• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label susu kambing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label susu kambing. Tampilkan semua postingan

susu kambing

 


Susu kambing segar bersifat mudah rusak dan memerlukan penanganan pasca panen dan pengolahan yang 

cepat dan memadai. Pasteurisasi yaitu  perlakuan yang diberikan terhadap susu segar supaya tidak cepat rusak. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar lemak susu  

kambing peranakan Etawa di peternakan Lamnyong Kota Banda Aceh sebelum dan sesudah dipasterusisasi. 

Penelitian ini dilakukan dengan metode Gerber dengan pasteurisasi suhu rendah waktu lama (low temperature long 

time /LTLT = 62 0C – 65 0C ). Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dengan masing-masing 6 kali 

ulangan sehingga mendapatkan hasil yang akurat. berdasar  hasil penelitian memperlihatkan kadar lemak susu 

segar sebelum dan sesudah dipasteurisasi ada  perbedaan. Susu yang diberi perlakuan pasteurisasi memiliki 

kadar lemak 5% dan susu tidak diberi perlakuan atau tidak dipasteurisasi memiliki kadar lemak 4,5%. Hal ini terjadi 

karena setelah dilakukan pasteurisasi susu terjadi penguapan komponen-komponenya sehingga kadar lemak susu 

cenderung meningkat.  


Pertumbuhan populasi kambing peranakan Etawa (PE) sebagai penghasil susu semakin 

meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan susu yang berasal dari sapi perah 

masih kurang karena masyarakat mulai mengenal susu kambing sebagai sumber nutrien yang 

baik. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya minat masyarakat untuk beternak kambing perah. 

Kambing yang dipilih yaitu  kambing peranakan Etawa, karena merupakan ternak dwiguna, 

yaitu menghasilkan susu dan daging, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi pemeliharaan 

kambing. Alasan lain yang mendasari pemilihan kambing PE untukdikembangkan yaitu  sifat 

pertumbuhannya yang cepat dan litter size mencapai 2 ekor. Pemeliharaan kambing tersebut juga 

mudah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Kualitas susu kambing dipengaruhi oleh tiga 

faktor di antaranya yaitu  pakan, bangsa kambing, dan ketinggian tempat pemeliharaan 

Perkembangan ternak kambing Etawa menyebar kesebagian besar wilayah Indonesia, 

sekarang yang lebih dikenal dengan kambing peranakan Etawa (PE). Jenis kambing PE 

dipelihara sebagai produksi susu dan juga daging karena mempunyai bentuk badan yang lebih 

besar dibandingkan dengan kambing kacang ,

Susu kambing memiliki kandungan gizi yang lebih unggul, selain itu lemak dan protein 

pada susu kambing lebih mudah dicerna dan kandungan vitamin B1 nya lebih tinggi dibanding 

susu sapi. Permasalahan yang dihadapi yaitu  konsumen mengkhawatirkan adanya bau yang 

khas seperti pada daging kambing dapat juga dijumpai pada susu kambing ,

Susu merupakan salah satu pangan sebagai sumber protein hewani, yang mengandung 

protein, lemak, mineral, kalsium, vitamin dan mengandung asam amino esensial yang lengkap. 

Faktor yang mempengaruhi kualitas susu antara lain faktor keturunan, pakan, kondisi 

lingkungan, waktu laktasi dan prosedur pemerahan. Ada berbagai pilihan yang dapat ditempuh 

untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing, salah satunya yaitu  melalui pendekatan 

pemuliabiakan yaitu penggabungan gen–gen yang baru atau peningkatan frekuensi gen yang 

mempengaruhi produksi. Susu kambing memiliki partikel lemak yang lebih kecil dan homogen 

sehingga mudah dicerna dan diserap. Susu merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan 

manusia karena kandungan gizinya tinggi. Susu yang umum dikonsumsi yaitu  susu sapi namun 

susu kambing mempunyai kandungan gizi relatif tinggi dibandingkan dengan susu sapi ,

Faktor penghambat produksi susu pada usaha peternak kambing perah yaitu  timbulnya 

penyakit pada ternak. Penyakit yang paling sering mucul yaitu  mastitis. Mastitis sangat 

merugikan peternak karena kambing perah yang terkena mastitis akan mengalami penurunan 

produksi susu dan kualitas susu yang dihasilkan juga rendah. Selain itu, adanya penyakit mastitis 

juga menambah biaya perawatan dan pengobatan untuk kelangsungan produksinya.Tingginya 

kasus mastitis yaitu  karena manajemen pemeliharaan yang kurang baikz

Lemak susu merupakan salah satu komponen yang paling dipertimbangkan dalam menilai 

susu ruminansia. Kadar lemak susu sangat tergantung pada kadar serat kasar (SK) pakan dan 

produksi asam asetat. Selain itu ada  kecenderungan pada kambing perah laktasi untuk tetap 

