• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label Budidaya tanaman 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya tanaman 3. Tampilkan semua postingan

Budidaya tanaman 3

 




Misalnya pupuk yang bersifat mudah 

larut dapat diaplikasikan pada saat 

tanam atau setelah tanaman 

tumbuh, dan pupuk ini sesuai untuk 

jenis tanaman semusim 

 

Pupuk yang tidak mudah larut dapat 

disebar dilapang pada waktu 

sebelum tanam dan sesuai untuk 

tanaman tahunan. 

 

 79 

6.2.1.3. Kemasaman pupuk 

 

Reaksi fisiologis pupuk yang 

diberikan ke tanah dapat bersifat 

masam, alkalis atau netral.  

 

Sifat kemasaman pupuk dinyatakan 

dengan nilai ekivalen kemasaman, 

yang artinya berapa jumlah Kg kapur 

(CaCO3) yang diperlukan untuk 

meniadakan kemasaman yang 

disebabkan oleh penggunaan 100 

Kg suatu jenis pupuk. 

 

Misalnya pupuk ZA dengan ekivalen 

110, artinya untuk menghilangkan 

kemasaman yang disebabkan oleh 

penggunaan 100 Kg ZA perlu 

ditambahkan sebanyak 110 Kg 

kapur. 

 

Dengan mengetahui sifat 

kemasaman pupuk kita akan 

menggunakan pupuk yang bersifat 

alkalis untuk tanah-tanah masam, 

atau sebaliknya. 

 

6.2.1.4. Higroskopisitas pupuk 

 

Higroskopisitas adala sifat mudah 

tidaknya pupuk bereaksi dengan uap 

air. 

 

Pupuk yang higroskopis kurang baik 

karena mudah menjadi basah atau 

mencair bila tidak tertutup. 

Walaupun pada kondisi kelembaban 

udara rendah pupuk ini dapat 

kembali kering, tetapi menjadi 

bongkahan yang keras. 

 

Umumnya untuk mengurangi sifat 

higroskopisnya pupuk ini dibuat 

dalam bentuk butiran, untuk 

mengurangi bidang sentuh dengan 

uap air. 

6.2.1.5. Cara  bekerjanya pupuk 

 

Bekerjanya pupuk adalah waktu 

yang diperlukan sejak saat 

pemberian pupuk hingga pupuk 

tersebut dapat diserap tanaman. 

 

6.2.1.6. Indeks garam 

 

Pemupukan dapat meningkatan 

konsentrasi garam di dalam larutan 

tanah.   

 

Indeks garam merupakan gambaran 

perbandingan kenaikan tekanan 

osmotik karena penambahan 100 g 

pupuk dengan kenaikan tekanan 

osmotik karena penambahan 100 g 

NaNO3. 

 

Sifat ini penting diketahui untuk 

menentukan penempatan pupuk 

yang tepat. 

 

Misalnya dosis urea per Ha =   

 

 

 

Sedangkan ZA  

 

Indeks garam 107 Urea 

 

 

 

 

Indeks garam 236 ZA 

 

 

 

 80 

Berdasarkan indeks garam diatas 

maka pupuk yang dipilih adalah urea 

(80.7)  karena indeks garamnya 

lebih rendah dibandingkan dengan 

ZA (162.7) 

 

 

6.2.2. Pupuk nitrogen 

 

Macam pupuk nitrogen 

Pupuk N organik dan anorganik 

dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu 

  

- bentuk organik 

  

- bentuk anorganik  

 

6.2.2.1. Bentuk organik  

  

Pupuk organik, seperti sampah, sisa 

ikan, ampas jarak, dan sebainya 

(Tabel 2), harus mengalami 

aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi 

sebelum nitrogennya menjadi 

tersedia bagi tanaman. 

 

Akibatnya mereka tidak seefektif  

NaN3. Na4NO3 atau (NH4)2SO4, dan 

tidak menghasilkan respons 

tanaman yang cepat, apalagi kalau 

keadaan tanah tidak menunjang 

proses-proses dekomposisi tersebut. 

 

6.2.2.2. Bentuk anorganik 

 

Bahan–bahan yang disebut dalam 

Tabel 3 mempunyai satu 

persamaam, yaitu mereka dapat 

dibuat dari N2 udara. 

 

Penggunaan pupuk N yang lebih 

banyak disebabkan oleh: 

 

- Jumlah gas nitrogen yang 

terdapat dalam atmosfer cukup 

tersedia. 

- Teknologi pembuatan pupuk N 

telah begitu maju, sehingga 

biaya pembuatan jauh lebih 

murah dari pada pupuk P dan K. 

Disamping itu, cara pembuatan 

yang dipakai sekarang 

memungkinkan dihasilkannya 

berbagai macam bahan dalam 

jumlah banyak, sehingga 

penggunaannya lebih praktis.  

 

Sebagai akibat dari kenyataan 

diatas pembawa N sintetik atau 

buatan makin lama makin 

memegang peranan penting.  

 

Hampir seluruh keperluan pupuk N 

Indonesia berasal dari pembawa 

nitrogen anorganik sintetik ini. 

 

Bentuk amonia 

 

Dikenal berbagai macam pembawa 

N. anorganik yang dapat mensuplai 

N  dalam pupuk majemuk.  

