• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ternak kambing 2. Tampilkan semua postingan

ternak kambing 2

 



Proses reproduksi merupakan suatu gerbang untuk menuju ke arah 

suatu produksi maupun pelestarian suatu ternak. Keberhasilan dibidang 

reproduksi akan meningkatkan pendapatan peternak, mempertahankan jenis 

ternak, menjaga ketersediaan makanan bergizi asal ternak, serta menyediakan 

bahan industri/kerajinan.  

Peningkatan populasi ternak kambing Peranakan Etawa ruminansia di 

Indonesia masih sulit dicapai, meskipun sudah banyak jalan yang ditempuh, 

apalagi peningkatan kualitas ternak dan kualitas produk ternak ini . 

peningkatan kualitas dan kuantitas produk ternak kambing akan mudah 

dilakukan kalau ternak ini  populasinya banyak, sehingga mudah 

dilakukan seleksi atau perlakuan-perlakuan untuk mencari cara yang tepat 

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kambing Peranakan Etawa 

ini . dalam meningkatkan populasi kambing Peranakan etawa dapat 

ditempuh dengan jalan mempelajari manajemen reproduksi yang baik dan 

tepat. berdasar  hal ini  pemilihan kegiatan magang di peternakan 

kambing Peranakan Etawa Bumiku Hijau Yogyakarta merupakan salah satu 

upaya mempelajari ilmu manajemen reproduksi atau perkawinan kambing 

Peranakan Etawa. 

 Perkawinan dalam suatu pengelolaan peternakan komersial 

keberhasilan dalam usaha peternakan. Keberhasilan perkawinan sangat 

ditentukan oleh pemilihan bibit yang unggul baik pejantan maupun betina, 

manajemen pengelolaan, kontrol organ reproduksi, dan proses perkawinan 

ternak kambing Peranakan Etawa ini . faktor-faktor ini  merupakan 

satu kesatuan yang mempengaruhi keberhasilan dalam peningkatan populasi 

kambing Peranakan Etawa.  

A. Kambing Peranakan Etawa 

Peranakan Etawa merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa 

(dari India) dengan kambing Kacang, yang penampilannya mirip kambing 

Etawa tetapi lebih kecil. Sebagai kambing peliharaan, kambing Peranakan 

Etawa memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan 

pedaging 

bahwa, kambing Peranakan Etawa adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai 

penghasil susu dan sebagai penghasil daging. Ciri-ciri kambing Peranakan 

Etawa adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan cokelat putih., 

hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, telinga panjang terkulai, 

memiliki kaki dan bulu yang panjang.  

Karakteristik Kambing PE ialah bertubuh besar dengan bobot badan 

kambing jantan mencapai 90 kg dan betina 60 kg, bentuk hidung benguk, 

kuping, kaki dan bulu yang panjang, serta ambing besar dan produksi susu 

tinggi ,  Keberadaan kambing Peranakan Etawa sudah 

beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Kambing Peranakan Etawa merupakan 

kambing perah harapan daerah tropis Indonesia. Kambing lokal ini sangat 

potensial sebagai penghasil susu yang sangat tinggi. Dengan tata cara 

pemeliharaan yang baik, kambing Peranakan Etawa mampu beranak tiga kali 

dalam dua tahun. Jumlah anak bervariasi, yaitu 1-3 ekor. Produksi susunya 

sangat beragam, yaitu antara 1,5-3,7 liter/hari dengan masa laktasi 7 -10 bulan 

 Cempe adalah anak domba atau kambing dari ;ahir sampai 

pada umur enam bulan. Pemeliharaan cempe dimulai sejak masih dalam 

kandungan, yakni dimulai dari induk bunting 

B. Reproduksi  

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal 

(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual 

dan meskipun siklus reproduksi suatu hewan berhenti, hewan ini  masih 

dapat bertahan hidup. Sebagai contoh hewan yang diambilorgan reproduksinya 

(testes atau ovarium) hewan ini  tidak mati  

1. Bibit kambing Peranakan Etawa 

Pemeliharaan kambing Peranakan Etawa bagi sebagian masyarakat 

terutama sebagai usaha sampingan untuk penghasilan dan tabungan. 

Tujuan yang ingin dicapai dalam betrnak kambing Peranakan Etawa yaitu 

memperoleh anak dan susu yang baik kualitasnya, maka harus dipilih bibit 

yang baik. Persyaratan bibit secara umum yang harus dipenuhi menurut  yaitu pertama, sehat dan tidak cacat. Tanda-tandanya 

antara lain : mata berbinar dan mengkilat. Cacat fisik yang mudah 

diketahui antara lain : tanduk retak dan patah, lumpuh kaki, mata sayu dan 

terkadang ada  kelainan tulang punggung. Ke dua, alat reproduksi 

kambing Peranakan Etawa normal. Ciri-ciri umum alat alat reproduksi 

kambing Peranakan Etawa yang normal dapat dilihat dari jumlah dan letak 

ambingnya. Ambing yang normal berjumlah 2 buah dan setiap ambing 

memilki satu buah puting susu. Ke tiga, alat kelamin jantan tidak cacat. 

Alat kelamin kambing Peranakan Etawa yang cacat antara lain : ukuran 

testis tidak sama dan tidak simetris. Ke empat, berat dan tinggi badan.  

Berat badan kambing Peranakan Etawa betina antara 15-25 kg, dengan 

tinggi badan antara 55-60 cm. Berat badan kambing Peranakan Etawa 

jantan antara 20-35 kg dengan tinggi badan antara 65-70 cm. Ke lima, 

umur bibit kambing Peranakan Etawa antara 8-12 bulan untuk betina dan 

12-18 bulan untuk pejantan.   

menyatakan bahwa ciri –  ciri kambing Peranakan 

Etawa postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak 90 – 

110 cm dan betina 70 –  90 cm. Kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi 

bulu/rambut panjang. Profil (bagian atas hidung) tampak cembung, telinga 

panjang (25 –  40 cm) terkulai ke bawah . Warna bulu umumnya putih 

dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang polos putih, hitam 

atau coklat.  

2. Pubertas 

Bertambahnya umur, secara fisiologis akan terjadi perubahan 

hormonal dengan mulai berfungsinya organ reproduksi ( ovarium dan 

testis ). Hal ini diekspresikan  dengan munculnya sifat ketertarikan pada 

dan/atau menerima secara seksual kehadiran lawan jenisnya (pubertas).  

