawatan terhadap taman perlu dilakukan, khususnya untuk 
tumbuhan perlu disiram serta diberi pupuk dengan cara disemprotkan. 
 
Fungsi Taman 
a. Menciptakan keindahan, kenyamanan, dan keharmonisan lingkungan. Di dalam 
lingkungan keluarga, semua ini untuk memperoleh kepuasan batin yang tak 
ternilai harganya, yang mampu melenyapkan kepenatan, keruwetan fikiran, dan 
kelelahan batin. 
b. Pemberi udara yang bersih dan pembersih udara yang kotor. Dengan kualitas 
udara baik, menjadi lebih sehat, kinerja meningkat, dan hidup lebih nyaman. 
tumbuhan tertentu bisa menyerap gas-gas berbahaya/polutan sekaligus 

 
membersihkan udara dalam ruangan gedung modern atau menyerap polutan 
tertentu dari lingkungan dalam ruangan. Beberapa tumbuhan pengisap racun 
antara lain phylodendron, sirih Belanda (Photos), Krisan (Chrysanteium), 
pedang-pedangan (Sanseviera), sri rejeki (Aglaonema), palem bambu 
(Chamaedorea), daun jagung (Dracaena). 
c. Memelihara kelembaban udara. Kelembaban udara yang cukup baik 
menghindari perubahan suhu siang dan malam yang besar. 
d. Mengurangi polusi udara sebab tumbuhan akan menyerap co2 untuk fotosintesis 
dan menghasilkan o2 (oksigen) yang berguna untuk pernafasan.  
 
Menata Taman Mungil 
Untuk membangun taman dibuat dulu rancangannya. Bagaimana bentuk 
kelokannya, seberapa luas area untuk tumbuhan, seberapa untuk tebaran kerikil. 
Dimana saja batu setapak ditempatkan, dan bagaimana kedudukannya satu sama 
lain. Elemen keras ditata terlebih dahulu, baru elemen lunak, dan terakhir baru 
setapak diletakkan mengikuti pola yang dirancang. 
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menata taman yaitu :  
a. Jika kita memiliki  lahan yang terbatas (sempit) buatlah taman mungil dengan 
aneka jenis tumbuhan yang juga mungil (kerdil) hal ini untuk mencapai proporsi 
yang seimbang antara taman dengan fasade rumah kita.  
b. Bagaimana dengan arah sinar matahari, hal ini akan berpengaruh terhadap 
kondisi pencahayaan di taman dengan pemilihan jenis tumbuhan. Jika taman tidak 
mendapatkan sinar matahari yang cukup, dapat memilih jenis tumbuhan yang 
menyukai keteduhan (tidak terlalu memerlukan sinar matahari).  
c. Kondisi tanah dan penyerapan airnya. Untuk menghasilkan taman yang baik, 
diperlukan kondisi tanah yang subur. Tanah dikategorikan subur jika kadar 
humusnya tinggi sehingga lebih mudah dalam menyerap air.  
 
 
 
 
Page | 119 
 
Perbaikan Taman 
Taman yang sudah rusak atau sudah berkurang keindahannya, masih bisa 
diusahakan untuk diperbaiki lagi sehingga bisa tampak mempesona. Kepiawaian 
pekerjan ini selain dapat mempercantik kembali penampilan taman. 
Keuntungannya dengan perbaikan taman yang lama yang sudah ada masih bisa 
dinikmati tanpa harus merombak atau membuat taman yang baru. 
 
 
Gambar 40. Tata Taman 
 
 
 
 
 
*****™***** 
      
                      Taman di Pojok Sekolah TK            Taman Di Ruangan Sempit 
 
    
 Taman Di Halaman Depan Rumah                Taman di Dalam Rumah  
(Pinterest.com) 
Page | 120 
 
11. PEMBUATAN SARI BUNGA (MINYAK ATSIRI) 
UNTUK BAHAN KOSMETIK 
 
Minyak atsiri  kadang juga disebut sebagai minyak eteris atau minyak 
terbang Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil (minyak essen) 
sebab bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen).. yaitu bahan yang 
bersifat mudah menguap (volatile), memiliki  rasa getir, dan bau mirip tumbuhan 
asalnya yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti daun, buah, biji, bunga, 
akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tumbuhan. Minyak atsiri selain 
dihasilkan oleh tumbuhan.  
Minyak atsiri yaitu salah satu komoditas ekspor agroindustri 
potensial yang dapat menjadi andalan bagi negara kita untuk mendapatkan 
devisa. Minyak atsiri yaitu komoditi ekspor dan negara kita yaitu salah 
satu negara produsen utama minyak atsiri. Namun ekspor minyak atsiri negara kita 
ke pasar internasional sebagian besar masih berupa produk setengah jati. Kebutuhan 
industri pangan, kosmetik dan farmasi negara kita juga masih mengimpor produk 
turunan minyak atsiri atau minyak atsiri yang telah “dimurnikan”. Industri minyak 
atsiri terdiri dari rangkaian kegiatan usaha sejak bahan baku tumbuhan sampai 
dengan konsumen industri, yaitu industri parfum, kosmetik, toiletries, dan pangan. 
Proses produksi minyak atsiri dari tumbuh-tunbuhan dapat dilakukan 
dengan 4 cara, yaitu: (1) pengempaan (pressing), (2) ekstraksi memakai  
pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation), dan (4) adsorbsi oleh 
lemak padat (enfleurasi). Penyulingan yaitu metode yang paling banyak 
dipakai  untuk mendapatkan minyak atsiri. Pengepresan dilakukan dengan 
memberikan tekanan pada bahan memakai  suatu alat yang 
disebut hydraulic atau expeller pressing. Ekstraksi minyak atsiri memakai  
pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak 
oleh panas. Pelarut yang dapat dipakai  untuk mengekstraksi minyak atsiri antara 
lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak. Penyulingan dilakukan dengan 
mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga ada uap yang 
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh 
Page | 121 
 
dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan. sedang enfleurasi 
dipakai  khusus untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan 
mutu dan rendemen minyak yang tinggi. 
 
tumbuhan Hias Sumber Minyak Atsiri 
Beberapa tumbuhan Hias yang bisa sebagai sumber minyak atsiri diantaranya : 
Akar  : Kemuning 
Daun : Sirih, Kemuning 
Bunga : Kenanga, Melati, Sedap Malam 
 
Cara pembuatan minyak atsiri 
a. Minyak Atsiri dari Bunga Kenanga 
Minyak Kenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah 
biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi 
yang memiliki  komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling 
baik yaitu yang mengandung kadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen 
yang rendah. Minyak kenanga diekspor masih dalam keadaan crude. Oleh 
importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanya direktifikasi untuk 
menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyak yang 
dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%. Dalam industri, minyak kenanga biasa 
dipakai  sebagai bahan pewangi sabun. 
 
b. Minyak Atsiri Dari Bunga Melati 
Untuk mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi 
memakai  sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang 
dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya 
produksinya cukup mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya 
yaitu dengan mempergunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak 
melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan memiliki  bau 
khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning 
coklat dan memiliki  bau harum. jika mengadsorbsi udara, minyak 
Page | 122 
 
berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin. Minyak bunga 
melati biasanya dipergunakan sebaga zat pewangi parfum.  
 
 
Gambar 41. Minyak Atsiri 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
*****™***** 
   
                 Minyak atsiri Kenanga        Minyak atsiri Melati      Minyak atsiri Mawar  
                    (tokopedia.com)                    (cantiaku.com)      (carakhasiatmanfaat.com) 
 
 
Minyak atsiri (chee-sys blogspot.com) 
Page | 123 
 
12.  BUNGA KERING 
 
Bunga kering sebagai hiasan, bisa berbentuk bunga kering bertangkai 
sebagai vas atau juga dibuat sebagai hiasan tempel yang diberi bingkai dan bisa 
dipajang di dinding. Bunga kering dipilih dengan pertimbangan sebab 
keawetannya lebih panjang dari bunga potong, tidak banyak memerlukan 
perawatan, dan dianggap lebih praktis. Bunga kering juga bisa diberi warna 
beraneka macam, dan dibuat model dengan berbagai design.  
Hiasan bunga kering dibuat dari berbagai bahan alami. Bahan pembuatan 
bunga kering antara lain : bunga-bungaan, kulit jagung dan mangga laut, ranting 
batang pohon mahoni/pinus, dan aksesoris pendukungnya (bingkai pelepah pisang, 
lampion, dan lainnya). Dengan diberi sentuhan seni, melalui proses pengeringan 
dan pengeleman, berbagai bahan alami ini  dapat dirangkai menjadi booklet 
bunga yang indah atau hiasan dinding yang bagus. Hanya saja pembuatan bunga 
kering memerlukan ketekunan dan ketelitian.  
 
Pembuatan bunga kering  
a. Alat : kertas koran, tali pengikat, gunting, pasir putih/kassa, hairspray, dos untuk 
storage 
b. Bahan : bunga (dahlia, mawar, bunga kertas, lavender, helipterum, rumput-
rumput , bunga -bunga liar (achillea, aconitum, allium dll) krisan, artemisia dan 
masih banyak lagi 
c. Cara pembuatan : 
1) Memetik bunga (sebaiknya dilakukan pada pagi hari), dihindarkan dari sinar 
matahari langsung  
2) lalu  bunga dikeringkan dengan cara diikat dan digantung dengan posisi 
terbalik (agar tangkai tetap lurus), jika hanya kepala bunga saja (tanpa 
tangkainya) maka bunga bisa dikeringkan dalam sebuah wadah plastik yang 
berisi pasir putih atau kassa atau diletakkan di atas koran. 
- Tempat pengeringan harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain 
: tempat harus gelap. Tempat yang gelap berfungsi untuk 
Page | 124 
 
mempertahankan warna bunga yang kita keringkan, hal ini sebab 
proses hilangnya pigmen warna dari bunga yaitu reaksi oksidasi 
dimana reaksi ini memerlukan sinar dan air maka jika kita 
menghilangkan kandungan air didalam bunga dan menjauhkannya dari 
sinar maka warna bunga akan dapat dipertahankan. 
- Memiliki sirkulasi udara yang baik. 
-  Tidak lembab. Tempat yang memungkinkan misalnya : closet, garasi 
atau di dekat area ventilasi. 
- Lama pengeringan tergantung pada : kelembaban ruangan, temperature, 
sirkulasi udara, jenis bunga. Untuk beberapa jenis bunga ada yang 
mampu kering dalam waktu 24 jam. 
2) sesudah bunga menjadi kering , disemprot dengan hairspray untuk ekstra 
protection, lalu bunga kering dapat disimpan dengan memakai  kertas 
Koran atau di dalam dos yang telah kita beri silica gel 
3) sesudah jadi, bunga kering ini  bisa dirangkai dalam vas, buket atau 
untuk potpouri dll. 
 
