Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang
bernilai ekonomi tinggi dan cocok untuk dikembangkan didaerah tropika seperti di
Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan
sebagiannya untuk ekspor alam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan produksi cabai merah yang lebih
kompetitif diperlukan upaya peningkatan produksi yang mengacu pada peningkatan
efisiensi baik ekonomi, mutu maupun produktivitas melalui penerapan teknologi budidaya
mulai dari penentuan lokasi, penanganan benih, penanaman, pemeliharaan, hingga
penanganan panen yang tepat yang mengacu pada budidaya sesuai dengan Standadt
Operasional Prosedur (SOP) yang mengarah pada pertanian organik.
Pertanian organik adalah salah satu bidang agribisnis yang akhir-akhir ini
dikembangkan petani. Pengembangan ini didorong oleh adanya konsumen yang
membutuhkan sumber pangan yang aman konsumsi, bebas dari penggunaan input kimia
sintentis. Pertanian organik juga menjadi solusi bagi petani untuk mendapatkan sarana
produksi pertanian yang murah dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tesedia dan
melestarikan praktek-praktek kearifan budaya lokal.
Pertanian organik merupakan salah satu Program Departemen Pertanian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk pangan yang aman konsumsi, sehat, bernilai jual
tinggi, dan menciptakan pertanian berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi SDA yang
besar berupa keaneka ragaman tumbuhan dan hewan yang mendukung keberhasilan
pelasanaan pertanian. Produk pertanian organik telah menjadi komoditas perdagangan
ekspor di berbagai negara. Agar Indonesia mampu bersaing dengan produk pertanian
organikdari negara lain.
Sayuran merupakan komoditas yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat
sebagai sumber gizi dan kesehatan dalam bentuk segar maupun olahan. Sebagian besar
tanaman sayuran rentan terhadap OPT, sehingga untuk melindunginya petani memerlukan
biaya produksi yang tinggi. Untuk mendapatkan keuntungan, petani berusaha memberikan
pupuk secara maksimal untuk meningkatkan produksi. Akibatnya sayuran menjadi sarat
akan input produksi kimia sintetis.
2
Untuk mendapatkan produk sayuran dan tanaman yang sehat, maka perlu upaya
untuk produk yang aman dikonsumsi, bergizi dan bermutu tinggi dan perlu adanya
teknologi budidaya sayuran organik(ramah lingkungan).
II. SYARAT TUMBUH
Cabai merah dapat dibudidayakan didataran rendah maupun dataran tinggi pada
lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untk
pertanaman cabai adalah berstruktur remah atau gembur, subur,banyak mengandung
bahan organik, pH tanah antara 6-7.
Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabai yang dibudidayakan
di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan ditegalan pada awal
musim hujan.
3
III. TEKNOLOGI BUDIDAYA CABE
3.1. Bahan Tanam
Sampai saat ini banyak varietas cabai yang sudah dilepas dipasaran, baik yang
hibrida maupun yang non hibrida (Tabel 1 dan Tabel 2 ).
Tabel 1. Beberapa varietas cabai non hibrida yang telah dilepas di Indonesia
No Nama varietas Potensi hasil
(t/ha)
Panjang
diameter
buah
(cm/cm)
Ketahanan
terhadap
penyakit
Ketahanan
terhadap
hama
Adaptasi
1 Tombak – 1 (K) 19 22/t/ha 13/1,5 Antraknos Lalat buah DT-DR
2 Tombak – 2 (K) 11 t/ha 9,8/1,3 Antraknos Lalat buah DT-DR
3 Cemeti – 1 (K) 8,5 t/ha 12/0,8 Antraknos Lalat buah DT-DR
4 Tampar – 1 (K) 14,3 15,6/0,7 Layu+Antr - -
5 Tampar – 2 (K) 15,5 t/ha 15,6/0,7 Layu+Antr - -
6 Kriting Bkt tinggi 30 t/ha 18/0,1 Antr+busuk
batang
- DR-DT
7 Laris (B) 12 t/ha 14,5/0,9 Antr+busuk
daun
- DR-DT
8 Tanjung -1 (K) 18,5 t/ha 10,9/1,2 - tungau DR-DT
9 Tanjung – 2 (B) 19,9 t/ha 11,2/1,3 Antraknos - DR-DT
10. Lembang 1 (K) 19 t/ha 11,8/0,7 Antraknos - DM-DT
