• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label nutrisi tanaman 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nutrisi tanaman 3. Tampilkan semua postingan

nutrisi tanaman 3



 ngan kebutuhan Mn, tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami 

pucat warna daun kemudian menguning dan pembuluh darah membesar.  

Secara umum fungsi dari unsur besi yaitu : 

1. Membantu sintesis DNA, respirasi dan fotosintesis 

2. Pemelihara struktur dan fungsi kloroplas 

3. Activator enzim katalase, peroksidase 

4. Transfer elektron 

5. Membantu perkembangan meristem ujung akar 

Bab 7 Fungsi-fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman 83 

 

7.2.8 Mangan 

Mangan (Mn) terkandung pada batuan primer yang tersusun oleh mineral 

sekunder berbahan ferro-magnesian, seperti pirolusit, redokrosit, braunit, 

rhodonite dan manganit. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 200-300 ppm 

yang terbentuk dari pelapukan batuan (Hardjowigeno, 1987).  

Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion Mn2+, kadar ion ini tergantung pada 

reaksi oksidasi-reduksi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, bahan 

organic, aktivitas mikroorganisme dan kelembaban tanah. Defisiensi unsur ini 

pada tanaman menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan pembentukan 

tunas baru, bercak keabuan hingga kecoklatan pada tanaman serealia dan 

menghambat pertumbuhan akar. Secara umum fungsi dari unsur mangan yaitu  

sebagai berikut: 

1. Kofaktor aktivasi enzimatik/inhibitor jika Mn pada konsentrasi tinggi 

2. Pengontrol biosintesis lignin dan suberin, fenol dan fotosintesis 

3. Penyusun ribosom dan mengaktifkan polymerase 

4. Membantu pembentukan keratin, riboflavin dan asam askorbat 

5. Membantu produksi oksigen selama fotosintesis sebab  sebagai 

pemisah antara air dan oksigen 

6. Sebagai pengatur beberapa sistem oksidasi dan reduksi 

7. Berpartisipasi pada proses fotolisis dalam fotosistem II 

8. Mengaktifkan indole acetic acid oxidase, yang kemudian 

mengoksidasi indole acetic acid pada tanaman 

7.2.9 Zink  

Seng diserap tanaman dalam bentuk Zn2+ yang merupakan hasil dari pelapukan 

mineral dan penyusun 0,002% tanaman. Zn dalam tanah tersedia sekitar antara 

16-300 ppm. Seng merupakan kofaktor fungsional dari sejumlah besar enzim. 

Jumlah seng yang dibutuhkan dalam 1 siklus pertumbuhan tanaman sebanding 

dengan jumlah mangan. Apabila tanaman kekurangan unsur ini maka akan 

mengalami klorosis, tanaman kerdil, ruas batang memendek dan daun mengecil 

(Uchida, 2000).  

 

 

84 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

Fungsi dari Seng secara umum yaitu: 

1. Ikut berperan dalam biosintesis asam indol asetat, sintesis protein dan 

sintesis protein 

2. Sebagai pembentuk hormone tumbuh 

3. Berperan dalam pematangan biji-bijian 

4. Activator beberapa enzim seperti enolase, aldolase, asam oksalat, 

dekarboksilase, lesitinase, dll 

5. Berperan dalam biosintesis auksin dan pemanjangan sel serta ruas 

batang 

7.2.10 Tembaga 

Tembaga merupakan unsur penyusun 0,0006% tanaman, Cu diserap tanaman 

dalam bentuk kation Cu2+ dan dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks 

organic, seperti Cu-EDTA dan Cu-DTPA. Tembaga terbentuk dari pelapukan 

mineral, beberapa mineral yang mengandung unsur ini yaitu  kalkosit, 

kalkopirit, tenorit, krisokola, kovelit, kuprit, malakit dan brokantit. Cu dalam 

tanaman banyak terdapat dalam kloroplas dan diikat oleh plastosianin. Tanaman 

yang kekurangan unsur ini mengalami gangguan pada pembungaan dan 

pembuahan, warna daun muda menguning dan tumbuh kerdil, daun layu, pucuk 

mengering serta batang dan tangkai daun lemah. 

1. Activator enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-

fenolase dan laktase.  

2. Membantu metabolisme karbohidrat dan protein 

3. Membantu perkembangan tanaman tahap generatif 

7.2.11 Boron  

Boron merupakan unsur yang berasal dari formalin (golongan mineral), apabila 

terlapuk akan menghasilkan ion borat (BO3). Pola ketersediaan B mirip dengan 

P, yaitu maksimum pada pH 8,75. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk 

asam borat (H3BO3) atau ion borat (H4BO72-, H2BO3-, HBO32-, BO33-). 

Boron menyusun sekitar 0,002% tanaman (Nations., 1984).  

 

 

Bab 7 Fungsi-fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman 85 

 

Adapun fungsi boron yaitu : 

1. Membantu metabolisme karbohidrat dan translokasi gula ke membran 

2. Membantu proses fisiologis tanaman seperti perkembangan akar, 

pembungaan, perkecambahan serbuk sari, pembuahan, dan 

pembentukan buah serta biji 

3. Membantu prose sintesis karbohidrat, sintesis asam nukleat dan 

pergerakan hormon 

7.2.12 Molibdenum 

Molybdenum ialah komponen struktural dari enzim nitrogenase dan nitrat 

reductase. Mo menyusun 0,00001% tanaman yang diserap tanaman dalam 

bentuk MoO42-. Molibdenum dalam tanah berasal dari pelapukan mineral yang 

terakumulasi dalam bahan organic/diabsorbsi oleh fraksi liat bermuatan positif, 

contohnya liat oksida, kaolinit, gibsit dan geothit. Ketersediaan Mo dalam tanah 

sebesar 0,2-36 ppm. Tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami daun 

yang menggulung dan Berwarna hijau pucat dan tanaman tumbuh abnormal.  

Fungsi dari Mo ialah (Rao, 2009): 

1. Sebagai pembentuk protein.  

2. Dapat meningkatkan pengikatan nitrogen oleh bakteri simbiotik. Mo 

dibutuhkan tanaman sebagai komponen dalam sistem enzim utama, 

yaitu nitrogenasi pada legume yang berperan dalam fiksasi N2 bebas 

dan enzim nitrat reductase. Kedua ion ini  terlibat dalam konversi 

nitrat menjadi amonium. 

