ngan kebutuhan Mn, tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami
pucat warna daun kemudian menguning dan pembuluh darah membesar.
Secara umum fungsi dari unsur besi yaitu :
1. Membantu sintesis DNA, respirasi dan fotosintesis
2. Pemelihara struktur dan fungsi kloroplas
3. Activator enzim katalase, peroksidase
4. Transfer elektron
5. Membantu perkembangan meristem ujung akar
Bab 7 Fungsi-fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman 83
7.2.8 Mangan
Mangan (Mn) terkandung pada batuan primer yang tersusun oleh mineral
sekunder berbahan ferro-magnesian, seperti pirolusit, redokrosit, braunit,
rhodonite dan manganit. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 200-300 ppm
yang terbentuk dari pelapukan batuan (Hardjowigeno, 1987).
Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion Mn2+, kadar ion ini tergantung pada
reaksi oksidasi-reduksi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, bahan
organic, aktivitas mikroorganisme dan kelembaban tanah. Defisiensi unsur ini
pada tanaman menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan pembentukan
tunas baru, bercak keabuan hingga kecoklatan pada tanaman serealia dan
menghambat pertumbuhan akar. Secara umum fungsi dari unsur mangan yaitu
sebagai berikut:
1. Kofaktor aktivasi enzimatik/inhibitor jika Mn pada konsentrasi tinggi
2. Pengontrol biosintesis lignin dan suberin, fenol dan fotosintesis
3. Penyusun ribosom dan mengaktifkan polymerase
4. Membantu pembentukan keratin, riboflavin dan asam askorbat
5. Membantu produksi oksigen selama fotosintesis sebab sebagai
pemisah antara air dan oksigen
6. Sebagai pengatur beberapa sistem oksidasi dan reduksi
7. Berpartisipasi pada proses fotolisis dalam fotosistem II
8. Mengaktifkan indole acetic acid oxidase, yang kemudian
mengoksidasi indole acetic acid pada tanaman
7.2.9 Zink
Seng diserap tanaman dalam bentuk Zn2+ yang merupakan hasil dari pelapukan
mineral dan penyusun 0,002% tanaman. Zn dalam tanah tersedia sekitar antara
16-300 ppm. Seng merupakan kofaktor fungsional dari sejumlah besar enzim.
Jumlah seng yang dibutuhkan dalam 1 siklus pertumbuhan tanaman sebanding
dengan jumlah mangan. Apabila tanaman kekurangan unsur ini maka akan
mengalami klorosis, tanaman kerdil, ruas batang memendek dan daun mengecil
(Uchida, 2000).
84 Tanah dan Nutrisi Tanaman
Fungsi dari Seng secara umum yaitu:
1. Ikut berperan dalam biosintesis asam indol asetat, sintesis protein dan
sintesis protein
2. Sebagai pembentuk hormone tumbuh
3. Berperan dalam pematangan biji-bijian
4. Activator beberapa enzim seperti enolase, aldolase, asam oksalat,
dekarboksilase, lesitinase, dll
5. Berperan dalam biosintesis auksin dan pemanjangan sel serta ruas
batang
7.2.10 Tembaga
Tembaga merupakan unsur penyusun 0,0006% tanaman, Cu diserap tanaman
dalam bentuk kation Cu2+ dan dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks
organic, seperti Cu-EDTA dan Cu-DTPA. Tembaga terbentuk dari pelapukan
mineral, beberapa mineral yang mengandung unsur ini yaitu kalkosit,
kalkopirit, tenorit, krisokola, kovelit, kuprit, malakit dan brokantit. Cu dalam
tanaman banyak terdapat dalam kloroplas dan diikat oleh plastosianin. Tanaman
yang kekurangan unsur ini mengalami gangguan pada pembungaan dan
pembuahan, warna daun muda menguning dan tumbuh kerdil, daun layu, pucuk
mengering serta batang dan tangkai daun lemah.
1. Activator enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-
fenolase dan laktase.
2. Membantu metabolisme karbohidrat dan protein
3. Membantu perkembangan tanaman tahap generatif
7.2.11 Boron
Boron merupakan unsur yang berasal dari formalin (golongan mineral), apabila
terlapuk akan menghasilkan ion borat (BO3). Pola ketersediaan B mirip dengan
P, yaitu maksimum pada pH 8,75. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk
asam borat (H3BO3) atau ion borat (H4BO72-, H2BO3-, HBO32-, BO33-).
Boron menyusun sekitar 0,002% tanaman (Nations., 1984).
Bab 7 Fungsi-fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman 85
Adapun fungsi boron yaitu :
1. Membantu metabolisme karbohidrat dan translokasi gula ke membran
2. Membantu proses fisiologis tanaman seperti perkembangan akar,
pembungaan, perkecambahan serbuk sari, pembuahan, dan
pembentukan buah serta biji
3. Membantu prose sintesis karbohidrat, sintesis asam nukleat dan
pergerakan hormon
7.2.12 Molibdenum
Molybdenum ialah komponen struktural dari enzim nitrogenase dan nitrat
reductase. Mo menyusun 0,00001% tanaman yang diserap tanaman dalam
bentuk MoO42-. Molibdenum dalam tanah berasal dari pelapukan mineral yang
terakumulasi dalam bahan organic/diabsorbsi oleh fraksi liat bermuatan positif,
contohnya liat oksida, kaolinit, gibsit dan geothit. Ketersediaan Mo dalam tanah
sebesar 0,2-36 ppm. Tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami daun
yang menggulung dan Berwarna hijau pucat dan tanaman tumbuh abnormal.
Fungsi dari Mo ialah (Rao, 2009):
1. Sebagai pembentuk protein.
2. Dapat meningkatkan pengikatan nitrogen oleh bakteri simbiotik. Mo
dibutuhkan tanaman sebagai komponen dalam sistem enzim utama,
yaitu nitrogenasi pada legume yang berperan dalam fiksasi N2 bebas
dan enzim nitrat reductase. Kedua ion ini terlibat dalam konversi
nitrat menjadi amonium.
