• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 7. Tampilkan semua postingan

ternak kambing 7

 



 penelitian ini untuk mengetahui struktur histologi dan morfometri usus halus kambing 

Peranakan Etawah. Sebanyak enam belas sampel berupa usus halus kambing Peranakan Etawah jantan 

dan betina umur muda dan dewasa, dibuat sediaan histologi.  Diwarnai dengan metode Harris-

Hematoksilin Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan, struktur histologi usus halus dibedakan atas 

duodenum, yeyunum dan ileum. Disusun atas empat lapisan, yakni tunika mukosa lapisan yang paling 

tebal, submukosa, muskularis, dan yang paling tipis tunika serosa. Tunika muskularis jejunum lebih 

tebal dari pada tunika submukosa. Pada Tunika mukosa ditemukan: vili, sel absorsi, sel goblet, sel 

paneth, lamina propria, kelenjar usus, dan lamina muskularis mukosa. Pada tunika muskularis 

ditemukan otot polos yang tersusun melingkar pada bagian dalam dan memanjang pada bagian luar, 

sedang  pada tunika serosa ditemukan banyak jaringan ikat longgar. Pada tunika sub mukosa dari 

duodenum ditemukan kelenjar brunner, pada ileum ditemukan peyer patches, sedang   pada jejunum 

ditemukan jaringan ikat longgar dan pembuluh darah. 

Peternakan merupakan sektor yang 

penting dalam kehidupan masyarakat 

karena ternak dapat berfungsi sebagai 

sumber pangan, sumber bahan baku 

industri ataupun membantu manusia dalam 

melakukan pekerjaan.  Salah satu ternak 

yang banyak dipelihara di negara kita  yaitu 

kambing, hal ini dikarenakan ternak 

kambing dapat beradaptasi dengan baik 

terhadap lingkungan subtropis seperti di 

negara kita  ,

Salah satu jenis kambing yang banyak 

dipelihara di negara kita  terutama di Bali 

yaitu kambing Peranakan Etawah (PE). 

Kambing Peranakan Etawah (PE) 

merupakan kambing hasil persilangan 

antara kambing Etawah (Jamnapari) 

dengan kambing Kacang. 

ada  tiga faktor penentu produksi 

dalam beternak kambing yaitu: bibit ternak, 

pakan ternak, dan kesehatan ternak.  

Dengan memperhatikan ketiga faktor diatas 

maka akan didapat ternak dengan kualitas 

produksi yang baik.  Faktor kesehatan 

ternak merupakan faktor yang penting 

diperhatikan karena dengan memastikan 

ternak sehat maka dipastikan produksi 

dagingnya baik.  Salah satu indikator 

pertumbuhan yang baik yaitu ternak dapat 

menyerap makanan yang dikonsumsinya 

dengan optimal, sehingga makanan 

dimanfaatkan secara maksimum untuk 

pertumbuhannya ,

Proses penyerapan makanan 

berlangsung di usus halus.  Usus halus 

merupakan bagian dari sistem pencernaan.  

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian 

yaitu duodenum, jejunum dan ileum. 

Ketiga bagian usus ini  mempunyai 

fungsi yang berbeda beda, dan secara 

umum membantu proses pencernaan dan 

penyerapan zat-zat makanan. Fungsi 

ini  dapat dipengaruhi oleh luas 

permukaan epithel usus, jumlah lipatan-

lipatannya, dan panjang villi yang dapat 

memperluas bidang penyerapan 

Proses pencernaan yang bagus sangat 

dipengaruhi oleh berfungsinya dengan baik 

semua organ, yang terkait untuk 

menjalankan fungsi pencernaan. Usus halus 

merupakan organ terpenting, yang dapat 

dijadikan indikator kesehatan ternak. Salah 

satunya dapat dilihat dari struktur histologi 

karena berhubungan dalam proses 

penyerapan makanan.  Oleh karena itu, 

perlu dilakukan penelitian mengenai 

gambaran histologi dan morfometri usus 

halus kambing Peranakan Etawah (PE). 