7.2.13 Klor 

Klor merupakan unsur yang menyusun 0,01% tanaman dan diserap oleh 

tanaman dalam bentuk ion Cl-. Ketersediaan anion Cl- cukup melimpah namun 

hanya digunakan sedikit oleh tanaman, hal ini sebab  adanya penguapan dari 

laut ke atmosfer yang kemudian terlarut dalam air hujan (Wiedenhoeft, 2006). 

Tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami klorosis pada daun muda, 

akar tidak dapat tumbuh memanjang, brozing dan layu.  

 

 

86 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

Adapun fungsi klor pada tanaman yaitu :  

1. Activator sistem produksi O2 pada proses fotosintesis 

2. Membantu meningkatkan tekanan osmotic sel, regulasi stomata dan 

peningkatan hidrasi jaringan tanaman 

3. Membantu menentukan konsentrasi zat terlarut dan keseimbangan 

anion-kation dalam sel 

 

 

 

 

Bab 8 

Gejala Defisiensi dan Toksisitas 

Unsur Hara 

 

 

 

8.1 Pendahuluan 

Tumbuhan yang memiliki akar yang banyak dapat meningkatkan dalam 

penyerapan nutrisi. Akan tetapi, ada tanaman yang tidak memiliki akar yang 

banyak sehingga agak sulit menyerap nutrisi yang ada di dalam tanah. Genetik 

tanaman sangat berperan dalam pembentukkan akar pada tanaman, jika 

dibandingkan dengan faktor abiotik. Akan tetapi, faktor abiotik dapat 

memengaruhi pembentuk akar pada tanaman ini . Pada tanaman dalam 

menyerap nutrisi melalui akar dari dalam tanah dikenal dengan nama ”Nutrient 

foraging”. Dalam kemampuan tanaman menyerap unsur hara di tanah dapat 

dipengaruhi oleh faktor akar tanaman yang berada di dalam tanah, hal ini 

berhubungan dengan panjang akar, diameter akar dan geometri akar ini , 

akar di dalam tanah dapat mengubah kemampuan memanfaatkan ion dan akar 

dapat berasioasi dengan mikroorganisme yang berada di dalam tanah yang dapat 

memberikan masukkan nutrisi. Akar tanaman dapat memberikan kegiatan 

dalam proses penyerapan nutrisi dalam tanah. Distribusi suatu mineral dan air 

tanah dapat direspon oleh akar tanaman dalam pengembangan akar ini . 

Semakin banyak akar tanaman semakin banyak nutrisi yang diserap. Tanaman 

dapat dilakukan beberapa pendekatan untuk menguji kemampuan akar dalam 

88 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

menyerap nutrisi pada tanah. Nutrisi-nutrisi yang diserap oleh akar untuk 

disebarkan dan mencukupi tanaman dalam proses perkembangan dan 

pertumbuhan tanaman ini  baik dari fase vegetatif dan fase generatif 

(McCauley et al., 2011). 

Akar tanaman dapat dilakukan pengujian untuk melihat berapa banyak unsur 

hara yang diserap oleh akar yang distribusi keseluruh tanaman dapat diuji 

dengan cara isotop atau pencari dengan hara dalam bentuk label, menganalisis 

hara pada jaringan tanaman dan memberikan perlakuan nutrisi dan gejala 

defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan mengukur analisis kadar-

kadar hara tertentu. Pada tanaman defisiensi unsur hara mulai muncul pada 

bagian atas tanaman. Tanaman yang ada dipersemian dapat mengalami 

defisiensi unsur hara immobil yaitu, Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Tanaman 

yang memiliki defisiensi unsur hara dapat terlihat dari bagian tanaman yang 

muda atau bagian atas tanaman. Unsur-unsur hara yang terlibat dalam defisiensi 

pada tanaman yaitu, Boron (Bo), Magnesium (Mg), Cu, Besi (Fe) dan Sulpur 

(S). Daun muda yang kekurangan unsur Bo, Cu, Fe dan S akan mengalami 

perubahan warna (Jones Jr., 2012). 

Pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan unsur-unsur hara makro dan 

mikro. Unsur hara makro yang dibutuhkan seperti, C, H, O, N, S, Mg, P, K dan 

Ca. Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti, Fe, Zn, Cu, 

Mo dan Mn. Unsur-unsur ini  dibutuhkan tanaman dalam kondisi yang 

berbeda-beda. Untuk unsur hara N dibutuhkan tanaman dalam fase vegetatif, 

unsur N ini digunakan tanaman dalam pembentukan protein, asam nukleat dan 

enzim. Tanaman pada fase vegeatif untuk pertumbuhan tanaman dan dapat 

membantu percepatan pembungaan pada tanaman. Pada fase ini tanaman 

membutuhkan unsur hara fosfor (P) (Jones Jr., 2012). Proses pematangan buah 

pada tanaman dan percepatan pembungaan sangat membutuhkan unsur hara 

fosfor (P) dan Kalium (K). Pada daun tanaman unsur hara juga dapat 

memengaruhi perubahan ini , Magnesium (Mg) dan Besi (Fe) sangat 

berperan dalam pembentukkan klorofil pada daun tanaman. Selain itu, unsur 

hara sangat membantu dalam pembentukkan dan produksi energi pada tanaman 

yang disebut ATP. Pembentukkan klorofil juga dapat dibantu oleh unsur hara 

Mangan (Mn), selain itu juga mangan juga dapat membantu dalam penyerapan 

nitrogen. Jaringan tanaman dibantu oleh unsur hara Boron (Bo), jaringan yang 

dibantu oleh Bo untuk pertumbuhan yaitu, meristem. Unsur hara dapat 

membantu pembentukan biosintesis auxin pada tanaman. Pengikatan nitrogen 

(N2) oleh bakteri yang ada di dalam tanah dapat dibantu oleh unsur hara 

Molibdenum (Mo). Tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan 

Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 89 

 

sangat membutuhkan unsur hara dalam proses siklus hidupnya. Setiap proses-

proses pada tanaman sangat membutuhkan unsur-unsur hara tergantung dari 

kegunaan unsur hara ini . apabila unsur hara ini  terpenuhi maka, 

tanaman dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan normal 

serta dapat menghasilkan tanaman yang optimal (Jones Jr., 2012). 

Tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara, disebab kan suatu unsur hara 

yang dibutuhkan oleh tanaman tidak tercukupi di dalam tanah. Keberadaan 

nutrisi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan 

yang memengaruhi nutrisi ini  seperti, kandungan bahan yang dapat terurai 

di dalam tanah yaitu, bahan-bahan organik, pH tanah, tekstur tanah, struktur 

tanah dan pertukaran kapasitas ion yang ada di dalam tanah. Tanaman 

membutuhkan media yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

Tanaman memiliki kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang berbeda-beda 

pada setiap tanaman (McCauley et al., 2011).  

 

8.2 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur 

Hara 

Tanaman akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan 

memiliki kualitas yang tinggi, apabila unsur hara terpenuhi secara optimal. Baik 

dari persemaian sampai panen. Tanaman membutuhkan unsur hara makro dan 

unsur mikro untuk kelangsung hidup tanaman. Unsur-unsur hara makro yang 

banyak dibutuhkan oleh tanaman yaitu, Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), 

Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Unsur hara mikro yang 

dibutuhkan oleh tanaman yaitu, Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mn), Seng (Zn), 

Tembaga (Cu), Klor (Cl) dan Molibdenum (Mo). Tanaman akan mengalami 

pertumbuhan dan perkembangan secara tidak normal apabila kekurangan unsur 

hara (Defisiensi) dan tanaman juga akan mengalami keracunan unsur hara 

(Toksisitas). Tanaman akan mengalami perubahan-perubahan bentuk, warna 

dan pertumbuhan yang tidak normal akibat unsur-unsur hara. Gejala yang 

ditimbulkan oleh kekurangan atau defisiensi unsur hara pada masing-masing 

unsur hara berbeda-beda. Gejala ini  dapat dilihat dengan jelas gejala yang 

ditimbulkan tergantung defisiensi unsur hara baik makro dan mikro. Unsur-

unsur hara makro dan mikro dapat menimbulkan kerugian tanaman, sebab  

tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Apabila 

90 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal akan menyebabkan 

tanaman tidak dapat menghasilkan secara optimal. Tanaman membutuhkan 

unsur hara baik pada fase vegetatif dan fase generatif. Jika unsur-unsur hara 

makro dan mikro terpenuhi secara optimal maka produksi tanaman optimal 

(McCauley et al., 2011; Adelia et al., 2013; Mpapa, 2016; Siregar, 2019) . 

 

8.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur 

Hara Makro 

Gejala defisiensi dan toksisitas unsur-unsur hara makro pada tanaman yaitu  

sebagai berikut:  

8.3.1 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Nitrogen 

(N) 

Tanaman di lapangan sangat memerlukan unsur nitrogen (N) yang sangat 

berperan dalam pembentukan sel pada tanaman, pembentukan jaringan tanaman 

dan organ-organ dari tanaman. Unsur hara nitrogen dapat berfungsi utama 

sebagai bahan asam amino, sintesis klorofil pada tanaman dan protein. Tanaman 

pada fase vegetatif sangat membutuhkan nitrogen yang cukup besar, sehingga 

tanaman sangat tergantung sekali dengan nitrogen. Pertumbuhan dan 

perkembangan tanaman sangat tergantung adanya nitrogen.  

 

Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman terdapat 2 macam yaitu, Nitrat (NO3) dan 

Ammonium (NH4). Pada tanaman ammonium yang terdapat dalam kandungan 

nitrogen sebanyak 25 %. Tanaman yang banyak atau kelebihan nitrogen 

pertumbuhan dan perkembangan akan membesar dan tanaman ini  akan 

rentan oleh serangan hama dan penyakit di lapangan. Amonium yang 

menghasilkan nitrogen akan menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini 

disebab kan tanaman akan mengikat karbonhidrat dan membuat nitrogen akan 

dimasukkan ke dalam jaringan tanaman akan sedikit. Selain itu, akan 

memengaruhi pembentukan bunga sebab  cadangan makanan yang tersedia 

akan sedikit dan bunga yang terbentuk akan sedikit. Pada tanaman ini  akan 

membuat tanaman tidak bisa membentuk bunga. Nitrat yang dihasilkan oleh 

nitrogen pada tanaman akan menyebabkan tanaman ini  tahan terhadap 

penyakit, hal ini disebabkan sel-sel yang terdapat pada tanaman akan tumbuh 

serentak dan kokoh (Jones Jr., 2012). 

Tanaman yang memiliki gejala defisiensi unsur hara nitrogen dapat dilihat dari 

bagian bawah daun tanaman. Daun tanaman akan mengalami perubahan warna 

menjadi kekuningan, hal ini disebab kan daun tanaman mengalami kekurangan 

klorofil. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara nitrogen apabila 

serangan yang lebih parah daun tanaman akan mengalami kekeringan dan 

kerontokkan. Pada daun muda yang mengalami defisiensi nitrogen akan 

mengalami pertumbuhan yang lambat, kerdil dan lemah. Daun muda akan 

berwarna pucat pada bagian tulang daunnya. Apabila daun tanaman terganggu 

maka tanaman akan mengalami kekurangan klorofil dan fotosintesis juga 

menjadi masalah, sehingga pembentukan bunga dan buah terganggu. Klorofil 

tanaman yang terdapat di daun sangat terganggu oleh keberadaan nitrogen pada 

tanaman ini  (Jones Jr., 2012). 

Toksisitas unsur hara pada tanaman juga dapat mengganggu pertumbuhan dan 

perkembangan tanaman di lapangan. Tanaman yang kebanyakan nitrogen akan 

mengalami pertumbuhan yang abnormal, sebab  daun yang dihasilkan akan 

mengalami hijau yang pekat, tanaman akan banyak memproduksi daun dan 

batang akan menjadi muda patah. Pada tanaman padi yang keracunan nitrogen 

akan banyak terserang oleh wereng coklat, sebab  batang tanaman padi mudah 

sekali ditusuk dengan stilet dari serangga ini . Selain itu, tanaman akan 

mengalami penghambatan dalam pembentukan buah dan adenium pada 

tanaman bersifat sekulen sebab  tanaman akan banyak mengandung air. sebab  

tanaman akan mengalami proses pembuangan memakan waktu yang panjang. 

Tanaman yang mengalami kelebihan unsur hara nitrogen akan menyebabkan 

92 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

mudah sekali terserang jamur dan penyakit serta tanaman mudah patah. Pada 

tanaman akan mengalami produksi yang menurun, sebab  pembentukan bunga 

akan terhambat (Stevens et al., 2002). 