7.2.13 Klor
Klor merupakan unsur yang menyusun 0,01% tanaman dan diserap oleh
tanaman dalam bentuk ion Cl-. Ketersediaan anion Cl- cukup melimpah namun
hanya digunakan sedikit oleh tanaman, hal ini sebab adanya penguapan dari
laut ke atmosfer yang kemudian terlarut dalam air hujan (Wiedenhoeft, 2006).
Tanaman yang kekurangan unsur ini akan mengalami klorosis pada daun muda,
akar tidak dapat tumbuh memanjang, brozing dan layu.
86 Tanah dan Nutrisi Tanaman
Adapun fungsi klor pada tanaman yaitu :
1. Activator sistem produksi O2 pada proses fotosintesis
2. Membantu meningkatkan tekanan osmotic sel, regulasi stomata dan
peningkatan hidrasi jaringan tanaman
3. Membantu menentukan konsentrasi zat terlarut dan keseimbangan
anion-kation dalam sel
Bab 8
Gejala Defisiensi dan Toksisitas
Unsur Hara
8.1 Pendahuluan
Tumbuhan yang memiliki akar yang banyak dapat meningkatkan dalam
penyerapan nutrisi. Akan tetapi, ada tanaman yang tidak memiliki akar yang
banyak sehingga agak sulit menyerap nutrisi yang ada di dalam tanah. Genetik
tanaman sangat berperan dalam pembentukkan akar pada tanaman, jika
dibandingkan dengan faktor abiotik. Akan tetapi, faktor abiotik dapat
memengaruhi pembentuk akar pada tanaman ini . Pada tanaman dalam
menyerap nutrisi melalui akar dari dalam tanah dikenal dengan nama ”Nutrient
foraging”. Dalam kemampuan tanaman menyerap unsur hara di tanah dapat
dipengaruhi oleh faktor akar tanaman yang berada di dalam tanah, hal ini
berhubungan dengan panjang akar, diameter akar dan geometri akar ini ,
akar di dalam tanah dapat mengubah kemampuan memanfaatkan ion dan akar
dapat berasioasi dengan mikroorganisme yang berada di dalam tanah yang dapat
memberikan masukkan nutrisi. Akar tanaman dapat memberikan kegiatan
dalam proses penyerapan nutrisi dalam tanah. Distribusi suatu mineral dan air
tanah dapat direspon oleh akar tanaman dalam pengembangan akar ini .
Semakin banyak akar tanaman semakin banyak nutrisi yang diserap. Tanaman
dapat dilakukan beberapa pendekatan untuk menguji kemampuan akar dalam
88 Tanah dan Nutrisi Tanaman
menyerap nutrisi pada tanah. Nutrisi-nutrisi yang diserap oleh akar untuk
disebarkan dan mencukupi tanaman dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan tanaman ini baik dari fase vegetatif dan fase generatif
(McCauley et al., 2011).
Akar tanaman dapat dilakukan pengujian untuk melihat berapa banyak unsur
hara yang diserap oleh akar yang distribusi keseluruh tanaman dapat diuji
dengan cara isotop atau pencari dengan hara dalam bentuk label, menganalisis
hara pada jaringan tanaman dan memberikan perlakuan nutrisi dan gejala
defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan mengukur analisis kadar-
kadar hara tertentu. Pada tanaman defisiensi unsur hara mulai muncul pada
bagian atas tanaman. Tanaman yang ada dipersemian dapat mengalami
defisiensi unsur hara immobil yaitu, Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Tanaman
yang memiliki defisiensi unsur hara dapat terlihat dari bagian tanaman yang
muda atau bagian atas tanaman. Unsur-unsur hara yang terlibat dalam defisiensi
pada tanaman yaitu, Boron (Bo), Magnesium (Mg), Cu, Besi (Fe) dan Sulpur
(S). Daun muda yang kekurangan unsur Bo, Cu, Fe dan S akan mengalami
perubahan warna (Jones Jr., 2012).
Pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan unsur-unsur hara makro dan
mikro. Unsur hara makro yang dibutuhkan seperti, C, H, O, N, S, Mg, P, K dan
Ca. Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti, Fe, Zn, Cu,
Mo dan Mn. Unsur-unsur ini dibutuhkan tanaman dalam kondisi yang
berbeda-beda. Untuk unsur hara N dibutuhkan tanaman dalam fase vegetatif,
unsur N ini digunakan tanaman dalam pembentukan protein, asam nukleat dan
enzim. Tanaman pada fase vegeatif untuk pertumbuhan tanaman dan dapat
membantu percepatan pembungaan pada tanaman. Pada fase ini tanaman
membutuhkan unsur hara fosfor (P) (Jones Jr., 2012). Proses pematangan buah
pada tanaman dan percepatan pembungaan sangat membutuhkan unsur hara
fosfor (P) dan Kalium (K). Pada daun tanaman unsur hara juga dapat
memengaruhi perubahan ini , Magnesium (Mg) dan Besi (Fe) sangat
berperan dalam pembentukkan klorofil pada daun tanaman. Selain itu, unsur
hara sangat membantu dalam pembentukkan dan produksi energi pada tanaman
yang disebut ATP. Pembentukkan klorofil juga dapat dibantu oleh unsur hara
Mangan (Mn), selain itu juga mangan juga dapat membantu dalam penyerapan
nitrogen. Jaringan tanaman dibantu oleh unsur hara Boron (Bo), jaringan yang
dibantu oleh Bo untuk pertumbuhan yaitu, meristem. Unsur hara dapat
membantu pembentukan biosintesis auxin pada tanaman. Pengikatan nitrogen
(N2) oleh bakteri yang ada di dalam tanah dapat dibantu oleh unsur hara
Molibdenum (Mo). Tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 89
sangat membutuhkan unsur hara dalam proses siklus hidupnya. Setiap proses-
proses pada tanaman sangat membutuhkan unsur-unsur hara tergantung dari
kegunaan unsur hara ini . apabila unsur hara ini terpenuhi maka,
tanaman dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan normal
serta dapat menghasilkan tanaman yang optimal (Jones Jr., 2012).
Tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara, disebab kan suatu unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman tidak tercukupi di dalam tanah. Keberadaan
nutrisi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan
yang memengaruhi nutrisi ini seperti, kandungan bahan yang dapat terurai
di dalam tanah yaitu, bahan-bahan organik, pH tanah, tekstur tanah, struktur
tanah dan pertukaran kapasitas ion yang ada di dalam tanah. Tanaman
membutuhkan media yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Tanaman memiliki kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang berbeda-beda
pada setiap tanaman (McCauley et al., 2011).
