• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label Cabai merah 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cabai merah 2. Tampilkan semua postingan

Cabai merah 2

 



   

 Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang 

bernilai ekonomi tinggi dan cocok untuk dikembangkan didaerah tropika seperti di 

Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan 

sebagiannya untuk ekspor alam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya. 

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan produksi cabai merah yang lebih 

kompetitif diperlukan upaya peningkatan produksi yang mengacu pada peningkatan 

efisiensi baik ekonomi, mutu maupun produktivitas melalui penerapan teknologi budidaya 

mulai dari penentuan lokasi, penanganan benih, penanaman, pemeliharaan, hingga 

penanganan panen yang tepat yang mengacu pada budidaya sesuai dengan Standadt  

Operasional Prosedur  (SOP) yang mengarah pada pertanian organik. 

Pertanian organik adalah salah satu bidang agribisnis yang akhir-akhir ini 

dikembangkan petani. Pengembangan ini didorong oleh adanya konsumen yang 

membutuhkan sumber pangan yang aman konsumsi, bebas dari penggunaan input kimia 

sintentis. Pertanian organik juga menjadi solusi bagi petani untuk mendapatkan sarana 

produksi pertanian yang murah dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tesedia dan 

melestarikan praktek-praktek kearifan budaya lokal. 

 Pertanian organik merupakan salah satu Program Departemen Pertanian yang 

bertujuan untuk menghasilkan produk pangan yang aman konsumsi, sehat, bernilai jual 

tinggi, dan menciptakan pertanian berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi SDA yang 

besar berupa keaneka ragaman tumbuhan dan hewan yang mendukung keberhasilan 

pelasanaan pertanian. Produk pertanian organik telah menjadi komoditas perdagangan 

ekspor di berbagai negara. Agar Indonesia mampu bersaing dengan produk pertanian 

organikdari negara lain. 

 Sayuran merupakan komoditas yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat 

sebagai sumber gizi dan kesehatan dalam bentuk segar maupun olahan. Sebagian besar 

tanaman sayuran rentan terhadap OPT, sehingga untuk melindunginya petani memerlukan 

biaya produksi yang tinggi. Untuk mendapatkan keuntungan, petani berusaha memberikan 

pupuk secara maksimal untuk meningkatkan produksi. Akibatnya sayuran menjadi sarat 

akan input produksi kimia sintetis. 

 

 Untuk mendapatkan produk sayuran dan tanaman yang sehat, maka perlu upaya 

untuk produk yang aman dikonsumsi, bergizi dan bermutu tinggi dan perlu adanya 

teknologi budidaya sayuran organik(ramah lingkungan). 

II. SYARAT TUMBUH 

 Cabai merah dapat dibudidayakan didataran rendah maupun dataran tinggi pada 

lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untk 

pertanaman cabai adalah berstruktur remah atau gembur, subur,banyak mengandung 

bahan organik, pH tanah antara 6-7. 

 Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabai yang dibudidayakan 

di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan ditegalan pada awal 

musim hujan. 

 

III. TEKNOLOGI BUDIDAYA CABE 

3.1.  Bahan Tanam 

  Sampai saat ini banyak varietas cabai yang sudah dilepas dipasaran, baik yang 

hibrida maupun yang non hibrida (Tabel 1 dan Tabel 2 ). 

Tabel 1. Beberapa varietas cabai non hibrida yang telah dilepas di Indonesia 

No Nama varietas Potensi hasil 

(t/ha) 

Panjang 

diameter 

buah 

(cm/cm) 

