• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label pisang 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pisang 3. Tampilkan semua postingan

pisang 3










Buah pisang banyak dikonsumsi sebab  
rasanya yang enak dan kandungan gizi yang 
tinggi. Pisang sangat baik untuk dikonsumsi 
sebab  memberi  cadangan energi yang cepat 
tersedia bagi tubuh dan merupakan sumber 
vitamin C dan B6 yang baik ,
Konsumsi total pisang pada tahun 2013 mencapai 
5.63 kg/kapita/tahun   Hingga 
saat ini peningkatan produksi dan kualitas pisang 
terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan 
konsumen. Pada tahun 2015 terjadi kenaikan 
produksi pisang sebesar 6.36% dari tahun 2014. 
Produksi pisang pada tahun 2014 sebesar 6862558 
ton dan tahun 2015 sebesar 7299266 ton .
Nilai ekspor pisang Indonesia masih rendah 
apabila dibandingkan negara ASEAN lainnya. 
Indonesia berada di urutan kelima dengan 
kontribusi terhadap volume ekspor pisang Asia 
Tenggara hanya sebesar 0.06%. Negara eksportir 
pisang terbesar di Asia Tenggara adalah Filipina 
yang menyumbang lebih dari 95% volume ekspor 
pisang ASEAN tahun 2007-2011. ini 
disebabkan varietas yang ditanam di Indonesia 
sangat beragam, sedang  pasar internasional 
lebih menyukai pisang dari kelompok Cavendish 
 Pisang Cavendish merupakan 
salah satu kultivar pisang yang komersial di dunia 
selain Baby banana dan Monkey . Pengembangan kultivar kelompok 
Cavendish di Indonesia menghadapi kendala 
serangan penyakit layu Fusarium ,
Produksi pisang dengan sistem pertanian 
komersial masih belum populer di Indonesia. 
Sebagian besar pertanaman pisang rakyat ditanam 
di pekarangan sebagai tanaman campuran dengan 
tanaman lain atau tumpang sari atau di lahan 
tegalan , ini memicu  
masih sedikitnya ekspor pisang Indonesia sebab  
kualitas yang kurang baik. Pengusahaan pisang 
skala perkebunan diperlukan untuk mendukung 
pemenuhan kebutuhan pisang nasional dan 
ekspor. 
Kualitas buah pisang sering ditentukan 
melalui tampilan kulitnya yang mulus tanpa cacat. 
Kulit pisang yang mulus dapat diperoleh melalui 
teknik budidaya dan pascapanen yang baik. 
Menurut Ditjen Horti (2016) rangkaian  budidaya  
yang  baik  dan  benar  adalah  dari  pemilihan  
lokasi,  pemilihan  bibit  dan  varietas, 
pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama 
dan penyakit serta pemanenan. 
Tujuan studi  menguraikan perawatan 
pertanaman pisang Cavendish skala perkebunan.  
Kegiatan studi  ini dilaksanakan di 
Plantation Group 3, Desa hutan larangan 
Kecamatan todanan Kabupaten blora  
Tengah, Provinsi jawatengah  . studi  dilakukan 
selama 4 bulan dari bulan Februari 2017 sampai 
dengan bulan Juni 2017. 
Metode pelaksanaan studi  dengan cara 
melakukan praktik kerja sebagai karyawan harian 
lepas (KHL) selama kurang lebih dua bulan, 
sebagai pendamping mandor satu bulan, dan 
pendamping kepala seksi satu bulan untuk 
memperoleh data primer. Praktik kerja tidak 
dilakukan secara kontinu dan jadwal sesuai arahan 
pembimbing lapang. Data sekunder diperoleh dari 
laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip-arsip 
kebun. 
Data primer diperoleh dengan melakukan 
beberapa pekerjaan teknis di lapangan, 
wawancara, diskusi dengan staf dan karyawan 
perkebunan serta menghitung prestasi kerja 
beberapa pekerja. Hasil kegiatan lapangan pada 
pemeliharaan yang dikumpulkan sebagai data 
primer seperti : 
1. Pekerjaan perawatan yang menentukan 
kualitas buah, hal yang diamati yaitu 
pekerjaaan yang ada di perawatan tanaman 
dan buah serta pekerjaan perawatan apa saja 
yang diterapkan oleh perusahaan yang dapat 
menentukan kualitas buah pisang supaya 
dapat diekspor. 
2. Pemupukan,  hal yang diamati yaitu  jenis,  
realisasi  ketepatan  waktu  dan  dosis  
pemupukan  serta  dasar penentuannya. Data 
diperoleh dari rata-rata 10 tenaga kerja dari 3 
kali ulangan. Pengamatan dilakukan selama 
30 minggu di 3 blok. 
3. Penanganan organisme pengganggu tanaman 
(OPT), pengamatan dilakukan untuk 
mengetahui kegiatan yang berkaitan dengan 
penanganan OPT, bahan aktif pestisida, 
