• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 4. Tampilkan semua postingan

ternak kambing 4

 



Potensi ternak lokal yang sangat berpeluang untuk membantu penyediaan susu dalam negeri

selain sapi perah dengan berbagai keunggulannya yang saat ini sedang dikembangkan oleh masyarakat

adalah kambing peranakan etawah. Susu kambing memiliki keunggulan tersendiri sebab mengandung

nilai gizi yang tinggi yaitu protein 3.4 %, lemak 4.1 %, karbohidrat 5.2 %, kalsium 120 mg/100

gram, fosfor 135 mg/100 gram dan berbagai macam vitamin. Susu kambing mengandung protein

lebih tinggi dibanding susu sapi, merupakan sumber kalsium, fosfor dan vitamin yang sangat diperlukan

untuk pertumbuhan  usia muda dan mencegah osteoporosis.

Tujuan program pendampingan Kelompok Peternak Kambing Perah Desa Beji adalah : Perbaikan

sistem budidaya ternak kambing perah; Peningkatan pengetahuan dan pengalaman bagi peternak

dalam penyusunan pakan; Peningkatan kualitas kesehatan kambing; Meningkatkan nilai jual susu

melalui penjualan kepada hotel-hotel di Kota Batu dan Peternak mampu melaksanakan recording

dalam setiap kegiatan pengelolaan usaha dan pembukuan keuangan secara teliti dan berkesinambungan.

Metode pendampingan ini adalah : 1. Ceramah dan Diskusi, 2. Metode Demonstrasi, untuk

kegiatan-kegiatan yang bersifat aplikatif yang secara langsung dapat disaksikan dan dicobakan oleh

seluruh anggota kelompok peternak  kambing perah pada suatu tempat yang telah ditentukan dan 3.

Metode pendampingan berkelanjutan.

 sesudah  dilaksanakan pendampingan maka telah dihasilkan beberapa perubahan antara lain; 1)

Kelompok Peternak telah meningkatkan efisiensi usaha melalui perbaikan manajemen, 2) Penyajian

pakan meningkat, untuk  hijauan 5 kg/ekor induk, konsentrat 1 s.d. 1.5 kg/ekor induk; 3)  telah

mampu menyusun pakan sendiri dengan gizi seimbang; 3) produksi susu rata-rata telah mencapai

1,5 s.d. 2.0 liter/ekor/hari, tingkat kejadian mastitis menurun hanya tinggal 20 % dari total induk

laktasi; 4) peternak telah mulai melaksanakan recording dan pembukuan sederhana, dan 5) pemasaran

dilakukan pada hotel-hotel sekitar Kota Batu dengan harga penjualan mencapai Rp. 20.000,-/liter.

Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam usaha kambing perah di Kelompok Peternak

Kambing Perah Desa Beji mampu meningkatkan produksi susu, meningkatkan pendapatan dan berharap

untuk dilaksanakan secara berkelanjutan.


Kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia

dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran

kebutuhan gizi masyarakat yang didukung oleh ilmu

pengetahuan dan teknologi. Susu sebagai salah satu

hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan yang

menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi

susu dari 6.8 liter/kapita/tahun pada tahun 2005 menjadi

7.7 liter/kapita/tahun pada tahun 2008 (setara dengan

25 g/kapita/hari) yang merupakan angka tertinggi sejak

terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 

Pembangunan sub sektor petemakan, khususnya

pengembangan usaha ternak sapi perah, merupakan

salah satu alternatif upaya peningkatan penyediaan

sumber kebutuhan protein.

Permintaan terhadap komoditi susu dari tahun

ke tahun terus mengalami peningkatan, tetapi produksi

susu nasional belum mampu mencukupi kebutuhan

konsumsi masyarakat Indonesia dimana produksi susu

sapi dalam negeri sampai saat ini baru mencapai sekitar

679 ribu ton pertahun dan hanya mampu memenuhi

26 persen kebutuhan konsumsi susu nasional.

