• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ternak 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ternak 6. Tampilkan semua postingan

ternak 6

 





warga  di Kecamatan Kertosono rata-rata memiliki mata pencaharian bertani dan berdagang. Hampir 

semua dari warga warga  yang berprofesi sebagai petani memiliki hewan ternak yang dipelihara sebagai 

usaha atau mata pencaharian sampingan. Ternak yang dipelihara antara lain sapi potong, kambing, dan domba. 

Permasalahan-permasalahan yang timbul antara lain: warga  belum sepenuhnya memahami bagaimana 

cara memperoleh daging hasil sembelihan hewan qurban dengan kualitas yang baik, warga  belum 

mengetahui penyakit-penyakit yang bersifat zoonosis, serta warga  masih belum banyak yang mengetahui 

bagaimana tata cara proses penyembelihan ternak yang baik. Tujuan utama dalam kegiatan pengabdian kepada 

warga  ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga warga  mengenai kriteria 

daging ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) serta handling dan restraint yang sesuai pada ternak.


Kecamatan Baron berbatasan dengan Kecamatan 

Kertosono di sebelah timur, sebelah selatan hingga barat 

berbatasan dengan Kecamatan Tanjunganom, serta sebelah 

utara berbatasan dengan Kecamatan Lengkong. Pusat 

pemerintahan Kecamatan Baron terletak tepat di tepi jalan 

utama Surabaya-Jogja, jalur ini juga dilewati oleh bis antar 

provinsi sehingga letak kecamatan Baron cukup strategis. 

Kelurahan Garu dan Kelurahan Jekek adalah bagian dari 

Kecamatan Baron. Terletak kurang lebih 4 km dari pusat 

pemerintahan kecamatan, sekitar 25 km dari ibukota 

kabupaten, dan sekitar 110 km dari ibukota Provinsi Jawa 

Timur.

Kelurahan Garu memiliki luas wilayah 189,19 Ha, dimana 

tanah sawah dan irigasi teknis yang penggunaannya masih 

tergolong banyak yaitu sekitar 89,22 Ha. Secara geografi s 

Kelurahan Garu merupakan dataran rendah wilayah 

pertanian daerah pengaliran laut atau daerah pengaliran 

sungai, dengan kemiringan 10–20 persen dan suhu rata-rata 

per harinya 30°C. Menurut topografi nya Kelurahan Garu 

termasuk dataran rendah yang berkarakter tanah liat dan 

termasuk tanah gerak, sehingga akses jalan menuju desa 

masih mengalami kesulitan. Namun dengan kondisi lahan 

yang subur menjadikan daerah ini sebagai penghasil lumbung 

pangan padi, tebu, dan bawang yang potensial di Kabupaten 

Nganjuk. Mayoritas mata pencaharian warga adalah petani, 

buruh tani, dan peternak.

Kelurahan Jekek memiliki luas wilayah sekitar 425 Ha, 

dengan batas sebelah utara Kecamatan Baron, batas selatan 

Kelurahan Kemlokolegi, batas timur Kelurahan Kemaduh, 

dan batas barat Kelurahan Katerban. Jarak dari pusat 

pemerintahan kecamatan sekitar 4 km, jarak dari ibukota 

kabupaten sekitar 25 km, dan jarak dari ibukota provinsi 

Jawa Timur sekitar 110 km. mata pencaharian mayoritas 

warga Kelurahan Jekek tidak jauh berbeda dengan warga 

Kelurahan Garu, yaitu sebagai petani, buruh tani, dan 

peternak.

Para warga yang memiliki ternak sebagai sumber 

penghasilan lain selain sector usaha pertanian rata-rata masih 

menerapkan pola pemeliharaan yang konvensional. Ternak 

di tempatkan pada kandang yang sederhana dan diberikan 

pakan rumput atau hijauan seadanya tanpa memperhitungkan 

kebutuhan nutrisi dari masing-masing ternak. Bila dapat 

dipelihara secara lebih professional, hasil ternak itu  

dapat optimal dan bias menjadi mata pencaharian utama 

warga sekitar.