8.2 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur
Hara
Tanaman akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan
memiliki kualitas yang tinggi, apabila unsur hara terpenuhi secara optimal. Baik
dari persemaian sampai panen. Tanaman membutuhkan unsur hara makro dan
unsur mikro untuk kelangsung hidup tanaman. Unsur-unsur hara makro yang
banyak dibutuhkan oleh tanaman yaitu, Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Unsur hara mikro yang
dibutuhkan oleh tanaman yaitu, Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mn), Seng (Zn),
Tembaga (Cu), Klor (Cl) dan Molibdenum (Mo). Tanaman akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara tidak normal apabila kekurangan unsur
hara (Defisiensi) dan tanaman juga akan mengalami keracunan unsur hara
(Toksisitas). Tanaman akan mengalami perubahan-perubahan bentuk, warna
dan pertumbuhan yang tidak normal akibat unsur-unsur hara. Gejala yang
ditimbulkan oleh kekurangan atau defisiensi unsur hara pada masing-masing
unsur hara berbeda-beda. Gejala ini dapat dilihat dengan jelas gejala yang
ditimbulkan tergantung defisiensi unsur hara baik makro dan mikro. Unsur-
unsur hara makro dan mikro dapat menimbulkan kerugian tanaman, sebab
tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Apabila
90 Tanah dan Nutrisi Tanaman
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal akan menyebabkan
tanaman tidak dapat menghasilkan secara optimal. Tanaman membutuhkan
unsur hara baik pada fase vegetatif dan fase generatif. Jika unsur-unsur hara
makro dan mikro terpenuhi secara optimal maka produksi tanaman optimal
(McCauley et al., 2011; Adelia et al., 2013; Mpapa, 2016; Siregar, 2019) .
8.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur
Hara Makro
Gejala defisiensi dan toksisitas unsur-unsur hara makro pada tanaman yaitu
sebagai berikut:
8.3.1 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Nitrogen
(N)
Tanaman di lapangan sangat memerlukan unsur nitrogen (N) yang sangat
berperan dalam pembentukan sel pada tanaman, pembentukan jaringan tanaman
dan organ-organ dari tanaman. Unsur hara nitrogen dapat berfungsi utama
sebagai bahan asam amino, sintesis klorofil pada tanaman dan protein. Tanaman
pada fase vegetatif sangat membutuhkan nitrogen yang cukup besar, sehingga
tanaman sangat tergantung sekali dengan nitrogen. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sangat tergantung adanya nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman terdapat 2 macam yaitu, Nitrat (NO3) dan
Ammonium (NH4). Pada tanaman ammonium yang terdapat dalam kandungan
nitrogen sebanyak 25 %. Tanaman yang banyak atau kelebihan nitrogen
pertumbuhan dan perkembangan akan membesar dan tanaman ini akan
rentan oleh serangan hama dan penyakit di lapangan. Amonium yang
menghasilkan nitrogen akan menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini
disebab kan tanaman akan mengikat karbonhidrat dan membuat nitrogen akan
dimasukkan ke dalam jaringan tanaman akan sedikit. Selain itu, akan
memengaruhi pembentukan bunga sebab cadangan makanan yang tersedia
akan sedikit dan bunga yang terbentuk akan sedikit. Pada tanaman ini akan
membuat tanaman tidak bisa membentuk bunga. Nitrat yang dihasilkan oleh
nitrogen pada tanaman akan menyebabkan tanaman ini tahan terhadap
penyakit, hal ini disebabkan sel-sel yang terdapat pada tanaman akan tumbuh
serentak dan kokoh (Jones Jr., 2012).
Tanaman yang memiliki gejala defisiensi unsur hara nitrogen dapat dilihat dari
bagian bawah daun tanaman. Daun tanaman akan mengalami perubahan warna
menjadi kekuningan, hal ini disebab kan daun tanaman mengalami kekurangan
klorofil. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara nitrogen apabila
serangan yang lebih parah daun tanaman akan mengalami kekeringan dan
kerontokkan. Pada daun muda yang mengalami defisiensi nitrogen akan
mengalami pertumbuhan yang lambat, kerdil dan lemah. Daun muda akan
berwarna pucat pada bagian tulang daunnya. Apabila daun tanaman terganggu
maka tanaman akan mengalami kekurangan klorofil dan fotosintesis juga
menjadi masalah, sehingga pembentukan bunga dan buah terganggu. Klorofil
tanaman yang terdapat di daun sangat terganggu oleh keberadaan nitrogen pada
tanaman ini (Jones Jr., 2012).
Toksisitas unsur hara pada tanaman juga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman di lapangan. Tanaman yang kebanyakan nitrogen akan
mengalami pertumbuhan yang abnormal, sebab daun yang dihasilkan akan
mengalami hijau yang pekat, tanaman akan banyak memproduksi daun dan
batang akan menjadi muda patah. Pada tanaman padi yang keracunan nitrogen
akan banyak terserang oleh wereng coklat, sebab batang tanaman padi mudah
sekali ditusuk dengan stilet dari serangga ini . Selain itu, tanaman akan
mengalami penghambatan dalam pembentukan buah dan adenium pada
tanaman bersifat sekulen sebab tanaman akan banyak mengandung air. sebab
tanaman akan mengalami proses pembuangan memakan waktu yang panjang.
Tanaman yang mengalami kelebihan unsur hara nitrogen akan menyebabkan
92 Tanah dan Nutrisi Tanaman
mudah sekali terserang jamur dan penyakit serta tanaman mudah patah. Pada
tanaman akan mengalami produksi yang menurun, sebab pembentukan bunga
akan terhambat (Stevens et al., 2002).