konsentrasi bahan aktif, tempat, cara aplikasi, 
dan kendala yang ada di kebun. 
4. Kehilangan populasi (losing), data yang 
diperoleh adalah faktor yang membuat 
berkurangnya populasi tanaman pisang, 
jumlah kehilangan dari setiap faktor, dan 
persentase kehilangannya. Pengamatan 
dilakukan selama 6 minggu pada 5 blok yang 
memasuki masa panen dari 3 bulan periode 
pemanenan. 
5. Manajerial kebun, Informasi yang didapatkan 
adalah organisasi perawatan, penentuan 
kebutuhan tenaga kerja dan rotasi kegiatan 
perawatan tanaman dan buah serta indeks 
tenaga kerja (ITK).  
Data sekunder diperoleh dari arsip data 
perusahaan tentang laporan harian, laporan 
bulanan, laporan tahunan, serta arsip kebun. 
Kondisi dan kegiatan umum di perkebunan 
memerlukan data seperti : peta kebun, curah 
hujan, kondisi lahan dan tanaman, produksi dan 
produktivitas kebun serta struktur organisasi. Data 
untuk aspek khusus pemeliharaan tanaman 
diperlukan data sekunder seperti : kondisi lahan, 
klon tanaman, jumlah tanaman, umur tanaman 
pada setiap blok, hasil pekerjaan. Data ini  
dibutuhkan untuk menganalisis kegiatan yang 
dilakukan, secara deskriptif dan dibandingkan 
dengan sumber pustaka yang baku.  
Data dan informasi yang telah terkumpul 
kemudian dianalisis dengan perhitungan 
matematika sederhana yang meliputi nilai rata-
rata dan persentase. Hasil yang didapatkan 
kemudian  dibandingkan dengan standar kerja dan 
SOP yang dimiliki perusahaan serta pustaka 
tentang standar budidaya tanaman pisang. 
Perawatan untuk Kualitas Buah Pisang 
Perawatan tanaman pisang Cavendish di 
Plantation Group 3 terdiri dari dua perawatan 
yaitu perawatan tanaman dan perawatan buah. 
Perawatan tanaman berfokus pada kesehatan 
tanaman dan perawatan buah menjaga kualitas 
buah tetap baik. Kedua perawatan ini bertujuan 
agar produk yang dihasilkan berupa buah pisang 
segar dapat diekspor dengan kuantitas maksimal. 
Kedua perawatan ini yang membedakan 
perawatan pisang yang dilakukan oleh masyarakat 
dengan perkebunan. Perawatan yang dapat 
menentukan kualitas buah pisang terdiri atas: 
Pemangkasan Daun.  
ada  dua perlakuan dalam 
pemangkasan daun yaitu pembuangan daun 
sebagian (trimming) dan pembuangan daun 
penuh (cutting). Eksekusi dari pekerja apakah 
memilih trimming atau cutting dapat 
mempengaruhi kualitas tanaman dan buah pada 
waktu panen. Pengalaman kerja dibutuhkan 
untuk pekerjaan ini. Pekerja dituntut bekerja 
cepat dan berkualitas sebab  dengan target 3000 
pohon bukan jumlah yang sedikit. Rata rata 
prestasi tenaga kerja adalah sebesar 1500 pohon. 
Target 3000 pohon ini bukan berarti pekerja 
harus melakukan pemangkasan daun di 3000 
pohon yang ditemui. Pengertian yang sebenarnya 
adalah dari 3000 pohon yang ditemui 
pemangkasan daun hanya dilakukan pada pohon 
yang memang memerlukan pemangkasan. 
Kriteria daun yang dipangkas seperti daun 
terserang hama dan penyakit, daun kering, daun 
yang pelepahnya patah, dan daun yang 
bergesekan dengan buah. Pengertian ini harus 
disampaikan ke pekerja dengan jelas supaya 
tidak melakukan kelebihan pemangkasan (over 
cutting). Alasan ini  yang menjadi salah satu 
penyebab pekerja belum mencapai target.  
Pekerja pemangkasan daun kebanyakan 
adalah pekerja baru oleh sebab nya pengetahuan 
tentang penyakit pisang masih sedikit. Pelatihan 
kepada pekerja secara berkala mengenai jenis 
penyakit dan cara melakukan pemangkasan daun 
yang baik dapat dilakukan supaya keterampilan 
pekerja bertambah. Hasil pekerjaan pemangkasan 
daun yang baik dapat mempengaruhi rotasi kerja 
dan kualitas buah pisang. Kualitas buah pisang 
sangat ditentukan oleh baik tidaknya daun yaitu 
jumlah dari daun sehat. Standar jumlah daun pisang 
sehat sampai panen yang ditentukan oleh 
perusahaan adalah 5 daun supaya pisang dapat 
diekspor. Apabila daunnya kurang dari 5 
dikhawatirkan pisang akan matang bahkan busuk 
diperjalanan sebab  pisang yang ketika dipanen 
jumlah daunnya kurang dari 5, buahnya akan cepat 
masak. Kondisi pisang yang daunnya kurang dari 5 
istilah kebunnya adalah no functional leaf (NFL).  
 