Kemunculan berahi pertama ini dipakai sebagai tanda tercapainya pubertas 

Kambing  jantan tidak memiliki siklus birahi, sehingga 

kedewasaanya sulit ditentukan. Sebagai penentu kambing jantan sudah 

dewasa kelamin adalah jika kambing jantan mulai suka menaiki kambing 

lainya. Jika patokan dewasa kelamin didasarkan dengan umur, pada umur 

8 bulan kambing sudah bisa dipakai  sebagai pejantan 

3. Birahi 

Siklus birahi adalah sebuah siklus dalam kehidupan kambing betina 

yang sudah dewasa dan setiap siklus akan diakhiri dengan proses ovulasi 

(keluarnya sel -sel telur untuk dibuahi) . Perkawinan dapat menghasilkan 

kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan 

birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 –  8 bulan tetapi 

belum dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 –  12. 

Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan. 

Tanda –  tanda birahi pada kambing betina antara lain : Gelisah, tidak nafsu 

makan, ekor dikibas –  kibaskan serta terus –  menerus  mengembik, Alat 

kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit lendir 

bening dan masa birahi berlangsung selama 24 –  45 jam  dan akan terulang 

dengan siklus 18 –  20 hari (Shodiq dan Abidin, 2008).  

4. Perkawinan  

Perkawinan alami adalah perkawinan yang terjadi sebab adanya 

kontak fisik antara pejantan dengan betina, artinya seluruh proses 

perkawinan memakai  pejantan dalam membuahi betina yang sudah 

dewasa kelamin dan dewasa tubuh serta sudah birahi (keinginan untuk 

kawin)

C. Perkandangan  

Kandang dibangun untuk melindungi kambing dari hewan-hewan 

pemangsa maupun hewan penganggu, kandang harus dapat mempermudah 

kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing seperti makan, 

minum, tidur, kencing, atau buang kotoran, mempermudah peternak dalam 

melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan ternak, dan kandang 

dibangun sebagai tindakan preventif agar kambing tidak merusak tanaman 

dan fasilitas lain yang berada di sekitar lokasi kandang, serta menghindari 

terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kesehatan kambing  

Model kandang ada dua tipe 

yang umum dipakai di daerah tropis. Tipe yang pertama adalah kandang pada 

tanah, kandang tipe ini seringkali menempel pada bangunan lain. Tipe yang 

ke dua adalah kandang panggung, sehingga bagian bawah kandang berkolong 

dengan tinggi kurang lebih 1-1,5 m di atas permukaan tanah yang akan 

memudahkan dalam membersihkan dan mengumpulkan kotoran. Kandang 

yang baik menghadap ke Timur agar mendapat cukup sinar matahari pagi 

yang merata dan udara yang segar, terlindung dari hembusan angin langsung, 

jarak kandang relatif jauh dari sumur dan pemukiman warga, nyaman dan 

cukup tenang ,

D. Bahan Pakan 

Pakan yang diberikan untuk ternak kambing Peranakan Etawa harus 

dapat memenuhi kebutuhanya untuk hidup dan bereproduksi  menyatakan bahwa kambing menyukai 

pakan beragam tanaman. Kambing dapat mengkonsumsi jenis pakan yang 

sama dengan ruminansia lainnya seperti rumput-rumputan , daun kaliandra, 

daun nangka, daun pisang dan serat kasar lainnya. Seekor kambing Peranakan 

Etawa membutuhkan 1-1,5 kg daun-daunan setiap bertambah 0,25 kg 


konsentrat berkadar protein 16% un tuk setiap liter susu yang dihasilkan.  jumlah hijauan diberikan  pada ternak setiap harinya 

adalah 10 % dari bobot hidup ternak. Pemberian pakan tambahan (protein dan 

energi tinggi) pada ternak kambing betina akan mempercepat pencapa ian 

umur pubertas, birahi, dan ovulasi, serta mempertahankan kebuntingan 

hingga sampai saatnya terjadinya kelahiran 

Secara garis besar pakan ternak dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu 

hijauan dan konsentrat 

menambahkan bahwa bahan pakan adalah suatu bahan yang dapat dimakan 

dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien 

yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi 

(birahi, konsepsi, kebuntingan), serta laktasi (produksi susu). bahwa hijauan (“forage”) adalah bagian aerial dari 

tanaman terutama rumput dan kacang-kacangan (legume) yang mengandung 

18% serat kasar dalam bahan kering yang dipergunakan seba gai bahan ternak, 

sedangkan konsentrat merupakan suatu bahan pakan yang dipergunakan 

bersama bahan pakan yang lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari 

keseluruhan pakan dengan tujuan untuk dicampur sebagai bahan pelengkap. 

E. Penanganan Kesehatan 

Usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit 

maupun parasit lainnya dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti 

disinfectan pada dosis yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara 

rutin pada kandang yang akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami 

sakit di kandang, maka harus dipilih jenis disinfectan pada dosis yang lebih 

tinggi agar penyakit yang sama tidak menyerang pada penyakit yang lain. 

Sanitasi dapat menjamin ternak lebih sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat 

memancing bibit pentyakit. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara 

menyeluruh, yakni terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang 

berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus 

merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit. 


Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang dicelah-celah kandang 

sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan sanitasi.  Usahakan 

kandang selalu di bersihkan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. 

Semakin bersih kandang maka kenyamanan kambing juga akan semakin tinggi. 

Disisi lain, kalau kandang kambing bersih, maka kandang dan kambing juga 

akan nyaman untuk dilihat, tidak kotor dan tidak kumuh. Ingat, untuk 

membikin kambing nyaman pasti kita akan memperoleh hasil nyata. minimal 

kambing tidak gampang sakit. 

Secara umum obat yang dipakai  pada pengobatan ternak sakit 

memakai  cara intra muscular (disuntik pada otot daging), intra vena 

(diinfus atau disuntik pada urat nadi), subkutan ( disuntik di bawah kulit 

pangkal leher), per oral ( melaluii air minum), spray ( disemprot), intra 

uterina (dimasukan melalui vagina), dan  intra mamae ( dimasukan melalui 

puting) 

1. Sejarah Peternakan Bumiku Hijau 

Usaha Peternakan kambing Peranakan Etawa Bumiku Hijau di 

Yogyakarta mulai dirintis sejak tahun 1998 oleh Seorang pengusaha 

supplier bahan bangunan dan tanaman hias yaitu  Bondan Danu Kusuma, 

SE, sekarang diberi amanah sebagai ketua umum ASPEKPIN (Asosiasi 

Peternak Kambing Perah Indonesia) . Usaha peternakan kambing 

Peranakan Etawa di Bumiku Hijau diawali dengan membangun kandang 

permanen di belakang gudang penyimpanan bahan bangunan, tepatnya di 

Jl. Ring Road Utara, Pandean Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman, 

Yogyakarta.  

