• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ternak 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ternak 4. Tampilkan semua postingan

ternak 4

 




Peternakan Metha Jaya merupakan sebuah industri yang bergerak pada 

bidang penggemukan kambing, perikanan dan perdagangan hasil pertanian. Saat 

ini peternakan Metha Jaya memiliki kandang kambing dengn kapasitas ratusan 

ekor. Adapun hasil produksi daging kambing rata-rata 0.5 ton/bulan. 

Peternakan Metha Jaya berlokasi di desa Bendet kecamatan Diwek 

Kabupaten Jombang no. 29. Lokasi ini sangat strategis digunakan untuk 

penggemukan kambing dikarenakan suhu udara dan cuaca yang cocok untuk 

ternak serta berada pada lahan terbuka dan jauh dari pemukiman penduduk. 

Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu 

usaha peternakan, oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pemberiannya 

perlu mendapat perhatian khusus. Ransum yang diberikan kepada ternak harus 

diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam 

menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga 

usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis (

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan pakan yang disusun 

sedemikian rupa dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak 

selama satu hari dan tidak mengganggu kesehatan ternak. Ransum dapat 

dinyatakan berkualitas baik apabila mampu memberikan seluruh kebutuhan 

nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi 

ternak. Ransum yang berkualitas baik berpengaruh pada proses metabolisme 

tubuh ternak sehingga ternak dapat menghasilkan daging yang sesuai dengan 

potensinya. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam formulasi ransum 

kambing adalah kebutuhan protein, energi, serat kasar, kalsium(Ca) dan 

fhosfor(P). Komponen nutrient tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi 

kambing terutama untuk pertumbuhan dan produksi daging 

menyatakan pakan adalah suatu bahan yang 

dimakan hewan yang mengandung energi dan zat-zat gizi (atau keduanya) di 

dalam bahan tersebut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor 

hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang penting untuk 

perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan produksi. Bahan 

pakan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat. 

Konsentrat serta bahan berserat merupakan komponen atau penyusun ransum 

(Blakely dan Bade, 1994). Menurut Setiawan dan Arsa (2005), pakan merupakan 

bahan pakan ternak yang berupa bahan kering dan air. Bahan pakan ini harus 

diberikan pada ternak sebagai kebutuhan hidup pokok dan produksi. Dengan 

adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi akan 

berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, pakan harus terdiri dari zat-zat pakan 

yang dibutuhkan ternak berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan 

air. 

Manajemen pemberian pakan yang baik perlu dipelajari karena 

merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pakan yang diberikan. Pemberian 

pakan yang tidak memenuhi kebutuhan ternak akan merugikan. Manajemen 

pemberian pakan harus memperhatikan penyusunan ransum kebutuhan zat-zat 

untuk ternak yang meliputi jenis ternak, berat badan, tingkat pertumbuhan, tingkat 

produksi, dan jenis produksi .

Pakan yang diberikan kepada ternak potong sebaiknya pakan yang masih 

segar. Bila pakan berada di dalam palungan lebih dari 12 jam maka pakan tersebut 

akan menjadi basi, apek dan mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan 

menyebabkan pengambilan (intake) pakan oleh ternak berkurang dan hal ini akan 

berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadi penurunan 1,0 % 

akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5-2,0 %. 

Untuk menjamin pakan di dalam palungan selalu segar, lakukan pemberian pakan 

minimal 2 kali sehari, bila terdapat sisa pakan dari pemberian sebelumnya harus 

dibuang. Idealnya ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira -kira setengah 

jam setelah pakan pada pemberian sebelumnya habis. Inilah pentingnya menyusun 

ransum yang sesuai dengan kebutuhan ternak  

Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu 

tertentu. Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energi pakan 

berada diatas kebutuhan hidup pokok. Keragaman konsumsi pakan disebabkan 

oleh aspek individu, species dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan 

energi, kualitas pakan dan kondisi lingkungan . Ternak 

ruminansia yang normal (tidak sakit atau sedang bereproduksi) mengkonsumsi 

pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi 

hidup pokok ,Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak 

ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu : tempat tinggal 

(kandang) , palatabilitas, konsumsi nutrisi, bentuk pakan dan faktor internal yaitu : 

selera, status fisiologi, bobot tubuh dan produksi ternak itu sendiri konsumsi adalah faktor yang essensial yang 

merupakan dasar untuk hidup pokok dan menentukan produksi. bahwa konsumsi pakan kambing dinyatakan dalam 

bahan kering. 