Penyuntikan Jantung Pisang  
Penyuntikan jantung pisang merupakan 
langkah awal untuk melindungi buah dari 
serangga dengan cara menyuntikan larutan 
insektisida. Penyuntikan jantung pisang dilakukan 
pada pohon yang sudah muncul jantung  dengan 
persentase kemunculan jantung antara 50-100 % 
dan belum melengkung ke bawah (bending). 
Apabila penyuntikan dilakukan pada saat jantung 
pisang bending akan memicu  jantung 
busuk. Jantung yang busuk akan menghasilkan 
jumlah sisir yang lebih sedikit. 
Jantung pisang yang telah disuntik dengan 
baik memiliki ciri warna seludang buahnya 
(bracts) ungu gelap dan kulit buahnya terasa halus 
ketika diraba. sedang  jantung yang 
penyuntikannya kurang baik ditandakan dengan 
bracts berwarna lebih terang dan kulit buahnya 
terasa kasar ketika diraba. 
Penyuntikan dilakukan pada seperempat 
bagian dari ujung jantung dengan sudut 
kemiringan berkisar 45o. ini dilakukan untuk 
menghindari tertancapnya buah oleh jarum suntik. 
Sudut penyuntikan yang tepat akan membuat 
penyebaran larutan di dalam jantung pisang 
merata. Lama penyuntikan sekitar 11 detik untuk 
jantung yang berukuran besar. Hitungan ini dapat 
berubah apabila ditemukan jantung dengan 
ukuran lebih kecil. Penilaian ini bergantung pada 
pengamatan dan pengalaman tenaga kerja.  
Kendala pada penyuntikan jantung pisang 
adalah pengalaman tenaga kerja yang masih 
kurang. ini sebab  masa kerja yang kurang 
dari 6 bulan. Kendala lain adalah terlewatnya 
penyuntikan jantung sebab  telah bending. 
Penyebabnya adalah terkadang pengamatan 
pekerja kurang jeli sehingga jantung yang telah 
muncul terlewat untuk disuntik. Pisang yang tidak 
disuntik tetap dipelihara sampai panen diharapkan 
kualitasnya tidak berbeda dengan yang disuntik 
dan masih dapat dijual. 
 
Pembrongsongan (bagging) 
Pembrongsongan adalah kegiatan 
pembungkusan tandan pisang yang telah bending 
dan 2 seludang sisir terbuka. Pembrongsongan 
dilakukan untuk melindungi buah pisang dari 
serangga dan jamur selama pengisian buah. Selain 
melindungi dari serangga dan jamur juga 
memperkecil gesekan antara buah dengan pelepah 
pisang. ini sesuai dengan hasil studi  
Bahrir (2012) yang menyebutkan perlakuan 
pembungkusan tandan pisang menekan serangan 
hama pada kulit pisang tanduk. Pembungkus yang 
digunakan oleh perusahaan adalah kertas khusus 
(paper bag) yang memiliki sifat tahan air dan 
spunbond atau istilah kebunnya hygro. Kertas 
pembungkus ini diimpor dari negara Taiwan. 
Pertimbangan memakai kertas adalah untuk 
mengurangi pemakaian  plastik. 
pemakaian  paper bag dan hygro sekaligus 
membuat pekerjaan lambat. Akibatnya prestasi 
tenaga kerja menurun sebab  harus memasang 
kedua bahan ini . Prestasi yang menurun 
berakibat pada telatnya pembrongsongan blok 
lain. Keserempakan muncul jantung yang rendah 
membuat pekerja harus cermat mencari tandan 
yang siap dibungkus. Saat periode awal muncul 
jantung sulit bagi tenaga kerja untuk mencapai 
standar perusahaan. Sebab, ketersediaan buah 
masih sedikit per harinya. Pada saat ini 
perhitungan prestasi pekerja bukan berupa jumlah 
tanaman akan tetapi luasan yang telah dikerjakan 
atau istilah kebunnya standar cover blok. 
Menurut penulis pemakaian  paper bag 
tanpa adanya tambahan hygro sudah cukup untuk 
mencegah serangan hama dan jamur. Penulis 
beranggapan selama paper bag tidak mengalami 
cacat sobek kualitas dari kulit buah pisang dapat 
dipertahankan. 
 