8.3.2 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Fosfor (P) 

Tanaman sangat membutuhkan unsur hara fosfor (P) untuk proses pertumbuhan 

dan perkembangan tanaman ini . Fosfor dibutuhkan oleh tanaman untuk 

menyalurkan energi. Fosfor digunakan dalam penyusunan enzim-enzim yang 

terdapat dalam tanaman. Selain itu, fosfor pada tanaman untuk penyusunan 

protein, ATP, DNA dan RNA. Fosfor dapat membantu tanaman dalam proses 

transfer energi yang dilakukan oleh ATP. Fosfor sangat membantu tanaman 

dalam proses pembentukan genetik yang dilakukan oleh RNA dan DNA. Proses 

pembentukkan akar, benih, bunga dan buah oleh adanya fosfor. Tanaman akan 

mengalami pertumbuhan akar yang banyak apabila unsur hara fosfor terpenuhi, 

sehingga tanaman dengan mudah menyerap kandungan nutrisi yang ada di 

dalam tanah. Sehingga tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan 

yang optimal (Jones Jr., 2012). 

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara fosfor pada daun akan 

mengalami perubahan warna. Pada daun tanaman yang tua akan mengalami 

perubahan warna menjadi keungu-unguan bahkan daun tanaman yang tua akan 

mengalami kecenderungan keabu-abuan. Daun tanaman pada tepi daun ini  

akan mengalami perubahan warna kecoklatan. Tanaman yang daun muda akan 

mengalami warna hijau yang gelap. Tanaman daunnya akan mengalami 

perubahan menjadi daun akan terlihat akan terbakar, daun akan mengalami 

perubahan bentuk seperti mengecil, tanaman akan menjadi kerdil dan daun 

tanaman akan mengalami kerontokkan. Tanaman akan mengalami 

pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat sehingga tanaman menjadi 

kerdil. Toksisitas yang terjadi apabila kelebihan unsur hara makro fosfor (P) 

pada tanaman tidak terlihat jelas. Akan tetapi, kelebihan unsur hara fosfor akan 

mengganggu penyerapan unsur hara yang pada tanaman. Sehingga tanaman 

akan mengalami kekurangan unsur hara seperti, besi (Fe), tembaga (Cu) dan 

seng (Zn) (Stevens et al., 2002). 

Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 93 

 

 

Gambar 8.2: Tanaman yang kekurangan unsur hara P (Dinas Pangan, 

Perikanan Pontianak, 2018) 

8.3.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Kalium (K) 

Proses fisiologi pada tanaman dapat diatur oleh unsur hara Kalium (K). Kalium 

dapat membantu tanaman dalam proses fotosintesis. Fotosintesis pada tanaman 

sangat didukung oleh adanya zat hijau daun pada tanaman. Selain itu, unsur hara 

kalium dapat mengatur akumulasi pada tanaman, mengatur translokasi, 

transportasi pada karbohidrat tanaman, pada tanaman kalium juga membantu 

dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Kalium juga membantu 

mengatur dalam proses pendistribusian air dari jaringan tanaman ke sel. 

Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium dapat menyebabkan daun 

tanaman seperti mengalami terbakar dan daun tanaman akan mengalami 

keguguran (Selian, 2009; Jones Jr., 2012; Heruwanto and Supriono, 2016; 

Munir, 2016). 

Keberadaan kalium pada tanaman sangat tergantung unsur hara kalsium dan 

unsur hara magnesium. Kalium dan kalsium pada tanaman memiliki sifat yang 

saling menekan, begitu juga unsur hara kalium dan magnesium. Unsur-unsur 

hara ini  pada tanaman akan saling mendominan apabila keberadaanya di 

dalam tanah tidak seimbang. Sehingga tanaman menyerap hanya unsur dominan 

saja. Unsur-unsur hara ini  di lapangan harus dijaga keseimbangan untuk 

proses penyerapan yang seimbang juga. Kalium merupakan unsur hara yang 

paling mudah diserap oleh tanaman, jika dibandingkan unsur hara kalsium dan 

magnesium. Pada tanaman yang kekurangan unsur hara kalium gejala yang 

ditimbulkan pada tanaman sama dengan gejala yang ditimbulkan oleh unsur 

hara magnesium. sebab  kalium, kalsium dan magnesium memiliki 

penghambatan dalam proses penyerapan. Tetapi, kalium dan magnesium 

94 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

memiliki sifat yang paling kuat dalam proses saling menghambat dalam proses 

penyerapan, hal ini jika dibandingkan dengan kalium dan kalsium yang 

memiliki pola penghambatan yang kecil. Akan tetapi, pada unsur hara kalium 

pada tanaman memiliki gejala yang sama dengan kekurangan kalsium pada 

tanaman (Selian, 2009; Jones Jr., 2012; Heruwanto and Supriono, 2016; Munir, 

2016). 

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara kalium terdapat bercak yang 

mengalami kehangusan atau pada daun tanaman yang paling bawah akan 

mengalami kekeringan. Daun-daun tanaman menjadi gugur dan daun tanaman 

akan menjadi terbakar. Tanaman yang berbunga akan mengalami keguguran 

dan kerontokan. Daun-daun tanaman akan mengalami hangus pada tepian daun 

ini . Selain itu, daun-daun tanaman akan mengalami mengkerut atau 

menggulung ke bagian bawah. Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium 

mudah sekali terserang penyakit. Toksisitas yang disebabkan oleh unsur hara 

kalium pada tanaman akan membuat tanaman akan mengalami gangguan dalam 

proses penyerapan kalsium dan magnesium di dalam tanah. Tanaman akan 

mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga sulit untuk berkembang. 

Akibatnya dari gangguan ini tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara 

yang lain (Stevens et al., 2002). 

 

Gambar 8.3: Tanaman Kekurangan Unsur Hara Kalium (Dinas Pangan, 

Perikanan Pontianak, 2018) 

Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 95 

 

8.3.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Sulfur (S) 

Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan sulfur 

untuk melangsungkan pembentukkan dari asam amino sistin, metionin dan 

sistein. Unsur hara sulfur merupakan unsur hara yang memiliki bagian dalam 

proses biotin, tiamin, glutationim dan ko-enzim A pada tanaman. Asam amino 

dalam tanaman banyak dibantu pembentukannya oleh unsur hara sulfur. Unsur 

hara sulfur di dalam tanaman membantu dalam proses penyusunan protein. 