Ketergantungan yang tinggi terhadap susu sapi  impor

dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan

kerawanan terhadap ketahanan pangan produk asal

hewan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan

kebijakan untuk melakukan impor susu dari luar negeri

yang mencapai 80 %. Permintaan susu baru dapat

terpenuhi ± 64,35%, yaitu 99,81% nya berasal dari

susu sapi dan 0,19% lainnya berasal dari susu kambing.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemenuhan

kebutuhan nasional lebih mengandalkan impor.  Oleh

karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian  bersama

untuk mengupayakan peningkatan produksi susu dalam

negeri baik melalui peningkatan produktivitas dan

populasi sapi perah, maupun pengembangan industri

pengolahan susu dalam negeri maupun

mengoptimalkan ternak lokal yang berpotensi untuk

produksi susu.

Potensi ternak lokal yang sangat berpeluang

untuk membantu penyediaan susu dalam negeri selain

sapi perah dengan berbagai keunggulannya yang saat

ini sedang dikembangkan oleh masyarakat adalah

kambing peranakan etawah. Susu kambing memiliki

keunggulan tersendiri sebab mengandung nilai gizi yang

tinggi yaitu protein 3.4 %, lemak 4.1 %, karbohidrat

5.2 %, kalsium 120 mg/100 gram, fosfor 135 mg/100

gram dan berbagai macam vitamin. Susu kambing

mengandung protein lebih tinggi dibanding susu sapi,

merupakan sumber kalsium, fosfor dan vitamin yang

sangat diperlukan untuk pertumbuhan usia muda dan

mencegah osteoporosis pada manula. Bagi sebagian

masyarakat, susu kambing dipercaya dapat

meningkatkan vitalitas dan mengobati berbagai macam

penyakit karena kandungan gizinya yang lengkap

terutama asam amino, vitamin dan mineral.

Disamping keunggulan di atas,  usaha kambing

perah sangat cocok sebagai alternatif bagi peternak

bermodal kecil dengan harga  calon induk hanya sekitar

Rp. 1.750.000.- /ekor dengan produksi susu per ekor/

hari mencapai 1 sampai 1.5 liter dengan sistem

pemeliliharaan yang masih tradisional. Kelebihan lain

ternak kambing etawah adalah harga susu kambing

mencapai Rp. 15.000.-/liter sedangkan harga susu sapi

sebesar Rp. 3.500.-/liter. Sumber hijauan kambing

cukup dari daun-daunan dan sedikit konsentrat

sedangkan sapi perah memerlukan rumput dan

konsentrat dalam jumlah banyak. Disamping itu

peternak dapat menciptakan peluang ekonomi untuk

meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan

kerja di bidang agribisnis peternakan serta melestarikan

dan memanfaatkan sumberdaya alam pendukung

peternakan secara optimal dengan memanfaatkan

kotoran ternak sebagai pupuk organik.

Usaha budidaya kambing perah di wilayah

Malang Raya saat ini, masih dilakukan secara

tradisional yaitu mengandalkan hijauan ramban dengan

berbagai kendala antara lain ketersediaan hijauan yang

tidak kontinyu, jumlah yang disajikan bervariasi sesuai

kehendak peternak, kualitas pakan yang disajikan tidak

terjamin karena tidak didasarkan atas kebutuhan

ternak sesuai dengan kondisi fisiologisnya, dan

pengaruh musim terutama pada saat musim kemarau

terjadi kesulitan hijauan yang berdampak pada

rendahnya produksi susu.