Pembuangan Bunga, Buah, dan Penghalang 
Buah (DDF) 
Pembuangan bunga dilakukan untuk 
menghindari berkembangnya jamur pada bunga 
yang busuk. Selain itu menurut Ngatoif (2011) 
biasanya pemotongan bunga jantan 3 minggu 
setelah berbunga meningkatkan panjang dan 
lingkar buah pisang. Pembuangan buah adalah 
kegiatan pembuangan jari buah pisang (finger) 
untuk mengatur posisi dan bentuk buah. Tujuan 
lainnya adalah menghilangkan jari palsu yang 
berpotensi tidak berkembang menjadi buah. 
Penghalang buah yang dibuang adalah bracts 
yang telah lepas dan pelepah daun yang 
berpotensi bergesekan dengan buah. 
Kendala dari pekerjaan pembuangan bunga 
adalah pada saat pembuangan bunga lilin atau 
bunga plastik. Bunga lilin memiliki sifat lebih 
keras dibanding bunga biasa sehingga susah di 
hilangkan. Bunga lilin yang jumlahnya banyak 
dapat menghambat pekerjaan sehingga prestasi 
tenaga kerja dapat menurun. Pembuangan bunga 
dilakukan ketika buah masih berumur muda. 
Pembuangan bunga ketika masih muda membuat 
pisang mengeluarkan banyak getah. Getah yang 
menetes atau terkena tangan dapat menjadi lateks 
yang menempel pada kulit pisang. Perlu adanya 
kesadaran diri pada pekerja untuk senantiasa 
mengelap tangan ketika melakukan pembuangan 
bunga dan jari buah serta memasang penghalang 
getah. 
Getah yang menetes perlu dicegah dengan 
cara memasang penghalang supaya tidak 
mengenai buah di bawahnya. Penghalang getah 
pada kegiatan DDF ada dua bahan yaitu potongan 
paper bag dan tisu. pemakaian  paper bag 
diterapkan pada buah yang masih muda. 
pemakaian  tisu untuk buah yang posisinya telah 
jelentar atau melengkung ke atas dan pada saat 
pembuangan jari buah pisang. Pada penerapannya 
sebaiknya pemakaian  tisu di lakukan secara 
efisien dan bahkan dikurangi. Caranya adalah 
dengan melakukan DDF pada tandan yang masih 
muda dan jangan sampai terlewat sehingga buah 
telah melengkung ke atas. Pengurangan 
pemakaian  tisu tentu akan menekan biaya serta 
lebih ramah lingkungan. 
 
Pemasangan Sekat Buah 
Kualitas kulit buah adalah faktor utama 
yang mempengaruhi harga jual buah pisang. Kulit 
buah yang mulus dapat meningkatkan harga jual 
buah pisang. Kemulusan kulit menjadi patokan 
untuk menentukan kelas dari produk pisang yang 
dijual oleh perusahaan. Banyaknya pisang berkulit 
mulus akan menghasilkan pisang kelas premium 
yang lebih banyak. Usaha perkebunan pisang 
Cavendish dapat diibaratkan menjual kualitas 
kulit buah pisang. Perawatan buah sangatlah 
penting untuk menjaga ini . Selain 
pembrongsongan pemasangan sekat adalah salah 
satu cara untuk menjaga kualitas kulit buah 
pisang. Sekat yang dipasang berupa plastik atau 

 
20 
Tabel 1. Jadwal dan dosis pupuk per satu siklus tanaman 
Umur (BST) 
Pupuk (kg/tanaman) 
Organik Urea TSP KCl Kieserit ZnSO4 Dolomit 
0 15 - - - - - 2.080* 
1 - 0.050 - 0.050 - 0.047 - 
2 - 0.100 0.053 0.100 - - 0.750* 
3 - - - - 0.320 - - 
4 - 0.100 - 0.125 - - 0.400* 
5 SC - 0.100 - 0.150 - - - 
6 SC - 0.100 0.053 0.150 - - - 
7 SC - 0.075 - 0.125 0.320 - - 
8 SC - 0.075 - 0.100 - - - 
9 SC - 0.075 0.053 0.100 - - - 
10 SC - 0.075 - 0.100 - 0.035 - 
Keterangan :  Kondisional, BST: bulan setelah tanam, SC: anakan pertama, Sumber : Kantor Divisi Pisang PG3 2017 
(diolah)  
busa akan melindungi buah dari gesekan antar 
buah. 
Kendala dalam pelaksanaan pemasangan 
sekat adalah harus memasang satu per satu sekat 
pada tiap sisir pisang. Sehingga pekerjaan ini 
membutuhkan kesabaran lebih dan membuat 
prestasi pekerja masih dibawah standar. Plastik 
sekat yang digunakan terkadang licin yang 
membuat pekerja susah untuk memasangnya. 
Busa yang digunakan ketika penulis melakukan 
studi  belum sesuai. Busa yang digunakan 
ukurannya terlalu besar. ini membuat 
pekerjaan yang dilakukan terkesan berantakan. 
Kendala lain yang membuat pekerjaan menjadi 
lama adalah pekerja harus membawa tangga 
bambu untuk memasang sekat. Tangga ini dibawa 
oleh pekerja ke setiap pohon yang akan dipasang 
sekat. 
Saran untuk perusahaan, dalam pemakaian  
busa sebaiknya ukurannya disesuaikan. Lebih baik  
dilakukan uji efektifitas antara pemakaian  plastik 
dan busa. Hasil dari uji ini nantinya dapat 
digunakan sebagai pertimbangan pemakaian 
bahan sekat. Biaya pengadaan juga dapat 
dijadikan bahan perbandingan. 
 