  Konversi dan Efisiensi Pakan 

Efisiensi pakan dapat dihitung berdasarkan perbandingan pertambahan 

bobot badan (kg) dengan total konsumsi bahan kering (kg) dikalikan 100%. 

Efisiensi pakan sangat penting bagi para peternak agar tidak mengalami kerugian 

akibat terlalu banyak pakan atau kekurangan pakan (Anggorodi, 1984). Konversi 

pakan “Feed Convertion Ratio ” adalah perbandingan atau rasio jumlah pakan 

(kg) yang dikonsumsi oleh ternak dengan produk yang dihasilkan (kg) oleh ternak 

tersebut. Konversi pakan merupakan petunjuk berapa persen konsumsi pakan 

diubah menjadi daging (Blakely dan Bade, 1994). Semakin tinggi nilai konversi 

pakan berarti pakan yang digunakan untuk menaikkan bobot badan persatuan 

berat semakin banyak atau efisiensi pakan rendah  konversi pakan dipengaruhi oleh bangsa ternak, tersedianya zat-zat 

pakan ransum dan kesehatan ternak. 

  Kebutuhan Nutrisi Kambing 

Domba/kambing termasuk dalam golongan ternak ruminansia yang 

dicirikan dengan berlambung  ganda dan adanya aktifitas mikroorganisme dengan 

intensitas yang tinggi pada lambungnya. Hal ini akan mempengaruhi bahan pakan 

yang dibutuhkan dan kebutuhan  akan zat nutrisinya. Dengan adanya aktifitas 

mikroorganisme maka domba/kambing tidak memerlukan protein yang tinggi dan 

bahkan bisa memanfaatkan urea sebagai sumber protein. 

Nutrisi atau zat makanan adalah senyawa kimia yang terdapat dalam 

makanan yang dapat dicerna menjadi senyawa lain yang digunakan untuk 

berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian proses perkembangan, 

pertumbuhan dan produksi ternak. Zat gizi yang penting adalah air, protein, 

lemak, mineral, karbohidrat dan energi. 

 Air 

Air merupakan unsur terpenting dan mutlak dibutuhkan oleh makhluk 

hidup. Lebih dari 50% berat badan ternak adalah air. Unsur air mengisi sel-sel 

tubuh dengan konsentrasi 7 – 90%. Hasil penelitian menunjukkan ternak lebih 

tahan tanpa makan dari pada tanpa air.  

Fungsi air dalam tubuh: 

1. Sebagai pelarut dan media bagi reaksi kimia dalam tubuh 

2. Sebagai media transportasi masuknya zat-zat ke dan dari sel tubuh 

3. Sebagai pengatur temperatur tubuh 

Protein 

Merupakan unsur yang penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang relatif 

besar terutama dalam masa pertumbuhan, bunting dan menyusui. Penyusun 

protein adalah asam amino, sehingga protein dicirikan dengan kandungan gugus 

aminanya (-NH2), walaupun banyak macamnya ada yang mengandung S. 

Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat 

molekul tinggi. Ruminansia mendapatkan protein dari 3 sumber, yaitu protein 

mikrobia rumen, protein pakan yang lolos dari perombakan mikrobia rumen dan 

sebagian kecil dari endogenus (Tillman et al., 1991). Tubuh memerlukan protein 

untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak serta untuk produksi. 