Permasalahan yang terjadi di tingkat peternak

adalah produktivitas kambing perah rata-rata masih

rendah. Hal ini disebabkan kualitas pakan, bibit dan

tatalaksana pemeliharaan yang belum optimal. Guna

mengatasi permasalahan pakan yang berdampak

terhadap rendahnya prodiuktivitas kambing perah maka

salah satu upaya pemecahan masalah rendahnya

produksi susu adalah dengan meningkatkan kualitas

pakan pada saat laktasi. Peningkatan kualitas pakan

terutama kandungan Protein Kasar (PK) dan Total

Digestible Nutrients (TDN) yang diperlukan pada saat

laktasi. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya proses

metabolisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan hidup

pokok dan produksi susunya. Pakan yang biasanya

diberikan pada kambing di tingkat peternak pada

umumnya memiliki kandungan protein kasar antara 9

– 12% Dengan kisaran tersebut akan

menimbulkan permasalahan yaitu kebutuhan dasar

protein untuk ternak serta perkembangan mikroba

rumen kurang, karena mikroba rumen akan dapat

berkembang dengan baik pada saat kadar protein

kasar pakan yang diberikan pada ternak sebesar 13,4%

Untuk memenuhi kebutuhan

terhadap kualitas pakan tersebut maka salah satu

alternatif adalah membuat pakan kering campuran

konsentrat dan hijauan kering dengan kandungan gizi

sesuai dengan kebutuhan ternak dan disajikan dalam

jumlah yang seimbang sehingga potensi produksi

kambing perah dapat dicapai sesuai genetiknya.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan

pendampingan kelompok peternak kambing perah di

Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu guna

mendukung Kota Batu sebagai sentra ternak perah.

Idenifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analasis  situasi di atas dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya produksi susu yaitu kurang dari 1.5

liter/ekor/hari, akibat budidaya pemeliharaan

yang masih konvensional terutama pakan kurang

sesuai dengan kebutuhan ternak.

2. Kurangnya pengetahuan dalam penyusunan

pakan penguat dan teknik pemberian pakan,

pakan hijauan yang disajikan kurang dari 4 kg/

ekor/hari dan konsentrat jarang

diberikan.sehingga gizi yang disajikan kurang

seimbang.

3. Kesehatan dari kambing perah yang kurang

diperhatikan, hal ini diketahui melalui indikator

kejadian mastitis lebih dari 60 % demikian juga

halnya dengan penyakit yang lainnya.

4. Susu masih dijual di sekitar kampung/desa

sehingga nilai jualnya rendah sekitar  Rp.15.000/

liter.

5. Belum dilaksanakan recording dengan baik

(recording produksi susu, perkawinan, kelahiran

dan kesehatan ternak).

Tujuan Kegiatan

Berdasarkan  masalah di atas maka capaian yang

menjadi tujuan/target program pengabdian ini adalah

melalui model pendampingan di kelompok peternak

kambing perah Kelompok Peternak Kambing Perah

Desa Beji adalah :

1. Perbaikan sistem budidaya ternak kambing perah

terutama perbaikan pakan untuk meningkatkan

produksi susu lebih dari 1.5 liter/ekor/hari dengan

kualitas yang tinggi.

2. Peningkatan pengetahuan dan pengalaman bagi

peternak dalam penyusunan pakan sehingga

pakan  hijauan yang disajikan lebih dari 5 kg/

ekor/hari dan konsentrat lebih dari 1 kg/ekor/hari

dengan nilai gizi yang seimbang.

3. Peningkatan kualitas kesehatan dari kambing

perah melalui indikator turunnya kejadian mastitis

menjadi tinggal 20 % demikian juga halnya

dengan penyakit yang lainnya.

4. Meningkatkan nilai jual susu melalui penjualan

kepada hotel-hotel di Kota Batu.

5. Peternak dapat melaksanakan recording dalam

setiap kegiatan pengelolaan usaha dan

pembukuan keuangan secara teliti dan

berkesinambungan.

Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan  dari kegiatan

pendampingan ini bagi kelompok peternak kambing

perah yaitu  :

1. Perbaikan sistem budidaya kambing perah pada

kelompok peternak kambing perah Desa Beji

sehingga produksi susu dapat mencapai lebih dari

1.5 liter/ekor/hari dengan kualitas yang tinggi.

2. Meningkatnya keterampilan peternak dalam

menyusun pakan sehingga tercukupi sesuai

kebutuhan yaitu untuk hijauan 5 kg/ekor/hari dan

konsentrat lebih dari 1 kg/ekor/hari dengan nilai

gizi pakan yang seimbang.

