mekanika pertanian 2






















menghubungkan bagian irisan tanah yang mengalami 
retakan disebut sebagai “hinges”. 
Terdapat tiga tipe irisan tanah yang akan melalui proses 
main flow, yaitu :
a). Irisan tipe I, yaitu irisan tanah utuh tidak mengalami 
pecah
b). Irisan tipe II, yaitu irisan tanah yang dihubungkan 
dengan hinges
c). a tipe III, yaitu : irisan tanah dengan gerak potongan 
tanah !sinkron:
Irisan tipe I : Tanah yang masuk pada proses main flow tidak 
mengalami pecah. jika  terjadi kontak penuh antara bagian 
dasar irisan tanah dengan permukaan bajak,' maka seluruh bagian 
irisan tanah ini akan mengalami deformasi sebab  sudut cekungan 
bajak tidak konstan. Pada keadaan tertentu sangat mungkin 
terjadi kehilangan kontak antara irisan tanah dan permukaan 
bajak sehingga terbentuk retakan pada bagian bawah irisan tanah, 
seperti terlihat pada Gambar 26.
Irisan tipe II : jika  irisan tanah yang masuk ke main flow 
terdiri dari potongan-potongan tanah yang disatukan oleh 
hinges, dan ternyata ikatan ini  tidak lebih lemah dari 
ikatan masing-masing potongan tanahnya, maka perilaku irisan 
tanah itu akan sama dengan perilaku irisan tanah tipe I 
(unbroken strip). jika  hinges jauh lebih lemah dari ikatan 
potongan tanah di bawahnya, maka setiap perubahan pada sudut 
cekungan akan diserap seluruhnya oleh hinges sehingga 
potongan-potongan tanah akan bergerak seperti benda kaku 
sepanjang pisau bajak. Oleh sebab  sudut cekungan membesar, 
maka retakan di bawah hinges akan makin melebar. Biasanya 
retakan yang menghasilkan hinges terbentuk dari dasar irisan 
mengarah ke depan dan ke atas, dan potongan tanah akan 
terbentuk menurut pola ini.
Irisan tipe III : jika  proses intake menghasilkan suatu set 
potongan tanah yang bergerak paralel satu dengan lainnya, maka 
gerakan paralel ini akan dipertahankan seterusnya sepanjang 
pisau bajak dan akan tetap paralel meskipun terjadi perubahan 
pada cekungan permukaan alat. Bila gaya tarik menarik atau daya 
ikat antara potongan tanah lemah pada pisau yang memiliki 
cekungan, maka bagian dasar dari potongan ini akan meremah 
dan mengisi/menempati cekungan pisau bajak. Selanjutnya 
permukaan pisau bajak akan berubah kira-kira menjadi sama 
dengan pisau datar tanpa cekungan, dan potongan tanah tidak lagi 
bergerak paralel satu dengan lainnya (Gambar 28)
2. Pisau bajak dengan sudut cekungan yang makin mengecil 
pada bagian tepi.
Pada bajak dengan sudut cekungan mengecil pada bagian 
tepi, maka proses main flow yang dialami untuk tipe irisan I, II 
dan III juga berlaku. Khusus untuk tipe irisan II berlaku :
a. Retakan di bawah hinges mengikuti gerakan irisan sepanjang 
bajak.
b. Jatuhnya potongan tanah jauh lebih sedikit.
3. Pisau bajak dengan sudut cekungan konstan.
Main flow pada bajak dengan sudut cekungan konstan
mengalami proses seperti yang terjadi pada irisan tipe III. 
Meskipun sudut cekungan tidak konstan, gerakan relatif dari 
potongan tanah adalah tetap dengan mengikuti perubahan 
cekungan tanpa terjadi rotasi pada potongan-potongan tanah. 
Akan tetapi bila main flow menerima irisan tanah utuh atau irisan 
yang diikat oleh hinges, maka tipe proses yang terjadi tidak 
melibatkan deformasi bila irisan tanah mengikuti bentuk 
permukaan bajak.
Proses Output : Merupakan proses perubahan yang terjadi 
pada saat tanah meninggalkan bajak. jika  tanah masih 
berbentuk irisan pada saat meninggalkan bajak, maka tanah 
ini  akan mengalami tegangan yang besar pada penampang 
ujung irisan. Pada kepanjangan tertentu irisan tanah ini 
akan pecah dan terputus. Bila keruntuhan permukaan telah 
selesai, maka terbentuk potongan-potongan tanah yang akhirnya 
jatuh bebas. Biasanya potongan tanah ini mempunyai bentuk dan 
dimensi yang berbeda dengan potongan tanah yang terbentuk 
pada proses intake dan main flow.
Lamanya pembentukan potongan-potongan tanah pada 
proses pemecahan sangat tergantung pada kekuatan tanah (soil 
strength) dan derajat peremahan (weakening) yang terjadi pada 
proses intake dan main flow. Gambar 29 memperlihatkan bentuk 
dan ukuran potongan-potongan tanah yang terbentuk pada saat 
tanah meninggalkan bajak. Pada gambar terlihat retakan yang 
terbentuk selama proses intake dan main flow digambarkan 
dengan garis tebal, sedangkan retakan yang terjadi pada saat 
tanah meninggalkan bajak digambarkan dengan garis putus￾putus. Notasi a, b, c, d dan e menunjukkan perbedaan dalam hal 
pembentukan retakan baik jumlah maupun jaraknya. Potongan 
tanah yang panjang pada Gambar d adalah merupakan output dari 
irisan tanah yang berkohesi tinggi
nMEKANISASI PENANAMAN
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau 
benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau 
menyebarkan biji di atas permukaan tanah. pemakaian  alat 
penanam mekanis dilakukan dengan beberapa alasan, faktor 
utama yang sangat menentukan pemakaian  alat penanam 
mekanis adalah ketersediaan tenaga. Meskipun demikian 
sampai sekarang pemakaian  alat ini masih belum digunakan 
secara luas oleh petani di Indonesia. Agar dapat memakai  
alat penanam mekanis secara sepadan maka alat harus 
dikalibrasi/selain itu operator juga harus dilatih secara sepadan 
terlebih dahulu.
Beberapa contoh mekanisasi penanaman yang telah 
dikembangkan oleh BBP Mekanisasi Pertanian, antara lain :
Alat Tanam Bibit Padi 
Penanaman padi biasanya dilakukan oleh petani sendiri 
setelah bibit yang ditanam di persemaian siap untuk ditanam. 
Penanaman padi biasanya dilakukan secara manual meskipun 
dapat pula ditanam secara mekanis dengan memakai  alat 
penanam mekanis (transplanter).
Penanaman padi sawah di Indonesia masih didominasi 
cara tanam pindah memakai  tangan, cara ini membutuhkan 
tenaga kerja 25 – 30 HOK/Ha. Alat Tanam (transplanter) manual 
desain IRRI yang pernah dibuat dalam rangka mengatasi 
keterbatasan tenaga kerja belum menunjukkan kinerja yang 
optimal, sebab  secara ergonomik dirasakan masih terlalu berat 
(>25 kg), dan jumlah lubang tak tertanam (missing hill) yang 
masih tinggi yaitu mencapai 20%.
BBP Mekanisasi Pertanian telah memodifikasi 
prototipe transplanter manual 4 baris tanam dengan jarak
 tanam 
antar baris 25 cm. Hasil modifikasi ini telah diuji dan 
menunjukkan beberapa keunggulan antara lain : bobot alsin 
yang ringan yakni 22 kg, beberapa komponen telah
memakai  bahan tahan korosi dan mudah pengoperasiannya. 
Hasil uji menunjukkan kinerja penanaman yang lebih baik yakni 
dengan kecepatan maju penanaman rata-rata 0,137 m/dtk atau
0,498 km/jam. Kapasitas kerja aktual mencapai 22 jam/ha dengan 
jumlah lubang tidak tertanami (missing hill) sebesar 4,3 % dan 
jumlah tanaman rebah (floating hill) sebesar 5,1 %. Biaya operasi 
transplanter hasil modifikasi ini sebesar Rp.303.851.-/Ha lebih
murah dibandingkan ongkos tanam secara manual yang mencapai 
Rp.460.000.-/Ha.
iKehadiran teknologi alat dan mesin pertanian 
diantaranya alat tanam padi (transplanter) ini dirasakan sangat 
membantu petani dalam kegiatan usaha tani. Dalam kegiatan 
penanaman bibit padi di lahan sawah telah tersedia alat tanam 
padi yang dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan 4 baris 
sekali tanam pada jarak interval 30 cm. Dalam pemakaian alat 
tanam padi ini, dapat menghemat waktu kerja 10 x lebih singkat 
bila dibandingkan dengan cara manual, jarak tanam dapat diatur 
dengan penyetelan (setting) pada kuku penanam (planting claw) 
dengan jarak tanam yang paling ideal 30 x 30 cm, dan hasil 
pengukuran uji coba alat tanam padi ini pada beberapa daerah 
menunjukkan dapat meningkatkan hasil 10 – 15 % per Ha di 
lahan sawah beririgasi. Untuk luasan 1 Ha pemakaian  alat tanam 
padi ini hanya memerlukan waktu ± 5 jam dan hanya 
memerlukan bahan bakar (bensin) sebanyak 4,5 liter.
Pada dasarnya alat tanam padi dikelompokan menjadi dua 
jenis, yaitu tipe bibit tanpa tanah dan tipe bibit dengan tanah. Alat 
tanam pada tipe bibit tanpa tanah, yaitu bibit disemaiakan di 
tempat pembibitan di lahan seperti pada umumnya, setelah bibit 
memiliki 4-6 daun, bibit dicabut kemudian tanah yang melekat 
pada akarnya dicuci, kemudian diletakan pada kotak bibit dan 
siap untuk ditanam. Alat tanam pada tipe bibit dengan tanah 
mempergunakan bibit yang akan disemaikan langsung pada kotak 
persemaiannya dan tanahnya tidak perlu dibersihkan dulu pada 
saat ditanam di lahan. 
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan 
jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. 
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan 
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya, yakni :
a. Mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan 
(washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu 
dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian 
bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya.
b. Mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai 
pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan 
total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan 
pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara 
dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. 
Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.;
. Alat Penanam Benih (Seeder)
Alat penanam benih ini berfungsi untuk meletakkan 
benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu 
dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat 
penanam ini dilengkapi dengan alat penutup tanah. Untuk 
penanaman palawija biasanya langsung ditanam dengan biji 
setelah tanah ditugal terlebih dahulu, sehingga tanaman 
palawija biasanya tidak dibutuhkan persemaian. Alat penanam 
biji-bijian ini sering disebut seeder. pemakaian  alat penanam 
mekanis tanaman palawija lebih dimungkinkan digunakan 
petani, sebab  konstruksi lebih sederhana dari pada 
transplanter. Alat ini ada yang memakai  tenaga mesin, 
tenaga hewan atau manusia (semi mekanis). Alat ini biasanya 
dilengkapi alat pembuka dan penutup tanah, sehingga bijian di 
letakkan tertutup di kedalaman tanah tertentu.
Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat 
penanam ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
 Broadcasting, yaitu benih disebar pada permukaan tanah
 Drill seedling, yaitu benih dijatuhkan secara random dan 
diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga 
diperoleh jalur tanaman tertentu.
 Pesicion drilling, yaitu benih ditanam secara tunggal dengan 
interval yang sama dengan alur
 Hill dropping, yaitu kelompok benih dijatuhkan secara random 
dengan interval yang hampir sama dengan alur
 Chezktow planting, yaitu benih diletakkan pada tempat tertentu 
sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang 
sama.
Mesin atau peralatan yang digunakan sebagai penanaman benih 
adalah sebagai berikut :
a. Mesin tanam sebar (broadcast seeder)
Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui 
satu lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator 
ditempatkan diatas lubang variabel ini  untuk 
mencegah macet sebab  benih-benih saling mengunci 
(seed bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu.
Kadang-kadang suatu roda bercoak (fluted wheel) digunakan 
sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian 
dijatuhkan pada piringan yang berputar. sebab  bentuk dari 
piringan ini, benih ini  akan dipercepat dann dilempar 
mendatar sebab  akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran 
tergantung pada diameter piringan, bentuk penghalang, dan 
desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran 
yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan 
agar jangkauan sebaran lebih lebar. 
b. Mesin tanam acak dalam lajur (drill seeder)
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada 
setiap alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu 
silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah 
(ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju 
benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. 
Benih ini  melewati tabung penyalur benih jatuh 
secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh 
pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain. 
Umumnya jarak antar benih berkisar antara 150 – 400 mm. 
Metoda penutupan benih dapat dilakukan dengan rantai 
tarik, yang ditempatkan dibelakang pembuka alur (furrow 
opener). Setelah benih tertutup tanah, maka tanah diatas
dan disamping benih ini  akan diperkeras memakai  
roda tekan. Jenis-jenis pembuka alur dan roda tekan.
c. Mesin tanam presisi dalam lajur (precision seeder)
Mesin tanam presisi ini memberikan penempatan yang tepat 
dari setiap benih pada interval yang sama dalam setiap alur 
tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak 
antar barisan, umumny dibuat cukup lebar untuk keperluan 
penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam bermacam￾macam variasi. Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan 
dapat memakai  orang, hewan, traktor roda-2 maupun 
traktor 4-roda. 
Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman 
dengan sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 
golongan., yaitu:
1. Alat Penanaman Sistem Baris Lebar
Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah 
dirancang untuk menempatkan benih-benih dalam tanah 
dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, 
sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan 
meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini 
banyak digunakan untuk tanaman seperti : jagung, kapas, 
sorgum, serta kacang-kacangan. Berdasarkan cara penempatan 
benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat 
dibagi 3 tipe yaitu : drill, hill-drop dan checkrow. Sedangkan 
untuk penempatan alat penanam pada traktor dapat dibagi 2
golongan, yaitu : trailing dan mounted.
2. Alat Penanaman Sistem Baris Sempit 
Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus 
untuk menanam benih-benih kecil atau rumput-rumputan dalam 
baris dan alur yang sempit serta kedalaman yang seragam. sebab  
inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis dalam baris kecil 
sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris yang sempit 
ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih 
saja dan ada pula yang mempunyai corong yang cukup luas 
namun terbagi menjadi dua bagian, satu bagian menjaditempat 
benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk.
3. Alat Penanaman Sistem Sebar
Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman 
yang paling lama dan sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan 
mesin lebih teliti dan cepat bila dibandingkan penebaran dengan tangan. 
Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, 
maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang 
memakai  peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini 
 tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan 
garu paku atau yang lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem 
alat, yaitu : a). Tipe sentrifugal atau endgate b). Tipe pesawat terbang c). 
Penebar rumput-rumputan.
Gambar 31. Alat Penanam Dengan Sumber Traktor.
MEKANISASI PEMELIHARAAN TANAMAN
Setelah tanaman ditanam dan agar dapat tumbuh dengan 
baik maka tanaman perlu perawatan yaitu mencegah dan 
memberantas adanya gangguan baik yang disebabkan oleh 
tanaman penggangu maupun hama penyakit. Beberapa kegiatan 
pemeliharaan tanaman, meliputi :
Penyiangan
Setelah tanaman ditanam dan agar dapat tumbuh dengan baik 
maka tanaman perlu perawatan yaitu mencegah dan 
memberantas adanya gangguan baik yang disebabkan oleh 
tanaman pengganggu maupun hama penyakit. Untuk tanaman 
padi penyiangan tanaman pengganggu biasanya dilakukan 
petani dengan dicabut secara manual atau dengan 
memakai  alat yang dinamakan landak. Alat penyiang 
tradisional ini sangat mudah dibuat oleh bengkel desa. Untuk 
tanaman palawija penyiangan dapat dilakukan secara manual 
dengan cara mengkored dan menimbun tanah di sekitar 
tanaman. jika  baris tanaman disiapkan secara mekanis 
maka penyiangan tanaman pengganggu dapat dilakukan secara 
mekanis dengan memakai  alat ridger.
.Penyiangan
Setelah tanaman ditanam dan agar dapat tumbuh dengan baik 
maka tanaman perlu perawatan yaitu mencegah dan 
memberantas adanya gangguan baik yang disebabkan oleh 
tanaman pengganggu maupun hama penyakit. Untuk tanaman 
padi penyiangan tanaman pengganggu biasanya dilakukan 
petani dengan dicabut secara manual atau dengan 
memakai  alat yang dinamakan landak. Alat penyiang 
tradisional ini sangat mudah dibuat oleh bengkel desa. Untuk 
tanaman palawija penyiangan dapat dilakukan secara manual 
dengan cara mengkored dan menimbun tanah di sekitar 
tanaman. jika  baris tanaman disiapkan secara mekanis 
maka penyiangan tanaman pengganggu dapat dilakukan secara 
mekanis dengan memakai  alat ridger.
. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pencegahan maupun pemberantasan hama penyakit baik 
untuk tanaman padi maupun palawija dilakukan dengan 
memakai  alat penyemprot (sprayer) yang dapat dilakukan 
secara semi mekanis maupun dilakukan secara mekanis dengan 
penyemprot yang dihembuskan oleh bantuan penggerak motor.
Pemupukan
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah sebab  
berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis 
teresap tanaman. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara ke 
dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). 
Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau 
menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari 
dalam tanah. Dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang 
tinggi pada usaha-usaha penanaman, perlu dilakukan berbagai 
usaha, sehingga zat-zat hara yang tidak dapat diserap menjadi 
siap untuk diserap. Usaha-usaha ini  dilakukan dengan 
jalan pemupukan. Untuk tanaman padi, pemupukan biasanya 
dilakukan dengan cara menebar. jika  pupuk berbentuk 
tablet maka pupuk dapat dibenamkan ke dalam tanah 
dengan memakai  alat pembenam semi mekanis. Pada 
tanaman terung Belanda, pemupukan dilakukan beberapa 
kali; hal ini disebabkan sebab  tanaman ini memiliki umur yang 
panjang dan masa produktif yang cukup lama, yaitu sekitar 3 – 4 
tahun. Pemupukan tanaman ini dilakukan dengan cara membuat 
lubang melingkar atau parit melingkar di sekeliling pohon pada 
batas paling luar kanopi tanaman. Kedalama lubang atau parit ini 
sekitar 15 – 20 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan pupuk 
kandang dan pupuk buatan (NPK). 
Atas dasar sumber tenaga yang dipergunakan untuk 
menggerakkan alat pemupukan, maka alat dapat dibedakan 
menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia dibedakan 
menjadi 2 yaitu:
 Tradisional : Cara tradisional ini masih banyak 
dipergunakan petani di Indonesia. Pupuk diberikan sampai 
ke permukaan tanah dengan cara disebar dengan 
memakai  tangan.
 Semi Mekanis : Alat penyebar semi mekanis biasanya 
dipergunakan untuk menyebarkan pupuk butiran. 
Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan 
mendorong alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan 
peralatan pengeluaran pupuk diatur oleh perputaran roda 
melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dalam 
 operasinya alat ini dikaitkan dengan alat tanam. Pergerakan 
alat dari alat penyebar pupuk ini  berasal dari 
perputaran roda. Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan 
dengan alat penanam benih. Untuk menyebarkan pupuk, 
alat dapat dikendalikan oleh 1 -2 orang. Pada alat yang 
memerlukan 2 orang, masing-masing orang mengawasi 
pengeluaran jalannya pupuk dan jalannya ternak atau alat.
b. Alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor
Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai
bentuk bermacam-macam, dan tergolong peralatan mekanis. 
Atas dasar pupuk yang dipergunakan, maka mesin dapat 
digolongkan menjadi 3, yaitu :
- Alat penyebar pupuk (pupuk kandang)
- Alat penyebar pupuk butiran
- Alat penyebar pupuk cair dan gas
MEKANISASI PEMANENAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran 
manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) 
pertanianpun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan 
tuntutan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan manusia akan pangan
mendesak pemikir untuk memecahkan masalah-masalah 
bagaimana meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi dan 
efektivitas kerja sesuai dengan waktu yang tersedia. Dalam 
meningkatkan produksi, salah satu aspek yang harus ditekan 
serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi di waktu 
panen; sedangkan dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah 
bagaimana menekan waktu yang dibutuhkan agar dapat efisien 
dan efektif dalam setiap kegiatan panen dalam satuan luas 
tertentu. Ini bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat 
memungut hasil yang optimum dengan kehilangan produksi 
serendah mungkin dan pemakaian  tenaga kerja seefisiensi 
mungkin. Panen adalah hal yang diharapkan oleh petani setelah 
bersusah payah melakukan penanaman dan pemeliharaan 
tanaman, dan saat panen akan mendapat hasil yang diharapkan, 
dan dalam hal pemanenan yang penting sekali diperhatikan umur 
panen dan cara panennya setiap tanaman memiliki karakteristik 
tersendiri. 
Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam 
dan jenisnya yang digolongkan menurut jenis tanaman dan 
tenaga penggerak, juga menurut cara tradisional maupun semi￾mekanis sampai yang modern. Menurut jenis tanaman, alat dan 
mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang berupa 
biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian. 
Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi 
jenisnya untuk padi, jagung, kacang-kacangan.
Beberapa tanaman sayuran, saat panen harus dilakukan 
pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan konsumen 
dan baik kualitasnya. Misal komoditi terung belanda yang 
dipanen terlalu tua akan mudah menjadi busuk dan kurang enak 
dikonsumsi. jika  dipanen terlalu muda, maka kuantitas dan 
kualitas produksi akan lebih sedikit dan harga jualnya pun 
menjadi lebih rendah sebab  kurang memenuhi standar 
perdagangan secara umum. Dalam mekanisme pemanenan harus
diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan 
konsumen. jika  pengangkutan memerlukan waktu lama, maka 
sebaiknya buah dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas 
(berisi) dan waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau 
sore hari sehingga saat  sampai di tempat tujuan, buah tidak 
dalam kondisi busuk atau rusak.
Cara pemanenan padi dapat dibagi dua macam cara, 
yaitu cara tradisional dan cara mekanis. Dengan cara
tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani atau sabit. 