 
Gambar 42. Bunga Kering 
 
*****™***** 
      
m.kontan.co.id                  detik.finance.com 
 
 
bisnisukm.com 
Page | 125 
 
13. WISATA TAMAN BUNGA 
 
Saat ini masanya masyarakat senang melakukan rekreasi di alam terbuka, 
sembari mencari tempat selfie yang menarik. Kebun tumbuhan hias menjadi salah 
satu daya tarik wisata dan memiliki m prospek yang cerah untuk dikembangkan. 
Lahan kosong dapat dipakai  sebagai kebun tumbuhan hias, mulai dari kebun 
berskala kecil dan sederhana hingga kebun tumbuhan hias yang luas dengan berbagai 
sarana dan prasarananya. Untuk membangyun kebun yang besar tentunya 
memerlukan dana yang tidak sedikit, mulai dari membuat greenhouse, memasang 
rak, membeli sarana, membangun kebun, sampai menggaji  karyawan. 
Wisata taman bunga bisa dijadikan tempat pendidikan dan rekreasi. 
Melihat taman dengan bunga yang indah membuat hati terasa sejuk, fikiran segar, 
apalagi bila ada hembusan angin yang meniupkan aroma wangi bunga. Sebagai 
gambaran bahwa wisata taman bunga ini selalu menarik pengunjung. Orang sudah 
mulai jenuh dengan hingar bingar kota besar. Pada saat liburan, mereka mencari 
tempat santai yang segar dan menyejukkan sehingga bisa bergembira bersama 
keluarga atau kerabat dan teman sambil berfoto mengabadikan momen 
kebersamaan dan keindahan taman. Dengan demikian agribisnis wisata taman 
bunga masih terbuka peluang pengembangannya. Sebagai acuan, usaha wisata 
taman bunga sudah ada di beberapa negara di dunia. Di negara kita hampir di setiap 
wilayah dekat pegunungan memiliki  wisata taman bunga. Juga di Yogyakarta 
sekarang juga sudah mulai marak ketertarikan warga untuk wisata ke taman bunga. 
Taman Bunga terkenal di dunia diantaranya : Keukenhof Gardens Belanda, Dubai 
Miracle Garden, The Skagit Valley Washington, Butchart Gardens Canada, 
National Orchid Garden Singapura. Taman Bunga yang sudah ada di negara kita dan 
pengunjungnya tiada habisnya yaitu : Taman Bunga Cihideung Bandung, Taman 
Bunga Nusantara Cianjur, Taman Orchid Bali Denpasar, Taman Bunga Selecta 
Malang, Kota Bunga Tomohon Menado. Di Yogyakarta banyak juga dijumpai 
wisata taman bunga yang marak pengunjung dan dimanfaatkan untuk selfie, antara 
lain : Taman Bunga Amarylis Gunung Kidul, Taman Bunga Matahari Bantul, 
Page | 126 
 
Taman Bunga Eceng Gondok Bantul, Kebun Bunga Krisan Kulon Progo, Kampung 
Flory Sleman. 
 
 
Gambar 43. Wisata Taman Bunga 
 
*****™***** 
    
Taman Celosia    Taman Bunga Matahari 
 
     
Taman Paku                 Taman Kaktus   Taman Bunga 
 
      
              Taman Anggrek                                                  Taman Amarylis 
Page | 127 
 
14. PENJUALAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN 
 
Efek bisnis tumbuhan hias mendatangkan peluang bisnis berupa penjualan 
pot, pupuk, media tanam, alat-alat berkebun, bahkan design greenhouse. 
a. Permintaan pot sejalan dengan laju bisnis tumbuhan hias. Jumlah dan jenisnya 
bisa beragam. Aneka model pot yang bisa dijual atas dasar keunikan dan 
kecantikan model potnya maupun aneka jenis pot sesuai peruntukannya. b.  
b. Berbagai jenis pupuk yang dibutuhkan untuk budidaya tumbuhan hias juga 
banyak dicari konsumen, semakin banyak sejalan dengan peminat tumbuhan 
hias. Biasanya untuk penghobi tumbuhan hias, pupuk yang dikehendaki yaitu 
yang praktis dan siap aplikasi dengan mudah.  
c. Saat ini untuk tumbuhan hias dalam pot, yang dipakai  sebagai tumbuhan hias 
indoor banyak memakai  media non tanah yang porous agar air tidak 
menggenang, tidak berat, dan tidak jorok. Media tanam yang sudah dalam 
bentuk kemasan juga banyak dibutuhkan, mengingat lahan di perkotaan yang 
relatif sempit, sehingga jika mau menanam tumbuhan butuh media tanam dan 
harus beli.  
 
 
Gambar 44. Sarana dan Prasarana Pertanian 
*****™***** 
    
Peralatan bertanam      Bangunan Greenhouse 
 
      
                Media Tanam               Pupuk 
Page | 128 
 
Teknologi Budidaya dan Agribisnis tumbuhan Hias 
BAB IV 
BUDIDAYA BEBERAPA tumbuhan HIAS 
 
Ir. Titiek Widyastuti, M.S. 
 
 
 
 
Mawar 
Krisan 
Melati 
Dahlia 
Sedap Malam 
Bunga Gladiol 
Bunga Matahari 
Bunga Tasbih 
Kembang Kertas 
Gerbera 
Snapdragon 
Lisianthus 
 
 
 
Page | 129 
 
I. BUDIDAYA tumbuhan MAWAR (Rosa sp.) 
 
Mawar (Rosa sp.) yaitu tumbuhan hias bunga yang banyak digemari 
sebab keindahan dan wanginya bunga. Mawar yaitu tumbuhan hias bunga 
berupa herba dengan batang berduri. Mawar bukan tumbuhan asli negara kita, berasal 
dari dataran China. Dalam perkembangannya, menyebar luas di berbagai daerah, 
termasuk ke negara kita. Di negara kita, bunga Mawar dinikmati sebagai bunga 
potong atau juga dipakai  untuk upacara adat dan sebagai bunga tabur. 
tumbuhan Mawar memerlukan persyaratan iklim untuk pertumbuhannya 
yang optimal. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan tumbuhan Mawar. 
Curah hujan bagi pertumbuhan tnaman Mawar yang baik yaitu 1500-3000 
mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar 
matahari, Mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. 
tumbuhan Mawar memiliki  daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan 
tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah 
panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 0 C dan kelembaban 70-80 %. Bunga Mawar 
selamanya menghendaki sinar matahari yang cukup. 
tumbuhan Mawar cocok pada tanah liat berpasir, subur, gembur, banyak 
bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol atau andosol yang 
memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.  Derajat keasaman tanah 
yang ideal yaitu PH = 5,5-7,0. jika tanahnya asam (pH<5) perlu pengapuran. 
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca 
dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, 
mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur P dan 
Mo. Pengapuran bisa memakai  dolomit. 
Page | 130 
 
Sistematika tumbuhan Mawar 
Divisio : Spermatophyta 
Kelas : Dycotiledonae 
Ordo : Rosales 
Famili : Rosaceae 
Genus : Rosa 
Species  : Rosa sp. 
 
Cara Budidaya tumbuhan Mawar 
1. Penyiapan Lahan 
Tempat penanaman Mawar bisa dilakkukan di kebun atau di dalam pot. Tata 
cara penyiapan lahan untuk kebun Mawar agak berbeda dengan dalam pot. 
a. Penyiapan lahan kebun 
Lahan utuk kebun Mawar dipilih tempat yang mendapatkan sinar matahari 
langsung. Untuk tumbuhan Mawar yang akan dibudidayakan sebagai kebun 
tumbuhan Mawar, maka perlakuan pertama yaitu memperbaiki sifat fisik 
tanah dengan jalan tanah dicangkul sedalam ± 30 cm hingga gembur. Tanah 
yang sudah gembur dibiarkan selama sekitar 2-4 minggu lalu  baru 
dibuat bedengan. Ukuran bedengan dengan lebar 75-120 cm dan panjang 
disesuaikan dengan luas tanah, tinggi bedengan 30 cm, dan jarak antar 
bedengan 30-40 cm. Ke dalam bedengan dicampurkan kompos atau pupuk 
hijau atau pupuk kandang, sebagai pupuk dasar. jika menghendaki 
tumbuhan Mawar untuk dibudidayakan sebagai taman bunga, maka 
penanaman bisa diatur sesuai yang diinginkan, misalnya lingkaran atau model 
yang serasi dengan lingkungannya, yang terpenting tanahnya gembur dan 
subur serta jarak tanamnya terjaga dengan baik. jika tumbuhan Mawar 
akan ditanam di halaman maka yang terpenting yaitu menyiapkan lubang 
tanam, dengan ukuran 45X45X45 cm atau ukuran lubang tanam bisa 
disesuaikan dengan  jenis Mawar yang akan ditanam dan kesuburan tanahnya. 
Jarak lubangb tanam 12X12 cm-15X15 cm. Pembuatan lubang tanam dengan 
cara mencangkul atau memakai  sekop, dipisahkan antara top soil dan sub 
Page | 131 
 
soil. Tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai 
pupuk dasar. lalu  tanah dikembalikan ke lubang tanam dengan cara 
yang top sil dimasukkan terlebih dahulu baru yang sub soil. Lubang tanam 
didiamkan selama sekitar 2-4 minggu. 
b. Penyiapan media dalam pot. 
1) Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah, pupuk, dan pasir 
dengan perbandingan 1:1:1.  
2) Memilih pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tumbuhan 
Mawar.  
3) Menyiapkan pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan ini  
dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan 
memudahkan sewaktu pemindahan tumbuhan ke pot atau tempat tanam 
yang baru. 
c. Pengisian media tanam ke dalam pot 
1) Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air. 
2) Pada bagian bawah pot dimasukkan pecahan bata merah/genting/arang 
setebal ±1 cm, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat. 
3) Mengisi pot dengan  media tanam yang sudah disiapkan. Pengisian media 
sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah 
atas.  
4) Pot siap ditanami bibit (tumbuhan) Mawar. 
 
2.  Penyiapan benih/bibit 
tumbuhan Mawar biasa diperbanyak memakai  setek batang, walaupun juga 
bisa dipebanyak memakai  biji. Perbanyakan tumbuhan  memakai  biji 
biasanya dilakukan di aerah dataran tinggi, dimana tumbuhan Mawar bisa 
berbuah. 
a.  Bibit berasal dari biji 
1).  Penyiapan Benih 
    Dipilih buah Mawar dari tumbuhan induk yang unggul dan sudah 
berbuah. Buah Mawar yang baik untuk benih yaitu yang masak pohon. 
Page | 132 
 
2).  Penyemaian Benih 
- Menyiapkan media semai berupa tanah berpasir dalam bak 
pesemaian, lalu  siram media semai hingga lembab. 
- Buah Mawar ditanam satu per satu di pesemaian dengan kedalam 
sekitar 1 cm. 
- jika buah Mawar sudah mebusuk, maka diangkat dari pesemaian 
dan diambil biji-bijinya. 
- Dipilih biji-biji Mawar yang baik atau bernas, yaitu yang tenggelam 
bila dimasukkan ke dalam air. 
- Biji Mawar yang terpilih lalu  dicuci dengan air bersih dan 
ditiriskan di tempat teduh.  
- Biji Mawar disemaikan secara merata pada tempat pesemaian 
menurut barisan pada jarak antar baris 5-10 cm. Biji akan 
berkecambah pada umur empat minggu sesudah semai. 
3). Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian 
- Penyiraman media persemaian Mawar secara kontinu 1-2 kali sehari. 
- Bibit Mawar yang sudah tumbuh baik bisa dipindahkan ke dalam 
polybag kecil dengan media campuran tanah, pasir, pupuk organik 
(1:1:1). 
- Bibit dalam polybag dipelihara sampai bibit siap tanam, sekitar umur 
2 bulan 
b. Bibit okulasi 
1) Menyiapkan alat (pisau okulasi, plastik pengikat) 
2) Memilih batang bawah, berasal dari bibit yang telah berumur 4-5 bulan 
dan sehat.  
3) Mengambil mata tunas dari tumbuhan Mawar unggul sesuai yang 
dikehendaki yang telah berbunga 
4) Menempelkan mata tunas pada batang bawah, lalu  diikat pelan-
pelan agar mata tunas tidak rusak 
5) Melakukan okulasi sebaiknya pada pagi atau sore, suhu tidak terlalu 
tinggi. 
Page | 133 
 
6) sesudah pelaksanaan okulasi selesai, maka bibit tumbuhan yang telah 
diokulasi diusahakan tidak membusuk, antara lain dengan 
menghindarkan dari cipratan air tanah maupun air hujan. 
 