3. Kejadian mastitis menurun dengan tingkat

kejadian tidak lebih dari 20 % demikian juga

dengan penyakit yang lainnya.

4. Penjualan susu segar dengan harga mencapai

Rp. 20.000.-/liter karena dijual langsung ke

konsumen di hotel-hotel Kota Batu..

5. Peternakan terbiasa melaksanakan recording

dan pembukuan keuangan yang teratur  dan

berkesinambungan.


Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan utama yang dihadapi oleh

kelompok peternak Kambing  Perah Desa Beji Kota

Batu adalah produksi susu yang rendah kurang dari

1.5 liter, kurangnya pengetahuan dan keterampilan

dalam penyusunan pakan serta teknik pemberian

pakan, kesehatan ternak kurang diperhatikan, harga

susu yang rendah kurang dari Rp. 15.000/liter dan

belum dilaksanakannya recording dengan baik. Oleh

karena itu usulan pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Memberikan pendampingan tentang pentingnya

penguatan kelompok usaha ternak perah dalam

hal teknik penyusunan pakan, pemanfaatan

limbah pertanian untuk pakan ternak, penanganan

kesehatan, pemasaran produksi.

2. Melakukan pendampingan kepada kelompok

peternak kambing perah dalam usaha  untuk

memudahkan mendapatkan akses permodalan

dan kegiatan-kegiatan pendampingan lain untuk

meningkatakan produksi dan kualitas susu.

3. Memberikan informasi terbaru tentang

perkembangan kelompok dan usaha ternak

kambing perah yang telah maju baik pada aspek

budidaya, pemasaran maupun penanganan pasca

panen susu sebagai tempat untuk magang dalam

upaya penguatan kelompok peternak kambing

perah Desa Beji.

Sasaran Kegiatan

Adapun kelompok sasaran Program

Pendampingan yaitu 8 orang peternak yang tergabung

dalam kelompok peternak kambing perah dengan

kepemilikan sekitar 30 ekor induk yang berlokasi di

Desa Beji  Kecamatan Kecamatan Junrejo yang

merupakan wilayah Kota Agropolitan Batu.

Metode Kegiatan

Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan,

maka menggunakan metode sebagai berikut:

1.      Metode Ceramah dan Diskusi :

           Metode inii dipilih untuk menyampaikan hal-

hal yang meliputi: pakan hijauan, konsentrat,

perkandangan, biosecurity, produksi susu dan

pemasaran susu, potensi dan permasalahan

dalam usaha kambing perah dan kegiatan untuk

mengatasi permasalahan dalam upaya

meningkatkan potensi kelompok ternak dan

produksi susu kambing  perah.di Kelompok

Peternak Kambing Perah Desa Beji.

2.     Metode Demonstrasi

         Demonstrasi digunakan untuk kegiatan-kegiatan

yang bersifat aplikatif yang secara langsung dapat

disaksikan dan dicobakan oleh seluruh anggota

kelompok peternak  kambing perah pada suatu

tempat yang telah ditentukan. Misalnya: cara

memilih pakan, cara mencampur pakan,

pengemasan sampai penyajian pakan.

3.      Metode Pendampingan

         Metode ini digunakan sesudah  peternak menjalani

dua tahap diatas dan diyakini memahami dan

menguasai topik yang telah dibekali, maka

selanjutnya dilakukan pendampingan terhadap

kelompok peternak kambing perah dengan

mendatangi langsung peternak pada saat mereka

melakukan kegiatan mulai dari aspek pakan,

perkandangan, pemerahan sampai penanganan

pemasaran susu.

Rancangan Evaluasi

Rancangan evaluasi terhadap keberhasilan

kegiatan pendampingan pada kelompok peternak

kambing perah Desa Beji secara umum dilakukan

dengan berpedoman pada :

1.    Keselarasan topik yang dikerjakan dengan

keadaan kelompok peternak kambing  perah

Desa Beji.