Pemilihan pemakaian  alat-alat pemanen ini  tergantung 
pada proses dan ketersediaan alat pemroses pasca panen. 
Misalnya jika  digunakan alat ani-ani maka perontokan bulir 
biasanya dilakukan dengan cara penumbukan. Sedangkan 
pemakaian  sabit jika  perontokan dilakukan dengan cara 
dipukul-pukulkan ke tanah (gebod) atau dengan memakai  
alat perontok baik manual atau otomatis.
 MEKANISASI PASCA PANEN
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan masa
kegiatan usahatani yang paling kritis. bukan hanya curahan 
tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah 
susut. Kehilangan hasil dalam pertanian masih besar dan 
penanganan pasca panen juga masih kurang, sehingga produk 
yang dihasilkan mutunya kurang baik. Data Litbang 
Departemen Pertanian RI menunjukkan bahwa angka susut pasca 
panen juga masih besar yakni berkisar antara 12.5-23%.
Demikian pula untuk komoditas perkebunan, mekanisasi telah 
digunakan terutama untuk pengolahannya; namun demikian 
lebih dari 65% komoditas perkebunan belum dapat diolah 
sehingga peluang pengembangan mekanisasi untuk komoditas ini 
masih terbuka luas. Menurut Tjahyo Hutomo dkk. 
menunjukkan bahwa rendemen penggilingan padi hanya 
mencapai rata rata 59%, sedangkan angka rendemen pada 
proyeksi pengadaan pangan adalah 63%. Suatu hal yang 
memiliki resiko tinggi pada ketahananan pangan, dan hal ini 
bisa merupakan indikasi kelemahan pada sistem kelembagaan 
perberasan nasional. Indikasi penurunan susut pasca panen ini 
memberikan gambaran beratnya usaha-usaha penekanan susut
yang sama beratnya dengan usaha paningkatan produksi padi. 
Jika potensi penyerapan teknologi pasca panen dapat meningkat 
dengan cukup cepat, maka susut sebab  rusak panen, perontokan,
pengeringan dapat ditekan serendah mungkin. Untuk tanaman 
pangan (padi. jagung dan kedele) teknologi mekanisasi yang ada 
di pasar sebenarnya sudah tersedia cukup; namun demikian 
masalah manajeman sistem mekanisasi menjadi faktor kendala 
yang perlu diperhatikan terutama bagi peneliti/parekayasa 
mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang bergerak di bidang 
mekanisasi. Manajemen Sistem Mekanisasi maliputi seleksi 
mesin-mesin yang didasarkan pada aspek engineering, agronomi, 
ekonomi, lingkungan fisik, sosio kultural dan kelembagaan.
Pada komoditi perkebunan rantai terlemah dari 
peningkatan nilai tambah adalah pada prosesing hasil 
perkebunan. Dari statistik perkebunan (1981-1991) dapat 
dilihat bahwa hampir 84% ekspor hasil perkebunan adalah 
dalam bentuk bahan mentah dan hanya 16% yang berbentuk
olahan. Angka ini diperkirakan masih tetap tidak berubah 
banyak sampai sekarang sebab  orientasi pada diversifikasi 
masih lemah, meskipun sudah mangarah kepada perbaikan. 
Mengingat hal ini  dan mempertimbangkan peluang 
pertumbuhan dan kompetisi global, maka perlu perhatian pada 
pentingnya riset engineering alat dan mesin di bidang pasca 
produksi baik pada tahap primer sampai pananganan hasil
pengolahan termasuk pada aspek kemasan produk.
Pada tanaman hortikultura, teknologi pasca panen mampu 
memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu pada 
penanganan segar, meningkatkan nilai tambah pada dengan 
proses pengolahan yang benar dan tepat, tanpa mempengaruhi 
rasa dan aroma. Demikian pula teknik sensing, teknik kemasan 
aktif, dan berbagai penerapan teknologi elektronik dapat 
membantu dalam grading, sortasi tanpa merusak (Non
Destructive Test). Prinsip-prinsip keteknikan (engineering) ini 
sekarang sudah diterapkan oleh negara negara maju, dan bahkan 
negeri tetangga Malaysia dan Thailand untuk meningkatkan 
produk-produk pertaniannya supaya dapat lebih bersaing di pasar
global. 
Pada tanaman padi, proses pasca panen adalah 
serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan. Proses￾proses ini  dapat berupa perontokan, pembersihan, 
pengeringan serta penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa 
kegiatan penanganan pasca panen, yaitu :
Perontokan
Proses perontokan dilakukan jika  hasil panen 
diperoleh dalam bentuk malai (tangkai) seperti padi ataupun 
kedelai. Proses perontokan yang tertua secara manual dilakukan 
dengan cara memukul-mukulkan tanaman yang telah dipanen 
pada batang kayu dengan dialasi tikar. Di beberapa daerah 
terutama di Jawa perontokan dilakukan dengan cara menginjak￾injak tanaman yang telah dipanen. Baru setelah itu kemudian 
dikenal suatu alat perontok lebih maju yang dapat digerakkan 
secara manual dengan cara diengkol sehingga disebut pedal 
tresher ataupun secara mekanis (power tresher). Dengan 
memakai  pedal tresher maka didapat beberapa keuntugan, 
yaitu selain menunjukkan hasil lebih baik juga menunjukkan 
efisiensi waktu dan tenaga lebih tinggi serta kehilangan bulir 
yang lebih rendah.
Prinsip dasar alat perontok ini adalah merontokkan 
bulir dari malai atau tangkai tanaman dengan menarik-nariknya 
dengan memakai  suatu silinder putar yang dilengkapi gigi￾gigi. Silinder diputar dengan memakai  rantai yang 
dihubungkan dengan engkol (untuk perontok manual) atau 
poros mesin yang berputar. Gabah yang telah dirontokkan 
langsung ditampung dalam karung. Kapasitas perontok manual 
dapat mencapai 67 kg per jam dengan kebersihan 80% 
sedangkan alat perontok mesin dapat mencapai 300 kg/jam 
dengan tingkat kebersihan 95%.
Berkembangnya mesin perontok berkaitan dengan 
terbatasnya tenaga kerja dan kesempatan kerja yang lebih baik di 
luar sektor pertanian, serta berkembangnya sistem tebasan dengan 
panen beregu. Sementara di lokasi dengan sistem panen 
keroyokan, power threser sulit berkembang. Di dalam 
pelaksanaan kegiatan perontokan padi di lapangan, telah diteliti 
dan dianalisa beberapa faktor yang mempengaruhi dalam tahapan 
kegiatan ini , untuk mengetahui lebih jauh mengenai
mekanisme dan kinerjanya.
a. Thresher
Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan 
merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen 
padi, dimana padi yang telah layak dipanen dirontokkan untuk 
memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja thresher 
ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) 
sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak 
hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari 
tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian 
dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, 
kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, 
dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya. Untuk 
memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman 
diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda.
Besarnya daya threser yang di butuhkan dalam 
perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran. Variabel-variabel lain 
yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, 
kadar air dan varietas padi. Besarnya daya thresher (mesin 
perontok benih padi) yang diperlukan dalam proses perontokan 
padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada 
bulir-bulir yang akan dirontokkan. Variabel-variabel lain yang 
mempengaruhi dalam perontokkan adalah berat gabah, tingkat 
kematangan, kadar air dalam gabah dan varietas padi.
Mekanisme perontokan padi yang memisahkan gabah 
dengan tangkainya terutama terdiri atas selinder yang berputar 
dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya 
ditempatkan didepan silinder dan ujung atas Dari penyalur 
pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan 
bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan 
dari batangnya atau jerami melalui blower yang menghasilkan 
angin. Angin ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat 
memisahkan antara padi dan jerami. Padi yang penuh isinya 
akan dikeluarkan dibawah thresher dan jerami serta gabah yang 
kosong akan dipisah dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk 
pengubah kecepatan (rpm) yang disesuaikan dengan jenis padi.
Dibawah ini adalah alat Perontok Padi Portabel yang berfungsi
untuk merontokan atau memisahkan biji padi dari batang jerami.
Spesifikasi alat meliputi Dimensi alat yaitu Panjang = 90 cm; 
Lebar = 73 cm; Tinggi = 108 cm, Berat : 35 kg, Tenaga 
penggerak : Motor listrik, Kapasitas kerja : 200 kg/jam, Operator 
: 1 orang, dan bahan terbuat dari Besi pipa galvanis, besi plat, 
motor listrik. Adapun cara kerja, sebagai berikut :
- Siapkan batang padi yang akan dirontokan.
- Motor dihidupkan. 
- Letakkan batang-batang padi di atas gigi perontok, sambil 
digeser ke kiri dan ke kanan.
- Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama.
Pengupasan
Untuk hasil tanaman lain misalnya kacang tanah kadang￾kadang perlu dikupas terlebih dahulu sebelum disimpan. 
Sekarang telah dikenal alat pengupas yang dapat digerakkan 
secara manual ataupun masinal. Prinsip dasar dari alat pengupas 
ini adalah menggerus biji dengan cara menggerus biji-biji dalam 
ruang sempit dengan alat penggerus silinder putar. Silinder putar 
dapat digerakkan secara manual atau masinal. Agar memudahkan 
proses pengupasan maka kacang tanah yang akan dikupas harus 
dikeringkan terlebih dahulu. Beberapa alsinta pasca panen pada 
kacang tanah yang telah dikembangkan oleh BBP Mekanisasi 
Pertanian dan dapat digunakan, antara lain :
a. Alat - Mesin Perontok Polong Kacang Tanah.
Alsin perontok polong kacang tanah yang telah didisain 
berukuran ( p x l x t ) 170 cm x 80 cm x 150 cm, terbuat dari 
bahan utama besi plat, besi siku, besi begel dan memakai  
motor bensin 5 Hp/2200 rpm sebagai tenaga penggerak. Bagian 
utama alat-mesin ini terdiri atau meja pengumpan, silinder 
perontok, bagian pembawa, ayakan, kipas pembersih (blower), 
roda penggerak dan unit transmisi. Hasil rancang bangun alat￾mesin perontok polong kacang tanah (Gambar 34).
Dalam menilai unjuk kerja suatu alat-mesin ditentukan 
oleh beberapa faktor antara lain kapasitas alat, efisiensi 
perontokan, tingkat kehilangan hasil, mutu hasil dan 
keselamatan/kenyamanan kerja.
Kapasitas alat ditentukan oleh keterampilan operator, 
kemampuan bagian pembawa bahan melalui silinder perontok 
dan kualitas bahan awal. Untuk mengoperasikan alat ini 
diperlukan 2 orang operator yang bertugas untuk 
mengumpulkan/meletakkan bahan di atas meja pengumpan dan 
memasukkan bahan ke bagian pembawa. Pada pengoperasian 
alat ini diperlukan keterampilan operator dalam menyusun dan 
memasukkan bahan dimana bagian yang terdapat polong 
kacang tanah harus masuk ke dalam silinder perontok agar 
polong dapat terontok seluruhnya. Bagian pembawa didisain 
untuk dapat membawa 1500 – 1750 kg brangkasan/jam pada 
putaran puli pembawa 200 rpm. Pada pengujian unjuk kerja 
digunakan bahan awal dengan nisbah polong rata-rata 19,34%.
