• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 1. Tampilkan semua postingan

tumbuhan obat 1

Adas

(Foeniculum vulgare Mill.) 

Sinonim: E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. 

Familia: Apiaccae (Umbelliferae)

Uraian :

Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah 

dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran 

rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. 

Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, 

Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun 

biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya 

wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan 

pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. 

Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 

0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, 

berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak 

kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah 

masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, 

yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan 

pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai 

bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan 

bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau 

dengan memisahkan anak tanaman.

Nama Lokal :

Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas 

(Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), 

denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu 

(Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). 

barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, 

batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun 

(orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma 

(epididimis),; Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau 

jamur, meningkatkan penglihatan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.

KEGUNAAN:

Buah bermanfaat untuk mengatasi : 
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual, 

 muntah, diare, 

- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, 

- batuk berdahak, sesak napas (asma), 

- haid: nyeri haid, haid tidak teratur, 

- air susu ibu (ASI) sedikit,

- putih telur dalam kencing (proteinuria), 

- susah tidur (insomnia), 

- buah pelir turun (orchidoptosis), 

- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), 

- pembengkakan saluran sperma (epididimis), 

- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis), 

- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya, 

- rematik gout, dan

- keracunan tumbuhan obat atau jamur. 

Daun berkhasiat mengatasi : 

- batuk, perut kembung, koilk, rasa haus, dan meningkatkan penglihatan. 

CARA PEMAKAIAN :

Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk

diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum. 

Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit 

telinga dan luka. 

Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Batuk 

a) Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2 cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, 

tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai 

sembuh. 

b) Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga 

tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula 

merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 

setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

2. Sesak napas 

a) Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. 

Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.

b) Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 

114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan 

dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 

kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 

gelas. 

3. Sariawan

Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, 

sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, 

pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 

jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih 

sampai tersisa separonya. Setelahdingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 

gelas. 

4. Haid tidak teratur 

Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 

sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur 

ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih 
:
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 

Keracunan tumbuhan obat atau jamur Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan 

setengah cangkir arak. Minum selagi hangat. 

5. Batu empedu 

Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Min

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, 

pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak 

adas (fennel oil). KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 -

60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, 

dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat 

karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis 

dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan 

TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 

3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid 

berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian 

pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan 

binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak 

menunjukkan khasiat ini.

Adem Ati

(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.) 

Sinonim: Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.

Familia: Lauraceae.

Uraian :

Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk 

elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah 

bulat, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang 

digunakan Akar, kulit kayu, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu 

wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae 

glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik. 

Pemanfaatan :

Kegunaan Di Masyarakat

Akar: Mencret, Kencing manis, Radang usus, Radang kulit bernanah (obat luar). 

Kulit kayu dan Daun (obat luar): Bisul, Luka berdarah; Obat penenang; Radang kulit bernanah; Radang payudara; 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis 
Ramuan:

Akar Adem Ati 5 gram

Daun Salam segar 4 lembar 

Air 140 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.

Mencret, Radang Usus 

Ramuan:

Akar Adem Ati 6 gram

Rimpang Kunyit segar 6 gram

Ai 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan 

untuk ke dokter.

Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul

Ramuan:

Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya

Daun Sambilata secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan:Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian:Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya 

dibersihkan dengan air hangat dahulu.

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.

Komposisi :

Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri.

Ajeran

(Bidens pilosa L.) 

Sinonim: Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume) 

Sherff (1925).

Familia: Asteraceae (Compositae).

Uraian :

Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, 

sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, 

warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, 

mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan 

yang berada di atas tanah (herba) Nama Lokal :

NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: 

kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi, 

Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee 

nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA 

SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.

Penyakit Yang Dapat Diobati : SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT 

Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik. 

Pemanfaatan : Demam, Pencernaan tidak baik, Rematik (nyeri persendian), Selesma, Usus buntu, Wasir.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Selesma dan Demam 

Ramuan:

Herba Ajeran (3 gram), Babakan Pule (200 mg), Daun Sembung (3 gram), Daun Poko (2 gram), Air (130 ml) 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Usus Buntu

Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, 

ramuan ini dapat digunakan. 

Ramuan: Herba Ajeran (5 gram), Air (120 ml) 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau pil. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan: Diulang selama 20 hari.

Komposisi :

Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.

Akar Manis

(Glycyrrhiza glabra L,) 

Familia : Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Simplisia ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di Indonesia. Bagian yang digunakan Akar. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik. 

Pemanfaatan :

Anti kolestrol, Bronkhitis, Batuk, Mulas, Tukak lambung

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk

Ramuan:

Akar Manis 1,5 gram
Rimpang 8 gram

Daun Sirih 3 lembar

Air 130 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore sebelum makan, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Tukak Lambung

Ramuan:

Akar Manis 3 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Air 130 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan

Diulang selama 14 hari. Bagi penderita yang tidak tahan panasnya kunyit, ramuan dapat ditambah air hingga encer, 

diendapkan dahulu kemudian diminum.

Peringatan

Takaran yang terlalu besar dan pemakaian terlalu lama dapat mengakibatkan hipoklamia.

Komposisi :

Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam 

hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin.

Akar Wangi

(Vitiveria zizanioides (L,) Nash. Ex, Small) 

Sinonim: Andropogon zizanioides Urban. Andropogon squarrosus Hackel. Andropogon muricatus Retz.

Familia: Poaceae (Gramineae).

Uraian :

Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter. Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih. Daun tunggal, 

bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warna hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di 

ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang 

digunakan Akar dan minyak atsiri. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Useur (Gayo); Hapias, Usar (Batak); Akar babau (Minangkabau); Akar banda (Timor); Iser, Morwastu 

(Sumatera Utara); Usa, Urek usa (Makasar); Janur, Narawastu, Usar (Sunda); Larasetu, Larawastu, Rarawestu 

(Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Vitiveriae Radix; Akar wangi. Oleum Vitiveriae aetheriae; Minvak Akar 

wangi.

Penyakit Yang Dapat Diobati: Khasiat Diaforetik. 
Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Bau mulut (obat kumur).

Rematik (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Napas/Mulut bau

Ramuan:

Akar wangi beberapa potong

Daun Sirih segar 2 lembar

Herba Pegagan segar 1 genggam

Buah Kapulaga 6 butir

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat, sebagian dapat 

ditelan karena tidak berbahaya.

Komposisi :

Akar: Minyak atsiri, hars, dan zat pahit. Minyak: Vetiverin, vetiveron, veton, dan vetivazulen. Kegunaan Bau mulut 

(obat kumur). Rematik (obat luar).

Alang Alang

(Imperata cylindrica (L.)Beauv.) 

Sinonim: Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo.

Familia: Poaceae

Uraian :

Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak 

membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, 

helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: 

susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 

cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 

1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala 

sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: 

berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan 

Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah 

tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; 

ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. 

Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. 

Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH 

tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif 

dengan pertumbuhan alang-alang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang 

kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih 

(Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); 

Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING: 

Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru 

(Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet￾mei. Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c 

[or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di 

samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja 

singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan 

sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang 

alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih 

jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. 

Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama 

dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali 

pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang 

dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun 

dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati 

epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan 

gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk 

pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, 

Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. 

Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi 

pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang 

relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sebagai peluruh air seni: 

49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air 

tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali sehari.

Demam karena buang air kecil berdarah:

1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah beligu setengah 

matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari. 

Air kencing akan normal dan suhu badan turun.

"Zwartwaterkoorts" (Bld):

Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh.

Komposisi :

Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, 

simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam 

klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, 

asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil 

penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3',4',7-trihidroksi 
flavon, 2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk 

golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut 

dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan 

senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.

Alpokat

(Persea gratissima Gaertn.) 

Sinonim: P. americana, Mill

Familia: Lauraceae

Uraian :

Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan 

yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi 

hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik 

dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, 

warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-

5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti 

kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 

10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan 

gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, 

warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau 

atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak 

lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah 

alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. 

minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten. 

Nama Lokal :

Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat 

(Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), 

nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), 

menstruasi tidak teratur.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji. 

KEGUNAAN: 

Daging buah :

- Sariawan. 

- Melembabkan kulit kering. 

Daun: 
Kencing batu. Darah tinggi, sakit kepala. Nyeri syaraf. Nyeri lambung. Saluran napas membengkak (bronchial 

swellings). Menstruasi tidak teratur. 

Biji: 

- Sakit gigi. 

- Kencing manis. 

PEMAKAIAN,. 

Untuk minum: 3-6 lembar daun. 

Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji 

digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:

a) Sariawan: Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu 

dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

b) Kencing batu:4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 

buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah 

dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas. 

c) Darah tinggi : 3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin 

diminum sekaligus.

d) Kulit muka kering: Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan 

cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut 

mengering. 

e) Sakit gigi berlubang: Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat. 

f) Bengkak karena Peradangan: Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan 

seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit. 

g) Kencing manis: Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok 

dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum setelah dingin. 

h) Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, 

rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur. 

Data penelitian: 

Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. 

Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. 

Ramstad 1975).

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang, 

menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah 

juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.

Andong

(Cordyline fruticosa (L) A. Cheval.) 

Sinonim :Asperagus terminalis L. Cordyline terminalis (L.) Kunth.

Familia :Agavaceae (Liliaceae).
Uraian :

Perdu bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk cincin. Daun pada ujung ranting 

berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk talang, helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm, 

dengan pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek. Malai bunga di ketiak daun, 

bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun 

pelindung pada pangkal bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada bagian 

separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali. 

Benang sari 6, tertancap pada tenda bunga. Kepala putik pendek 3 taju. Buah buni ± bentuk bola, merah mengkilat. 

Biji hitam mengkilat. Dari Asia Timur. Di kebun dan pagar, di kuburan; 1-1.900 m. Bagian yang digunakan Daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal, Linjuang, Si linjuang (Batak); Anjiluwang, 

Jiluwang, Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang (Lampung); Renjuwang, Sabang, Sawang (Dayak); 

Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong (Jawa); Andong, Endong, Handwang (BaIi); Tabongo (Gr); Panili, Siri (Ms); 

Panyaureng, Siri (Bg); Ai buru (Sr); Weluga, Werusisi, Wersingin (Ab); Yasir (Ij); Pitako (Hm). NAMA ASING: NAMA 

SIMPLISIA Cordylinae Folium; Daun Andong.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Mendinginkan. KHASIAT Hemostatik dan anti bengkak. 

Pemanfaatan :

1.Batuk darah. 

2.Disentri.

3.Haid terlalu banyak. 

4.Wasir berdarah. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk Darah, Haid terlalu banyak 

Ramuan:

Daun Andong segar 5 helai

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dibuat infus, diseduh, atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipis, diminurn 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Wasir

Ramuan:

Daun Andong segar 3 helai

Daun Wungu segar 7 helai

Air matang secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.

Komposisi :

Kandungan Kimia Steroida, saponin, dam polisakarida.
Angsana

(Pterocarpus indicus Willd.) 

Sinonim: Pterocarpus flavus Lour. Pterocarpus pallidus Blco.

Familia: Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2 cm. Daun berseling. 

Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 

0,5-1,5 cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga 

banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk 

tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk 

Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih 

pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai 

di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak 

membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. 

Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan: Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan 

sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang 

bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah. 

Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana 

kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi 

Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: 

Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Adstringen dan diuretik. PENELITIAN Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan 

penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan 

tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral 

menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan 50 mg/kg bb tolbutamid, 

sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada pengaruh oleh tolbutalmid. 

Pemanfaatan :

Kulit kayu:

Batu ginjal.

Sariawan mulut (obat kumur).

Daun muda:

Kencing manis. 

Bisul (obat luar). 

Getah (Kino):

Luka (obat luar).

Sariawan mulut (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Batu Ginjal

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 3 gram

Daun Keji beling 2 gram

Daun Kumis kucing 4 gram

Air 115 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air 

kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% 

dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan 

minum teh.

Sariawan Mulut 

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 4 gram

Daun Saga segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Air 115 ml

Cara pembuatan:

Dibuat infus atau diseduh.

Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian 

beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).

Cara pemakaian:

Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air. 

Bisul

Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul 

tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.

Komposisi :

Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.

Anting-anting

(Acalypha australis Linn.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di 

pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian 

ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan 

berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari 

tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing;
Batu Ginjal

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 3 gram

Daun Keji beling 2 gram

Daun Kumis kucing 4 gram

Air 115 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air 

kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% 

dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan 

minum teh.

Sariawan Mulut 

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 4 gram

Daun Saga segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Air 115 ml

Cara pembuatan:

Dibuat infus atau diseduh.

Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian 

beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).

Cara pemakaian:

Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air. 

Bisul

Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul 

tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.

Komposisi :

Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.

Anting-anting

(Acalypha australis Linn.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di 

pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian 

ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan 

berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari 

tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing
Anyang Anyang

(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,) 

Sinonim: Rejasa.

Familia: Elaeocarpaceae.

Uraian :

Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih 

demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah 

api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah 

cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi 

dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus 

(seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik 

tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai 

pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka 

duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang 

dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). 

NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.

Pemanfaatan :

Buah:

1. Disentri.

2. Sakit kandung kencing.

Kulit kayu:

1. Radang Ginjal.

2. Borok (obat luar). 

Daun:

1.Demam. 

2.Kelesuan. 

3.Mual.

4.Sakit Kuning. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Demam

Ramuan:

Kulit kayu atau daun Anyang-anyang 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 

Kelesuan

Ramuan:
Daun Anyang-anyang 4 gram

Daun Sembung 3 gram

Herba Meniran 2 gram

Rimpang Temulawak 4 gram

Air 110 ml 

Cara pernbuatan: Diseduh, dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari. 

Sakit Kandung Kencing

Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.