2.  Tingkat partisipasi, sikap dan tanggapan dari

peternak kambing perah Desa Beji terhadap

kegiatan yang dilaksanakan dan  berusaha

menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang diperolehnya untuk pengembangan

usaha kambing perah.

3.      Terjadi peningkatan pendapatan peternak

kambing perah sesudah  menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya kemudian dilakukan evaluasi

langsung terhadap tingkat pendapatan

sebelum dan sesudah adanya pendampingan.

Tahapan Persiapan dan Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pendampingan pada

kelompok peternak kambing perah dilakukan, maka

dilaksanakan survey lokasi terlebih dahulu, untuk

mendapatkan lokasi yang tepat dan menjalin

komunikasi awal dengan anggota kelompok yang

bergabung di kelompok peternak kambing perah Desa

Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu. Hasil pertemuan

awal dan survey oleh tim pendampingan, maka terdapat

beberapa hal yang harus disiapkan terlebih dahulu

sebelum pelaksanaan di lapangan dilakukan.

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan oleh Tim

pendampingan antara lain:

1. Materi penyuluhan dan pendampingan yang

meliputi : a) kontribusi pakan dalam usaha

peternakan dan manajemen pakan kambing

perah, b) peningkatan nutrisi jerami padi untuk

pakan ternak kambing perah, c). penanganan

penyakit pada kambing perah d) persiapan

pemerahan, penanganan susu dan kebersihan

susu, e) pelatihan pengolahan jerami padi “silase

jerami padi”, f) pelatihan penyusunan dan

pencampuran konsentrat. g) bahan pengolahan

jerami dan bahan pelatihan penyusunan dan

pencampuran konsentrat.

2. Bahan : untuk pengolahan jerami berupa urea,

starbio dan plastik penutup disediakan oleh tim

pendampingan, sedangkan jerami disediakan

peternak. Untuk pelatihan pencampuran

konsentrat, bahan juga disediakan oleh

pendamping, lalu memberikan petunjuk tentang

cara memilih bahan, cara pencampuran dan cara

penyajian yang efektif dan efisien.

3. Merancang pertemuan rutin kelompok dan

pertemuan lapang. Isi kegiatan meliputi acara

diskusi kelompok secara rutin sesudah  penyuluhan

dan pelatihan dilaksanakan. Pertemuan lapang

diisi dengan kegiatan praktek pengolahan jerami

dan praktek pencampuran konsentrat.

Pengadaan Bibit Kambing Perah dan Bibit HMT

Unggul

Kegiatan pengadaan bibit kambing perah

dilaksanakan oleh Tim Pengabdian PPMI dengan

tujuan untuk memberi bantuan tambahan populasi

kambing perah pada kelompok peternak Desa Beji

agar memberikan harapan pada kelompok untuk lebih

serius dalam usaha kambing perah. Bibit kambing

berupa calon induk dalam kondisi bunting 2 – 3 bulan

dengan harapan dalam 2 – 3 bulan kedepan telah

mendapatkan tambahan populasi sebanyak 5 ekor.

Bibibt calon induk yang dibantu telah melalui tahapan

seleksi oleh Tim Pengabdian terutama dari potensi

genetik kemampuan produksi susu dan penampilan

eksteriornya.

Menurut Devendra (1983), pengaturan

perkembangbiakan melalui seleksi dan culling yang

ketat baik pada calon induk dan pejantan merupakan

salah satu metode dalam peningkatan potensi genetik

ternak kambing perah. Walaupun pada masa lalu para

penangkar peternakan kambing perah memperoleh

perbaikan mutu genetik melalui seleksi penampilan luar

atau kinerja individu misalnya menyeleksi betina yang

menghasilkan susu paling tinggi dan anak-anak

jantannya, pelaksanaan metode ini sangat tidak

menentu dan lambat. Maka metode yang paling cepat

untuk perbaikan genetik terutama dalam peningkatan

produksi susu adalah melalui Inseminasi Buatan.