3. Penanaman 
tumbuhan Mawar sebaiknya mulai ditanam pada awal musim hujan. Penanaman 
dapat dilakukan di lahan atau ditanam di dalam pot. tumbuhan Mawar yang 
ditanam dapat berupa bibit cabutan (tanpa tanah) atau bibit dari polybag 
(dipindahtanamkan bersama tanah dan akar-akarnya). 
a. Cara menanam di lahan 
1). Cara penanaman bibit Mawar cabutan : 
- Bibit tumbuhan Mawar dibongkar dari tempat pembibitan secara 
cabutan. 
- Sebagian batang dan cabang-cabangnya dipotong dan disisakan 20–
25 cm. 
- Akarnya dirapikan dan dipotong memakai  gunting pangkas tajam 
dan steril. 
- lalu  bibit Mawar direndam dalam air atu larutan Zat Pengatur 
Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1–2 cc/liter selama 15–30 menit. 
- Bibit Mawar ditanam di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya 
diatur menyebar ke semua arah. lalu  ditimbun dengan tanah 
hingga batas pangkal leher batang. 
- Tanah di sekeliling batang tumbuhan Mawar dipadatkan dengan pelan-
pelan agar akar-akarnya dapat kontak langsung dengan tanah. 
- lalu  tanah di sekeliling perakaran tumbuhan disiram hingga 
basah. 
- Dipasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk 
melindugi tumbuhan Mawar dari teriknya sinar matahari  
2). Cara penanaman bibit dari polibag 
-  Media dalam polybag yang berisi bibit Mawar disiram hingga cukup 
basah. 
Page | 134 
 
- Polybag diangkat lalu  dibalikkan posisinya sambil ditekuk-
tekuk bagian dasarnya agar bibit Mawar bersama tanah dan akar-
akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, 
maka pengeluaran bibit Mawar dapat dengan cara menyobek atau 
menyayat polybag ini . 
- Bibit Mawar ditanam ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan 
jauh hari sebelumnya. Letak bibit Mawar tepat di tengah-tengah 
lubang tanam, lalu  diurug dengan tanah sampai penuh sambil 
dipadatkan pelan-pelan 
- Tanah di sekeliling perakaran tumbuhan Mawar disiram hingga cukup 
basah. Bibit Mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui 
pelayuan atau istirahat dulu. 
b. Cara  Menanam dalam Pot : 
1) Memilih pot yang sesuai besarnya dengan jenis tumbuhan Mawar yang akan 
ditanam. 
2) Pot diisi dengan tanah gembur yang mengandung kapur sedikit dan 
dicampur dengan pupuk kandang yang banyak. 
3) Pada waktu menanam harus diperhatikan letak akar jangan bengkok atau 
berdesakan. 
4) sesudah ditanam tanah sekeliling batang ditekan-tekan dengan tangan 
supaya sedikit padat sehingga akar berhubungan lekat dengan tanah, agar 
akar mudah mengambil makanannya. 
 
4. Pemeliharaan tumbuhan 
Pemeliharaan tumbuhan Mawar meliputi : penyiraman, penyiangan, pemupukan, 
pemangkasan, pengendalian hama/penyakit 
a. Penyiraman  
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan sesudah tanam), 
penyiraman dilakukan secara rutin tiap hari. Penyiraman berikutnya 
berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah 
(media). Waktu pemberian air yang baik pada pagi hari, saat suhu udara dan 
Page | 135 
 
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi. Cara pengairan yaitu dengan 
disiram secara merata memakai  gembor. tumbuhan Mawar tidak 
menyukai air yang tergenang. Bila tergenang akan menyebabkan busuknya 
akar. 
b. Penyiangan  
Penyiangan yaitu pemeliharaann rutin yang dilakukan. Kegiatan 
penyiangan biasanya bersamaan dengan pembubunan agar dapat menghemat 
biaya dan tenaga kerja. Gulma yang tumbuh pada antar bedengan dibersihkan 
agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali atau 
sesuai kondisi lapang (tergantung pertumbuhan gulma). Penyiangan 
dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tumbuhan penyiangan bisa 
dilakukan memakai   tangan dengan cara dicabut atau dengan alat bantu 
kored/cangkul 
c. Pemupukan  
Pupuk dasar diberikan bersamaan penyiapan lahan berupa pupuk kandang. 
Pemupukan lanjutan yang dianjurkan untuk tumbuhan Mawar yaitu pupuk 
NPK (5:10:5) sebanyak 5-10 gram/tumbuhan. Bila pertumbuhan tunas lambat 
dipupuk NPK dengan perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah 
perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Pemupukan juga bisa memakai  
campuran pupuk 90–135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O 
/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP 
ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. sedang berdasar hasil penelitian 
Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tumbuhan Mawar perlu dipupuk NPK 
5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari sesudah tanam. Pada masa 
pemeliharaan, pemupukan dilakukan 4 kali setahun, masing-masing dengan 
dosis yang diberikan yaitu : 1/4 dari dosis pupuk 337,5–450 kg Urea 
ditambah 525– 700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian 
pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan sesudah 
kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam parit kecil 
dan dangkal diantara barisan tumbuhan atau di sekeliling tajuk tumbuhan, 
lalu  ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah. 
Page | 136 
 
d. Pemangkasan  
Pemangkasan diperlukan untuk menjaga pembungaan tetap berlangsung 
dengan baik. tumbuhan Mawar yang tunasnya sedikit lagi lunak dipangkas 
pendek. tumbuhan yang bercabang besar dan kuat dipangkas tinggi. Cabang-
cabang yang kurang baik (tunas air, cabang kering) dan bunga yang sudah tua 
juga dipangkas. Pada permulaan musim hujan dipangkas agar banyak 
berbunga. 
e. Pengendalian hama/penyakit 
Hama yang sering menyerang tumbuhan Mawar yaitu :  
1) Rayap.  
jika di kebun banyak rayap maka lebih baik tumbuhan Mawar ditanam 
di pot, untuk menghindari rayap ini . Pot-pot yang berisi bunga 
Mawar jangan diletakkan di tanah namun di para-para. Pekarangan di 
sekeliling para-para harus bersih, ranting, potongan kayu yang lapuk harus 
dibuang atau dibakar. selain itu juga kutu-kutu daun yang berwarna putih.  
2) Hama Thrips 
Hama ini berukuran sekitar 1 mm, berwana kuning orange/kuning 
kecoklatan.  Hama ini akan menghisap cairan sel tumbuhan, terutama bunga, 
daun, dan cabang. Pengendalian dengan cara pemangkasan bagian 
tumbuhan yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida abamectin. 
3) Tungau (Tetranychus telarius) 
Tungau sangat kecil sekitar 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. 
Berkembang biak dengan cepat jika cuaca lembab dan panas, serta 
sirkulasi udara kurang baik. Hama ini menyerang tumbuhan dengan cara 
menghisap cairan sel tumbuhan pada bagian daun atau pucuk sehingga 
menimbulkan titik abu-abu kecoklatan. Pengendalian dengan 
menyemprotkan insektisida piridaben. Penyemprotan dilakukan dari 
bagian tumbuhan bawah ke atas. 
4) Ulat daun ( Udea rubigalis) 
Hama ini menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak 
berlubang. Pengendalian dapat dilakukan memakai  insektisida Ulat 
Page | 137 
 
gayas. Ulat ini biasanya ada di dalam tanah dan menyerang akar 
tumbuhan. Ulat ini mampu membuat kematian tumbuhan. Ulat dapat 
menyerang pada awal tanam, saat tumbuhan berumur 1 bulan dimana tunas 
baru muncul. Pengendalian dapatr diakukan dengan penyemprotan 
insektisida karbonsulfan. 
Penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Mawar : 
1) Becak daun 
Disebabkan oleh Cercospora rosicola atau Alternaria sp. Gejala yang 
ditimbulkan berupa becak coklat pada daun tua (Cercospora) atau becak 
kehitaman (Alternaria). 
2) Becak hitam 
Disebabkan oleh cendawan Phragmidium muconatum. Gejala yang 
ditimbulkan yaitu bintik jingga kemerahan pada sisi bawah daun. Daun 
yang terserang berat akan gugur. Pengendalian dapat dilakukan dengan 
pemangkasan daun sakit lalu  dimusnahkan dan juga disemprot 
memakai  fungisida heksakonasol. 
3) Tepung mildew 
Disebabkan oleh jamur Oidium sp. Gejala yang ditimbulkan berupa 
adanya tepung atau lapisan putih pada permukaan daun. Daun yang 
terserang akan menjadi kemerahan , lalu  menguning, dan akhirnya 
gugur. Pengendalian dengan cara memetik daun yang sakit dan 
dimusnahkan juga menyemprot dengan fungisida. 
 
5. Pemanenan Bunga Mawar 
tumbuhan Mawar yang bibitnya berasal dari setek atau okulasi dapat mulai 
dipanen pada umur 4-5 bulan sesudah tanam atau tergantung species dan 
pertumbuhannya. tumbuhan Mawar bisa dipanen bunganya hingga tumbuhan 
mencapai umur 5 tahun. Bunga Mawar dapat dipanen berdasar kenampakan 
fisik dari bunga Mawar sesuai dengan tujuan peruntukkannya. Ciri-ciri bunga 
Mawar siap dipanen untuk tujuan sebagai bunga potong yaitu jika kuntum 
bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur 
Page | 138 
 
pemetikan bunga pada stadium sesudah mekar penuh. Waktu panen yang ideal 
yaitu pagi atau sore hari. Cara panen bunga Mawar yaitu dengan memotong 
tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa 
tangkai daun. Alat pemotong bunga Mawar dapat berupa pisau ataupun gunting 
pangkas yang tajam, bersih dan steril. 
 
6. Pasca Panen 
a. Pengumpulan 
1) Bunga Mawar yang akan dimanfaatkan sebagai bunga potong, maka sesudah 
dipanen langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air. Pastikan bahwa 
tangkai bunga terendam air. 
2) Bunga Mawar untuk bunga tabur, maka bunga-bunga ini  langsung 
dimasukkan ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi 
air bersih). 
b. Penyortiran 
Penyortiran dimaksudkan untuk mengambil atau memisahkan bunga yang 
busuk, rusak, atau layu.  
c. Penggolongan (grading) 
Penggolongan dimaksudkan untuk mengklasifikasikan bunga berdasar 
jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga, dan warna bunga yang 
seragam. Pengklasifikasian berdasar panjang tangkai bunga dipisahkan 
ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 50-
60 cm, grade B panjang tangkai 30-50 cm. grade C panjang tangkai 20-30 
cm. sedang untuk bunga yang terlau kecil dan mekar akan dijual sebagai 
bunga tabur. 
d. Penyimpanan 
Bunga potong Mawar disimpan dalam bak yang berisi air dan disimpan di 
dalam ruang bersuhu dingin (cold strorage) dengan kelembaban 90%. 
Untuk bunga Mawar tabur, disimpan di tempat/ruangan yang teduh, dingin, 
lembab, dan memiliki  sirkulasi udara yang baik. 
e. Pengemasan 
Page | 139 
 
1) Bunga potong yang sudah diklasifikasikan lalu  diikat, tiap ikatan 
berisi tangkai bunga dengan jumlah yang berbeda untuk masing-masing 
grade. Grade A dan B berisi 25 tangkai dan grade C berisi 50 tangkai 
bunga Mawar. 
2) Bunga yang sudah diikat dibungkus dengan kertas Koran, yang bertujuan 
untuk melindungi mahkota bunga agar tidak mudah patah atau rontok. 
3) lalu  dimasukkan ke dalam kotak karton yang baru dan kokoh, baik, 
bersih dan kering, serta berventilasi.  
4) Untuk pengangkutan jarak jauh ujung tangkai bunga bisa dibungkus 
dengan plastic berisi kapas basah yang diberi bahan pengawet. 
 