Protein dalam tubuh diubah menjadi energi jika diperlukan. Protein dapat 

diperoleh dari bahan-bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan yang 

berasal dari biji-bijian ,

Protein didalam tubuh ternak ruminansia, dapat dibedakan menjadi 

protein yang dapat disintesis dan protein tidak dapat disintesis. Protein yang 

dibutuhkan oleh ternak ruminansia yaitu dalam bentuk PK dan Prdd. Protein kasar 

adalah jumlah nitrogen (N) yang terdapat didalam pakan dikalikan dengan 6,25 

(Nx6,25), sedangkan Prdd adalah protein pakan yang dicerna dan diserap dalam 

saluran pencernaan (Siregar, 1994). Menurut Anggorodi (1994) kekurangan 

protein pada kambing dapat menghambat pertumbuhan, sebab fungsi protein 

adalah untuk memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme, 

sumber energi, pembentukan anti bodi, enzim-enzim dan hormon. 

Fungsi protein: 

1. Pembentukan dan mengganti sel-sel yang rusak 

2. Penting dalam proses pertumbuhan 

3. Berperan dalam percepatan reaksi metabolisme dalam tubuh (enzim) 

4. Komponen yang penting dalam otot, kulit, rambut/bulu, hormone, 

immunoglobulin 

 Lemak  

Berfungsi sebagai penghasil asam-asam lemak dan energi, setelah dicerna 

menjadi asam lemak dan gliserol. Pencernaan dan penyerapan lemak pada saluran 

pencernaan ternak ruminansia terjadi pada usus halus dengan bantuan enzim-

enzim dari pangkreas dan empedu. 

 Mineral 

Tubuh hewan memerlukan mineral untuk membentuk jaringan tulang dan 

urat, untuk memproduksi dan mengganti mineral dalam tubuh yang hilang, serta 

untuk memelihara kesehatan (Sugeng, 1998). Mineral berfungsi untuk bahan 

pembentuk tulang dan gigi yang menyebabkan adanya jaringan yang keras dan 

kuat, memelihara keseimbangan asam basa dalam tubuh, sebagai aktivator system 

enzim tertentu, sebagai komponen dari suatu sistem enzim ,

Mineral harus disediakan dalam perbandingan yang tepat dan dalam jumlah yang 

cukup, karena apabila terlalu banyak mineral akan membahayakan tubuh ternak 

Bahan yang berupa abu setelah suatu bahan dipanaskan dalam temperatur 

500 ◦C selama 3 jam. Unsure ini dibedakan atas mineral makro dan mineral 

mikro. Termasuk dalam mineral makro yaitu unsure Ca, Cl, Mg, P, K, Na dan S. 

Sedangkan unsur yang termasuk dalam mineral mikro yaitu Co, Cu, Fe, I, Mn, 

Mo, Se, dan Zn. Mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit tetapi sangat 

esensial karena tubuh tidak mampu mensintesanya sendiri. 

 Karbohidrat  

Unsur nutrisi yang sebagian besar (50-80%) merupakan bagian dari 

bahan kering bahan pakan. Strukturnya terdiri dari amilum, selulose, hemiselulose 

dan lignin. Peranannya sebagian besar sebagai seumber energi. 

 Kebutuhan Energi 

Energi dalam pakan umumnya berasal dari karbohidrat dan lemak. 

Pentingnya energi dalam pakan tercermin dari adanya 2 macam metode 

pengukuran yaitu metode pengukuran TDN merupakan sistem ukuran yang paling 

tua yang berdasar pada fraksi-fraksi yang tercerna dari sistem Wende serta 

sumbangan energinya. Sistem yang kedua adalah sistem kalori berdasar pada 

kandungan energi (kalori) pada bahan pakan  Menurut 

TDN adalah jumlah energi dari pakan maupun ransum yang dapat 

dicerna. Zat-zat pakan yang dapat menjadi sumber energi yaitu protein, serat 

kasar, lemak dan BETN. 

Kekurangan energi dapat mengakibatkan terhambatnya pertambahan 

bobot badan, penurunan bobot badan dan berkurangnya semua fungsi produksi 

dan terjadi kematian bila berlangsung lama  ,Menurut 

ternak memanfaatkan energi untuk pertumbuhan dan produksi 

setelah kebutuhan hidup pokoknya terpenuhi. Kebutuhan energi akan meningkat 

seiring dengan pertambahan bobot badan. Tinggi rendahnya TDN dipengaruhi 

oleh beberapa faktor antara lain bobot badan dan konsumsi pakan itu sendiri. 

Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan pertambahan bobot badan. TDN 

atau energi merupakan total dari zat pakan yang paling dibutuhkan. Kelebihan 

energi akan disimpan dalam bentuk lemak badan, tetapi sebaliknya jika pakan 

yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan energinya maka lemak tubuh akan 

dirombak untuk mencukupi kebutuhan energi untuk hidup pokok ternak yang 

tidak tercukupi dari pakan. 

 

 Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) 

bahwa pada ternak potong faktor penentu 

dalam mencapai produksi daging yang optimal adalah bobot badan lahir dan 

pertambahan bobot badan harian. Penampilan dan produksi ternak berupa laju 

pertumbuhan dan pertambahan bobot badan harian merupakan hasil nyata dari 

pengaruh genetik lingkungan . Lebih lanjut dinyatakan bahwa factor 

genetik diperlukan untuk mengekspresikan kemampuannya secara penuh dalam 

produksi sedangkan lingkungan merupakan faktor pendukung yang memberi 

kesempatan untuk berproduksi. 

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pertambahan 

bobot badan harian kambing sebanyak 41,67 g/hari. Pertambahan bobot badan 

ternak adalah peningkatan berat hidup ternak sampai mencapai berat tertentu 

. Faktor-faktor yang mempengaruhi PBBH adalah bobot badan 

ternak dan lama pemeliharaan. Bobot badan ternak senantiasa berbanding lurus 

dengan tingkat konsumsinya. Semakin tinggi bobot badannya, maka makin tinggi 

pula tingkat konsumsi terhadap pakan. 

Kebutuhan Nutrisi Kambing Berdasarkan Bobot Badan dan Pertambahan 

Bobot Badan ,

 


Rumus perhitungan pertambahan berat badan: 

PBBH    = 

bobot akhir - bobot awal 

waktu pengamatan 

 

...................................................(2.1) 

 

 Konsep Subtitusi Biasa 

Dalam matematika, subtitusi adalah metode yang umum digunakan untuk 

memecahkan persamaan linier simultan. Konsep ini memakai  prinsip-prinsip 

umum bahwa setiap sisi persamaan masih sama dengan yang lain ketika kedua 

belah pihak dikalikan (atau dibagi) dengan jumlah yang sama, atau ketika jumlah 

yang sama ditambahkan (atau dikurangkan) dari kedua belah pihak. Sebagai 

persamaan tumbuh sederhana melalui penghapusan beberapa variabel, variabel 

akhirnya akan muncul dalam bentuk sepenuhnya dipecahkan, dan nilai ini 

kemudian dapat menjadi "back-diganti" dalam persamaan yang sebelumnya 

diperoleh dengan cara menghubungkannya nilai ini dalam untuk variabel. 

Biasanya, masing-masing "substitusi balik" kemudian dapat memungkinkan 

variabel lain dalam sistem yang harus dipecahkan.  

Metode perhitungan subtitusi biasa ini digunakan dalam menghitung 

kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan kambing untuk mencapai berat badan yang di 

harapkan. 

Rumus perhitungan nutrisi dengan memakai  subtitusi biasa 

Jika berat badan berada tepat pada pembulatan Tabel 2.1 

 

     BBNT + 

( PBBH – PBB ) . ( BBNT – ( BBNT-1)) 

.......................(2.2) 

( PBB )  –  ( PBB-1) 

16 

 

 

 

Jika berat badan berada diantara pembulatan tabel maka di hitung dulu nilai 

pembuatan atas dan nilai pembulatan bawah. 