Sampel yang digunakan berupa usus 

halus kambing Peranakan Etawah, yang 

meliputi duodenum, jejunum dan ileum 

yang diambil di Pemotongan Hewan 

Kampung Jawa Denpasar. Sampel 

dibedakan atas umur muda dan dewasa dari 

kambing Peranakan Etawah jantan dan 

betina masing-masing enam belas sampel. 

Seluruh sampel dimasukkan ke dalam botol 

yang telah diberikan label dan berisi larutan 

formalin 10%. 

Pembuatan Sediaan Histologi 

Proses pembuatan sediaan histologi 

mengikuti metode yang dilakukan 

 dengan cara : sampel di dehidrasi 

dengan aquades, dan  di clearing dengan 

satu sesi larutan formalin 10% I, formalin 

10% II, formalin 10% III, alkohol 70%, 

alkohol 96%, alkohol absolut I, alkohol 

absolut II, alkohol absolut III, xylol I, xylol 

II, xylol III, toluene I, toluene II, toluene III, 

paraffin cair selama ± 23 jam, selanjutnya 

di bloking dengan alat embedding set yang 

sudah dituangi paraffin dan didinginkan 

selama ± 30 menit di dalam lemari es. 

Sampel yang sudah di embedding lalu 

dipotong dengan ukuran ± 3-4 mikron, 

selanjutnya diletakkan pada objek gelas. 

Pewarnaan Harris-Hematoksilin Eosin 

Pewarnaan hematoksilin eosin 

dilakukan dengan metode Harris-

Hematoksilin Eosin ,

dengan cara sebagai berikut: sampel 

direndam dalam xylol I, II, III masing - 

masing selama 5 menit, direndam kembali 

dalam alkohol absolut I dan II masing - 

masing selama 5 menit.  Setelah itu 

direndam dalam aquadest selama 1 menit, 

direndam dalam Harris-Hematoksilin 

selama 15 menit, direndam dalam aquadest 

selama 1 menit dan 15 menit, setelah itu 

direndam dalam eosin selama 2 menit yang 

dilanjutkan dengan direndam dalam 

alkohol 96% I selama 3 menit, alkohol 96% 

II selama 3 menit, dan alkohol absolut III 

dan IV masing- masing selama 3 menit 

kemudian preparat dibilas dengan xylol I 

dan II masing-masing selama 5 menit.  Lalu 

proses yang terakhir yaitu menggunakan 

kanada balsam berisi entellan sebagai 

perekat (mounting) dan didiamkan hingga 

kering. 

 

Hasil pengamatan struktur histologi dan 

morfometri duodenum, jejunum, dan ileum 

kambing Peranakan Etawah jantan dewasa, 

betina dewasa, jantan muda, betina muda 

dengan mikroskop cahaya (40x, 50x, dan 

400x) dianalisis dengan deskriptif 

kualitatif.  

Pengukuran ketebalan tunika mukosa 

diukur dari epitel permukaan sampai 

dengan lamina muskularis mukosa, tunika 

submukosa mulai dari batas bawah lamina 

muskularis mukosa sampai lamina 

muskularis sirkuler, pada tunika mukosa 

diukur dari lamina muskularis sirkuler 

sampai lamina muskularis longitudinal, dan 

tunika serosa mulai dari lamina muskularis 

longitudinal sampai jaringan ikat longgar 

terluar. Data ketebalan (morfometri) 

lapisan tunika mukosa, submukosa, 

muskularis, dan serosa pada duosenum, 

jejunum, dan ileum dianalisis dengan 

menggunakan Uji T. 