 
(berbagai sumber) 
Gambar 45. Bunga Mawar  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
*****™***** 
            
Page | 140 
 
II. BUDIDAYA tumbuhan KRISAN (Chrysanthemum sp.) 
 
Krisan yaitu tumbuhan bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain 
Seruni atau Aster. Kadang juga dijuluki bunga emas (Golden Flower). Tanman 
Krisan berasal dari dataran China. Pada saat ini ada 2 tipe cara budidaya tumbuhan 
Krisan, yaitu Krisan pot type standar dan tipe spray serta Krisan potong tipe spray. 
Kelebihan Krisan pot tipe Standar sebab bunganya lebih besar dari pada tipe Spray. 
Krisan menjadi salah satu jenis bunga potong yang banyak diminati konsumen 
untuk dipakai  sebagai bahan dekorasi dan rangkaian bunga, sebab relatif lebih 
tahan dibandingkan dengan jenis bunga potong lainnya. sedang sebagai 
tumbuhan pot biasanya dipakai untuk menghias loby hotel, penghias meja di restoran, 
kantor maupun rumah tinggal. Krisan pot diminati sebab dapat dipindah-pindah, 
praktis serta tahan lama dengan perawatan yang intensif dan tepat, dibanding 
dengan bunga potong 
tumbuhan Krisan dapat tumbuh baik pada suhu 20-240C dengan 
pencahayaan cukup tidak berlebihan. Tanah yang ideal untuk tumbuhan Krisan 
yaitu bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, serta bersih dari 
hama dan penyakit, dengan pH = 5,5-7. tumbuhan Krisan dapat tumbuh dengan baik 
pada ketinggian 700-1200 m dpl. tumbuhan Krisan yaitu tumbuhan bunga 
semusim, dimana pertumbuhannya sangat diharapkan serempak, sehingga waktu 
panen bisa bersama-sama. Bunga Krisan memiliki  warna yang beragam. 
tumbuhan hias krisan yaitu bunga potong yang penting di dunia. 
Prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah. Saat ini krisan 
termasuk bunga yang paling populer di negara kita sebab memiliki keunggulan 
yaitu bunganya kaya warna dan tahan lama, bunga krisan pot bahkan dapat tetap 
segar selama 10 hari. Peluang untuk mengembangkan budidaya tumbuhan krisan, 
guna memenuhi kebutuhan baik dalam maupun luar negri agaknya tetap terbuka. 
Seiring dengan permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat maka 
peluang agribisnis perlu terus dikembangkan. 
 
 
Page | 141 
 
Sistematika tumbuhan Krisan 
Divisi : Spermatophyta 
Kelas : Dycotiledonae 
Ordo : Asterales 
Famili : Asteraceae 
Genus : Chrysanthemum 
Species : Chrysanthemum sp. 
Beberapa species Krisan yang dikenal antara lain Chrysantemum morifolium, 
Chrysantemum indicum, Chrysantemum roseum, Chrysantemum maximum, 
Chrysantemum coccineun.  
 
Cara Budidaya tumbuhan Krisan  
1. Penyiapan Lahan 
Penyiapan lahan dilakukan untuk membuat struktur tanah menjadi lebih baik, 
yaitu tanah menjadi gembur dan aerasinya baik, sehingga pertumbuhan akar 
menjadi baik dan juga sekaligus membersihkan gulma yang ada. Pengolahan 
tanah dilakukan pada bagian atas atau top soil sampai kedalaman 30 cm. 
Sebelum tanah diolah sebaiknya dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui 
perbandingan hara dan pH tanah. sesudah pengolahan tanah dilakukan secara 
sempurna, selanjutnya dibuat bedengan. lalu  diberikan pupuk kandang 
sebagai pupuk dasar, yang disebarkan secara merata dalam bedengan. 
Selanjutnya bedengan disiram. 
Untuk penanaman dalam pot, maka media tanam harus dipersiapkan lebih 
dahulu. Media tanam untuk pot ada banyak macam yang terpenting memiliki  
sifat fisik dan kimiawi yang bisa mendukung pertumbuhan tumbuhan dengan 
baik. Media tanam juga harus memiliki sifat poreus, bebas hama dan penyakit, 
ddapat menahan air, subur, dan gembur, dan memiliki  pH netral. Sebagai 
contoh media tanam bisa dipakai kombinasi sekam bakar:sabut kelapa:pupuk 
kompos = 1:1:1. lalu  media tanam ini diisikan ke dalam pot. Ukuran pot 
bisa dipilih yang berdiameter 15 cm dan tinggi 12,5 cm. sesudah pot diisi media 
tanam lalu  disusun rapi, selanjutnya disiram dan diberikan proteksi dasar. 
Page | 142 
 
Selanjutnya pot yang sudah siap untuk penanaman didiamkan selama minimal 1 
hari. 
 
2. Penyiapan Bibit 
Perkembangbiakan tumbuhan Krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu 
dengan anakan, setek pucuk, dan kultur jaringan.  
a. Dengan anakan 
b. Setek pucuk 
Tentukan tumbuhan yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang 
tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, memiliki  3 helai 
daun dewasa berwarna hijau terang, lalu  pucuk ini  dipotong, dan 
langsung disemaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 
derajat C dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. 
Cara penyimpanan setek yaitu dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, 
lalu  dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 setek per kantong. 
Selanjutnya setek bisa ditumbuhkan dalam tempat pembibitan. Sebelum 
ditanam, setek terlebih dahulu dicelupkan ke dalam IBA untuk mempercepat 
perakaran. Tempat pembibitan dengan media arang sekam yang sterildengan 
ketebalam sekitar 15 cm. Pemeliharaan tumbuhan di tempat pembibitan berupa 
penyiraman yang dilakukan 2-3 kali seminggu. Pembibitan tumbuhan risan 
memerlukan kelembaban yang tinggi 65-90%. Setek siap tanam sesudah 
berumur sekitar 2 minggu.  
c. Bibit asal kultur jaringan 
Penyiapan bibit dengan kultur jaringan:  
1) Mata tunas atau eksplan diambil dengan pisau silet 
2) lalu  disterilisasikan mata tunas ini  dengan sublimat 0,04 % 
(HgCL) selama 10 menit 
d. sesudah iu dibilas dengan air suling steril.  
e. Penanaman dalam medium MS berbentuk padat.  
 
Page | 143 
 
3. Pembuatan Naungan 
Pembuatan naungan dimaksudkan agar tumbuhan Krisan tidak terkena hujan, 
sebab bunga-bunga yang terkena air hujan akan mudah busuk dan rusak. Aspek 
yang penting dari naungan ini  yaitu tidak terlalu banyak mengurangi 
sirkulasi udara, intensitas cahaya matahari cukup, konstruksi cukup kuat, dan 
temperatur di bawah naungan tidak berbeda jauh dengan di luar naungan. Bentuk 
dan ukuran naungan sesuai dengan selera dan modal yang tersedia. Ukuran 
naungan bervariasi, yaitu panjang berkisar antara 27-75 m, lebar berkisar antara 
10-30 m dan tinggi berkisar antara 1,8-8 m. Kerangka naungan ada yang dibuat 
dari kayu dan bambu (60%) atau dari bambu saja (40%). Atap naungan 
biasanya plastik putih dengan ketebalan yang bervariasi (UV 6%, UV 12%). 
Bangunan untuk budidaya Krisan yang bagus bisa berupa tunnel, sere, dan 
rumah kaca, yang diengkapi dengan pengaturan sirkulasi udara memakai  
exhaust fan (sepeti yang ada di P.T. ABN ,Cipanas, Cianjur, jawa Barat)  
 
4. Penanaman 
Untuk penanaman di lahan, sebelum bibit ditanam lahan yang sudah disiapkan 
disiram sampai basah hingga ke bagian dalam tanah. Penyiraman awal ini 
dilakukan, sebab awal pertumbuhan bibit akan sangat menentukan 
keserempakan pertumbuhan tumbuhan Krisan. Lahan yang sudah disiram merata 
perlu disemprot dengan herbisida pra tumbuh, agar sesudah bibit ditanam tidak 
didahului oleh tumbuhnya gulma. Sebelum ditanam setek dicelupkan ke dala 
IBA untuk meangsang pertumbuhan akar setek. Penanaman yang baik 
dianjurkan dengan populasi 64 bibit/m2 artinya dari setiap lubang yang 
dipasang, ditanam satu tumbuhan tepat ditengah-tengahnya sedalam 1-2 cm 
(ukuran lubang net 12,5x12,5 cm, dalam 1 m persegi ada 64 lubang net ).  
Untuk penanaman dalam pot , pertama kali yang harus dilakukan yaitu seleksi 
bibit, dipilih yang memiliki  tinggi yang sama, perakaran bagus, dan sehat. 
lalu  bibit dibawa ke tempat penanaman memakai  tray. Sebelum 
dilakukan penanaman, pot yang berisi media tanam disiram terlebih dahulu sampai 
jenuh air, lalu  dibuat lubang tanam berjumlah 6 lubang, 1 di tengah dan 5 di 
Page | 144 
 
pinggir. Pembuatan lubang tanam memakai  kayu yang runcing dengan anjang 
10 cm an diameter 1,5 cm. Penanaman bibit dilakukan dengan memakai  bibit 
yang ketinggiannya seragam, yang ditanam pada setiap pot ada 6 bibit, satu di 
tengah dan lima dipinggir mengelilingi, dengan jarak antar lubang 4 cm ddan jarak 
dari pinggir pot 2 cm. Krisan dilakukan dengan menancapkan bibit ke tengah pot 
yang sudah berisi media tanam dan sudah siap ditanami. 
 
5. Pemeliharaan tumbuhan 
Pemeliharaan tumbuhan Krisan meliputi : penyiraman, penyiangan, pemupukan, 
pemangkasan, pengendalian hama/penyakit 
a. Penyiraman 
Peran air sangat penting dalam pertumbuhan tumbuhan Krisan, terutama pada 
fase awal pertumbuhan. jika pada fase awal pertumbuhan tumbuhan tidak 
baik, maka produktivitas akan rendah. Penyiraman Penyulaman 
Dilakukan seminggu sesudah penanaman untuk mengganti tumbuhan yang 
rusak atau mati. Penyulaman dilakukan dengan memakai  bibit yang 
sama. 
b. Penyiangan 
Gulma yang mengganggu budidaya bunga Krisan yaitu gulma jenis 
rumput-rumputan (grasses). Penyiangan tumbuhan pertama dilakukan 2 
minggu sesudah tanam secara manual dengan mencabut gulma, lalu  
dilakukan secara rutin tergantung kondisi lapang. Untuk lahan yang telah 
dilakukan pengolahan secara intensif, sebenarnya masalah gulma bisa 
ditekan, sehingga tidak dirasakan mengganggu. biasanya gulma masih 
tumbuh ditengah-tengah pertumbuhan Krisan dan bila pertumbuhan gulma 
sudah terlalu banyak, maka pengendalian gulma (penyiangan) harus segera 
dilakukan. Tumbuhan gulma biasanya terjadi pada tumbuhan yang berumur 
sekitar 1 bulan, sehingga selama penanaman Krisan cukup dilakukan 
penyiangan sekali saja, atau disesuaikan dengan kondisi lapang. 
c. Perompesan daun 
Page | 145 
 
Cara perompesan daun yaitu dengan membuang daun bagian bawah 
tumbuhan sampai setinggi 15 cm dari tanah. Perompesan daun bawah 
dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi udara supaya tidak terjadi 
kelembaban yang tinggi sebab tumbuhan terlalu rimbun yang dapat 
mengundang hama/penyakit. Perompesan daun terutama dilakukan jika 
ada tumbuhan yang terkena hama/penyakit. 
d. Penyinaran tambahan 
Krisan yaitu tumbuhan hari pendek, sehingga untuk merangsang 
pertumbuhan vegetatif harus ditambah penyinaran pada malam hari. Penam-
bahan sinar lampu pada malam hari dilakukan sejak bibit ditanam, sehingga 
pemasangan instalasi lampu harus sudah terpasang sebelum penanaman. 
Sinar energi untuk menambah sinar pada malam hari biasanya 
memakai  lampu pijar atau lampu TL, dengan daya antara 75 -100 watt. 
Jumlah lampu yang dipakai  bergantung dari jumlah bedengan yang 
dibuat dan jalur lampu dipasang di antara 2 bedengan. Ketinggian lampu 
dari tanah antara 2 – 2,5 m. Pola night break (hari panjang) dan intensitas 
cahaya selama perlakuan periode hari panjang berpengaruh nyata terhadap 
pertumbuhan vegetatif dan perkembangan generatif tumbuhan Krisan. 
Kondisi hari panjang dengan pola 7,5 menit terang–22,5 menit gelap selama 
8 hari, dan intensitas cahaya 40 lux (60 watt) dapat dipakai  untuk 
menghasilkan bunga Krisan potong spray berkualitas sesuai dengan 
permintaan pasar.  
e. Pinching 
Untuk tumbuhan pot perlu dilakukan pinching, yaitu pembuangan tunas 
pucuk antara 0,5-2,5 cm, dilakukan secara manual memakai  tangan. 
Pinching hanya dilakukan sekali saja, yaitu pada umur 9 hari sesudah tanam.  
f. Pewiwilan 
Pewiwilan yaitu kegiatan tambahan untuk menghilangkan atau 
membuang tunas utama yang tumbuh di tengah atau tunas yang menonjol 
sehingga tidak tumbuh merata. Kalau tunas utama sudah dibuang akan 
Page | 146 
 
tumbuh bunga lateral yang baik dengan ukuran yang relatif seragam. 
Pewiwilan dilakukan saat tumbuhan berumur 8-10 minggu. 
g. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) 
Beberapa petani ada yang memberikan ZPT Alar. Tujuan pemberian alar 
yaitu agar bunga mekar serempak dan juga untuk menghambat 
pertumbuhan tumbuhan.. Penyemprotan alar dilakukan saat tumbuhan berumur 
7-8 minggu sesudah tanam. Pemberian alar dilakukan 1-2 kali selama periode 
tanam, yaitu pada saat calon tangkai bunga sepanjang 1 cm dan bila 
pembungaan belum serempak. 
h. Pemupukan 
Pemupukan terdiri atas pupuk dasar dan pupuk susulan. Pemupukan dasar 
memakai  pupuk kandang, dilakukan bersamaan dengan pengolahan 
tanah atau penyiapan edia tanam untuk pot. Untuk budidaya Krisan di lahan, 
pemupukan susulan pertama dilakukan pada umur    hari sesudah tanam, dan 
pemupukan kedua dilakukan sesudah tumbuhan berumur 6 minggu. Pupuk 
yang diberikan biasanya NPK dengan cara disebar.  Untuk Krisan dalam 
pot pemupukan susulan bisa diberikan dalam pot sekitar tumbuhan atau 
diberikan pupuk cair. 
 