Ramuan:

Buah Anyang-anyang 7 biji

Buah Adas 1 gram

Pulosari 1/ 2 ruas jari

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.

Apel

(Pyrus malus, Linn) 

Sinonim: Malus sylvestris, Mill

Familia: Rosaceae

Uraian :

Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa 

dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari 

daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat 

tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 

meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran 

dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan 

bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel 

biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya 

merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

Nama Lokal :

Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.

 Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4

 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

 Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.

2. Diare

 Bahan: buah apel yang belum begitu masak.

 Cara menggunakan: dimakan biasa.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat 

gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram -

Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %

Aren

(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) 

Sinonim: Arenga sacchrifera Labill.

Familia: Arecaceae (Palmae).

Uraian :

Tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm, sebagian batang yang cukup panjang 

berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai 

daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, bagian bawah ada 

lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali; 

cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12-15 mm; benang sari banyak. Bunga betina 

berdiri sendiri, hampir bulat bola; bakal buah beruang 3, dengan 3 kepala putik. Buah buni bulat peluru, dengan 

ujung pesok ke dalam, garis tengah 4 cm, beruang 3, berbiji 3. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam; 1-1400 m. 

Catatan: Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman 

dipakai; akarnya untuk bahan anyaman dan untuk cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya 

untuk tongkat jalan dan usuk genting, pondoh untuk sayur-mayur makan nasi, tulang daun untuk sapu dan 

kranjang, daun muda untuk ganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, untuk genting, kranjang, sapu, sikat, 

terasnya dibuat „sagu". Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, di mana kemudian dibuat 

gula (gula Jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka; bijinya dibuat manisan dan dimakan 

(kolang-kaling). Bagian yang digunakan Tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau); 

Kawung, Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel, 
Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Arengae 

pinnatae Radix; Akar Aren.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Diuretik. 

Pemanfaatan :

Tuak/legen:

-Sariawan. 

-Sembelit. 

Akar:

-Batu ginjal.

-Ruam kulit.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batu Ginjal:

Ramuan:

Akar Aren 2 gram

Daun Keji beling 3 gram

Akar Alang-alang 3 gram

Herba Meniran 3 gram

Air 20 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian; Diminum 1 kali sehari, 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, 

pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.

Sembelit dan Sariawan:

Legen diminum seperti minuman segar lainnya.

Komposisi :

TUAK: Gula dan minyak lemak.

Asam Jawa

(Tamarindus indica, Linn.) 

Familia: Leguminosae

Uraian :

Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. 

Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang 

cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm 

dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan 

rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji 

berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.;
;Nama Lokal :

Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, 

Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok; 

Pemanfaatan :

1. Asma

 Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring.

 Cara mrnggunakan: diminum 2 kali sehari

2. Batuk Kering

 Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

3. Demam

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

4. Sakit Panas

 Bahan: 2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam 

 secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air 

 panas, kemudian disaring

 Cara menggunakan: diminum biasa

 Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini

5. Reumatik

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu = 

 jawa)

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus

 Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit

6. Sakit perut

 a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih 

 dan minyak kayu putih secukupnya

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata

 Cara menggunakan: digunakan sebagai obat gosok, terutama 

 pada bagian perut

 b. Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren 

 Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air

 panas, kemudian disaring

 Cara menggunakan: diminum biasa

 c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu 

 jari, 1 potong gula kelapa

 Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan 

 bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian 

 disaring

 Cara menggunakan: diminum biasa

7. Morbili

 Bahan: 1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
kunyit sebesar ibu jari

 Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut 

 dicampur sampai merata

 Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi 

 penderita morbili

8. Alergi/Biduren (Jawa)

 Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam 

 secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

9. Sariawan

 Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu 

 jari, 1 potong gula kelapa

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih 

 hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring

 Cara menggunakan: diminum biasa

10. Luka baru

 Bahan: daun asam jawa secukupnya

 Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat

 Cara menggunakan: ditempelkan pada luka

11. Luka borok

 Bahan: beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa)

 Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus

 Cara menggunakan: ditempelkan pada luka, kemudian diperban

12. Eksim dan Bisul

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = 

 jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit

13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah

 Bahan: 3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya

 Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus

 Cara menggunakan: bagian yang bengkak dibersihkan terlebih 

 dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, 

 kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa 

 tersebut.

14. Mencegah rambut rontok

 Bahan: beberapa biji asam jawa

 Cara menggunakan: sebelum keramas dengan shampo, kepala 

 dimasase terlebih dahulu dengan

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, 

asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon 

diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram 

per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 

gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, 

vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid 

serta pati.
Awar Awar

(Ficus septica Burm.L) 

Sinonim: Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata.

Familia: Moraceae

Uraian :

Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, 

gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun 

berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal 

membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan 

banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun 

samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk 

berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, 

diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga 

betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. 

Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak 

ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar￾abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo 

(Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, 

Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA 

SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in vitro, hasil 

pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat 

menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli) 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Daun digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan 

sesak napas.

Akar digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun dapat 

menyebabkan muntah.

Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.

Buah untuk pencahar. 

Untuk mengobati bisul:

5 lembar daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan sebagai kompres pada 

bisul (1-2 kali sehari).

Komposisi: Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, 

dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.
Bandotan

(Ageratum conyzoides L.) 

Sinonim: A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.

Familia: compositae (asteraceae).

Uraian :

Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya 

sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. 

Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal 

membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut 

panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 

atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, 

dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan 

Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan 

merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. 

Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada 

ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan 

mengeluarkan bau tidak enak. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. 

Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus 

wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng 

hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, 

eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam 

(antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid 

(emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula 

sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat 

yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus 

birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada 

uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak 

ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). 

Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada 

dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek 

penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA 

UI, 1993).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa 

herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang 

telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, 

mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja 

berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut. 

Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, 

lalu peras dan air perasannya diminum. Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, 

campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan 

penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke 

kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat 

digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang 

Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan 

yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim 

Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian 

tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai 

sembuh.

Bisul, borok

Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh 

garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban. 

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo

Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh 

garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah 

menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan 

selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.

Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar

Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring 

dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim

Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi 

satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas 

sehari.

Sakit tenggorokan

(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan 

saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum 

ramuan dan lakukan tiga kali sehari.

(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. 

Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza

Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring 

dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah

Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 

tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 

2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut

Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh 

kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut d
Komposisi :

Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, 

friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, 

alkaloid, dan kumarin

Bangle

(Zingiber purpureum Roxb.) 

Sinonim: Zingiber cassumunar, Roxb.

Familia: Zingiberaceae

Uraian :

Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di 

pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m 

dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. 

Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari 

pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, 

ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 

20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang 

sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, 

lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah 

menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang 

menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan 

luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah 

berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan 

sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. 

Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :

Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; 

Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, 

walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, 

kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang, daun.

KEGUNAAN:

Rimpang:

- Demam, sakit kepala.

- Batuk berdahak.

- Perut nyeri, masuk angin.

- Sembelit.

- Sakit kuning.
- Cacingan.

- Rheumatism.

- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.

- Mengecilkan perut setelah melahirkan.

- Kegemukan.

Daun:

· Tidak napsu makan.

· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.

Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, 

pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:

1. Demam, masuk angin. 

 15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 

 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu 

 diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules: 

 Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, 

 masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus 

 dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin 

 disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam: 

 Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan 

 sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai 

 pilis pada dahi.

4. Sakit kuning: 

 1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air 

 masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, 

 minum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism): 

 Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak 

 sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian 

 sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:

 Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada 

 perut.

7. Cacingan: 

 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar 

 tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk

 halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu 

 diperas dan disaring. Minum.

8. Radang seiaput lendir mata: 

 Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir

 jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus 

 dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah 

 dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:

 a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci 

 lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 
 Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan

 sore hari.

 b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari 

 rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4 

 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-

 potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai 

 tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 

 gelas.

 c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari 

 tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk 

 nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-

 remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. 

Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar 

(laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

Baru Cina

(Artemisia vulgaris Linn.) 

Familia : Compositae 

Uraian :

Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab 

dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai 

tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal 

dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun 

berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. 

Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil￾kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, 

keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.

Nama Lokal :

Baru cina (Indonesia, Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan 

(jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah 

persalinan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, seluruh tanaman.

KEGUNAAN:

1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi 
 (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.

2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin 

 berlebihan.

3. Dysentery, keputihan.

4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.

5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus 

 (rectal haemorrhgia).

PEMAKAIAN: 

10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet, 

suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:

Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, 

dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur. 

Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:

1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:

 4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 

 Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat: 

 15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):

 1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula 

 enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok: 

 Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri: 

 Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant: 

Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk

pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, 

dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING: 

30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung 

(yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan 

sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur 

menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, 

cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta￾karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi 

alkohol, dan ridentin.
Bawang Merah

(Allium cepa) 

Familia: Amaryllidaceae (Liliaceae).

Uraian :

Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna 

merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, 

berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang 

sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang 

abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, 

Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi 

(Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa 

rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menghangatkan, rasa dan bau tajam. KHASIAT Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. PENELITIAN M. 

Jufri Samad, 1987. FMIPA Farmasi UNHAS. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah 

terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang 

Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada 

pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 

22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula 

darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan penelitian efek protektif 

Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang 

Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

1. Batuk.

2. Haid tidak teratur. 

3. Kencing manis.

4. Obat cacing.

5. Demam pada anak-anak (obat luar).

6. Perut kembung pada anak-anak (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk 

Ramuan: 

Umbi Bawang merah 4 gram

Daun Poko segar 4 gram

Daun Sembung segar 3 gram

Herba Pegagan segar 4 gram

Buah Adas 2 gram

Air 125 ml 
Cara pembuatan: Dipipis, dibuat infus atau pil. 

Cara pemakaian:

Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari 

9 pil.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Kencing Manis

Ramuan:

Umbi Bawang Merah (dirajang) 4 gram

Buah Buncis (dirajang) 15 gram

Daun Salam (dirajang) 10 helai

Air 120 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Demam dan Perut 

Kembung pada Anak-anak 

Ramuan:

Umbi Bawang Merah (potong tipis) secukupnya 

Minyak Kelapa secukupnya

Minyak Kayu Putih secukupnya 

Cara pembuatan: Diremas-remas. 

Cara pemakaian:

Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.

Komposisi :

Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, 

dan zat pati.

Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.) 

Familia: Liliaceae

Uraian :

Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih 

termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara 

berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah￾pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari 

serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang
(siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan 

tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang 

putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. 

Iklim · Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000 

mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan 

- 6 bulan · Suhu udara : 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol 

(ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari 

permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 · 

Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 

cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan 

dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. · Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga 

membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, 

bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak 

cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit 

berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm 

dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam 

tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 

cm x 10 cm

Nama Lokal :

Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); 

Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka 

memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia); 

Pemanfaatan :

1. Hipertensi

 a. Bahan: 3 siung bawang putih,

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan 

 air secukupnya, Ialu disaring;

 Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.

 b. Bahan : 2 siung bawang putih;

 Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api; 

 Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

2. Asma, batuk dan masuk angin

 Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu 

 secukupnya;

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos 

 bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;

 Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.

3. Sakit kepala

 Bahan: umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;

 Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.

4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air

 Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam

 Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua

 bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih 

 dan diaduk sampai merata, dan disaring;

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan 

 sore.

5. Ambeien
 Bahan : umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas

 untuk diambil airnya;

 Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

6. Sembelit

 Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk 

 diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;

 Cara menggunakan: diminuni biasa.

7. Luka memar karena tikaman atau pukulan

 Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1 

 sendok madu dan dicampur sampai merata;

 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

8. Luka kena benda tajam berkarat

 Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;

 Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke 

 dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;

 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

9. Mempercepat matangnya bengkak abses

 Bahan : umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat, 

 kemudian ditumbuk halus;

 Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri

 Bahan: umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;

 Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan 

 serpihan kaca, kayu atau duri.

11. Sengatan serangga

 Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian 

 dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;

 Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat 

 serangga.

12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut

 Baban: beberapa siung bawang push;

 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;

 Cara menggunakan: dimakan langsung.

13. Sulit tidur (insomnia)

 Bahan: beberapa slung bawang putih;

 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;

 Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 

gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 

134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian 

umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, 

scordinin, nicotinic acid.
Bayam

(Amaranthus tricolor L.) 

Sinonim: A.gangeticus

Familia: amaranthaceae.

Uraian :

Bayam berasal dari Amerika tropik. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis 

seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl, 

tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di. dataran rendah pada lahan terbuka yang 

udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah dan 

berair. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta 

warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian 

atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulir. Bayam 

yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran dikenal dengan bayam cabutan atau bayam sekul. 

Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hijau biasa, bayam merah 

(Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau 

keputih-putihan. Sebagai informasi, daun dan batang bayam merah mengandung cairan berwarna merah. Selain A. 

tricolor, terdapat bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam 

kotok/bayam tanah (A. blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A. hybridus 

sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar. Panen bayam cabut paling lama dilakukan selama 25 hari. Setelah itu, 

kualitasnya akan menurun karena daunnya menjadi kaku. Bayam dapat disayur bening, dibuat gado-gado, pecal, 

atau direbus untuk lalap. Kadangkadang, daun bayam yang muda dan lebar digunakan pula sebagai bahan 

rempeyek. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Jakarta: bayam glatik, b. putih, b. merah. Jawa: bayem abrit, b. lemah, b. ringgit, b. sekul, b. siti. 

Maluku: jawa lufife, tona ma gaahu, hohoru itoka tokara, baya roriha, loda kohori. Nama asing: Chinese spinach (I) 

Nama simplisia: Amaranthi tricoloris Folium (daun bayam), Amaranthi tricoloris Radix (akar bayam).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah 

berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar 

proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, 

penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun 

bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang 

dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang 

diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 

1986).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar.