PERMASALAHAN MITRA

 berdasar  hasil diskusi dengan kepala desa dan 

beberapa perwakilan warga  pada bulan Februari 

2017, teridentifi kasi beberapa permasalahan, permasalahan 

itu  mengarah pada manajemen peternakan yang masih 

kurang baik dan kurang optimalnya produksi ternak yang 

dimiliki oleh warga. Manajemen peternakan dalam hal 

ini adalah seluruh aspek-aspek yang berpengaruh pada 

usaha peternakan, seperti: nutrisi pakan ternak, konstruksi 

kandang, sanitasi kandang, cara pemeliharaan, program 

vaksinasi atau pengobatan, pemilihan bibit, hingga faktor 

produksi dan reproduksi ternak.

Rata-rata warga warga  masih minim informasi 

tentang manajemen peternakan yang baik dan benar sehingga 

hasil produksi ternak yang dihasilkan belum optimal. Selain 

itu edukasi mengenai nilai nutrisi yang terkandung dalam 

bahan pangan asal hewan juga sangat diperlukan guna 

membuka wawasan warga  tentang konsumsi gizi yang 

seimbang.


berdasar  analisa  terhadap suatu akar permasalahan 

seperti yang telah diuraikan diatas, maka solusi yang 

ditawarkan untuk dapat meningkatkan informasi warga  

tentang manajemen pemeliharaan ternak dan kesadaran 

warga  akan kebutuhan gizi dari bahan pangan asal 

hewan adalah dengan cara memberikan penyuluhan tentang 

tata cara pemeliharaan ternak sapi, kambing dan domba, serta 

unggas yang baik dan benar meliputi nutrisi pakan ternak, 

konstruksi kandang, sanitasi kandang, cara pemeliharaan, 

program vaksinasi atau pengobatan, pemilihan bibit, hingga 

faktor produksi dan reproduksi ternak; pembagian buku 

modul yang berisi tentang tata cara pemeliharaan ternak 

yang informatif dan mudah dipahami oleh peternak; serta 

melakukan demo pembuatan makanan olahan dari bahan 

pangan asal hewan.

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan 

membudi dayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat 

dan hasil dari kegiatan itu . Pengertian peternakan tidak 

terbatas pada pemeliharaan saja, memelihara dan peternakan 

perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan 

peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan 

prinsip-prinsip manajemen pada factor-faktor produksi yang 

telah dikombinasikan secara optimal (Rasyaf, 1994).

berdasar  ukuran hewan ternak, bidang peternakan 

dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu peternakan 

hewan besar seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, dan 

domba sedangkan kelompok hewan kecil seperti ayam, 

kelinci, dan lain-lain . Hewan ternak yang 

dimiliki oleh warga Kelurahan Garu dan Kelurahan Jekek 

Kecamatan Baron diantaranya adalah sapi, kambing, domba,

dan ayam.

Produk hewan adalah segala macam bahan yang 

didapatkan dari tubuh hewan, seperti daging, lemak, darah, 

susu, telur, enzim, dan sebagainya ,Dalam 

kegiatan pengabdian warga  ini akan dilakukan praktek 

pengolahan dari bahan pangan asal hewan berupa daging 

sapi dan daging ayam.


Metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam 

program pengabdian warga  ini adalah penyuluhan 

dan diskusi. Tujuan dari penyuluhan yang dilakukan kepada 

warga warga  adalah memberikan gambaran umum 

tentang manajemen peternakan yang baik dan selanjutnya 

dilakukan diskusi yang mendalam tentang tata cara beternak 

sapi, kambing, domba, dan ayam. Setelah acara penyuluhan 

dan diskusi selesai, dilanjutkan dengan edukasi pembuatan 

makanan berbahan dasar daging ayam dan daging sapi yang 

diolah menjadi nugget. Dengan demikian pengetahuan para 

warga warga  dapat semakin bertambah dan mendorong 

untuk dapat lebih meningkatkan pemenuhan kebutuhan 

gizi warga  dan kesejahteraan ternak warga . 

Penyuluhan penting dilakukan untuk dapat mengubah 

pola pikir para warga warga  yang rata-rata masih 

konvensional hingga dapat menerima transfer pengetahuan 

dari tim pengabdian warga  dari Fakultas Kedokteran 

Hewan Universitas Airlangga.

Setelah dilakukan penyuluhan dan praktek dilanjutkan 

dengan forum diskusi kembali. Pada forum diskusi dan tanya 

jawab ini warga warga  dapat berbagi pengalaman, 

mengemukakan pendapat, serta mengajukan pertanyaan 

pada tim pengabdian warga  mengenai manajemen 

peternakan dan pengolahan bahan pangan asal hewan. Dari 

forum diskusi dapat disimpulkan tentang masalah nyata 

yang terjadi di warga  dan ditemukan solusi untuk 

permasalahan itu .