Calon induk yang dibantukan pada pelaksanaan

pengabdian kepada kelompok peternak Desa Beji

sebanyak 5 ekor bersumber dari peternak kambing

perah Desa Sidodadi Kecamatan Ngantang Kabupaten

Malang, yang merupakan peternak yang khusus

menyediakan bibit-bibit unggul kambing perah.

Pendampingan peternak dalam kegiatan seleksi

dan culling dilakukan selama  dua (2) minggu.

Pengetahuan dan keterampilan seleksi dan culling

(mengafkir) ternak kambing wajib dimiliki oleh

peternak. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam

membeli ternak kambing peternak dapat memilih

(menyeleksi) ternak yang berpotensi bagus untuk

dipelihara. Umumnya seleksi dilakukan dengan

mengamati ciri-ciri fisik yang tampak dari luar seperti

kondisi umum tubuh, postur tubuh, cara berdiri, bentuk

dan ukuran kelenjar susu dan lain-lain. Adapun

pengetahuan dan ketrampilan culling diperlukan

peternak agar tidak memelihara ternak yang tidak

produktif. Ternak yang tidak produktif harus di culling

agar peternak tidak merugi. Salah satu indikator ternak

harus di culling yaitu bila  produk susu yang

dihasilkan lebih sedikit dibandingkan jumlah pakan yang

dihabiskan oleh ternak.

Disisi lain untuk mendukung penyediaan pakan

yang berkualitas, maka Tim Pengabdian membeli bibit

unggul hijauan Kaliandra dan bibit Rumput gajah unggul

sebanyak 2 pick up yang disumbangkan dan ditanam

pada lahan milik kelompok peternak kambing perah

Desa Beji. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan

HMT unggul guna memenuhi kebutuhan gizi asal

hijauan yang berkualitas sehingga pemberian

konsentrat dapat ditekan, namun kebutuhan gizi ternak

kambing perah tetap terpenuhi sesuai kebutuhannya.

 

Materi penyuluhan ini disampaikan secara praktis

oleh Tim Pengabdian  sekitar 1 jam, lalu dilanjutkan

dengan diskusi. Anggota kelompok Peternak Desa Beji

umumnya menyajikan pakan per-ekor dewasa kurang

dari 4  kg dan jarang memberikan konsentrat, dengan

produksi susu rata-rata kurang dari 1.5 liter/ekor/hari.

Pemateri menyampaikan bahwa jumlah dan kualitas

pakan sangat menentukan jumlah dan kualitas susu

yang dihasilkan. Patokan/ standar yang paling

sederhana dalam menyajikan pakan kambing  perah

yaitu Hijauan disajikan sekitar 5 kg per ekor induk

dan konsentrat sekitar 3% dari bobot badan. Peteranak

kambing perah sangat menyadari bahwa kebutuhan

akan pakan (hijauan+konsentrat) sangat menentukan

kualitas dan kuantitas susu, namun yang menjadi

halangan adalah ketersediaan akan lahan yang terbatas

dan konsentrat yang terus meningkat harganya.

Pendampingan Pembuatan Kandang

Materi yang disajikan antata lain : konstruksi

bangunan kandang, bahan kandang, lokasi kandang,

ketersediaan air untuk kandang, lokasi lahan hijauan

untuk kebutuhan ternak dan sarana transportasi bila 

produk-produk hasil panen dijual dan pengadaan

hijauan dan pakan dilaksanakan. Kegiatan ini diikuti

oleh 10 orang peternak dan mereka sangat antusias

mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai, hal ini

dibuktikan dengan banyak pertanyaan yang terkait

dengan lokasi kandang mereka yang berdekatan

dengan pemukiman yang berdampak terhadap

kebersihan dan kesehatan lingkungan baik manusia

maupun ternak serta air tanah sekitar lokasi kandang.

Disisi lain ketidakberdayaan peternak dalam

menyediakan pakan karena keterbatasan lahan yang

ada.