Ketahanan 

terhadap 

penyakit 

Ketahanan 

terhadap 

hama 

Adaptasi 

1 Tombak – 1 (K) 19 22/t/ha 13/1,5 Antraknos Lalat buah DT-DR 

2 Tombak – 2 (K) 11 t/ha 9,8/1,3 Antraknos Lalat buah DT-DR 

3 Cemeti – 1 (K) 8,5 t/ha 12/0,8 Antraknos Lalat buah DT-DR 

4 Tampar – 1 (K) 14,3 15,6/0,7 Layu+Antr - - 

5 Tampar – 2 (K) 15,5 t/ha 15,6/0,7 Layu+Antr - - 

6 Kriting Bkt tinggi 30 t/ha 18/0,1 Antr+busuk 

batang 

- DR-DT 

7 Laris (B) 12 t/ha 14,5/0,9 Antr+busuk 

daun 

- DR-DT 

8 Tanjung -1 (K) 18,5 t/ha 10,9/1,2 - tungau DR-DT 

9 Tanjung – 2 (B) 19,9 t/ha 11,2/1,3 Antraknos - DR-DT

10. Lembang 1 (K) 19 t/ha 11,8/0,7 Antraknos - DM-DT

 

Tabel 2. Beberapa varietas cabai hibrida yang telah dilepas di Indonesia 

No Nama varietas Potensi 

hasil (t/ha) 

Panjang / 

diameter buah 

(cm/cm) 

Ketahanan 

terhadap 

penyakit 

Ketahanan 

terhadap 

hama 

Adaptasi 

1 Nenggala – 1 (K) 30 t/ha 12/2,5 Antraknos Lalat buah DT-DR 

2 Prabu 30 t/ha 17/1,3 PVY, CMV, 

BW 

- DR-DM 

3 Maraton (B) 20 t/ha 13/1,3 PVY, CMV, 

BW 

- DR-DM 

4 Gada (B) 30 t/ha 17/1,5 PVY, BD - DR-DM 

5 Kresna (B) 30 t/ha 17/1,5 Antr, BD - DR-DM 

6 Salero (B) 20 t/ha 14/1 CMV, BD, 

Antroknos 

- DR-DM 

7 Taro (K) 20 t/ha 15/0,7 CMV, BD, 

Antraknos 

- DR -DT 

8 Lado (K) 20 t/ha - CMV, Antr 

+ BD 

- DR -DT 

9 Papirus (K) 30 t/ha - Antraknos Thrips - 

10 CTH-01 (K) 16 t/ha - Antraknos Thrips - 

11 Arimbi (B) 24,5 t/ha - Antraknos Thrips - 

 

 

Sumber : Dit. Perbenihan, Ditjen Bina ProdHortikultura. 2001 

Keterangan : 

 DR = Dataran rendah 

 DT = Dataran tinggi 

 DM = Dataran medium 

 PVY = Potato virus yelow 

 CMV = Cucumber mosaik virus 

 BD = busuk daun 

 BW = busuk buah 

 

 

3.2.  Persemaian  

  Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaianbiji/benih 

ditempat persemaian, kemudian  dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum 

ditanam di lapangan.  

 

3.2.1.  Perlakuan benih 

a. Benih direndam dalam larutan atonik selama 12 jam 

b. Pemeraman selama 4-5 malam dalam kantong plastik hitam  

c. Setelah 4 malam benih diperiksa, apabila biji sudah keluar kecambah, maka biji siap  

disemai  

 

   


 

3.2.2.  Persiapan Lahan Persemaian 

  Membuat bedengan persemaian dan naungan  

a. Ukuran bedengan lebar 1 m dan panjang tergantung kebutuhan, supaya tidak terlalu 

rapat untuk 10 gram benih disediakan 40-50 cm ke arah panjang. 

b. Lahan dicangkul dengan kedalaman 20-25 cm. Buat bedengan dengan lebar 1 meter 

dan tinggi 20-25 cm, mengarah utara-selatan,kemudian tanah diratakan. 

c. Bedengan mengarah Utara-Selatan dan naungan menghadap ke Timur  supaya cahaya 

pagi bisa masuk. Ukuran naungan tiang depan 1-1,20 m dan tiang belakang 0,8 – 1 m, 

atapnya dengan plastik transparan dan diatas plastik ditutup lagi dengan alang-alang 

atau daun nipah. 

 

  

3.2.3.  Membuat Media Semai 

a. Media semai terdiri dari pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1;0,25, 

cara membuatnya adalah ambil tanah subsoil kira-kira 10-15 cm diatas 0ermukaan, 

keringkan, kemudian diayak atau dihaluskan dengan kawat ram. Pupuk kandang yang 

sudah matang diayak juga. 

b. Sekam padi tidak perlu diayak, kemudian dicampurkan dengan perbandingan seperti 

diatas. Supaya bercampur rata diaduk sampai tigakali, sehingga media tadi betul-betul 

menjadi media siap untuk digunakan. 