Usaha yang dijalankan di Peternakan Bumiku Hijau antara lain, 

penjualan bibit unggul baik pejantan maupun indukan Kambing 

Peranakan Etawa, penjualan hasil produksi susu kambing Peranakan 

Etawa, melayani jasa perkawinan dan lain-lain. Pertama memulai usaha 

peternakan ini, kambing Peranakan Etawa dipelihara dengan tujuan 

pembibitan untuk menghasilkan kambing Peranakan Etawa unggul. 

Manajemen pemeliharaan dilakukan dengan baik, sehingga menghasilkan 

bibit kambing Peranakan Etawa yang baik. 

Penjualan bakalan atau bibit kambing Peranakan Etawa  dilakukan 

dengan menjalin kerjasama dengan para pedagang bakalan kambing 

kaligesing dan para pedagang dan peternak di wilayah Yogyakarta  

2. Lokasi Perusahaan  

Peternakan Bumiku Hijau terletak pada ketinggian 300 meter dari 

permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 1.440 mm/tahun. Rata -

rata suhu di peternakan Bumiku Hijau adalah 25-32 °C. Menurut 

Williamson dan Payne (1993), bahwa daerah tropis memiliki suhu yang 

konstan, suhu musiman rata-rata bervariasi sekitar 27 0 C. Suhu yang ada 

di daerah tropis cukup nyaman untuk kambing Peranakan Etawa. Hal ini 

bahwa populasi 

kambing di daerah tropis lebih tinggi daripada di daerah lain 

mencerminkan bahwa ternak ini dapat diterima dengan baik di beberapa 

tempat di daerah tropis. Kambing Peranakan Etawa telah beradaptasi 

terhadap kondisi dan habitat Indonesia 

Peternakan Bumiku Hijau  dibatasi tembok setinggi 2,5 meter  di 

sebelah  timur, selatan dan barat sedangkan di sebelah utara berbatasab 

langsung dengan jalan raya yaitu jalan Ring Road Utara. berdasar  

administrasi wilayahnya perusahaan ini termasuk ke dalam Dukuh 

Pandean Gandok, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, 

Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.  

3. Pengelolaan Usaha Peternakan  

Bumiku Hijau adalah usaha peternakan kambing Peranakan 

Etawa, tentunya demi kelangsungan usaha ini  diperlukan beberapa 

faktor yang sangat berperan salah satunya adalah faktor Sumber Daya 

Manusia (SDM). SDM yang dimaksud adalah para pekerja yang 

melakukan kegiatan pemeliharaan kambing Peranakan Etawa . Tenaga 

kerja atau karyawan di peternakan Bumiku Hijau didapat dari karyawan 

dari usaha material yang merupakan usaha lain dari pemilik Peternakan 

Bumiku Hijau, mereka ditempatkan di bagian pemasaran dan penanggung 

jawab peternakan, sedangkan untuk pemelihara ternak kambing atau anak 

kandang yang mengelola peternakan adalah peternak tradisional yang 

berasal dari wilayah Yoyakarta dan wilayah lain seperti Kebumen, 


1. Populasi Kambing 

Kandang di Condongcatur adalah kandang pembibitan. Kambing 

yang dipelihara hanya untuk pembibitan saja, pada bulan Februari 2012 

jenis kambing yang dipelihara adalah kambing Saanen, kambing 

Peranakan Etawa dan kambing Senduro dengan jumlah sebanyak 25 ekor. 

Bessarnya populasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. 

Kandang Condongcatur mempunyai 5 pejantan yang terdiri dari 

4 ekor kambing Peranakan Etawa dan 1 ekor kambing Senduro. Pejantan 

yang dipakai  sebagai pemacek adalah pejantan kambing Peranakan 

Etawa. Selain pejantan di kandang ini dipelihara 15 kambing betina yang 

terdiri dari 12 ekor kambing Peranakan Etawa dan 3 ekor kambing  

Saanen. Kambing betina yang dipakai  sebagai indukan adalah 

kambing Peranakan Etawa, sedangkan kambing Saanen dipelihara untuk 


memproduksi susu. Februari 2012 dikandang pembibitan ini ada  5 

ekor cempe.   

2. Kandang 

Tujuan pembangunan kandang  adalah untuk menciptakan desain 

kandang yang sempurna bagi kambing yang akan dipelihara. Prinsipnya 

adalah konstruksi kandang harus dapat membuat kambing merasa 

nyaman dan aman. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kambing 

berproduksi secara normal.  

Kandang pembibitan di peternakan Bumiku Hijau berdiri diatas 

lahan 1,2 ha, di belakang bangunan gudang dan di sekeliling kandang di 

tanam pohon sengon dan tanaman lain sebagai cadangan pakan hijauan 

kambing. Kandang pembibitan berbentuk panggung sehingga ada  

kolong di bawah kandang tinggi kolong (panjang tiang dari permukaan 

tanah sampai lantai kandang) setinggi 75 cm dan dasar kandang  miring 

terbuat dari beton. Salah satu sisi kandang dibuat selokan untuk 

menampung kotoran kambing sementara.  

Kandang pembibitan di peternakan Bumiku Hijau terbuat dari 

papan kayu dengan atap genting, dinding dan lantai  kandang dibuat 

bercelah. Celah pada dinding sebesar 25 cm, hal ini dimaksudkan agar 

kambing dapat mengambil pakan dan air sedangkan pada lantai berfungsi 

agar. Celah lantai sebesar 2 cm, hal ini bertujuan agar air kencing dan 

kotoran dapat langsung jatuh ke tanah (dasar kandang) dan kambing tidak 

terperosok. Daun pintu dibuat vertikal dan tidak terlalu lebar, daun pintu 

mempunyai fungsi sebagai tangga. 