6. Pengendalian Hama dan Penyakit 
Di negara kita, hama yang sering menyerang tumbuhan Krisan yaitu kutu daun, 
penggorok daun, hama thrips, mite, ulat.  
a. Hama Kutu Daun/Aphids(Myzus persicae) 
Aphids menyerang tumbuhan yang masih muda atau menyerang bunga. 
Aphids hidup berkoloni dalam jmlah yang banyak.  Gejala serangan Aphids 
diketahui adanya kutu yang bergelombang di pucuk tumbuhan dan 
permukaan bawah daun.Aphids ini akan mengeluarkan embun madu pada 
daun dan bila terkena debu akan menempel sehingga daun akan berwarna 
hitam.Selain itu embun madu ini  mengundang tumbuhnya jamur yang 
mengotori aun. Aphids muncul akibat kelembaban tinggi. Pengendalian 
dilakukan dengan penyemprotan insektisida. 
Page | 147 
 
b. Penggorok Daun /Leaf miner (Liriomyza sp.) 
Leaf miner merusak tumbuhan engan cara menggorok daun hingga daun akan 
tampak transparan sehingga timbul garis putih yang tidak berturan pada 
daun. Leaf miner akan muncul lebih banyak di usim kemarau. 
Pengendaliannya dengan cara perompesan daun yang terserang dan 
penyemprotan insektisida. 
c. Hama Thrips (Frankliniella occidentalis) 
Hama Thrips menyerang pucuk daun, mahkota dan kelopak bunga. 
Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida. Hama Thrips muncul 
biasanya akibat cuaca panas dan kelembaban yang tinggi. Thrips ini 
menyerang dengan cara menghisap. 
d. Mite 
Hama ini muncul pada suhu udara panas dan kelembaban rendah. Mite 
biasanya ada pada bagian permukaan bawah daun atau pada kelopak 
daun. Gejala serangannya berupa titik kecil berwarna [putih lalu  akan 
menguning dan berkembang menjadi becak yang tidak beraturan. Mite ini 
mengisap cairan makanan yang mengakibatkan daun mengering. Cara 
pengendaliannya memakai  pestisida. 
e. Ulat  
Ada 2 jenis ulat yang menyerang tumbuhan Krisan, yaitu ulat penggerek daun 
dan ulat penggulung daun. Ulat penggerek daun menyerang daun yang tua 
dan bunga, swedangkan ulat penggulung daun menyerang pucuk muda. 
Serangan ulat akan meningkat jika terjadi hujan dan panas secara 
bergantian. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida. 
Sementara penyakit penting pada Krisan yaitu penyakit karat yang disebabkan 
oleh cendawan/jamur/fungi Puccinia horiana dan Puccinia chrysanthemum, 
penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan/jamur/fungi Phytium sp., 
penyakit busuk batang yang disebabkan oleh cendawan/jamur/fungi Rhizoctonia 
sp., dan nematoda. 
a. Penyakit Karat  
Penyebab penyakit karat yaitu cendawan Puccinia sp. Karat daun muncul 
Page | 148 
 
jika kelembaban tinggi dan cuaca yang berubah-ubah. Gejala penyakit 
karat tampak becak putih pada daun kelamaan berubah menjadi kuning 
kecoklatan. Bila serangan berat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan 
tumbuhan dan perkembangan bunga. Pengendalian dilakukan dengan cara 
perompesan daun yang sakit, menjaga kebersihan dan sirkulasi udara, 
membongkar dan memusnahkan tumbuhan yang sakit berat, dan melakukan 
penyemprotan dengan fungisida. 
b. Penyakit Busuk akar  
Disebabkan oleh cendawan Phytium sp. Gejala serangan tampak pada 
membusuknya akar dan pangkal batang dekat permukaan tanah, tumbuhan 
pendek, warnanya pucat, dan layu. Cara pengendaliannya dengan dilakukan 
sterilisasi lahan dan penyemprotan memakai  fungisida. 
c. Penyakit Busuk Batang 
Disebabkan oleh jamur Rhizoctonia sp.Gejalanya terlihat dengan busuknya 
batang pada garis permukaan tanah.Jamur ini menginfeksi bagian tumbuhan 
di bawah permukaan tanah. Pengendaliannya dengan cara pencabutan dan 
pemusnahan tumbuhan yang terserang serta dengan penyemprotan fungisida. 
d. Nematoda 
Nematodabparasit yang merusak tumbuhan bagian akar.Gejala dapat dilihat 
dari ketidakseragaman pertumbuhan tumbuhan sebab adanya kekerdilan 
tumbuhan disertai dengan layunya tumbuhan dan kering. Akar tumbuhan yang 
terserang tampak adanya bintil-bintil dan pertumbuhannya tidak normal. 
Pengendaliannya dengan kultur teknis, menanam bibit yang bebas 
nematoda, dengan sterilisasi lahan. 
Untuk mencegah serangan hama/penyakit dilakukan secara preventif, dengan 
cara membersihkan lingkungan (sanitasi), mengontrol tingkat serangan 
organisme pengganggu tumbuhan, sterilisasi lahan, menjaga sirkulasi udara 
supaya kelembaban tidak terlalu tinggi, pemberian pestisida. Penyemprotan 
pestisida awal sebagai tindakan pencegahan dilakukan pada saat tumbuhan 
berumur 2 minggu sesudah tanam, dan selanjutnya dilakukan penyemprotan 
dengan interval 1 minggu sekali sampai 1 minggu sebelum panen. sedang 
Page | 149 
 
jika tumbuhan sudah terserang hama/penyakit maka dilakukan pengendalian 
yang lebih intensif. Penyemprotan insektisida, dan fungisida antara lain 
Nuvantop, Confidon, Trigard, Samite, Proclem, Saprol, Previcure, atau lainnya 
sesuai serangan organisme pengganggu yang ada.  Penyemprotan dilakukan 
berdasar tingkat serangan dan sesuai rekomendasi. 
 
7. Pemanenan 
Krisan biasa dipanen mulai umur 90 hari sesudah tanam (HST), namun pada 
kondisi tertentu baru bisa dipanen mulai umur di atas 100 HST. Waktu panen 
yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 WIB. Panen dilakukan 
secara seleksi yaitu dengan cara memilih tumbuhan yang bunganya siap dipanen. 
Pemanenan bunga Krisan dilakukan dengan cara mencabut bunga bersama 
dengan akarnya, lalu  bagian pangkalnya dipotong memakai  gunting. 
lalu  bunga dikumpulkan 10-20 tangkai dan dikumpulkan menjadi satu, 
lalu  dibungkus dengan kain 100-200 tangkai. Bunga dimasukkan ke dalam 
ember yang berisi air dan siap diangkut ke ruang pasca panen. Lama panen 
berkisar antara 2–4 minggu dengan frekuensi panen 1 kali seminggu. Untuk jenis 
spray, kriteria bunga siap dipotong yaitu bunga yang sudah mekar, di mana 
mahkota bunga sudah membuka semuanya. Untuk Krisan tipe sparay, bunga siap 
dipotong jika bunga mekar sudah mencapai 75-85% dari seluruh bunga 
dalam 1 tangkai sudah mekar penuh. Bunga yang sudah waktunya dipotong 
(tinkat kemekaran bunga 60%) harus segera dipotong, sebab keterlambatan 
panen akan menurunkan kualitas bunga. 
tuk bunga Krisan pot tipe Standar pemanenan dilakukan jika telah mencapai 
umr 9-12 minggu sesudah tanam. Pemanenan dilakukan pada saat kemekaran 
bunga 50-60%. Bunga Krisan yang telah dipanen lalu  disiram dengan air. 
8. Pasca Panen 
Penanganan pascapanen yang biasa dilakukan pada bunga Krisan yang ditanam 
di lahan yaitu sebagai berikut : 
a. Pembersihan dan penyortiran 
Page | 150 
 
Hasil panen bunga dibawa ke ruang pasca panen dan ditempatkan di atas 
meja, kain pembungkus bunga dibuka, untuk dibersihkann dan disortasi. 
Bunga dibersihkan dari daun-daun tua dan kering namun tetap disisakan 
daun-daun di bawah bunga. Juga dilihat apakah ada hama/penyakit. Selain 
itu dilakukan penyortiran terhadap tingkat kemekaran bunga, kelurusan 
tangkai bunga, diameter tangkai, panjang tangkai.  
b. Grading 
Grading yaitun kegiatan klasifikasi bunga. Grading dilakukan 
berdasar kriteria ukuran, tipe bunga, warna dan species. Pada saat 
grading sekaligus dilakukan pemotongan bunga dengan panjang yang 
seragam, yaitu sekitar 75 cm.  
c. Pengemasan  
Bunga Krisan yang sudah di grading lalu  dibungkus memakai  
kertas putih. Pembungkusan bertujuan untuk menjaga agar bunga tidak 
mengalami kerusakan sehingga kualitas bunga tetap terjaga. Cara 
membungkus yaitu dengan menggulung kertas hingga berbentuk kerucut, 
dan diberi selotif. Bunga yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam wadah 
berisi air sesuai dengan grade nya masing-masing sebelum dikirim ke 
konsumen. 
d. Pelabelan 
Pelabelan diberikan pada kertas pembugkus, yang biasanya berisi informasi 
tentang waktu panen dan grade nya.  
e. Penyimpanan  
sesudah bunga dibungkus dan dimasukkan ke dalam waddah yang berisi air, 
maka lalu  dimasukkan ke dalam cold storage dengan suhu 5-80C 
dengan kelembaban udara 70-90%. Penyimpanan di dalam cold strorage 
sebaiknya tidak lebih dari 15 hari. 
f. Pengepakan  
Pengepakan dilakukan jika bunga Krisan akan dikirim ke tempat yang 
jauh. Bunga yang sudah dibungkus lalu dikemas dalam kardus. Satu kardus 
berisi 40 ikat bunga, masing-masing ikatan terdiri dari 10 tangkai bunga. 
Page | 151 
 