Tabel 2. Beberapa varietas cabai hibrida yang telah dilepas di Indonesia
No Nama varietas Potensi
hasil (t/ha)
Panjang /
diameter buah
(cm/cm)
Ketahanan
terhadap
penyakit
Ketahanan
terhadap
hama
Adaptasi
1 Nenggala – 1 (K) 30 t/ha 12/2,5 Antraknos Lalat buah DT-DR
2 Prabu 30 t/ha 17/1,3 PVY, CMV,
BW
- DR-DM
3 Maraton (B) 20 t/ha 13/1,3 PVY, CMV,
BW
- DR-DM
4 Gada (B) 30 t/ha 17/1,5 PVY, BD - DR-DM
5 Kresna (B) 30 t/ha 17/1,5 Antr, BD - DR-DM
6 Salero (B) 20 t/ha 14/1 CMV, BD,
Antroknos
- DR-DM
7 Taro (K) 20 t/ha 15/0,7 CMV, BD,
Antraknos
- DR -DT
8 Lado (K) 20 t/ha - CMV, Antr
+ BD
- DR -DT
9 Papirus (K) 30 t/ha - Antraknos Thrips -
10 CTH-01 (K) 16 t/ha - Antraknos Thrips -
11 Arimbi (B) 24,5 t/ha - Antraknos Thrips -
4
Sumber : Dit. Perbenihan, Ditjen Bina ProdHortikultura. 2001
Keterangan :
DR = Dataran rendah
DT = Dataran tinggi
DM = Dataran medium
PVY = Potato virus yelow
CMV = Cucumber mosaik virus
BD = busuk daun
BW = busuk buah
3.2. Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaianbiji/benih
ditempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum
ditanam di lapangan.
3.2.1. Perlakuan benih
a. Benih direndam dalam larutan atonik selama 12 jam
b. Pemeraman selama 4-5 malam dalam kantong plastik hitam
c. Setelah 4 malam benih diperiksa, apabila biji sudah keluar kecambah, maka biji siap
disemai
3.2.2. Persiapan Lahan Persemaian
Membuat bedengan persemaian dan naungan
a. Ukuran bedengan lebar 1 m dan panjang tergantung kebutuhan, supaya tidak terlalu
rapat untuk 10 gram benih disediakan 40-50 cm ke arah panjang.
b. Lahan dicangkul dengan kedalaman 20-25 cm. Buat bedengan dengan lebar 1 meter
dan tinggi 20-25 cm, mengarah utara-selatan,kemudian tanah diratakan.
c. Bedengan mengarah Utara-Selatan dan naungan menghadap ke Timur supaya cahaya
pagi bisa masuk. Ukuran naungan tiang depan 1-1,20 m dan tiang belakang 0,8 – 1 m,
atapnya dengan plastik transparan dan diatas plastik ditutup lagi dengan alang-alang
atau daun nipah.
3.2.3. Membuat Media Semai
a. Media semai terdiri dari pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1;0,25,
cara membuatnya adalah ambil tanah subsoil kira-kira 10-15 cm diatas 0ermukaan,
keringkan, kemudian diayak atau dihaluskan dengan kawat ram. Pupuk kandang yang
sudah matang diayak juga.
b. Sekam padi tidak perlu diayak, kemudian dicampurkan dengan perbandingan seperti
diatas. Supaya bercampur rata diaduk sampai tigakali, sehingga media tadi betul-betul
menjadi media siap untuk digunakan.
.
3.2.4. Penyemaian
Benih yang sudah direndam sebaiknya pada pagi hari, supaya benih yang sudah
keluar kecambahnya tidak rusak kepanasan. Caranya sebagai berikut ;
a. Padatkan tanah dasar bedengan supaya akar tidak tumbuh kedalam sehingga mudah
dipindahkan.
b. Sebarkan media yang telah disiapkan setebal 5-6 cm, di sisi kanan dan kiri di pasang
bambu atau kayu untuk menahan media tidak erosi bila disiram.
c. Media diratakan setelah itu disiram sampai basah, taburkan furadan untuk mencegah
hama, tiap ukuran 1 meter diberi 5 gram. Kemudian permukaan media supaya rata
ditaburi tanah yang sudah dihaluskan.
d. Semai benih dengan merata, kemudian tutup dengan tanah yang halus sehingga benih
tertutup tidak kelihatan lagi.
e. Setelah benih tertutup ditutup lagi dengan plastik hitam atau karung goni supaya tidak
masuk sinar, bila tidak ada keduanya bisa ditutup denganplastik transparan tetapi di
atas plastik harus ditutup lagi dengan daun pisang atau karung plastik
f. Setelah 3-4 hari benih sudah tumbuh dan tutup harus dibuka supaya bibit tidak terlalu
tinggi, bila terlambat membuka bibit akan bengkok-bengkok dan batang akan lemah
7
sehingga sukar untuk dipindahkan. Penyiraman harus menggunakan sprayer agar air
berkabut dan bibit tidak rusak.