Sulfur membantu protein dalam pembentukan suatu ikatan disulfida di antara 

rantai-rantai peptida. Unsur hara sulfur merupakan bagian dari proses hasil 

metabolisme suatu senyawa kompleks dari tanaman. Sulfur juga membantu 

dalam suatu proses fisiologi serta membantu sebagai aktivator, kofaktor enzim 

dalam jaringan tanaman. Tanaman memiliki jumlah kebutuhan sulfur sama 

dengan jumlah fosfor yang dibutuhkan oleh tanaman. Defisiensi unsur hara 

dapat menghambat proses sintesis protein dan tanaman juga dapat mengalami 

klorosis. Hal ini juga hampir sama dengan kekurangan nitrogen. Defisiensi 

sulfur dapat menyebabkan tanaman mengalami penekan pertumbuhan tunas 

atau tunas yang dihasilkan sedikit. Akan tetapi, pertumbuhan akar tidak 

mengalami gangguan (Hall, 1976; Selian, 2009; Jones Jr., 2012).  

Gejala kekurangan unsur hara sulfur dapat membuat tanaman yang terserang 

pada daun muda akan mengalami perubahan warna yang berwarna kuning. 

sebab  tanaman akan mengalami tingkat mobilitas yang rendah sehingga 

tanaman akan mengalami penurunan kandungan klorofil pada daun tanaman 

ini . Kekurangan ini akan jelas sekali pada tanaman yang memiliki 

defisiensi unsur hara sulfur. Defisiensi unsru hara menyebabkan proses sintesi 

protein terhambat, hal ini juga dapat berhubungan dengan akumulasi unsur hara 

Nitrogen dan nitrat yang organik dapat terlarut. Tanaman yang mengalami 

toksisitas sulfur akan meningkatkan pH tanah menjadi asam dan dapat 

menyebabkan daun menjadi rontok (Stevens et al., 2002).  

8.3.5 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Kalsium 

(Ca) 

Kalsium merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam 

pertumbuhan sel. Selain itu, unsur hara kalsium juga dapat menguatkan 

tanaman, merawat dinding sel tanaman dan mengontrol daya tembus air. 

Tanaman kelapa sawit yang diberikan pupuk kalsium selama 1 sampai 12 bulan 

setelah perlakuan (BSP) dapat memberikan dampak pada pertumbuhan 

96 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

morfologi tanaman ini . Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata 

tinggi, lingkar batang kelapa sawit, jumlah pelepah dan panjang pelepah 

tanaman ini  (Widodo and Sudradjat, 2016). Kalsium sangat memengaruhi 

pertumbuhan akar tanaman, jadi apabila tanaman kekurangan kalsium maka 

akar tanaman ini  terganggu. Sehingga nutrisi yang ada di dalam tanah tidak 

bisa diserap secara optimal. Unsur hara kalsium dapat membantu dalam proses 

perbanyakan dan pemanjangan sel tanaman. Pada proses fotosintesis kalsium 

dapat mengatur serta mendistribusikan hasil ini . Tanaman yang defisiensi 

kalsium, akan membuat akar mengalami gangguan sehingga akan melemahkan 

titik tumbuh. Tanaman akan mengalami perubahan bentuk daun, perubahan-

perubahan bentuk daun mengeriting, bentuk daun yang besar akan mengecil dan 

daun tanaman akan rontok. Unsur hara kalsium pada tanaman dapat 

meningkatkan pertumbuhan tanaman menjadi tinggi, akan tetapi tanaman 

ini  tidak kuat. Akar tanaman yang defisiensi unsur hara, akan 

memengaruhi akar tanaman, sehingga dapat menimbulkan produksi tanaman 

berkurang. Hal ini disebab kan bunga yang terbentuk tidak normal. Tanaman 

juga dapat menyebabkan bunga menjadi rontok, sebab  kekurangan kalsium. 

Toksisitas unsur hara kalsium tidak berdampak banyak pada tanaman, akan 

tetapi dapat menimbulkan perubahan pada pH tanah (Jones Jr., 2012).  

8.3.6 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 

Magnesium (Mg) 

Magnesium merupakan unsur hara yang memiliki peranan dalam proses 

pembentukan suatu warna hijau pada daun tanaman. Selain itu, magnesium 

dapat membantu pembentukan karbonhidrat, lemak dan suatu senyawa yang 

dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara magnesium memiliki peranan aktivator 

dalam suatu penyaluran energi pada beberapa enzim yang ada di tanaman. 

Unsur ini sangat banyak pada daun tanaman, hal ini disebab kan pada daun 

terdapat klorofil. Proses fotosintesis pada daun tanaman dapat dibantu dengan 

keberadaan magnesium yang cukup dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman 

unsur hara magnesium dapat membantu dalam proses sintesis protein dan 

sebagai inti dari pembentukan klorofil pada daun tanaman.  

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara magnesium dapat 

menimbulkan senyawa yang ada di dalam tanah tidak bisa terbawa oleh tanaman 

ini . Hal ini disebab kan, energi yang dihasilkan sedikit dan tanaman tidak 

bisa menyerap unsur hara ini . Jadi tanaman akan menyerap unsur hara 

yang memiliki kandungan yang paling ringan untuk diserap oleh akar seperti, 

Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 97 

 

nitrogen. Tanaman akan mengalami pembentukan sel yang besar, sehingga 

tanaman mudah ruboh. Tanaman yang defisiensi unsur hara magnesium akan 

memiliki jaringan yang melemah dan jarak antar ruas akan memanjang. 

Sehingga tanaman ini  seperti mengalami kekurangan cahaya. Tanaman 

akan mengalami bercak-bercak pada permukaan daun tua. Bercak-bercak 

ini  akan menimbulkan perubahan warna menjadi kuning. Hal ini 

disebabkan, unsur hara magnesium disebarkan ke daun tanaman yang masih 

muda. Tanaman yang mengalami defisiensi magnesium pada daun tanaman 

akan mudah terserang penyakit. Penyakit yang menyerang tanaman akibat dari 

kekurangan magnesium yaitu  embun tepung atau powdery mildew. Pada 

tanaman yang toksisitas magnesium tidak memiliki dampak yang mencolok 

(Jones Jr., 2012).  