Penyusunan dalam kardus scara berseling sehingga rapi. sesudah itu kardus 
ditutup memakai  lakban. Bunga siap dikirim dan diberi alamat 
penerimanya. 
g. Pengiriman 
Sebaiknya pengiriman bunga, khususnya yang jarak jauh, memakai  
mobil box yang berpendingin agar bunga tetap terjaga kesegarannya. 
h. Pengolahan limbah : Saat panen tiba, potongan daun, akar, dan batang 
dijadikan pupuk organik untuk dijadikan pupuk dasar penanaman.  
Penanganan pascapanen yang biasa dilakukan pada bunga Krisan pot yaitu 
sebagai berikut : 
a. Membersihkan pot dari kotoran atau tanah dengan cara di lap memakai kain 
basah. 
b. Memotong atau memangkas daun yang tua atau kering atau yang terserang 
hama/penyakit. 
c. Menyiram agar kelihatan segar dan tahan lama. 
d. Pengemasan, dengan cara membungkus dengan plastik bening berukuran 
35X50 cm dengan cara melingkar dan bagian atasnya terbuka. Hal ini 
dimaksudkan agar bunga Krisan pot tidak rusak dalam pengangkutan. 
e. sesudah dikemas, lalu  dimasukkan ke dalam kardus, setiap kardus bisa 
berisi 12 Krisan pot. 
Page | 152 
 
 
(bit.ly) 
Gambar 46. Cara Budidaya tumbuhan Krisan  
 
 
 
*****™***** 
 
Penyiapan Lahan  Setek           Anakan             Kultur jaringan 
 
           
              Pembibitan Bunga Krisan                  Budidaya Krisan memakai  Naungan 
 
           
Penanaman Krisan    Penyiraman Krisan 
 
           
Pemanenan Bunga Krisan   Pengemasan 
 
 
 
Page | 153 
 
III. BUDIDAYA tumbuhan MELATI (Jasminum sambac) 
 
Di negara kita tumbuhan Melati yang banyak diudidayakan sebagai simbol 
bangsa yaitu Melati putih atau Jasminum sambac, sebab bunga ini melambangkan 
kemurnian dan kesucian. Melati putih (Jasminum sambac) sebagai tumbuhan hias, 
yaitu maskot flora nasional, disukai sebab bunganya yang putih dan harum 
baunya. Jenis Melati lain yaitu Melati gambir (J. officinale) yang banyak 
dipakai  sebagai campuran teh.  
tumbuhan Melati yaitu jenis tumbuhan perdu tahunan, berbatang tegak 
atau merambat dengan bunga berbentuk seperti trompet dan harum, perennial. 
Melati dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 
atau 800 meter di atas permukaan laut, Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara 
setek. Pertumbuhan tunas setek akan tampak sesudah sekitar 6 minggu. tumbuhan  
Melati  mulai  berbunga  pada umur 7-12 bulan sesudah tanam. tumbuhan Melati 
dapat berbunga sepanjang tahun asalkan mendapatkan cukup sinar matahari dan 
panen bunga Melati dapat dilakukan sepanjang tahun 
Bunga Melati memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bunga tabur, 
penghias rangkaian bunga, bahan industri minyak wangi, kosmetik, parfum, 
farmasi, dan bahan campuran atau pengharum teh.  
 
Sistematika tumbuhan Melati 
Divisi : Spermatophyta 
Kelas : Dicoyledonae 
Ordo : Lamiales 
Familia : Oleaceae 
Genus : Jasminum 
Species : Jasminum sambac Ait 
Beberapa species tumbuhan Melati yang dikenal yaitu J. officinale, J. nudiflorum, 
J. primulinum, J. polyanthum, J. humile, J. fruticans, J. refolutum, J. parkeri, J. 
grandiflorum.  
 
Page | 154 
 
Cara Budidaya tumbuhan Melati 
1. Penyiapan Lahan/Pembuatan Lubang Tanam 
Lahan untuk pembukaan kebun  Melati  dibersihkan dari gulma, pepohonan  
yang  tidak  berguna, batu-batuan agar mudah, lalu  baru dibuat lubang 
tanam. Pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan 2 minggu 
sebelumtanam. Ukuran lubang tanam 40X40X40 cm. Tanah yang dambil dari 
lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang 0,5-1 kg dan diaduk merata. 
Lubang tanam diisi kembali dengan campuran tanah dan pupuk kandang 
sampai setengah lubang tanam. Lubang tanam dibiarkan selama sekitar 2 
minggu. 
Untuk tumbuhan Melati yang ditanam memakai  pot, maka perlu disiapkan 
media tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk dengan perbandingan 1:1. 
 
2. Penyiapan Bibit 
a. Setek 
tumbuhan Melati biasa diperbanyak dengan setek. Untuk bahan setek dipilih 
dari tumbuhan Melati yang unggul dan sudah berbunga. Dipilih beberapa 
bagian dari cabang untuk dijadikan bahan setek, dengan dipotong sepanjang 
15-20 cm dengan 2 daun dan 2 tunas. Media semai sebaiknya mengandung 
tanah pasir. Setek diberi zat perangsang tumbuh akar rootone F. Setek  
ditancapkan pada  medium  semai  sepertiga  dari  panjang  setek, sebelum 
ditanam daun dikupir terlebih dahulu hingga tinggal setengahnya. 
Pesemaian dapat dilakukan langsung pada lahan pesemaian, atau pada 
bak/wadah pesemaian, atau boleh juga memakai  polibag kecil. Kalau 
memakai  polibag maka tiap polibag diisikan 1 setek. Tutup  persemaian  
dengan  sungkup berupa lembar  plastik  bening  (transparan)  agar  udara  
tetap lembab. Setek perlu dilakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali 
sehari. Usahakan juga agar bibit setek mendapat sinar matahari pagi. Setek 
yang ditumbuhkan pada lahan/wadah maka jika sudah tumbuh atau 
sudah berakar cukup kuat bisa dipindahkan ke polibag yang berisi media 
campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1). Pemeliharaan bibit perlu 
Page | 155 
 
terus dilakukan sampai sekitar umur 3 bulan dan bibit sudah siap tanam di 
lapang. 
b. Cangkok 
tumbuhan Melati juga bisa diperbanyak dengan cangkok. Cangkok 
merpakan metode perbanyakan tumbuhan dengan cara kulit cabang atau 
ranting dikupas melingkar sepanjang 2-5 cm, kambium pada kayu 
dihilangkan, lalu  dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastik 
yang diisi dengan mos atau campuran tanah dengan kompos, sesudah 
beberapa waktu akan keluar akarnya dan dapat ditanam sebagai tumbuhan 
baru yang sama sifatnya dengan pohon induk. 
Cara mencangkok tumbuhan Melati : 
f. Dipilih cabang yang sehat dan tegak, sebesar pensil atau lebih. 
g. Kulit batang dikerok sepanjang 5 cm, lalu  bersihkan lendir dari 
kayunya. Hal ini untuk memutuskan aliran makanan (hasil fotosintesis) 
dari atas ke bawah. 
h. Pada keratan diberi media untuk pertumbuhan akar. Mediaini 
dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik transparan. Bungkus berupa 
sabut lebih mudah dalam penyiraman, namun pertumbuhan akar tidak 
bisa dilihat, sedang dengan plastik jika akan menyiram plastik 
pembungkus harus sedikit dibuka, namu dengan pembungkus plastik 
ini pertrumbuhan akar bisa diamati. 
i. sesudah cangkok berakar segera dipotong. 
j. Hasil cangkokan bisa diadaptasikan dulu pada pot sebelum ditanam di 
lapang.  
 
c. Rundukan (layering) 
Rundukan yaitu metode perbanyakan tumbuhan dengan cara memisahkan 
bagian tumbuhan yang berakar dari induknya. Cara rundukan bisa dilakukan 
pada tumbuhan yang berbatang lentur. Rundukan dilakukan dengan cara 
cabang Melati dilengkungkan sampai masuk ke dalam tanah dengan ujung 
cabang menyembul di atas permukaan tanah. Dari bagian yang berada di 
Page | 156 
 
dalam tanah ini nantinya diharapkan akan muncul akar. Pada bagian yang 
masuk ke dalam tanah sebaiknya dilukai untuk mempercepat pertumbuhan 
akar. Selain itu bagian ini diperkuat (agar tidak muncul ke permukaan tanah) 
dengan pemberian penjepit yang longgar. jika sudah muncul perakaran 
dari cabang yang ada dalam tanah, maka bisa dipotong dan dipakai  
sebagai bibit. 
 
3. Penanaman 
Sebulan  sebelum  tanam,  bibit  Melati  diadaptasikan  dulu  di sekitar  kebun.  
Untuk penanaman di lahan  kebun  yang siap ditanami diberi pupuk dasar 
terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tumbuhan. Bila tiap hektar 
lahan ada sekitar 6.600 lubang tanam (jarak tanam 1X1,5 m), kebutuhan 
pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Jarak tanam dapat 
bervariasi, tergantung pada kesuburan tanah dan species Melati yang ditanam, 
jarak tanam biasanya yaitu 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya yaitu 40 x 40 
cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm. Sebelum bibit ditanam, kantung 
plastik/polibag dilepas, lalu  tumbuhan diletakkan pada lubang tanam dan 
diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandang sampai membumbun. Tiap  
lubang  tanam  ditanami  satu  bibit  Melati.  Tanah  dekat  pangkal  batang  
bibit  Melati  dipadatkan  pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung 
dengan air tanah. lalu  disiram agar tumbuhan tetap segar. 
Untuk penanaman dalam pot, maka sebelum bibit ditanam perlu dipersiapkan 
pot dan medianya. Agar air bisa tuntas dan tidak menggenag yang bisa 
menyebabkan busuknya akar, maka pada dasar pot diberi pecahan genting/batu 
bata atau kerikil guna memberikan drainase dan aerasi yang baik. lalu  
media tanam dimasukkan sedikit dulu untuk dasar penanaman. Baru sesudah itu 
bibit ditanam dan lalu  pot diisi tanah hingga penuh 90%. Bibit yang 
ditanam bisa diambil dari lahan/wadah pembibitan atau dari setek yang sudah 
dipindh ke polybag. Untuk yang dari polybag maka plastik kantungnya disobek 
dan bibit beserta tanahnya ditanam. 
Page | 157 
 
4. Pemeliharaan tumbuhan 
a. Penyiraman 
Pada  fase  awal  pertumbuhan,  tumbuhan  Melati  memerlukan  
ketersediaan  air  yang  memadai.  Penyiraman  perlu  secara  kontinyu  tiap  
hari  sampai  tumbuhan berumur  kurang  lebih  1  bulan.  Pengairan  dilakukan  
1-2  kali  sehari  yakni  pada  pagi  dan  sore  hari.  Cara pengairan yaitu 
dengan disiram air tiap tumbuhan hingga tanah di sekitar perakaran cukup 
basah. 
b. Penyulaman 
Penyulaman  yaitu    mengganti  tumbuhan  yang  mati atau tumbuh  
abnormal  dengan  bibit  yang  baru.  Teknik  penyulaman  prinsipnya  sama  
dengan  tata  laksana  penanaman,  hanya  saja  dilakukan  pada 
lokasi/blok/lubang  tanam  yang  bibitnya  perlu  diganti.  Periode  
penyulaman  sebaiknya  tidak  lebih  dari  satu  bulan  sesudah  tanam.  
Penyulaman  seawal  mungkin  bertujuan  agar tidak  menyulitkan  
pemeliharaan  tumbuhan  berikutnya  dan  pertumbuhan  tumbuhan  menjadi 
seragam.  Waktu  penyulaman  sebaiknya  dilakukan pada pagi atau sore 
hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu 
panas. 
c. Penyiangan/pengendalian gulma 
Pada budidaya tumbuhan pada Melati ada beberapa organisme 
pengganggu tumbuhan. Salah satunya yaitu gulma yaitu tumbuhan lain yang 
tumbuh pada lahan tumbuhan budidaya atau tumbuhan yang tumbuh disekitar 
tumbuhan pokok sehingga menyebabkan persaingan dalam mendapatkan 
unsur hara, sinar matahari, oksigen, dan karbon dioksida antara tumbuhan 
pokok dengan tumbuhan gulma. Oleh sebab itu gulma menjadi pengganggu 
pada budidaya tumbuhan dan dapat mempengaruhi jumlah produksi pada 
budidaya tumbuhan bunga Melati. Beberpa gulma yang sering ada pada 
budidaya tumbuhan Melati yaitu alang-alang dan rumput teki. Sehingga 
dalam budidaya tumbuhan Melati perlu dilakukan pemeliharaan tumbuhan 
untuk mengurangi gulma. Pengendalian gulma dilakukan baik secara 
Page | 158 
 