 Jenis kandang  yang dipakai  di kandang pembibitan ini ada 

dua yaitu kandang tunggal dan kandang koloni. Kandang tunggal 

dipakai  untuk kambing induk dan pejantan sedangkan kandang koloni 

dipakai  untuk cempe dan induk yang bunting serta untuk menyeleksi 

kambing.  


Kandang tunggal berjumlah 20 buah, setiap kandang berisi satu 

ekor kambing, kandang tunggal mempunyai 2 ukuran yaitu untuk betina 

dan pejantan. Ukuran kandang tunggal untuk kambing betina yaitu 

panjang 150 cm, lebar 125cm dan tinggi 125 cm sedangkan ukuran 

kandang untuk kambing pejantan yaitu panjang dan lebar 200 cm dengan 

tinggi 125 cm. Kandang koloni di kandang pembibitan ada dua ukuran, 

ukuran yang pertama panjang 150 cm, lebar 250 cm dan tinggi 125 cm, 

kandang ini berjumlah 3 buah dan biasanya dipakai  untuk cempe dan 

kambing bunting. Ke dua berukuran 8 kali lebar kandang tunggal yaitu 

panjang 150 cm, lebar 1000 cm dan tinggi 125 cm.  

Denah perkandangan dapat dilihat dari gambar di bawah ini. 

Pengadaan bakalan dilaksanakan setelah kandang dan peralatan 

siap dipakai  untuk pemeliharaan. Bibit atau bakalan didatangkan 

langsung dari Kaligesing dan beberapa dari pasar hewan di daerah 

Yogyakarta. Pengadaan bakalan ini  ditujukan untuk menentukan 

kambing Peranakan Etawa pejantan pemacek dan kambing Peranakan 

Etawa produksi susu sehingga diterapkan standarisasi kualitas kambing, 

hal ini  dimasudkan agar keturunan yang dihasilkan benar-benar 

memiliki kualitas yang baik dengan produktivitas tinggi. 

Peternakan Bumiku Hijau memilih kambing Peranakan Etawa 

sebagai pejantan pemacek dengan cara seleksi berdasar  uji tilik ternak 

atas performa dan  informasi mengenai silsilah kambing ini . 

Pejantan pemacek diperoleh dari anakan hasil induk unggul yang 

mempunyai genetik kuat dengan ciri warna bulu hitam di bagian leher 

sampai kepala, agresif dan mempunyai catatan menghasilkan anak 2 

dalam satu kali kelahiran, sedangkan untuk memilih kambing Peranakan 

Etawa sebagai produksi susu dilakukan dengan cara melihat 

penampilanya yang tidak jauh beda dengan pejantan pemacek, selain itu 

dilihat dari ambing yang besar, normal dan simetris. Pemilhan bibit 

pejantan pemacek bertubuh besar 

dan kuat, penis panjang, sifat kejantananya terlihat nyata dan berasal dari 

induk btina yang beranak dua agar dapat menurunkan anak kembar. 

Kambing betina bentuk ambingya besar, di bawah kulit ambing urat-urat 

pembuluh darah, puting menggantung pada ambing dan berbentuk 

simetris serta mempunyai sifat keibuan, jinak, mampu melahirkan anak 

kembar. Bakalan yang dipilih adalah kambing pejantan unggul dari dan 

kambing dara yang siap kawin .  

Perlakuan pertama untuk kambing diberikan obat cacing pada 

awal pemeliharaan dan dimandikan serta dilakukan pemotongan kuku 

pada awal masuk kandang. Kambing dilakukan pembuntingan kembali 

apabila produksi turun. Kambing akan dijual atau diafkir jika kemampuan 

reproduksinya turun (5 tahun).    


4. Pakan dan Air Minum 

Pakan yang diberikan pada kambing di kandang pembibitan 

adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan didapat dari petugas Perusahaan 

Listrik Negara (PLN) yang mendapat hijauan rambanan dari menebang di 

pohon yang berada di pinggir jalan sehingga hijauan rambanan yang 

diberikan ke ternak tidak menentu, pada Februari 2012 hijauan rambanan 

yang diberikan berupa daun nangka, daun waru dadan daun mangga. 

Konsentrat yang diberikan pada ternak tidak tentu kadang pollard , 

kadang ampas tahu, kadang keduanya, tergantung ketersediaan yang ada. 

Pakan untuk cempe diberikan campuran susu sapi dengan pollard  dengan 

tambahan air, campuran pakan ini diberikan pada cempe yang telah 

disapih. Air minum yang diberikan pada kambing di kandang pembibitan 

berasal dari air sumur. Pemberian air minum pada ternak terus menerus 

dan tidak dibatasi, pemberian dilakukan dengan cara menuang air ke bak 

palastik dan digantung di dinding bagian luar kandang. 

Pemberian pollard  dilakukan pada pukul 14.00 WIB dengan 

jumlah 1 kg/ ekor /hari. Sedangkan pakan hijauan diberikan sekali dalam 

sehari namun waktu pemberian tidak menentu masih bergantung pada 

waktu datangnya petugas PLN mengirim hijauan rambanan ke kandang. 

Jumlah pakan hijauan rambanan yang diberikan tidak ada ukuranya.  Hal 

ini tidak sesuai dangan pernyataan sarwono (2012) bahwa  Kebutuhan 

kambing akan bahan pakan sangat tergantung dari kondisi fisiologis 

kambing ini , secara umum kambing membutuhkan hijauan segar 

sebanyak 10% dari berat badan atau berat hidupnya. Misal beratnya 30 kg 

maka kambing ini  membutuhkan 3 kg hijauan/hr. Perlu diketahui 

bahwa tidak semua bagian hijauan disukai oleh kambing.beberapa 

penelitian menunjukkan bahwa pemberian hijauana yang dicincang 

sekitar 5-10 cm akan lebih efisien dikonsumsi oleh kambing, sebab 

bentuknya yang kecil-kecil sehingga dapat dikatakan pemberian pakan di 

kandang pembibitan di Bumiku Hijau kurang baik. Berikut gambaran 

jumlah pemberian pakan berdasar  kondisi pertumbuhan.

Pemberian ampas tahu pada kambing laktasi lebih banyak dari 

induk bunting karean kambing laktasi membutuhkan protein lebih 

banyak. Induk bunting memerlukan asupan protein, namun jika protein 

yang diberikan terlalu banyak maka akan mengakibatkan kegemukan dan 

apabila itu terjadi maka akan mengalami kesulitan dalam proses beranak. 

