• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 2. Tampilkan semua postingan

tumbuhan obat 2

Daruju
(Acanthus ilicifolius L.) 
Sinonim : A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ).
Familia : acanthaceae.
Uraian :
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair 
payau. Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun 
banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing. 
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, 
pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 
4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota 
bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat 
kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. 
Daruju dapat diperbanyak dengan biji. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi 
Radix (akar daruju).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak 
(ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb 
pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT 
dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat 
menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang 
nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, daun, dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu 
jemur sampai kering. 
INDIKASI
Akar digunakan untuk pengobatan :
radang hati (hepatitis) akut dan kronis,
pembesaran hati dan limpa (hepato.splenomegali),
pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati), termasuk pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis (TBC) 
kulit (skrofulode rma), 
gondongan (parotitis),
sesak napas (asma bronkial),
cacingan,
nyeri lambung, sakit perut, 
kanker, terutama kanker hati. 
Biji digunakan untuk pengobatan :bisul dan cacingan. 
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 30-60 g akar daruju kering, lalu rebus atau tim dengan daging.
Untuk pemakaian luar, giling akar kering sampai halus, lalu taburkan pada bagian tubuh yang luka atau terkena 
racun.
CONTOH PEMAKAIAN 
Kanker
Rebus 30-120 g akar daruju kering dan 60-120 g daging sapi tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau 
panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya tersisa satu mangkuk. Jika airnya mengering sebelum 6 
jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua 
untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (masing-masing 1/2 mangkuk). Setiap kali minum tambahkan madu 
secukupnya. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Hepatitis akut dan kronis
Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis-tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc air bersih 
ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi dua 
untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya. 
Luka terkena pisau beracun
Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3 kali sehari.
Bisul
Giling empat butir biji daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu diminum sekaligus. 
Lakukan setiap hari sampai sembuh.
CAcingan
Giling 3-5 butirbiji daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus. 
Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut.
Komposisi :
Akar mengandung flavone dan asam amino
Daun Dewa
(Gynura segetum (Lour.) Merr.) 
Sinonim : Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. pseudo-china DC. = G. divaricata DC. = G. ovalis DC. = Senecio 
divarigata L.
Familia : Compositae 
Uraian :
Terna tahunan, tegak, tinggi ± 50 cm, pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda 
berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai 
tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun 
banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut 
lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai 
umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm.
Nama Lokal :
Beluntas cina, daun dewa (Sumatra), Samsit; San qi cao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul, Pendarahan, Batuk darah, muntah darah, mimisan; Infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit 
binatang berbisa; Pembekuan darah, Tulang patah, pendarahan setelah melahirkan; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.
KEGUNAAN :
DAUN : 
Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), 
pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa.
UMBI :
Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan.
PEMAKAIAN : 15-30 gram daun segar, direbus atau ditumbuk kemudian diperas, minum.
PEMAKAIAN LUAR : Secukupnya tumbuhan ini dilumatkan sampai seperti bubur, ditempelkan ke tempat yang sakit.
KEGUNAAN :
1. Digigit ular / digigit binatang lain: 
 Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan di tempat kelainan.
2. Kutil : 
 5 lembar daun dewa dihaluskan, dan dilumurkan pada tempat 
 berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Luka terpukul, tidak datang haid:
 15-30 gram herba direbus atau ditumbuk, diambil airnya, campur 
 dengan arak yang sudah dipanaskan, minum.
2. Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan 
 muntah darah :
 1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus, minum.
3. Kejang pada anak: 
 1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak, minumkan.
4. Luka terpukul, masuk angin: 
 6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya, 
 kemudian dipanaskan, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi 
sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA : 
Saponin, minyak atsiri, flavonoid.
 Daun duduk
(Desmodium triquetrum [L.] D.C.) 
Sinonim : Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv. 
Familia : Papilionaceae (Leguminosae)
Uraian :
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan 
cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau 
menanjak, tinggi 0,5 - 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan 
simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. 
Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 20 cm, lebar 1,5 -
2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk 
kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 - 3,5 cm, 
lebar 4 - 6 mm, berambut, berisi 4 - 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya 
cokelat muda. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,; 
Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan 
(parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang 
usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan 
akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; 
Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan. 
Pemakaian dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. 
INDIKASI :
Herba ini berkhasiat untuk: 
- mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam, selesma, 
- radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah 
 (piorea), 
- radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema),
- radang usus (enteritis), disentri, 
- infeksi cacing tambang (hookwonn), infeksi cacing pita di hati, 
- keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), 
- muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak-anak, 
- sakit kuning (ikterik hepatitis), 
- keracunan buah nanas, 
- TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses, 
- skleroderma, 
- wasir, 
- rematik. 
CARA PEMAKAIAN :
Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum. Pemakaian luar digunakan untuk 
mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Wasir :
 Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air 
 selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 
 sekaligus. Lakukan setiap hari.
2. Radang ginjal akut, edema :
 Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan 
 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum 
 sekaligus pada pagi hari. 
3. Muntah pada kehamilan :
 Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong 
 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. 
 Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang, 
 dan sore, masing-masing 1/3 gelas. 
 
4. Disentri :
 Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling 
 halus. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15 
 menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras 
 dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus. 
CATATAN :
Bila berba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindungi makanan tersebut dari serbuan lalat dan 
belatung
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam 
(antipiretik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik), 
dan peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, 
trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K20. Buah daun duduk mengandung saponin, dan flavonoida, 
sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Daun Encok
(Plumbago zeylanica L.) 
Sinonim : P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour. 
Familia : Plumbaginaceae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan 
kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar 
hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, 
tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang 
panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, 
panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya 
hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah 
kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek. 
Nama Lokal :
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama 
(Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan herba. 
INDIKASI :
Indikasi Akar berkhasiat untuk mengatasi: 
- rematik sendi, memar (lebam),
- keseleo, nyeri lambung, 
- kurap, dan kanker darah. 
CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 10 - 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam. 
Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, 
kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan 
remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. La Rematik 
 a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus. 
 Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur. 
 Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit. 
 Lakukan 2 kali sehari. 
 b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan
 kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk 
 sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit. 
2. Sakit kepala
 a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit 
 minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di 
 pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30 
 menit supaya tidak terjadi lepuh. 
 b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan. 
 Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di 
 belakang telinga. 
3. Kencing kurang lancar 
 Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling 
 halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di 
 posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.
4. Kanker darah 
 Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa 
 (rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma biancao), 
masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari 
tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus 
 terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya. 
 Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru 
 bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2 
 jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3 
 kali, masing-masing 1/3 bagian.
5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit 
 Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus. 
 Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai 
 menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.
CATATAN :
- Perempuan hamil dilarang menggunakan. 
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid). 
- Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga 
 dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh 
 seperti luka bakar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA : 
Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone 
(2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal 
dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian : 
Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan 
secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA 
USU, 1990).
Daun Jintan
(Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.) 
Sinonim : Coleus amboinicus Lour. Coleus aromatica Benth.
Familia : Lamiaceae (Labiatae).
Uraian :
Tanaman semak, menjalar. Batang berkayu, lunak, beruas-ruas. Ruas yang menempel di tanah akan tumbuh akar, 
batang muda berwarna hijau pucat. Daun tunggal, mudah patah, bentuk bulat telur, tebal, tepi beringgit, berabut, 
panjang 6-7 cm, lebar 5-6 cm, bertulang menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, berbentuk tandan, mahkota 
bentuk mangkok warna ungu. Bagian yang Digunakan Seluruh bagian tumbuhan. 
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Plectranthi amboinici Herba; Herba Daun Jintan.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan darah. SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan 
darah. PENELITIAN Ifiwati Wibowo,1992. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Dra. Dien Ariani L. dan dr. Irwan 
S. Telah melakukan penelitian daya antibakteri ekstrak Daun Jintan terhadap kuman gram negatif dari penderita 
infeksi saluran kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Daun Jintan dapat menghambat pertumbuhan 
bakteri E. coli mulai konsentrasi 1,2 gr/ml dan bakteri P. mirabilis mulai konsentrasi 1,0 g/ml. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN 
Asma, Batuk, Bayi muntah, Bronkhitis, Demam, Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih, 
Sariawan perut, Sakit kepala.
RAMUAN DAN TAKARAN 
Batuk
Ramuan:
Daun Jintan segar 7 helai
Air 100 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 
Sariawan Perut (Panas Dalam) 
Ramuan:
Daun Jintan segar 1 gram
Daun Saga segar 3 gram
Herba Pegagan segar 3 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Kulit Kayu Turi 4 gram
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml (infus). Apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Bayi Muntah
Kalau bayi sering muntah dan masih menyusui pada ibunya. Muntah tersebut disebabkan karena ibunya makan 
makanan yang amis seperti ikan, udang, dll.
Ramuan:
Daun Jintan segar 2 helai 
Cara pemakaian: Untuk mengobati hal tersebut, ibunya sebaiknya mengunyah Daun Jintan dan cairannya ditelan.
Lama pengobatan: 3 kali sehari, pagi, siang, dan sore hari, tiap kali 2 helai Daun jintan yang masih segar.
Sakit Kepala
Ramuan:
Daun Jintan segar 2 helai
Daun Legundi segar 2 helai
Rimpang Jahe merah 1 rimpang
Rimpang Bangle secukupnya
Air secukupnya 
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 
Cara pemakaian: Dioleskan ke pelipis dan di belakang telinga. Bila ada, dapat ditambahkan minyak kelonyo.
Komposisi :
Minyak atsiri, mengandung fenol, dan senyawa kalium
Daun Kentut
(Paederia scandens (Lour.) Merr.) 
Sinonim : P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak 
belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan 
dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur 
sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 
cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga 
majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, 
bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun 
dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, 
sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning 
(hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk 
digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, 
 perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
· Bronkhitis, batuk (whooping cough).
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur), 
 keseleo.
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus. 
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau 
herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, 
abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin : 
 25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab 
 matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan 
 pada perut.
2. Mata terasa panas dan bengkak:
 Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah 
 mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air 
 sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, 
 letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru 
 kompres tersebut diganti lagi.
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
 15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. 
 Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk 
 merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
4. Herpes zooster (cacar ular): 
 Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit 
 air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-
 gelembung kecil dikulit.
5. Sariawan: 
 1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam 
 daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung,
 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 
 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang 
 kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
 potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai 
 tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 
 3 kali minum, habis dalam 1 hari.
6. Radang telinga tengah: 
 1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 
 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai 
 untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, 
 setiap kali 3 tetes.
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
 Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus,
 tempelkan ketempat kelainan.
Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau 
yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, 
penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), 
penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun 
(detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung: Asperuloside, 
deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan 
minyak menguap.
Daun Madu
(Barleria cristata L.) 
Familia : Acanthaceae
Uraian :
Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang 
berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai 
lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, 
lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung 
tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips, 
panjang 1,5 cm, berbibir tiga sampai empat, kecokelatan. Biji kecil, pipih, warna cokelat. 