Hasil penelitian menunjukkan struktur 

histologi usus halus terdiri dari: tunika 

mukosa, submukosa, muskularis, dan 

serosa yang mempunyai ketebalan dan 

komponen penyusun yang berbeda. Tunika 

mukosa usus halus tersusun dari epitel 

permukaan berbentuk epitel silindris 

sebaris dengan disisipi oleh sel mangkok, 

lamina propria, kelenjar intestinal, dan 

lamina muskularis mukosa yang menjadi 

pembatas antara tunika mukosa dan 

submukosa. Pada bagian bawah dari 

kelenjar intestinal ditemukan sel paneth 


Gambar 2 Struktur histologi usus halus kambing PE betina muda (H.E; 40x). Keterangan: A) 

duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. tunika mukosa, a1. Vili, b. tunika submukosa, b1. kelenjar 

brunner, b2. jaringan ikat longgar, b3. peyer patches, c. tunika muskularis, d. tunika serosa. 

Kelenjar intestinal berada di bawah vili 

yang menjulur pada dasar tunika mukosa. 

Vili merupakan penjuluran selaput lendir 

ke dalam lumen usus halus. Vili pada usus 

halus mempunyai panjang dan bentuk yang 

berbeda-beda. Pada duodenum berbentuk 

menyerupai daun, jejunum memiliki vili 

yang lurus dan kecil, sedang  pada ileum 

memiliki vili dengan ukuran yang paling 

besar  (Gambar 1).Tunika submukosa usus 

halus kambing PE memiliki struktur yang 

berbeda-beda pada setiap bagian usus 

halus. Tunika submukosa duodenum 

tersusun atas jaringan ikat longgar dan 

banyak kelenjar duodenalis (kelenjar 

brunner). Kelenjar duodenalis pada 

kambing PE dewasa terliat lebih banyak 

dan padat. Pada kambing PE muda kelenjar 

duodenalis memiliki diameter yang lebih 

besar dibandingkan kambing PE dewasa 

(Gambar 1A dan 2A). Pada tunika 

submukosa jejunum kambing PE terdiri 

dari jaringan ikat longgar dan pembuluh 

darah. Pembuluh darah pada lapisan ini 

memiliki berbagai jenis ukuran serta 

tersebar secara acak. sedang  tunika 

submukosa ileum kambing PE terdiri dari 

jaringan ikat longgar dan peyer patches. 

Nodulus limpatik pada tunika submukosa 

hampir memenuhi seluruh bagian tunika 

submukosa dan dibawahnya dapat 

ditemukan jaringan ikat longgar yang 

berisikan pembuluh darah. Pembuluh darah 

pada lapisan ini memiliki berbagai jenis 

ukuran serta tersebar secara acak. 

Tunika muskularis usus halus kambing 

PE terdiri dari dua lapis otot polos yaitu 

lapisan muskularis sirkuler (bagian dalam) 

dan lapisan muskularis longitudinal (bagian 

luar). Ketebalan tunika muskularis usus 

halus berbeda-beda sesuai dengan bagian 

usus halus, dari yang paling tebal pada 

bagian ileum hingga yang paling tipis pada 

bagian jejunum. 

 

   

 

Gambar 3 Struktur histologi usus halus kambing PE jantan dewasa (H.E; 400x). Keterangan: 

A) duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. Sel goblet, b. Sel absorsi, c. Lamina propria. 

 

   

 

Gambar 4 Struktur histologi usus halus kambing PE betina dewasa (H.E; 400x). Keterangan: 

A) duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. Sel paneth, b. Kelenjar intestinal, c. Lamina muskularis 

mukosa. 

 


Tunika serosa merupakan lapisan 

terluar dari usus halus. Tunika seorsa terdiri 

dari jaringan ikat longgar dan lemak yang 

sering kali menyatu dengan jaringan ikat 

disekelilingnya 

Histomorfometri Usus Halus Kambing 

PE 

Hasil pengukuran histomorfometri usus 

halus kambing PE disajikan pada Tabel 1, 

2, dan 3. Lapisan tunika mukosa, 

submukosa, muskularis, dan serosa 

duodenum, jejunum, dan ileum kambing 

PE jantan dewasa lebih tebal dari pada 

kambing PE jantan muda, pada tunika 

mukosa dan submukosa memiliki 

perbedaan yang nyata (P<0.05). Kambing 

PE betina dewasa memiliki tunika mukosa, 

submukosa, muskularis, dan serosa 

duodenum, jejunum, dan ileum lebih tebal 

dari pada kambing PE betina muda, pada 

tunika mukosa dan submukosa memiliki 

perbedaan yang nyata (P<0.05).