Dari hasil uji unjuk kerja dihasilkan kapasitas kerja 307,22 
kg/jam polong kacang tanah. 
Efisiensi perontokan 98,9%, berarti ada 1,1% polong yang 
tidak terontok. Hal ini agak sukar dihindari sebab  letak polong 
tidak teratur, untuk polong yang berada di ujung akar dapat 
terontok sempurna sedangkan polong yang ada ditengah 
kemungkinan tidak terontok sebab  tidak terjangkau oleh gigi 
perontok.
Kualitas hasil perontokan terdiri dari polong rusak 
sebesar 0,6%, tingkat kebersihan 95,2%. Terjadinya polong 
rusak pada umumnya disebabkan oleh pukulan silinder 
perontok terutama pada polong yang tidak masuk sempurna ke 
dalam ruang perontok. Tingkat kebersihan masih dapat 
ditingkatkan dengan memakai  bahan brangkasan kacang 
tanah yang kering sehingga kotoran berupa tanah, daun dan 
batang kacang tanah dapat dipisahkan oleh hembusan udara 
blower
Dalam hal menjaga keselamatan kerja operator, pada 
bagian-bagian yang mengakibatkan kecelakaan kerja ditutup 
terutama bagian yang berputar. Tingkat kebisingan akibat 
suara motor penggerak sebesar 70 dB, masih dibawah standar 
tingkat kebisingan yang ditetapkan SNI (90 dB).
Berdasarkan hasil analisa ekonomi menghasilkan B/C 
ratio 1,02 yang berarti mengusahakan alat ini dapat menghasilkan 
keuntungan. Biaya operasional cukup murah Rp.25/kg. bila 
dibandingkan dengan perontokan secara manual memerlukan 
biaya perontokan Rp.175/kg.
b. Alat-Mesin Pengupas Kulit Polong Kacang Tanah
Alsin pengupas kulit polong kacang tanah terbuat dari 
bahan besi plat, plat berlubang, besi siku dan bagian utama 
terdiri dari hoper, silinder pengupas, ayakan, ipas pembersih 
(blower) dan unit transmisi. Alat ini digerakkan oleh motor 
bensin 5 Hp/2200 rpm. Kapasitas dan kualitas hasil kupasan 
sangat ditentukan oleh jarak renggang antara silinder perontok 
dan concave serta rpm silinder perontok. Pada pengujian 
digunakann jarak renggang yang optimum 2 – 5 cm, 
menghasilkan kapasitas kerja 111,75 kg biji/jam, efisiensi 
pengupasan 99,0% dengan kualitas hasil biji utuh 95,71%, biji 
rusak 4,29%, kotoran 0,49%.
Gambar 35. Alsin Pengupas Kulit Polong Kacang Tanah
Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa biji tak 
terkupas 1,0%. berasal dari biji yang berukuran lebih kecil dari 
jarak silinder dan concave sedangkan biji rusak berasal dari biji 
yang berukuran lebih besar dari jarak silinder dan concave.
Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pengoperasian 
ratio 2,47. Biaya pengoperasian alsin Rp.35/kg. Biaya ini lebih 
kecil dari pada biaya pengupasan secara manual sebesar 
Rp.110/kg.
c. Alat – Mesin Sortasi Biji Kacang Tanah.
Alsin sortasi biji kacang tanah dirancang untuk mensortir 
kacang tanah berdasarkan ukuran/diameter yang dibagi dalam 4 
grade yaitu 8 mm, 7 mm, 6 mm dan lebih kecil 6 mm dengan 
kapasitas 250 kg/jam. Alat-mesin ini terbuat dari plat dan pipa 
stainless steel dan kerangka besi siku. Alat-mesin ini terdiri dari 
3 bagian utama yaitu hoper, silinder penyortir dan sistem 
transmisi yang digerakkan oleh motor listrik ½ Hp/1400 rpm/1 
phase. Untuk mensortir biji kacang tanah digunakan putaran 
silinder sortasi 30 rpm. Pada putaran ini adalah putaran optimum 
yang mendapatkan hasil sortasi yang paling baik, sebab  bahan 
cukup waktu untuk melalui proses sortasi dan gaya sentrifugal 
cukup untuk mengeluarkan biji melalui lubang pensortiran.
Berdasarkan hasil uji unjuk kerja menunjukkan bahwa 
kapasitas alat-mesin sortasi mencapai 260 kg/jam dengan kualitas 
hasil pensortiran untuk masing- masing grade adalah grade I 
(diameter 8) 91,1%, grade II (diameter 7) 89,7%, grade III 
(dimeter 6) 86,1% dan grade IV (diameter lebih kecil 6) 88,3%.
Dari hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa setelah 
proses penyortiran masih ada biji-biji yang tercampur tidak 
sesuai dengan grade yang diinginkan, seperti pada grade I masih 
tercampur dengan biji grade II dan grade III, hal ini disebabkan
sebab  bentuk biji kacang tanah yang tidak teratur (bulat dan 
gepeng). Untuk biji yang berbentuk bulat dapat dilakukan 
pensortiran dengan baik, sedangkan untuk yang berbentuk gepeng 
yang seharusnya tidak lolos pada lubang untuk grade yang 
sebenarnya, sebab  pada saat melewati lobang sorting posisi 
kacang berada pada sisi yang terkecil maka biji akan lolos.
Berdasarkan hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa 
biaya pensortiran dengan alsin sortasi adalah Rp.9/kg. Biaya ini 
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya sortasi secara 
manual Rp.75/kg. B/C ratio 1,33 menunjukkan bahwa alat ini 
cukup layak untuk dikembangkan.
 Pemipilan (Jagung)
Kebanyakan jagung dipipil sebagai bagian operasi 
pemanenan. Petani yang menanam padi-padian dan jagung 
memakai  kelengkapan pemanen jagung pada pemanen 
terpadu dan memakai  unit perontok untuk memipil jagung. 
Petani jagung kini memakai  kelengkapan pemipil dalam 
kombinasi dengan pemetik jagung. Bilamana jagung dipanen 
dengan kelobot masih terdapat pada tongkol atau dihilangkan, 
diperlukan pemipil jagung guna penyiapan jagung untuk 
pemasaran dalam keadaan terpipil. Ada dua tipe pemipil jagung 
yaitu pegas dan silinder. Pemipil pegas mempunyai sebuah 
lempeng dibawah tekanan pegas untuk menahan tongkol pada 
suatu piringan yang berputar yang melepas dan memisahkan 
butir-butir jagung dari janggelnya. Butir-butir tadi jatuh ke bawah 
melalui unit pembersih, sedang janggel dilemparkan keluar oleh 
konveyor. Beberapa tipe pemipil jagung silinder, yaitu :
a. Unit-unit usaha tani untuk industri besar dan kecil yang bersifat 
stasioner. Ukuran untuk industri digunakan oleh para   tengkulak jagung, sedang yang lebih kecil digunakan pada 
usaha tani dimana terdapat sejumlah besar jagung yang harus 
dipipil.
b. Tipe terpasang pada truk yang digerakkan oleh mesin 
tambahan yang dapat dipindah-pindah yang biasa digunakan 
untuk pemipilan dari satu usaha tani ke usahatani lainnya.
c. Tipe gandengan dengan dua roda yang dapat dipindah￾pindahkan, digerakkan oleh pengambil daya, dapat 
dipindahkan ke lokasi yang berbeda-beda dan digunakan untuk 
pekerjaan biasa.
d. Tipe terpasang pada traktor yang digerakkan oleh pengambil 
daya mempunyai kegunaan umum yang sama dengan tipe 
gandengan dengan dua roda.
Kebutuhan daya suatu pemipil jagung bervariasi dari 10-35 
HP, kecepatan silindernya berkisar dari 600 sampai 1000 
putaran per menit, dan kapasitasnya dipengaruhi oleh 
persentase kelobot pada tongkol, kadar air biji-bijian, laju 
pemasukan tongkol, dan ukuran silinder. Unit-unit stasioner 
yang besar mampu mampu memipil 40 sampai 50 ton (36,3 
sampai 45,4 ton metric) per jam, sedang unit-unit kecil yang 
dapat dibawa-pindah yang lebih kecil, berkisar dari 100 
sampai 250 gantang per jam.Beberapa pemipil jagung juga dilengkapi dengan 
penghembus guna menangani pemilahan baik jagung pipilan 
maupun janggel secara terpisah. Kelengkapan untuk mewadahi 
dalam karung tersedia untuk beberapa unit yang dapat dipindah￾pindah. BBP Mekanisasi Pertanian telah mengembangkan 
mekanisasi pasca panen jagung, berupa : Pemipil Jagung Tanpa 
Kupas Kelobot.
Teknologi Mesin Pemipil Jagung Tanpa Kupas Kelobot 
merupakan mesin pemipil jagung tanpa harus mengupas
kelobot dari tongkol jagung, digerakkan dengan motor 
penggerak diesel 6-7 HP. Komponen utamanya antara lain 
silinder pemipil memiliki gigi pemipil yang tidak sama 
tingginya untuk memudahkan dalam memipil dan memisahkan 
jagung hasil pipilan dengan tongkol/janggel dan kelobotnya.
Pada silinder pemipil juga dilengkapi dengan plat yang 
berfungsi sebagai pelempar kelobot. Mesin ini dilengkapi 
dengan rakitan ayakan untuk memisahkan jagung pipil dengan 
tongkol jagung dan kelobot. Ayakan ini dapat diatur 
kemiringannya sehingga dapat menekan jagung pipil yang 
terikut dengan kelobotnya. Keunggulan Mesin ini ialah pada 
proses pemipilan yang tanpa harus mengupas kelobot sehingga 
lebih efisien dari segi waktu, tingkat kerusakan biji jagung  rendah (< 1%) sebab  kelobotnya dapat berfungsi sebagai 
bantalan pada saat proses pemipilan biji. Kapasitas tinggi 
mencapai 3,6 ton pipilan per jam (untuk pakan) dan 1 ton 
pipilan per jam (untuk benih) dengan tingkat kebersihan (clean
liness) mencapai 99%.
Pembersihan
Alat pembersih berguna untuk memisahkan gabah 
dengan sisa-sisa tangkai malai ataupun bahan-bahan lainnya 
seperti tanah yang ikut tercampur selama proses panen atau 
perontokan. Proses pembersihan yang tertua dilakukan dengan 
cara menampi dan meniup-niup bahan-bahan yang ringan 
sehingga terpisah dari bulir-bulir gabah. Proses menampi ini 
memisahkan bahan atas dasar berat. Prinsip ini dipakai pula 
untuk merancang alat pembersih yang dapat digerakkan secara 
manual ataupun masinal. Pada alat pembersih baik manual 
ataupun masinal, hembusan udara untuk memisahkan bahan atas 
dasar berat ditimbulkan oleh putaran baling-baling yang 
dilekatkan pada suatu silinder putar dalam suatu ruang sempit 
yang dapat diatur celahnya untuk memisahkan bahan.