Nama Lokal :
Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, bunga, dan biji. 
INDIKASI :
Daun dan akar berkhasiat mengatasi: 
- rematik dan 
- batuk. 
Bunga berkhasiat mengatasi: 
- Bengkak karena gigitan serangga. 
Biji berkhasiat untuk mengatasi: 
- digigit ular berbisa. 
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Rematik
 Siapkan daun segar sebanyak 1 genggam lalu cuci bersih. 
 Tambahkan kapur sirih 1/4 sendok teh. Tumbuk sampai lumat, 
 kemudian dibalurkan pada tempat yang sakit.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung 
polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar 
mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.
Daun Sendok
(Plantago mayor L.) 
Sinonim : P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii 
Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia : Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman 
berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari 
daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini 
tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang 
dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai 
panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar 
tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, 
warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. 
Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran 
Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri 
pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat 
(Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; 
Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), 
batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), 
radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing 
manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), 
mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani 
(spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri 
otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin. 
INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi: 
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, 
 kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal 
 (nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam, 
- batu empedu, batu ginjal, 
- radang prostat (prostatitis)
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas 
 (bronkitis), 
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang 
 kabur,
- kencing manis (DM), 
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), 
- cacingan, gigitan serangga, dan 
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah. 
Akar berkhasiat untuk mengatasi: 
- keputihan (leukore) dan 
- nyeri otot. 
Biji berkhasiat untuk mengatasi: 
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), 
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea), 
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian 
 bawah, 
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur, 
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati, 
- batuk disertai banyak dahak, 
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi), 
- sakit kuning (jaundice), dan 
- rematik gout. 
CARA PEMAKAIAN : 
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba 
segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun 
sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka 
berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk 
kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep 
untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing 
 a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula
 batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air, 
 sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh 
 habiskan dalam sehari. 
 b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras
 dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1
 sendok makan, lalu diminum sekaligus. 
2. Kencing berdarah :
 Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras 
 dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan 
3. Disentri panas :
 Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan 
 saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan 
 sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar. 
 Minum sekaligus selagi hangat. 
4. Disentri basiler, diare :
 Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu 
direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas 
 Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing 
 1/2 gelas. 
5. Mimisan :
 Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan
 secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu 
 diminum sekaligus. 
6. Batuk sesak, batuk darah :
 Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air
 bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih 
 selama 15 menit. Minum selagi hangat.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji 
bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini 
mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri 
dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin 
(B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan 
kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat 
rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam 
planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, 
aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat 
dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan 
Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada 
tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. 
Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, 
Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu 
ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna 
dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 
- 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. 
Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).
Daun Senna
(Cassia angustifolia Vahl.) 
Uraian :
Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun ujung), mempunyai 3-7 
pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan 
lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, 
susunan sirap. Benang sari memiliki bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah 
masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Fraksi polisakarida daun Cassia angustifolia yang diuji dengan allogenic tumor 
Sarcoma-180 pada mencit, berefek positif dalam penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam 
tubuh akan mengalami suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli) 
menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air dan mencegah reabsorpsi 
air dalam saluran pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut . 
FARMAKOLOGI KLINIK Waktu aksi senna berkisar antara 8-10 jam, sehingga sebaiknya diminum pada waktu malam. 
Senosida dapat menghilangkan keluhan konstipasi pasien (irritable bowel syndrome). Pada dosis terapi tidak 
ditemukan adanya gangguan kebiasaan waktu defekasi; dapat melunakkan tinja dan meningkatkan kecepatan 
transit makanan dalam kolon melalui peningkatan gerakan peristaltik. Senosida sedikit diserap pada bagian atas 
saluran gastrointestinal. EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN Pada penggunaan jangka panjang atau penggunaan yang 
salah akan berakibat pada kehilangan elektrolit (terutama ion kalium) serta dapat menjadi penyebab albuminuria, 
hematuria, deposisi pigmen pada mukosa usus dan kerusakan pada myenteric plexus. KONTRA INDIKASI Illeus, 
kerusakan usus, stenosis, atoni, radang, colonopathics, appendisitis, status dehidrasi, konstipasi kronik, wanita 
hamil, dan menyusui, serta anak anak di bawah umur 10 tahun. INTERAKSI Adanya interaksi dengan glikosida 
jantung (digitalis, strophanthus) dapat terjadi peningkatan ekskresi ion kalium. Pada hipokalemia (karena 
penggunaan laksatif angka panjang), dapat terjadi peningkatan efek obat antiaritmia (seperti misaInya kinidin). 
Penggunaan dengan obat lain yang menginduksi terjadinya hipokalemia seperti tiazida, adrenokortikosteroid atau 
Liquiritiae Radix dapat memacu timbulnya ketidak seimbangan elektrolit. TOKSISITAS Daun senna dapat 
menyebabkan kesakitan dan dermatitis. Gejala utama yang timbul akibat overdosis adalah diare yang hebat, 
sehingga ada kemungkinan kehilangan cairan dan elektrolit. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Digunakan pada upaya mengatasi sembelit (sebagai "urus-urus"), ambeien, setelah operasi rektalanal, 
pengosongan lambung sebelum foto rontgent; sebelum dan sesudah operasi abdominal.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk upaya mengatasi sembelit:
Digunakan suatu ramuan yang terdiri dari daun senna, daun iler, daun kaki kuda masing?masing ¼ genggam, daun 
saga manis dan daun jintan masing-masing 1/5 genggam, daun meniran 1/6 genggam, daun papaya, rimpang 
kunyit 1/4 jari, rimpang temulawak ½ jari, klembak 3/5 jari, asam trengguli 2 jari, gula enau 3 jari. Masing-masing 
dicuci, dipotong- potong dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas, sehingga tinggal separohnya; setelah dingin 
disaring, kemudian diminum, 3 kali sehari, ¾ gelas .
Komposisi :
Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida A,B,C,D,E,F; glikosida rhein, sejumlah kecil 
aloeemodin, musilago (10%), flavonoid (turunan kaemferol), glikosida naftalena, isoramnetin, asam krisofanat, 
senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-sitosterol.
Daun Ungu
(Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.) 
Sinonim : G. hortense, Nees.
Familia : Acanthaceae

Uraian :
Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan 
tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias 
atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas 
permukaan laut. Batang : Batangnya berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul. 
Daun : mempunyai struktur posisi daun yang letaknya berhadap- hadapan Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian 
tandan yang berwarna merah tua.
Nama Lokal :
Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); 
Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Melancarkan buang air seni, Melancarkan haid,; Reumatik/Encok, Bisul; 
Pemanfaatan :
1. Ambeien
 Bahan: 3-7 lembar daun ungu dan adas pulawaras
 Cara membuat: direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih,kemudian disaring.
 Cara menggunakan: Minum 1 kali setiap pagi secara teratur
2. Melancarkan buang air seni
 Bahan: 1-2 genggam daun ungu dan adas pulowaras.
 Cara membuat: ditumbuk bersama sampai halus
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian perut seperti param.
3. Mempelancar Haid
 Bahan: 3 sendok makan bunga daun ungu yang sudah dikeringkan.
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
 Cara menggunakan: diminum 3 hari menjelang datang bulan (haid)
4. Reumatik/ Encok
 Bahan: 1-2 genggam daun ungu
 Cara membuat: ditumbuk sampai halus
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang sakit sebagai param.
5. Bisul
 Bahan: 2 Lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya.
 Cara membuat: Daun ungu diolesi minyak kelapa kemudian dipanggang di atas api
 Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan p
 ada bagian yang sakit (Bisul)
Komposisi :
Daun ungu (Graptophyllum pictum) memiliki kandungan kimia, antara lain : - alkohol - Pektin - Asam formiat.
Delima
(Punica granatum L.) 
Sinonim : Malum granatum Rumph.
Familia : Punicaceae.
Uraian :
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di 
bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak 
dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang 
dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan 
banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, 
bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung 
tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau. 
Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat 
satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, 
bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat 
kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya 
banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, 
warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan 
delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima 
(Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau 
(Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), 
thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati 
Pericarpium (Wit buah delima).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, 
dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, 
beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, 
dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan 
perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak,
vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging 
pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda 
demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah 
menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus 
herpes simpleks, clan virus HIV. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. 
Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah 
dikeringkan.
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk: 
sakit perut karena cacing,
buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba),
diare kronis,
perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,
prolaps rektum,
radang tenggorok, 
radang telinga,
keputihan (leukorea) 
nyeri lambung.
Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
cacingan terutama cacing pita (taeniasis), 
batuk,
diare.
Bunga digunakan untuk: 
radang gusi,
perdarahan,
bronkhitis.
Daging buah digunakan untuk: 
menurunkan berat badan, 
cacingan,
sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, 
tekanan darah tinggi (hipertensi),
sering kencing,
rematik (artritis), 
perut kembung
Biji digunakan untuk:
menurunkan demam, batuk, 
keracunan
cacingan. 
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10--15 g). 
Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur 
(gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang 
kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi 
berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Cacingan
Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 
15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.
Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan 
perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi.
Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum 
sekaligus
Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk 
merata, minum sewaktu perut kosong. 
Radang gusi
Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah 
dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.
Perdarahan
Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali 
sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Luka
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada 
bagian yang luka.
Sariawan
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 
satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali 
sehari, sampai sembuh.
Sering kencing
Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya. 
Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali 
sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Keputihan
Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air 
rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. 
Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat 
semprot yang masuk ke liang vagina.
Batuk sudah berlangsung lama
Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang 
bijinya.
Suara serak, tenggorokan kering
Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari. 
Menurunkan berat badan
Ambil is
Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, 
resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--
1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine 
(C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, 
kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, 
maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid 
pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah 
dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.
Ekor Kucing
(Acalypha hispida Burm. f.) 
Sinonim : A. densiflora Bl.
Familia : euphorbiaceae
Uraian :
Ekor kucing merupakan tanaman asli dari Hindia Barat. Umumnya, ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau 
di taman-taman. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, 
berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur 
atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16 
cm, berwarna hijau muda. Bunga berkelamin tunggal dalam satu pohon. Bunga betina berkumpul dalam karangan 
berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya bulat panjang berjuntai ke bawah, berdiameter 1-1,5 cm, 
panjang 20-50 cm, berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil, 
berwarna putih kotor. Ekor kucing dapat diperbanyak dengan biji. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: buntut kucing, ekor kucing, ekor kera. Jawa: tali anjing (Sunda), wunga tambang, 
lancuran (Jawa), ikut lutung (Bali). Maluku: lofoti (Ternate). NAMA ASING Gou wei hong (C), kattestaart (B), chenille 
plant, monkey's tail, cat's tail (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae hispidae Flos (bunga ekor kucing), Acalyphae hispidae 
Folium (daun ekor kucing).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, sifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan 
(hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah bunga dan daun. 