Indikasi:

Daun bayam digunakan untuk pengobatan :

membersihkan darah sehabis bersalin, 
memperkuat akar rambut,

tekanan darah rendah,

kurang darah (anemia), dan 

gagal ginjal.

Akar digunakan untuk pengobatan: disentri

CARA PEMAKAIAN: Untuk obat yang diminum, sediakan 25-30 g daun segar, lalu rebus dan dimakan sebagai lalap. 

Selain direbus, bayam dapat juga dijus untuk diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun bayam segar sampai halus, lalu tempelkan pada luka akibat gigitan binatang 

berbisa.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Meningkatkan kerja ginjal, membersihkan darah sehabis bersalin Bayam dapat dikonsumsi dalam bentuk sayur 

bening.

Kurang darah

Cuci tiga genggam daun bayam merah, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu sendok makan air jeruk nipis, 

lalu saring. Selanjutnya, tambahkan satu sendok makan madu dan sebutir kuning telur ayam kampung dan aduk 

sampai rata, kemudian ramuan ini diminum dan pengo>7atan dilakukan satu kali sehari selama seminggu. 

Selanjutnya, pengobatan dapat dilakukan dua kali seminggu sampai penyakitnya sembuh.

Disentri

Cuci 10 batang akar bayam merah sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus seujung 

sendok teh sambil diaduk rata, lalu saring. Untuk pengobatan, minum air saringannya sekaligus.

Memperkuat akar rambut

Cuci satu ikat daun dan batang bayam segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus 

seujung sendok teh sambil diaduk rata. Selanjutnya, peras dan saring, lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali 

seminggu.

Catatan

Penderita kadar asam urat darah yang cukup tinggi dan rematik Gout dilarang mengonsumsi bayam terlalu banyak 

karena sayur ini mengandung purin yang cukup tinggi. Di dalam tubuh, purin akan dimetabolisir menjadi asam urat.

Untuk pengobatan, bayam merah dianggap lebih berkhasiat daripada bayam hijau.

Komposisi :

Bayam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin, dan vitamin (A, B dan C).

Bayam Duri

(Amaranthus Spinousus, Linn.) 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Bayam duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth.Tumbuhan ini mempunyai batang lunak 

atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon 

batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.Bentuk

daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau 

muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, ladang atau di jalan-jalan kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 

Celcius.

Nama Lokal :

Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); Senggang cucuk (Sunda), Bayam keruai (Lampung); 

Ternyak duri, ternyak lakek (Madura), Podo maduri (Bugis); Thorny amaranthus (Inggris), Bayam Duri (Indonesia); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kencing Nanah, Kencing tidak lancar, Bronkhitis, Produksi ASI; Tambah Darah, Eksim, Bisul, Demam; 

Pemanfaatan :

1. Kencing Nanah

 Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri, adas 

 pulawaras secukupnya.

 Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore

2. Kencing tidak lancar

 Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri.

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

 Cara menggunakan: diminum sekaligus.

3. Gangguan pernapasan dan bronkhitis

 Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.

 Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian direbus dengan 1 liter air dan disaring.

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore

4. Memproduksi ASI

 Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.

 Cara membuat: ditumbuk halus.

 Cara menggunakan: dioleskan/dibobolkan seputar payudara

5. Tambah Darah

 a. Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam

 kampung.

 Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus, kemudian ditambah 1 

 gelas air dan diperas/disaring, telur ayam kampung dimasukan 

 dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum (untuk orang dewasa 1 minggu sekali)

 b. Bahan: 1 genggam daun batang bayam duri dan 1 sendok makan madu.

 Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus dan diambil airnya, 

 kemudian ditambah madu.

 Cara menggunakan: diminum biasa ( untuk bayi)

6. Eksim dan bisul

 Bahan: 1 potong bayam duri.

 Cara membuat: ditumbuk halus.

 Cara menggunakan: dioleskan / dibobokan pada bagian yang sakit.

7. Demam

 Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam kampung.

 Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian ditambah 1 gelas air secukupnya. 

 Cara menggunakan: tempelkan di dahi sebagai kompres.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Bayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, 

garam fosfat, zat besi, serta Vitamin (A, C, K dan piridoksin=B6).
Belimbing Asam

(Averhoa bilimbi.) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Belimbing asam (Averhoa bilimbi) dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian 

kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. DI negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan 

di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan. 

Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras. Ada dua varitas 

dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula 

dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya yang 

kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji￾biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam.

Nama Lokal :

Belimbing Asam (Indonesia), Calincing (sunda),; Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing buluh 

(Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk, Beguk, Encok, Sariawan, Hipertensi, Diabetes melitus; Demam, Radang poros usus, Menghilangkan jerawat; 

Pemanfaatan :

1. Batuk

 a. Bahan: 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu

 Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal ½ Gelas.

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin.

 b. Bahan: daun, bunga dan buah belimbing asam ditambah gula 

 merah dan adas pulawaras

 Cara Membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin

2. Beguk

 Bahan: 10 lembar daun belimbing asam dan 4 siung bawang merah

 Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus

 Cara menggunakan: untuk bobok dan obat luar

3. Encok

 a. Bahan: 1 genggam daun belimbing asam ditambah kapur sirih

 Cara membuat: ditumbuk halus bersama-sama

 Cara menggunakan: digosokan sebagai param

 b. Bahan: 4 genggam daun belimbing asam

 Cara membuat: ditumbuk halus

 Cara menggunakan: digunakan untuk menggosok bagian

 pinggang
4. Sariawan

 Bahan: 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah

 Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal 1 gelas

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore

5. Hipertensi

 Bahan: 3 buah belimbing asam, ½ ikat daun kemangi

 Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih 

 hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.

 Cara menggunakan: diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari 

 sekali

6. Diabetes mellitus, demam dan radang poros usus

 Bahan: 3 genggam daun belimbing asam 

 Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian 

 disaring untuk diambil airnya

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

7. Menghilangkan Jerawat

 Bahan: 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya

 Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan 

 tersebut dicampur sampai merata

 Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak pada bagian wajah 

 yang berjerawat

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah belimbing asam mempunyai kandungan unsur kandungan unsur kimia yang disebut 

asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.

Belimbing Manis

(Averhoa carambola) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya 

sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m 

dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. 

Belimbing wuiuh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang 

muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 

21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat teiur sampai jorong, ujung runcing, 

pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. 

Perbungaan berupa malai, berkelornpok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bungs kecil-kecil 

berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 

ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa 

buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, 

mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan 

obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.

Nama Lokal :

Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ; 

Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah. 

KEGUNAAN: 

Bunga: 

- Batuk. 

- Sariawan (stomatitis) 

Daun: 

- Perut sakit. Gondongan (Parotitis). 

- Rematik. 

Buah: 

- Batuk rejan. 

- Gusi berdarah, sariawan. 

- Sakit gigi berlubang. 

- Jerawat. Panu. 

- Tekanan darah tinggi. 

- Kelumpuhan. 

- Memperbaiki fungsi pencernaan. 

- Radang rektum.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Lihat resep. 

Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal 

(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu. 

CARA PEMAKAIAN:

1. Pagel linu:

 1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 

 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. 

 Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan: 

 10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang 

 merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat 

 yang sakit.

3. Batuk pada anak.

 Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula 

 secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah 

 dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, 

 pagi dan malam sewaktu perut kosong. 

4. Batuk: 

 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari 

 kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 

 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun 

 inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.  Sehari 3 kali 3/4 gelas. 

5. Batuk rejan: 

 a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, 

 diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, 

 lakukan 2 kali sehari. 

 b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik :

 a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji 

 merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya 

 sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi 

 ketempat yang sakit. 

 b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca 

 L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk 

 halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 

 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok 

 dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan: 

 a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 

 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, 

 dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. 

 b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 

 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin 

 disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. 

 c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang 

 muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari 

 pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok 

 makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk 

 mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari. 

8. Jerawat: 

 a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, 

 diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka 

 yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari, 

 b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, 

 digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.

 Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang 

 berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 

9. Panu: 

 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur 

 sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai 

 untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Darah tinggi. 

 a. 3 bua

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak 

pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, 

glucoside, calsium oksalat, suifur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, suifur, asam format, peroksidase, calsium 

oksalat, kalium sitrat.
Belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya 

sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m 

dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. 

Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang 

muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 

21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, 

pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. 

Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil 

berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 

ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa 

buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, 

mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan 

obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok. 

Nama Lokal :

Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),; Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),; 

balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),; Balimbing (Lampung). calincing, balingbing (Sunda),; 

Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura).; Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores),; Libi 

(Sawu), belerang (Sangi).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis),; Rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, 

sakit gigi berlubang; Jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan,; Memperbaiki fungsi 

pencernaan, radang rektum.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah. 

KEGUNAAN: 

Bunga: 

- Batuk. 

- Sariawan (stomatitis) 

Daun: 

- Perut sakit. Gondongan (Parotitis). 

- Rematik. 

Buah: 

- Batuk rejan. 

- Gusi berdarah, sariawan. 

- Sakit gigi berlubang. 
- Jerawat. Panu. 

- Tekanan darah tinggi. 

- Kelumpuhan. 

- Memperbaiki fungsi pencernaan. 

- Radang rektum.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Lihat resep. 

Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal 

(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu. 

CARA PEMAKAIAN:

1. Pagel linu: 

 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 

 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. 

 Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan: 

 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang 

 merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat 

 yang sakit.

3. Batuk pada anak.

 Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula 

 secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah

 dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, 

 pagi dan malam sewaktu perut kosong. 

4. Batuk: 

 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari 

 kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 

 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun 

 inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. 

 Sehari 3 kali 3/4 gelas. 

5. Batuk rejan: 

 a. 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, 

 diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, 

 lakukan 2 kali sehari. 

 b. Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik :

 a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji 

 merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya 

 sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi 

 ketempat yang sakit. 

 b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca 

 L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk 

 halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 

 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok 

 dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan: 

 a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 

 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, 

 dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. 

 b. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan 
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin 

 disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. 

 c. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang 

 muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari 

 pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok 

 makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk 

 mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari. 

8. Jerawat: 

 a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, 

 diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka 

 yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.

 b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, 

 digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. 

 Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang 

 berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 

9. Panu: 

 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur 

 sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai 

 untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Darah tinggi. 

 a. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-p

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak 

pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, 

glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium 

oksalat, kalium sitrat.

Beluntas

(Pluchea indica (L.) Less.) 

Sinonim: Baccharis indica, Linn. 

Familia: Compositae 

Uraian :

Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk 

halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 

1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung 

bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga 

bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut 

putih, lokos.

Nama Lokal :

Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas 

(Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.

KEGUNAAN :

1. Menghilangkan bau badan.

2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu

 makan.3. Menurunkan panas, peluruh keringat.

4. Scabies.

5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)

6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)

PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.

CARA PEMAKAIAN:

1. Gangguan pencemaan pada anak-anak: 

 daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.

2. TBC kelenjar leher:

 - extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi, 

 Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai 

 lunak, Ialu dimakan.

 - Laminaria japonica (rumput laut)

3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.

4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.

5. Peluruh keringat, menurunkan panas: 

 Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Daun: menambah nafsu makan 

(Stomakik), membantu pencernaan. KANDUNGAN KIMIA: Alkaloid, minyak atsiri.

Benalu

(Loranthus, Spec. div.) 

Familia: Loranthaceae

Uraian :

Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai 

parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm 

pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung 

getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses 

pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian 

biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh 

di dahan itu.

Nama Lokal :

Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tumor, Kanker, Amandel, Campak; 

Pemanfaatan :

1. Tumor dan Kanker

 Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 
batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. 

 Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas

2. Amandel

 Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, 

 adas palawaras secukupnya. 

 Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.

3. Campak

 Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. 

 Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai 

 halus. 

 Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena 

 campak.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia 

tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang 

menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai 

ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian 

secara ilmiah belum dilakukan.

Beringin

(Ficus benyamina L.) 

Sinonim: Ficus microcarpa, Linn. = F.nitida, auctt. = F.retusa, auctt. = F.retusa, auctt. non Linn. = F.retusa var. nitida 

auctt. non verae. 

Familia: Moraceae

Uraian :

Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, 

berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang 

keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya 

lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang 3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau. 

Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, 

bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih. 

Nama Lokal :

Caringin (Sunda), waringin (Jawa, Sumatera).; Chinese banyan, (China), banyan tree (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, ; Luka terpukul (memar), influenza, radang 

saluran napas (bronkhitis); Batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis),; Disentri, kejang panas 

pada anak.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Akar udara dan daun. Sebelum digunakan dicuci lalu dikeringkan. 

INDIKASI :

Akar udara bermanfaat untuk mengatasi: 

- pilek, demam tinggi, 

- radang amandel (tonsilitis), 

- nyeri pada rematik sendi, dan 

- luka terpukul (memar). 

Daun bermanfaat untuk mengatasi : 

- influenza, 

- radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), 

- malaria, 

- radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan 

- kejang panas pada anak. 

CARA PEMAKAIAN :

Akar udara beringin kering sebanyak 15 - 30 g atau daun beringin kering sebanyak 50 - 120 g direbus, lalu diminum. 

Untuk pemakaian luar, daun beringin direbus lalu airnya selagi hangat digunakan untuk mandi. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Kejang panas pada anak :

 Ambil 100 g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 Lt air 

 selama 25 rnenit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk 

 memandikan anak yang sakit. 

2. Radang usus akut dan disentri 

 Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g. Kemudian dicuci bersih 

 lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah 

 dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing-

 masing 1/2 gelas. 