Pemupukan Tanaman 
Pemupukan merupakan bagian penting 
dalam budidaya tanaman. Budidaya tanaman yang 
berlangsung lama dapat memicu  kandungan 
unsur hara pada tanah menurun. Pemupukan 
menjadi faktor pendorong pertumbuhan tanaman 
pisang untuk mencukupi kebutuhan haranya. 
Respon pemupukan tanaman pisang lebih cepat 
apabila dibandingkan tanaman tahunan. 
Pemupukan sering berdasar  azaz 5 tepat yaitu 
tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan 
tepat tempat. Pupuk yang digunakan adalah pupuk 
anorganik dan beberapa jenis kapur. Dosis pupuk 
ditentukan oleh tim riset perusahaan. Jadwal 
pemupukan telah dibuat ketika pisang mulai 
ditanam. Cara aplikasi pupuk adalah ditebar 
langsung melingkar dengan jarak 30 cm dari 
batang dan maksimal seluas tajuk. Sasaran 
pemupukan pada bulan kelima adalah anakan 
pertama sebab  sudah mulai dipelihara. 
Kebutuhan pupuk tanaman pisang Cavendish 
selama satu siklus tanaman di PG3 disajikan pada 
Tabel 1. 
Pemberian pupuk Urea, TSP, dan KCl 
adalah untuk memenuhi kebutuhan hara makro 
bagi tanaman pisang. Hara makro adalah unsur 
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah 
besar. Pemberian pupuk Urea dan KCl dilakukan 
rata rata satu bulan sekali, sementara TSP tiga 
bulan sekali. Aplikasi dolomit sebelum tanam 
diberikan pada saat pengolahan tanah. Dosis 
dolomit yang diberikan paling besar yaitu 2.08 kg. 
Pemberian dolomit ini bersifat kondisional kebun. 
Bersifat kondisional sebab  ada pertimbangan 
nilai derajat kemasaman (pH) tanah. Apabila pH 
tanah nilainya ≥6 maka tidak perlu dilakukan 
aplikasi dolomit. Berikut pemberian dolomit 
disajikan pada Tabel 2. 

pemakaian  kalsit ditujukan untuk 
mempercepat kenaikan pH tanah dan 
memperkecil dosis dolomit. Apabila tidak 
memakai kalsit dosis dolomit yang diberikan 
mencapai 7.4 ton ha-1. Pemberian dolomit setelah 
tanam dilakukan pada 2 BST dan 4 BST apabila 
pH kurang dari 6. memakai  pertimbangan 
ekonomi, pemakaian  pupuk dan tenaga kerja 
pemupukan harus dilakukan secara efisien. 
Berikut data realisasi waktu dan dosis dari blok 
12B, 22B, dan 20B disajikan pada Tabel 3 dan 
Tabel 4. 

 
berdasar  tabel 3 di atas dapat dijelaskan 
bahwa ketepatan waktu pemupukan jauh dari 
jadwal yang telah dibuat oleh perusahaan. 
Ketepatan waktu aplikasi Urea dan KCl hanya 
14.3% dan 19%. sedang  untuk TSP dari 9 kali 
aplikasi tidak ada yang sesuai jadwal. Ketepatan 
aplikasi pupuk dapat dipengaruhi oleh faktor 
bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan akses jalan 
kebun. Bahan baku berupa pupuk yang 
diaplikasikan apabila pengadaannya telat dapat 
menunda pekerjaan. Perhitungan tenaga kerja jika 
memakai  pertimbangan sesuai jadwal 
membuat pekerjaan terhambat. ini sebab  
apabila pemupukan telat pekerjaan akan 
menumpuk yang akhirnya tidak terselesaikan. 
Akses jalan kebun yang rusak membuat kendaraan 
(unit) pengangkut pupuk susah masuk ke kebun. 
Akses jalan rusak dapat disebabkan oleh cuaca 
yaitu hujan. 