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan : disentri, radang usus,perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, 
mimisan, cacingan,luka bakar, tukak (ulkus) di kaki.
Daun digunakan untuk pengobatan :
bercak putih di kulit karena kehilangan pigmen (vitiligo), disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan
sariawan. 
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 10-30 g bunga, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun atau bunga secukupnya sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Vitiligo
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada 
bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari. 
Luka berdarah
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, 
lalu balut dengan kain perban.
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit 
jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda.Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali 
dalam sehari.
Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya, makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali 
sehari sampai sembuh.
Komposisi :
Daun mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin.
Enau
(Arenga pinnata, Merr.) 
Familia : Arecaceae
Uraian :
Enau (Arangapinnata) termasuk jenis palma, berakar kuat dan menjalar ke mana-mana. Enau mempunyai banyak 
manfaat bagi manusia, antara lain: dari kelopak bunga jantan dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk gula 
aren, buahnya dapat dibuat kolang kaling untuk campuran makanan/minuman, ijuk untuk resapan air, kesed dan 
sapu. Enau yang sudah berusia 15-20 tahu dapat menghasilkan nira sebanyak 8 liter tiap hari dan bila dimasak 
dapat menghasilkan 25-35 kilogram kolang-kaling. Namun pada umumnya pohon enau tidak disukai para petani, 
sebab akarnya menjalar keman-mana dan dapat merusak tanaman di sekitarnya. Enau biasanya tumbuh dan 
berkembang berkembang biak dengan baik di hutan-hutan. 
Nama Lokal :
Sugar Palm (Inggris), Enau (Indonesia), Kawung (Sunda); Aren (Madura), Bak juk (Aceh); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit perut, Sulit buang air besar ; 
Pemanfaatan :
1. Demam
 Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
 Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
 Cara menggunakan: diminum biasa.
2. Sakit Perut 
 Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, asam yang telah 
 masak secukupnya.
 Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai 
 merata, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum biasa.
3. Sulit Buang air besar
 Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
 Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
 Cara menggunakan: diminum biasa.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Gula yang dibuat dari nira enau ini belum diketahui secara pasti kandungan kimia yang ada di 
dalammnya, karena sampai saat ini belum dilakukan penelitian ilmiah. Namun tentang khasiat dari praktek 
pengobatan tradisional, gula aren sering menjadi pilihan utama.
Gadung
(Dioscorea hispida Dennust) 
Sinonim : Dioscorea daemona Roxb. Dioscorea hirsuta Bl. Dioscorea triphylla Auct.
Familia : Dioscoreaceae
Uraian :
Semak, menjalar, permukaan batang halus, berduri, warna hijau keputihan. Daun tunggal, lonjong, berseling, ujung 
lancip, pangkal tumpul, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota 
hijau kemerahan. Buah bulat setelah tua biru kehitaman. Biji bentuk ginjal. Bagian yang Digunakan Rimpang. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bitule, Bunga meraya (Manado); Gadung, Gadung ribo (Sumatera Barat); Gadung (Sunda); Gadung 
(Jawa); Ghadhung (Madura); Gadung, Sikapa, Skapa (BeIitung); Iwi (Sumbawa); . Ondot in lawanan, Pitur 
(Minahasa); Siapa (Bugis); Sikapa (Makasar); Boti (Roti); Lei (Kai); Uhulibita, Ulubita (Seram); Hayule, Hayuru 
(Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Dioscoreae hispidae Rhizoma; Rimpang Gadung
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog. PENELITIAN 
Serafinah Indriyani, 1986. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan 
umbi Gadung terhadap oogenesis mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan umbi Gadung 
menghambat siklus ovarii yang dampaknya mempengaruhi fungsi oogenesis.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Keputihan.
-Kencing manis. 
-Kusta.
-Mulas.
-Nyeri empedu.
-Nyeri haid.
-Radang kandung empedu. 
-Rematik (nyeri persendian), -Kapalan (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN 
Kusta (Lepra)
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Gadung beberapa keping
Buah Cabe Jawa beberapa butir
Lada Putih secukupnya
Kelapa Parutan secukupnya
Gula Aren secukupnya
Air 150 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 
Kapalan
Ramuan:
Rimpang Gadung secukupnya
Air sedikit 
Cara pembuatan: Dipipis hingga seperti bubur. 
Cara pemakaian: Balurkan pada bagian kulit yang mengeras. 
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam. 
Rematik
Selain diobati dengan obat modern atau obat tradisional dianjurkan makan Gadung. 
Peringatan
Pemakaian yang terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Keracunan Gadung berakibat kejang-kejang. 
Penawar sementara kloralhidrat atau kalium bromida.
Catatan
Gadung merupakan umbi yang beracun. Agar dapat dimakan perlu pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong 
tipis-tipis, kemudian direndam dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air cuciannya 
tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari.
Ada beberapa jenis Gadung, antara lain: 
Gadung Bunga Wangi.
Gadung Kuning. 
Gadung Kelan.
Gadung Padi (bunga tidak berbau).
Komposisi :
Alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat pati, dan tanin.
Gambir
(Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.) 
Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir
Familia : Rubiaceae.
Uraian :
Tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, 
berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna 
hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 I ielai berbentuk 
lonjong, warna ungu, buah berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam. Bagian yang 
Digunakan Sari daun yang dikeringkan (gambir). 
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit dan kelat. KHASIAT Astringen dan hemostatik. PENELITIAN Zulfadli, 1989. Farmasi, FMIPA UNAND. 
Telah dilakukan uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara 
in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak daun dan ranting Gambir dapat menghambat pertumbuhan 
bakteri penyebab diare. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Disentri. 
2. Mencret. 
3. Luka bakar (obat luar). 
4. Luka (obat luar).
5.Sariawan mulut (obat kumur). 
6. Suara parau (obat kumur). 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Mencret
Ramuan:
Gambir sepotong
Induk Kunyit sepotong
Herba Patikan Cina segar segenggam
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. Bila belum sembuh segera dibawa ke dokter terdekat.
Suara Parau dan Sariawan Mulut 
Ramuan:
Gambir sepotong
Daun Sirih segar 3 helai
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan.
Cara pemakaian: Untuk berkumur 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Catatan
Ada beberapa bentuk Gambir antara lain: 
1. Gambir Bulat.
2. Gambir Papan. 
3. Gambir Paku.
Gambir merupakan bahan penting untuk makan sirih (nginang). Kebiasaan makan sirih menyehatkan gusi, gigi, dan 
tenggorokan.
Komposisi :
Kandungan Kimia Katekin, kuersetin, zat samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam.
Gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. f.) 
Sinonim : Gendarussa vulgaris, Nees. Justicia dahona Buch., Ham. Justicia nigricans, Lour. Justicia salicina, Vahl.
Familia : Acanthaceae
Uraian :
Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau 
dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh 
tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang 
masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, 
berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun 
meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil 
berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut 
menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang 
hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.
Nama Lokal :
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi￾besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture).
2. Reumatik persendian.
3. Bisul, borok, koreng.
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk 
merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga.
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat 
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah, bisul: 
 Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan 
 arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah 
 dalam posisi yang benar dan terfiksasi.
2. Memar, keseleo, reumatik: 
 15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum 
 airnya.
3. Memar: 
 Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan ke 
 tempat sakit.
CATATAN : 
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit 
kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan telinga.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah 
(Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik. KANDUNGAN KIMIA: Justicin, minyak atsiri, 
kalium dan alkaloid yang agak beracun.
Gendola
(Basella rubra Linn.) 
Sinonim : Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk. 
Familia : Basellaceae
Uraian :
Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai 
tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau 
memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, 
lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan 
mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, 
tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya 
bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih 
dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya 
menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. 
Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang 
berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat 
digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); 
Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, 
Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit 
 (anyang-anyangan).
- Influenza.
- Sembelit. 
- Borok, bisul dan abses.
Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella).
 - Puting susu pecah-pecah.
Akar : - Pegal linu, rematik.
Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis).
PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau 
30 g akar, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus, buntu: 
 Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih, 
 potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai 
 bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat 
 dan dinginkan, Ialu diminum.
2. Influenza: 
 15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai 
 tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam 
 dan diaduk sampai larut. Minum.
3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.
4. Kencing sedikit : 
 70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya. 
 Setelah dingin diminum seperti air teh.
5. Berak darah: 
 25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam 
 betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak
 dengan air secukupnya.
6. Dada terasa panas dan sesak: 
 70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai 
 kental. Campur dengan arak, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme 
penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida 
seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C.
Genje
(Clerodendron indicum [L.] O. Ktje.) 
Sinonim : C. fortunatum L., C. siphonanthus R. Br., C. lividum Lindl.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Genje tumbuh liar di hutan dan ladang. Kadang ditanam di halaman dekat pagar. Tumbuhan ini bisa ditemukan 
pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung pada dataran rendah sampai ketinggian 
1.200 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1-3 m ini batangnya bulat berwarna hijau, retak-retak membujur, 
tengahnya berongga, percabangan simpodial. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang. Helaian daun 
bentuk lanset, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua mengilap, 
panjang 7--15 cm, lebar 3-4 cm. Bunga majemuk, bentuk payung, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, 
mahkota bentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, warnanya putih. Buah batu, bulat telur, warnanya cokelat. Biji bulat 
berwarna hitam. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: biduyuk, ganja, memadatan (Jakarta). Sumatera: Ronggo dipo (Palembang). )awa: genje 
(Sunda), daun apiun, sekar petak (Jawa). NAMA ASING Chang guan jia mo li (C), glorybower (I). NAMA SIMPLISIA 
Clerodendri indici Folium (daun genje), Clerodendri indici Radix (akar genje).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, pereda demam (antipiretik), pereda nyeri (analgesik), dan 
antibatuk (antitusif).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, dan akarnya. Setelah dicuci, potong akar tipis-tipis, lalu 
jemur.
INDIKASI
Daun dan akar genje digunakan untuk pengobatan:
-radang saluran kencing, radang kandung kencing, 
-radang saluran napas (bronkhitis), radang tenggorok,
-nyeri rongga mulut, nyeri hernia, nyeri lambung, 
-terkilir, memar, rematik,
-demam, influenzae,
-tuberkulosis paru, dan 
-sesak napas (asma).
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol. Akar dan kulit batang mengandung saponin dan flavonoid. 
Akarnya juga mengandung polifenol.
Ginjean
(Leonurus sibiricus L.) 
Sinonim : L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet. 
Familia : Labiatae .
Uraian :
Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di kebun. Tanaman 
ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim, tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-
100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang, warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi 
bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya 
hijau. Bunga tersusun dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya 
putih atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga, kecil, 
warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu cao dan dikenal juga 
dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman yang bernama L.sibiricus, 
L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian. 
Nama Lokal :
Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu hairan roriha 
(Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata, hipertensi, keputihan, 
terlambat haid; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. 
KEGUNAAN: 
Seluruh herba: 
- Haid tidak teratur (Menstrual irregularities). 
- Tidak datang haid (amenorrhea). 
- Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak. 
- Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn 
 haematoma) 
- Radang ginjal (nephritis). 
- Bengkak (edema). 
- Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria). 
- Badan terasa lemah (General weakness). 
- Tidak subur (infertility) pada wanita. 
- Rabun senja, radang mata (conjunctivitis). 
- Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis). 
Biji:
- Tekanan darah tinggi. 
- Keputihan. 
Terlambat haid. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 
Seluruh tanaman: 1-30 g, 
biji: 5-15 g, rebus. 
Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan 
pada borok dan radang kulit bernanah. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus) tidak 
 mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret 
 (currattage): 
 Ginjean dan Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan 
 dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya 
 lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. 
 Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 
2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan setelah 
 melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan: 
 15-20 g ginjean dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai 
 tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 x 
 3/4 gelas. 
3. Nyeri haid:
 20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis ambigua (yen hu so) kering
 direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x 
3/4 gelas. Minum selama haid. 
4. Radang ginjal akut (Glomerulonephritis akut) dan bengkak: 
 180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 
 700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring, 
 minum. Sehari 2 x 1 1/2 gelas. 
5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita: 
 30-60 g ginjean segar dicuci bersih, rebus dengan telur atau ayam. 
 Setelah dingin dimakan. 
6. Peluruh haid: 
 10 g serbuk biji ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas, 
 tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai merata.
 Setelah dingin diminum sekaligus. 
CATATAN :
- Herba leonuri tidak beracun, pemakaian lama lidak menimbulkan efek 
 samping.
- Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30 gram dapat menyebabkan 
 keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam 
 12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram. 
- Gejala keracunan buah: Rasa lemah seluruh badan, kaki sukar 
 digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang 
 sangat berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya. 
- Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan sirkulasi, membuat haid 
menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis, 
sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas. Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), 
melebarkan pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine, leonuridine, 
leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-guanidino-1-butanol, 4-
guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A, 
leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah (Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2, 
alkaloid I,II dan Ill, oleic acid, linoleic acid dan vitamin A.
Greges Otot
(Equisetum debile Roxb.) 
Familia : Equisetaceae
Uraian :
Tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi, berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang 
banyak digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Herba ini dapat 
ditemukan dari 300-2.700 m dpl. Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara tumbuhan 
lain, tinggi sekitar 1 m. Pangkal kadang merayap, ujung berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-
10 mm, bergaris-garis, beruas panjang. Cabang-cabang berkarang keluar dari buku-bukunya, selalu hijau dengan 
akar rimpang yang merayap. Daun keluar di atas buku, tersusun berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan 
merupakan sebuah kelopak tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm bentuknya 
lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai 
dan susunannya berkeliling. Perbanyakan dengan spora. 
Nama Lokal :
Bibitungan, tata-ropongan (Sunda), lorogan haji, petungan,; sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan 
(Jawa),; Sodlisoan (Madura). rumput betung, sendep-sendep (Sumatera); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis; Kencing atau berak berdarah, bengkak, tulang patah, 
wasir; Rematik; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh herba. Tanaman dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan. 
KEGUNAAN: 
- Radang mata merah (acute conjunctivitis). 
- Radang saluran air mata (ductus lacrimalis). 
- Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium). 
- Influenza, demam. 
- Diare, radang usus. Hepatitis. 
- Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak. 
- Kencing kurang lancar, bengkak (edema). 
- Tulang patah, rematik. 
- Wasir (hemorrhoid). 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 10-15 g herba kering, rebus. 
Pemakaian luar: Dibuat parem. Digunakan untuk sakit pada persendian, digosokkan pada anak untuk memperkuat 
anggota gerak dan obat luka. CARA PEMAKAIAN: 
1. Tulang patah: 
 Bila kedudukan tulang baik, ambil 2 batang herba segar seutuhnya, 
 dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan air garam secukupnya. 
 Ramuan ini dipakai untuk menurap bagian yang cedera, lalu dibalut. 
 Diganti 2 kali sehari. 
2. Hepatitis, wasir: 30 g herba,greges otot direbus, minum sebagai teh. 
3. Acute conjunctivitis, radang mata: 
 Greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant 
 (Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana 
 atrata = cicada), masing-masing 10 g, rebus. Setelah dingin 
 disaring, minum. 
4. Rematik: 
 15 g herba kering dan sebutir asam (Tamarindus indica) direbus 
 dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin 
 disaring, minum pagi dan sore hari, sampai sembuh. 
5. Wasir: 
 30 g herba segar greges otot dicuci bersih lalu digiling halus. 
 Tempelkan pada wasirnya. 
CATATAN : Pemakaian lama, dapat mengganggu fungsi ginjal.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sedikit pahit, netral. Anti radang, peluruh kencing (diuretik), 
pengobatan radang mata, menghilangkan angin dan panas, astringent, antihemorrhoid, menghentikan perdarahan. 
KANDUNGAN KIMIA: Asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, 
kalium, natrium, thiaminase dan saponin.
Gude
(Cajanus cajan [Linn.] Millsp.) 
Sinonim : Cajanus cajan. (Linn.), Huth. = C.indicus. Spreng.
Familia : Papilionaccae (Leguminosae)
Uraian :
Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. 
Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak 
cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuh sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang 
berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur 
sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan 
majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15.- 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. 
Buah polong, panjang 4 - 10 cm, berbulu, pipih, hijau. Biji kecil, bulat. Warna kulit biji bisa putih keabu-abuan, 
kuning, cokelat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibuat sejenis tempe. Daun 
muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal :
Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ; 
Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis; 
Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).; Shu tuo (China), kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog),; 
Straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (jaundice), sariawan, batuk, diare, gangguam perut, ; Cacingan, batuk berdahak, luka, memar.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, dan biji. 
KEGUNAAN :
Daun berkhasiat untuk mengatasi: 
- sakit kuning (jaundice), 
- sakit di dalam mulut, 
- batuk, dan diare, gangguan perut. 
Akar berkhasiat untuk mengatasi: 
- cacingan, 
- batuk berdabak, dan luka.
Biji berkhasiat untuk mengatasi: 
- memar. 
DOSIS PEMAKAIAN :
Daun segar sebanyak 1 - 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu 
digunakan untuk menutup kelainan seperti kurap, herpes zooster, gatal-gatal, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Kurap :
 Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus. 
 Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan pada kudisnya. 
2. Herpes zooster :
 Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling 
 halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup 
 dengan kain kasa. Diganti 3 - 4 kali sehari. 
3. Batuk, diare, dan gangguan perut :
 Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus 
 dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin 
 disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 
4. Sakit di dalam mulut :
 Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah. 
 Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.
5. Sakit kuning:
 Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air 
 perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan 
 garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali 
 sehari, sampai sembuh. 
6. Memar :
 Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan 
 sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian 
 tubuh yang memar.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun gude mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol. Sedangkan batang mengandung 
flavonoida, saponin, dan tanin.
Halia
(Zingeber officinale, Rosc.) 
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Halia (Zingeber officinale) adalah tumbuhan liar di ladang-ladang yang mempunyai kadar tanah agak basah 
(lembab) dan banyak memperoleh sinar matahari. Halia termasuk jenis tumbuhan herba menahun. Ciri-ciri 
tumbuhan ini antara lain mempunyai batang tegak, bearakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. 
Sedang besar kecilnya rimpang tumbuhan halia sangat ditentukan oleh varitasnya. Rimpang halia berkulit agak 
tebal membungkus daging umbi yang berserat dan mempunyai warna coklat dengan aroma khas. Bentuk daunnya 
berbentuk bulat panjang dan tidak begitu lebar. Bunganya berbentuk malai dan mempunyai 2 kelamin serta 
mempunyai 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga Halia muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Halia 
merupakan tumbuhan daerah subtropis sampai tropis dan cocok ditanam pada daratan rendah sampai daaran 
tinggi (1500 meter di atas permukaan laut). Halia berbatang basah dan diduga berasal dari RRC dan India. Halia 
dapat mencapai ketinggian berkisar 0,75-1 meter.
Nama Lokal :
Ginger (Inggris), Halia (Indonesia), Jae (Jawa), Jahe(Sunda); Jae, Jahya (Bali), Sipodeh (Minang), Melito (Gorontalo); 
Jhai (Madura), Lia (Flores), Goraka (Ternate), Late (Timor); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik/Encok, Impoten, Keracunan udang, Pegal, Batuk; Sakit pinggang, Sakit Kepala, Mencret dan muntah￾muntah; 
Pemanfaatan :
1. Reumatik dan Encok
 a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya
 Cara membuat: dibakar, kemudian dicuci bersih dan diparut
 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan 
 dilakukan secara teratur sampai sembuh.
 b. Bahan: 4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 2 rimpang umbi 
 lengkuas sebesar ibu jari dan 2 sendok makan buah cengkeh kering.
 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus dan 
 ditambah dengan 2-3 sendok makan air tajin.
 Cara menggunakan: dioleskan sebagai obat gosok pada bagian 
 yang sakit dan dilakukan 3-5 hari secara berturut-turut. 
2. Mencegah Impoten
 Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 
 butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 sendok 
 makan kecap, 1 sendok makan madu, dan seujung sendok teh bubuk merica.
 Cara membuat: umbi halia diparut dan diperas dengan 1 gelas air 
 masak, kemudian disaring; jeruk nipis dibelah dan diperas untuk 
 diambil airnya; telur ayam mentah dipecah dan diambil kuningnya; 
 kemudian dioplos dengan semua bahan lainnya dan diaduk sampai merata.
 Cara menggunakan: diminum 1 kali seminggu dilakukan secara teratur
3. Keracunan Udang 
 Bahan: 3-7 rimpang halia sebesar ibu jari dan minyak tanah.
 Cara membuat: umbi halia diparut dan ditambah minyak tanah secukupnya. 
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian badan yang terasa gatal.
4. Sakit Pinggang dan keseleo 
 Bahan: 4-8 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan buah asam jawa 
 yang sudah masak secukupnya.
 Cara membuat: umbi halia diparut dan campur dengan buah asam 
 jawa sampai merata.
 Cara menggunakan: dioleskan (bobok) pada bagian badan yang terasa sakit.
5. Capai dan Pegal-pegal 
 a. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan susu perah secukupnya.
 Cara membuat: umbi halia dibakar dan dibersihkan, kemudian 
 direbus bersama dengan susu perah.
 Cara menggunakan: diminum biasa. 
 b. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 rimpang kencur 
 sebesar ibu jari, 1 ikat daun kemangi, 1 genggam beras yang 
 sudah direndam air dan sedikit garam dapur.
 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis) bersama-sama.
 Cara menggunakan: dioleskan sebagai param. 
 c. Bahan: 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, tepung terigu 
 secukupnya, dan 1 potong asam jawa yang sudah masak.
 Cara membuat: umbi halia diparut, kemudian ditambah tepung 
 terigu dan asam jawa untuk dibuat adonan dengan ditambah air hangat secukupnya.
 Cara menggunakan: dioleskaskan sebagai param.