3. Radang amandel 

 Ambil akar udara beringin sebanyak 180 g, dicuci lalu dipotong-

 potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

 Tambahkan 1 gelas cuka. Setelah dingin digunakan untuk kumur-

 kumur (gargle). Lakukan beberapa kali sehari. 

4. Bronkitis kronis 

 Ambil 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci 

 lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah 

 dingin disaring lalu dibagi untuk. 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan

 malam hari. Lakukan selama 10 hari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Rasa sedikit pahit, astringen, sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar udara 

mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange.
Bidara Laut

(Strychnos ligustrina Bl) 

Sinonim: Strychnos lucida R.Br.

Familia: Loganiaceae.

Uraian :

Tumbuhan semak, tinggi lebih kurang 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang Digunakan 

Kayu dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bidara laut, Bidara pait, Bidara putih, Kayu ular. Dara laut, Dara putih (Jawa); Bidara gunong 

(Madura); Aju mapa, Bidara mapai (Bugis); Ai betek, Ai hedu, Hau feta (Roti); Maba putih, Elu, Ai baku moruk 

(Timor). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Ligustrinae Lignum; Kayu Bidara Laut. Ligustrinae Semen; Biji Bidara Laut.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Pahit, mendinginkan, melancarkan peredaran darah, rnembersihkan darah, dan beracun. Khasiat Anti 

inflamasi, analgesik, dan diaforetik. PENELITIAN Supriadi, 1986. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan 

penelitian pengaruh hipoglikemik rebusan kayu Bidara Laut terhadap kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata 

bahwa pemberian rebusan 5, 10, 15, dan 25% dengan takaran 5 ml/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula 

darah masing-masing 16,49%; 20,23%; 36,04%; dan 43,96%. Pada pemberian tobultamid dengan takaran 250 

mg/kg bb, menunjukkan penurunan kadar gula darah sebesar 44,72%. E.Y. Sukandar, Ny. N.C. Soegiarso, dan I. 

Payayuani. Farmakologi, Departernen Farmasi, ITB. Telah melakukan penelitian pengaruh infus Bidara Laut 

terhadap efek antiradang pada tikus putih Wistar. Untuk meradangkan tikus digunakan karagen. Dari hasil 

penelitian tersebut, ternyata infus Bidara Laut pada takaran tertentu mempunyai efek antiradang yang bermakna. 

Peringatan Simplisia mengandung striknina dan brusina. Takaran berlebih dapat menyebabkan kaku pada leher dan 

muka, napas pendek, dilatasi pupil mata, dan kejang. Tidak boleh digunakan untuk waktu lama. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

-Menyegarkan kulit muka

-Membangkitkan nafsu makan

-Rematik (nyeri persendian)

-Sakit perut

-Bisul (obat luar)

-Kurap (obat luar)

-Radang kulit bernanah (obat luar)

RAMUAN DAN TAKARAN

Menyegarkan raut muka:

Ramuan:

Kayu Bidara Laut 100 mg

Herba Pegagan segar 10 gram

Air mendidih 100 ml 
Cara membuat: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama diperlukan.

Rematik 

Ramuan: 

Kayu Bidara Laut 100 mg

Daun Jambu Mete muda 8 gram

Biji Seledri 2 gram

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Kurap, Bisul, dan Radang Kulit Bernanah 

Ramuan:

Kayu Bidara Laut 500 mg

Daun Ketepeng 3 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Dikompreskan pada bagian kulit yang sakit. 

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.

Komposisi :

Strikhnina dan brusina.

Bidara Upas

(Merremia mammosa (Lour.) Hall.f.) 

Sinonim: Batatta mammosa, Rumph. = Convoivuius mammosa, Hall. = lpomoea mammosa, Chois.

Familia: Convolvulaceae

Uraian :

Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat 

dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi. Tanaman ini 

mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, 

batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk 

jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk 

payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 

helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta 

gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah 

warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya.
Nama Lokal :

Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, batuk, serak, Difteri, Radang tenggorok, radang paru,; Radang usus buntu, Typhus, sembelit, Muntah 

darah, Kanker; Kencing manis, Keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis (Luns).;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Umbi.

KEGUNAAN:

- Demam, batuk, serak.

- Difteri, Radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu. 

- Typhus, sembelit, buang air besar darah dan lendir. 

- Muntah darah.

- Kencing manis (DM), Batu kandung kencing, Keracunan makanan, 

 gigitan ular. 

- Kanker, kusta, syphilis (Lues).

PEMAKAIAN LUAR:

Digunakan untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit 

kulit, gigitan ular.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 10-100 g umbi segar diparut atau digodok.

Pemakaian luar: Umbi diiris tipis-tipis atau diparut menjadi bubur, untuk dibalurkan ketempat yang sakit seperti 

luka, bengkak-bengkak, gigitan ular dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:

1. Radang usus buntu : 

 1/4 jari umbi dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan 1 sendok 

 makan air gula, kemudian diperas dan disaring Ialu diminum. Sehari 

 2 kali.

2. Muntah darah, typhus: 

 Umbi segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut, peras dengan 

 sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 1 gelas kecil. Minum.

3. Buang air besar darah dan lendir :

 50 g umbi dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan gula jawa 

 secukupnya, godok dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 

 Setelah dingin disaring, minum sedikit-sedikit.

4. Difteri 

 Umbi segar secukupnya, dicuci lalu diparut, peras dengan sepotong

 kain sampai terkumpul 1 gelas kecil. Dipakai untuk kumur-kumur di 

 tenggorokan selama 23 menit, lalu ditelan.

5. Serak, batuk kering: 

 Umbi segar sebesar 1 jari tangan dicuci bersih, dipotong tipis-tipis 

 lalu dikunyah. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.

6. Batuk : 

 100 g umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan sirop gula batu 

 secukupnya, diaduk sampai merata lalu diperas dan disaring, minum.

7. Batuk rejan: 

 1/2 jari umbi segar dicuci lalu diparut, diremas dengan 2 sendok 

 makan air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring, 

 minum. lakukan 2 kali sehari. 

8. Kencing manis: 

 100 g umbi segar dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan sepotong

 kain. Minum setiap pagi, 1/2 jam sebelum makan.
9. Keracunan makanan: 

 Umbi segar secukupnya dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan 

 sepotong kain sampai terkumpul 1/2 gelas. Minum.

10. Kanker, kusta (Morbqs Hanson): 

 3/4 jari umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan 4 sendok makan 

 air matang dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata, lalu diperas

 dengan sepotong kain, dibagi untuk 3 kali minum yang habis dalam 

 sehari.

11. Luka-luka di kulit :

 Umbi segar dicuci lalu diiris tipis-tipis, letakkan di atas luka.

12. Melancarkan pengeluaran ASI: 

 Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, borehkan disekeliling 

 payudara.

13. Luka bakar:

 Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, bubuhkan diatas luka bakar, 

 bila perlu dibalut.

14. Gigitan ular:

 Umbi segar dicuci lalu diparut sampai menjadi adonan seperti 

 bubur.Tempelkan diatas luka gigitan, lalu dibalut.

15. Syphilis (lues): 

 1 jari umbi segar dicuci bersih lalu diparut, tambahkan 2 sendok 

 makan air masak dan 1 sendok makan madu murni, peras dan 

 saring, minum. Lakukan 3 kali sehari.

16. Batu kandung kencing / kencing batu: 

 10 g umbi bidara upas, 10 g daun kumis kucing, 15 g daun keji 

 beling, dicuci lalu umbi dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 

 1 liter air, sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring lalu 

 diminum. Sehari 3 x 50 cc.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Anti radang, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, 

pencahar (laxative), menetralkan racun (antidote), penyejuk. KANDUNGAN KIMIA: Damar, resin, pati, zat pahit. 

Getah segar mengandung zat oxydase.

Biduri

(Calotropis gigantea [Willd.] Dryand.ex WTAit.) 

Sinonim: C. gigantea R.Br., Asclepias gigantea Willd.

Familia: asclepiadaceae.
Uraian :

Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng 

gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut 

tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau 

bulat panjang, ujung tumpul, pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, 

lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat 

laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam 

anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, 

berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya buah bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal 

buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut 

pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan 

mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat 

menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. 

Biduri dapat diperbanyak dengan biji 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: rubik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri, 

saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, 

modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama asing: Giant milk weed, mudar plant (I), kapal-kapal 

(Tag.), oscherstrauch. Nama simplisia : Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT: Kulit akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang muntah 

(emetik), memacu kerja enzim pencernaan (alternatif), dan peluruh kencing (diuretik). Kulit kayu biduri berkhasiat 

emetik, bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan (stomakik). Daun berkhasiat rubifasien dan 

menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan dapat menyebabkan muntah. Namun, berkhasiat sebagai obat 

pencahar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit akar, daun, getah, dan bunga.

INDIKASI

Kulit akar digunakan untuk pengobatan : demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, 

borok kronis, dan penyakit kulit lainnya. 

Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air (varicella), campak (measles), 

demam, dan batuk.

Bunga digunakan untuk pengobatan: radang, lambung (gastritis), batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, 

kencing nanah (gonorrhoea), dan kusta (lepra). 

Getah digunakan untuk pengobatan: bisul, eksim, pembesaran kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka di kaki, 

sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 0,1-0,65 g kulit akar, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, layukan daun segar 

secukupnya, lalu tambahkan kapur sirih dan giling sampai halus. Selanjutnya, lumurkan ramuan ke bagian tubuh 

yang terkena penyakit kudis. Untuk sakit perut, layukan daun segar di atas api, lalu oleskan minyak di bagian 

permukaannya, digunakan untuk menutup perut. Untuk sakit telinga, tumbuk daun muda sampai halus, lalu peras. 

Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. Untuk luka atau borok, giling daun kering sampai halus, lalu 

taburkan serbuk pada bagian yang luka atau borok.

CONTOH PEMAKAIAN 

Gastritis

Cuci 1/3 genggam bunga biduri, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa kira-kira 2 1/4 gelas. Setelah dingin, 

saring dan tambahkan madu secukupnya. Selanjutnya, ramuan slap untuk diminum. Untuk pengobatan, minum 

ramuan ini sebanyak 3/4 gelas, sehari tiga kali.

Lepra, sifilis sekunder, gonorrhoea
Rebus 0,1 g bunga kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin saring dan air 

saringannya diminum. 

Digigit ular beracun

Cuci akar sebesar 1 jari sampai bersih, lalu kunyah dan airnya ditelan, sedangkan ampasnya digunakan untuk 

menutup luka. 

Kaki pegal dan lemas

Cuci akar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan tepung beras (sama banyak) dan aduk sampai 

rata. Gosokan ramuan pada bagian kaki yang sakit.

Bisul

Teteskan getah buah di atas bisul yang membandel. 

Luka pada sifilis dan kaki

Cuci luka-luka pada sifilis dan kaki, lalu oleskan getah biduri pada bagian luka tersebut.

Tertusuk duri halus

Teteskan getah biduri pada bagian tubuh yang tertusuk duri. Secara langsung, getah akan mengeluarkan duri di 

dalam kulit dengan sendirinya.

Pembesaran kelenjar getah bening.

Oleskan kelenjar yang membengkak dengan getah biduri. 

Sakit gigi

Oleskan getah biduri pada gigi yang sakit. Cara pengolesan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan mengenai 

gigi yang sehat. 

Batuk dan sesak napas

Bakar daun kering, lalu hirup asapnya. 

Sariawan

Cuci daun secukupnya sampai bersih, tumbuk sampai halus, kemudian diperas. Oleskan air perasannya pada bagian 

yang sariawan.

Campak

Cuci 1/4 genggam daun biduri, 1/4 genggan daun asam muda, dan rimpang kunyit sebesar 1/2 jari; lalu tumbuk 

sampai halus. Tambahkan satu cangkir air masak dan satu sendok makan madu, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, 

ramuan disaring dan air saringannya diminum. Pengobatan ini dilakukan dua kali sehari. 

Sakit telinga

Cuci daun muda sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu airnya diteteskan pada 

bagian telinga yang sakit. Lakukan pengobatan ini 3-4 kali sehari.

Sakit perut

Cuci daun sampai bersih, lalu layukan di atas api. Oleskan minyak, kemudian letakkan daun di sekitar perut.

Kudis

Cuci satu genggam daun segar sampai bersih, lalu bilas dengan air matang. Layukan daun-daun tersebut di atas api, 

lalu tumbuk dan tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Penumbukan dilakukan sampai ramuan menjadi adonan, 

seperti bubur kental. Terakhir, oleskan ramuan pada tangan dan kaki yang kudisan.

Gatal

Cuci daun biduri sampai bersih, lalu oleskan minyak kelapa di bagian permukaannya dan layukan di atas api. Bahan 

tersebut digunakan untuk membalur kulit yang gatal.

Catatan

Getah tumbu

Komposisi :

Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun 

mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan 

kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
Bligu

(Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.) 

Sinonim: Benincasa cerifera Savi. Cucurbita hispida Thunb. Lagenaria dasystemon Miq

Familia: Cucurbitaceae.

Uraian :

Tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, 

pangkal membulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di 

ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, 

warna hijau keputih putihan. Bagian yang Digunakan Biji dan buah. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kundo (Aceh); Gundur (Gayo); Kudul (Simalur); Undru (Nias); Kundue (Minangkabau); Sardak 

(Lampung); Butong (Dayak); Baligo, Leyor (Sunda); Baligo (Jawa); Bhaligu, Kondur (Madura); Kunrulu (Bugis); Laha 

(Irian). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Benincasa Semen; Biji Bligu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis, mendinginkan, dan membersihkan paru. KHASIAT Hemostatik, diuretik, dan ekspektoran 

PENELITIAN Hermanto, 1993. Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. J. Soemartojo dan dr. Hidayat Dharmasagara. 