 

8.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur 

Hara Mikro 

Gejala defisiensi dan toksisitas unsur-unsur hara mikro pada tanaman yaitu  

sebagai berikut:  

8.4.1 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Besi (Fe) 

Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan unsur hara 

besi (Fe) untuk proses siklus di dalam tubuh tanaman. Kloroplas pada tanaman 

sangat membutuhkan bantuan besi dalam keberadaan kloroplas ini  di 

tanaman. Unsur hara besi juga dapat membantu dalam proses kelangsungan 

protein. Pada tanaman terjadi proses fotosintesi di daun sebab  tanaman 

mengandung zat hijau daun yang dapat dibantu oleh unsur hara besi. Begitu juga 

respirasi pada tanaman juga melibatkan unsur hara besi. Unsur hara besi sebagai 

pengaktif dan berfungsinya beberapa enzim yang terdapat pada tanaman. Unsur 

hara besi bergerak agak lambat gerak sehingga pada tanaman susah dalam 

menyerap unsur ini . Unsur hara besi sangat berbeda dengan unsur hara 

mikro lainnya, sehingga unsur hara besi sangat berlawan dengan unsur hara 

yang lain. Sehingga unsur hara besi di lapangan harus ditambahkan komponen 

penambah supaya tidak berlawan dengan unsur hara lain. Sehingga unsur hara 

besi dapat menekan pH pada tanah. Tanaman yang defisiensi unsur hara besi 

dapat menyebabkan perubahan-perubahan warna pada tanaman yang disebut 

98 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

dengan klorosis. Daun tanaman akan menjadi kuning, daun tanaman yang baru 

tumbuh akan berwarna putih. Hal ini disebabkan pada daun tanaman ini  

mengalami kekurangan klorofil. Unsur hara besi dapat memengaruhi 

pertumbuhan akar tanaman, sehingga akar tanaman akan mati. Toksisitas unsur 

hara besi yang dialami oleh tanaman dapat membuat tanaman mengalami 

nekrosis. Gejala nekrosis pada tanaman dapat menyebabkan tanaman ini  

mengalami bintik-bintik yang berwarna gelap pada daun tanaman ini  


Unsur hara boron merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. 

Unsur hara boron di dalam tanah untuk diserap oleh tanaman sangat sedikit, 

akan tetapi unsur ini harus ada di dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman 

untuk pertumbuhan. Pada tanaman unsur hara boron sangat membantu dalam 

proses sintesis, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, transport 

karbonhidrat, perkembangan serbuk sari pada tanaman dan membantu aktivitas 

sel tanaman. Unsur hara boron di dalam tanah berkisar antara 0,5-2,0 ppm. 

Boron digunakan untuk tanaman sebesar 0,5 sampai 2,5 %. Boron dapat 

diberikan ke tanaman dengan cara disemprot, sebelum tanaman diberikan 

kepada benih, dilakukan pemupukkan terhadap tanah dan fertigasi. Tanaman 

yang diberikan unsur hara boron dengan takaran yang tepat dan benar dapat 

menambah pertumbuhan tanaman secara optimal. Boron juga dapat membantu 

proses perkecambahan pada serbuk sari tanaman sehingga tanaman dalam 

proses penyerbukan lebih baik dan produksi yang dihasilkan maksimal. 

Pengaplikasikan boron pada tanaman dapat langsung diserap oleh tanaman 

sehingga dapat membantu proses fisiologis tanaman ini . 

Pertumbuhan tanaman akan terhambat apabila kekurangan atau defisiensi unsur 

hara boron. Boron tergolong dalam unsur hara yang esensial bagi tanaman. 

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara boron dapat menyebabkan 

tanaman akan mengalami mati pada pucuk-pucuk tanaman. Pucuk-pucuk 

tanaman ini  akan berhenti untuk tumbuh sebab  defisiensi unsur hara 

ini . Tanaman yang daun muda akan mengalami perubahan warna menjadi 

hijau pucat dan pada daun bagian pangkal menjadi rusak. Defisiensi unsur hara 

boron dapat menyebabkan akar tanaman menjadi rusak. Tanaman yang 

defisiensi unsur hara boron dapat menyebabkan terganggunya pada proses 

terbentuk dinding sel serbuk sari. Boron juga diduga dapat mengontrol 

polisakarida yang dibentuk dan transportasi gula. Selain itu, boron dapat 

memberikan pengaruh pembentukan sel. Boron merupakan unsur hara yang 


 

dapat mengikat dan pembentukan fenol, auksin, dinding sel, metabolisme asam 

nukleat, protein dan karbonhidrat. Unsur hara boron berkaitan dengan peranan 

dalam mensintetis RNA sebagai bahan dasar dari terbentuknya sel tanaman. 

Terbentuknya serbuk sari pada tanaman juga dibantu oleh boron. Selain itu, 

unsur hara boron dapat membantu proses pembelahan sel, perpanjangan sel, 

permeabilitas membran sel dan diferensiasi sel tanaman (Hall, 1976; Selian, 

2009; Jones Jr., 2012). 

Tanaman yang memiliki defisiensi unsur hara boron dapat membuat tanaman 

mengalami pertumbuhan yang terhambat pada fase vegetatif. Tanaman yang 

dibantu oleh boron untuk menggerakkan dan mendiamkan unsur hormon auksin 

pada tanaman. Hormon auksin dapat membantu dalam proses pembesaran dan 

pembelahan sel tanaman. Jadi tanaman sangat tergantung unsur hara boron 

untuk pertumbuhan pucuk tanaman, apabila unsur ini  terpenuhi. 

Sedangkan unsur hara boron tidak terpenuhi maka akan mengganggu 

terbentuknya pertumbuhan sel tanaman, sehingga tanaman tidak dapat 

membentuk pucuk-pucuk tanaman ini . Akan tetapi, unsur hara boron 

dibutuhkan oleh tanaman sesuai dengan varietas tanaman ini  dan juga 

unsur hara boron juga harus dipenuhi pada media tanaman (Hall, 1976; Selian, 

2009; Jones Jr., 2012). 

Toksisitas unsur hara boron dapat menjadikan tanaman mengalami gangguan 

baik pertumbuhan dan perkembangannya. Akan tetapi, tanaman yang 

mengalami toksisitas unsur hara boron tergantung berbagai unsur baik dari tanah 

maupun tanaman. Jenis tanah akan memengaruhi tanaman akibat dari unsur hara 

boron, begitu juga dengan tipe tanah. Jenis varietas yang ditanam juga dapat 

memengaruhi tanaman yang keracunan boron. Tanaman dapat mengalami stres 

akibat dari konsentrasi boron yang tidak sesuai diberikan di lapangan. 

Keracunan boron dapat membuat protoplasma tanaman mengalami kerusakan 

(Jones Jr., 2012). 