6. Sakit Kepala
 Bahan: 2-3 lbar daun halia; 
 Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah sedikit air. 
 Cara menggunakan: digunakan sebagai kompres dahi. Sakit Pinggang dan keseleo.
7. Batuk 
 a. Bahan: 2-3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih 
 hingga tinggal 1 gelas. 
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore. 
 b. Bahan: 3-4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 
 1 sendok teh kayu putih.
 Cara membuat: umbi halia diparut, jeruk nipis dibakar dan diperas 
 untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur
 dan diremas-remas. 
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian dada anak balita yang
 sakit pada pagi dan sore hari setelah mandi atau menjelang tidur.
8. Mencret dan Muntah-muntah. 
 a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya, bunga dan buah pala 
 secukupnya, jintan putih secukupnya, 1 gelas santan kelapa, 1 
 sendok the minyak kayu putih. 
 b. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 
 kemudian dicampur dengan santan kelapa dan minyak kayu putih sampai merata.
 c. Cara menggunakan: digunakan sebag
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Zat-zat yang terdapat pada halia (Zingeber officinale) terutama rimpangnya, 
antara lain mengandung minyak atsiri, damar, mineral, sineol, fellandren, kamfer, borneo, zingiberin, zingiberol, 
gingerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A dan protein.
Iler
(Coleus scutellarioides, Linn,Benth) 
Sinonim : Coleus atropurpureus, Benth. C. blumei, Benth. C. ingratus, Benth. C. laciniatus, Benth. C. hybridus, Hort. 
Plectranthus scutellariodes, (Linn.), Benth
Familia : Labiatea 
Uraian :
Morfologi Iler: Batang : Batang Pohon herba tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm 
sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan 
basah yang batangnya mudah patah. Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong 
atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka 
ragam. Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang. Syarat Tumbuh: 
Iler dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Iler bisa 
didapat disekitar sungai atau pematang sawah dan tepi-tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan liar.
Nama Lokal :
Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa), Jawer Kotok (Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Diabetes melitus, Demam, Diare (Sakit perut); Datang bulan terlambat, Bisul; 
Pemanfaatan :
1. Ambeien
 Bahan: 17 lembar daun iler, 7 lembar daun ngokilo, 3 rimpang umbi 
 kunyit (3 cm)
 Cara membuat: seluruh bahan direbus dengan 5 gelas air sampai 
 mendidih.
 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas
2. Diabetes melitus
 Bahan: Tumbuhan iler lengkap (Batang, daun, bunga), adas 
 pulawaras secukupnya.
 Cara membuat: Seluruh bahan direbus dengan 1 liter air sampai 
 mendidih.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.
3. Demam dan sembelit
 Bahan: 1 potong daun dan batang iler 
 Cara membuat: bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih 
 hingga tinggal 2 gelas
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
4. Sakit Perut
 Bahan: 3 potong akar iler
 Cara membuat: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih 
 hingga tinggal 1 gelas.
 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore.
5. Datang bulan terlambat 
 Bahan: Daun iler secukupnya
 Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih 
 hingga tinggal 1 gelas
 Cara menggunakan: diminum menjelang tanggal bulan haid.
6. Bisul
 Bahan: Daun Iler secukupnya, Minyak kelapa
 Cara membuat: daun iler diolesi minyak kelapa, kemudian 
 dipanggang.
 Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan 
 pada bagian bagian yang bisul.
Komposisi :
Iler mempunyai komposisi kandungan senyawa kimia yang bermanfaat antara lain : - alkaloid - etil salisilat - metil 
eugenol - timol - karvakrol – mineral.
Inggu
(Ruta angustifolia [L.] Pers.) 
Sinonim : R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens.
Familia : Rutaceae
Uraian :
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini 
sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi 
mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas 
berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur 
sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 - 20 mm, lebar 2 - 6 mm, 
warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk 
rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil 
berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak 
esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang. 
Nama Lokal :
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia), 
wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup), 
kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid 
(amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga, 
Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan 
dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan. 
INDIKASI :
Herba ini dapat mengatasi: 
- demam, influenza,
- batuk, radang paru, 
- kejang pada anak, ayan (epilepsi), 
- kecikutan (singultus, hiccup), kolik,
- histeri (hysteria), 
- menghilangkan nyeri, seperti nyeri ulu hati, dada, dan hernia, 
- hepatitis, 
- haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea), 
- ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah, 
- memar akibat terbentur benda keras, 
- gigitan ularberbisa dan serangga, 
- keracunan obat atau racun lain yang mematikan, 
- radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena 
 varikosa), dan 
- cacingan. 
CARA PEMAKAIAN :
Herba sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau ditemas-remas, lalu 
dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, 
sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang 
terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila). 
Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh 
yang sakit. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam 
 Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus 
 dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian. 
 Setelah dingin Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum. 
 Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 
2. Kejang pada anak 
 a. Sebanyak 15 - 20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong-
 potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai 
 tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, 
 yaitu pagi dan sore hari. 
 b. Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai 
 halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah
 selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak 
 yang sedang kejang. 
3. Nyeri ulu hati :
 Sebanyak 1 5 g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3 
 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu 
 diminum sekaligus. 
4. Merangsang haid :
 Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih 
 sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum. 
 Setiap kali minum cukup 1/2 gelas. 
5. Kecikukan :
Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3 
 gelas air bersih sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin 
 disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 
 Setiap kali minum dapat ditambah madu secukupnya. 
6. Sakit telinga 
 Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air 
 matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong 
 kain. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. 
7. Sakit kepala :
 Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai 
 lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua pelipis. 
8. Sakit gigi :
 Tiga lembar daun inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air 
 matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam 
 lubang gigi lalu ditutup dengan kapas. 
9. Ketombe, gudig :
 Segenggarn daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras 
 dicuci bersih Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan 
 pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig. 
10. Bisul 
 Segenggam daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil 
 gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk 
 indigo. Gunakan untuk memoles bisul. 
11. Hepatitis ;
 Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu 
 tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa
 separo. Set
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung 
oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. . 
KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol, 
asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno 
glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti 
pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada 
binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. 
Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel 
ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, 
temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan 
de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, 
Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 - 5 hari 
dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, 
perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal 
miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, 
Fakultas Biologi UGM, 1993).
Jagung
(Zea mays L.) 
Familia : Poaceae (Gramineae).
Uraian :
Tanaman berumpun, tegak, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Batang bulat, masif, tidak bercabang, warna kuning atau 
jingga. Daun tunggal, berpelepah, bulat panjang, ujung runcing, tepi rata, panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, warna 
hijau. Bunga majemuk, berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun, 
warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Maidis Stigmata; Rambut Jagung. Maidis Amylum; Pati Jagung.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Agak manis. Khasiat Antilitik, diuretik, dan hipotensif. PENELITIAN Sukensri Hardianto, 1989. Fakultas 
Farmasi, UGM. Pembimbing: Dr. Ediati S., Apt. dan DR. Sasmito. telah melakukan penelitian pengaruh infus tongkol 
Jagung muda terhadap daya larut batu ginjal kalsium secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata: 1. 
Adanya pengaruh antara kadar infus dan kadar kalium vang teriarut dalam larutan. 2. Adanva pengaruh antara 
kadar infus dan kadar Y{alsium vang terlarut dalam larutan. 3. Batu ginjal kalsium mempunyai daya larut paling 
besar dalam infus tongkol Jagung muda dengan kadar 5%. Pada kadar infus yang lebih tinggi daya larutnya 
mengalami penurunan 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Rambut dan tongkol muda
KEGUNAAN
Rambut atau tongkol muda: 
1. Batu empedu.
2. Batu ginjal.
3. Busung air pada radang ginjal. 
4. Busung perut.
5. Hepatitis.
6. Kencing manis.
7. Radang kandung empedu. 
8. Sirosis.
9. Tekanan darah tinggi.
RAMUAN DAN TAKARAN 
Batu Empedu
Ramuan:
Jagung muda 5 tongkol
Herba Kumis Kucing segar 5 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.Lama pengobatan: diulang selama 14 hari.
Batu Ginjal 
Ramuan: 
Jagung muda 4 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Daun Keji Beling segar 8 helai
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Setelah batu keluar, baik berupa kerikil, butiran maupun buih pengobatan dihentikan, 
kemudian diteruskan dengan minum Jamu Kumis Kucing dan Meniran yang tertera pada paparan Kumis Kucing.
Tekanan Darah Tinggi :
Ramuan:
Jagung muda 5-7 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Penggunaan rambut Jagung supaya hati-hati karena tekanan darah dapat turun dengan cepat.
Komposisi :
Rambut : Saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Bunga : Stigmasterol.
Jahe
(Zingiber officinale Rosc.) 
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun 
tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, 
sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna 
ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987. 
Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD. Telah melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada 
mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan efek yang nyata terhadap 
perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi 
(efek pengurangan sensitifikasi rasa sakit). Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg dan 218,0 
mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema
Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur 
Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian tersebut, 
ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis memberikan kadar 
hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur 
tertinggi diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul Trichophyton rubrum, dan 
Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Rimpang.
Kegunaan
1. Asi.
2. Batuk.
3. Membangkitkan nafsu makan. 
4. Mulas.
5. Perut kembung. 
6. Serbat.
7. Gatal (obat luar).
8. Luka (obat luar).
9. Sakit kepala (obat luar). 
10. Selesma (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mulas 
Ramuan: 
Jahe Merah (parut) 3 rimpang
Cara pembuatan: Diperas.
Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.
Serbat 
Ramuan: 
Jahe 1 rimpang
Bunga Cengkih 2 biji
Buah Kemukus 4 biji
Buah Cabai Jawa 3 biji
Sereh 1 ruas jari tangan
Biji Pala 1 / 5 butir
Daun Jeruk Purut 1/2 lembar
Kulit Kayu Manis sedikit
Gula Aren secukupnya
Air 200 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari.
ASI
Ikan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau 
udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kemangi.
Sakit kepala dan Selesma (Influenza)
Penderita influenza biasanya merasa nyeri di punggung dan di pinggang (greges-greges). Untuk mengurangi rasa 
nyeri tersebut penderita dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Jahe Merah beberapa rimpang
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian: 
Tambahkan minyak kelonyo secukupnya dan gosokkan pada bagian badan yang terasa nyeri. Untuk sakit kepala 
ditempelkan pada pelipis dan belakang telinga penderita.
Selesma 
Ramuan: 
Jahe Merah 1 rimpang
Herba Poko segar 1 genggam
Buah kemukus 6 butir
Biji Jintan Hitam 2 butir
Air sedikit
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan ikat dengan tali, kemudian masukkan ke dalam cuka hangat dan oleskan ke 
seluruh badan, agar mempercepat keluarnya keringat.
Komposisi :
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.
Jamblang
(Syzygium cumini [Linn. ] Skeels.) 
Sinonim : S. jambolana Miq., Eugenia cumini (L.) Druce., E. jambolana Lamk.