mempertahankan kualitas susu dari pada kuantitas susu, walaupun harus mengorbankan tubuh 

induknya ,

Besar kecilnya globula lemak ditentukan oleh kadar air yang ada di dalamnya. Kadar lemak 

susu kambing dipengaruhi oleh pakan hijauan, semakin tinggi pakan hijauan yang diberikan 

maka semakin tinggi pula kadar lemak susu. Ternak yang diberi pakan tambahan konsentrat akan 

menurunkan kadar lemak susu dan pakan yang hanya terdiri dari hijauan memiliki kadar lemak 

yang lebih tinggi dibanding pakan yang ditambah dengan konsentrat ,

Susu kambing segar bersifat mudah rusak dan memerlukan penanganan pasca panen dan 

pengolahan yang cepat dan memadai. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu kambing juga 

dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang bernilai gizi tinggi dan bermanfaat bagi 

kesehatan, misalnya keju dan yoghurt ,

Pasteurisasi yaitu  perlakuan yang diberikan terhadap susu segar supaya tidak cepat rusak. 

Pemanasan pada suhu pasteurisasi dimaksudkan untuk membunuh sebagian kuman patogenik 

yang ada dalam susu, dengan seminimum mungkin kehilangan gizinya dan mempertahankan 

semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa susu segar (Abubakar, 2000). Susu pasteurisasi atas 

dasar suhu dibagi 3, yakni: (a) suhu rendah waktu lama, (b) suhu tinggi waktu singkat dan (c) 

Suhu sterilisasi/UHT. Sedangkan berdasar sistem pengolahannya memakai : (a) 

penyemprotan air panas melalui dinding tangki, (b) mengalirkan air panas melalui pipa dalam 

tabung, (c) Perendaman dengan air panas , 

Pemerahan yang dilakukan lebih dari 16 jam pada pertengahan hingga masa akhir laktasi 

dapat mengubah komposisi susu. Kadar lemak susu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang 

mempengaruhi produksi asam asetat dalam rumen, dalam hal ini yaitu  kinerja mikrobia rumen 

dalam memfermentasi serat kasar menjadi asam asetat  bahwa ruminansia lebih tergantung pada asam asetat untuk sintesa lemak susu 

di dalam kelenjar ambing.  

Konsumsi serat kasar dan kandungan asam asetat dalam rumen tidak ada  adanya 

perbedaan, sehingga menyebabkan kadar lemak susu tidak berbeda pula.Selain itu, perlakuan 

pasteurisasi terhadap susu segar juga berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak pada susu 

segar tersebut sehingga jelas berbeda dengan kadar lemak susu segar sebelumnya ,

Tempat dilakukan penelitian ini yaitu  di Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran 

Hewan Unsyiah. Waktu penelitian dilakukan yaitu  pada bulan Maret 2017 dan dilakukan diatas 

3 jam setelah pemerahan, sebab dalam waktu 3 jam setelah pemerahan tersebut akan terjadi 

perubahan–perubahan keadaan air susu, seperti:  (a) pengeluaran gas–gas, (b) pembekuan lemak–

lemak susu, (c) zat–zat protein air susu yang belum stabil, (d)  temperatur air susu yang masih 

tinggi. Alat-alat yang dipakai  pada penelitian ini yaitu  botol Gerber, waterbath, sentrifus 

lemak dan pasteurizer sedangkan bahan yang dipakai  dalam penelitian ini yaitu  susu 

kambing peranakan Etawa segar, amil alkohol dan asam sulfat ( H2SO4 ). Susu kambing 

peranakan Etawa diambil langsung dari peternakan Lamnyong Kota Banda Aceh dan langsung 

di bawa ketempat pemeriksaan memakai  wadah susu. Penelitian ini memakai  

pasteurizer untuk alat pasteurisasi dan memakai  metode Gerber untuk menghitung kadar 

lemak susu. Selanjutnya kedalam butirometer dimasukkan 10 ml H2S04 pekat, melalui dinding 

tabung dimasukkan 10 ml sampel susu dengan memakai  pipet dan tambahkan 1 ml alkohol. 

Kemudian tabung disumbat dengan sumbat karet dan dihomogenkan sekitar 3-5 menit, tabung 

direndam dalam  waterbath 57-65 0C selama 3-5 menit dan selanjutnya dilakukan sentrifus 

selama 3-5 menit dengan 1200 kali putaran per menit. Setelah itu dimasukkan lagi ke waterbath  

3-5 menit kemudian dikeringkan dan baca dikadar lemak. Data yang diperoleh dari penelitian ini 

dianalisis secara deskriptif. 


Dari hasil penelitian ini ada  perbedaan kadar lemak susu kambing peranakan Etawa 

sebelum dan sesudah dipasteurisasi. Hasil berikut ini menunjukkan kadar lemak susu yang tidak 

dilakukan pasteurisasi, dapat dilihat pada Gambar 1. 