8.3.2 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Fosfor (P)
Tanaman sangat membutuhkan unsur hara fosfor (P) untuk proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman ini . Fosfor dibutuhkan oleh tanaman untuk
menyalurkan energi. Fosfor digunakan dalam penyusunan enzim-enzim yang
terdapat dalam tanaman. Selain itu, fosfor pada tanaman untuk penyusunan
protein, ATP, DNA dan RNA. Fosfor dapat membantu tanaman dalam proses
transfer energi yang dilakukan oleh ATP. Fosfor sangat membantu tanaman
dalam proses pembentukan genetik yang dilakukan oleh RNA dan DNA. Proses
pembentukkan akar, benih, bunga dan buah oleh adanya fosfor. Tanaman akan
mengalami pertumbuhan akar yang banyak apabila unsur hara fosfor terpenuhi,
sehingga tanaman dengan mudah menyerap kandungan nutrisi yang ada di
dalam tanah. Sehingga tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal (Jones Jr., 2012).
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara fosfor pada daun akan
mengalami perubahan warna. Pada daun tanaman yang tua akan mengalami
perubahan warna menjadi keungu-unguan bahkan daun tanaman yang tua akan
mengalami kecenderungan keabu-abuan. Daun tanaman pada tepi daun ini
akan mengalami perubahan warna kecoklatan. Tanaman yang daun muda akan
mengalami warna hijau yang gelap. Tanaman daunnya akan mengalami
perubahan menjadi daun akan terlihat akan terbakar, daun akan mengalami
perubahan bentuk seperti mengecil, tanaman akan menjadi kerdil dan daun
tanaman akan mengalami kerontokkan. Tanaman akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat sehingga tanaman menjadi
kerdil. Toksisitas yang terjadi apabila kelebihan unsur hara makro fosfor (P)
pada tanaman tidak terlihat jelas. Akan tetapi, kelebihan unsur hara fosfor akan
mengganggu penyerapan unsur hara yang pada tanaman. Sehingga tanaman
akan mengalami kekurangan unsur hara seperti, besi (Fe), tembaga (Cu) dan
seng (Zn) (Stevens et al., 2002).
Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 93
Gambar 8.2: Tanaman yang kekurangan unsur hara P (Dinas Pangan,
Perikanan Pontianak, 2018)
8.3.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Kalium (K)
Proses fisiologi pada tanaman dapat diatur oleh unsur hara Kalium (K). Kalium
dapat membantu tanaman dalam proses fotosintesis. Fotosintesis pada tanaman
sangat didukung oleh adanya zat hijau daun pada tanaman. Selain itu, unsur hara
kalium dapat mengatur akumulasi pada tanaman, mengatur translokasi,
transportasi pada karbohidrat tanaman, pada tanaman kalium juga membantu
dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Kalium juga membantu
mengatur dalam proses pendistribusian air dari jaringan tanaman ke sel.
Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium dapat menyebabkan daun
tanaman seperti mengalami terbakar dan daun tanaman akan mengalami
keguguran (Selian, 2009; Jones Jr., 2012; Heruwanto and Supriono, 2016;
Munir, 2016).
Keberadaan kalium pada tanaman sangat tergantung unsur hara kalsium dan
unsur hara magnesium. Kalium dan kalsium pada tanaman memiliki sifat yang
saling menekan, begitu juga unsur hara kalium dan magnesium. Unsur-unsur
hara ini pada tanaman akan saling mendominan apabila keberadaanya di
dalam tanah tidak seimbang. Sehingga tanaman menyerap hanya unsur dominan
saja. Unsur-unsur hara ini di lapangan harus dijaga keseimbangan untuk
proses penyerapan yang seimbang juga. Kalium merupakan unsur hara yang
paling mudah diserap oleh tanaman, jika dibandingkan unsur hara kalsium dan
magnesium. Pada tanaman yang kekurangan unsur hara kalium gejala yang
ditimbulkan pada tanaman sama dengan gejala yang ditimbulkan oleh unsur
hara magnesium. sebab kalium, kalsium dan magnesium memiliki
penghambatan dalam proses penyerapan. Tetapi, kalium dan magnesium
94 Tanah dan Nutrisi Tanaman
memiliki sifat yang paling kuat dalam proses saling menghambat dalam proses
penyerapan, hal ini jika dibandingkan dengan kalium dan kalsium yang
memiliki pola penghambatan yang kecil. Akan tetapi, pada unsur hara kalium
pada tanaman memiliki gejala yang sama dengan kekurangan kalsium pada
tanaman (Selian, 2009; Jones Jr., 2012; Heruwanto and Supriono, 2016; Munir,
2016).
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara kalium terdapat bercak yang
mengalami kehangusan atau pada daun tanaman yang paling bawah akan
mengalami kekeringan. Daun-daun tanaman menjadi gugur dan daun tanaman
akan menjadi terbakar. Tanaman yang berbunga akan mengalami keguguran
dan kerontokan. Daun-daun tanaman akan mengalami hangus pada tepian daun
ini . Selain itu, daun-daun tanaman akan mengalami mengkerut atau
menggulung ke bagian bawah. Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium
mudah sekali terserang penyakit. Toksisitas yang disebabkan oleh unsur hara
kalium pada tanaman akan membuat tanaman akan mengalami gangguan dalam
proses penyerapan kalsium dan magnesium di dalam tanah. Tanaman akan
mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga sulit untuk berkembang.
Akibatnya dari gangguan ini tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara
yang lain (Stevens et al., 2002).
Gambar 8.3: Tanaman Kekurangan Unsur Hara Kalium (Dinas Pangan,
Perikanan Pontianak, 2018)
Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 95
8.3.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Sulfur (S)
Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan sulfur
untuk melangsungkan pembentukkan dari asam amino sistin, metionin dan
sistein. Unsur hara sulfur merupakan unsur hara yang memiliki bagian dalam
proses biotin, tiamin, glutationim dan ko-enzim A pada tanaman. Asam amino
dalam tanaman banyak dibantu pembentukannya oleh unsur hara sulfur. Unsur
hara sulfur di dalam tanaman membantu dalam proses penyusunan protein.