 

3.2.4.  Penyemaian 

  Benih yang sudah direndam sebaiknya pada pagi hari, supaya benih yang sudah 

keluar kecambahnya tidak rusak kepanasan. Caranya sebagai berikut ; 

a. Padatkan tanah dasar bedengan supaya akar tidak tumbuh kedalam sehingga mudah 

dipindahkan. 

b. Sebarkan media yang telah disiapkan setebal 5-6 cm, di sisi kanan dan kiri di pasang 

bambu atau kayu untuk menahan media tidak erosi bila disiram. 

c. Media diratakan setelah itu disiram sampai basah, taburkan furadan untuk mencegah 

hama, tiap ukuran 1 meter diberi 5 gram. Kemudian permukaan media supaya rata 

ditaburi tanah yang sudah dihaluskan. 

d. Semai benih dengan merata, kemudian tutup dengan tanah yang halus sehingga benih 

tertutup tidak kelihatan lagi. 

e. Setelah benih tertutup ditutup lagi dengan plastik hitam atau karung goni supaya  tidak 

masuk sinar, bila tidak ada keduanya bisa ditutup denganplastik transparan tetapi di 

atas plastik harus ditutup lagi dengan daun pisang atau karung plastik 

f. Setelah 3-4 hari benih sudah tumbuh dan tutup harus dibuka supaya bibit tidak terlalu 

tinggi, bila terlambat membuka bibit akan bengkok-bengkok dan batang akan lemah 

 

sehingga sukar untuk dipindahkan. Penyiraman harus  menggunakan sprayer agar air 

berkabut dan bibit tidak rusak.  

 

3.2.5.  Pemindahan Bibit 

 Pemindahan bibit dari persemaian  ke polybag kecil atau pot terbuat dari daun 

pisang dilakukan 9-10 hari setelah semai, media yang digunakan sama dengan media 

semai. 

 

3.2.6.  Pemeliharaan Bibit 

a.  Penyiramaan  

 Penyiraman dilakukan 2 kali sehari /secukupnya tidak terlalu basah atau kering, 

sebaiknya disiram pada siang hari (waktu panas) karena air yang disiramkan akan 

menguap, penguapan akan menimbulkan panas yang akibatnya bibit akan stress dan 

layu sehingga tidak jarang bibit mati. Penyiraman harus dengan air bersih supaya daun 

tetap sehat. 

b. Membuka dan menutup atap naungan 

Bibit yang baru tumbuh memerlukan penyiraman yang minimal, pagi hari atap daun 

nipah dibuka, kira-kira sampai jam 10.00, kemudian ditutup kembali. Pada waktu 

muncul daun sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih 

banyak, sehingga atap haruslebih lama, makin lama mendapatkan sinar semakin baik 

untuk perkembangan pertumbuhan. 

c. Penyiangan 

Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara dicabut supaya akar tanaman 

tidak terganggu. Dengan tidak adanya gulma pertumbuhan bibit akan optimal. 

d. Pemupukan 

 Pupuk yang diberikan adalah urea yang dilarutkan dalam air dengan dosis 1-2 gram 

tiap liter air, kemudian disiramkan. Pemupukan dilakukan dua kali  yaitu umur 4 hari 

setelah pemindahan dan 8 hari setelah pemindahan. 

e. Pengendalian hama dan penyakit 

 Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan dengan dosis rendah sebanyak 2-3 

kali sebelum tanam ke lapangan. 

 

3.3.  Persiapan Lahan dan Penanamam 

3.3.1. Persiapan Lahan 

  Persiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, 

meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma 

a. Pengolahan Tanah 

  Untuk menghasilkan tanaman yang subur perlu diperhatikan beberapa faktor yang 

dapat mempengaruhi kesuburan tanaman antara lain struktur tanah, derajat keasaman (pH) 

dan bahan-bahan organik yang dikandungnya. Agar diperoleh tanah yang baik untuk 

pertumbuhann tanaman, maka perlu dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah. 