8.4.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Mangan 

(Mn) 

Unsur hara mangan dibutuhkan oleh tanaman untuk membantu dalam proses 

penyerapan unsur hara nitrogen dan mensintesis protein dalam tanaman. Unsur 

hara mangan dapat membantu proses pada sistem transfortasi dalam reaksi 

oksidasi-reduksi pada elektron fotosintesis tanaman. Mangan dapat membantu 

dalam proses fotosistem II dalam proses fotolisis, hal ini dapat menjadikan 

100 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

penghubung antara enzim yang kompleks pada phosphokinase dan 

posphotransferases serta dapat menggerakkan oksidasi IAA. Mangan sampai 

saat ini belum diketahui dapat dalam proses penyerapan unsur hara yang lain. 

Kandungan mangan pada tanaman yang terdapat pada daun yang kering dapat 

dihitung antara 10 sampai 50 ppm. Kandungan ini  terdapat pada daun 

tanaman yang tua. Kandungan mangan pada tanaman berbeda-beda tergantung 

jenis tanaman ini . Pada tanaman kapas kandungan unsur hara mangan 

sebanyak 700 ppm, tanaman kedelai 600 ppm dan tanaman ubi jalar 1.380 ppm. 

Keberadaan mangan tergantung jaringan tanaman ini  berkisar antara 200 

ppm. Akan tetapi, kandungan ini  perlu diwaspadai jangan sampai 

menimbulkan keracunan bagi tanaman. Mangan akan menumpuk pada bagian 

tepi daun lebih banyak dibandingkan dengan tulang daun (Hall, 1976; Selian, 

2009; Jones Jr., 2012). 

Tanaman yang memiliki defisiensi unsur hara mangan pada tanaman yang 

tingkat tinggi. Tanaman ini  yang memiliki biji berkeping dua yang dapat 

menghambat pertumbuhan. sebab  tanaman mengalami klorosis dapat dilihat 

secara langsung. Pada tanaman yang lebih muda akan mengalami perubahan 

warna. Tanaman biji-bijian akan mengalami gejala bintik-bintik yang berwarna 

abu-abu pada bagian tepian daun yang paling bawah. Tanaman kacang-

kacangan akan mengalami perluasan nekrotik pada kotiledon tanaman ini . 

Gejala toksisitas tanaman yang mengalami gangguan dari unsur hara terdapat 

gejala bintik-bintik yang berwarna coklat yang dikelilingi pembatas. Zona 

ini  lebih dikenal dengan nama lingkaran klorosis yang terdapat pada daun 

tanaman yang tua. Apabila mangan tinggi yang terdapat pada tanaman dapat di 

lihat dengan bintik yang berwarna hitam pada kulit kayu yang masih muda dan 

bintik hitam ini terdapat pada buah apel (Jones Jr., 2012). 

8.4.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Seng (Zn) 

Unsur hara Seng (Zn) dapat menggerakkan unsur hara Mn dan Mg dengan 

karbonhydrase pada proses enzimatik pada tanaman. Di dalam tanah unsur hara 

Zn yang lebih rendah unsur hara fospor dapat memengaruhi penyerapan unsur 

hara Zn oleh akar. Hubungan kedua unsur ini  harus diperhatikan jangan 

sampai kandungan P yang banyak, sehingga Zn tidak bisa menjalan fungsinya. 

Tanaman yang memiliki sensitif terhadap unsur hara Fe, hal ini dapat 

disebabkan oleh tingginya kandungan unsur hara Zn pada tanaman. Daun 

tanaman yang tua pada musim kemarau akan mencapai 15 sampai 50 ppm, 

secara umum kandungan ini  cukup terdapat pada daun tanaman. Akan 

tetapi, pada tanaman berbeda, gejala defisiensi unsur hara Zn tidak dapat di lihat 

Bab 8 

 

secara langsung. Hal ini disebab kan kandungan unsur hara Zn paling rendah 

12 ppm. Untuk tanaman yang sudah besar kandungan Zn sebanyak 15 ppm pada 

daun sudah dianggap berbahaya. Kandungan unsur hara Zn dianggap cukup 

untuk menentukkan tanaman ini  kekurangan atau sudah cukup pada tahap 

yang paling berbahaya antara 1 sampai 2 ppm untuk tanaman yang masih kecil. 

Tanaman dapat menampung unsur hara Zn dalam jumlah yang banyak yaitu, 

100 ppm, akan tetapi hal ini tidak semua tanaman bisa. Ada beberapa tanaman 

masih bisa bertahan terhadap kandungan unsur hara Zn ini . Zn di dalam 

tanah dapat dilarutkan sebagai Kation Zn2+. Zn dapat mengalami pertukaran 

dan membentuk senyawa kompleks secara organik. Zn juga dapat dipengaruhi 

oleh pH tanah. Meningkatnya dan menurunnya pH tanah akan memengaruhi 

keberadaan Zn ini . Selain itu, Zn akan mengalami penurunan 

kandungannya di dalam tanah apabila unsur hara P tinggi (Hall, 1976; Selian, 

2009; Jones Jr., 2012).  

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara Zn akan timbul gejala klorosis 

pada daun tanaman yang muda yang dapat menyebabkan terbentuknya pita pada 

daun tanaman. Apabila gejala defisiensi lebih parah akan menyebabkan 

tanaman mengalami pertumbuhan daun dan tanaman menjadi kerdil. Kelama-

lamaan tanaman ini  akan mengalami gugur daun dan mati. Selain itu, pada 

tanaman yang berbuah dan kacang-kacangan akan mengalami rosetting pada 

bagian cabang. Tanaman yang mengalami gangguan toksisitas akibat dari unsur 

hara Zn akan timbul gejala klorosis. Gejala ini dapat dipengaruhin oleh tanaman 

yang memiliki kerentanan terhadap Fe, sebab  Zn yang tinggi dapat 

mengganggu Fe. Kandungan Zn yang lebih dari 100 ppm dapat membuat 

klorosis pada tanaman. Akan tetapi, ada tanaman yang dapat tahan terhadap 

kandungan Zn yang tinggi antara 100 sampai 250 ppm. Dengan kandungan Zn 

ini  tidak memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman di lapangan (Jones 

Jr., 2012). 

8.4.5 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Tembaga 

(Cu) 

Unsur hara tembaga (Cu) pada tanaman dapat membantu konsistennya 

plastosianin protein yang terdapat pada kloroplas pada tanaman ini . Cu 

juga membantu dalam proses sistem pertukaran elektron yang berhubungan 

pada proses fotosistem I dan II dalam proses fotosintesis pada tanaman. 