Sulfur membantu protein dalam pembentukan suatu ikatan disulfida di antara
rantai-rantai peptida. Unsur hara sulfur merupakan bagian dari proses hasil
metabolisme suatu senyawa kompleks dari tanaman. Sulfur juga membantu
dalam suatu proses fisiologi serta membantu sebagai aktivator, kofaktor enzim
dalam jaringan tanaman. Tanaman memiliki jumlah kebutuhan sulfur sama
dengan jumlah fosfor yang dibutuhkan oleh tanaman. Defisiensi unsur hara
dapat menghambat proses sintesis protein dan tanaman juga dapat mengalami
klorosis. Hal ini juga hampir sama dengan kekurangan nitrogen. Defisiensi
sulfur dapat menyebabkan tanaman mengalami penekan pertumbuhan tunas
atau tunas yang dihasilkan sedikit. Akan tetapi, pertumbuhan akar tidak
mengalami gangguan (Hall, 1976; Selian, 2009; Jones Jr., 2012).
Gejala kekurangan unsur hara sulfur dapat membuat tanaman yang terserang
pada daun muda akan mengalami perubahan warna yang berwarna kuning.
sebab tanaman akan mengalami tingkat mobilitas yang rendah sehingga
tanaman akan mengalami penurunan kandungan klorofil pada daun tanaman
ini . Kekurangan ini akan jelas sekali pada tanaman yang memiliki
defisiensi unsur hara sulfur. Defisiensi unsru hara menyebabkan proses sintesi
protein terhambat, hal ini juga dapat berhubungan dengan akumulasi unsur hara
Nitrogen dan nitrat yang organik dapat terlarut. Tanaman yang mengalami
toksisitas sulfur akan meningkatkan pH tanah menjadi asam dan dapat
menyebabkan daun menjadi rontok (Stevens et al., 2002).
8.3.5 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Kalsium
(Ca)
Kalsium merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
pertumbuhan sel. Selain itu, unsur hara kalsium juga dapat menguatkan
tanaman, merawat dinding sel tanaman dan mengontrol daya tembus air.
Tanaman kelapa sawit yang diberikan pupuk kalsium selama 1 sampai 12 bulan
setelah perlakuan (BSP) dapat memberikan dampak pada pertumbuhan
96 Tanah dan Nutrisi Tanaman
morfologi tanaman ini . Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata
tinggi, lingkar batang kelapa sawit, jumlah pelepah dan panjang pelepah
tanaman ini (Widodo and Sudradjat, 2016). Kalsium sangat memengaruhi
pertumbuhan akar tanaman, jadi apabila tanaman kekurangan kalsium maka
akar tanaman ini terganggu. Sehingga nutrisi yang ada di dalam tanah tidak
bisa diserap secara optimal. Unsur hara kalsium dapat membantu dalam proses
perbanyakan dan pemanjangan sel tanaman. Pada proses fotosintesis kalsium
dapat mengatur serta mendistribusikan hasil ini . Tanaman yang defisiensi
kalsium, akan membuat akar mengalami gangguan sehingga akan melemahkan
titik tumbuh. Tanaman akan mengalami perubahan bentuk daun, perubahan-
perubahan bentuk daun mengeriting, bentuk daun yang besar akan mengecil dan
daun tanaman akan rontok. Unsur hara kalsium pada tanaman dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman menjadi tinggi, akan tetapi tanaman
ini tidak kuat. Akar tanaman yang defisiensi unsur hara, akan
memengaruhi akar tanaman, sehingga dapat menimbulkan produksi tanaman
berkurang. Hal ini disebab kan bunga yang terbentuk tidak normal. Tanaman
juga dapat menyebabkan bunga menjadi rontok, sebab kekurangan kalsium.
Toksisitas unsur hara kalsium tidak berdampak banyak pada tanaman, akan
tetapi dapat menimbulkan perubahan pada pH tanah (Jones Jr., 2012).
8.3.6 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara
Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur hara yang memiliki peranan dalam proses
pembentukan suatu warna hijau pada daun tanaman. Selain itu, magnesium
dapat membantu pembentukan karbonhidrat, lemak dan suatu senyawa yang
dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara magnesium memiliki peranan aktivator
dalam suatu penyaluran energi pada beberapa enzim yang ada di tanaman.
Unsur ini sangat banyak pada daun tanaman, hal ini disebab kan pada daun
terdapat klorofil. Proses fotosintesis pada daun tanaman dapat dibantu dengan
keberadaan magnesium yang cukup dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman
unsur hara magnesium dapat membantu dalam proses sintesis protein dan
sebagai inti dari pembentukan klorofil pada daun tanaman.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara magnesium dapat
menimbulkan senyawa yang ada di dalam tanah tidak bisa terbawa oleh tanaman
ini . Hal ini disebab kan, energi yang dihasilkan sedikit dan tanaman tidak
bisa menyerap unsur hara ini . Jadi tanaman akan menyerap unsur hara
yang memiliki kandungan yang paling ringan untuk diserap oleh akar seperti,
Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 97
nitrogen. Tanaman akan mengalami pembentukan sel yang besar, sehingga
tanaman mudah ruboh. Tanaman yang defisiensi unsur hara magnesium akan
memiliki jaringan yang melemah dan jarak antar ruas akan memanjang.
Sehingga tanaman ini seperti mengalami kekurangan cahaya. Tanaman
akan mengalami bercak-bercak pada permukaan daun tua. Bercak-bercak
ini akan menimbulkan perubahan warna menjadi kuning. Hal ini
disebabkan, unsur hara magnesium disebarkan ke daun tanaman yang masih
muda. Tanaman yang mengalami defisiensi magnesium pada daun tanaman
akan mudah terserang penyakit. Penyakit yang menyerang tanaman akibat dari
kekurangan magnesium yaitu embun tepung atau powdery mildew. Pada
tanaman yang toksisitas magnesium tidak memiliki dampak yang mencolok
(Jones Jr., 2012).