Rumusnya : 

KNFinal  =  KNAtas  +         BB – BBbawah             + KNAtas – KNbawah ..(2.3) 

           BBAtas – BBbawah  

Keterangan : 

PBBH : Pertambahan Berat Badan Harian 

BBNT : Nilai Terkait dari tabel (PK, BK, TDN, P, Ca) 

BBNT -1 : Nilai Terkait dari tabel (PK, BK, TDN, P, Ca) – 1 

PBB : Pertambahan Berat Badan  

PBB -1 : Pertambahan Berat Badan -1 

KNFinal : Kebutuhan Nutrisi Final 

KNAtas : Kebutuhan Nutrisi Nilai Pembulatan Atas 

KNBawah : Kebutuhan Nutrisi Nilai Pembulatan Bawah 

BBbawah : Berat Badan Pembulatan Bawah 

BBAtas : Berat Badan Pembulatan Atas 

Sebagai contoh: 

Kebutuhan nutrisi terhadap bobot dan pertambahan bobot badan harian, 

misalkan dengan bobot badan 12,1 kg dan pertambahan bobot badan harian 110 g 

(Brilian Indah Kusumaningrum,2009). 


 

Kebutuhan bahan kering (BK) pada bobot badan 10 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-0,35)/(0,35-0,37) 

35/25 = (x-0,35)/-0,02 

25x-8,75 = -0,7 

x = 0,32 kg 

Kebutuhan bahan kering (BK) pada bobot badan 15 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-0,50)/(0,50-0,50) 

35/25 = (x-0,50)/0 

x = 0,50 kg 

Kebutuhan bahan kering (BK) pada bobot badan 12,1 kg dan PBBH 110 g 

= 0,32 + {(12,1-10)/(15-10)} x (0,50-0,32) 

= 0,32 + (0,42)(0,18)  

= 0,4 kg 

Kebutuhan TDN pada bobot badan 10 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-0,30)/(0,30-0,25) 

35/25 = (x-0,30)/0,05 

25x-7,5 = 1,75 x = 0,37 kg 

Kebutuhan TDN pada bobot badan 15 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-0,36)/(0,36-0,31) 

35/25 = (x-0,35)/ 0,05 

25x-9 = 1,75 x = 0,43 kg 

 

 

 

Kebutuhan TDN pada bobot badan 12,1 kg dan PBBH 110 g 

= 0,37+ {(12,1-10)/(15-10)} x (0,43-0,37) 

= 0,32 + (0,42)(0,06)    x = 0,4 kg 

Kebutuhan Protein Kasar (PK) pada bobot badan 10 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-31)/(31-26) 

35/25 = (x-31)/ 5 

25x-775 = 175 

x = 38 g 

Kebutuhan Protein Kasar (PK) pada bobot badan 15 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-37)/(37-33) 

35/25 = (x-37)/4 

25x-925 = 140 

x = 42,6 g 

Kebutuhan Protein Kasar (PK) pada bobot badan 12,1 kg dan PBBH 110 g 

= 38 + {(12,1-10)/(15-10)} x (42,6-38) 

= 38 + (0,42)(4,6) 

 = 39,93 g 

Kebutuhan kalsium (Ca) pada bobot badan 10 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-1,9)/(1,9-1,5) 

35/25 = (x-1,9)/0,4 

25x-47,5 = 14 

x = 2,5 g 

Kebutuhan kalsium (Ca) pada bobot badan 15 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-2,2)/(2,2-1,9) 

19 

 

 

35/25 = (x-2,2)/0,3 

25x-55 = 10,5 

x = 2,6 g 

 

Kebutuhan kalsium (Ca) pada bobot badan 12,1 kg dan PBBH 110 g 

= 2,5 + {(12,1-10)/(15-10)} x (2,6-2,5) 

= 2,5 + (0,42)(0,1)  

= 2,542 g 

Kebutuhan fosfor (P) pada bobot badan 10 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-1,5)/(1,5-1,2) 

35/25 = (x-1,5)/0,3 

25x-37,5 = 10,5 

x = 1,9 g 

Kebutuhan fosfor (P) pada bobot badan 15 kg dan PBBH 110 g 

(110-75)/(75-50) = (x-1,7)/(1,7-1,4) 

35/25 = (x-1,7)/0,3 

25x-42,5 = 10,5 

x = 2,1 g 

Kebutuhan fosfor (P) pada bobot badan 12,1 kg dan PBBH 110 g 

= 1,9 + {(12,1-10)/(15-10)} x (2,1-1,9) 

= 1,9 + (0,42)(0,2) 

= 1,98 g 

Kebutuhan nutrisi terhadap bobot dan pertambahan bobot badan harian, 

dengan bobot badan 12,1 kg dan pertambahan bobot badan harian 110 g dapat 

dilihat pada Tabel 2.3. 