 Pengeringan
Proses pengeringan paling murah adalah menjemur 
bahan di bawah terik sinar matahari. Pengeringan dilakukan 
agar hasil panen dapat diproses dengan aman dan mudah. 
Bahan hasil panen yang kering akan sukar ditumbuhi jamur, 
jika  bahan berupa biji dan akan disimpan dalam waktu lama 
dapat mencegah terjadinya proses perkecambahan pada saat 
disimpan. Pengering dapat berupa konstruksi atau alat yang 
mencakup kemudahan-kemudahan untuk pengeringan atau 
pengawetan produk-produk pertanian dengan udara panas. 
Prinsip kerja alat pengering ini adalah menghembuskan udara 
panas ke bahan yang diletakkan dalam suatu bak pengering. 
Proses pemanasan udara dilakukan dengan menyalakan api 
dalam suatu dapur pembakaran. Api dijaga agar tetap dapat 
menyala dengan menyemprotkan kabut bahan bakar. 
Kemudian udara panas dihembuskan dengan alat penghembus 
berupa baling-baling ke bahan yang tersimpan dalam kotak 
pengering. Bahan tersimpan dalam kotak pengering bisa dalam 
keadaan curah ataupun terletak dalam karung-karung yang terisi 
tidak terlalu padat sehingga udara panas dapat menerobos masuk 
ke dalam karung karung ini .
Pengeringan buah dengan pendadahan terhadap sinar 
matahari merupakan praktek lama. Kondisi iklim lembab di 
Inggris memaksa warga  Negara itu meneliti metoda pengeringan 
buatan sejak bertahun-tahun yang lampau. Penanaman tembakau 
di Virginia dan Karolina mencoba memakai  udara panas 
memberi warna tembakau sejak awal tahun 1830. udara panas 
untuk pengawetan ketela rambat digunakan pada awal tahun 
1930-an. Pengeringan rumput kering dengan udara yang 
dipaksakan dilakukan pada akhir tahun 1930-an dan awal tahun 
1940-an.
Pengeringan produk-produk pertanian di kebun dan untuk 
persyaratan di pabrik secara komersial, sekarang merupakan 
tahap esensial penyimpanan dalam pertanian dan pemasaran. 
Banyak produk-produk pertanian pada saat dipanen terlalu 
banyak mengandung air untuk penyimpanan yang aman
Mesin Panen Tebu (Sugercane Harvester)
Tebu dapat dibudidayakan pada lahan kering maupun 
lahan basah. Mayoritas penanaman tebu di Indonesia dilakukan
pada lahan kering. Ada beberapa tahapan dalam kegiatan 
budidaya tebu, yaitu persiapan, pembibitan, persiapan lahan, 
penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan pemanenan. Pada 
tahapan-tahapan kegiatan budidaya ini  terdapat dua tahapan 
yang kritis,yaitu Penanaman dan Pemanenan. Kegiatan 
pemanenan tebu bertujuan untuk mengambil batang tebu 
sebanyak-banyaknya untuk kemudian diproses menjadi gula. 
Pemanenan tebu dilakukan pada saat tebu berumur 12 bulan,
sesuai dengan jenis tebu yang ditanam. Pemanenan tebu dapat 
dilakukan dengan beberapa cara. Berdasarkan atas keadaan tebu 
yang ditebang, cara pemanenan tebu dapat dibedakan menjadi 
dua, yaitu pemanenan tebu hijau (green cane) dan pemanen tebu 
bakar (burnt cane).
Berdasarkan atas sumber tenaga utama yang digunakan,
pemanenan tebu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu 
pemanenan tebu secara manual, pemanenan tebu secara 
mekanis dan pemanenan tebu secarasemi mekanis. Pemanenan 
tebu hijau dilakukan secara langsung tanpa ada perlakuan lain 
terhadap tanaman tebu sebelum dipanen. Pemanenan tebu 
bakar dilakukan dengan terlebih dahulu membakar lahan tebu 
yang akan dipanen untuk menghilangkan tumbuhan lain selain 
tebu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penebang untuk 
masuk ke petak tebu dan menjaga keselamatan penebang pada 
saat memanen. Pemanenan tebu secara manual dilakukan dengan 
dua cara, yaitu: loose cane dan bundle cane. Hasil 
panen dengan cara loose cane berbentuk tebu lonjoran yang lepas 
dan dimuat ke kendaraan angkut memakai  grab loader, cara 
ini biasa disebut dengan pemanenan semi-mekanis. Sedangkan 
hasil panen dengan cara bundle cane berbentuk tebu lonjoran 
yang terikat dan dimuat ke kendaraan angkut memakai  
tenaga manusia. Namun cara-cara seperti ini kurang begitu efektif 
sebab  efisiensi waktu yang lama, masalah biaya juga akan lebih 
besar dari pada secara mekanis dan yang paling penting adalah 
hasil tebu akan banyak mengalami perpindahan tempat yang 
mengakibatkan kualitas menjadi kurang maksimal, sehingga 
diperlukan tenaga secara mekanis.
Pemanenan tebu secara mekanis dapat dilakukan 
dengan dua cara, yaitu memakai  wholestalk harvester, dan 
chopper harvester. Kedua jenis mesin panen tebu ini  
berbeda dalam hal hasil potongan batang tebu panen. 
Wholestalk harvester memotong tebu pada pangkal batang 
dekat permukaan tanah, kemudian dibawa ke belakang dan 
disusun di atas guludan. Dengan demikian tebu hasil panen 
masih berupa lonjoran batang tebu (utuh) yang diletakkan di 
atas permukaan tanah. Tebu hasil panen dengan cara seperti ini 
sering tercampur kotoran (tanah) pada saat pemuatannya ke alat 
angkut yang akan membawanya ke pabrik. Sedangkan Chopper 
harvester memotong tebu berupa potongan-potongan berukuran 
pendek. Tebu yang sudah dipotong pada pangkal batangnya akan 
dipotong lagi menjadi potongan-potongan lebih pendek yang 
disebut billet dengan ukuran 20 40 cm. pemakaian  chopper 
harvester akan lebih menguntungkan dibanding wholestalk 
harvester untuk beberapa kondisi tertentu.
Proses yang terjadi di dalam suatu unit mesin panen tebu chopper 
harvester secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut (Deacon, 
1986) :
1. Mengarahkan batang-batang tebu dalam suatu barisan ke 
dalam bagian pemotong batang tebu
2. Memotong pucuk batang tebu
3. Memotong batang tebu di permukaan tanah
4. Menggoncang batang tebu supaya terlepas dari tanah dan 
pasir yang menempel
5. Memotong batang-batang tebu menjadi billet
6. Membawa billet memakai  conveyer
7. Membuang sampah (trash) dan material yang ringan
8. Memuat billet ke kendaraan angkut.
Aliran potongan batang-batang tebu dan material-material yang 
terbawa dalam proses pemanenan tebu di dalam mesin panen tebu 
(chopper harvester) dapat dilihat dalam Gambar berikut:
Oleh sebab  itu perlu inovasi teknologi di bidang 
engineering pertanian, mekanisasi pertanian. dan teknologi 
pasca panen disertai dengan peningkatan produktivitas per 
satuan tenaga kerja. Efisiensi usaha tani sangat diperlukan dan 
mulai diusahakan lebih progresif tidak hanya berorientasi pada 
produksi, tetapi harus kepada produk yang bernilai tambah 
tinggi. Dengan alternatif ini  maka produktivitas akan 
lebih maksimal jika  tidak hanya diukur dari hasil volume 
fisik saja namun dari mutunya yang dinilai dari tingginya nilai 
tambah. Kunci utamanya adalah penerapan teknologi secara 
optimal di bidang pertanian, khususnya teknologi pasca panen. 
Sebagai contoh dalam tahap penanganan dan pengolahan hasil 
pertanian adalah masalah hasil samping dan limbah perlu 
mendapat perhatian lebih banyak sebab  mempunyai prospek 
baik serta bersifat renewable, seperti sabut kelapa, cangkang 
sawit dan sekam padi yang umumnya hanya dibakar. 
Teknologi pirolis dapat manambah nilai uang limbah dan 
dapat dikembalikan lagi kepada usahatani dalam bentuk yang 
lain.
Mekanisasi pertanian dalam kegiatan pasca panen, 
merupakan komponen penting dalam sistem agribisnis, alat dan 
mesin pertanian yang akan dikembangkan merupakan bagian 
yang tidak terpisahkan dari sistem itu sendiri. Dinamika 
perubahan yang mewarnai perkembangan agribisnis akan 
berpengaruh pula pada ciri alsintan yang dibutuhkan. Oleh sebab 
itu prasyarat alat dan mesin pertanian agar mampu memberikan 
dukungan kapada sistem agribisnis adalah tumbuh sesuai 
dinamika akar rumput sebab  harus berpihak kepada kepentingan 
warga  (berkewarga an), tetapi juga terus berkembang sesuai 
dengan tuntutan perkembangan teknologi untuk mampu bersaing, 
yakni :
a. Memberikan kepastian secara kuantitatif terhadap hasil yang 
diproduksi dan dibutuhkan oleh pelaku agribisnis pada saat 
yang tepat dan menjamin efisiensi dalam pengelolaan 
sumberdaya yang digunakan.
b. Kesepadanan (suitability) dengan aspek- aspek teknis 
seperti lahan, iklim dan karakteristik komoditi, sehingga 
dijamin tercapainya produktivitas kerja, efisiensi energi dan 
kualitas produk yang dihasilkan.
c. Pengembangan alsintan selaras dengan dinamika sosial 
ekonomi dan pranata budaya satempat, sehingga tidak 
menimbulkan dampak pergesaran tenaga karja yang terlalu 
cepat dan dipaksakan
d. Perlunya suatu standar mutu baik nasional maupun 
internasional yang diikuti untuk menjamin terwujudnya 
kualitas hasil pertanian yang kompetitif.
memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai 
dengan drawbar atau system sambungan.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor 
tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Traktor tangan berbahan bakar Solar
b. Traktor tangan berbahan bakar bensin
c. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk 
menunjang operasi pertanian yang efektif, baik tenaga, waktu 
maupun biaya, sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja, 
mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian serta 
mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam bekerja.
TUJUAN : untuk mengetahui secara praktek pemakaian  serta 
teori bagian-bagian dan bentuk traktor tangan (hand tractor). 
II. TEORI DASAR
2.1 Kajian Umum Traktor Dua Roda
Sebagian besar, traktor tangan memakai  motor 
diesel sebagai tenaga penggerak dan dihidupkan dengan 
engkol. Pemakaian poros engkol dimaksudkan agar traktor 
tangan dapat lebih murah harganya, dan relatif lebih awet 
dibanding dengan sistem start yang lain. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penting dalam menghidupkan dan 
mematikan traktor tangan, beserta tujuannya.
Aspek-aspek yang perlu dititikberatkan sewaktu mengendalikan 
traktor 2 roda :
a. Pemandu memakai pakaian yang nyaman, tidak terlalu 
longgar serta sentiasa fokus dengan gerak kerja yang 
dilakukan.
b. Memastikan gerak kerja yang dilakukan bebas dari resiko
membahayakan orang lain atau apa-apa yang berada 
berdekatan dengan kawasan kerja. 
c. Memastikan pemakaian  traktor mengikuti masa yang sesuai.