8.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur
Hara Mikro
Gejala defisiensi dan toksisitas unsur-unsur hara mikro pada tanaman yaitu
sebagai berikut:
8.4.1 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Besi (Fe)
Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan unsur hara
besi (Fe) untuk proses siklus di dalam tubuh tanaman. Kloroplas pada tanaman
sangat membutuhkan bantuan besi dalam keberadaan kloroplas ini di
tanaman. Unsur hara besi juga dapat membantu dalam proses kelangsungan
protein. Pada tanaman terjadi proses fotosintesi di daun sebab tanaman
mengandung zat hijau daun yang dapat dibantu oleh unsur hara besi. Begitu juga
respirasi pada tanaman juga melibatkan unsur hara besi. Unsur hara besi sebagai
pengaktif dan berfungsinya beberapa enzim yang terdapat pada tanaman. Unsur
hara besi bergerak agak lambat gerak sehingga pada tanaman susah dalam
menyerap unsur ini . Unsur hara besi sangat berbeda dengan unsur hara
mikro lainnya, sehingga unsur hara besi sangat berlawan dengan unsur hara
yang lain. Sehingga unsur hara besi di lapangan harus ditambahkan komponen
penambah supaya tidak berlawan dengan unsur hara lain. Sehingga unsur hara
besi dapat menekan pH pada tanah. Tanaman yang defisiensi unsur hara besi
dapat menyebabkan perubahan-perubahan warna pada tanaman yang disebut
98 Tanah dan Nutrisi Tanaman
dengan klorosis. Daun tanaman akan menjadi kuning, daun tanaman yang baru
tumbuh akan berwarna putih. Hal ini disebabkan pada daun tanaman ini
mengalami kekurangan klorofil. Unsur hara besi dapat memengaruhi
pertumbuhan akar tanaman, sehingga akar tanaman akan mati. Toksisitas unsur
hara besi yang dialami oleh tanaman dapat membuat tanaman mengalami
nekrosis. Gejala nekrosis pada tanaman dapat menyebabkan tanaman ini
mengalami bintik-bintik yang berwarna gelap pada daun tanaman ini
Unsur hara boron merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.
Unsur hara boron di dalam tanah untuk diserap oleh tanaman sangat sedikit,
akan tetapi unsur ini harus ada di dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman
untuk pertumbuhan. Pada tanaman unsur hara boron sangat membantu dalam
proses sintesis, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, transport
karbonhidrat, perkembangan serbuk sari pada tanaman dan membantu aktivitas
sel tanaman. Unsur hara boron di dalam tanah berkisar antara 0,5-2,0 ppm.
Boron digunakan untuk tanaman sebesar 0,5 sampai 2,5 %. Boron dapat
diberikan ke tanaman dengan cara disemprot, sebelum tanaman diberikan
kepada benih, dilakukan pemupukkan terhadap tanah dan fertigasi. Tanaman
yang diberikan unsur hara boron dengan takaran yang tepat dan benar dapat
menambah pertumbuhan tanaman secara optimal. Boron juga dapat membantu
proses perkecambahan pada serbuk sari tanaman sehingga tanaman dalam
proses penyerbukan lebih baik dan produksi yang dihasilkan maksimal.
Pengaplikasikan boron pada tanaman dapat langsung diserap oleh tanaman
sehingga dapat membantu proses fisiologis tanaman ini .
Pertumbuhan tanaman akan terhambat apabila kekurangan atau defisiensi unsur
hara boron. Boron tergolong dalam unsur hara yang esensial bagi tanaman.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara boron dapat menyebabkan
tanaman akan mengalami mati pada pucuk-pucuk tanaman. Pucuk-pucuk
tanaman ini akan berhenti untuk tumbuh sebab defisiensi unsur hara
ini . Tanaman yang daun muda akan mengalami perubahan warna menjadi
hijau pucat dan pada daun bagian pangkal menjadi rusak. Defisiensi unsur hara
boron dapat menyebabkan akar tanaman menjadi rusak. Tanaman yang
defisiensi unsur hara boron dapat menyebabkan terganggunya pada proses
terbentuk dinding sel serbuk sari. Boron juga diduga dapat mengontrol
polisakarida yang dibentuk dan transportasi gula. Selain itu, boron dapat
memberikan pengaruh pembentukan sel. Boron merupakan unsur hara yang
dapat mengikat dan pembentukan fenol, auksin, dinding sel, metabolisme asam
nukleat, protein dan karbonhidrat. Unsur hara boron berkaitan dengan peranan
dalam mensintetis RNA sebagai bahan dasar dari terbentuknya sel tanaman.
Terbentuknya serbuk sari pada tanaman juga dibantu oleh boron. Selain itu,
unsur hara boron dapat membantu proses pembelahan sel, perpanjangan sel,
permeabilitas membran sel dan diferensiasi sel tanaman (Hall, 1976; Selian,
2009; Jones Jr., 2012).
Tanaman yang memiliki defisiensi unsur hara boron dapat membuat tanaman
mengalami pertumbuhan yang terhambat pada fase vegetatif. Tanaman yang
dibantu oleh boron untuk menggerakkan dan mendiamkan unsur hormon auksin
pada tanaman. Hormon auksin dapat membantu dalam proses pembesaran dan
pembelahan sel tanaman. Jadi tanaman sangat tergantung unsur hara boron
untuk pertumbuhan pucuk tanaman, apabila unsur ini terpenuhi.
Sedangkan unsur hara boron tidak terpenuhi maka akan mengganggu
terbentuknya pertumbuhan sel tanaman, sehingga tanaman tidak dapat
membentuk pucuk-pucuk tanaman ini . Akan tetapi, unsur hara boron
dibutuhkan oleh tanaman sesuai dengan varietas tanaman ini dan juga
unsur hara boron juga harus dipenuhi pada media tanaman (Hall, 1976; Selian,
2009; Jones Jr., 2012).
Toksisitas unsur hara boron dapat menjadikan tanaman mengalami gangguan
baik pertumbuhan dan perkembangannya. Akan tetapi, tanaman yang
mengalami toksisitas unsur hara boron tergantung berbagai unsur baik dari tanah
maupun tanaman. Jenis tanah akan memengaruhi tanaman akibat dari unsur hara
boron, begitu juga dengan tipe tanah. Jenis varietas yang ditanam juga dapat
memengaruhi tanaman yang keracunan boron. Tanaman dapat mengalami stres
akibat dari konsentrasi boron yang tidak sesuai diberikan di lapangan.
Keracunan boron dapat membuat protoplasma tanaman mengalami kerusakan
(Jones Jr., 2012).