Tembaga pada tanaman dapat berperan dalam proses metabolisme protein, 

fiksasi Nitrogen dan karbohidrat. Cu dapat membantu dalam proses enzim yang 

102 Tanah dan Nutrisi Tanaman 

dapat mereduksi molekul atom oksigen (O2). Selain itu, tembaga dapat 

menhidroksilasi dan desaturasi asam lemak. Tembaga dibutuhkan oleh tanaman 

cukup rendah. Tembaga pada daun tanaman yang kering berkisar antara 3 dan 

7 ppm. Tanaman yang mengalami toksisitas Cu berkisar 20 sampai 30 ppm. 

Tanaman yang defisiensi unsur hara Cu tidak terjadi pada keadaan tanah 

mineral. Hal ini, bisa terjadi juga pada tanaman yang berpasir dan organik. 

Unsur hara tembaga dapat mengganggu kerja Fe yang dapat menyebabkan 

tanaman akan kekurangan unsur hara Fe. Apabila Cu berinteraksi dengan Mo 

dapat mengganggu kerja dari enzimati dari NO3 dan penyerapan akar tanaman. 

Tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara Cu dapat menyebabkan 

pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman ini  akan menjadi kerdil. 

Pada daun muda akan mengalami distorsi dan nekrosis pada jaringan apikal 

meristem tanaman. Pada tanaman yang mengalami defisiensi dapat 

menyebabkan daun muda menjadi berwarna putih dan tanaman akan mati pada 

musim kemarau. Gejala tanaman yang mengalami toksisitas oleh unsur hara 

tembaga yaitu, menyebabkan defisiensi Fe dan tanaman akan mengalami 

klorosis pada daun. Akar tanaman akan mengalami pertumbuhan yang 

terhambat dan akar tidak bisa memanjang serta akar lateral akan mengalami 

gangguan. Unsur hara Cu bisa berkali-kali lipat beracun bagi tanaman terutama 

pada bagian akar, jika dibandingkan dengan Al. Hal ini, sangat berpengaruh 

terhadap pembentukan akar dan dapat membuat lapisan tanah menjadi Asam 

(Jones Jr., 2012). 

8.4.6 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Klor (Cl) 

Tanaman memerlukan unsur hara Klor untuk proses fotosintesis. Proses 

fotosintesis melibatkan perubahan oksigen (O2). Tekanan osmotik sel dapat 

ditingkatkan oleh unsur hara klor. Klor juga membantu dan memengaruhi 

membuka dan menutup stomata. Tanaman juga dapat terjadi kekurangan air 

pada jaringan tanaman. Klor juga diduga dapat menekan pertumbuhan penyakit 

bercak daun pada gandum dan penyakit akar pada aot. Pada daun tanaman 

kandungan klor 20 ppm. Tanaman yang defisiensi unsur hara Klor (Cl) akan 

mengalami perubahan warna (Klorosis). Tanaman yang bagian daun muda akan 

mengalami klorosis dan kemudian tanaman ini  menjadi layu. Defisiensi 

unsur hara klor pada tanaman dapat menimbulkan penyakit pada ini . 

Toksisitas tanaman terhadap klor yang terjadi pada daun akan berwarna kuning 

secara cepat, sebelum daun tanaman ini  tua. Daun tanaman pada bagian 

ujung dan tepian daun tanaman. Tanaman daun nya akan mengalami Bronzing 

dan absisi daun. Tanaman akan mengalami kendala dalam penyerapan air dan 

Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 103 

 

ion-ion, hal ini disebab kan tanah dipengaruhi oleh NaCl yang tinggi (Jones Jr., 

2012). 

8.4.7 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 

Molibdenum (Mo) 

Unsur hara Molibdenum (Mo) merupakan senyawa yang disusun dari 2 sistem 

enzim utama yaitu, Nitrogenase dan nitrat reduktase. Nitrogenase membantu 

perubahan nitrat (NO3) menjadi amonium (NH4). Keberadaan Mo di dalam 

tanah yang dibutuhkan oleh tanaman berkurang jika kandungan N di dalam 

tanaman yaitu  NH4. Daun tanaman yang kering memiliki kandungan Mo 

kurang dari 1 ppm. Hal ini, dapat dipengaruhi oleh kandungan yang sangat 

rendah dari anion molibdat (MnO42-) yang dapat larut di dalam tanah. Pada 

tanaman kandungan Mo yang terdapat pada tanaman berkisar 0,34 sampai 1,5 

ppm. Kandungan ini  apabila tinggi pada tanaman dapat menyebabkan 

tanaman menjadi keracunan. Kandungan Mo yang lebih tinggi dari 10 ppm 

dapat menimbulkan bahaya bagi hewan ternak, apalagi sapi perah yang lebih 

sensitif. Unsur hara Mo akan meningkat seiring dengan meningkatnya pH pada 

tanah. Mo yang berada di dalam tanah dapat diserap oleh Fe dan Al Oksida, hal 

ini didukung dengan pH pada tanah. Mo masuk ke akar tanaman melalui aliran 

massa dan difusi, Mo akan masuk ke dalam jaringan tanaman jika Mo tinggi di 

dalam tanah. Jika unsur hara N bersumber dari NO3 maka Mo dapat diserap 

lebih tinggi tanaman. Akan tetapi, jika NH4 sama dengan atau lebih banyak 

keberadaannya sebagai sumber N maka Mo akan menyerap lebih sedikit. 

Penyerapan Mo akan meningkat jika unsur hara P dan Mg banyak, sedangkan 

Mo akan sedikit diserap oleh tanaman jika SO4 lebih banyak. Tanaman yang 

terjadi defisiensi unsur hara Mo hampir sama dengan kekurangan unsur hara 

Nitrogen. Daun tanaman yang memiliki gejala daun tidak berwarna hijau dan 

daun tua akan mengalami klorosis, daun tanaman akan menggulung dan 

pembentukan dan pertumbuhan bunga tidak banyak. Tanaman seperti palawija 

dan Cruciferae memiliki kebutuhan Mo yang sangat tinggi. Tanaman kembang 

kol tidak akan terbentuk apabila kekurangan Mo, hanya terbentuk tulang daun 

pada tanaman ini . Tanaman yang memiliki gejala toksisitas Mo tidak 

berpengaruh terhadap tanaman itu sendiri, akan tetapi akan berdampak pada 

hewan ternak