3.2.5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dari persemaian ke polybag kecil atau pot terbuat dari daun
pisang dilakukan 9-10 hari setelah semai, media yang digunakan sama dengan media
semai.
3.2.6. Pemeliharaan Bibit
a. Penyiramaan
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari /secukupnya tidak terlalu basah atau kering,
sebaiknya disiram pada siang hari (waktu panas) karena air yang disiramkan akan
menguap, penguapan akan menimbulkan panas yang akibatnya bibit akan stress dan
layu sehingga tidak jarang bibit mati. Penyiraman harus dengan air bersih supaya daun
tetap sehat.
b. Membuka dan menutup atap naungan
Bibit yang baru tumbuh memerlukan penyiraman yang minimal, pagi hari atap daun
nipah dibuka, kira-kira sampai jam 10.00, kemudian ditutup kembali. Pada waktu
muncul daun sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih
banyak, sehingga atap haruslebih lama, makin lama mendapatkan sinar semakin baik
untuk perkembangan pertumbuhan.
c. Penyiangan
Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara dicabut supaya akar tanaman
tidak terganggu. Dengan tidak adanya gulma pertumbuhan bibit akan optimal.
d. Pemupukan
Pupuk yang diberikan adalah urea yang dilarutkan dalam air dengan dosis 1-2 gram
tiap liter air, kemudian disiramkan. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur 4 hari
setelah pemindahan dan 8 hari setelah pemindahan.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan dengan dosis rendah sebanyak 2-3
kali sebelum tanam ke lapangan.
8
3.3. Persiapan Lahan dan Penanamam
3.3.1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah,
meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma
a. Pengolahan Tanah
Untuk menghasilkan tanaman yang subur perlu diperhatikan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kesuburan tanaman antara lain struktur tanah, derajat keasaman (pH)
dan bahan-bahan organik yang dikandungnya. Agar diperoleh tanah yang baik untuk
pertumbuhann tanaman, maka perlu dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah.
Beberapa tahapan yang harus dikerjakan yaitu :
Tebang pohon-pohonan dan tebas rumput sampai lahan bersih
Bongkar tunggul dari pohon yang ditebang sampai keakar-akarnya
Meratakan lahan, karena tanah bergelombang
Pencangkulan Pertama
Pencangkulan pertama masih merupakan bongkahan-bongkahan besar karena
banyak mengandung liat dan keras sekali, sehingga tanah tidak bisa hancur.
Pencangkulan kedua
Sebelum dilakukan pencangkulan kedua, tanah disiram dan dibiarkan beberapa
hari, pada waktu pengolahan lahan dalam keadaan kering (tidak ada hujan), hasil dari
cangkulan kedua tanah masih merupakan bongkahan-bongkahan tetapi lebih kecil dari
cangkulan pertama.
Pencangkulan Ketiga
Sama seperti pencangkulan kedua, masih terus dilakukan penyiraman sebelum
dicangkul, hasil cangkulan ketiga tanah sudah lebih kecil tetapi belum layak untuk
ditanami, sehingga masih perlu dibasahi supaya pengolahan selanjutnya lebih mudah.
b. Pembuatan Saluran Keliling
Setelah pencangkulan ketiga, lahan diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa
rerumputan dan akar-akar tanaman yang masih tersisa sambil menghancurkan tanah yang
masih berbentuk bongkahan-bongkahan kecil. Setelah lahan rata, dibuat saluran keliling
untuk mempermudah keluar masuknya air bila menyiram atau tidak tergenang bila musim
hujan.
c. Membuat Bedengan
Lebar 1m dan panjang tergantung kebutuhan, jarak antar bedengan 70 cm, tinggi
bedengan 30 cm. Bentuk bedengan harus rata dan lurussupaya mudah untuk pemasangan
mulsa, dengan dibuatnya bedengan gumpalan-gumpalan tanah makin kecil.
d. Pemberian kapur
Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan pH 5,5 sampai 6. Apabila pH tanah terlalu
rendah atau terlalu tinggi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, tampak merana
dan lama kelamaan akan mati. Untuk mengatasinya tanah asam perlu dinetralkan dengan
pengapuran. 2 ton/ha diberikan 2 minggu sebelum tanam. Kapur diberikan secara
ditaburkan merata diatas bedengan, kemudian dicangkul hingga bercampur dengan tanah.
e. Pemberian pupuk kandang dan Sekam Padi
Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang penting berpengaruh
terhadap perbaikan dan produktivitas tanah serta tanaman. Dengan pemberian pupuk
kandang yang yang cukup memadai kualitas ataupun kuantitasnya, tekstur tanahnya akan
remah dan kesuburan akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan subur dan
akan menghasilkan produksi yang tinggi. Selain pupuk kandang diberikan juga bahan
organik yang berasal dari sekam padi supaya tanah porusnya dan tidak padat. Pemberian
pupuk kandang 20 ton/ha dan sekam padi 6 ton/ha diberikan 1 minggu sebelum tanam.