Familia : Myrtaceae
Uraian :
Jamblang tergolong tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik. Biasa ditanam di 
pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati. Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m 
dpl. Pohon dengan tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal, 
tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar 
berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, 
warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak 
daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang 
sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, 
setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang, 
bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak 
asam dan sepat. Kulit kayu bisa digunakan sebagai zat pewarna. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: jambe kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Mink.). ]awa: jamblang (Sunda), 
juwet, duwet, d. manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura). Nusa Tenggara: juwet, jujutan (Bali), klayu 
(Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores) . Sulawesi: raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis). Maluku: jambula 
(Ternate). Melayu: jamlang, jambelang, duwet. NAMA ASING Hainan pu tao, wu kou guo, zi pu tao (C), waa (T), java 
plum, black plum, jambolan, jambul (I). NAMA SIMPLISIA Syzygii cumini Cortex (kulit kayu jamblang), Syzygii cumini 
Semen (biji jamblang).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daging buah rasanya asam manis, sifatnya sejuk, astringen kuat, berbau aromatik. Berkhasiat melumas organ paru, 
menghentikan batuk, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), memperbaiki gangguan pencernaan, 
merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu berkhasiat untuk 
peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan 
kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan 
hasil bahwa buah jamblang potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, jamblang dapat 
mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai 
60--90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan 
peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, daging buah, dan bijinya. Daging buah bisa 
digunakan segar atau yang telah dikeringkan. Jika daging buah dimakan, akan menyebabkan rongga mulut dan lidah 
berwarna ungu.
INDIKASI
Daging buah digunakan untuk pengobatan: 
- kencing manis (diabetes melitus),
- batuk kronis, sesak napas (asma),
- batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada, 
- nyeri lambung dan diare.
Biji digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus), 
- diare, disentri,
- gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambung, keram perut,
- keracunan strychnine (penawar racun yang tidak spesifik), dan
- pembesaran limpa.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan: 
- kencing manis (diabetes melitus), 
- diare.
CARA PEMAKAIAN
Daging buah bisa dimakan secukupnya sebagai buah meja.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk kronis, asma 
- Cuci buah jamblang segar (15 g) sampai bersih, buang bijinya, lalu makan. Lakukan tiga kali sehari.
- Sediakan buah jamblang kering (15 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh buah 
terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya dan makan buahnya sekaligus. Lakukan 
tiga kali sehari..
Batuk rejan
Siapkan buah jamblang kering (15 g), empedu ayam betina (1 buah), dan gula pasir secukupnya. Masukkan ke 
dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh bagian terendam, lalu tim sampai matang. Minum airnya dan 
makan isinya. Lakukan sekali sehari sampai sembuh.
Batuk pada TB Paru disertai nyeri dada
Siapkan buah jamblang segar (30 g, jika dipakai buah keriny gunakan sebanyak 15 g) dan daun sembung segar 
('Blumea balsamifera) (25 g). Cuci semua bahan, lalu potong-potong daun sembung seperlunya. Masukkan ke 
dalam mangkuk, tambahkan gula pasir (15 g) dan air secukupnya sampai seluruh bahan terendam. Tim sampai 
matang. Setelah dingin, minum airnya. Makan buahnya, tetapi bijinya dibuang. Lakukan setiap malam sebelum 
tidur.

Diare pada anak
Siapkan buah jamblang segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning (masingmasing 
6 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam. Tim sampai 
matang. Setelah dingin, makan sekaligus. Lakukan tiga kali sehari.
Nyeri lambung
Gongseng buah jamblang kering tanpa biji (30 g) sampai berbau harum. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan 
air secukupnya sampai semua bahan terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, makan seluruhnya. 
Lakukan tiga kali sehari, selama 10 hari.
Sariawan
Rebus kulit kayu atau daun secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan 3--4 kali dalam 
sehari.
Catatan:
Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk pengobatan ayan (epilepsi).
Kandungan oleanolic acid pada jamblang dan Surinam cherry (Eugenia uniflora) digunakan oleh pengobat 
tradisional di Amerika Selatan untuk mengurangi kerusakan pada jantung dan hati penderita kanker yang mendapat 
pengobatan kemoterapi doxorubicin.
Jamblang dan spesies lainnya (Eugenia caryophyllata) yang dimasak mengandung senyawa yang dapat 
mengaktifkan enzim glutathione S-transferase di hati. Enzim ini mempunyai khasiat detoksifikasi. Pada percobaan 
binatang, peningkatan produksi enzim glutathione S-transferase akan menurunkan kejadian kanker lambung 
sampai mendekati 80%.
Praktisi ayurvedic melaporkan bahwa daging buah jamblang dapat menurunkan kadar gula darah dalam 30 menit. 
Sementara biji jamblang menurunkan kadar gula dalam 24 jam. Hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dari 
jamblang memerlukan sepuluh hari pengobatan.
Komposisi :
Jamblang mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organik, triterpenoid, 
resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin.
Jambu Biji
(Psidium guajava, Linn.) 
Familia : Myrtaceae
Uraian :
Jambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, 
India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya 
keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut 
dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan 
ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat 
tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 
tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.
Nama Lokal :
Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu 
klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru;
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
 Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak
 Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan 
 direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk 
 diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
2. Maag
 Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar.
 Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, 
 kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
3. Sakit Perut (Diare dan Mencret)
 Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya
 Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian
 disaring untuk diambil airnya
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui
 Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.
 Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, 
 airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
5. Masuk Angin
 Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai 
 merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya
 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter
 air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
6. Beser (sering kencing) berlebihan
 Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk 
 beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa).
 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5 
 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
 Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.
7. Prolapsisani
 Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
 Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, 
 kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat
 dipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) pada 
 bayi.
8. Sariawan
 Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
 Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, 
 kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
9. Sakit Kulit
 Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga 
 jambu biji.
 Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus
 Cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.
10. Obat luka baru
 Bahan: 3 pucuk daun jambu biji.
 Cara membuat: dikunyah sampai lembut
 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar 
 tidak mengelurkan darah terus menerus.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya 
tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, 
asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah 
jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat 
Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram
Jambu Monyet
(Anacardium occidentale, Linn.) 
Familia : Anacardiaceae
Uraian :
Jambu Monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga disebut 
tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun 
lembaga dua atau ddisebut juga dikotil. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak rata dan berwarna 
coklat tua. Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk, dan 
guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, 
berair,dan berwarna kuning kemerah-merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi 
merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu monyet yang sebenarnya biasa disebut mete (mente), yaitu 
buah batu yang berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua tersebut oleh kulit yang 
mengandung getah. 
Nama Lokal :
Cashew (Inggris), Jambu Moyet, Jamu mente (Indonesia); Jambu mete (Jawa), Jambu mede (Sunda), Gaju 
(Lampung); 
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Disentri, Radang mulut; 
Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus
 Bahan: 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras 
 secukupnya. 
 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter 
 air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. 
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
2. Disentri
 Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang 
 jambu monyet. 
 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 1/2 
 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. 
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
3. Radang mulut
 Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang 
 jambu monyet. 
 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter 
 air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. 
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Jambu monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti 
tanim, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun jambu 
monyet yang masih muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2689 SI per 100 
gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 
0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram 
per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per 100 gram.
Jamur Kayu
(Ganoderma lucidum (Leyss.ex Fr.) Karst.) 
Familia : Polyporaceae
Uraian :
Tumbuh saprofif pada batang kayu yang lapuk, tumbuh liar dan kadang dibudidayakan. Badan buah bertangkai 
panjang yang tumbuh lurus ke atas, topi dari badan buahnya menempel pada tangkai tersebut, bangun setengah 
lingkaran dan tumbuh mendatar. Badan buah menunjukkan lingkaran-lingkaran yang merupakan batas periode 
pertumbuhan, tepi berombak atau berlekuk, sisi atas dengan lipatan-lipatan radier, warnanya coklat merah 
keunguan, mengkilat seperti lak. Berumur beberapa tahun dengan tiap-tiap kali membentuk lapisan-lapisan 
himenofora baru. 
Nama Lokal :
Supa sinduk (Sunda).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sukar tidur (Insomnia), pusing, bronkhitis, asma, silicosis, hepatitis; Hipertensi, sakit jantung, sakit lambung, tidak 
napsu makan; Rematik; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Badan buah. Setelah dikumpulkan, dicuci lalu dijemur. 
KEGUNAAN: 
- Badan terasa lemah (Neurasthenia), pusing. 
- Rasa lemah akibat sakit lama. 
- Sukar tidur (insomnia). 
- Bronkhitis kronis, asthma, silicosis. 
- Hepatitis. 
- Tekanan darah tinggi. 
- Sakit jantung koroner (Coronary heart disease). 
- Kolesterol tinggi (hipercholesterolemia). 
- Sakit lambung (gastritis). 
- Tidak napsu makan (anoreksia). 
- Rematik sendi (Rheumatic arthritis). 
- Menunda ketuaan. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 3-15 g, rebus. 
Pemakaian luar. Digunakan untuk pilek (Rhinitis). 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Neurasthenia, sukar tidur, mimpi berlebihan: 
 3-10 g jamur kayu direbus, minum. 
2. Hepatitis kronis, sesak napas (asma bronkhial): 
 1-2 g jamur kayu dibuat bubuk, seduh dengan air panas, minum 
 setelah dingin. Lakukan 3 kali sehari. 
3. Manguatkan dan meningkatkan daya tahan tubuh: 
 Rebus 15 g ling zhi dengan 4 gelas air bersih dalam periuk tanah 
 sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring dan airnya 
 ditambahkan 1 sendok makan madu. Aduk sampai rata, minum. 
 Sehari 2 kali, tiap kali minum sebanyak 1 gelas. 
CATATAN : 
Ling-zhi adalah jamur yang dijual di toko obat dengan berbagai macam kemasan berupa potongan-potongan jamur 
atau yang sudah diolah seperti kapsul, tablet, sirop, tincture atau suntikan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasanya manis sedikit pahit, hangat, tidak beracun. Menguatkan dan 
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit jantung, aphrodisiak, menambah napsu makan (stomakik), 
penenang (sedatif, obat batuk (antitusif dan menghilangkan sesak (anti-asthmatic). KANDUNGAN KIMIA: Ergosterol, 
coumarin, fungal lysozyme, asam protease, protein yang larut dalam air, asam amino, polypeptidase dan 
saccharida, serta beberapa macam mineral seperti natrium (Na), calcium (Ca), zinc (Zn), copper (Co) dan mangan 
(Mn).
Jarak
(Ricinus communis Linn.) 
Sinonim : R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.
Familia : Euphorbiaceae

Uraian :
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi perkebunan. Dapat tumbuh 
di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan 
terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas 
permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan 
setahun (anual) dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang 
lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun bulat dengan 
diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi, warna daun di permukaan atas hijau 
tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah 
tengguli, daun bertulang menjari. Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat 
berkumpul dalam tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya 
mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.