Pejantan diberi pakan konsentrat lebih sedikit sebab pakan yang 

diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan reproduksi, 

sedangkan cempe telah mendapat asupan protein dari susu sehingga 

pakan konsentrat hanya sebagai tambahan saja.   

5. Penanganan Kesehatan 

Biosecurity adalah tindakan perlindungan dari efek yang 

merugikan dari organisme seperti agen penyakit dan hama yang 

membahayakan bagi manusia, hewan, tanaman dan lingkungan. 

Biosecurity didefinisikan sebagai serangkaian usaha untuk mencegah atau 

mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya 

dan mencegah penyebarannya dari suatu tempat ke tempat lain yang 

masih bebas. Prinsip dasar dalam pengaplikasiannya adalah isolasi dan 

desinfeksi ,

Cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan sanitasi 

kandang dan lingkungan serta biosecurity. Sanitasi dilakukan terutama 

pada lantai dan kolong kandang yang biasanya ada  kotoran yang 


bercampur urine sebab dapat menjadi tempat sumber penyakit. 

Biosecurity dilaksanakan dengan cara pembersihan perkandangan setiap 

hari, memberi desinfektan pada kandang yang berisi ternak yang sakit dan 

pembersihan ternak dengan cara memandikanya pada saat masuk dan 

keluar perkandangan serta dua minggu sekali dalam perawatannya. 

Pemberian vitamin dan obat-obatan diberikan secara 

kondisional. Pada awal pemeliharaan diberikan obat cacing untuk 

mencegah perkembangan cacing dalam tubuh kambing yang berakibat 

pakan yang dikonsumsi terbuang percuma sebab dikonsumsi cacing, 

akibatnya produksi susu dan bobot badan turun. Vitamin yang sering 

diberikan adalah vitamin B-kompleks, Program pemakaian obat-obatan 

diberikan sesuai penyakit yang diderita oleh ternak. Ternak yang 

mengalami mencret, diobati dengan cara diberi larutan garam dan gula 

masing-masing 10 gram dengan air ± 2,5 liter, atau diberikan larutan 

oralit atau tablet karbon aktif (norit) sebanyak 2 tablet . Dapat 

memakai  daun jambu biji yang sudah ditumbuk.  

Kambing yang terserang kudis diobati dengan menyuntikkan 

Ivomec ± 2 ml dibawah kulit. Kulit yang terserang digosok dengan 

beberapa campuran serbuk belerang, kunyit, dan minyak kelapa yang 

dipanaskan.  Pengobatan pada kambing yang cacingan dilakukan dengan 

beberapa cara antara lain diberi obat cacing jenis Albendazole sebanyak 5 

ml secara oral obat cacing verm-O dan yang disuntikan di bawah kulit 

atau diberi pelet buah pinang (jambe) tua.  

Pengobatan untuk kambing yang terserang kembung dengan cara 

memberikan minyak kelapa atau minyak kacang ± 100 ml, menekan perut 

yang kembung atau menusuknya antara tulang rusuk dan tulang panggul, 

mulut ternak diusahakan tetap terbuka dan ternak dalam posisi berdiri. 

Ternak disuntik dengan antibiotika 3 ml dan diberi permethyl 3%, atau 

minuman bersoda ± 200 ml.  Pengobatan untuk kambing yang terkena 

penyakit mata dilakukan dengan cara menetesi mata dengan obat tetes 

mata atau dengan disemprotkan air garam ke mata ternak secara rutin, 

bila sudah kronis diberi obat mata Sofradex.  


1.Manajemen Reproduksi  

Perkawinan kambing Peranakan Etawa di peternakan Bumiku 

Hijau dilakukan secara alami di kandang Condongcatur, Sleman 

Yogyakarta.. Tujuan  dilakukan perkawinan adalah untuk menghasilkan 

bibit unggul baik untuk pejantan pemacek maupun betina produsen susu. 

Untuk  mendapatkan bibit anakan Kambing Peranakan Etawa yang baik 

maka indukan juga dipilih indukan yang baik.  

Kambing Peranakan Etawa yang dijadikan indukan di Bumiku 

Hijau memiliki karakteristik sebagai berikut: untuk betina mempunyai 

tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, 

tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk, Jinak dan sorot matanya ramah, kaki 

lurus dan tumit tinggi, gigi lengkap, mampu merumput dengan baik 

(efisien), rahang atas dan bawah rata. dari keturunan kembar atau 

dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda dan ambing simetris, tidak 

menggantung dan berputing 2 buah. Sedangkan untuk pejantan memiliki 

karakteristik seperti tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih 

besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan 

memiliki libido (nafsu kawin) tinggi, Kaki lurus dan kuat, dari keturunan 

beranak kembar dua,  dan berumur antara 1,5 sampai 3 tahun. 

Perkawinan dalam suatu peternakan kambing Peranakan Etawa 

sangat penting baik untuk peremajaan maupun untuk menjaga produksi 

susu. Keberhasilan perkawinan sangat ditentukan oleh beberapa faktor 

antara lain pemilihan bibit sejak awal, baik jantan maupun betina, 

manajeman pengelolaan, control organ reproduksi dan aspek yang terkait 

dengan organ ini , serta proses perkawinan  

Fisiologi Reproduksi erat kaitannya tentang bahasan siklus 

reproduksi. Siklus Reproduksi berhubungan dengan beragam fenomena 

yang meliputi pubertas, siklus estrus, dan perubahan organ seksual post 

partus. Komponen ini  dipengaruhi oleh lingkungan, genetik, 

mekanisme hormon, tingkah laku, serta faktor-faktor fisik dan psikis 

a. Pubertas  

Usia pubertas adalah usia siap kawin meliputi dewasa kelamin 

dan dewasa tubuh. Kambing Peranakan Etawa di peternakan Bumiku 

Hijau  dikawinkan pertama kali pada umur 1,8 tahun (pejantan) dan 

umur 1 tahun (betina), hal ini bertujuan agar angka kelahiran besar 

dan keselamatan anak kambing dapat diperkecil. Mengawinkan 

kambing peranakan Etawa pada umur ini    kambing betina mulai dewasa pada umur 

6-8 tahun . pada umur ini  kambing sudah bisa dikawinkan . 

namun, untuk kambing Peranakan Etawa perkawinan pada umur 

ini  harus dihindari sebab alat reproduksinya belum 

sempurna.sebaiknya masa perkawinan ditangguhkan hingga mencapai 

umur 15-18 bulan. 