8.4.3 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Mangan
(Mn)
Unsur hara mangan dibutuhkan oleh tanaman untuk membantu dalam proses
penyerapan unsur hara nitrogen dan mensintesis protein dalam tanaman. Unsur
hara mangan dapat membantu proses pada sistem transfortasi dalam reaksi
oksidasi-reduksi pada elektron fotosintesis tanaman. Mangan dapat membantu
dalam proses fotosistem II dalam proses fotolisis, hal ini dapat menjadikan
100 Tanah dan Nutrisi Tanaman
penghubung antara enzim yang kompleks pada phosphokinase dan
posphotransferases serta dapat menggerakkan oksidasi IAA. Mangan sampai
saat ini belum diketahui dapat dalam proses penyerapan unsur hara yang lain.
Kandungan mangan pada tanaman yang terdapat pada daun yang kering dapat
dihitung antara 10 sampai 50 ppm. Kandungan ini terdapat pada daun
tanaman yang tua. Kandungan mangan pada tanaman berbeda-beda tergantung
jenis tanaman ini . Pada tanaman kapas kandungan unsur hara mangan
sebanyak 700 ppm, tanaman kedelai 600 ppm dan tanaman ubi jalar 1.380 ppm.
Keberadaan mangan tergantung jaringan tanaman ini berkisar antara 200
ppm. Akan tetapi, kandungan ini perlu diwaspadai jangan sampai
menimbulkan keracunan bagi tanaman. Mangan akan menumpuk pada bagian
tepi daun lebih banyak dibandingkan dengan tulang daun (Hall, 1976; Selian,
2009; Jones Jr., 2012).
Tanaman yang memiliki defisiensi unsur hara mangan pada tanaman yang
tingkat tinggi. Tanaman ini yang memiliki biji berkeping dua yang dapat
menghambat pertumbuhan. sebab tanaman mengalami klorosis dapat dilihat
secara langsung. Pada tanaman yang lebih muda akan mengalami perubahan
warna. Tanaman biji-bijian akan mengalami gejala bintik-bintik yang berwarna
abu-abu pada bagian tepian daun yang paling bawah. Tanaman kacang-
kacangan akan mengalami perluasan nekrotik pada kotiledon tanaman ini .
Gejala toksisitas tanaman yang mengalami gangguan dari unsur hara terdapat
gejala bintik-bintik yang berwarna coklat yang dikelilingi pembatas. Zona
ini lebih dikenal dengan nama lingkaran klorosis yang terdapat pada daun
tanaman yang tua. Apabila mangan tinggi yang terdapat pada tanaman dapat di
lihat dengan bintik yang berwarna hitam pada kulit kayu yang masih muda dan
bintik hitam ini terdapat pada buah apel (Jones Jr., 2012).
8.4.4 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Seng (Zn)
Unsur hara Seng (Zn) dapat menggerakkan unsur hara Mn dan Mg dengan
karbonhydrase pada proses enzimatik pada tanaman. Di dalam tanah unsur hara
Zn yang lebih rendah unsur hara fospor dapat memengaruhi penyerapan unsur
hara Zn oleh akar. Hubungan kedua unsur ini harus diperhatikan jangan
sampai kandungan P yang banyak, sehingga Zn tidak bisa menjalan fungsinya.
Tanaman yang memiliki sensitif terhadap unsur hara Fe, hal ini dapat
disebabkan oleh tingginya kandungan unsur hara Zn pada tanaman. Daun
tanaman yang tua pada musim kemarau akan mencapai 15 sampai 50 ppm,
secara umum kandungan ini cukup terdapat pada daun tanaman. Akan
tetapi, pada tanaman berbeda, gejala defisiensi unsur hara Zn tidak dapat di lihat
Bab 8
secara langsung. Hal ini disebab kan kandungan unsur hara Zn paling rendah
12 ppm. Untuk tanaman yang sudah besar kandungan Zn sebanyak 15 ppm pada
daun sudah dianggap berbahaya. Kandungan unsur hara Zn dianggap cukup
untuk menentukkan tanaman ini kekurangan atau sudah cukup pada tahap
yang paling berbahaya antara 1 sampai 2 ppm untuk tanaman yang masih kecil.
Tanaman dapat menampung unsur hara Zn dalam jumlah yang banyak yaitu,
100 ppm, akan tetapi hal ini tidak semua tanaman bisa. Ada beberapa tanaman
masih bisa bertahan terhadap kandungan unsur hara Zn ini . Zn di dalam
tanah dapat dilarutkan sebagai Kation Zn2+. Zn dapat mengalami pertukaran
dan membentuk senyawa kompleks secara organik. Zn juga dapat dipengaruhi
oleh pH tanah. Meningkatnya dan menurunnya pH tanah akan memengaruhi
keberadaan Zn ini . Selain itu, Zn akan mengalami penurunan
kandungannya di dalam tanah apabila unsur hara P tinggi (Hall, 1976; Selian,
2009; Jones Jr., 2012).
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara Zn akan timbul gejala klorosis
pada daun tanaman yang muda yang dapat menyebabkan terbentuknya pita pada
daun tanaman. Apabila gejala defisiensi lebih parah akan menyebabkan
tanaman mengalami pertumbuhan daun dan tanaman menjadi kerdil. Kelama-
lamaan tanaman ini akan mengalami gugur daun dan mati. Selain itu, pada
tanaman yang berbuah dan kacang-kacangan akan mengalami rosetting pada
bagian cabang. Tanaman yang mengalami gangguan toksisitas akibat dari unsur
hara Zn akan timbul gejala klorosis. Gejala ini dapat dipengaruhin oleh tanaman
yang memiliki kerentanan terhadap Fe, sebab Zn yang tinggi dapat
mengganggu Fe. Kandungan Zn yang lebih dari 100 ppm dapat membuat
klorosis pada tanaman. Akan tetapi, ada tanaman yang dapat tahan terhadap
kandungan Zn yang tinggi antara 100 sampai 250 ppm. Dengan kandungan Zn
ini tidak memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman di lapangan (Jones
Jr., 2012).
8.4.5 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Tembaga
(Cu)
Unsur hara tembaga (Cu) pada tanaman dapat membantu konsistennya
plastosianin protein yang terdapat pada kloroplas pada tanaman ini . Cu
juga membantu dalam proses sistem pertukaran elektron yang berhubungan
pada proses fotosistem I dan II dalam proses fotosintesis pada tanaman.