Nama Lokal :
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag 
(Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera (Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai 
(Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot (Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng, Scabies, Infeksi jamur, 
Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik, Tetanus, Bronkhitis; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya.
KEGUNAAN:
Biji: Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan 
 kulit (Carsinoma of cervix and skin), visceroptosis/ gastroptosis, 
 kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor and 
 retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve 
 paralysis), TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur. 
 Juga dipakai pada bengkak (edema).
Daun: Koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk sesak, hernia.
akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada anak-anak, 
 luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa).
Minyak : Constipasi, koreng, luka bakar.
CARA PEMAKAIAN:
Biji : 
1. Koreng: 
 20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan menjadi berbentuk bubur, 
 ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit 
 sehari 2x.
2. Prolapsus uterus dan rectum: 
 Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai hui yang 
 terletak di kepala.
3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta: 
 Lumatkan biji jarak dan tempelkan ketitik akupunktur Yungchuan 
 (VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak kaki.
4. Kelumpuhan otot wajah: 
 Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan
 lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari.
5. Kanker cervix: 
 Salep/cream berisi 3-50/o ricin & 3% dimethyl sulfoxide, dioleskan 
 pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2 bulan. 
 Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal.
Efek samping: 
nyeri perut, gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak, pembengkakan 
larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki, menggigil, demam, yang hilang dengan 
obat-obat symptomatik.
Daun: Pemakaian luar: Direbus, airnya untuk cuci atau dilumatkan, 
 tempel.
 - Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus ditempat yang sakit.
 - Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik 
 tengah telapak kaki.
 - Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas, 
 tempelkan ke tempat sakit.
Minyak: 
 - Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi 
 hari sewaktu perut kosong. Wanita hamil dan sedang haid 
 dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada organ panggul).
Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum.
 Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel.
 - Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus, 
 minum.
 - Pegal-pegal, luka terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus.
GEJALA KERACUNAN: 
Sakit kepala, muntah berak, panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, 
keringat dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal. Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji jarak pada 
orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak.
Menghilangkan racunnya dilakukan dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus 
selama 2 jam. Tetapi khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar sangat beracun, yang hilang 
dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C selama 20 menit. Anti radang, pencahar 
(purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik (anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: 
Bersifat penenang, anti-rheumatik. KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride 
dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah 
kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat 
acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, 
astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, 
linolenic acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%. 
Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol.
Jarak Bali
(Jatropha podagrica Hook.) 
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias, yang ditanam di pekarangan atau tempat rekreasi. Asalnya, 
dari Amerika tropis. Perdu tegak, tinggi 0,5- 1,5 m, bergetah warna putih, batang tunggal atau sedikit bercabang, 
dengan pangkal batang yang membesar dan melembung seperti umbi. Daun bertangkai yang panjangnya 20-30 cm, 
helai daun bangun perisai, bentuknya bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm, bercangap 3 atau 
5, taju runcing atau membulat. Bunga dalam malai rata yang bertangkai panjang, dengan bunga betina dan bunga 
jantan dalam satu tangkai, warnanya merah oranye. Buah bentuk elips melebar, berkendaga tiga, panjang 1,5 cm. 
Biji lonjong atau bulat panjang. 
Nama Lokal :
Jarak batang gajah.; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, bengkak terpukul, digigit ular biasa.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman
KEGUNAAN:
- Demam
- Bengkak terpukul
- Digigit ular berbisa
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk ditempelkan pada tempat yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin. Menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan 
pembengkakan, menghilangkan racun dan membersihkan panas.
Jarak Ulung
(Jatropha gossypifolia L.) 
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan rumput atau di semak, pada tempat-tempat terbuka 
yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Asalnya, dari Amerika Selatan. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 
1-2 m, dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk bintang yang bercabang, getahnya bersabun. Batang 
berkayu, bulat, warnanya cokelat, banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian daun bulat telur 
sungsang sampai bulat, berbagi 3-5, taju runcing, panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan, 
daun tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata bertangkai, berbentuk corong, kecil, 
warnanya keunguan, keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Buah 
berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi 
hitam. Bijinya bulat, coklat kehitaman. Bijinya mengandung minyak. Bila diperas, minyak tersebut dapat digunakan 
untuk lampu. 
Nama Lokal :
Jarak kosta merah, jarak landi, jarak cina (Jawa), ; Kaleke bacu, kaleke jharak, kaleke jharat (Madura).; Jarak ulung 
(Lampung).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang anak telinga, pembengkakan dan penyakit kulit, demam; Sembelit, lepra (morbus hansen), perangsang 
muntah; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, biji. 
KEGUNAAN: 
Daun: 
- Susah buang air besar. 
- Radang anak telinga. 
- Pembengkakan dan penyakit kulit. 
- Demam. 
Minyak dari biji: 
- Sembelit. 
- Perangsang muntah. 
- Lepra (Morbus Hansen). 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 
Pemakaian luar: Daun segar setelah dibersihkan lalu dilumatkan, dipakai untuk pemakaian setempat pada bengkak 
akibat terpukul, sakit kulit atau daun digodok, airnya dipakai untuk mandi pada penderita demam. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Susah buang air besar : 
 a. Daun segar sebanyak 3-4 lembar dicuci bersih, oleskan minyak 
 kelapa lalu dilayukan di atas api. Hangat-hangat ditempelkan 
 pada perut. 
 b. Biji yang telah masak sebanyak 20 butir, dibakar. Tumbuk sampai 
 halus, lalu dimakan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pencahar, meningkatkan napsu makan. KANDUNGAN KIMIA: Akar: 
Alkaloid. Daun: Tanin, calcium oksalat, slifur, pectip-substans. Batang: Tanin, sulfur.
Jarong
(Achyranthes aspera Linn.) 
Sinonim : Centrostachys aspera, Standl. Cyathula geniculata, Lour. Desmochaeta repens, Llanos.
Familia : Amaranthaceae
Uraian :
Terna 1 atau 2 tahunan, tegak, tinggi mencapai 1 m. Batang bersegi empat, warna hijau atau sedikit merah muda, 
bercabang banyak, Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, warna hijau, bentuk bulat telur sungsang sampai 
jorong memanjang. Panjang daun 1,5 - 10 cm, kedua permukaan daun berambut. Ujung daun tumpul atau 
memudar, pangkal daun menyempit, pinggir rata atau agak bergelombang, tulang daun menyirip. Bunga tumbuh di 
ujung tangkai/antara percabangan berbentuk tandan (seperti tangkai padi), kuntum bunga hijau, bulir bulat keras 
dan tajam.
Nama Lokal :
Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang (jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), ; Rai rai, dodinga 
(Maluku).; Dao kou cao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Panas, Malaria, Enteritis, Amandel (Tonsilis), Radang paru; Gondongan, Reumatik, Infeksi Ginjal, Nyeri 
menstruasi,; Muntah darah, Kencing darah, Mudah persalinan, Kencing Batu;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
1. Demam, anas, malaria, enteritis.
2. Radang amandel (tonsilitis), radang paru (pneumonia), gondongan.
3. Radang sendi (rheumatic arthritis).
4. Batu saluran kencing, bengkak pada infeksi ginjal.
5. Nyeri menstruasi (dysmenorrhea), mempermudah persalinan 
 (induction of labor).
6. Muntah darah, kencing darah (hematuria).
PEMAKAIAN: 9 -15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, rebus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Dilumatkan; tempel ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk cuci. Dipakai untuk obat 
luka, gigitan ular/ serangga, bisul (carbuncle).
CARA PEMAKAIAN: 
1. Gondongan: 
 Rebus secukupnya akar jarong, minum, akarnya dilumatkan untuk 
 ditempelkan ke tempat yang sakit.
2. Kencing batu: 
 Seluruh tumbuhan 18 - 30 gram (segar) atau 12 sampai 24 gram 
 (kering), rebus, minum sebelum makan, sehari satu kali.
3. Bisul besar di ketiak (Carbuncle): 
 60 gram tanaman segar (seluruhnya) ditambah air dan arak 
 secukupnya, tim, minum. Ampasnya dilumatkan, tempel ke tempat 
 yang sakit.
PERHATIAN: Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak pahit, sejuk. Melancarkan darah (blood stimulant), peluruh 
haid, memperkuat hati dan ginjal, memperkuat otot, urat dan tulang, anti inflamasi, anti toxin, peluruh air seni, 
menormalkan menstruasi, hemostatik, mempermudah persalinan. KANDUNGAN KIMIA: Akirantin, glokosa, 
galaktosa, reilosa, ramnosa, alkaloid. Biji: Hentriakontan, sapogenin. Akar: Betain, ecdysterone, triterpenoid 
saponins.
Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.) 
Sinonim : Guazuyna tomentosa Kunth.
Familia : Sterculiaceae.
Uraian :
Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, 
bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, 
pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di 
ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Gliazumae Folium; Daun Jati belanda.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. PENELITIAN Yusuf Husni, 1986. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan 
penelitian pengaruh pemberian daun Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari 
hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak menaikkan kadar kreatin dan 
urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah 
pemberian Jati belanda. Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian 
pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Dari hasil 
penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap 
aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya 
kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah 
melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil 
penelitian menunjukan bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-masing 
sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus daun Jati belanda 15% dan 20%, masing￾masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah makanan mencit. 
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan 
Daun, kulit kayu, dan buah.
KEGUNAAN 
Daun: Kegemukan. 
Buah: 
Bronkhitis.
Biji:
1. Kegemukan. 
2.Sakit perut.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kegemukan 
Ramuan:
Daun Jati belanda 7 helai
Daun Tempuyung 7 helai
Serbuk Majakan sedikit
Air 115 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 30 hari.
Sakit Perut dan Perut Kembung 
Ramuan:
Buah Jati belanda (serbuk) 2 sendok teh
Air mendidih 100 ml
Minyak Adas (bila perlu) 1 tetes
Cara pembuatan: Diseduh
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Komposisi :
Tanin, lendir, zat pahit, dan damar.
Jayanti
(Sesbania sesban Merr.) 
Sinonim : S.aegyptiaca, Pers.
Familia : Papilionaceae 
Uraian :
Jayanti banyak ditemukan di Jawa, biasa di tanam di pekarangan, galengan sawah atau di perkebunan sebagai 
tanaman naungan, penahan angin atau pupuk hijau. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang jelek dan dapat 
ditemukan dari dataran rendah sampai sekitar 800 m dpi. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-6 m, banyak bercabang, 
tumbuhnya cepat. Daun berupa daun majemuk menyirip, dengan 7-25 pasang anak daun. Anak daun berbentuk 
garis sampai memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, tepi rata. Bunga dalam tandan, warnanya kuning. 
Buahnya buah polong, tumbuh menggantung, berbentuk garis. Daunnya dapat dimasak dan dimakan sebagai sayur. 
Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk pupuk hijau dan digunakan sebagai makanan ternak. Perbanyakan 
dengan biji.