Umur kambing dapat diketahui dari catatan kelahiran atau 

dengan cara menafsirnya. Di kandang pembibitan umur kambing 

dewasa pada bulan Februari 2012 tidak dapat ditentukan dengan pasti 

sebab catatan perkawinan dan kelahiran tidak dilakukan lagi sejak 

tahun 2009, sehingga untuk menetukan umur kambing dengan cara 

melihat kondisi gigi kambing ini .,

menyatakan bahwa cara mendeteksi umur pada kambing salah satunya 

dengan melihat pertumbuhan gigi seri susu menjadi gigi seri tetap. 

Gigi seri tetap dapat dilihat lebih besar dan kokoh dibanding gigi seri 

susu yang relatih kecil dan terlihat kusam. Selain itu perbedaannya 

dapat dilihat dari tingkat keausan gigi-gigi seri ini . Umur 


kambing kurang dari 1 tahun jika gigi seri sudah tumbuh semua 

sedangkan kambing Peranakan Etawa yang berumur 1-2 tahun 2 gigi 

seri susunya sudah berganti menjadi gigi tetap  

b. Siklus Birahi 

Siklus birahi sangat penting untuk dipahami agar  keberhasilan 

perkawinan dapat dicapai. Kambing Peranakan Etawa Bumiku Hijau 

tidak mencampur kambing betina  dengan kambing jantan atau tidak 

dalam satu kandang, namun tetap dalam satu lokasi perkandangan. hal 

ini dilakukan agar terjaga kondisi siklus perkawinan kambing dengan 

baik. 

Kambing Peranakan di Bumiku Hijau akan dikawinkan jika 

sudah terlihat tanda-tanda birahi. Deteksi birahi dilakukan oleh 

peternak, namun untuk mendeteksi kambing yang birahi dan mau 

dikawini dilakukan langsung oleh kambing pejantan. Peternak 

mendeteksi kambing birahi dengan melihat tanda-tanda secara kasat 

mata  yaitu dengan mellihat tingkah laku kambing sedangakan  deteksi 

birahi yang dilakukan oleh kambing pejantan melalui naluri. Kambing 

pejantan akan mengendus-endus atau mencium bau dari alat kelamin 

kambing betina selanjutnya kambing pejantan mencoba menaiki 

kambing betina jika telah ditemukan kambing betina yang sedang 

birahi.  

Tanda-tanda birahi pada kambing betina di kandang pembibitan 

peternakan Bumiku Hijau 

yaitu Kambing Peranakan Etawa yang sudah dewasa dan siap kawin 

selalu menunjukan tanda-tanda birahi, yaitu sering mengembiik tanpa 

sebab, menggosok-gosokan tubuh pada dinding kandang atau kayu, 

gelisah, nafsu makanya berkurang,  ekornya dikibas-kibaskan, bibir 

kemaluan agak membengkak, selaput kemaluan bagian dalam agak 

kemerah-merahan, dan keluar lender yang jernih. Masa birahi 

berlangsung selama 16-20 jam dan berulang setiap tiga minggu 


c. Perkawinan  

Pola perkawinan dalam produksi kambing dapat dilakukan 

melalui dua pendekatan yaitu pendekatan perkawian secara individual 

dan perkawinan dengan pendekatan kelompok. Di kandang pembibitan 

Bumiku Hijau pola perkawinan dilakukan dengan teknik  perkawinan 

alami secara kelompok artinya pejantan terpilih dicampur dengan 

beberapa kambing betina  dalam waktu tertentu. Pejantan terpilih akan 

menemukan  kambing betina yang telah birahi atau siap kawin 

kemudian terjadi perkawinan. 

menyatakan perkawinan. alami yaitu mempertemukan kambing 

pejantan dengan kambing betina tanpa bantuan alat untuk memasukan 

sel sperma ke posisi yang tepat pada bagian dalam organ kelamin 

kambing betina (vagina) . 

Kambing pejantan terpilih dicampur dengan kelompok 

kambing betina setelah semua kambing betina dikeluarkan dari 

kandang ke halaman perkandangan yang tersedia hijauan atau rumput. 

Hal ini dilakukan pada pagi hari pada  pukul 07.00 WIB hingga pukul 

10.00 WIB setelah itu pejantan dikembalikan ke dalam kandang. 

Pencampuran kambing ini dilakukan hingga kambing betina bunting 

ditandai dengan kambing betina yang telah dikawini tidak mau 

melakukan perkawinan lagi.  menyatakan bahwa r asio antara jantan dan 

betina dalam perkawinan alami adalah 1:10 sampai 1:50 ekor, bahkan 

dengan manajemen perkawinan yang baik, jumlah betina dapat 

ditambah. Mencampurkan kambing pejantan terpilih dilakukan setelah 

peternak melihat ada tanda-tanda kambing betina birahi. Cara ini 

dianggap efektif dan efisien sebab pejantan akan berpetualang 

mencari sendiri betina mana yang siap dan mau dikawini atau bisa 

dikatakan pejantan akan menemukan betina yang sedang birahi dengan 

cara mengendus-endus vagina kambing betina serta mencumbunya. 

Kambing betina yang sedang birahi menunjukan tanda yang khas dan 


akan menarik perhatian pejantan sehingga memungkinkan perkawinan 

pada waktu yang tepat. 

Kambing betina yang dikawinkan selain kambing milik sendiri 

juga ada kambing betina dari peternak lain yang dikawinkan dengan 

pejantan di Bumiku Hijau sebab kambing pejantan ini  memiliki 

genetik baik dari induk beranak kembar dua juga tergolong bibit 

unggul, sehingga jika kambing betina mereka dikawintan dengan 

kambing pejantan ini  diharapkan hasil anakanya mempunyai 

krakteristik yang baik pula.. 

d. Kebuntingan 

Parameter perkawinan kambing yang berhasil adalah ternak 

tidak lagi mengalami birahi pada siklus birahi selanjutnya, yang 

artinya sel sperma jantan telah berhasil membuahi sel telur (ovum) 

yang telah diovulasikan dan hasilnya kebuntingan. Kambing 

Peranakan Etawa betina yang sudah dikawinkan tidak akan mengalami 

birahi lagi jika kambing ini  sudah bunting.  