peventif maupun kuratif. Adanya pemeliharaan dalam budidaya tumbuhan 
Melati dari gulma mampu mengurangi persaingan antara tumbuhan Melati 
dengan gulma sehingga bisa diperoleh hasil tumbuhan yang maksimal. 
Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau memakai  peralatan. 
Pada perkebunan yang luas juga dilakukan pengendalian gulma 
memakai  herbisida. 
d. Pengendalian hama/penyakit 
Beberapa hama yang biasa menyerang tumbuhan Melati : 
1) Hama Tunas Bunga 
Hama ini menyerang tunas bunga dan disebabkan oleh Hendecasis 
duplifascialis. Pengendalian dengan insektisida. 
2) Hama Daun 
Selain menyeramg daun juga bisa menyerang bunga. Pengendalian 
dengan insektisida. 
Beberapa penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Melati : 
1) Puru Mahkota (Crown Gall) 
Gejala terlihat dengan adanya benjolan-benjolan pada batang tepat di atas 
permukaan tanah atau pangkal batang. Penyakit puru mahkota 
disebabkan oleh bakteri Agrobacterium termociens. Pengendaliannya 
dengan cara menyingkirkan dan membakar tumbuhan yang sudah 
terserang. Juga bisa memakai  fungisida. 
2) Busuk Bunga (Blossom Blight) 
Menyerang bunga, dengan gejala tampak adanya cendawan berwarna 
kehitaman menutupi bunga. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan 
Chronephora infindibilifera yang ada di dalam tanah. Pengendaliannya 
yaitu dengan mengambil dan membakar bunga-bunga yang sudah 
terserang. Pencegahan dengan mengurangi kelembaban tanah pada 
kebun Melati. Bisa juga disemprot dengan fungisida. 
3) Embun Hitam (Black Mildew) 
Menyerang pada daun bagian atas dengan terlihatnya warna hitam pada 
permukaan daun sebelah atas. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan 
Page | 159 
 
Meliola sp. Pengendaliannya dengan cara mengambil dan membakar 
daun-daun yang terserang. Juga bisa dilanjutkan dengan penyemprotan 
fungisida. 
e. Pemupukan 
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan penanaman. Pemupukan 
berikutnya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang 
dipakai  untuk Melati yang ditanam di lahan/kebun terdiri atas Urea 300-
700 kg, TSP 300-500 kg dan KCl 100-200 kg/ha untuk 1 tahun. Pemberian  
pupuk  dapat  dilakukan  dengan  cara  disebar  merata  dalam  parit  di  
antara  barisan tumbuhan/sekeliling tajuk tumbuhan sedalam 10-15 cm, 
lalu  ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara 
memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling   tajuk   tumbuhan   
Melati.   Waktu   pemupukan   yaitu   pada saat awal pertumbuhan tumbuhan, 
sebelum   melakukan   pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga, 
dan pada saat pertumbuhan kurang prima.   
Untuk Melati yang ditanam dalam pot pemupukan susulan pertama dimulai 
saat pertumbuhan awal berupa 1 gram urea, 1 gram TSP, dan 0,5 gram KCl. 
Dosis ini  untuk ukuran pot 1-2 kg tanah. Jika potnya sudah diganti 
yang lebih besar (sebab tumbuhan sudah tumbuh besar) maka jumlah pupuk 
juga ditingkatkan. Selain itu bisa juga diberikan pupuk daun. Waktu  
penyemprotan  pupuk  daun  dilakukan  pada  pagi  hari (pukul  09.00)  atau  
sore  hari  (pukul  15.30-16.30)  atau  ketika  matahari  tidak  terik  
menyengat. 
f. Pemberian ZPT 
Zat  Pengatur  Tumbuh  (ZPT)  dapat  dipakai   untuk mempertahankan  
dan  meningkatkan  produksi  bunga. ZPT yang biasa dipakai  untuk 
tumbuhan Melati yaitu  Cycocel  (Chloromiguat)  dan  Ethrel.  tumbuhan  
Melati  yang  di  semprot  dengan Cycocel  dengan konsentrasi  5.000  ppm  
menghasilkan bunga 1,45 kg/ tumbuhan. Cara pemberiannya dengan jalan 
disemprotkan  pada  seluruh  bagian  tumbuhan,  terutama  bagian  ujung  dan  
Page | 160 
 
tunas-tunas pembungaan.  Konsentrasi  yang  dianjurkan  3.000  ppm–5.000  
ppm  untuk Cycocel  atau 500-1.500 ppm bila dipakai  Ethrel. 
g. Pemangkasan 
tumbuhan Melati biasanya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis 
Melati seperti species Grand Duke of Tuscany yang tipe pertumbuhannya 
tegak, sehingga perlu dilakukan pemangkasan. Pemangkasan memberikan 
pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta 
keindahan. Pemangkasan juga bisa meningkatkan hasil bunga Melati. 
Tinggi pemangkasan amat tergantung pada species tumbuhan Melati. Untuk 
Melati putih (J. sambac) dapat di pangkas pada ketinggian  75  cm  dari  
permukaan  tanah,  sedang jenis  Melati  Spanish  Jasmine  (J. officinale 
var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah. Pemangkasan 
dilakukan jika hasil bunga Melati sudah menurun. Biasanya hasil bunga 
Melati pada awal pemanenan masih sedikit, lalu  meningkat, dan 
akhirnya menurun lagi. 
h. Penggantian pot dan media 
Khusus untuk tumbuhan yang ditanam dalam pot, maka harus dilakukan 
penggantian media secara berkala. Penggantian media juga bisa dilakukan 
bersamaan dengan penggantian pot yang lebih besar. Pot perlu disesuaikan 
dengan pertumbuhan tumbuhan Melati. Penggantian pot dan media  
dilakukan jika tumbuhan Melati sudah semakin tumbuh dan akar sudah 
tertekan pertumbuhannya sebab kesempitan ruang tumbuh, serta media 
tanam sudah berkurang haranya. Penggantian pot dan media dilakukan 
sebagai berikut : 
k. Pot dibalik dan tanah serta tumbuhannya dipegang, sehingga pot bisa 
ditarik dan terlepas.  
l. Sebelum ditanam kembali pada pot yang baru, maka perakaran perlu 
dipangkas dan dirapikan terutama untuk rambut akar yang memanjang. 
Selain itu bisa pula dilakukan pemangkasan tumbuhan untuk mengurangi 
penguapan. 
m. Menyiapkan media tanam baru.  
Page | 161 
 
n. Dipilih pot dengan ukuran yang lebih besar. 
o. tumbuhan lalu  ditanam ke dalam pot yang baru,  cara penanaman 
sama dengan penanaman awal. 
 
5. Pemanenan 
tumbuhan Melati bisa menghasilkan bunga pada umur 10-11 bulan. Bunga  
Melati  bisa dipanen ketika bunganya masih  kuncup/setengah  mekar.  
Pemetikan bunga Melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar 
matahari tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas. 
Pemanenan bisa dilakukan beberapa kali. Pada awal pembungaan hasil 
bunganya masih belum banyak.   
 
6. Pasca Panen 
Bunga Melati yang sudah dipetik lalu  dikumpulkan dalam wadah 
lalu  dibawa ke ruang pasca panen yang bersuhu dingin 0-50C. 
Selanjutnya didistribusikan sesuai permintaan pasar. Pengangkutan sebaiknya 
juga dipakai  mobil box berpendingin. 
 
Gambar 47. Cara-cara Perbanyakan tumbuhan Melati 
 
Gambar 48. tumbuhan Melati 
 
*****™***** 
             
       Setek                      Cara mencangkok dan hasil cangkokan   rundukan 
(Suhendar, 1992)                  (e-learning FP UMY)                (e-learning FP UMY) 
 
Page | 162 
 
IV. BUDIDAYA tumbuhan DAHLIA (Dahlia variabilis) 
 
tumbuhan Dahlia yaitu tumbuhan hias bunga yang banyak 
dibudidayakan dan diminati, terutama untuk bunga potong. Selain diambil 
bunganya untuk bunga potong, umbi Dahlia bisa dimanfaatkan sebagai sumber 
pemanis berupa gula cair fruktosa. tumbuhan tumbuh tegak, memiliki  umbi, 
dengan warna bunga beraneka macam. tumbuhan Dahlia berasal dari Meksiko, dan 
menyebar ke berbagai Negara termasuk negara kita.  
tumbuhan Dahlia cocok ditanam pada tanah lempung berpasir, dengan pH 6-
8 dan menghendaki sinar matahari langsung. 
 
Sistematika tumbuhan Dahlia 
Divisi  : Spermatophyta 
Kelas : Dycotiledonae 
Ordo : Asterales 
Famili  : Asteraceae 
Genus  : Dahlia 
Species : Dahlia sp 
Beberapa species Dahlia yang dikenal antara lain Dahlia pinnata, Dahlia variabilis, 
Dahlia coccinea, Dahlia juarezii. 
 
Cara Budidaya tumbuhan Dahlia 
1. Penyiapan Lahan 
tumbuhan Dahlia cocok ditanam pada tanah lempung berpasir yang 
mengandung humus, gembur, dengan aerasi yang baik. tumbuhan Dahlia bisa 
ditanam pada lahan maupun memakai  pot. Lahan yang akan ditanami 
tumbuhan Dahlia diolah tanahnya sedalam 25-35 cm. Dibuat bedengan dengan 
lebar 75 cm dan panjang sesuai kondisi lapang, lalu  dibuat lubang tanam 
berukuran 20X20X20 cm dengan jarak tanam 75 cm. Tanah penggalian dari 
lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, lalu  
Page | 163 
 
dimasukkan sebagian ke dalam lubang tanam, sisanya akan ditambahkan pada 
saat penanaman. 
Untuk pot disiapkan media tanam berupa campuran tanah : pupuk : 1:1. 
 
2. Penyiapan Bibit 
Perbanyakan tumbuhan Dahlia bisa dlakukan dengan cara generatif dengan 
memakai  benih atau perbanyakan vegetatif dengan setek atau umbi.  
a. Perbanyakan dengan benih 
Penggunaan biji sebagai bibit dengan cara disemaikan dahulu pada tempat 
pembibitan. Untuk lahan pesemaian berupa bedengan lebar 1 m dan tinggi 
50 cm panjang sesuai lahan yang ada. Bedengan berupa campuran humus, 
tanah, dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Benih disebar merata dilahan 
pembibitan, lalu  ditutup tanah tipis. Lahan pesemaian sebaiknya 
diberi naungan. sesudah benih berkecambah dan berdaun sekitar 2 helai 
maka bibit bisa dipindahkan ke polybag ukuran 18X15 cm yang berisi 
campuran sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan sekam : pupuk 
kandang = 5 : 1. sesudah  berdaun 6, maka bibit siap ditanam. 
b. Perbanyakan tumbuhan memakai  setek 
Setek diambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-10 cm. Penumbuhan setek 
dilakukan pada polybag dengan media campuran sekam dan pupuk dengan 
perbandingan 6 : 1. Tempat pembibitan setek harus dipelihara 
kelembabannya, sebaiknya diberi sungkup. 
c. Perbanyakan tumbuhan memakai  umbi 
Umbi sebagai bibit dipilih dari tumbuhan Dahlia yang sudah berumur lebih 
dari 1 tahun.  
Lahan pembibitan harus dilakukan penyiraman rutin dan perawatan lainnya. 
 
3. Penanaman 
Umbi Dahlia dimasukkan ke dalam lubang tanam dan ditutup dengan tanah 
kembali, lalu  disiram. 
Page | 164 
 
Untuk penanaman dalam pot, maka bibit yang sudah siap tanam dipindah ke 
pot yang sudah disiapkan media tanamnya. Media diisikan sedikit dulu ke 
dalam pot, sebagai dasar penanaman. Bibit diletakkan tegak di tengah pt, 
lalu  tambahkan media pot sampai volume 90%, dan disiram. 
 