 


 Konsep Simultaneous Equation 

Persamaan simultan adalah seperangkat persamaan yang mengandung 

beberapa variable. Set ini sering disebut sebagai sistem persamaan. Sebuah solusi 

untuk sistem persamaan adalah spesifikasi tertentu dari nilai-nilai dari semua 

variabel yang secara bersamaan memenuhi semua persamaan. Metode dasar untuk 

menyelesaikan sistem persamaan sederhana termasuk metode grafik , dengan 

matriks metode, metode substitusi, atau metode eliminasi. Beberapa buku teks 

mengacu pada metode eliminasi sebagai metode penambahan, karena melibatkan 

penambahan persamaan (atau kelipatan konstan dari persamaan kata) satu sama 

lain.  

Sebuah himpunan berhingga dari persamaan – persamaan linear dalam 

variabel- variabel 

nxxx ,,, 21   dinamakan sebuah sistem persamaan linear atau 

sebuah sistem linear dan ditulis dalam bentuk  

 


 

dengan a  dan b  yang berindeks bawah menyatakan konstanta – konstanta.  

Persamaan (2.1) disebut sebuah sistem linear yang terdiri dari m  

persamaan linear dengan n  bilangan yang tak diketahui. 

 

Berdasarkan definisi di atas sistem linear berikut  

                 

mempunyai dua persamaan linear dengan tiga variabel. 

Persamaan (2.2) mempunyai solusi 1,2,1 321  xxx  karena nilai – 

nilai ini memenuhi kedua – dua persamaan. Akan tetapi, 1,8,1 321  xxx  

bukanlah sebuah solusi karena nilai – nilai ini hanya memenuhi persamaan yang 

pertama dari kedua persamaan di dalam sistem tersebut. Perlu dicatat bahwa tidak 

semua sistem persamaan linear mempunyai solusi misalnya sistem linear berikut  


Sebuah sistem persamaan yang tidak mempunyai solusi dikatakan tak 

konsisten (inconsistent). Sebaliknya sistem yang mempunyai solusi dinamakan 

konsisten (consistent).  

Tinjaulah sebuah sistem umum dari dua persamaan linear dalam 

bilangan-bilangan yang tak diketahui  x  dan y : 

       

Kedua persamaan ini memberikan grafik berbentuk garis lurus. Namakan 

garis–garis tersebut 

1g  dan  2g .  Dari posisi letak kedua garis, ada tiga 

kemungkinan yang dapat dibuat yaitu kedua garis sejajar atau kedua garis 

berhimpit/berpotongan di satu titik atau kedua garis berhimpit/berpotongan di 

banyak titik.  Perhatikan Gambar 2.1. 

 

 


 

Dari Gambar 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut : 

1. Tidak ada satu titikpun yang yang bersinggungan/berpotongan antara garis 

1g  

dan 

2g . Sebagai konsekuensi kondisi ini  tidak ada solusi untuk sistem 

tersebut.  

2. Hanya ada satu titik singgung/potong. Konsekuensi kondisi ini adalah sistem 

tersebut persis mempunyai satu solusi. 

3. Ada banyak titik singgung/potong yang diberikan kedua garis 

1g  dan 2g . Di 

dalam kasus ini maka ada banyak solusi untuk sistem tersebut. 

Dari kemungkinan (b) dan (c),  titik  yx,   dikatakan terletak pada garis 

1g  dan  2g  jika dan hanya jika x  dan y  memenuhi persamaan-persaman garis 

pada persamaan. 

Hasil yang sama berlaku untuk sembarang sistem. Singkatnya, ada tiga 

kemungkinan yang dapat terjadi di dalam mendapatkan solusi sistem persamaan 

linear yaitu sistem mempunyai satu solusi, atau banyak solusi, atau tidak ada 

solusi.  