2.1.1 Ukuran Traktor Dua Roda Menurut Kapasitas
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat 
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang 
dari 5 HP.
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 
5 - 7 HP.
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 
7–12 HP.
2.1.2 Jenis Pekerjaan Yang Bisa Dilakukan Traktor Dua 
Roda
Jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh traktor roda dua 
atau traktor tangan ini adalah dapat mengolah tanah yang gembur 
dan dengan kelembaban tertentu, dan disesuaikan dengan 
kekuatan traktor ini . Oleh sebab  itu traktor roda dua ini 
dapat dioperasikan pada lahan yang lembab atau basah dan tidak 
terlalu kering.
2.1.3 Komponen Utama Traktor Dua Roda
Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan 
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tenaga penggerak motor.
2. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga).
3. Tuas kendali.
1. Tenaga Penggerak Motor.
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor 
diesel, tetapi ada juga yang memakai  motor bensin atau 
minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 HP, 
dengan memakai  satu silinder. Motor penggerak dipasang 
pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut 
pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat 
digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh 
keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt 
yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan jika  posisi 
motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk 
menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk 
motor bensin dan minyak tanah memakai  tali starter. 
Sebagian besar traktor memakai  motor diesel. pemakaian  
motor diesel umumnya lebih murah baik pada saat 
pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih 
awet dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan 
dengan baik dan benar sejak awal.
2. Kerangka dan Transmisi (Penerus Tenaga) Traktor Tangan
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor 
penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor 
dikaitkan dengan kerangka dengan memakai  beberapa 
buah baut pengencang. Mengoperasikan Traktor Roda Dua, 12
transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor 
penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang 
digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, 
gigi persneleng, rantai dan sebagainya.
Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully 
dan v-belt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga 
ini  ke gigi persneleng untuk menggerakkan poros roda dan 
poros PTO (pull power take off driven rotary plow). Selain untuk 
menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai pengatur 
kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO tenaga 
disalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary. Kopling utama 
dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi 
netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. 
Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak 
dihidupkan.
Disamping kopling utama, ada dua kopling kemudi. 
Kopling kemudi terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal 
poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas 
kemudi kanan dan kiri. jika  kopling kemudi kanan ditekan, 
maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros 
roda kanan; sehingga roda kanan akan berhenti dan traktor 
akan berbelok ke kanan. Begitu juga sebaliknya jika  
kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat bergerak 
maju-mundur dengan kecepatan tertentu sebab  putaran poros 
motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda 
yang digunakan pada traktor tangan, yaitu; roda ban, roda besi, 
roda apung (roda sangkar/cage wheell). Roda ban berfungsi untuk 
transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda 
ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat 
meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi 
digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda 
besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi 
terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung 
digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada 
yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat 
menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. 
Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar 
kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.
Setiap traktor tangan biasanya dilengkapi dengan 
standar depan dan standar samping. Standar samping khusus 
digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda 
dilakukan satu persatu. Pelepasan roda dari poros dilakukan 
dengan cara melepas mur-baut dan atau pena penyambung. 
Setelah roda dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. 
Pemasangan roda ini tidak boleh terbalik. Untuk roda ban pada 
sisi atas ban, arah panah harus ke depan; sedangkan untuk roda 
besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Pada roda apung, 
sisi roda bawah tidak boleh menancap ke tanah; dengan demikian
pemasangan roda tidak boleh terbalik antara roda kiri dan kanan. 
Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan 
beberapa lubang.
Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan 
lebar olah implemen. Pemasangan roda yang cukup lebar juga 
akan menjaga keseimbangan traktor, terutama jika  digunakan 
pada lahan yang miring. Sedang lubang yang ada di poros 
digunakan untuk tempat pena, sehingga menjamin roda tidak 
akan slip atau lepas pada saat pengoperasian.
3. Tuas Kendali/Kontrol Traktor Tangan
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk 
mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah 
jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas 
kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan 
mengakibatkan traktor menjadi lebih berat,dan harganya lebih 
mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang 
hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar 
traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah,
meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas.
a. Tuas Persneleng Utama Traktor Tangan
Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah 
susunan gigi pada persneleng, sehingga perbandingan kecepatan 
putar poros motor penggerak dan poros roda dapat 
diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 
kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat 
dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. 
Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut: 
1. Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
2. Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak 
singkal/piringan
3. Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
4. Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
5. Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
6. Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan
7. Mundur dua digunakan pada saat operator naik di 
trailer/gerobak.
b. Tuas Persneleng Cepat Lambat Traktor Tangan
Tuas ini tidak selalu ada. jika  tuas persneleng utama 
hanya terdiri dari 3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, 
biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas persneleng cepat 
lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan 
mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan 
menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, 
kemungkinan salah dalam memilih posisi persneleng bisa 
dikurangi.
c. Tuas Kopling Utama Traktor Tangan
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan 
kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka 
tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya 
jika  ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor 
tidak disalurkan ke gigi persneleng. jika  ditarik lagi maka 
tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada 
pada rumah kopling utama.
d. Tuas Persneleng Mesin Rotary Traktor Tangan
Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai 
pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua macam 
kecepatan dan satu netral. jika  hasil pengolahan 
yangdiharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas 
persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu juga 
sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga diatur 
dari posisi pemasangan rantai penghubung).
e. Tuas Persneleng Kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor 
tangan, masing-masing ada disebelah kanan dan kiri. Tuas ini 
digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan 
kiri). jika  tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran 
gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. 
Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke 
kanan. Begitu juga sebaliknya jika  kopling kiri ditekan.
f. Stang Kemudi dan Kemudi Pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan 
untuk berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk 
membantu membelokan traktor. Meskipun sudah ada tuas kopling 
kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu 
dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan 
untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi 
pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. 
Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, 
sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam.
g. Tuas Gas Traktor Tangan
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor 
penggerak. Tuas ini digunakanuntuk mengubah kecepatan putaran 
poros motor penggerak yang sesuai dengan tenagayang dibutuhkan. Tuas 
ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, 
jika  posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
h. Tombol Lampu dan Bel Traktor Tangan
Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam 
hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol bel diperlukan 
jika  traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol 
lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan 
kumparan sebagai sumber arus listrik.
i. Tuas Penyangga Depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini 
akan menggerakkan penyangga depan. jika  tuas didorong akan 
mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor 
tangan hanya mempunyai dua roda. jika  traktor dalam 
keadaan berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan 
traktor diperlukan penyangga.
2.2 Memeriksa Hand Tractor Sebelum Dioperaikan
Pemeriksaan Traktor tangan merupakan bagian dari 
persiapan traktor sebelum dioperasikan. Pemeriksaan traktor 
sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya 
pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, 
sehingga penanganannya tidak terlalu sulit. Ada beberapa hal 
dari bagian traktor yang perlu dilakukan pemeriksaan,yaitu:
a). Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
Semua mur-baut dan pengikat yang lain harus diperiksa. Jika 
dibiarkan kendur akan mengakibatkan kerusakan yang lebih 
berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas atau patah.
b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
Ketegangan V-belt harus tepat. Belt yang dipakai cukup lama 
akan mengembang sehingga belt akan kendur. Belt yang 
kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu kencang 
akan mudah rusak dan menghambat putaran mesin.
c). Memeriksa bahan bakar
Tangki harus terisi cukup bahan bakar. Tangki yang 
kosong akan mengakibatkan udara masuk ke saluran 
bahan bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki 
yang dibiarkan kosong pada saat traktor disimpan akan
mengakibatkan terjadinya pengembunan. Lama kelamaan air 
hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung di 
dalam tangki. jika  air ini masuk ke dalam ruang 
pembakaran akan dapat merusak motor. Pemeriksaan bahan 
bakar dapat dilihat dari selang penduga yang berada di 
samping tangki bahan bakar.
d). Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
Jenis traktor yang biasa digunakan adalah motor diesel. 
Bahan-bakar yang masuk ke dalam ruang pembakaran harus 
betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan menyumbat 
lubang nozel. Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa 
pada mangkuk gelas. Untuk memeriksa elemen saringan, kran 
bahan bakar harus ditutup terlebih dahulu, sebelum membuka 
mangkuk gelas.
e). Memeriksa saringan udara
Traktor biasa bekerja di lahan yang penuh debu, 
sehingga udara yang dihisap motor relatif kotor. 
Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat 
menyaring udara dengan sempurna. Saringan udara 
traktor tangan banyak yang memakai  tipe basah. 
Saringan dibuka dan diperiksa kebersihan saringan 
kawat serta ketinggian permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa sistem pendingin
Biasanya motor traktor memakai  sistem pendingin air 
sebagai pendingin, baik tipe radiator maupun kondesor. 
Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator.
g). Memeriksa tuas kendali/kontrol
Seluruh tuas kendali/kontrol harus beroperasi dengan baik. 
Dengan beroperasinya tuas kontrol dengan baik, operator 
dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada beberapa tuas 
kontrol yang bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling 
utama, rem, kopling kemudi, dan gas.
h). Memeriksa tekanan ban
Tekanan ban harus standart (16,5 psi). Tidak boleh terlalu 
keras atau kempes. Tekanan kedua ban juga harus sama.
i) Memeriksa sistem pelumasan
Bagian-bagian yang bergesekan, perlu diberi pelumas, 
agar tidak timbul gesekan dan panas. Ada beberapa 
bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu 
bagian dalam motor, yakni : a). Oli motor ditampung 
dalam karter, dan dapat diperiksa dengan tongkat 
penduga. Cukup tidaknya dan kotor tidaknya oli perlu 
diperiksa; b). Gigi transmisi: sama dengan oli motor, oli gigi 
transmisi juga perlu diperiksa. Kabel kopling kemudi. Periksa 
kondisi kawat yang ada pada kabel kopling, jangan sampai 
kering atau bahkan berkarat. Agar tidak berkarat dan lengket 
perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40. Bagian lain dari traktor 
yang bergesekan, seperti jari kopling dan cam/pengait kopling 
utama. Untuk mencegah keausan, perlu dilumasi dengan oli 
SAE 30/40.
j). Memeriksa implemen
Implemen yang akan dioperasikan harus betul-betul siap. 
Kelengkapan implemen perlu diperiksa. Implemen yang 
bergerak, perlu diberi pelumas.
k). Persiapan peralatan tangan
Peralatan tangan yang sering dipakai, terutama yang 
digunakan untuk mengoperasikan implemen, harus dibawa. 
Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi 
tempat peralatan tangan ini . Tempat peralatan biasanya 
dibagian atas traktor.
2.3. Motor BensinPada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh 
energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk 
melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, 
secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : campuran 
udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, 
dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh 
tenaga panas, yang mana dengan terbakarnya gas-gas akan 
mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di 
dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, 
maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak 
terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol 
dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan 
putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini 
akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk 
membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran 
udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak 
dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap. 