4. Pemeliharaan tumbuhan 
a. Penyulaman 
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam. Penyulaman dilakukan 
segera manakala ada tumbuhan yang rusak atau mati dan  dapat dilakukan 
sampai tumbuhan berumur 3 minggu.  
b. Penyiraman 
Pada awal pertumbuhan penyiraman sangat penting diperhatikan. Tanah 
di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai 
mengering. Pada saat itu, jika perlu tumbuhan disiram 2-3 kali sehari 
tergantung dari keadaan cuaca. sesudah itu penyiraman dapat dilakukan 
setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan sesudah pemberian pupuk. 
c. Penjarangan bunga  
Perlu dilakukan jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak. 
Penjarangan bunga dilakukan untuk menjaga kualitas bunga, supaya 
diameter bunga mencapai maksimum. Pada Dahlia kaktus (putih) hanya 
satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedang pada Dahlia 
semi kaktus dapat 5 - 6 bunga. 
d. Penyiangan 
Penyiangan rutin dilakukan dan atau sesuai dengan pertumbuhan gulma. 
Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan pemberian mulsa 
organik di antara tumbuhan.  
e. Pengendalian hama/penyakit 
Hama yang biasa menyerang tumbuhan Dahlia yaitu : 
a) Ulat tanah (Agrotis ipsilon) 
Ulat menyerang umbi dan batang, dengan memotong titik tumbuh atau 
pada pangkal batang sehingga batang rebah dan layu. Cara 
Page | 165 
 
pengendaliannya dengan mengambil ulat yang menyerang. Bisa juga 
diberikan insektisida. 
b) Nematoda  
Menyerang akar sehingga menyebabkan akar busuk dan tumbuhan layu. 
Pengendaliannya dengan cara sterilisasi. 
Penyakit yang biasa menyerang tumbuhan Dahlia yaitu : 
a). Embun tepung 
Penyebabnya yaitu jamur Oidium tingitaniun. Gejalanya yaitu daun 
tertutup lapisan putih seperti tepung, lalu  daun akan mongering 
dan gugur. Pengendaliannya memakai  fungisida. 
b). Virus 
Gejalanya pertumbuhan tidak normal atau kerdil. Penyebabnya virus 
CMV atau jenis lainnya. Pengendaliannya dengan cara penggunaan 
benih yang sehat. Jika tumbuhan yang terserang sudah parah maka harus 
disingkirkan dan dibakar.  
f. Pemberian ajir atau tiang penyangga 
Ketika tumbuhan mencapai 1 m, tumbuhan dibumbun dan disangga dengan 2 
batang bambu agar tidak rebah. 
g. Pemupukan 
Dilakukan setiap 10 hari sekali memakai  urea, SP-36 dan KCl 
masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 
hari sesudah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm 
dari pangkal batang, ditutup dengan tanah. 
 
5. Pemanenan  
Bunga Dahlia bisa dipanen pertama kali pada umur 3 bulan sesudah tanam. 
Bunga dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan lalu . Bunga yang siap 
dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm. Bunga Dahlia dipetik 
dengan cara dipotong beserta tangkai bunga sepanjang 20-50 cm dari dasar 
bunga.  
 
Page | 166 
 
6. Pasca Panen 
Pangkal tangkai bunga Dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan 
pengawet atau dibungkus dengan kapas lalu  dimasukan ke dalam 
kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton atau 
kemasan lain yang sesuai. Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan 
dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak 
tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah. Pengepakan dilakukan 
dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Pada bagian luar kemasan 
diberi label. Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-80C 
dengan kelembaban udara 60-65 %. 
 
 
Gambar 49. Umbi tumbuhan Bunga Dahlia 
 
 
Gambar 50. Aneka Jenis Bunga Dahlia 
 
*****™***** 
 
Maldindag.net 
                 
   Media growsonyou. com  photodunia.com                      photodunia.com 
Page | 167 
 
V. BUDIDAYA tumbuhan SEDAP MALAM (Polyanthes tuberosa) 
 
tumbuhan Sedap Malam memiliki  batang semu berupa umbi induk, yang 
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. sedang batang utama ada di 
tengah. Tiap rumpun tumbuhan Sedap Malam bisa terdiri dari 1 umbi induk dan 
beberapa umbi anak. Umbi induk ukurannya lebih besar dari umbi anak dan 
berwarna putih. Umbi induk ini yang biasa dipakai  untuk perbanyakan tumbuhan. 
tumbuhan Sedap Malam memiliki bentuk daun pipih memanjang, berwarna hijau 
mengkilat pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Pada pangkal daun 
ada bintik-bintik berwarna kemerahan. Ukuran daun bunga sedap malam dapat 
mencapai hingga 60 cm. Perakaran tumbuhan Sedap Malam berupa akar serabut yang 
keluar dari batang utama dan menyebar dengan radius sekitar 50 cm. Pertumbuhan 
tumbuhan dari penanaman umbi bibit sampai tumbuh sempurna dengan daun 
berkembang optimal sekitar 16-20 minggu. sesudah tumbuhan berumur 24-26 
minggu, tangkai bunga Sedap Malam akan muncul dari ujung tumbuhan berbentuk 
memanjang dan beruas-ruas. Tiap ruas ada daun bunga dengan ukuran kecil 
pipih memanjang. Pada tangkai bunga sedap malam menempel 5-12 kuntum bunga 
yang mekarnya tidak bersamaan, bunga pada bagian bawah akan mekar terlebih 
dahulu lalu  sesudah itu baru bunga yang berada diatasnya mekar secara 
berurutan. Warna mahkota berwarna putih dan sedikit kemerahan dibagian ujung. 
Bunga Sedap Malam bisa dipanen sesudah berumur 4-5 bulan. tumbuhan Sedap 
Malam juga memiliki  anakan. Anakan yang sudah berumur 7-9 bulan bisa 
dijadikan bibit. 
tumbuhan Sedap Malam termasuk tumbuhan sukulen, banyak mengandung 
air. Berasal dari Meksiko dan menyebar luas sampai ke negara kita. Selain 
dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk pajangan, minyak atsiri dari bunga ini 
dipakai  dalam pembuatan parfum. Bunga sedap malam memiliki keunikan 
tersendiri dimana bunga ini mekar pada malam hari. tumbuhan ini tumbuh di daerah 
beriklim tropis dan sub tropis. tumbuhan Sedap Malam bisa ditanam pada berbagai 
jenis tanah, namun yang ideal yaitu tanah Latosol dan Regosol, dengan pH 5-7, 
tanah subur, gembur, banyak humus, aerasi dan darenase baik. Cocok ditanam pada 
Page | 168 
 
sinar matahari penuh, pada suhu udara 13-270C, dengan curah hujan antara 1900-
2500 mm/tahun, dan ketinggian tempat 600-1500 m dpl.  
 
Sistematika tumbuhan Sedap Malam 
Divisi : Spermatophyta 
Kelas : Monocotyledonae 
Ordo  : Amarillidales 
Famili : Amarillida atau Liliaceae 
Genus  : Polyanthes 
Spesies : Polyanthes tuberosa 
 
Cara Budidaya tumbuhan Sedap Malam 
1. Penyiapan lahan 
tumbuhan Sedap Malam biasanya ditanam dalam bentuk kebun. Tahapan 
penyiapan lahan untuk kebun Sedap Malam sebagai berikut : 
a. Lahan dibersihkan dari gulma, bebatuan, atau barang-barang yang 
mengganggu.  
b. Selanjutnya tanah diolah dengan cara dicangkul, dibajak dengan bajak atau 
traktor, atau dibalik memakai  garpu sedalam 20-40 cm hingga gembur, 
lalu  diberi bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, kompos) 
sebanyak 5-10 t/ha 
c. Dibiarkan/dikeringanginkan 15-30 hari, lalu  dibuat bedengan dengan 
lebar 100 cm, tinggi 20 - 30 cm, dan panjang tergantung kondisi lahan, jarak 
antar bedengan 30-40 cm. 
d. Diantara bedengan pertumbuhan dibuat saluran irigasi dan drainae dengan 
lebar 30-40 cm dan kedalaman 40 cm.  
e. jika pH tanah kurang dari 5 - 7 perlu di lakukan pengapuran dengan 
Dolomit dengan dosis sekitar 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan 
diaduk rata dengan tanah lalu dibiarkan 1 bulan.  
f. Lahan siap untuk ditanami  
 
Page | 169 
 
2. Penyiapan bibit 
tumbuhan Sedap Malam diperbanyak memakai  umbi batang. Umbi 
diambil dari tumbuhan induk yang sehat dan produktif dan sudah berumur lebih 
dari 2 tahun. Umbi lalu  dibersihkan dan dipisahkan dari rumpun 
berdasar ukuran. Ukuran umbi sebagai benih/bibit sebesar 1-2 cm. 
lalu  disimpan di tempat kering dalam tampah secara merata selama 1-2 
bulan hingga bertunas. Jika umbi sudah bertunas berarti sudah siap tanam. 
 
3. Penanaman 
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu bedengan disiram hingga 
kapasitas lapang. Tentukan jarak tanam 20X20 cm dan buat lubang tanam 
dengan cara mengangkat tanah dengan sendok/garpu kecil sedalam 7 - 9 cm. 
Pada setiap lubang tanam dapat ditanam 1 umbi atau lebih dengan arah tunas 
menghadap ke atas. lalu  lubang ditutup dengan tanah kembali. Untuk 1 
areal pertumbuhan dipilih umbi yang besarnya seragam agar pertumbuhannya 
seragam. 
Beberapa petani juga memakai  mulsa pada bedengan berpa Mulsa Plastik 
Hitam Perak (MPHP). Cara memasang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) 
antara lain dengan menarik kedua ujung MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) 
ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. lalu  dikuatkan 
dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi 
bedengan. Lembar MPHP ditarik ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan 
hingga rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu 
pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP (Mulsa 
Plastik Hitam Perak) dibiarkan dulu selama + 5 hari.  Penanaman dilakukan 
secara hati-hati agar pada lubang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) tidak 
rusak. sesudah penanaman selesai, dilakukan penyiraman pada lubang 
tanam/bedengan untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan dengan 
hati-hati. 
 
Page | 170 
 
4. Pemeliharaan tumbuhan 
a. Penyiraman 
Penyiraman dilakukan secara rutin, disiriam pada pagi dan sore hari, atau 
melihat kondisi lapang. Penyiraman bisa dilakukan dengan sistem leb pada 
parit atau penyiraman memakai  gembor. 
b. Penyulaman 
Penyulaman dilakukan manakala ada tumbuhan yanag mati atau rusak. 
Penyulaman sebaiknya sebelum umur 2 minggu. Cara penyulaman dengan 
cara membongkar tumbuhan yang mati lalu  digantikan dengan umbi 
bibit yang baru yang sama dengan bibit awal. 
c. Penyiangan 
Penyiangan dilakukan rutin secara mekanis, dengan menjombret memakai 
tangan ataupun memakai  alat bantu arit, koret, dan sebagainya. Kalau 
serangan gulma cukup banyak baru diterapkan alternatif untuk disemprot 
dengan herbisida. 
d. Pemupukan 
Pemupukan dasar diberikan bersamaan dengan pengolahan 
tanah/pembuatan bedengan. Pemupukan susulan dilakukan pada saat 
tumbuhan berumur 6 memakai  urea dan TSP dengan perbandingan 1:1 
sebanyak 6 kwintal/hektar. Pemberiannya bisa sekaligus atau secara 
bertahap susulan. jika pemupukan dilakukan bertahap, maka jumlah 
pupuk 6 kwintal per hektar dibagi berapa kali pemberian pupuk susulan. 
Cara pemupukan dengan jalan memasukkan pupuk pada parit sedalam 10 
cm yang dibuat diantara barisan tumbuhan. sesudah pupuk ditaburkan, maka 
ditutup kembali dengan tanah, dan disiram. 
e. Pengendalian Hama/Penyakit 
Beberapa hama yang menyerang tumbuhan Sedap Malam yaitu ulat tanah 
(Agrotis ipsilon), Belalang (Valanga sp.). sedang penyakit yang kadang 
menyerang yaitu layu yang disebabkan oleh cendawan Fusarium sp. dan 
busuk umbi yang disebabkan oleh cendawan Botrytis sp. Pengendalian 
terpadu baik dilakukan dalam pengendalian hama/penyakit ini  dengan 

 
cara kultur teknik, fisik, dan mekanik. Bila serangan berat, juga bisa 
memakai  pestisi