Tabel 4 menunjukkan bahwa total realisasi 
pupuk masih di bawah standar perusahaan. Dosis 
pupuk Urea dan KCl pada 3 blok contoh di bawah 
standar. sedang  pupuk TSP pada blok 12B dan 
22B telah sesuai rekomendasi perusahaan. 
Penambahan dan pengurangan dosis pemupukan 
dapat dilakukan apabila pengamatan visual 
menunjukkan pertumbuhan tanaman pisang telah 
sesuai harapan. Penambahan pupuk tidak selalu 
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. 
sebab  ada ambang maksimal yang tidak 
menunjukan perbedaan pemupukan bahkan dapat 
memicu  keracunan pupuk. Sebaliknya 
apabila kekurangan pupuk akan memicu  
defisiensi unsur hara pada tanaman. 
Kendala umum dari kegiatan pemupukan 
adalah keterlambatan pupuk, jumlah tenaga kerja 
yang kurang, dan kurangnya pengawasan. 
Keterlambatan pupuk dapat disebabkan 
pengadaan pupuk yang terlambat sebab  stok di 
distributor habis. Keterlambatan pupuk juga dapat 
disebabkan akses jalan yang rusak atau pengadaan 
unit telat. Pupuk yang terlambat masuk ke blok 
dapat berpengaruh pada tidak efektifnya 
pemakaian  tenaga kerja, sebab  harus dialihkan 
ke pekerjaan lain selama menunggu kedatangan 
pupuk. Pengawasan harus dilakukan supaya 
prosedur dilakukan dengan benar dan 
menghindari pupuk tercecer. 
Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 
(OPT) 
Kegiatan yang berkaitan dengan 
penanganan OPT adalah penyemprotan herbisida, 
penyemprotan insektisida, dan suntik jantung. 
Keadaan kebun yang bersih dari gulma, jamur, 
dan hama dapat mempengaruhi pertumbuhan 
tanaman pisang. Hama dan penyakit dapat 
menurunkan jumlah populasi tanaman. 
Penanganan yang terlambat dapat berakibat fatal 
pada hasil panen. Hasil panen yang turun 
memicu  pendapatan perusahaan turun. 
Herbisida dan insektisida merupakan bahan 
kimia yang memberi dampak pada tubuh manusia. 
pemakaian nya  harus  sesuai  dengan  ketentuan  
pemakaian   produk.  pemakaian   sembarangan  
dapat memicu  iritasi dan keracunan yang 
dapat berakhir pada kematian. Dibutuhkan alat 
pelindung diri (APD) pada saat pemakaian  bahan 
kimia ini . Pekerja yang melakukan kegiatan 
pengendalian OPT harus disiplin dalam memakai 
APD. berdasar  observasi yang telah dilakukan 
oleh penulis, alat pelindung diri (APD) yang 
digunakan oleh pekerja masih kurang. APD yang 
digunakan oleh pekerja hanya berupa boot, masker 
kain, dan pakaian kerja biasa. Setelah penulis 
mengkonfirmasi kepihak perusahaan APD yang 
sesuai seperti masker kimia dan pakaian khusus 
penyemprotan masih dalam pengadaan. 
Bahan aktif herbisida yang digunakan 
perusahaan merupakan bahan aktif yang 
diperbolehkan oleh Kementerian Pertanian 
Republik Indonesia untuk pertanian dan 

 

kehutanan. Bahan aktif berupa glufosinat 
digunakan untuk pengendalian gulma diseluruh 
wilayah kebun. Bahan aktif paraquat hanya 
digunakan untuk pengendalian gulma pada jalan 
dan pinggiran lebung (Tabel 5). 

Metomil 1 serangga/jantung pisang 
Klorpirifos 3 serangga/jantung pisang 
Waktu pengendalian OPT bersifat tentatif 
atau kondisional kebun. Pengendalian gulma di 
blok yang tanaman pisangnya berumur muda 
sekitar 1-4 bulan dilakukan secara intensif. Berbeda 
dengan blok yang tanaman pisangnya sudah 
berumur lebih dari 4 bulan pengendalian gulma 
dilakukan rata-rata 2 minggu sekali. Insektisida 
digunakan untuk mengendalikan serangga berupa 
kutu kebul pada tanaman pisang muda dan semut 
pada tanaman pisang dewasa. Insektisida juga 
digunakan untuk melindungi calon buah yaitu 
jantung pisang dari serangan serangga. 
Prestasi tenaga kerja masih dibawah standar 
yang ditetapkan oleh perusahaan dan prestasi kerja 
penulis masih dibawah tenaga kerja. Prestasi 
penulis didapatkan dengan cara sampling dengan 
batasan waktu selama 1 jam. Perolehan ini 
dibandingkan dengan rata-rata per jam dari tenaga 
kerja. Penulis tidak dapat melakukan pekerjaan 
semprot gulma secara penuh. ini disebab kan 
keterbatasan alat semprot yang ada. Selama ini alat 
semprot yang digunakan adalah milik pekerja 
sendiri. Perusahaan belum membuat kebijakan 
pengadaan alat untuk penyemprotan gulma maupun 
insek. Penulis menyarankan supaya perusahaan 
dapat melakukan  pengadaan  alat semprot.  
Alasannya  adalah  dengan  pengadaan  alat 
semprot  dari  perusahaan nantinya kualitas 
semprot akan lebih seragam dan mudah untuk 
melakukan perhitungan efektifitas kerja. Selama ini 
pekerja memakai  alat semprot dengan merek 
dan tipe yang berbeda-beda dan tidak hanya itu 
pemakaian  nozzle juga tidak ada standarisasi. 
 