Setelah program pengabdian warga  telah selesai 

dilaksanakan, dilakukan evaluasi pelaksanaan program. 

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan dengan cara terus 

memantau tingkat kesadaran warga  akan kebutuhan 

gizinya dan manajemen pemeliharaan ternak yang dilakukan 

pada setiap periode KKN BBM yang diterjunkan pada desa 

itu .

Kegiatan pengabdian kepada warga  ini dilakukan 

pada tanggal 3 Agustus 2017. Bertepatan dengan periode 

penerjunan mahasiswa KKN BBM Universitas Airlangga. 

Kegiatan dilaksanakan pada malam hari, yaitu sekitar pukul 

20.00 WIB. Hal ini dikarenakan ketika pagi dan siang hari 

tidak memungkinkan untuk mengumpulkan warga dengan 

berbagai kesibukan. Rata-rata warga warga  masih sibuk 

bekerja di waktu pagi hingga siang hari. Tempat kegiatan 

difasilitasi oleh Kepala Desa, lokasi kegiatan penyuluhan 

bertempat di balai desa.

Pembukaan acara diawali dengan sambutan dari 

Kepala Desa, dilanjutkan sambutan dari Dosen Pembina 

Pembangunan Desa (DP2D), dan sambutan dari ketua 

kelompok KKN BBM Universitas Airlangga. Kepala Desa 

menyampaikan rasa terima kasih kepada tim pengabdian 

kepada warga  Universitas Airlangga karena merasa 

mendapatkan perhatian dari pihak universitas dengan 

diadakannya kegiatan di desanya. Harapannya agar 

hubungan baik dapat terus berlanjut dalam berbagai kegiatan 

yang positif untuk pembangunan desa.

Memasuki acara yang pertama yaitu penyuluhan tentang 

manajemen peternakan yang disampaikan  Penyampaian materi berlangsung sekitar 

45 menit dan di lanjutkan dengan sesi diskusi. Dalam sesi 

diskusi terlihat banyak warga warga  yang antusias 

untuk bertanya guna memperoleh informasi. Pertanyaan 

tidak hanya muncul dari bapak-bapak saja tetapi ibu-ibu 

juga antusias ingin bertanya. Rata-rata kaum ibu warga 

desa berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tidak hanya 

itu, kaum ibu juga banyak yang memiliki ternak di rumah. 

Ketika suami mereka bekerja di luar daerah, ibu-ibu lah 

yang bertugas mengurusi ternak-ternaknya. Hewan yang 

diternakkan bermacam-macam, antara lain bebek, ayam, 

entok, kambing, domba, dan sapi.

Sesi ke dua yaitu pemutaran video cara pengolahan 

bahan pangan asal hewan menjadi berbagai macam olahan 

pangan. Ini bertujuan agar tidak hanya wawasan tentang 

dunia peternakan saja yang di sampaikan ke pada warga 

warga  tetapi tata cara pengolahan bahan pangan asal 

hewan juga diedukasikan. Warga warga  memiliki 

motivasi untuk membuat bahan pangan asal hewan sendiri, 

yang paling diminati adalah pembuatan nugget dari daging 

ayam. warga  baru memahami bahwa membuat nugget 

itu mudah untuk dilakukan.

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada warga  

yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Masih banyak warga warga  yang belum memahami 

tentang cara pemeliharaan ternak yang baik.

2. Warga warga  rata-rata masih belum mengetahui 

cara mengolah bahan pangan asal hewan menjadi produk 

olahan yang bernilai gizi tinggi.

Saran yang dapat disampaikan dari kegiatan pengabdian 

kepada warga  ini adalah :

1. Perlu dibentuknya kader penyuluh desa mengenai 

kesadaran gizi warga  akan protein hewani

2. Perlu di lakukan pendampingan lebih lanjut, dalam 

hal ini oleh mahasiswa KKN BBM yang diterjunkan 

di lokasi dan oleh Dosen Pembina Pembangunan Desa 

(DP2D) tentang kegiatan manajemen peternakan dan 

pemanfaatan hasil peternakan yang dilakukan oleh 

warga.