Kembali kepada sistem persamaan linear (2.1).  Jika semua suku konstan 

 1,2, ,ib i m  sama dengan nol yaitu sistem tersebut mempunyai bentuk 


 

maka sistem persamaan linear (2.4) dikatakan sebagai Sistem Persamaan linear 

Homogen. 

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiap–tiap sistem 

persamaan linear mempunyai satu solusi, atau banyak solusi, atau tidak ada solusi 

sama sekali.  

Berkenaan dengan konsisten atau tidak konsisten, sistem persamaan (1.4) 

adalah sistem yang konsisten, karena 0,,0,0 21  nxxx selalu 

merupakan sebuah solusi. Solusi tersebut dinamakan solusi trival (trival solution). 

Selanjutnya jika ada solusi lain, maka solusi tersebut dinamakan solusi non-trivial 

(non-trival solution). 

Untuk sebuah sistem persamaan linear homogen salah satu diantara 

pernyataan berikut bernilai benar. 

1. Sistem tersebut hanya mempunyai pemecahan trivial. 

2. Sistem tersebut mempunyai tak terhingga banyaknya pemecahan yang tak 

trivial sebagai tambahan kepada pemecahan trivial tersebut. 

Pada kasus khusus dimana sebuah sistem homogen dipastikan mempunyai 

solusi non-trivial yaitu ketika sistem tersebut memiliki variabel lebih banyak 

daripada persamaan 

Dalam penerapannya sistem perhitungan penyusunan ransum  metode ini 

mempunyai kelebihan yaitu dapat menyusun ransum dengan pemenuhan 2 atau 

lebih zat pakan, dan bahan pakan yang digunakan lebih dari 2 (dua) macam.  


Sebagai contoh kasus : Susun ransum dengan kandungan Protein Kasar 

20% dan Energi sebesar 2,8 Mcal ME/kg ransum.  

Tabel 2.4 Bahan Pakan dan Jumlah Nutrisi 

Bahan pakan  Protein Kasar (%)  ME (Mcal)  Jumlah  

Protein Mix  45  2.59  x  

Jagung  8.5  3.37  Y  

Bekatul  12.5  2.35  z  

Dari data diatas diperoleh 3 persamaan :  

a. Jumlah bahan :  

x + y + z = 100  

b. Kebutuhan PK :  

0.45 x + 0.085 y + 0.125 z = 0.20 x 100  

c. Kebutuhan ME :  

2.59 x + 3.37 y + 2.35 z = 2.8 x 100  

Persamaan-persamaan :  

 1. x + y + z = 100  

 2. 0.45x + 0.085y + 0.125z = 20  

 3. 2.59x 3.37 y + 2.35z = 280  

 

(2) 45 x + 8.5 y + 12.5 z = 2000  

(3) 45 x + 58.55 y + 40.83 z = 4864.86  

(4) - 50.05 y - 28.33 z = - 2864.86  

 

(1) 45 x + 45 y + 45 z = 4500  

(2) 45 x + 8.5 y + 12.5 z = 2000  

(5) 36.5 y + 32.5 z = 2500  

 

 

25 

 

 

(4) – 50.05 y – 28.33 z = - 2864.86  

(5) – 50.05 y – 44.56 z = - 3428.08  

16.23 z = 563.22  

       z = 34.70   

 

(2) 45 x + 8.5 y +12.5 z = 2000  

45 x + 8.5 y     = 2000 –(12.5 x 34.7)  

45 x + 8.5 y      = 1566.25    (6) 

 

(3) 45 x + 58.55 y + 40.83 z  = 4864.86  

45 x + 58.55 y    = 4864.86 – (40.83 x 34.7)  

45 x + 58.55 y   = 3448.06   (7)  

 

(6) 45 x +   8.5 y   = 1566.25  

(7) 45 x + 58.55 y = 3448.06  

  - 50.05 y  = - 1881.81  

    y = 37.60  

(1) x + y + z   = 100  

x + 37.60 + 34.70 = 100  

x   =   27.70  

Jadi ransum tersebut dalam 100 kg tersusun atas :  

Tabel 2.5. Porsi Komposisi Ransum. 