Kambing Peranakan Etawa di Bumiku Hijau yang telah 

dikawinkan, dua bulan kemudian dilakukan seleksi kebuntingan. 

Tujuannya untuk memisahkan antara kambing Peranakan Etawa yang 

bunting dengan yang tidak. Test kebuntingan dilakukan dengan cara 

melihat tanda-tanda kebuntingan, menurut Kusuma, (2012) tanda-

tanda kebuntingan antara lain semakin membesarnya perut bagian 

kanan, mulai terjadi pembesaran pada ambing, seringnya kambing 

menggesek-gesekkan ke dinding kandang dan kambing terlihat lebih 

tenang. Saat usia kebuntingan 1-3 bulan, jika ambing di perah secara 

pelan-pelan, akan mengeluarkan cairan bening kental dan agak 

lengket, dan pada umur kehamilan yang lebih tua berubah menjadi 

warna kuning transparan.  

Masa kebuntingan kambing berlangsung selama 5 bulan (150 

hari).  Secara kasat mata kambing akan terlihat bunting pada saat umur 


kebuntingan delapan minggu terakhir ditandai dengan perut dan 

ambing yang membesar. Kambing Peranakan Etawa di peternakan 

Bumiku Hijau yang sedang bunting ditempatkan di kandang yang 

terpisah untuk menghindari gangguan dari kambing yang lain atau 

menghindari perkelahian antar sesama kambing. Besar kandang 

kambing bunting  2 kali lebih besar dari kandang laktasi tujuanya agar 

kambing dapat leluasa bergerak supaya kondisi tubuh tetap sehat, segar 

dan kuat. Kambing bunting setiap pagi hari dikeluarkan dari kandang 

dan dibiarkan berjalan-jalan minimal 1 jam setiap harinya, hal ini 

dilakukan agar proses kelahiran dapat berjalan lancar nantinya serta 

akan mendapat cukup sinar matahari pagi.  

Kambing Peranakan Etawa yang sedang bunting membutuhkan 

perawatan dan pakan yang lebih baik agar cempe yang dikandungnya 

dapat tumbuh sehat , diberi pakan yang lebih banyak dan berkualitas 

untuk mendukung seluruh proses di dalam tubuhnya. Selain hijauan 

dan konsentrat pakan yang diberikan kambing yang sedang bunting 

adalah kacang hijau dan kedelai yang direbus. Selama proses 

kebuntingan, induk mendapatkanh   tambahan kalsium, sehinga 

kebutuhan kalsium dalam tubuh kambing maupun anak kambing yang 

dikandungnya akan tercukupi kalsiumnya. 

e. Kelahiran  

Anak kambing akan lahir setelah 150 hari berada di dalam 

perut induknya (kamb ing bunting) . Proses kelahiran akan berlangsung 

baik jika induk kambing dalam kondisi baik (sehat dan tidak terlalu 

gemuk). B eberapa hal yang disiapkan apabila hari perkiraan lahir 

(HPL) pada  kambing sudah dekat, diantaranya, handuk/kain kering, 

betadine, dan lampu ( dipakai  kalau kelahiran diperkirakan malam 

hari). HPL kambing biasanya ditentukan 150 hari setelah kambing itu 

dikawinkan. 


Sarwono (2011), menyatakan Kambing yang akan beranak, 

secara fisik dapat diketahui dari bentuk ambing dan puting susu yang 

terisi penuh. Alat kelamin luar ( vulva ) membengkak, berwarna merah, 

dan berlendir, kambing terlihat gelisah, dan nafsu makan yang 

menurun. Jika kondisi itu telihat, maka kambing akan dipersiapkan 

untuk proses kelahiran dengan memberi alas berupa kain atau jerami 

(yang dapat menyerap cairan) .  

Proses kelahiran di peternakan Bumiku Hijau berlangsung 

lancar, hal ini disebabkan sebab selain kondisi induk sehat dan tidak 

terlalu gemuk juga posisi anak yang dikandung normal. Posisi normal 

anak dalam kandungan ada dua macam, yaitu posisi interior dan 

posterior. Posisi interior adalah dimana posisi satu atau dua kaki depan 

berada dalam saluran peranakan. Sedangkan posisi posterior adalah 

posisi dimana kedua kaki belakang berada dalam saluran peranakan 

Anak kambing diangkat dan disisihkan dari induknya setelah, 

untuk menghindari cempe terinjak oleh induknya. Cempe yang baru 

lahir diseka dengan handuk atau kain kering, terutama pada bagian 

muka/hidung. Hal ini menjadi prioritas utama, sebab anak kambing 

yang baru saja keluar biasanya hidungnya terganggu/tertutup oleh 

lendir, yang apabila tidak segera dihilangkan lendirnya bisa 

menganggu atau mempersulit cempe untuk bernafas. 

Cempe yang sudah dalam posisi kering, cempe dibantu untuk 

mendapatkan susu pertamanya ( colostrum). Cempe dibantu untuk 

menyusu ke induknya, sebab cempe kesulitan dalam mencari puting 

susu induk pada awal-awal menyusu. Susu adalah makanan utama bagi 

cempe. Susu diberikan melalui dot bayi, Cempe tidak diberi susu lagi 

(disapih) setelah umur 2 bulan.  

Anakan kambing atau cempe yang masih kecil (umur 1 -2 

bulan) ditempatkan diruangan khusus (semacam incubator pada bayi 

manusia) , kotak yang diberi alas jerami dan diberi lampu 65 watt 

supaya anak kambing yang baru lahir hangat. Penempatan kotak ini 

tidak terlalu jauh dari induk kambing, agar induk dengan mudah 

mengawasi anaknya.  

Pemisahan induk dengan cempe akan dapat merangsang induk 

untuk menghasilkan susu secara maksimal dan akan lebih cepat 

mengalami birahi artinya kambing betina akan cepat dikawinkan lagi. 

Cempe dipisah dari induknya pada saat umur 2-3 bulan lebih, namun 

di peternakan Bumiku Hijau cempe yang baru lahir lansung terjual 

atau sudah pesana, sangat jarang cempe dipelihara kecuali kalau dilihat 

cempe ini  memiliki postur bagus dan berasal dari indukan yang 

unggul. 