Penyakit Pada Kambing Perah dan Cara

Penanganannya

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dengan

metode ceramah dan diskusi. Metode ini dipilih untuk

menyampaikan pengenalan tentang berbagai penyakit

pada kambing seperti mastitis, perut kembung, ketosis,

kelumpuhan dan lain-lain yang dapat menyebabkan

produksi susu menurun dan tidak dapat dijual. sesudah 

ceramah selesai dilanjutkan dengan diskusi.

Pelaksanaan diskusi pada hari pertama

penyuluhan berlangsung dengan penuh antusis oleh

peternak. Permasalahan yang sering muncul

ditanyakan adalah sekitar mastitis dan kembung yang

kemudian dengan cermat dijawab oleh pemateri Tim

Pelaksana. Kejadian masititis lebih diakibatkan oleh

manajemen perkandangan yang kurang baik, sanitasi

yang buruk dan sistem pemerahan yang tidak

profesional. Hal tersebut dapat diatasi dengan

penanganan manajemen usaha peternakan yang

mengedepankan sanitasi yang baik. Selain itu pemateri

menjelaskan bahwa bila  ternak terkena penyakit

kembung, maka dapat diberikan obat tradisional berupa:

1) Daun sembukan, 2) Campuran daun sembung,

minyak kayu putih dan air hangat, 3) campuran minyak

kelapa, minyak kayu putih, garam, dan air hangat.

Peserta sangat antusias mengikuti penyuluhan

ini dengan jumlah yang hadir 10 orang anggota

kelompok. Diakhir acara, penyuluh/pemateri

menjanjikan untuk melaksanakan penyuluhan lebih

lanjut tentang gangguan reproduksi sapi perah dan cara

penanganannya, sesudah  pendampingan peternak

menyatakan bahwa hasil penyuluhan telah diterapkan

dan kejadian penyakit pada ternaknya dapat menekan

kematian dan kejadian penyakit hanya tinggal 20%.

Pemerahan dan Penanganan Susu Kambing

Materi ini diberikan dengan metode ceramah

kemudian dilanjutkan diskusi. Materi ini perlu

disampaikan mengingat tingkat kerusakan susu akibat

dari proses pemerahan dan penanganan pasca

pemerahan yang kurang baik mencapai 20% sehingga

menyebabkan kerugian yang cukup besar.

Penyuluhan ini diharapkan dapat merubah

paradigma peternak bahwa kualitas susu yang tinggi

sangat menentukan harga susu. Salah satu indikator

kenaikan susu yaitu jumlah bakteri per-mililiter susu

dianggap berkualitas baik bila  jumlah bakteri per-

mililiter tidak lebih dari 1 juta.

Pemateri menyampaikan hal-hal yang meliputi:

a. Persiapan pemerahan

b. Pemerahan

c.. Penanganan susu

d. Kebersihan susu

e. Kesehatan/ Kebersihan petugas/pemerah

sesudah  materi dan diskusi berlangsung peternak

sangat menyadari pentingnya proses pemerahan dan

penanganan susu yang keluar untuk menjamin kualitas

susu kambing lebih baik. Namun dilain pihak masih

ada sebagian peternak yang melakukan kecurangan

dengan memalsukan susu untuk menambah volume.

Pelatihan Pembuatan Silase dan Pakan Siap Saji

Pelatihan pembuatan silase dilakukan di Dusun

Karang Jambe, karena kalau musim hujan  hijauan

ternak di dusun tersebut cukup berlimpah sedangkan

waktu musim kemarau kekurangan. Hijauan makanan

ternak (HMT) dan jerami dapat difermentasi dengan

tujuan  untuk mengawetkan pakan tersebut sampai

berbulan-bulan lamanya (bisa disimpan selama 6

bulan). Fermentasi pakan  juga bertujuan meningkatkan

nutrisi pakan ternak karena terjadi  pemecahan

senyawa kompleks yang susah dicerna ternak menjadi

senyawa-senyawa yang lebih sederhana yang mudah

diserap oleh usus halus. Sehingga terjadi peningkatan

nutrisi yang dapat diserap tubuh dan diedarkan ke

seluruh tubuh yang pada akhirnya meningkatkan

produktivitas ternak.

sesudah  materi dan diskusi berlangsung,

peternak  sangat menyadari pentingnya pembuatan

silase limbah pertanian guna mengatasi kesulitan pakan

sepanjang waktu dengan memanfaatkan secara

maksimal potensi limbah pertanian yang melimpah.