Telah melakukan penelitian pengaruh infus buah Bligu dibandingkan buah Leganaria leucantha terhadap 

penurunan suhu tubuh tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus buah Bligu menunjukkan pengaruh 

menurunkan suhu tubuh tikus putih. Infus buah Bligu 40% menunjukkan efek yang sama dengan infus buah 

Leganaria leucantha 40% dalam hal menurunkan suhu badan. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Biji:

-Batu ginjal.

-Demam.

-Kencing manis.

-Pelembut kulit.

-Radang paru

-Radang usus

-Sembelit

-Tonik.

-Wasir

Buah:

1. Disentri.

2. Panas dalam.

3. Perdarahan pada organ bagian dalam. 

4. Tonik.

RAMUAN DAN TAKARAN

Disentri, Sakit Perut karena Panas Dalam
Suhu badan normal, tetapi perut sakit dan tinja berdarah.

Ramuan:

Buah Bligu sebesar telapak tangan

Buah Adas 10 buah

Kayu Pulosari (serbuk) satu buku jari tangan

Madu 1 sendok teh 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau ditim. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Anak umur 3-4 tahun tiap jam 1 sendok makan. 

Anak umur 1-3 tahun tiap jam 1 sendok teh. 

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Radang Paru 

Ramuan:

Biji Bligu 4 gram

Rimpang Temu Putih 5 gram

Rimpang Temu Lawak 4 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Buah Kemukus 1 gram

Air 10 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Wasir

Ramuan:

Biji Bligu 3 gram

Daun Wungu segar 8 gram

Daun Duduk segar 6 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Komposisi :

Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.

Blustru

(Luffa cylindrica [L.] Roem.)) 

Sinonim: L.aegyptica Mill., L. pentandra Roxb., L. cattupincinna Ser., L. faetida Sieb. et Zucc., L. petola Ser., 

Momordica cylirzdrica L.

Familia: cucurbitaceae.
Uraian :

Umumnya, blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar 

di semak, tepi sungai, dan pantai. Terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan 

sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. 

Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung, tulang daun 

menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-

25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. 

Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, 

dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna cokelat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat 

anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat 

disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah 

tangga.Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: blustru (Melayu),- hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong 

(Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p. cina. NAMA ASING: Si 

gua luo (C), patola, taboboc (Tag.), sponskomkommer, zeefkomkommer (B), sponge gourd, gourd towel, loofah (I). 

Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabut buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Buah blustru rasanya manis, sifatnya sejuk, masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Buah 

blustru berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghenti perdarahan (hemostatis), pencahar ringan (laksatif), serta 

membersihkan panas (panas yang teraba maupun perasaan panas di dalam) dan racun. Biji blustru rasanya pahit, 

sifatnya dingin, dan beracun. Biji blustru berkhasiat untuk menghilangkan panas, peluruh kencing (diuretik), 

perangsang muntah (emetik), pencahar, pemberantas cacing perut (antelmintik), peluruh haid, dan merangsang 

pengeluaran ASI (laktagoga). Daun berkhasiat untuk membersihkan darah dan peluruh haid. Bunga blustru rasanya 

manis, sedikit pahit, dan sifatnya dingin. Sabut rasanya manis, sifatnya netral, masuk meridian paru, lambung, dan 

hati. Sabut berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghilang rasa nyeri (analgesik), antirematik, serta melancarkan 

sirkulasi darah dan saraf. Akar rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan 

menghilangkan bengkak. Batang rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun, masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal. 

Batang berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan antelmintik. Ekstrak daun blustru 10% dapat meningkatkan 

kontraksi rahim marmot yang terpisah dibandingkan dengan efek .sekole kornutum. Peningkatan tersebut bukan 

disebabkan oleh adanya ion Ca, Na, dan K yang terdapat dalam ekstrak daun blustru (Astuti, FF WIDMAN, 1989). 

Perasan, infus, dan ekstrak etanol buah blustru dapat merighambat motilitas clan viabilitas spermatozoa manusia 

normal in vitro (Hesti Sila Rahayu, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). Pemberian isolat biji blustru 

berpengaruh dalam proses terhambatnya pembentukan sperma (spermatogenesis) mencit (Hari Dwi Mulyani, 

Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan, seperti buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, 

bunga, batang, dan akar. 

INDIKASI

Buah digunakan untuk mengatasi: 

demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan,haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air 

besar,perdarahan, seperti air seni berdarah, mimisan, dan bisul.

Biji digunakan untuk mengatasi : 

muka,tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir.

Daun digunakan untuk mengatasi: 

sesak napas, tidak datang haid (amenore), radang testis (orkitis), luka bakar, bisul, kurap, dan digigit ular.

Kulit buah digunakan untuk mengatasi: 

bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar), dan luka.

Bunga digunakan untuk mengatasi:

batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wasir, dan bisul.
Sabut digunakan untuk mengatasi: 

sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara 

bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar (orkitis), dan bisul.

Arang dari sabut digunakan untuk :

menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah.

Akar digunakan untuk mengatasi: 

migrain,sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak (mastitis).

Batang digunakan untuk mengatasi: 

rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema).

Tangkai buah digunakan untuk pengobatan: 

cacar air pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, ramuan dapat dibuat dengan cara berikut.

Rebus atau bakar 100-150 g buah segar atau 10-15 g buah kering (buah yang dibakar sampai menjadi serbuk).

Rebus atau gongseng 5-10 g biji, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus atau giling 50-150 g daun segar. Daun yang digiling, kemudian diperas dan air perasannya diminum. Cara 

lain, keringkan daun, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus 10-15 g bunga.

Rebus atau panggang 10-15 g sabut. Sabut yang dipanggang, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus 50-150 g akar segar atau 5-15 g akar kering. Selain direbus, akar kering dapat digiling sampai menjadi serbuk. 

Rebus 50-100 mg batang atau untuk dikeringkan dijadikan serbuk.

Untuk pemakaian luar, oleskan air perasan buah segar ke tempat yang sakit. Selain itu, pengobatan dapat juga 

dilakukan dengan cara membubuhkan serbuk buah kering, biji, daun kering, sabut, atau batang di tempat yang 

sakit. Air rebusan daun atau akar dapat digunakan untuk mencuci luka. Kulit buah yang dipanggang sampai kering, 

lalu digiling halus dan ditambahkan arak secukupnya, dapat dioleskan ketempat yang sakit. Bunga segar yang 

digiling halus dapat ditempelkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN

a. Haid tidak teratur

Cuci buah blustru sebesar 4 jari sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan seujung sendok teh 

garam halus sambil diremas. Setelah tercampur rata, ramuan tadi diperas clan disaring. Air yang terkumpul 

diminum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

b. Pelancar ASI

Masak buah blustru clan daun katuk menjadi sayur bening dan dapat dikonsumsi bersama nasi.

c. Sakit pinggang

1. Gongseng biji blustru secukupnya sampai hangus, lalu giling sampai halus dan masukkan ke dalam stoples. Jika 

akan digunakan, ambil sebanyak 10 g lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak. Aduk merata, lalu endapkan. Airnya 

diminum sekaligus, sedangkan ampasnya dibubuhkan ke bagian pinggang yang sakit.

2. Cuci akar blustru secukupnya, lalu bakar dengan dialasi genting. Setelah kering, giling akar sampai menjadi 

serbuk dan masukkan ke dalam stoples. Setiap kali pemakaian, ambil 10 g serbuk, lalu masukkan ke dalam 1/2 

seloki arak hangat dan minum sekaligus.

d. Sesak napas

Cuci S lembar daun blustru muda yang masih segar sampai bersih. Selanjutnya, asapkan sebentar dan makan 

bersama nasi sebagai lalap. Lakukan sehari 2 kali.

e. Batuk disertai sesak

Cuci 10-15 g bunga blustru sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai t

Komposisi :

Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, 

lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, 

cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut 

mengandung xylan, xylose, mannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). 

Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffein berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen 
mempunyai aktivitas spermatisidal (membunuh sperma) sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi 

(program keluarga berencana).

Boroco

(Celosia argentea Linn.) 

Sinonim: Celosia linearis, Sweet. Celosia magaritacea, Linn. 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang 

bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan 

ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga 

bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung 

cabang.

Nama Lokal :

Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:

Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.

KEGUNAAN:

Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis). 

 - Radang kornea mata (Keratitis)

 - Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)

 - Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)

 - Keputihan (Leucorrhoe)

 - Obat cuci mata.

Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)

 - Infeksi saluran kencing (Urinary tract. 

 infection)

PEMAKAIAN: 

Biji : 10 - 30 gram 

bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.

Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.

CARA PEMAKAIAN:

1. Keratitis: 

 Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.

2. Hipertensi: 

 Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi 

 menjadi 2 (dua) kali minum.

3. Muntah darah: 

 Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya 
rebus menjadi soup, makan.

4. Sebagai obat luar: 

 Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan

 kertas saring/kapas).

5. Keputihan: 

 60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan

 dagingnya.

PERHATIAN :

CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, sejuk, pengobatan radang mata dan tekanan darah tinggi 

(Hipertensi).

Brojo Lintang

(Belamcanda chinensis (L.) DC.) 

Sinonim: Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.

Familia: Iridaceae.

Uraian :

Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang 

membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang 

terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, 

hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak 

rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari 

dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu 

tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di 

Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia 

Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, 

kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan 

purgatif. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN 

-Asma.

-Batuk.
-Napas dan mulut bau. 

-Pencernaan tidak baik. 

-Radang amandel.

-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk atau Asma

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Kayu Masoyi 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Herba Patikan Kebo segar 5 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Buah Adas 1 gram

Rimpang Nyamplung 2 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :

Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Brokoli

(Brassica oleracea var. italica) 

Sinonim: Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa

Familia: cruciferae (brassicaceae)

Uraian :

Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sagyuran yang tidak tahan terhadap udara panas. 

Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. 

Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi 
-Napas dan mulut bau. 

-Pencernaan tidak baik. 

-Radang amandel.

-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk atau Asma

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Kayu Masoyi 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Herba Patikan Kebo segar 5 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Buah Adas 1 gram

Rimpang Nyamplung 2 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :

Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Brokoli

(Brassica oleracea var. italica) 

Sinonim: Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa

Familia: cruciferae (brassicaceae)

Uraian :

Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas. 

Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. 

Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi 
kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip 

dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. 

Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis. Demikian pula

dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli 

akan terasa lebih lunak. Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam, 

sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai 

bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Untuk disantap, perlu dimasak 

selama beberapa menit saja. Pemasakan yang terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli. Brokoli dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Brokoli Nama asing Broccoli (I). Nama simplisia Brassicae oleraceae Flos (bunga brokoli).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Bunga brokoli akan mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga. 

INDIKASI

Bunga digunakan untuk pengobatan :

§mempercepat penyembuhan, serta

§mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker.

CARA PEMAKAIAN

Brokoli dimakan sebagai sayuran rebus atau dimasak dengan sayuran lain dengan porsi secukupnya.

CONTOH PEMAKAIAN

Mempercepat penyembuhan penyakit

Sediakan brokoli segar ukuran sedang, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, cuci dan rebus sebentar. Harus 

diperhatikan bahwa perebusan yang terlalu lama akan merusak zat berkhasiatnya. Setelah direbus, brokoli dapat 

dikonsumsi bersama nasi.

Komposisi :

Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, 
m
nikotinamide), kalsium, beta karoten, dan glutation. Selain itu, brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena 

CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat berkhasiatnya, yaitu 

sulforafan yang dapat mencegah penyakit kanker.

Brotowali

(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t) 

Sinonim: Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. 

M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.

Familia: MenispermaceaeUraian :

Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. 

Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, 

berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur 

berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. 

Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :

Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :

1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.

2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.

3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.

PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.

CARA PEMAKAIAN :

1. Rheumatik : 

 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus

 dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin 

 disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric) : 

 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 

 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu 

 secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

3. Demam : 

 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 

 gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas.

4. Kencing manis : 

 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 

 jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus 

 dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) : 

 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan 

 ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai 

 untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x

6. Luka : 

 Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x 

 perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas 

(antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat 

pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin
Buah Makasar

(Brucea javanica [L.] Merr.) 

Sinonim: B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. 

Ktze., Rlzus javanica L.

Familia: Simaroubaceae.

Uraian :

Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada 

ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa 

daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk 

lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, 

permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam 

rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk 

bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, 

buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung 

peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: 

nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus 

(buah makasar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat 

membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), 

antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar 

mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich 

ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. 

Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk 

sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli 

(cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil 

yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% 

b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 

ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan 

glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. 

Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI

Buah digunakan untuk pengobatan: 

malaria,disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp., keputihan,wasir (hemoroid),cacingan 

(nematoda, taemia),papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan: 

malaria, dernam, keracunan makanan. 

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke 

dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.

Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian 

ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus 

dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda 

keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Disentri amuba

Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah 

makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas

Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini 

sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria

Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum 

sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 

5 hari.

Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa 

satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 

1/2 gelas.

Komposisi :

Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), 

dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya 

mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya 

mengandung tanin.

Buah Nona

(Annona reticulata L.) 

Sinonim: Annona asiatica Lour. Annona longifolia Sesse et Moc.

Familia: Annonaceae (Anacardiaceae).

Uraian :

Pohon atau perdu, tinggi 3-7 m, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk Ianset, 9-

30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalam karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu 

kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat 

tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota 

yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang 

sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih 

kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih 

berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang Digunakan Biji, 

buah muda, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Buwah nona, Buah nona kapri, Jambu nona. Serba rabsa (Aceh); Buwah unah (Lampung); Manowa, 

Nona (Sunda); Kanowa, Kemulwa, Kluwa (Jawa); Buwah nyonya (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Annonae 

reticulatae Semen; Biji Buah Nona. Annonae reticulatae Folium; Daun Buah Nona.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Kelat, menetralkan, dan beracun. KHASIAT Biji: Insektisida. Daun: Anti inflamasi dan antelmintik. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Biji: Kutu kepala (obat luar). 