Pakan yang diberikan ke induk berupa ampas tahu yang sangat 

membantu induk dalam pemenuhan protein dalam tubuh induk. sebab 

rasanya yang manis. Pemberian ampas tahu juga dapat dikombinasikan 

dengan bahan yang lain seperti bekatul atau ampas gandum. Campuran 

antara ampas tahu dan konsentrat cepat memulihkan tenaga. 

f. Kidding Interval 

Kidding Interval merupakan panjang pendek waktu antara satu 

kelahiran dengan kelahiran berikutnya yaitu dengan cara menentukan 

waktu kawin, lama bunting, waktu beranak, lama laktasi, lama kering 

dan waktu dikawinkan kembali. Kidding interval dipengaruhi oleh 

cepat lambatnya kambing dikawinkan dan penanganan peternak 

didalam mengantisipasi dan memberikan waktu saat perkawinan 

terjadi atau yang disebut servicee periode. Untuk dapat melakukan 

service periode yang efektif, perkawinan kambing Peranakan Etawa 

dilakukan pada waktu yang tepat, birahi yang tepat sehingga akan 

terjadi kebuntingan ,

Di peternakan Bumiku Hijau pada kandang Condongcatur 

kambing betina bunting selama 150 hari atau 5 bulan, kemudian 

kambing betina beranak. Kambing betina akan menghasilkan susu 


setelah beranak hingga dua bulan  menjelang kelahiran berikutnya, 

masa ini disebut dengan masa laktasi, di Bumiku Hijau ditentukan  

selama 5 bulan. Induk kambing dikawinkan kembali 3 bulan setelah 

kambing betina beranak (3 bulan pertama masa laktasi) , setelah  

kambing betina bunting, dua bulan sebelum melahirkan dihentikan 

produksi susunya ( masa kering), hal ini bertujuan untuk membantu 

proses pemulihan ambing dan organ lain yang mendukung dalam 

produksi susu.  

Selang waktu perkawinan sangat berpengaruh pada kesehatan 

kambing ini . Jika jarak waktu perkawinan terlalu pendek maka 

akibatnya kambing betina akan lemas dan menjadi lemah akibatnya 

hasil produksi menurun atau rendah, hal ini disebabkan sebab kondisi 

alat reproduksi kambing betina belum sepenuhnya pulih. Hal ini sangat 

jelas mempengaruhi kesiapan organ reproduksi betina di dalam 

merekondisikan ke posisi yang normal. Namun jika jarak waktu 

perkawinan terlalu panjang beresiko kering kandang yang lama  

1. Peternakan Bumiku Hijau memilih kambing Peranakan Etawa sebagai 

pejantan pemacek dengan cara seleksi berdasar  uji tilik ternak atas 

performa dan  informasi mengenai silsilah kambing ini . Pejantan 

pemacek diperoleh dari anakan hasil induk unggul yang mempunyai 

genetik kuat dengan ciri warna bulu hitam di bagian leher sampai kepala, 

agresif dan mempunyai catatan menghasilkan anak 2 dalam satu kali 

kelahiran, sedangkan untuk memilih kambing Peranakan Etawa sebagai 

produksi susu dilakukan dengan cara melihat penampilanya yang tidak 

jauh beda dengan pejantan pemacek, selain itu dilihat dari ambing yang 

besar, normal dan simetris 

2. Kandang pembibitan di peternakan Bumiku Hijau  berbentuk panggung, 

terbuat dari papan kayu dengan atap genting, dinding dan lantai  kandang 

dibuat bercelah. Ada dua jenis kandang yaitu kandang tunggal dan 

kandang koloni. Kandang tunggal didisi satu ekor kambing, jumlah 20 

kandang tunggal berisi 5 kambing jantan dan 12 kambing betina, jadi 

ada  3 kandang tunggal yang kosong.  Kandang koloni berjumlah tiga 

kandang, satu kandang berisi 5 ekor cempe dan 2 kandang lain kosong.   

Ukuran. Kandang tunggal mempunyai 2 ukuran yaitu untuk betina dan 

pejantan yaitu  untuk kambing betina : panjang 150 cm, lebar 125cm dan 

tinggi 125 cm dan untuk kambing pejantan : panjang dan lebar 200 cm 

dengan tinggi 125 cm. Kandang koloni di kandang pembibitan ada dua 

ukuran, ukuran yang pertama panjang 150 cm, lebar 250 cm dan tinggi 125 

cm  

3. Pakan yang diberikan pada kambing di kandang pembibitan adalah hijauan 

dan konsentrat. Pakan hijauan berupa hijauan rambanan, diberikan ke 

ternak tidak menentu sebab didapat dari petugas Perusahaan Listrik 

Negara (PLN ) yang bertugas  menebang ranting pohon yang berada di 

pinggir jalan, pada Februari 2012 rambanan yang diberikan berupa daun 

nangka, daun waru dadan daun mangga. Konsentrat yang diberikan pada 

ternak tidak tentu kadang pollard, kadang ampas tahu dan kadang 

keduanya, tergantung ketersediaan yang ada. Pakan untuk cempe diberikan 

campuran susu sapi dengan pollard  dengan tambahan air. Pakan 

konsentrat diberikan sehari sekali yaitu paa pukul 14.00 WIB sebanyak 1 

kg/ekor/hari sedangkan pakan hijauan diberikan sec ara terus menerus.  

4. Cara pengendalian penyakit dilakukan dengan sanitasi kandang dan 

lingkungan serta biosecurity. Sanitasi dilakukan terutama pada lantai dan 

kolong kandang yang biasanya ada  kotoran yang bercampur urine 

sebab dapat menjadi tempat sumber penyakit. Biosecurity dilaksanakan 

dengan cara pembersihan perkandangan setiap hari, memberi desinfektan 

pada kandang yang berisi ternak yang sakit dan pembersihan ternak 

dengan cara memandikanya pada saat masuk dan keluar perkandangan 

serta dua minggu sekali dalam perawatannya.. 

5. Kambing Peranakan Etawa di peternakan Bumiku Hijau di kawinkan 

secara alami dengan pendekatan kelompok, dilakukan pada pagi hari dari 

jam 07.00 –  10.00 WIB. Umur perkawinan pertama adalah 1,8 tahun pada 

kambing jantan dan umur 1 tahun pada kambing betina, masa birahi 

kambing betina selama 16-20 jam dengan siklus 3 minggu. Umur 

kebuntingan ditentukan selama 150 hari ( 5 bulan).  Jarak kelahiran satu 

dengan kelahiran berikutnya adalah 9 bulan dan jarak antar perkawinan 

adalah 3 bulan.