Nama Lokal :
Jayanti (Sunda), janti, giyanti, kelor wana (Jawa); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
TB Paru (Tuberculosa), Kencing nanah, lnfeksi ginjal, demam; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar, kulit, biji, dan minyak,
KEGUNAAN:
Daun:
1. Demam.
2. Cacingan.
3. TB Paru (Tuberculosa).
4. Radang selaput lendir mata.
5. Infeksi ginjal.
Kulit:
1. Sukar berkeringat.
2. Kencing kurang lancar.
3. Kencing nanah.
Biji:
1. Kepala pusing.
2. Batuk.
3. Keguguran,
4. Datang haid tidak teratur.
Akar:
1. Kencing nanah.
2. Sifilis.
Minyak:
1. Borok, koreng, kudis.
2. Trachoma.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/4-1 genggam daun.
Pemakaian luar: Daun digiling halus, untuk pemakaian setempat.
CARA PEMAKAIAN:
1. TB Paru: 
 Daun jayanti sebanyak 1/4 genggam, dicuci bersih lalu ditumbuk 
 sampai halus. Tambahkan 1/2 gelas air masak dan 1 sendok makan 
 madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan disaring, minum. 
 Lakukan 3 kali sehari.
2. Kencing nanah: 
 1 jari akar jayanti, 6 lembar daun sirih, 6 buah kemukus, jintan hitam
 dan adas masing-masing 3/4 sendok teh, 3/4 jari pulosari, 3 jari 
 gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin 
 disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
3. lnfeksi ginjal: 
 Daun jayanti sebanyak 1 genggam, dicuci bersih lalu bilas dengan 
 air matang. Masukkan daun tadi kedalam 3/4 gelas air. Remas-
 remas daunnya sampai airnya berbusa. Saring, minum airnya. 
 Lakukan setiap hari, sampai kencingnya menjadi lancar dan jernih 
 kembali.
4. Demam: 
 Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dengan adas. 
 Dibalurkan pada badan, yang akan memberikan rasa sejuk pada 
 penderita demam.
Jengger Ayam
(Celosia cristata L.) 
Sinonim : C. argentea L. var cristata (L.) O. Ktze.
Familia : Amaranthaceae
Uraian :
Umumnya, jengger ayam ditanam di halaman dan di taman-taman, jarang terdapat tumbuh liar. Tanaman ini dapat 
ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh tegak, tinggi 60--90 cm, 
berbatang tebal dan kuat, bercabang, beralur. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya 
bulat telur sampai memanjang dengan panjang 5--12 cm, lebar 3,5--6,5 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi 
rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit garis merah di tengah daun. Bunga majemuk berbentuk 
bulir, tebal berdaging, bagian atas melebar seperti jengger ayam jago, berlipat-lipat dan bercangap atau bercabang, 
keluar di ujung batang atau di ketiak daun, warnanya ungu, merah, dadu, atau kuning. Buah kotak, bulat telur, 
merah kehijauan, retak sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam. Perbanyakan 
dengan biji. 
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: celala (Gayo), banda ulu (Toba), bunga tali (Palembang). Jawa: jawer hayam, j. kotok 
(Sunda), bayem cenggeng, jengger ayam (Jawa), jhanghar ayam, rebha mangsor (Madura). Nusa Tenggara: janggar 
siap (Bali), ndae ana sina (Roti), bunak manula larit (Timor). Sulawesi: tatara manuk, sapiri manu, bunga api-api 
(Minahasa), laya (Gorontalo), langgelo (Buol), kaputi ayam, rangrang jangang (Makasar), bunga taEi manu, puwa ri 
sawito (Bugis). Maluku: wire, kolak (Kai), toko marerede (Halmahera), sule-sule (Ternate).Melayu: bayam biludu, 
rara ayam. NAMA ASING Ji guan hua (C.), coxcomb, cockscomb (I), hahnenkamm. NAMA SIMPLISIA Celosiae 
cristatae Flos (bunga jengger ayam
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga jengger ayam rasanya manis, sifatnya sejuk, astringen, dengan afinitas ke meridian hati dan ginjal. Berkhasiat 
antiradang, penghenti perdarahan (hemostatis), dan menerangkan penglihatan. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunganya. Keringkan dengan cara dijemur untuk 
penyimpanan.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan:
- perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk darah (hemoptisis), muntah darah (hematemesis), air kemih 
berdarah (hematuria), wasir berdarah, perdarahan rahim,
- disentri, diare,
- penglihatan kabur, mata merah,
- infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan o keputihan (leukorea).
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan 10--15 g bunga kering yang direbus atau bunga kering yang digiling halus 
menjadi bubuk atau dibuat pil.
Untuk pemakaian luar, rebus bunga segar. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci luka berdarah, wasir 
berdarah, gatal-gatal (pruritus). Selain itu, dapat juga menggunakan bunga segar yang digiling halus, lalu tempelkan 
ke tempat yang sakit, seperti wasir, gigitan serangga, atau luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Menghentikan perdarahan, seperti pada batuk darah, muntah darah, mimisan, dan wasir berdarah
Rebus semua bahan segar, seperti bunga jengger ayam, urang-aring (Eclipta prostrata), dan akar alangalang 
(Imperata cylindrica) masing-masing 15 g dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring 
airnya, lalu minum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum pada sore hari.
Perdarahan rahim
Larutkan bubuk jengger ayam (6 g) dalam arak (15 g). Minum sekaligus sebelum makan nasi. Pantang makan yang 
amis-amis dan daging babi.
Giling bunga jengger ayam kering menjadi serbuk. Ambil sebanyak 5 g, seduh dengan secangkir air panas, lalu 
tutup. Setelah dingin, minum sekaligus. Lakukan 3-4 kali sehari.
Disentri
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), sambiloto (Andrographis paniculata) (15 g), dan patikan kebo (Euphorbia hirta) 
(10 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa satu gelas. 
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi, minum airnya pada sore 
hari.
Keputihan
Siapkan bunga jengger ayam dan sambiloto (Andrographis paniculata) (masing-masing bahan kering sebanyak 15 g) 
serta daun Iler segar (Coleus scutellarioides) (10 lembar). Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa 
satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum 
airnya pada sore hari. 
Infeksi saluran kencing
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), herba daun sendok (Plantago mayor) (15 g), daun kumis kucing (Orthosiphon 
spicatus) (30 g), dan daun sambiloto (20 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Cuci semua bahan, lalu rebus 
dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing 
setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Komposisi :
Bunga mengandung minyak lemak, kaempferitrin, amaranthin, pinitol, sedangkan pada daun terdapat saponin, 
flavonoida, dan polifenol.
Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia, Swingle.) 
Familia : Rutaceae
Uraian :
Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu 
yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit 
luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya 
berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) 
hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai 
tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 
200 m - 1.300 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.000 mm - 1.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 
100 mm/bulan): 5 bulan - 12 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 200 C -
300 C · Kelembapan : sedang - tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : latosol, aluvial, andosol. · Tekstur : 
lempung berpasir lempung dan lempung liat · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 40 cm - 170 cm dari 
permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 4 - 9 · 
Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran50 cm x 
50 cm x 40 cm. · Tanah bagian atas dipisahkan dari tanah di bawahnya, kemudian diberi pupuk kandang. · Tanah 
bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas. b. Persiapan Bibit · Jeruk nipis dapat 
diperbanyak secara cangkok dan okulasi. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. · 
Jarak tanam 6 m x 6 m
Nama Lokal :
Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat 
haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah; 
Pemanfaatan :
1. Amandel
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang kunyit sebesar ibu jari 
 diparut dan 2 sendok makan madu;
 
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit 
 diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan 
 madu dengan ditambah 1/2 gelas air, diaduk sampai merata, dan 
 disaring;
 Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur.
2. Malaria
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 sendok makan kecap, garam 
 secukupnya;
 Cara membuat :jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian 
 dioplos dengan bahan lainnya dan disaring;
 Cara menggunakan: diminum tiap pagi menjelang sarapan.
3. Ambeien
 Bahan: 2 
- 4 potong akar jeruk nipis;
 Cara membuat: direbus dengan 1 1/2 liter air sampai mendidih 
 hingga tinggal 1 liter, kemudian disaring;
 Cara menggunakan : diminum setiap sore weara teratur.
4. Sesak Nafas
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 siung bawang merah, 1 butir telur ayam 
 kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 potong gula batu,
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, bawang 
 merah diparut kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan 
 diseduh dengan air panas secukupnya, diaduk sampai merata, 
 kemudian disaring;
 Cara menggunakan: diminum setelah makan pagi secara teratur.
5. Influenza
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kayu putih, kapur 
 sirih secukupnya;
 Cara membuat: jeruk nipis dipanggang sejenak dan diperas untuk 
 diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahannya dan diaduk 
 sampai merata, dan disaring;
 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari secara teratur.
6. Batuk
 a. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 sendok kecap, garam 
 secukupnya;
 Cara membuat: jeruk nipis diperis untuk diambil airnya,
 Cara menggunakan: diminum secara teratur 1 kali sehari selama 
 sakit
 b. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/4 sendok tepung biji buah pala, 1 
 sendok minyak kayu putih;
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian 
 dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
 Cara menggunakan: dipakai sebagai bedak dan dioleskan pada
 dada dan punggung.
7. Sakit panas
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kelapa, 1 sendok 
 minyak kayu putih, 2
-4 siung bawang merah yang dihaluskan;
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian 
 dioplos dengan bahan lainnya sampai merata,
 Cara menggunakan: dipakai sebagai kompres dan obat gosok untuk 
dada dan punggung.
8. Sembelit
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 - 4 siung bawang merah, 1 sendok 
 minyak kayu putih, buah asam secukupnya, 2 sendok air masak;
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian 
 dicampur dengan bahan lainnya dan dihaluskan bersama-sama;
 Cara menggunakan: dioleskan di seluruh tubuh, terutama di seputar 
 perut.
9. Telambat datang bulan
 Bahan : 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, kapur 
 sirih dan garam secukupnya;
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit 
 diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan 
 tersebut dicampur merata dan disaring;
 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
10. Perut mules pada waktu haid datang bulan
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 3 
 mata buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa;
 Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe 
 diparut, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diberi 3/4 
 gelas air masak dan disaring;
 Cara menggunakan: diminum pada hari pertama haid.
11. Disentri
 Bahan: 2 potong akar jeruk nipis;
 Cara membuat: direbus dengan 2 1/2 gelas air sampai mendidih, 
 kemudian disaring;
 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
12. Perut mules
 Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari;
 Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kiniia yang bemianfaat. Misalnya: limonen, 
linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Di samping itu jeruk nipis mengandung asani sitrat. 100 gram 
buah jeruk nipis mengandung: - vitamin C 27 miligram, - kalsium 40 miligram, - fosfor 22 miligram, - hidrat arang 
12,4 gram, - vitamin B 1 0,04 miligram, - zat besi 0,6 miligram, - lemak 0,1 gram, - kalori 37 gram, - protein 0,8 gram 
dan - air 86 gram. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil 
asetat, fellandren, sitral dan asam sitrat.