Daun: Sariawan, Obat cacing. 

Buah muda: Disentri, Mencret, Obat cacing.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Obat Cacing

Ramuan:

Daun Buah Nona segar 4 gram, Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 

Sariawan Ramuan:

Daun Buah Nona segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Daun Saga 4 gram

Air 110 ml 

Serbuk gips (ditambahkan setelah ramuan dingin) 6 gram 


Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh, Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.

Buncis

(Phaseolus vulgaris L.) 

Familia: Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :

Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan 

pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 

1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di 

bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu 

putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang 

dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung 

berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping 

biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai 

dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan 

putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Diuretik. 

Pemanfaatan :

Kencing manis. 

Pelancar ASI.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis

Buah Buncis 250 gram, dikukus.

Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.

Komposisi :

Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin, 

kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.

Bunga Kenop

(Gomphrena globose Linn.) 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Herba tahunan, tinggi 60 cm. atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di 

ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut, 

berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk 

berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5 

cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih. 

Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. (Ada yang berwarna putih).

Nama Lokal :

Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (Indonesia); Adas-adasan, gundul (Jawa), Taimantulu (Gorontalo).; Qian 

hong (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Radang mata, Sakit kepala, Mimpu buruk; Sakit panas, Disentri; 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Bunga atau seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:

1. Asthma bronchial, radang saluran napas acute dan menahun (acute 

 dan chronic bronchitis).

2. Batuk rejan (Pertusis)

3. Radang mata, sakit kepala

4. Panas pada anak, mimpi buruk (night screaming).

5. Dysentery.

PEMAKAIAN: 9-15 gram, rebus.

PEMAKAIAN LUAR: 

Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian tubuh yang sakit atau direbus, untuk cuci. Dipakai untuk luka 

terpukul atau koreng.

CARA PEMAKAIAN:

1. Asthma bronchial: 

 10 kuntum bunga direbus, ditambah arak kuning, minum secara rutine 3 kali.

2. Buang air kecil tidak lancar: 3-10 gr bunga direbus, diminum.

3. Panas pada anak (karena gangguan liver): 7-14 kuntum bunga segar direbus, minum.

4. Dysentery: 

 10 kuntum bunga segar ditambah arak kuning, rebus, minum.

5. Bronchitis chronis: 

 Sudah dibuat obat suntik, disuntikkan pada titik akupunktur. 10% 

 penderita, timbul rasa kering di tenggorokan setelah mendapat

 suntikan, tapi hanya sementara.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, netral. Anti batuk, menghilangkan sesak (antiasthmatic), 

pengobatan radang mata. KANDUNGAN KIMIA: Gomphresin I, II, Ill, V, VI.

Bunga Matahari

(Helianthus annuus Linn.) 

Familia: Compositae 

Uraian :

Herba anual (umumya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1 - 3 m, Ditanam pada halaman dan 

taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, 

daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi 

cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat.

Nama Lokal :
bungngong matahuroi, bungka matahari, purbanegara; Bunga panca matoari, bunga teleng matoari, Sungeng; 

kembang sarengenge, kembhang mataare, bungga ledomata; kembang sangenge, kembhang tampong are; Xiang ri 

kui (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Sakit kepala, Sakit gigi, nyeri menstruasi, reumatik; Nyeri lambung, radang payudara, Sulit melahirkan, 

Disentri, Campak; Infeksi saluran kencing, Bronkhitis, Batuk, Keputihan, Malaria; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan: dikeringkan.

KEGUNAAN:

Bunga: Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, 

 pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi (dysmenorrhoe), nyeri 

 lambung (gastric pain), radang payudara (mastitis), rheumatik 

 (arthritis), sulit melahirkan.

Biji: Tidak nafsu makan, lesu, disenteri berdarah, merangsang 

 pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala.

Akar: Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), batuk

 rejan (pertussis), keputihan (leucorrhoe).

Daun: Malaria.

Sumsum dari batang dan dasar bunga (reseptaculum):

 Kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk 

 nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri (dysuria), nyeri buang

 air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah (hematuria) 

 dan ari kemih berlemak (chyluria).

PEMAKAIAN:

Bunga: 30 - 90 gr.

Dasar bunga (Receptaculum): 30 - 90 gr.

Sumsum dari batang: 15 - 30 gr. rebus.

Akar : 15 - 30 gr.

PEMAKAIAN LUAR: Terbakar, tersiram air panas, rheumatik.

CARA PEMAKAIAN:

Bunga (Flower head) :

1. Sakit kepala: 

 25 - 30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas 

 air, direbus menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.

2. Radang payudara (Mastitis): 

 Kepala bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur. 

 Setelah kering digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian 

 digiling menjadi serbuk/tepung. Setiap kali minum 10-15 gr, 

 dicampur arak putih + gula + air hangat. 3 kali sehari, minum 

 pertama kali harus keluar keringat. (Tidur pakai selimut).

3. Rheumatik: 

 Kepala bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat yang sakit.

4. Disentri : 

 30 gr biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam. Setelah diangkat, 

 ditambahkan gula batu secukupnya, minum.

Akar : 

1. Kesulitan buang air besar dan kecil: 

 15 - 30 gr akan segar direbus, minum.

2. Infeksi saluran kencing: 

 30 gr akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih, diangkat), minum.
CATATAN : Sumsum dari batang dan dasar bunga berisi hemicellulose, yang menghambat sarcoma 180 dan ehrlich 

ascitic carcinoma pada tikus. Ekstrak dari sumsum dapat menghancurkan nitrosamine dan dapat untuk pencegahan 

dan pengobatan tumor saluran cerna (Tractus digestivus).

PERHATIAN : Wanita hamil dilarang minum rebusan bunga !

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa lembut, netral. Bunga: Menurunkan tekanan darah, mengurangi 

rasa nyeri (analgetik). Biji : Anti dysentery, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.), 

merangsang pengeluaran campak (measles). Daun: Anti radang, mengurangi rasa nyeri, anti malaria. Akar: Anti 

radang, peluruh air seni, pereda batuk, menghilangkan nyeri. Sumsum dari batang dan dasar bunga: Merangsang 

energi vital, menenangkan liver, merangsang pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang 

air kemih. KANDUNGAN KIMIA: Bunga : Quercimeritrin, helianthoside A,B,C , oleanolic acid, echinocystic acid. Biji : 

Beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4-benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji 

bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9, cholesterol: -.

Bunga Pagoda

(Clerodendrum japonicum [Thunb.] Sweet) 

Sinonim: C. kaempferi (Jacq.) Sleb., C. paniculatum L., Volkameria japonica Thunb.

Familia: Verbenaceae.

Uraian :

Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di tepi jalan daerah luar kota sebagai 

tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak 

berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap 

menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil￾kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Bunga pagoda dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bali: senggugu, tumbak raja. NAMA ASING He bao hua (C), pagoda flower (I). NAMA SIMPLISIA 

Clerodendri japonici Radix (akar bunga pagoda), Clerodendri japonici Flos (bunga pagoda).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat antiradang, peluruh kencing 

(diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, 

sifatnya netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga rasanya manis, sifatnya 

hangat, berkhasiat sedatif, dan menghentikan perdarahan (hemostatis). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, dan daun. Untuk penyimpanan, akar harus dikeringkan.

INDIKASI

-Akar digunakan untuk pengobatan:
-sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik,

-tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah, 

-wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri),

-susah tidur (insomnia), dan

-bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.

Bunga digunakan untuk pengobatan:

-penambah darah pada penderita anemia, 

-keputihan,

-wasir berdarah, dan

-susah tidur (insomnia).

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 30-90 g akar atau bunga. Selain , itu, akar juga dapat dijadikan serbuk, lalu 

diseduh dan diminum. Untuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada bisul, koreng, 

dan memar. Selain itu, daun segar dapat diperas dan air perasannya dioleskan pada luka berdarah.

CONTOH PEMAKAIAN

Wasir berdarah

Masak 60 g akar atau bunga pagoda dengan usus sapi. Setelah dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat 

dimakan.

Susah tidur

Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya, lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk 

tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang 

tidur.

Bisul, koreng

Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk 

merata. Bubuhkan ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut. Ganti ramuan ini tiga kali sehari.

Bunga Pukul Delapan

(Turnera ulmifolia L.) 

Sinonim:T, subulata J.E.Smith.

Familia: Turneraceae

Uraian :

Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh 

berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat ini bisa ditemukan pada ketinggian 10--250 m dpl, pada 

tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindung. Herba tegak dengan akar pena yang 

panjangnya 0,3-0,8 m ini berdaun tunggal, berbentuk bulat telur elips, pangkal berbentuk baji, ujung runcing, tepi 

bergerigi kasar, tulang daun menyirip, mempunyai kelenjar, panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Bunga mekar sekitar 

pukul 8 pagi dan layu sekitar pukul 12 siang. Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang, pada pangkalnya 

cokelat, kuning muda di atasnya, dan terpuntir waktu kuncup. Buah berbentuk telur lebar, dengan biji lebih dari 30. 

Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bunga pukul delapan, lidah kucing (Jawa). NAMA ASING W. Indian holly, sage rose, holly rose (I). 

NAMA SIMPLISIA Turnerae ulmifoliae Folium (daun bunga pukul delapan), Turnerae ulmifoliae Radix (akar bunga 

pukul delapan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat. Bunga pukul delapan berkhasiat tonik dan melancarkan aliran darah. 

Rematik sendi disertai bengkak, bengkak akibat memar Cuci akar segar bunga pukul delapan, lalu potongpotong 

seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum sehari 

dua kali, masing-masing setengah gelas. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.

INDIKASI

Daun dan akar digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan, 

rematik sendi yang disertai bengkak, o bengkak karena memar, dan lemah setelah sembuh dari sakit berat. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 g). Setelah dingin, saring dan minum airnya. Untuk 

obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih (secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada 

bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan memar, lalu balut.

Catatan

Bunga pukul delapan satu marga dengan damiana (Turnera diffusa), herbal yang berkhasiat mengatasi 

pembengkakan prostat (hipertrofi prostat) clan gangguan disfungsi ereksi.

Komposisi :

Daun dan batang mengandung saponin dan polifenol. Daunnya juga mengandung flavonoid.

Bunga Tasbih

(Canna indica Linn.) 

Sinonim: Canna orientalis, Roscoe. Canna patens, Roscoe.

Familia: Cannaceae

Uraian :

Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m., dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti ubi. Daun besar 

dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna cerah (merah, 

kuning) tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji banyak, bulat. Hampir selalu 

ditanam sebagai tanaman hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari 

permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) mempunyai kelopak bunga lebih kecil, daun hijau 

tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia 

sebagai penghasil tepung yang dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".

Nama Lokal : Gany hutan (Melayu), Nyong wana, ganyong alas (Jawa); Ganyol leuweung (Sunda), Puspanyidra; Mel 

ren jiao gen (China); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah, 

Jerawat; Haid banyak; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KEGUNAAN: - Penurun panas 

(antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit 

kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah, 

jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr. 

PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1. 

Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum, 

selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3. 

Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.

Komposisi :

SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah, 

penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4 

coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.

Bungli

(Oroxylum indicum (L.) Vent.) 

Sinonim: Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.

Familia: Bignoniaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong, 

ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet. 

Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu 

lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi, 

Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan 

antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Biji:

Bronkhitis, Nyeri tulang rusuk, Radang kerongkongan, Sakit perut bagian atas. Penyakit Yang Dapat Diobati :

Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah, 

Jerawat; Haid banyak; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KEGUNAAN: - Penurun panas 

(antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit 

kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah, 

jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr. 

PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1. 

Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum, 

selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3. 

Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.

Komposisi :

SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah, 

penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4 

coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.

Bungli

(Oroxylum indicum (L.) Vent.) 

Sinonim: Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.

Familia: Bignoniaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong, 

ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet. 

Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu 

lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi, 

Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan 

antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Biji:

Bronkhitis, Nyeri tulang rusuk, Radang kerongkongan, Sakit perut bagian atas. 
Kulit kayu:

Hepatitis, Rematik, Membangkitkan nafsu makan, Radang selaput lendir kandung kemih, Sakit perttt.

Kulit akar:

Disentri, Mencret.

RAMUAN DAN TAKARAN

Radang Kerongkongan dan Bronkhitis 

Ramuan: 

Biji Bungli 1 gram

Akar Manis 5 gram

Kencur 7 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 4 hari.

Komposisi :

Oroksilin.

Bungur

(Lagerstroemia speciosa Pers.) 

Sinonim: L. reginae Roxb., L. flos-reginae Retz., L. loudoni T. & B., Adanzbea glabra Lamk.

Familia: lythraceae.

Uraian :

Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang 

tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur 

dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. 

Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun 

tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 

cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-

50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, 

panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji 

cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak 

dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung 

(Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura). NAMA 

SIMPLISIA Lagerstroemiae speciosae Semen (biji bungur), Lagerstroemiae speciosae Cortex (kulit kayu bungur), 

Lagerstroemiae speciosae Folium (daun bungur).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Ekstrak kulit batang bungur pada konsentrasi 1-3 g/ml menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap Eschericlzio 

coli clan Shigello sonznei. Sebagai pembanding, digunakan kloramfenikol base (Heriyanto, Fakultas Farmasi 

WIDMAN, 1992). Infus daun bungur (bunga putih) 10% dan 20% dengan takaran 5 ml/kg bb dapat menurunkan 

kadar glukosa darah kelinci. Infus 40% dengan takaran sama tidak meningkatkan efek hipoglikemik. Sebagai kontrol, 

digunakan air suling. Cara uji dengan metode toleransi glukosa oral (Putu Pramitasari, FF UBAYA, 1992). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah biji, daun, dan kulit kayu. 