Beberapa tahapan yang harus dikerjakan yaitu : 

 Tebang pohon-pohonan dan tebas rumput sampai lahan bersih 

 Bongkar tunggul dari pohon yang ditebang sampai keakar-akarnya 

 Meratakan lahan, karena tanah bergelombang 

Pencangkulan Pertama 

  Pencangkulan pertama masih merupakan bongkahan-bongkahan besar karena 

banyak mengandung liat dan keras sekali, sehingga tanah tidak bisa hancur. 

Pencangkulan kedua 

Sebelum dilakukan pencangkulan kedua, tanah disiram dan dibiarkan beberapa 

hari, pada waktu pengolahan lahan dalam keadaan kering (tidak ada hujan), hasil dari 

cangkulan kedua tanah masih merupakan bongkahan-bongkahan tetapi lebih kecil dari 

cangkulan pertama. 

Pencangkulan Ketiga 

  Sama seperti pencangkulan kedua, masih terus dilakukan penyiraman sebelum 

dicangkul, hasil cangkulan ketiga tanah sudah lebih kecil tetapi belum layak untuk 

ditanami, sehingga masih perlu dibasahi supaya pengolahan selanjutnya lebih mudah. 


 

b. Pembuatan Saluran Keliling  

    Setelah pencangkulan ketiga, lahan diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa 

rerumputan dan akar-akar tanaman yang masih tersisa sambil menghancurkan tanah yang 

masih berbentuk bongkahan-bongkahan kecil. Setelah lahan rata, dibuat saluran keliling 

untuk mempermudah keluar masuknya air bila menyiram atau tidak tergenang bila musim 

hujan. 

 

 

 

 

 

c. Membuat Bedengan 

 Lebar 1m dan panjang tergantung kebutuhan, jarak antar bedengan 70 cm, tinggi 

bedengan 30 cm.  Bentuk bedengan harus rata dan lurussupaya mudah untuk pemasangan 

mulsa, dengan dibuatnya bedengan gumpalan-gumpalan tanah makin kecil. 

d. Pemberian kapur  

 Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan pH 5,5 sampai 6. Apabila pH tanah terlalu 

rendah atau terlalu tinggi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, tampak merana 

dan lama kelamaan akan mati. Untuk mengatasinya tanah asam perlu dinetralkan dengan 

pengapuran. 2 ton/ha diberikan 2 minggu sebelum tanam. Kapur diberikan secara 

ditaburkan merata diatas  bedengan, kemudian dicangkul hingga bercampur dengan tanah. 

e. Pemberian pupuk kandang dan Sekam Padi 

 Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang penting berpengaruh 

terhadap perbaikan dan produktivitas tanah serta tanaman. Dengan pemberian pupuk 

kandang yang yang cukup memadai kualitas ataupun kuantitasnya, tekstur tanahnya akan 

remah dan kesuburan akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan subur dan 

akan menghasilkan produksi yang tinggi. Selain pupuk kandang diberikan juga bahan 

organik yang berasal dari sekam padi supaya tanah porusnya  dan tidak padat. Pemberian 

pupuk kandang 20 ton/ha dan sekam padi 6 ton/ha diberikan 1 minggu sebelum tanam. 

Campuran tersebut diberikan diatas bedengan secara merata, kemudian dicangkul supaya 

bercampur dengan tanah. 

f. Pemberian Pupuk Buatan  

  Pupuk adalah zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk 

menggantikan unsur yang habis terserap tanaman dari tanah.  Pemberian pupuk buatan 

dilakukan setelah pupuk kandang dan sekam padi kira-kira 3-4 hari sebelum tanam . Jenis 

pupuk buatan yang diberikan adalah ; Urea(200 kg/ha), SP-36 (300 kg/ha), KCl (300 

kg/ha),  untuk mencegah hama diberikan Furadan (25 kg/ha) , yang pemberiannya 

bersamaan dengan pupuk buatan, lalu diaduk dengan tanah, diiberikan 4 hari sebelum 

tanam. 

g. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) 

  Pemasangan mulsa dilakukan setelah pupuk kandang dan pupuk buatan diberikan, 

pemasangan mulsa sebaiknya pada siang hari agar mulsa plastik bisa memanjang bila 

11 

 

ditarik akan mudah menutup tanah. Keuntunganya Penggunaan banyak sekali untuk 

tanaman sayuran antara lain : 

 Rumput/gulma dalam bedengan tidak akan tumbuh sehingga mengurangi penyiangan, 

kecuali pada lubang tanam. 