Campuran tersebut diberikan diatas bedengan secara merata, kemudian dicangkul supaya
bercampur dengan tanah.
f. Pemberian Pupuk Buatan
Pupuk adalah zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk
menggantikan unsur yang habis terserap tanaman dari tanah. Pemberian pupuk buatan
dilakukan setelah pupuk kandang dan sekam padi kira-kira 3-4 hari sebelum tanam . Jenis
pupuk buatan yang diberikan adalah ; Urea(200 kg/ha), SP-36 (300 kg/ha), KCl (300
kg/ha), untuk mencegah hama diberikan Furadan (25 kg/ha) , yang pemberiannya
bersamaan dengan pupuk buatan, lalu diaduk dengan tanah, diiberikan 4 hari sebelum
tanam.
g. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Pemasangan mulsa dilakukan setelah pupuk kandang dan pupuk buatan diberikan,
pemasangan mulsa sebaiknya pada siang hari agar mulsa plastik bisa memanjang bila
11
ditarik akan mudah menutup tanah. Keuntunganya Penggunaan banyak sekali untuk
tanaman sayuran antara lain :
Rumput/gulma dalam bedengan tidak akan tumbuh sehingga mengurangi penyiangan,
kecuali pada lubang tanam.
Menekan penguapan air dari dalam tanah terutama pada musim kemarau sehingga
tidak perlu sering menyiram
Pupuk yang diberikan tidak akan hilang bila kehujanan dan terhindar dari penguapan
oleh sinar matahari
Kesuburan tanah bisa merata, juga produksi akan seragam
Buah yang dibawah akan terhindar dari percikan air sehingga dapat mengurangin dari
terjangkitnya penyakit.
Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus sebelum tanam
Warna perak dari mulsa memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi
serangan Thrips,Aphis dan kutu-kutu lainnya.
Suhu dan kelembaban tanah tetap stabil
Bila tanaman telah selesai sampai panen, dan akan menanamlagi tidak perlu mengolah
lagi dan mulsa masih kuat, hanya tinggal menambah pupuk lagi di lubang tanam.
h. Membuat Lubang Tanam
Membuat lubang tanam dilakukan 1-2 hari sebelum tanam, menurut jarak tanam
dan alat yang digunakan antara lain dengan kaleng susu bekas yang dilubangi, pakai
pegangan kemudian diisi arang atau kayu yang dibakar dan waktu membuat lubang harus
siang hari. Jarak tanam 50x40/60x50 cm
i. Penanaman
Bibit yang akan ditanam dengan menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak
(MPHP) sebaiknya jangan terlalu besar dan terlalu tinggi, karena bila tanaman terlalu
besar daun akan bila kepanasan daun akan kena mulsa dan akan mengalami kekeringan
hingga mati, kecuali bila tanaman memakai tiang penyangga kecil dan diikat, tetapi itu
akan menambah biaya.
Penanaman dengan MPHP, umur bibit 18-20 hari setelah disebar, dan sebelum
ditanam bibit harus diseleksi terlebih dahulu.Bibit yang memiliki pertumbuhan yang sama
dikumpulkan menjadi satua, dan yang lain yang kecil dipisahkan untuk persediaan
penyulaman. Apabila penanaman pada waktu musim kemarau lahan yang akan ditanam
harus dilaukan penyiraman dulu sebelum bibit ditanam, waktu tanam yang baik aalah pada
sore hari.
3.4 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi ; penyiraman, pemasangan ajir, pemangkasan tunas,
penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, cukup satu cangkir
(300cc), setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam penyiraman cukup
dilakukan tiga kali sekali.
Pemasangan Ajir
Ajir ditancapkan ± 10 cm didekat pohon, dipasang setiap pohon sebelah kiri dan
kanan, kemudian antara ajir sebelah kiri dan kanan dipasang palang yang diikat
kokoh. Di atas pulang dan kiri ke kanan dipasang lagi palang memanjang dan diikat
satu sama lainnya agar kokoh.Selanjutnya diikat ke ajir palang yang memanjang.