Tabel 1 Hasil Pengukuran Histomorfometri Duodenum Kambing PE (rataan±sd)  

Lapisan (Duodenum) Jenis Kelamin Dewasa Muda 

T. Mukosa (µm) 

Jantan 359±25,9aa 319,2±25,8ab 

Betina 351,2±34,7aa 320,3±17,6ab 

T. Submukosa (µm) 

Jantan 309,8±28,3cc 249,1±27,7cd 

Betina 304,9±21,4cc 248,7±34,6cd 

T. Muskularis (µm) 

Jantan 121,5±25,5ee 91,2±10,9ee 

Betina 118,2±22,5ee 90,6±12,3ee 

T. Serosa (µm) 

Jantan 54,7±12,7gg 34,2±7,1gg 

Betina 52,9±8,9gg 29±6,5gg 

Total (µm) 

Jantan 845 µm 693,7 µm 

Betina 827,2 µm 688,6 µm 

Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda 

nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata 

(P>0.05). 

   

 

Gambar 5 Pengukuran histomorfometri usus halus kambing PE betina muda. A) duodenum, 

B) jejunum, C) ileum (H.E; 50x). 

 


 

Tabel 2 Hasil Pengukuran Histomorfometri Jejunum Kambing PE (rataan±sd) 

Lapisan (Jejunum) Jenis Kelamin Dewasa Muda 

T. Mukosa (µm) 

Jantan 403,3±47,7aa 395,4±33ab 

Betina 378±53,9aa 364,3±52,1ab 

T. Submukosa (µm) 

Jantan 64,3,8±8,8cc 48,1±15,4cd 

Betina 62,5±9,7cc 46,3±13,5cd 

T. Muskularis (µm) 

Jantan 62,5±21,6ee 61,9±10ee 

Betina 59,7±12,6ee 58,2±8,5ee 

T. Serosa (µm) 

Jantan 31,8±4,3gg 29,4±5,8gg 

Betina 30,4±11,4gg 25,2±5,5gg 

Total (µm) 

Jantan 561,9 µm 534,8 µm 

Betina 530,6 µm 494 µm


Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda 

nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata 

(P>0.05). 

 

Tabel 3 Hasil Pengukuran Histomorfometri Ileum Kambing PE (rataan±sd) 

Lapisan (Ileum) Jenis Kelamin Dewasa Muda 

T. Mukosa (µm) 

Jantan 406,8±48,7aa 334,2±31,4ab 

Betina 375,4±69,8aa 345,3±42,8ab 

T. Submukosa (µm) 

Jantan 340,2±64,2cc 325,1±25cd 

Betina 336,6±46,5cc 274,4±56,3cd 

T. Muskularis (µm) 

Jantan 147,2±16,7ee 75±11ee 

Betina 121,8±37ee 72,8±13,7ee 

T. Serosa (µm) 

Jantan 33,2±8,8gg 31,4±6,6gg 

Betina 31,1±11,6gg 27,3±5,5gg 

Total (µm) 

Jantan 927,4 µm 765,7 µm 

Betina 864,9 µm 719,8 µm 


Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda 

nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata 

(P<0.05), sedang  huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata 

(P>0.05). 


 

Kambing PE jantan dewasa tidak 

memiliki perbedaan ketebalan tunika 

mukosa, submukosa, muskularis, dan 

serosa duodenum, jejunum, dan ileum dari 

pada kambing PE betina dewasa (P>0.05). 