INDIKASI

Biji bungur digunakan untuk pengobatan : tekanan darah tinggi.

Kulit kayu digunakan untuk pengobatan :diare, disentri, dan kencing darah.

Daun digunakan untuk pengobatan : kencing batu, kencing manis, dan • tekanan darah tinggi.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus kulit kayu sebesar dua jari, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, dapat digunakan biji untuk mengobati eksim.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Eksim

Gongseng 5 g biji yang telah masak, lalu tumbuk sampai menjadi serbuk halus. Ke dalam serbuk tersebut, 

tambahkan 1/2 sendok teh minyak kelapa, lalu aduk sampai rata. Untuk pengobatan, oleskan ramuan tersebut 

pada bagian kulit yang terkena eksim.

Diare

Cuci kulit kayu sebesar 2 jari sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu aduk 

sampai rata. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Kencing manis

Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah 

dingin saring, lalu minum sekaligus pada pagi hari.

Komposisi :

Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Bungur Kecil

(Lagerstroemia indicct L.) 

Sinonim: L. chinevsis L.

Familia: lythraceae.

Uraian :

Biasanya, bungur kecil ditanam sebagai tanaman hias di taman dan di halaman rumah atau bisa ditemukan sebagai 

tumbuhan liar di tebing-tebing dan tepi hutan. Tanaman ini berasal dari Cina dan Korea. Perdu atau pohon kecil, 

tinggi 2-7 m, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal, 

bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujung tumpul, pangkal 

membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 
cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak 

daun. Buahnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bungur jepang. NAMA ASING Zi wei hua, tzu hui (C), crape myrtle (I). NAMA SIMPLISIA 

Lagerstroemiae indicae Radix (akar bungur kecil), Lagerstro miae indicae Flos (bunga bungur kecil ).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astringen. Khasiat akar bungur kecil adalah merangsang proses sirkulasi, 

menghentikan perdarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing (diuretik), dan menetralisir racun 

(detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat sebagai pencahar (laksatif). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, daun, dan kulit kayu. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu jemur sampai 

kering agar dapat disimpan dan digunakan, jika diperlukan.

INDIKASI

Akar bungur kecil digunakan untuk pengobatan:menghentikan perdarahan, seperti batuk darah, muntah darah, 

berak darah, luka berdarah, perdarahan sehabis melahirkan, radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice), perut 

busung (asites), kaki bengkak (edema), keracunan Tripterygium wilfordii, disentri, sakit perut sehabis melahirkan, 

sakit gigi, sakit kepala, dan keputihan.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, rebus bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian tubuh yang 

sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk tersebut ke tempat 

yang sakit, seperti patah tulang (fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Batuk darah, muntah darah, berak darah, dan perdarahan lainnya 

Rebus 30 g akar dalam 200 cc air bersih sampai tersisa 80 cc. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, 

sehari dua kali, masingmasing 40 cc.

Disentri

Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air 

saringannya diminum, sehari tiga kali, masing-masing 1/2 gelas.

Disentri akut, hepatitis menular

Cuci 15 g akar dan 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah 

dingin, saring air rebusannya dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali 

minum 1/2 gelas, dapat ditambah madu secukupnya.

Bisul, koreng

Keringkan akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya 

sampai berbentuk bubur kental, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan. balut dengan perban. Untuk 

obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air 

saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Eksim

Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai mendidih (selama 15 menit). Dalam 

keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.

Catatan

Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat mengganggu perkembangan janin.

Komposisi :

Daun mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akar 

mengandung sitosterol, 3,3',4-tri-o-methylellagic acid
Buni

(Antidesma bunius (L.) Spreng.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh 

liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal, 

bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, 

ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah 

dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 

cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih 

dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. 

Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat 

selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu 

kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.

Nama Lokal :

Barune, huni, h. gedeh, h. wera (Sunda), wuni (Jawa); Burneh (Madura), buni, katakuti, kutikata (Maluku); Bune 

tedong (Makasar); U ye cah (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kurang darah, darah kotor, Hipertensi, Jantung berdebar, Batuk; Ganguan pencernaan, Sifilis, Kencing nanah; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, ranting dan buah.

KEGUNAAN.,

Kurang darah, darah kotor, Tekanan darah tinggi, Jantung berdebar, Batuk, gangguan pencernaan, Sifilis, kencing 

nanah.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 3G-50 buah masak atau 15-30 9 daun, rebus.

Pemakaian luar. Daun dicuci bersih lalu digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN:

1. Darah tinggi :

Buah buni yang telah masak sebanyak 30 butir dicuci bersih, Kunyah sampai halus, bijinya dibuang dan 

daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.

2. Jantung berdebar. 

Buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis) 

sebanyak 6 lembar, daun sembung (Blumea balsam itera L.) sebanyak 10 tembar, kayu manis seukuran 1 

jari, jahe sebesar 1/2 jari, gula enau 2 jari, dicuci da dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air 

bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 kali, setiap kali 1 gelas.

3. Kurang darah:
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, asam kawak sebanyak 2 jari, rimpang kunyit seukuran 3/4 

jari, dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan 1 sendok makan madu, aduk 

sampai merata. Peras dan saring, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. dalam tandan, keluar dari ketiak 

daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna 

hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk 

berbentuk jala.

4. Sifilis:

Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, daun sambiloto(Andrographis paniculata) sebanyak 50 

lembar, daun ngokilo sebanyak 7 lembar, daun paria hutan sebanyak 10 lembar, daun pegagan (Centelia 

asiatica L.) 10 lembar, batang brotowali (Tinospora crispa L.) seukuran 1 jari, gula enau sebesar 3 jari, dicuci 

dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 4 gelas air bersih, rebus sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas. 

Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam. Peluruh keringat, hilangkan racun, hilangkan haus, 

meningkatkan sirkulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang rasanya sepat, mengandung sedikit alkaloida yang 

beracun. Daun: Friedelin. 

Cabai Merah

(Capsicum Annuum L.) 

Familia : Solanaceae

Uraian :

Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, 

umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu 

tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang 

bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak 

tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, 

peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, 

berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, 

meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, 

beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang 

masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa 

buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya 

untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki 

beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal 

merah dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), 

lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, 

lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia 

(Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: ,
sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), 

malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang 

(Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah 

(Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre 

long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh 

keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI

Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.

Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.

Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah

cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, 

bisul, dan sakit gigi.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Rematik

Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. 

Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Luka, bisul

Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut 

selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.

Komposisi :

Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, 

zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, 

dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak 

akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata.

Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.) 

Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb.

Familia : solanaceae.

Uraian :

Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan 

tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku 

atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, 

pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga 

keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna 

putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat 

telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya 

pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. 

Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, 

yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek 

bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan 

ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan 

sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), 

l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. 

cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: 

kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, 

l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan 

kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi 

(Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). 

Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). NAMA ASING La jiao (C), cayenne peper (B), piment de cayenne 

(P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli (I). NAMA SIMPLISIA Capsici frutescentis 

Fructus (buah cabe rawit).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, 

stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), 

meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. 

Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh 

liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan 

Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid 

(Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.

INDIKASI

Cabal rawit digunakan untuk :

menambah nafsu makan,

menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, 

batuk berdahak,

melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, 

migrain.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat 

direbus atau dibuat bubuk dan pil.

Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang 

sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri 

karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit 

perut dan bisul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, 

dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak 

sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim 

ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari 

ramuan.

Sakitperut

Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. 

Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.

Rematik

Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, 

lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

Frosbite

Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.

Catatan:

Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi 

cabai rawit.

Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat 

menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.

Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), 

menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.

Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah 

yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), 

cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses 

penuaan.

Komposisi :

Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). 

Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji 

mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). 

Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

Cabe Jawa

(Piper retrofractum Vahl.) 

Sinonim : P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq. 

Familia : Piperaceae

Uraian :

Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat 

yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. 

Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, 

panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun 

tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. 

Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih 

panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak 

mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, 

masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya 

menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek 

batang. 

Nama Lokal :

Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada 

panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, 

demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan 

terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, 

kejang perut.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :

Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: 

- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, 

- disentri, diare,

- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, 

- sakit kepala, sakit gigi, 

- batuk, demam, 

- hidung berlendir, 

- lemah syahwat, 

- sukar melahirkan, 

- neurastenia, dan 

- tekanan darah rendah. 

Bagian akar dapat digunakan untuk: 

- kembung, pencernaan terganggu, 

- tidak dapat hamil karena rahim dingin, 

- membersihkan rahim setelah melahirkan, 

- badan terasa lemah, 

- stroke, 

- rematik, gout, dan nyeri pinggang. 

Daun dapat digunakan untuk mengatasi: 

- kejang perut dan 

- sakit gigi. 

CARA PEMAKAIAN :

Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu 

digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). 

Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan. 

Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk 

obat kumur pada radang mulut. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Neurastenia :

 Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang

 3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci 

 dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih 
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. 

 Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Masuk angin :

 Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun 

 kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula 

 enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat: 

 Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan 

 air panas, hangat-hangat diminum sekaligus. 

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :

 Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan 

 madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :

 a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu 

 ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat 

 disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. 

 b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang. 

6. Kejang perut : 

 Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. 

 Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu

 diminum sekaligus 

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :

 Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari 

 ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk 

 rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus. 

8. Demam :

 Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 

 1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi 

 hangat. 

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. 

Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, 

chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak 

asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, 

antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan 

piperlonguniinine
Cakar Ayam

(Selaginella doederleinii Hieron.) 

Familia : Selaginellaceae

Uraian :

Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh 

yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 

- 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian 

bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar 

ayam dengan sisik-sisiknya.

Nama Lokal :

Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, 

Tulang patah; Reumatik; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering.

KEGUNAAN :

1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker 

 paru.

2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis.

3. Batuk, serak, koreng.

4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung 

 (ascites), infeksi akut saluran kencing.

5. Tulang patah (fraktur), rheumatik.

PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam.

PEMAKAIAN LUAR : 

Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:

1. Kanker : 

 60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api 

 kecil, minum setelah dingin.

2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis): 

 30 gr S.doederleinii direbus, minum.

3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

4. Tulang patah: 

 15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum.

 Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah, 

 bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik.

Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik.

Untuk kanker : 18 tablet 60 gr herba segar. 

Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet.

Obat Paten : Decancerlin.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic), 

menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem).

Calingcing

(Oxalis corniculata Linn.) 

Sinonim : Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb.

Familia : Oxalidaceae

Uraian :

Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka 

maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari pantai sampai 

pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak dan bercabang￾cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga 

keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian 

ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh.

Nama Lokal :

Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun 

asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan 

Pendarahan ; Peluruh haid; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : 

Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN :

1. Demam, flu

2. Hepatitis, diare.

3. Infeksi saluran kencing.

4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

5. Kekemahan badan ( Neurasthenia).

6. Menghentikan perdarahan.

7. Peluruh haid

PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR :

1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar, 

 bisul:

 Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada 

 kelainan.

2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada 

 radang mulut, menghilangkan bau mulut.

3. Obat bisul: 

 herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat 

 yang bisul.
CARA PEMAKAIAN :

1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum.

2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan.

3. Menghentikan perdarahan: 

 Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur 

 dengan madu secukupnya, minum.

4. Peluruh haid: 

 Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling 

 menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah 

 dihangatkan, diminum sebelum makan pagi.

5. Batu saluran kencing : 

 60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi 

 setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian.

CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik, 

anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat.

Ceguk

(Quisqualis indica L.) 

Sinonim : Quisqualis sinensis Lindl. Quisqualis vilosa Roxb.

Familia : Combretaceae.

Uraian :

Tanaman membelit ke kiri atau memanjat, tinggi 1,5-5 m. Daun berhadapan atau lebih kurang berkarang, juga 

tersebar; tangkai 0,5--2 cm; helaian bulat telur memanjang, 5-18,5 kali 2,5-9 cm. Bunga di ujung dan di ketiak dalam 

bulir yang berbunga banyak; daun pelindung rontok sebelum mekar atau tetap, sampai panjang 2 cm. Bunga 

berkelamin 2. Tabung kelopak langsung, berambut pendek, hijau kuning; taju kelopak 5, segitiga, panjang 3-4 mm. 

Daun mahkota 5, duduk, bentuk memanjang, mula-mula putih, kemudian merah, akhirnya merah tua, sampai 1,5 

cm panjangnya. Benang sari 10. Tangkai putik panjang, pada satu sisi bersatu dengan tabung kelopak, bersama 

benang sari muncul jauh di luar mahkota. Buah bentuk memanjang, dengan pangkal dan ujung menyempit, dengan 

5 rusuk, coklat tua, 2,5--4 kali 1 cm. Hanya dalam daerah kultur; 1-300 m. Agaknya tanaman yang menjadi liar; juga 

ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat-obatan. Catatan: Buah di Jawa jarang. Bagian yang Digunakan 

Biji dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Dani, Udani, Wudani, Bidani (Sunda); Kacekluk, kaceklik, Ceguk, Cekluk, Wedani (Jawa); Rabet dani 

(Madura); Kunyi-rhabet, Rhabet besi, Sarandengan (Kangean); Tikao (Bugis). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA 

Quisqualis indicae Semen; Biji Ceguk.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Antelmintik dan tonika. 
Pemanfaatan :

KEGUNAAN

1. Kurang gizi pada anak-anak.

2. Obat cacing (gelang, keremi, dan benang).

RAMUAN DAN TAKARAN 

Obat Cacing

Ramuan:

Biji Ceguk 3 gram

Rimpang Temu Hitam 2.5 gram

Rimpang Temu Giring 3 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. 