Bahan pakan  Jumlah (kg)  

Protein Mix  27.70  

Jagung  37.60  

Bekatul  34.70  


Konsep Dasar Sistem 

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu 

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau 

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem 

adalah sebagai berikut: “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur 

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu 

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu 

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih 

menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) 

didefinisikan sebagai berikut: “Prosedur adalah 

suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa 

orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin 

penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.” 

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya dalam 

mendefinisikan sistem, masih menurut Neuschel, adalah sebagai berikut: “Sistem 

adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu 

tujuan tertentu.” 

 

 Konsep Sistem Informasi 

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis 

sebagai berikut: 

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang 

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, 

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan 

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” 

 Blok Masukan 

Masukan atau input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. 

Masukan disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang 

akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 


 Blok Model 

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang 

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara 

yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 


 Blok Keluaran 

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi 

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan 

manajemen serta semua pemakai sistem. 


 Blok Teknologi 

Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi. 

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan 

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu 

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 


 Blok Basis Data 

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling 

berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan 

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam 

basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis 

data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan 

berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas 

penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan memakai  

perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management 

Systems). 

 Blok Kendali 

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya 

bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-

kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan 

lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk 

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila 

terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi. 

 

 analisa  dan Perancangan Sistem 

analisa  sistem adalah penguraian dari suatu 

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan 

maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, 

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. 

Tahap analisa  sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system 

planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisa  

merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap 

ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. 


Dalam tahap analisa  sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus 

dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut: 

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 

3. Analyze, yaitu menganalisa  sistem. 

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa . 

Setelah tahap analisa  sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah 

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya 

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem 

tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem. 

analisa  dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisa , 

merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis 

yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. 

 

 System Flow 

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan 

arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-

urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang 

dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan 

pada Gambar 2.2. 

 

 

 

1. Simbol Dokumen

2. Simbol Kegiatan Manual

3. Simbol Simpanan Offline

4. Simbol Proses

5. Simbol Database

6. Simbol Garis Alir

7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama

8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain

 

Gambar 2.2   Simbol-Simbol Pada System Flow 

 

1. Simbol dokumen 

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau 

komputer. 

2. Simbol kegiatan manual 

Menunjukkan pekerjaan manual. 

3. Simbol simpanan offline 

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 

4. Simbol proses 

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 

5. Simbol database 

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 

6. Simbol garis alir 

Menunjukkan arus dari proses. 

7. Simbol penghubung 

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain. 


 Data Flow Diagram (DFD) 

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada 

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa 

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD 

merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang 

terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan 

terstruktur dan jelas. 

 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD 

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah : 

1. External Entity atau Boundary. 

External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar 

sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang 

berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima 

output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak. 

2. Arus Data 

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir 

di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external 

entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan 

untuk sistem atau hasil dari proses sistem. 

3. Proses 

Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau 

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk 

menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses 

berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul. 


4. Simpanan Data 

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal 

sebagai berikut, sebagai gambaran: 

1.  Suatu file atau database di sistem komputer. 

2.  Suatu arsip atau catatan manual. 

3.  Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 

4.  Suatu tabel acuan manual. 

Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal 

paralel yang tertutup di salah satu ujungnya. 

 Context Diagram 

Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD. 

Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa 

saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan 

arus data yang keluar. 

 Data Flow Diagram Level 0 

DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada 

langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi. 

 Data Flow Diagram Level 1 

DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini 

dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di 

DFD level 0. 

 

Entity Relational Diagram 

Entity Relational Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan 

antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan 

diperlukan. 

 

 Konsep Dasar Basis Data 

database merupakan sekumpulan data yang 

berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara 

database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah 

database hanya merupakan sebuah file. 

database adalah suatu susunan/kumpulan data 

operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola 

dan disimpan secara terintegrasi dengan memakai  metode tertentu 

memakai  komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang 

diperlukan pemakainya. 

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah 

pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan 

pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), 

security (masalah keamanan), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data 

independence (kebebasan data). 

ninda