 Menekan penguapan air dari dalam tanah terutama pada musim kemarau sehingga 

tidak perlu sering menyiram 

 Pupuk yang diberikan tidak akan hilang bila kehujanan dan terhindar dari penguapan 

oleh sinar matahari 

 Kesuburan tanah bisa merata, juga produksi akan seragam 

 Buah yang dibawah akan terhindar dari percikan air sehingga dapat mengurangin dari 

terjangkitnya penyakit. 

 Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus sebelum tanam 

 Warna perak dari mulsa memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi 

serangan Thrips,Aphis dan kutu-kutu lainnya. 

 Suhu dan kelembaban tanah tetap stabil 

 Bila tanaman telah selesai sampai panen, dan akan menanamlagi tidak perlu mengolah 

lagi dan mulsa masih kuat, hanya tinggal menambah pupuk lagi di lubang tanam. 

 

h. Membuat Lubang Tanam 

 Membuat lubang tanam dilakukan 1-2 hari sebelum tanam, menurut jarak tanam 

dan alat yang digunakan antara lain dengan kaleng susu bekas yang dilubangi, pakai 

pegangan kemudian diisi arang atau kayu yang dibakar dan waktu membuat lubang harus 

siang hari. Jarak tanam 50x40/60x50 cm 

 

 

i. Penanaman 

  Bibit yang akan ditanam dengan menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak 

(MPHP) sebaiknya jangan terlalu besar dan terlalu tinggi, karena bila tanaman terlalu 

besar daun akan bila kepanasan daun akan kena mulsa dan akan mengalami kekeringan 

hingga mati, kecuali bila tanaman memakai tiang penyangga kecil dan diikat, tetapi itu 

akan menambah biaya. 

  Penanaman dengan MPHP, umur  bibit 18-20 hari setelah disebar, dan sebelum 

ditanam bibit harus diseleksi terlebih dahulu.Bibit yang memiliki pertumbuhan yang sama 

dikumpulkan menjadi satua, dan yang lain yang kecil dipisahkan untuk persediaan 

penyulaman. Apabila penanaman pada waktu musim kemarau lahan yang akan ditanam 

harus dilaukan penyiraman dulu sebelum bibit ditanam, waktu tanam yang baik aalah pada 

sore hari. 

 

 

3.4 Pemeliharaan Tanaman 

Pemeliharaan tanaman meliputi ; penyiraman, pemasangan ajir, pemangkasan tunas, 

penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit. 

 Penyiraman 

 Penyiraman dilakukan dua kali  sehari yaitu pagi dan sore, cukup satu cangkir 

(300cc), setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam penyiraman cukup 

dilakukan tiga kali sekali. 

 Pemasangan Ajir 

 Ajir ditancapkan ± 10 cm didekat pohon, dipasang setiap pohon sebelah kiri dan 

kanan, kemudian antara ajir sebelah kiri dan kanan dipasang palang yang diikat 

kokoh. Di atas pulang dan kiri ke kanan dipasang lagi palang memanjang dan diikat 

satu sama lainnya agar kokoh.Selanjutnya diikat ke ajir palang yang memanjang. 

Pemasangan palang yang melebar dan memanjang dilakukan beberapa tingkat 

mengikuti pertumbuhan tinggi tanaman sehingga tanaman berdiri kokoh. 

 Perempelan tunas 

 Tunas yang tumbuh pada ketiak daun merupakan tunas yang tidak produktif dan akan 

mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu tunas-tunas samping ini 

perlu dirempel/dibuang. Perempelan tunas ini dilakukan pada tanaman cabai berumur 

antara 7 sampadei 20 hari setelah tanam. Saat terbentuknya cabang, perempelan tunas 

dihentikan. Bunga pertama yang muncul dari sela-sela percabangan pertama pertama 

14 

 

juga harus dibuang. Tanaman cabai yang sudah berumur 60  hingga 70 hari biasanya 

sudah terbentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada dibawah cabang 

dapat dirempel. 