Kehilangan Populasi Ekspor (Losing) 
Penyebab populasi tanaman pisang beragam 
diantaranya serangan hama, terjangkit penyakit 
tanaman, cuaca, kesalahan data, aktivitas manusia, 
dan telat panen. Hama dan penyakit tanaman 
merupakan masalah utama dalam budidaya 
tanaman. Penanganannya dibutuhkan respon cepat 
sebelum menyebar keseluruh kebun. Cuaca yang 
ekstrim seperti panas dan angin kencang dapat 
memicu  kekeringan dan pisang roboh. 
Kesalahan rekap data akan membuat populasi 
seakan menurun dan membingungkan. Perusahaan 
perlu merekap data secara periodik. Rekap data 
populasi penting dilakukan sebab  berkaitan 
dengan taksasi produksi. Data populasi yang benar 
akan menentukan target panen nantinya. 
Pemanenan yang telat memicu  buah 
tertinggal dan tidak terpanen akan merugikan 
perusahaan. Kehilangan populasi buah ekspor 
mingguan selama 6 minggu dari bulan April 
hingga minggu kedua Mei pada 5 sampel blok 
disebabkan oleh umur tua (over age) dan kondisi 
no functional leaf (NFL). Periode pemanenan 
untuk satu blok kurang lebih selama 3 bulan. 
Pengamatan yang dilakukan penulis bukan hasil 
keseluruhan satu periode panen. Berikut data hasil 
pengamatan losing selama 6 minggu disajikan 
pada Tabel 6. 

berdasar  Tabel 6 diketahui bahwa 
penyebab losing terbesar adalah NFL yang 
berjumlah 7420 tanaman atau 4.2% dari populasi 
awal. Jumlah losing ini apabila dikonversi 
kedalam luasan adalah 3.09 ha dengan asumsi 
populasi per hektar 2400 (tanaman pertama). 
Losing akibat over age sebesar 1.590 tanaman 
atau 0.66 ha dan 0.9% dari total populasi. Blok 
yang memiliki buah umur tua paling banyak 
adalah blok 12B dan blok yang memiliki masalah 
NFL paling banyak adalah blok 27A. 
Losing sebesar ini dapat memberi  
dampak penurunan kapasitas ekspor perusahaan. 
Meski dapat dipanen, tanaman umur tua dan NFL 
tidak dapat diekspor sebab  khawatir akan matang 
selama perjalanan. Jika tidak ada stok cadangan 
buah di kebun tentu menjadi masalah pada 
pemenuhan permintaan ekspor. Alternatif yang 
diambil untuk tanaman umur tua dan NFL adalah 
penjualannya untuk pasar lokal. Penurunan 
penjualan ekspor secara signifikan menurunkan 
pendapatan perusahaan, sebab  perbedaan harga 
jual. 
Buah berumur tua adalah akibat dari 
ketinggalan panen. Perencanaan dan realisasi panen 
yang tidak sejalan seringkali memicu  buah 
ketinggalan panen pada suatu blok. Sistem kerja 
panen adalah berpindah pindah, mengutamakan 
blok yang memiliki buah siap panen terbanyak. 
Sehingga blok yang telah dipanen dan ada yang 
sisa akan menjadikan umur buah semakin tua. NFL 
adalah akibat dari Banana Freckle. Banana Freckle 
disebabkan oleh jamur Guignardia musae yang 
menutupi permukaan daun pisang yang 
memicu  daun mengering. Banana Freckle 
akan menurunkan jumlah daun pada tanaman 
pisang dan memicu  pengisian buah tidak 
maksimal. Jumlah daun yang sedikit membuat 
buah cepat matang. Banana Freckle menjadi 
masalah penting di perkebunan pisang Cavendish. 
Ini merupakan suatu tantangan dan peluang bagi 
tim riset dan pemulia tanaman untuk menemukan 
klon baru yang lebih tahan terhadap serangan 
banana freckle. 
Organisasi Perawatan 
Pembagian kerja sangat penting dalam 
perusahaan tak terkecuali bidang perkebunan. 
Pekerjaan terselesaikan dengan baik dan cepat 
dengan spesialisasi pekerjaan. Perawatan pisang 
Cavendish di PG3 terdiri atas perawatan tanaman 
dan perawatan buah. Masing masing perawatan 
dipimpin oleh beberapa kasi sesuai kebutuhan. 
Perawatan tanaman dipimpin oleh empat orang kasi 
yang dibagi berdasar  wilayah dan biasa disebut 
kepala wilayah (kawil). sedang  perawatan buah 
dipimpin oleh dua kasi yang dibagi berdasar  
divisi yaitu divisi 5 dan 6. Kasi didalam 
pekerjaannya dibantu oleh beberapa mandor yang 
membawahi tenaga kerja (TK) dengan jumlah 
sesuai kegiatan yang ada. Perhitungan kebutuhan 
tenaga kerja pada satu kegiatan berdasar  luasan 
wilayah kerja, waktu penyelesaian kegiatan yang 
diinginkan (cycle), dan standar kapasitas kerja dari 
kegiatan ini . 
 