Keterbatasan lahan akan terjawab dengan penerapan

TTG silase baik rumput segar maupun limbah

pertanian. Namun dilain pihak masih ada sebagian

peternak yang menganggap bahwa pembuatan silase

sangat merepotkan karena memerlukan bahan-bahan

lain yang harus disiapkan dan dibeli.

Pendampingan pembukuan sederhana

bertujuan agar peternak dapat membukukan  semua

transaksi yang terjadi dalam pengeloaan

peternakannya. Selama ini peternak umumnya tidak

terbiasa mencatat semua transaksi yang terjadi dan

setiap kegiatan usaha rumah tangga termasuk usaha

kambing perah sehingga tidak diketahui apakah

usahanya itu masih menguntungkan atau telah merugi

dan bila perlu dihentikan bila tidak menjanjikan

keuntungan. Oleh karena itu Tim Pengabdian

memotivasi para peternak kambing Desa Beji agar

mau membukukan transaksinya secara sederhana.

Tim Pengabdian dalam pelaksanaan

pendampingan ini memberikan buku  akuntansi  kepada

para peternak dan memberikan contoh cara mencatat

di buku tersebut. Pelatihan dilakukan secara

berkelompok di rumah salah satu anggota kelompok

peternak kambing perah agar lebih efektif. Kegiatan

tersebut dilaksanakan di Dusun Karang Jambe Desa

Beji.

Pada kesempatan lain Tim Pengabdian

memberikan penyuluhan tentang pentingnya promosi

dalam pemasaran susu segar hasil produksi kelompok.

Tim bersama anggota kelompok menyusun rencana

pembuatan brosur tentang keunggulan susu kambing

dibandingkan susu sapi, cara pemerahan susu yang

hygienis, lokasi usaha kambing perah, susu segar siap

diantar ke konsumen. Brosur-brosur tersebut

disebarkan pada hotel-hotel sekitar Kota Batu dan

warung-warung STMJ dengan harga penjualan Rp.

20.000.-/liter. sesudah  berjalan 3 minggu pola ini telah

banyak membantu pemasaran dan peningkatan harga

jual susu yang berdampak pada perbaikan penghasilan

peternak dan semangat peternak kambing perah untuk

menekuni dengan serius usahanya


1. Kelompok Peternak Kambing Perah memiliki

potensi yang besar untuk dikembangkan dan

diberdayakan, karena walaupun peternak sudah

memahami seluk beluk usaha peternakan

kambing perah, masih ditemukan beberapa hal

yang perlu untuk dibenahi lebih lanjut guna

meningkatkan efisiensi usaha.

2. Peternak mampu mengadopsi dan melaksanakan

hasil-hasil pendampingan yaitu : a) penyajian

pakan hijauan 5 kg/ekor induk, konsentrat 1 s.d.

1.5 kg/ekor induk; b)  telah mampu menyusun

pakan sendiri dengan gizi seimbang; c) produksi

susu rata-rata telah mencapai 1,5 s.d. 2.0 liter/

ekor/hari, tingkat kejadian mastitis dan penyakit

yang lain telah menurun hanya tinggal 20 % dari

total induk laktasi; d) peternak telah mulai

melaksanakan recording dan pembukuan

sederhana usahanya, dan c) pemasaran dilakukan

pada hotel-hotel sekitar Kota Batu dengan harga

penjualan mencapai Rp. 20.000,-/liter.

3. Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam

usaha kambing perah di Kelompok Peternak

Kambing Perah Desa Beji sangat membantu

meningkatkan keberlanjutan dan pengelolaan

kambing perah yang benar.