Pemasangan palang yang melebar dan memanjang dilakukan beberapa tingkat
mengikuti pertumbuhan tinggi tanaman sehingga tanaman berdiri kokoh.
Perempelan tunas
Tunas yang tumbuh pada ketiak daun merupakan tunas yang tidak produktif dan akan
mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu tunas-tunas samping ini
perlu dirempel/dibuang. Perempelan tunas ini dilakukan pada tanaman cabai berumur
antara 7 sampadei 20 hari setelah tanam. Saat terbentuknya cabang, perempelan tunas
dihentikan. Bunga pertama yang muncul dari sela-sela percabangan pertama pertama
14
juga harus dibuang. Tanaman cabai yang sudah berumur 60 hingga 70 hari biasanya
sudah terbentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada dibawah cabang
dapat dirempel.
Penyiangan
Pada waktu tanaman berumur 20-30 hari, biasanya tumbuh rumput pada lubang
tanam. Maka dilakukan penyiangan dengan cara mencabut. Selain itu pada saluran
antara bedengan akan tumbuh rumput, penyiangan dilakukan dengan menggunakan
kored.
Pemupukan Susulan
Pupuk yang digunakan 4 gr NPK (15:15:15), 2 gr Urea, 2,5 gr SP-18 dan 2,5 gr KCl
dengan cara dilarutkan dalam satu liter air, kemudian dikocorkan kedalam lubang
tanam. Pupuk susulan ini dilakukan setelah tanaman berumur 21 harinsetelah tanam,
selanjutnya dilakukan setiap 10 hari sekali hingga 71 HST.
Tabel 3. Takaran pupuk dari umur 21 hingga 71 hari setelah tanam (HST)
Umur
tanaman
(hr)
J e n i s P u p u k
NPK (gr/lt air) Urea (gr/lt air) Sp-36 (gr/lt air) KCl (gr/Ltr air)
21 4 2 2,5 2,5
31 8 4 5 5
41 12 6 7,5 7,5
51 15 8 10 10
61 20 10 12,5 12,5
71 25 12 15 15
15
Untuk SP-36 sebaiknya dihaluskan terlebih dahulu supaya mudah laru, agar lebih
mudah mengerjakan pakai drum plastik yang berkapasitas 100-200 liter air., volume
pupuk tinggal menghitung dari tabel diatas. Selain pupuk tersebut digunaan juga pupuk
daun yang mengandung Fosfor dan Kalium tinggi seprti Gramore, Complesal Merah atau
Kemika Mreah, Interval penyemprotan 10 hingga 14 hari.
3.5 Hama dan Penyakit Tanaman Cabe dan Pengendaliannya
Tabel 4. Jenis hama dan penyakit cabai.
Nama Umum Bagian Tanaman yang diserang
Hama ;
1. Ulat grayak
2, Trips daun
3. Lalat buah
4. Kutu daun (afid)
5. Tungau kuning
6. Ulat buah
Daun dan buah
Daun dan buah
Buah
Daun dan pucuk
Daun dan pucuk buah
Buah
Penyakit :
1. Antraknose
2. Virus mosaik
3. Virus kerupuk
4. Bercak daun
5. Penyakit layu
Daun dan buah
Daun
Daun
Daun
Akar dan batang
Pengendalian hama/penyakit
1. Mengolah lahan dengan baik serta memberikan pupuk berimbang untuk tanaman
cabai yaitu pupuk kandang 20-30 ton/ha, Urea 100-150 kg, 300-400 kg ZA, 150-200
kg TSP dan KCL 150 – 200 kg/ha, serta pemakaian mulsa plastik
2. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik
yang telah dilubangin dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m
3. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanman muda
(sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnakan dan disulam/diganti dengan
tanaman yang sehat.
16
4. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanman muda yang terserang
tidakdimusnakan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning
keriting dan kemudian disemprotkan pupuk daun
5. Menanan pembatas/barrier, jagung sebanyak 4-5 baris disekeliling pertanaman cabai
6. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha
7. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai
8. Pelepasan predator Menochillus sexmaculatur, mampu memangsa sebanyak 200-400
ekor B. tabaci perhari, 12 ekor thrips perhari, 200 ekor aphids perhari, Siklus hidup
18-24 hari, satu ekor betina menghasilkan telur sekitar 3.000 butir.
Pengendalian hama ramah lingkungan



.jpeg)
.jpeg)