Kambing PE jantan muda tidak memiliki 

perbedaan ketebalan tunika mukosa, 

submukosa, muskularis, dan serosa 

duodenum, jejunum, dan ileum dari pada 

kambing PE betina muda (P>0.05). 

Pembahasan 

Usus halus kambing Peranakan Etawah 

terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, 

jejunum, dan ileum. Setiap bagian tersusun 

atas 4 lapisan yaitu tunika mukosa, 

submukosa, muskularis, dan serosa. Setiap 

lapisan mempunyai ukuran yang berbeda 

baik dari sudut pandang jenis kelamin dan 

umur sampel ,

Pada tunika mukosa ada  vili yang 

merupakan penjuluran selaput lendir ke 

dalam lumen usus halus. Vili ditandai 

dengan adanya epitel permukaan yaitu 

epitel kolumner simplek yang disisipi oleh 

sel mangkok. Hal ini sesuai dengan laporan 

dimana pada tunika mukosa usus 

halus kerbau  ada  vili yang dilapisi 

epitel kolumner simplek dan sel mangkok. 

Vili pada duodenum berbentuk menyerupai 

daun dan tiap vili memiliki beberapa unsur 

seperti sel absorsi, sel goblet, sel paneth, sel 

argentafin, lamina propria, kelenjar usus, 

dan lamina muskularis mukosa . Hal ini  juga dapat 

ditemukan pada tunika mukosa jejunum 

dan ileum namun vili pada jejunum 

mempunyai bentuk yang runcing, kecil, dan 

relatif mempunyai bentuk yang lurus dan 

pada ileum vili memiliki kerapatan yang 

lebih rendah dari pada duodenum dan 

jejunum. Hal ini disebabkan fungsi dari 

ileum yaitu untuk menyaring sisa sari 

makanan yang terlewatkan oleh jejunum 

Lamina muskularis 

mukosa pada ileum tidak terlalu terlihat 

jelas, hal ini  disebabkan banyaknya 

jumlah nodul-nodul limpatik yang 

menutupinya. Berbeda dengan di 

duodenum dan jejunum dimana pada 

lamina muskularis mukosanya terlihat jelas 

yang digunakan sebagai tanda pembatas 

antara tunika mukosa dan submukosa 

Hasil penghitungan histomorfometri 

duodenum, jejunum, dan ileum dapat 

dilihat bahwa ada  perbedaan ketebalan 

tunika mukosa antara kambing PE muda 

dan dewasa (P<0.05) namun pada kambing 

PE jantan dan betina ketebalan tunika 

mukosa sama (P>0.05). Usus halus 

kambing PE dewasa memiliki vili yang 

lebih tebal dari pada yang muda. Hal ini 

disebabkan adanya perbedaan berat badan 

antara kambing PE dewasa dan muda 

seperti dijelaskan pada penelitian yang 

dilakukan oleh  dimana 

berat badan hewan berpengaruh terhadap 

panjang dan lebar vili usus halus. Hal 

ini  juga disebabkan proses pencernaan 

yang dilakukan pada daerah ini , umur 

dan jenis hewannya ,

Tunika submukosa terdiri dari jaringan 

ikat longgar yang mengandung serabut 

kolagen dan elastik yang terletak antara 

lamina muskularis mukosa dan tunika 

muskularis. Tunika submukosa usus halus 

kambing PE ada  perbedaan pada 

duodenum, jejunum, dan ileum. Ciri yang 

menonjol pada tunika submukosa 

duodenum yaitu ada  kelenjar 

duodenum (kelenjar brunner). Kelenjar 

brunner dapat mengsekresikan cairan usus 

ke dalam kripta usus yang berfungsi untuk 

melubrikasi permukaan epitelium dan 

melindungi dari asam lambung . Kelenjar ini ada  pada semua 

tunika submukosa duodenum sample yang 

diambil, hanya saja ada  perbedaan 

kerapatan kelenjar duodenum dewasa dan 

muda (Gambar 1A dan 2A). Pada kambing 

PE dewasa kelenjar ini dari pada yang 

muda. Hal ini  disebabkan kambing PE 

dewasa mensekresikan asam lambung yang 

lebih banyak sehingga dibutuhkan sekresi 

cairan usus yang banyak untuk melubrikasi 

permukaan epitelium dan melindungi dari 

asam lambung, hal terebut juga dipengaruhi 

oleh faktor pertumbuhan 

 