Gambar 1. Hasil uji kadar lemak susu yang tidak dipasteurisasi 

 

berdasar  Gambar 1. Susu kambing peranakan Etawa yang tidak diberi perlakuan 

pasteurisasi setelah dilakukan uji menghasilkan kadar lemak 4.5%. Selanjutnya susu yang diberi 

perlakuan pasteurisasi kadar lemaknya terlihat lebih tinggi seperti pada Gambar 2. 

 

 

berdasar  Gambar 2. Susu kambing peranakan Etawa yang diberi perlakuan 

pasteurisasi setelah dilakukan uji menghasilkan kadar lemak 5%. Kadar lemak ini jelas lebih 

tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipasteurisasi. Ini disebabkan oleh beberapa faktor akibat 

dari penguapan komponen susu ketika dilakukan pemanasan. 

 

Tabel hasil uji kadar lemak susu sebelum dan sesudah dipasteurisasi 

Sampel      Perlakuan               Kadar                 Keterangan    

                       lemak (%) 

Susu  segar          Pasteurisasi             5%               Kadar lemak susu yang  

                   dipasteurisasi memiliki  

                 kadar lemak 5% 

Susu segar              Tidak  

   dipasteurisasi              4,5%                            Kadar lemak susu  

                                tidak dipasteurisasi  

                          memiliki kadar lemak 4,5%  

berdasar  hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa susu yang dipasteurisasi lebih 

tinggi kadar lemaknya dibandingkan yang tidak dipasteurisasi. Hasil penelitian pada gambar dan 

tabel memperlihatkan kadar lemak susu kambing peranakan Etawa segar sebelum dan sesudah 

dipasteurisasi ada  perbedaan. Susu yang dipasteurisasi memiliki kadar lemak lebih tinggi 

dibandingkan yang tidak dipasteurisasi, tetapi perbedaannya tidak jauh berbeda. Penelitian ini 

dilakukan dengan analisis deskriptif dengan masing-masing 6 kali ulangan sehingga 

mendapatkan hasil yang akurat. 

Dari hasil peneletian ini juga menunjukkan bahwa kadar lemak susu kambing peranakan Etawa 

dipeternakan Lamnyong Kota Banda Aceh juga relatif standar. bila  dikonsumsi juga akan 

relatif aman bagi para konsumen dan tidak menyebabkan penyakit seperti penyakit digeneratif  

(tekanan darah tinggi, stroke dan jantung coroner). Peternak harus bisa memanipulasi pakan 

ternak seperti pemberian pakan suplemen. Pakan suplemen merupakan pakan pelengkap untuk 

melengkapi beberapa jenis bahan yang belum tersedia dari hijauan dan konsentrat sehingga 

pemberiannya tidak berdasarkan bobot badan dan produksi tetapi disediakan setiap saat sesuai 

dengan kebutuhan ternak ,pakan suplemen dapat berupa 

Urea Mineral Molasses Block  (UMMB) atau konsentrat yang kaya akan protein dan disarankan 

berupa bahan pakan yang kaya sumber energi mudah terfermentrasi dan merupakan sumber 

nitrogen yang layak. bahwa dengan penambahan pakan 

suplemen dapat memacu pertumbuhan dan 

meningkatkan populasi mikroba di dalam rumen sehingga dapat merangsang 

penambahan jumlah konsumsi serat kasar (SK) yang akan meningkatkan produksi. 

Secara organoleptik susu akan mengalami perubahan jika ada  perbedaan warna, rasa, 

dan aroma dari susu yang normal. Umumnya perubahan ini disebabkan oleh adanya aktifitas 

mikroorganisme. Kompenen penyusun susu juga dapat terjadi perubahan yang disebabkan oleh 

pengaruh suhu pasteurisasi susu ,

Rasa dan aroma susu pasteurisasi dalam penelitian ini masih normal dan mempunyai rasa 

sedikit manis yang menunjukkan sampel susu masih segar tetapi setelah dilakukan penelitian 

terjadi perubahan kadar lemak, susu pasteurisasi lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum 

dipasteurisasi. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan memakai  pasteurisasi dengan suhu 

rendah waktu lama (low temperature long time /LTLT = 62 0C – 65 0C ) (Alva, 1992). Hal ini 

sesuai dengan pendapat Bearkley (1986), bahwa kadar lemak susu cenderung meningkat setelah 

dipasteurisasi disebabkan oleh pengaruh suhu yang menyebabkan penguapan komponen dalam 

susu seperti air dan komponen lainya.  

Kadar lemak susu kambing peranakan Etawa di peternakan lamnyong kota Banda Aceh 

lebih tinggi setelah di pasteurisasi dibandingkan dengan sebelum dipasteurisasi. Kadar lemak 

susu sebelum dipasteurisasi yaitu  4,5% dan sesudah dipasteurisasi yaitu  5%.