Catatan

Penggunaan biji yang berlebihan, akan mengakibatkan tersedu (cegukan), pusing, dan mual.

Komposisi :

Trigonelina, minyak lemak, gom, dan resin.

Cempaka Kuning

(Miche!ia champaca L.) 

Familia : Magnoliaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi 15-25 m. Ujung ranting berambut. Daun bulat telur bentuk lanset, dengan ujung dan pangkal runcing, 

10-28 kali 4,5-11 cm, tipis seperti kulit. Bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih daripada 

setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm, 

yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal 

buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih daripada 20, berjejal-jejal, bentuk telur 

yang pipih, berambut, masing-masing dengan bakal biji yang banyak. Buah bentuk bola memanjang, sedikit 

bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat, tertutup dengan jerawat. Biji masak merah tua tergantung 

keluar pada berkas yang memanjang menjadi benang yang langsing. Dari India, di Jawa ditanam untuk bunganya. Di 

bawah 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, bunga, dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Cempaka, Cempaka kuning. Jeumpa (Aceh); Jempa, Cempa (Gayo); Campaga (Minangkabau); 

Cempaka, Cempaka koneng (Sunda); Kantil, Locari, Pecari, Cempaka, Cepaka, Cepaka kuning (Jawa Timur); 

Kembhang koneng, Campaka, Compaka, Compaka mera (Madura); Campaka, Campaka barak Campaka kuning, 

Campaka warangan (Batak); Hepaka, Kepaka (Sawu); Sampakang (Sangir); Campaka mariri (Sulawesi Utara). NAMA 

ASING: NAMA SIMPLISIA Champacae Folium; Daun Cempaka Kuning. Oleum Champacae; Minyak Cempaka Kuning.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Diuretik dan ekspektoran. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

-Daun:

-Batu Ginjal. 

-Mulas.

-Napas/Mulut bau. 

Kulit kayu:

-Demam.

-Haid tidak teratur.
Bunga: Aroma perawatan rambut. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batu Ginjal

Ramuan:

Daun Cempaka Kuning segar 1 genggam

Rimpang Kunyit 1 jari

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. 

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari. 

Haid Tidak Teratur 

Ramuan:

Kulit kayu Cempaka Kuning 4 gram

Daun Jung Rahab segar 5 gram

Biji Klabet 1-2 gram

Rimpang Teki 4 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: 3 hari sebelum haid datang dan diulangi sampai haid datang.

Napas/Mulut Bau 

Ramuan:

Daun Cempaka Kuning segar 5 gram

Buah Kapulaga 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Daun Saga 5 gram

Air 120 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Untuk berkumur kemudian ditelan sehari 2 kali, pagi dan sore. Tiap kali dipakai 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang 7 hari. Pemeliharaan seminggu 3 kali.

Komposisi :

Minyak: Fenol, isoeugenol, sineol, bensilaldehida, dan feniletilalkohol. Kulit kayu dan daun: Alkaloid, zat samak. 

Bunga: Minyak atsiri.

Cempaka Putih

(Michelia alba Dc.) 

Familia : Magnoliaceae.
Uraian :

Tumbuhan berupa pohon, tinggi sampai 30 meter. Batang berkayu; daun tunggal, bulat telur, warna hijau. Bunga 

berwarna putih, bau harum. Tidak pernah berbuah. Diperbanyak secara vegetatif. Bagian yang Digunakan Bunga, 

daun, dan akar.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Jeumpa gadeng (Aceh); Cempaka putieh (Minangkabau); Campaka bodas (Sunda); Pecari putih, 

Cempaka putih (Jawa); Campaka pote (Madura); Cempaka mawure (Sulawesi Utara); Bunga eja kebo, Patene 

(Ujung Pandang); Bunga eja mapute (Bugis); Capaka bobudo (Ternate); Capaka bobulo (Tidore). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Micheliae albae Flos; Bunga Cempaka Putih.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Ekspektoran dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

-Bunga:

-Bronkhitis. 

-Batuk.

-Demam. 

-Keputihan.

-Radang 

-prostata.

Daun:

-Bronkhitis.

-Infeksi saluran kemih. 

-Kencing sedikit. 

Akar:

-Infeksi saluran kemih.

Komposisi :

Alkaloid mikelarbina dan liriodenina.

Cendana

(Santalum album L) 

Sinonim : Santalum verum L. Santalum myrti folium Roxb. Sirium myrtifolium L

Familia : Santalaceae.

Uraian :

Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur. 

Tumbuh di tanah yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya. Bagian yang Digunakan Kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana, Candani (Jawa); 

Candhana, Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu; Dana (Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana 

(Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu luhi (Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin 

(Timor); Kamenir (Wetar); Maoni (Kisar) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Santali Lignum; Kayu Cendana. Santali 

Oleum; Minyak Cendana.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik, dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN 

Kayu:

-Antiseptik saluran kemih. 

-Disentri.
-Mencret.

-Radang usus. 

Daun: 

-Asma.

Kulit kayu/Kulit akar: 

-Haid tidak teratur.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Disentri

Ramuan:

Kulit kayu Cendana 2 gram

Daun Patikan Cina 5 gram

Gambir sedikit

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Radang Usus

Ramuan:

Kayu Cendana (serbuk) 2 sendok teh

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Asma

Ramuan:

Kayu Cendana (serbuk) secukupnya

Daun Tanjung muda beberapa helai 

Cara pembuatan:

Daun Tanjung muda dirajang kemudian dikeringkan. Setelah kering ditambahkan sedikit serbuk Cendana, kemudian 

dibuat rokok.

Cara pemakaian:

Dihisap seperti menghisap rokok.

Komposisi :

Kayu:Minyak atsiri, hars, dan zat samak. Minyak:Santalol (seskuiterpenalkohol), santalen (seskuiterpena), santen, 

santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida

Cengkeh

(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.) 

Sinonim : Syzygium Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus aromaticus, 

Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng.

Familia : Myrtaceae
Uraian :

Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan 

berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 

20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya 

panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon 

cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung 

dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai 

berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta 

bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning 

kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan 

berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali 

berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar 

matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di 

pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu 

lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak; 

Pemanfaatan :

1. Kolera dan menambah Denyut Jantung

 Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering

 Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari. 

 Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta 

 menambah jumlah darah putih.

2. Campak

 Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu

 Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam 

 kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit

3. Menghitamkan alis mata 

 Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.

 Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian 

 ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri 

 secukupnya.

 Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

Komposisi :

Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang 

disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.
Ceremai

(Phyllanthus acidus [L.] Skeels.) 

Sinonim : P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora.

Familia : Euphorbiaccae

Uraian :

Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau 

kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl. 

Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai 

pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai 

jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak 

berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang 

nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak 

bentuk bintang,,mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu, 

bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, 

rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa 

dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan 

langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat 

manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi. 

Nama Lokal :

Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin 

(Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng 

(Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, kulit akar, dan biji. 

INDIKASI :

Daun berkhasiat untuk: 

- batuk berdahak, 

- menguruskan badan, 

- mual, 

- kanker, dan 

- sariawan. 

Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi : 

- asma dan 

- sakit kulit. 

Biji berkhasiat untuk mengatasi : 

- sembelit dan 

- mual akibat perut kotor. 

CARA PEMAKAIAN :
1. Sembelit 

 a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling 

 sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu

 masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai 

 merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari. 

 b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk 

 halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil 

 seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya. 

2. Asma :

 Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar 

 kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium 

 longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk 

 seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu 

 diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing 

 3/4 gelas.

3. Kanker :

 Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam, 

 daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2 

 jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.

 Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 tertinggal kira-kira 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk 

 diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas. 

4. Melangsingkan badan :

 Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan 

 menggunakan dalamjangka waktu lama. 

CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA: 

Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung 

saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.

Cincau

(Cylea barbata, Miers.) 

Familia : Manispermaceae

Uraian :

Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit 

batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai 

dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu 

berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau 
semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara 

merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang 

dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Perut dan Hipertensi

 Bahan: daun cincau secukupnya

 Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang, 

 disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar, 

 kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.

 Cara menggunakan: dimakan biasa

2. Demam

 Bahan: akar cincau secukupnya

 Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring

 Cara menggunakan: diminum biasa

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu 

menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu 

rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat 

karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.

Ciplukan

(Physalis peruviana, Linn.) 

Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.

Familia : Solanaceae

Uraian :

Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya 

tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di 

dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah 

kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan 

berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. 

Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
Nama Lokal :

Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat 

(Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta 

 akar-akarnya dan dibersihkan.

 Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru

 Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan 

 buahnya).

 Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan 

 disaring.

 Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan

 Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.

 Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok

 Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.

 Cara membuat: ditumbuk sampai halus

 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.

Komposisi :

Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung 

Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.

Dadap Ayam

(Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr) 

Sinonim : Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr

Familia : Papillionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun 

dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah 

ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm. Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat 

rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah; 

bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5 

cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat, 

bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji, 

10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12, 

panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m. 

Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala 

kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap 

Ayam.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan 

insektisid PENELITIAN Derizar Deniska, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Dra. Asmi Ilyas, Apt. 

dan Dr. Injomanoto, DMM, M.Sc. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam 

terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan, 

fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos 

Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Daun:

-Batuk. 

-Demam. 

-Disentri. 

-Haid tidak teratur. 

-Pelancar ASI.

-Sulit tidur.

-Radang (obat luar).

-Sakit kulit (obat luar). 

Kulit kayu:

-Asma. 

-Demam. 

-Sakit hati. 

-Rematik (obat luar).

-Patah tulang (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Haid Tidak Teratur

Beberapa helai daun dan beberapa buah bunga Dadap Ayam, dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur. 

Pelancar ASI

Daun Dadap Ayam dan santan secukupnya, dibuat sayur yang cocok. Dimakan sebagai sayur.

Sulit Tidur

Beberapa helai daun Dadap Ayam dan herba Kangkung dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur. 

Catatan

Biji Dadap Ayam tidak enak. Biji Dadap Ayam dipotong tipis-tipis digunakan untuk meracuni ayam.

Komposisi :

Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin
Dadap Serep

(Erythirna subumbrans(Hask.) Merr) 

Sinonim : Erythrina lithosperma Miq. non Bl.

Familia : Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah 

ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Daun: Antipiretik dan anti inflamasi. Kulit 

Kayu: Ekspektoran. PENELITIAN Roswina Silalahi, 1988. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian 

efek antipiretik hasil penyarian dan infus daun Dadap Serep terhadap burung merpati. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata infus daun Dadap Serep berkhasiat sebagai antipiretik, sedangkan hasil penyarian dengan 

kloroform tidak memberikan efek antipiretik. Sebagai kontrol digunakan suspensi parasetamol 300 mg/kg bb. Roy 

Mustakin, 1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Drs. Rusdi, M.S. dan Dra. Armenia, M.S. Telah 

melakukan penapisan aktivitas farmakodinamik ekstrak etanol daun beberapa species Erythrina (E. orierrtalis, E. 

irtdica, dan E. litliospernla). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak etanol ketiga daun tersebut memiliki 

aktivitas penekanan sistem saraf pusat, relaksasi otot simpatolitik dan para simpatomimetik. Aktivitas analgesik 

hanya terdapat pada E. indica dan F. litlnosperrrla. Intensitas efek meningkat dengan meningkatnya dosis yang 

diberikan. Christine Gunawan, 1993. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. Soemartojo. Telah melakukan 

penelitian pengaruh pemberian infus daun Dadap Serep terhadap produksi air susu pada mencit yang menyusui. 

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang bermakna produksi air susu pada pemberian infus 

Dadap Serep 40%. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

Daun:

-Demam.

-Pelancar ASI.

-Sariawan perut.

-Mencegah keguguran (obat luar). 

-Nifas (obat luar).

-Perdarahan bagian dalam (obat luar). 

-Sakit perut (obat luar).

Kulit kayu: 

-Batuk.

-Sariawan perut. 
RAMUAN DAN TAKARAN 

Sariawan Perut

Ramuan:

Kulit kayu Dadap Serep 3 gram

Sidowayah 3 gram

Daun Prasman segar 4 gram

Akar Manis Cina 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Perdarahan/Peradangan Bagian Dalam 

Ramuan:

Daun Dadap Serep segar secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian: Dibalurkan pada bagian yang diperkirakan terjadi perdarahan bagian dalam.

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali. 

Sakit Perut

Perut merasa mulas, tinja mengandung darah dan lendir. Selain diberi obat minum yang cocok, perut diberi tapel 

dengan ramuan sebagai berikut: 

Daun Dadap Serep segar secukupnya 

Daun Sosor Bebek secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian: Dibalurkan pada perut. 

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali. 

Demam

Selain diberi obat penurun panas yang diminum, untuk mempercepat penurunan suhu badan dapat dikompres 

dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus.

Mencegah Keguguran

Bagi ibu yang sering menderita keguguran, untuk mencegah hal tersebut, di samping istirahat tiap hari perut 

dikompres dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus. Bobokkan agak tebal dan pakailah gurita.

Nifas

Ibu sehabis bersalin sering mengalami nifas. Untuk menjaga kesehatan ibu, dapat digunakan bobokan daun Dadap 

Serep dan memakai gurita.

Komposisi :

Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovin
Dandang Gendis

(Clinacanthus nutans Lindau) 

Sinonim : Clinacanthus burmani Nees.

Familia : Achantaceae.

Uraian :

Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun 

tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga 

majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm 

berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun 

Dandang Gendis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Rasa pahit, bau aromatis. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN

-Disentri.

-Kencing manis. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis

Ramuan:

Daun Dandang Gendis segar 7 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan. 

Cara pernakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Komposisi :

Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.