 Penyiangan 

Pada waktu tanaman berumur 20-30 hari, biasanya tumbuh rumput pada lubang 

tanam. Maka dilakukan penyiangan dengan cara mencabut. Selain itu pada saluran 

antara bedengan akan tumbuh rumput, penyiangan dilakukan dengan menggunakan 

kored. 

 Pemupukan Susulan 

Pupuk yang digunakan 4 gr NPK (15:15:15), 2 gr Urea, 2,5 gr SP-18 dan 2,5 gr KCl 

dengan cara dilarutkan dalam satu liter air, kemudian dikocorkan kedalam lubang 

tanam. Pupuk susulan ini dilakukan setelah tanaman berumur 21 harinsetelah tanam, 

selanjutnya dilakukan setiap 10 hari sekali hingga 71 HST. 

 

       

 

Tabel 3. Takaran pupuk dari umur 21 hingga 71 hari setelah tanam (HST) 

Umur 

tanaman 

(hr) 

J e n i s P u p u k 

NPK (gr/lt air) Urea (gr/lt air) Sp-36 (gr/lt air) KCl (gr/Ltr air) 

21 4 2 2,5 2,5 

31 8 4 5 5 

41 12 6 7,5 7,5 

51 15 8 10 10 

61 20 10 12,5 12,5 

71 25 12 15 15 

15 

 

Untuk SP-36 sebaiknya dihaluskan terlebih dahulu supaya mudah laru, agar lebih 

mudah mengerjakan pakai drum plastik yang berkapasitas 100-200 liter air., volume 

pupuk tinggal menghitung dari tabel diatas. Selain pupuk tersebut digunaan juga pupuk 

daun yang mengandung Fosfor dan Kalium tinggi seprti Gramore, Complesal Merah atau 

Kemika Mreah, Interval penyemprotan 10 hingga 14 hari. 

 

3.5  Hama dan Penyakit Tanaman Cabe dan Pengendaliannya 

Tabel 4. Jenis hama dan penyakit cabai. 

 

Nama Umum Bagian Tanaman yang diserang 

Hama ; 

1. Ulat grayak 

2, Trips daun 

3. Lalat buah 

4. Kutu daun (afid) 

5. Tungau kuning 

6. Ulat buah 

 

Daun dan buah 

Daun dan buah 

Buah 

Daun dan pucuk 

Daun dan pucuk buah 

Buah 

Penyakit : 

1. Antraknose 

2. Virus mosaik 

3. Virus kerupuk 

4. Bercak daun 

5. Penyakit layu 

 

Daun dan buah 

Daun 

Daun 

Daun 

Akar dan batang 

 

 

 Pengendalian hama/penyakit  

1. Mengolah lahan dengan baik serta memberikan pupuk berimbang untuk tanaman 

cabai yaitu pupuk kandang 20-30 ton/ha, Urea 100-150 kg,  300-400 kg ZA, 150-200 

kg TSP dan KCL 150 – 200 kg/ha, serta pemakaian mulsa plastik 

2. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik 

yang telah dilubangin dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m 

3. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanman muda 

(sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnakan dan disulam/diganti dengan 

tanaman yang sehat. 

16 

 

4. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanman muda yang terserang 

tidakdimusnakan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning 

keriting dan kemudian disemprotkan pupuk daun 

5. Menanan pembatas/barrier, jagung sebanyak 4-5 baris disekeliling pertanaman cabai 

6. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha 

7. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai 

8. Pelepasan predator Menochillus sexmaculatur, mampu memangsa sebanyak 200-400 

ekor B. tabaci perhari, 12 ekor thrips perhari, 200 ekor aphids perhari, Siklus hidup 

18-24 hari, satu ekor betina menghasilkan telur sekitar 3.000 butir. 

 

Pengendalian hama ramah lingkungan