Jumlah TK = 
Luas wilayah kerja (ha)
SOP kapasitas kerja (ha/hari)×waktu penyelesaian (hari)
 
 
Sebagai contoh perhitungan kebutuhan TK 
pada kegiatan penyemprotan herbisida yang 
standarnya setiap pekerja menyelesaikan luasan 1 
ha/hari. Asumsi waktu penyelesaian adalah 12 hari 
dengan luas wilayah kerja 300 ha. berdasar  
rumus di atas jumlah TK yang dibutuhkan adalah 
sebanyak 25 orang. Indeks tenaga kerja (ITK) 
divisi pisang di PG3 sebesar 2.08. Luas kebun 
yang ditanami pisang Cavendish adalah ± 720 ha 
dengan pekerja sebanyak 1502 orang. 
Kegiatan diperawatan terkadang waktunya 
molor dari jadwal yang dibuat. ini sebab  
tenaga kerja yang tidak mencapai kapasitas kerja 
yang ditentukan perusahaan. Beberapa penyebab 
tidak tercapainya kapasitas kerja ini adalah 
standar perusahaan yang cukup tinggi, 
ketersediaan bahan, dan alat kerja yang rusak, 
serta tidak efektifnya jam kerja. Berikut 
pengamatan prestasi kerja disajikan pada Tabel 7.  

Data di atas adalah rata-rata dari 10 kali 
ulangan pengamatan. berdasar  data ini  
prestasi tenaga kerja masih dibawah standar 
perusahaan. Persentase terbesar adalah 
pemupukan sebesar 75% dan paling rendah adalah 
pemasangan sekat sebesar 37.5%. Rata-rata 
persentase sebesar 54.3% yang menandakan 
pekerjaan dapat diselesaikan setengah dari target 
per hari. 
Standar perusahaan untuk beberapa 
pekerjaan lebih tinggi apabila dibandingkan 
dengan yang ada di PT Perkebunan Nusantara 
VIII (PTPN VIII). Pekerjaan pembuangan anakan 
standar dari PTPN VIII adalah sejumlah 600 
anakan (Artha, 2016). sedang  di PT GGP 
untuk pembuangan anakan adalah dihitung dari 
tanaman induk yang jumlahnya 1200 tanaman. 
Perbedaan standar ini dipengaruhi oleh bentuk 
kebun. Bentuk kebun PG3 lebih datar dari PTPN 
VIII dan penanaman pisang di PG3 dilakukan 
secara monokultur sedang  PTPN VIII 
tumpangsari dengan teh. Prestasi kerja yang 
rendah dapat dipengaruhi oleh ketersediaan buah 
di kebun yang masih sedikit. Ketika buah yang 
ada di kebun sedikit standar pekerjaan akan 
diganti dengan sistem pencapaian luasan (cover 
block). Pengadaan bahan untuk perawatan yang 
terlambat akan membuat perawatan telat sebab  
harus menunggu. ini membuat kasi harus 
mensiasatinya dengan mengalihkan pada 
pekerjaan lain. Sebagai contoh apabila stok 
herbisida habis, pekerja akan dialihkan untuk  
pekerjaan penyemprotan insektisida atau sanitasi 
kebun. Selama ini pekerja membawa alat kerjanya 
sendiri dan bertanggung jawab atas kerusakan alat 
ini . Jadi ketika rusak pekerja harus 
menunggu perbaikan. Ada baiknya perusahaan 
menyiapkan beberapa alat kerja untuk pengganti. 
Alat ini dapat digunakan oleh pekerja selama alat 
kerja miliknya diperbaiki. Kurangnya pengawasan 
membuat jam kerja tidak efektif. 
Kegiatan studi  biasanya 
memberi  keterampilan teknis dan manajerial 
tentang budidaya pisang Cavendish dan perawatan 
secara khusus. Aktivitas yang dapat menentukan 
kualitas buah adalah pemangkasan daun, 
penyutikan jantung, pembrongsongan, 
pembuangan bunga, pembuangan buah, 
pembuangan penghalang buah, dan pemasangan 
sekat buah. Pemberian pupuk ditujukan untuk 
mencukupi kebutuhan hara bagi pisang terutama 
hara makro. Penyakit pisang yang menjadi 
kendala di lokasi studi  adalah black leaf 
streak (BLS) yang disebabkan oleh 
Mycosphaerella fijiensis dan banana freckle 
disebabkan oleh Guignardia musae. Kehilangan 
populasi untuk ekspor di tempat studi  
terbesar sebab  kondisi no functional leaf (NFL) 
sebab  Banana Freckle. Blok dengan kondisi NFL 
terbesar adalah blok 27A dengan jumlah 7420 
tanaman. Perhitungan tenaga kerja berdasar  
luas kebun dibagi dengan standar kapasitas dikali 
jumlah hari kegiatan. Indeks tenaga kerja sebesar 
2.08.