2.3.1 Motor 2 Tak
Pada dasarnya prinsip kerja motor 2-tak sangat 
simpel/sederhana. Pada satu siklus pembakaran terjadi dua kali 
langkah piston, dimana sangat berbeda sekali dengan prinsip 
kerja motor 4-tak. Pada motor 4-tak terjadi 4 langkah pada satu 
siklus pembakaran, artinya diselesaikan dalam empat gerakan 
piston atau dua putaran poros engkol. Walaupun sama-sama
memiliki 4 proses, langkah isap, langkah tekanan/kompresi, 
langkah tenaga dan langkah buang yang diteruskan ke saluran 
buang (knalpot). Jadi dalam motor bensin 2 tak, piston 
melakukan 2 kali langkah kerja dalam 1 kali langkah usaha, 
artinya diselesaikan dalam dua gerakan piston atau satu putaran 
poros engkol.
Prinsip Kerja Motor 2 tak
1. Langkah Isap dan Kompresi
Piston bergerak ke atas. Ruang dibawah piston menjadi 
vakum/hampa udara, akibatnya udara dan campuran bahan 
bakar terisap masuk ke dalam ruang dibawah piston. 
Sementara dibagian ruang atas piston terjadi langkah 
kompresi, sehingga udara dan campuran bahan bakar yang 
sudah berada di ruang atas piston suhu dan tekanannya 
menjadi naik. Pada saat 1-5 derajat sebelum TMA, busi 
memercikan bunga api, sehingga campuran udara dan bahan 
bakar yang telah naik temperatur dan tekanannya menjadi 
terbakar dan meledak.
2. Langkah Usaha dan Buang
Hasil dari pembakaran tadi membuat piston bergerak ke 
bawah. Pada saat piston terdorong ke bawah/bergerak ke 
bawah, ruang di bawah piston menjadi 
dimampatkan/dikompresikan, sehingga campuran udara dan
bahan bakar yang berada di ruang bawah piston menjadi 
terdesak keluar dan naik ke ruang diatas piston melalui saluran 
bilas. Sementara sisa hasil pembakaran tadi akan terdorong ke 
luar dan keluar menuju saluran buang, kemudian menuju 
knalpot.
Langkah kerja ini terjadi berulang-ulang selama mesin hidup.
Keterangan : Pada saat piston bergerak ke bawah, udara dan 
campuran bahan bakar yang berada di ruang bawah piston tidak 
dapat keluar menuju saluran masuk, sebab  adanyareed valve.
2.3.2. Prinsip Kerja Motor 4 tak
1. Langkah isap
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati 
bawah). Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar 
diisap ke dalam silinder. Katup isap terbuka sedangkan katup 
buang tertutup. Waktu piston bergerak ke bawah, 
menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya 
campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder disebabkan 
adanya tekanan udara luar (atmospheric pressure).
2. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, 
campuran udara dan bahan bakar dikompresikan/
dimampatkan. Katup isap dan katup buang tertutup. Waktu 
torak mulai naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas 
(TMA) campuran udara dan bahan bakar yang diisap tadi 
dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya menjadi 
naik, sehingga akan mudah terbakar.
3. Langkah Usaha
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Dalam langkah ini, 
mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan. 
Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah 
kompresi, busi memberi loncatan bunga api pada campuran 
yang telah dikompresikan. Dengan terjadinya pembakaran, 
kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong 
torak kebawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine 
power).
4. Langkah Buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas 
yang terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang 
terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas 
bekas pembakaran ke luar dari silinder. saat  torak mencapai 
TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, 
yaitu langkah isap.
Pada dasarnya prinsip kerja pada motor bensin terdiri 
dari 5 hal yaitu:
a. Pengisian campuran udara dan bahan bakar
b. Pemampatan/pengkompresian campuran udara dan bahan 
bakar
c. Pembakaran campuran udara dan bahan bakar
d. Pengembangan gas hasil pembakaran
e. Pembuangan gas bekas
2.3.3. Perbedaan Desain Mesin Dua Tak dengan Mesin 
Empat Tak
a. Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi dalam satu kali 
putaran poros engkol (crankshaft), sedangkan pada mesin 
empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua kali 
putaran poros engkol. 
b. Mesin empat tak memerlukan mekanisme katup (valve 
mechanism) dalam bekerjanya untuk membuka dan 
menutup lubang pemasukan dan pembuangan, sedangkan 
pada mesin dua tak tidak membutuhkan katup. Piston dan 
ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang 
pemasukan dan pembuangan. Pada awalnya, mesin dua tak 
tidak dilengkapi dengan katup, namun dalam 
perkembangannya katup satu arah (one way valve) akan 
dipasang di antara ruang bilas dan karburator untuk: 
- Menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang bilas 
tidak masuk kembali ke karburator. 
- Menjaga tekanan dalam ruang bilas saat piston 
mengkompresi ruang bilas. 
c. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua 
tak terdapat pada dinding silinder, sedangkan pada mesin 
empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head). Ini 
adalah alasan utama yang membuat mesin 4 tak tidak 
memakai  oli samping. 
2.3.4. Kelebihan dan Kekurangan
Dibandingkan mesin empat tak, mesin dua tak memiliki 
beberapa kelebihan:
a. Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin empat tak. 
b. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 
empat tak. 
Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat 
terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih 
baik dibandingkan mesin empat tak. 
d. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya sebab  
konstruksinya yang sederhana. 
Meskipun memiliki berbagai kelebihan, mesin ini sudah 
jarang digunakan dalam kendaraan-kendaraan terutama 
kendaraan mobil disebab kan oleh beberapa kekurangan.
Adapun kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin 
empat tak :
a. Efisiensi bahan bakar mesin dua tak lebih rendah dibandingkan 
mesin empat tak. 
b. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli dengan bahan 
bakar (oli samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder 
mesin. 
c. Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua 
tak menjadi lebih lebih tinggi dibandingkan biaya operasional 
mesin empat tak. 
d. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak. Polusi 
terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas 
yang lolos/bocor dan masuk langsung ke lubang pembuangan. 
e. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini 
mengakibatkan usia suku cadang dalam komponen ruang 
bakar relatif lebih singkat. 
2.4. MESIN DIESEL
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam,
lebih spesifik lagi sebuah mesin pemicu kompresi dimana bahan 
bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi dan 
bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, 
yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel 
menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan 
berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia 
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran 
Dunia) tahun 1900 dengan memakai  minyak kacang (lihat 
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles 
F. Kettering.
Bagaimana Mesin Diesel Bekerja
saat  udara dikompresi suhunya akan meningkat 
(seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin diesel 
memakai  sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot 
ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston
yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin 
bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati 
Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan 
bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi 
melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang 
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar 
dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai 
dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk 
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung 
ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct 
injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang 
khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama 
dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect 
injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang 
pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke 
bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh 
crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga
putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai 
keperluan
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya 
ditambahkan komponen :
a. Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume 
udara yang masuk ruang bakar sebab  udara yang masuk 
ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger. 
Turbocharger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang 
mendapat daya dari turbin yang sumber tenaganya berasal 
dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin 
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan 
efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang 
memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbocharger adalah 
mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan 
banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah 
berat.
b. Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk 
ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan 
mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan 
didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati 
ruang bakar bisa lebih banyak. 
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi 
dingin. Beberapa mesin memakai  pemanas elektronik kecil 
yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder 
untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. 
Lainnya memakai  pemanas "resistive grid" dalam "intake 
manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin 
mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran 
bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.
Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel 
mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal 
lilin atau gel. Ini dapat memengaruhi sistem bahan bakar dari 
tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk 
memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur bahan bakar secara 
elektronik.
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari 
mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan 
bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. 
jika  putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang
dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat 
bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan jika  putaran mesin 
terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa 
merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern memakai  
pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini 
melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol 
elektronik (ECU) yang merupakan "komputer" dalam mesin. 
ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan 
memakai  algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang 
disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar 
dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidraulik untuk 
mengatur kecepatan mesin.
. Cara Kerja Mesin Diesel 4 Tak
Pembakaran pada motor diesel terjadi sebab  bahan bakar 
yang diinjeksikan ke dalam selinder terbakar dengan sendirinya
akibat tingginya suhu udara kompresi dalam ruang bakar. Untuk 
membantu pemahaman tentang prinsip kerja motor diesel 
penggerak generator listrik (4 tak), perhatikan dan pahami 
gambar siklus kerja motor diesel 4 tak dan diagram kerja katup 
motor diesel 4 tak berikut ini :
Prinsip kerja motor diesel dapat dipahami dengan 
mempelajari urutan langkah kerja dalam menghasilkan satu usaha 
untuk memutar poros engkol. Urutan langkah kerjanya sebagai 
berikut :
a). Langkah Hisap.
Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk 
membuka dan katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk 
ke dalam selinder diakibatkan oleh dua hal. Pertama, sebab  
kevakuman ruang selinder akibat semakin memperbesar volume 
sebab  gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati 
bawah (TMB), dan kedua, sebab  katup masuk (hisap) yang 
terbuka.
Gambar 46 (diagram kerja katup motor diesel 4 tak), 
tanda panah putih melambangkan derajad pembukaan katup 
hisap. Katup hisap ternyata mulai membuka beberapa derajat 
sebelum torak (piston) mencapai TMA (dalam contoh : 100 
sebelum TMA) dan menutup kembali beberapa derajad setelah 
TMB (dalam contoh : 490 setelah TMB).
b). Langkah Kompresi.
Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston 
(torak) bergerak dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap 
ke dalam selinder saat langkah hisap, dikompresi hingga tekanan 
dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500-
8000C (pada perbandingan kompresi 20 : 1).
Gambar 46 menunjukkan katup hisap baru menutup 
kembali setelah beberapa derajad setelah TMB (dalam contoh : 
490 setelah TMB). Dengan kata lain, langkah kompresi efektif 
baru terjadi setelah katup masuk (hisap) benar-benar tertutup.
c). Langkah Usaha (pembakaran).
Poros engkol terus berputar, beberapa derajad sebelum 
torak mencapai TMA, injector (penyemprot bahan bakar) 
menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas torak / 
piston). Bahan bakar yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi 
(150-300 atm) akan membentuk partikel-partikel kecil (kabut) 
yang akan menguap dan terbakar dengan cepat sebab  adanya 
temperatur ruang bakar yang tinggi (500-8000C). Pembakaran 
maksimal tidak terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan, 
tetapi mengalami keterlambatan pembakaran (ignition delay). 
Dengan demikian meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA 
tetapi tekanan maksimum pembakaran tetap terjadi setelah TMA 
akibat adanya keterlambatan pembakaran (ignition delay). Proses 
pembakaran ini akan menghasilkan tekanan balik kepada piston 
(torak) sehingga piston akan terodorong ke bawah beberapa saat 
setelah mencapai TMA sehingga bergerak dari TMA ke TMB.
Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong 
piston ke bawah diteruskan oleh batang piston (torak) untuk 
memutar poros engkol. Poros engkol inilah yang berfungsi 
sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar 
yang menghasilkan tenaga putar pada motor diesel.
d). Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke 
TMA. sebab  adanya gaya kelembamam yang dimiliki oleh roda 
gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol, maka saat 
langkah usaha berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal ini  
menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA. sebab  katup 
buang terbuka, maka gas sisa pembakaran terdorong keluar oleh 
gerakan torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, 
langkah kerja motor diesel 4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke 
langkah hisap. Proses yang berulang-ulang ini  diatas disebut 
dengan siklus diesel. 
Mekanisme Katup pada motor diesel 4 tak
Mekanisme katup pada motor diesel generator 4 tak 
berfungsi untuk mengatur pemasukan udara murni dan 
pengeluaran gas sisa pembakaran dengan cara membuka dan 
menutup kedua katup. Mekanisme katup pada motor diesel 4 tak 
terdiri dari : poros bubungan (camshaft), pengungkit (tappet), 
batang pendorong (pushrod), tuas penekan katup (rocker arm) 
dan katup beserta pegas pengembalinya.
Cara kerja mekanisme katup yaitu : saat motor bekerja roda 
gigi poros engkol berputar menggerakkan roda gigi bubungan 
sehingga poros bubungan juga ikut berputar. sebab  
permukaan poros bubungan berbentuk eksentris (lonjong) 
maka pengungkit (tappet) yang berhubungan dengannya 
cenderung bergerak naik turun sesuai dengan bentuk 
permukaan poros bubungan yang menggerakkannya. Gerak naik 
turun tappet ini  diteruskan oleh batang pendorong (push￾rod) ke tuas penekan katup (rocker-arm) sehingga menekan 
(katup terbuka) dan membebaskan katup (katup tertutup) secara 
bergantian mengikuti putaran poros bubungan yang lonjong 
(eksentrik). Urutan kerja mekanisme katup di atas bila dibuat ke 
dalam diagram alir (flow chart) adalah sebagai berikut :
Tipe Mesin Diesel
Terdapat ada dua kelas mesin diesel, yaitu: dua-tak dan 
empat-tak. Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, 
meskipun berapapun jumlah silinder dapat digunakan selama 
poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran
yang berlebihan. Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara 
yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel besar perlu 
ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka 
digunakan Supercharger atau turbocharger pada intake manifold, 
dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi.
1. Keunggulan dan Kelemahan Dibanding Dengan Mesin 
Busi-Nyala :
Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel 
lebih besar daripada mesin bensin sebab  konstruksi besar 
diperlukan supaya dapat bertahan dalam tekanan tinggi untuk 
pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar 
ini  penggemar modifikasi relatif mudah dan murah untuk 
meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa 
terlalu memikirkan ketahanan komponen terhadap takanan yang 
tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih cermat untuk 
modifikasi peningkatan tenaga sebab  pada umumnya komponen 
di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan 
menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan 
biaya murah.
Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin 
bertujuan meningkatkan jumlah udara yang masuk dalam ruang 
bakar dengan demikian pada saat kompresi akan menghasilkan 
tekanan yang tinggi dan pada saat penyalaan atau pembakaran 
akan menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan 
turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak 
berpengaruh besar terhadap pemakaian bahan bakar sebab  
bahan bakar disuntikan secara langsung ke ruang bakar pada saat 
ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk memicu 
penyalaan agar terjadi proses pembakaran. Sedangkan 
penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin bensin 
sangat memengaruhi pemakaian bahan bakar sebab  udara dan 
bahan bakar dicampur dengan komposisi yang tepat sebelum 
masuk ruang bakar, baik untuk mesin bensin dengan sistem 
karburator maupun sistem injeksi.
2. Tipe-Tipe Sistem Pendinginan Air Diesel Penggerak 
Generator.
Secara garis besarnya sistem pendinginan air di atas dapat 
dibagi dalam 3 tipe/konstruksi, meliputi : (a). tipe Hopper, (b). 
tipe Radiator dan (c). tipe Kondensor.
Motor diesel dengan sistem pendinginan tipe hopper, 
efek pendinginan diperoleh dengan merambatkan panas blok 
selinder ke air pendingin, sehingga air akan menguap ke 
permukaan. Dalam jangka waktu operasi tertentu (40 menit 
sampai 1 jam) air pendingin dalam tangki harus ditambahkan. 
Indikator jumlah air pendingin tipe hopper ini biasanya 
memakai  bola apung. Jika bola apungnya sudah tidak 
tampak, berarti jumlah air pendingin sudah menyusut dan perlu 
ditambahkan. Motor diesel dengan sistem pendinginan tipe 
radiator, biasanya dilengkapi dengan kipas pendingin (cooling 
fan) dan tutup radiator. Saat mesin beroperasi, air yang berada di 
sekitar blok selinder menjadi panas dan bergerak naik ke tangki 
bagian atas dengan melewati sirip-sirip (fin) radiator. Efek 
pendinginan diperoleh dari aliran udara dari kipas pendingin ke 
sirip-sirip (fin) radiator. Tutup radiator berfungsi untuk 
menaikkan tekanan udara di dalam tangki yang berakibat titik 
didih air pendingin akan lebih tinggi dari 1000C, sehingga dapat 
memperlambat proses penguapan. Keuntungannya dibandingkan 
dengan tipe hopper adalah frekwensi penambahan jumlah air 
pendingin ke dalam tangki lebih rendah.
Motor diesel dengan sistem pendinginan tipe kondensor 
juga dilengkapi dengan kipas pendingin (cooling fan), akan 
tetapi bagian atasnya tidak ditutup (tidak memiliki tutup 
radiator). Efek pendinginannya memanfaatkan prinsip 
kondensasi (pengembunan). Uap air pendingin dilewatkan ke 
pipa-pipa kecil yang dialiri udara dari kipas pendingin, 
sehingga akan mengembun dan menjadi air kembali. Air 
ini  akan ditampung dalam tangki kondensor. Saat jumlah 
air pendingin dalam tangki bawah (di atas blok selinder) 
berkurang maka tekanan udaranya akan turun (terjadi 
kevacuman). Hal itu mengakibatkan air dalam tangki kondensor 
tersedot ke tangki bawah (di atas blok). Keuntungan sistem 
pendinginan tipe radiator dan tipe kondensor dibandingkan 
dengan tipe hopper adalah mesin dapat dioperasikan 41 selama 
kurang lebih 10 jam secara terus tanpa menambahkan air 
pendingin ke dalam tangki.
. Oil Pemulas
Oil atau Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, 
yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi 
gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang 
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya 
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. 
Salah satu pemakaian  pelumas paling utama adalah oli mesin
yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
. Fungsi dan Tujuan Pelumasan :
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang 
bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh 
sebab  itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel-partikel dari 
pergesekan ini . Keadaan dimana logam melepaskan 
partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau 
mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja 
mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu 
sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang 
mengalami gesekan ini  diberi perlindungan ekstra.
 Tugas Pokok Pelumas :
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah 
mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak 
langsung antara permukaan logam yang 
satu dengan permukaan 

logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat 
dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi 
besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas 
yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
Tugas Tambahan Pelumas :
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi 
sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan 
putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan 
sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini 
pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan 
untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. jika  daya 
lumas berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan 
selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga 
suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan ini  
akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti 
secara mendadak. Oleh sebab  itu, mesin mesin dengan kecepatan 
tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga 
walaupun pada suhu yang tinggi pelumas ini  tetap stabil dan 
dapat melakukan pelumasan dengan baik. Untuk memperoleh 
hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan 
ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas pemakaian  
pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat 
untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk 
mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat 
berakibat fatal.
. PROSEDUR KERJA
Prosedur Umum
Cara Menghidupkan Traktor 2 Roda
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penting 
dalam menghidupkan dan mematikan traktor tangan, beserta 
tujuannya:
a. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, 
sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
b. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi 
netral.
c. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan 
bakar ke ruang pembakaran.
d. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran 
bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang 
pembakaran.
e. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk 
menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat 
engkol diputar.
f. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol 
searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat 
mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. 
Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk 
menunjukkan adanya aliran pelumas.
g. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan 
cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
h. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, 
sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
i. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari 
poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol 
yang miring.
j. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner 
Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 
menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
k. Traktor siap di operasikan.
Berikut ini adalah cara mematikan traktor roda dua :
a. Lepaskan beban motor.
b. Kecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner, sehingga 
putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit.
c. Geser tuas gas pada posisi “stop”, hingga motor mati sebab  
tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
d. Tutup kran bahan bakar
 Cara Mengoperasikan Traktor 2 Roda
Berikut ini akan di jelaskan cara mengoperasikan traktor dua roda 
secara singkat:
1. Memulai menjalankan traktor tangan
a. Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
b. Gigi persneleng dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R). 
Untuk menarik implemen, jangan memakai  gigi 
tinggi, agar operator tidak perlu lari.
c. Untuk menarik trailer, posisi stang kemudi diturunkan, 
agar tidak terjadi hentakan ke bawah pada saat traktor 
mulai jalan.
d. Tuas kopling utama dilepas dengan tangan kiri pelan￾pelan agar traktor tidak meloncat pada saat mulai jalan.
e. Khusus untuk traktor yang menarik trailer, setelah traktor 
mulai jalan, stang kemudi bisa diangkat lagi
2. Menjalankan lurus ke depan
a. Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor tangan”
b. Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada padastang 
kemudi.
c. Mata memandang ke depan.
d. Gas diperbesar dengan ibu jari kanan sesuai keinginan.
e. Jangan membelokkan stang kemudi
f. Jangan memindah posisi gigi persneleng
3. Menghentikan traktor/parker
a. Gas dikecilkan pada posisi idle.
b. Tuas kopling utama ditarik pada posisi “OFF”. Lalu 
ditarik kembali pada posisi rem.
c. Persneleng dinetralkan.
d. Gas dikecilkan
4. Mengganti gigi persneleng
a. Lakukan langkah menghentikan traktor
b. Posisi kopling utama “OFF”.
c. Pindahkan posisi gigi persneleng.
d. Mulai menjalankan traktor lagi.
Catatan: Pada saat perpindahan gigi persneleng, traktor harus 
dalam posisi berhenti, sebab  biasanya traktor tidak 
dilengkapi dengan sinkronmes
5. Membelokkan traktor pada jalan datar
a. Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan.
b. Tekan kopling kemudi kiri kalau mau belok ke kiri. Tekan 
kopling kemudi kanan kalau mau belok ke kanan.
c. Kalau perlu tangan membantu menggeser stang kemudi.
d. Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, sebab  
untuk haluan trailer.
Proses Bajak
Proses Bajak Singkal Traktor 2 Roda
Berikut ini adalah proses bajak singkal traktor roda dua :
a. Untuk langkah pertama pasang bajak singkal pada traktor roda 
dua.
b. Hidupkan mesin traktor.
c. Pada saat akan melakukan pengolahan traktor harus 
ditekan secara perlahan dan kuat supaya hasil bajakan 
maksimal.
Proses Bajak Rotari Traktor 2 Roda
a. Untuk langkah pertama pasang bajak Rotary pada traktor roda 
dua.
b. Hidupkan mesin traktor.
c. Pada saat akan melakukan pengolahan traktor harus 
ditekan secara perlahan dan kuat supaya hasil bajakan 
maksimal.