Tembaga pada tanaman dapat berperan dalam proses metabolisme protein,
fiksasi Nitrogen dan karbohidrat. Cu dapat membantu dalam proses enzim yang
102 Tanah dan Nutrisi Tanaman
dapat mereduksi molekul atom oksigen (O2). Selain itu, tembaga dapat
menhidroksilasi dan desaturasi asam lemak. Tembaga dibutuhkan oleh tanaman
cukup rendah. Tembaga pada daun tanaman yang kering berkisar antara 3 dan
7 ppm. Tanaman yang mengalami toksisitas Cu berkisar 20 sampai 30 ppm.
Tanaman yang defisiensi unsur hara Cu tidak terjadi pada keadaan tanah
mineral. Hal ini, bisa terjadi juga pada tanaman yang berpasir dan organik.
Unsur hara tembaga dapat mengganggu kerja Fe yang dapat menyebabkan
tanaman akan kekurangan unsur hara Fe. Apabila Cu berinteraksi dengan Mo
dapat mengganggu kerja dari enzimati dari NO3 dan penyerapan akar tanaman.
Tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara Cu dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman ini akan menjadi kerdil.
Pada daun muda akan mengalami distorsi dan nekrosis pada jaringan apikal
meristem tanaman. Pada tanaman yang mengalami defisiensi dapat
menyebabkan daun muda menjadi berwarna putih dan tanaman akan mati pada
musim kemarau. Gejala tanaman yang mengalami toksisitas oleh unsur hara
tembaga yaitu, menyebabkan defisiensi Fe dan tanaman akan mengalami
klorosis pada daun. Akar tanaman akan mengalami pertumbuhan yang
terhambat dan akar tidak bisa memanjang serta akar lateral akan mengalami
gangguan. Unsur hara Cu bisa berkali-kali lipat beracun bagi tanaman terutama
pada bagian akar, jika dibandingkan dengan Al. Hal ini, sangat berpengaruh
terhadap pembentukan akar dan dapat membuat lapisan tanah menjadi Asam
(Jones Jr., 2012).
8.4.6 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara Klor (Cl)
Tanaman memerlukan unsur hara Klor untuk proses fotosintesis. Proses
fotosintesis melibatkan perubahan oksigen (O2). Tekanan osmotik sel dapat
ditingkatkan oleh unsur hara klor. Klor juga membantu dan memengaruhi
membuka dan menutup stomata. Tanaman juga dapat terjadi kekurangan air
pada jaringan tanaman. Klor juga diduga dapat menekan pertumbuhan penyakit
bercak daun pada gandum dan penyakit akar pada aot. Pada daun tanaman
kandungan klor 20 ppm. Tanaman yang defisiensi unsur hara Klor (Cl) akan
mengalami perubahan warna (Klorosis). Tanaman yang bagian daun muda akan
mengalami klorosis dan kemudian tanaman ini menjadi layu. Defisiensi
unsur hara klor pada tanaman dapat menimbulkan penyakit pada ini .
Toksisitas tanaman terhadap klor yang terjadi pada daun akan berwarna kuning
secara cepat, sebelum daun tanaman ini tua. Daun tanaman pada bagian
ujung dan tepian daun tanaman. Tanaman daun nya akan mengalami Bronzing
dan absisi daun. Tanaman akan mengalami kendala dalam penyerapan air dan
Bab 8 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara 103
ion-ion, hal ini disebab kan tanah dipengaruhi oleh NaCl yang tinggi (Jones Jr.,
2012).
8.4.7 Gejala Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara
Molibdenum (Mo)
Unsur hara Molibdenum (Mo) merupakan senyawa yang disusun dari 2 sistem
enzim utama yaitu, Nitrogenase dan nitrat reduktase. Nitrogenase membantu
perubahan nitrat (NO3) menjadi amonium (NH4). Keberadaan Mo di dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tanaman berkurang jika kandungan N di dalam
tanaman yaitu NH4. Daun tanaman yang kering memiliki kandungan Mo
kurang dari 1 ppm. Hal ini, dapat dipengaruhi oleh kandungan yang sangat
rendah dari anion molibdat (MnO42-) yang dapat larut di dalam tanah. Pada
tanaman kandungan Mo yang terdapat pada tanaman berkisar 0,34 sampai 1,5
ppm. Kandungan ini apabila tinggi pada tanaman dapat menyebabkan
tanaman menjadi keracunan. Kandungan Mo yang lebih tinggi dari 10 ppm
dapat menimbulkan bahaya bagi hewan ternak, apalagi sapi perah yang lebih
sensitif. Unsur hara Mo akan meningkat seiring dengan meningkatnya pH pada
tanah. Mo yang berada di dalam tanah dapat diserap oleh Fe dan Al Oksida, hal
ini didukung dengan pH pada tanah. Mo masuk ke akar tanaman melalui aliran
massa dan difusi, Mo akan masuk ke dalam jaringan tanaman jika Mo tinggi di
dalam tanah. Jika unsur hara N bersumber dari NO3 maka Mo dapat diserap
lebih tinggi tanaman. Akan tetapi, jika NH4 sama dengan atau lebih banyak
keberadaannya sebagai sumber N maka Mo akan menyerap lebih sedikit.
Penyerapan Mo akan meningkat jika unsur hara P dan Mg banyak, sedangkan
Mo akan sedikit diserap oleh tanaman jika SO4 lebih banyak. Tanaman yang
terjadi defisiensi unsur hara Mo hampir sama dengan kekurangan unsur hara
Nitrogen. Daun tanaman yang memiliki gejala daun tidak berwarna hijau dan
daun tua akan mengalami klorosis, daun tanaman akan menggulung dan
pembentukan dan pertumbuhan bunga tidak banyak. Tanaman seperti palawija
dan Cruciferae memiliki kebutuhan Mo yang sangat tinggi. Tanaman kembang
kol tidak akan terbentuk apabila kekurangan Mo, hanya terbentuk tulang daun
pada tanaman ini . Tanaman yang memiliki gejala toksisitas Mo tidak
berpengaruh terhadap tanaman itu sendiri, akan tetapi akan berdampak pada
hewan ternak



.jpeg)
.jpeg)