Tunika submukosa jejunum tersusun 

oleh jaringan ikat longgar yang 

mengandung pembuluh darah. Tunika 

submukosa jejunum yaitu yang terpendek 

jika dibandingkan dengan duodenum dan 

ileum. Hal ini  disebabkan pada tunika 

suubmukosa jejunum tidak ada  

kelenjar usus ataupun nodul-nodul limpatik 

Tunika submukosa ileum tersusun oleh 

jaringan ikat longgar yang diselipi oleh 

pembuluh darah kecil serta ada  nodul-

nodul limpatik yang bergregasi membentuk 

peyer’s patches ,

Adanya peyer’s patches pada tunika 

submukosa merupakan ciri khas dari ileum. 

Hampir seluruh bagian dari tunika 

submukosa ileum dipenuhi oleh peyer’s 

patches, hal ini  didukung oleh 

pernyataan

Hasil pengukuran histomorfometri tunika 

submukosa ileum menunjukkan bahwa 

tunika submukosa kambing PE dewasa 

lebih tebal dari pada kambing PE muda dan 

mempunyai perbedaan yang nyata 

(P<0.05). Hal ini  disebabkan kambing 

PE dewasa lebih banyak mengkonsumsi 

makanan dari pada kambing PE muda, 

sehingga kemungkinan lumen usus dipapar 

oleh makanan dari luar lebih besar sehingga 

menyebabkan jumlah dan ketebalan peyer’s 

patches pada kambing PE dewasa lebih 

tebal dari kambing PE muda .

Tunika muskularis kambing PE terdiri 

dari otot polos yang tersusun melingkar 

(sirkular) pada bagian dalam dan 

memanjang (longitudinal) pada bagian luar. 

Hal ini sama dengan pernyataan  yang melaporkan bahwa tunika 

muskularis terdiri dari dua lapisan otot, 

yaitu lapisan tebal otot sirkuler pada bagian 

dalam dan lapisan tipis otot longitudinal 

pada bagian luar. Hal tesebut juga 

ditemukan pada tunika muskularis jejunum 

dan ileum. 

Tunika serosa umumnya lebih tipis dari 

pada lapisan yang lain. Tunika serosa 

terdiri dari jaringan ikat longgar dan lemak 

yang sering kali menyatu dengan jaringan 

ikat disekelilingnya, hal ini  . Pada 

penghitungan histomorfometri tunika 

muskularis dan serosa tidak ada perbedaan 

tebal yang nyata antara kambing PE jantan 

dan betina serta kambing PE dewasa dan 

muda (P>0.05). Pengukuran tunika 

muskularis dilakukan dari daerah yang 

terlihat mengandung otot polos sirkuler dan 

longitudinal dan pengukuran ketebalan 

tunika serosa ditandai pada daerah yang 

memiliki lapisan tipis dengan jaringan ikat 

longgar setelah melewati tunika muskularis 

yang tersusun oleh otot polos 


Struktur histologi usus halus kambing 

PE terdiri atas: tunika mukosa, submukosa, 

muskularis, dan serosa. Struktur histologi 

duodenum ditandai dengan adanya kelenjar 

brunner. Jejunum mempunyai vili yang 

mempunyai bentuk yang runcing dan kecil. 

dan pada ileum ditemukan peyer patches. 

Ketebalan usus halus kambing dewasa 

lebih tebal dari yang muda dan ketebalan 

itu ditentukan oleh tunika mukosa dan 

submukosa. Ketebalan usus halus kambing 

betina lebih tebal dibandingkan dengan 

jantan.