 

Mungkin proses sintetik yang paling 

paling penting ialah pembuatan gas 

amonia dari unsur-unsur hidrogen 

dan nitrogen.  

Reaksianya adalah sebagai berikut: 

 

 N2  +  3H2  2NH3  

  

   

Reaksi ini sangat penting karena 

menghasilkan senyawa yang pada 

saat ini dianggap paling murah.  

 

Satu hali lain yang penting, ialah 

reaksi ini merupakan langkah 

pertama dalam pembuatan bahan-

bahan  pupuk N yang lainnya. 

 

 81 

Tabel 3 menyajikan susunan dan 

sumber dari pupuk–pupuk yang 

terpenting.  

 

Kisaran kadar N dari berbagai pupuk 

N sangat lebar,  bervariasi antara 

3% yang terdapat dalam super fosfat 

yang diamoniatkan hingga 82% 

yang ada dalam pupuk amonia 

cairan.  

 

Juga beberapa bentuk N, seperti 

senyawa amonium dan nitrat dan 

juga urea dan sianada  disajikan 

dalam Tabel 3. 

 

Dua yang terakhir bila mengalami 

hidrolisis dalam tanah menghasilkian 

ion NH4

+ yang dapat diabsorpsikan 

tanaman atau dioksidasikan menjadi 

nitrat.  

 

Walaupun semua bahan yang 

dikemukakan dalam Tabel 3 dipakai 

sebagai pembawa N, senyawa-

senyawa yang mengandung 

ammonium (NH4

+) dan nitrat (NO3

-) 

ternyata paling banyak digunakan 

sebagai pupuk. 

 

Gas amonia yang diperoleh secara 

demikian dapat digunakan untuk tiga 

hal.  

 

- Pertama, gas tersebut dibawah 

tekanan tinggi dapat dicairkan 

menjadi amonia cairan.  

Senyawa ini digunakan dalam 

pembuatan superfosfat yang 

diamoniatkan dan pupuk 

majemuk lainnya.  Senyawa ini 

dapat langsung dipakai sebagai 

pupuk N. 

 

- Kedua, gas amonia dapat 

dilarutkan dalam air 

menghasilkan NH4OH. Bahan ini 

dapat dipakai secara tersendiri 

sebagai pupuk, atau lebih sering 

dipakai sebagai pelarut 

pembawa nitrogen lain separti 

NH4NO3 dan urea yang 

dinamakan larutan nitrogen. 

Pabrik pupuk Sriwijaya 

menghasilkan amonia cairan  

sebagai hasil sampingan dan 

umumnya dipakai sebagai 

pendingin pabrik-pabrik es. 

 

- Ketiga, gas amonia dipakai 

untuk  pembuatan pupuk N 

lainnya.  

 

 

Anhidrous ammonia  

 

Nitrogen atmosfir merupakan 

sumber nitrogen utama di muka 

bumi. Kemudian nitrogen berikatan 

dengan hidrogen membentuk 

amonia. 

 

Hara yang umum terdapat dalam 

pupuk adalah N, P2O5, dan K2O 

dalam bentuk tunggal ataupun 

majemuk.  Pupuk yang hanya 

mengandung satu unsur disebut 

pupuk tunggal, sedangkan yang 

mengandung lebih dari satu unsur 

disebut pupuk majemuk.  Sebagai 

contoh dapat disebut kalium nitrat 

dan amonium fosfat. 

 

Awal dari terbentuknya senyawa 

nitrogen diawali dengan reaksi 

antara hidrogen (H+) dan nitrogen 

(N) pada temperatur dan tekanan 

tinggi yang menghasilkan amonia 

(NH3).  

 

Rincian reaksi tersebut seperti yang 

tertera dibawah ini. 

 82 

 

 

 

Katalisator   reaksi pembentukan 

amonia hanya dapat berlangsung 

pada suhu dan tekanan tinggi. 

Temperatur yang dibutuhkan 

mencapai 400-500 0C, dengan 

tekanan 2.200 pound per m2. 

 

Amonia inilah yang kemudian 

dikonversi kebeberapa bentuk lain 

seperti tertera pada Gambar  39 . 

 

 

 

 

Gambar 39 Konversi ammonia 

kebeberapa bentuk 

pupuk nitrogen 

 

 

Amonia cair  

 

Amonia anhidrous larutan pupuk 

nitrogen yang dilarutkan dalam air.  

 

Kandungan nitrogen pada pupuk 

amonia cair yang diperdagangkan 

sekitar 20% N, dalam bentuk 

amonia.    Untuk menghindari 

kehilangan nitrogen dari pupuk 

amonia cair ini, umumnya 

pengaplikasiannya ke tanaman 

melalui penyuntikan ke air 

permukaan tanah. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pupuk nitrogen  mudah tercuci 

terbawa air hujan, mengurai, 

dan menguap 

 83 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2 Pembawa Nitrogen organik 

 

Pupuk Sumber % Nitrogen 

Darah kering Tempat pemotongan 

 

8-12 

Sisa-sisa daging Tempat pemotongan 

 

5-10 (3-13% P2O5 ) 

Tepung daging Tempat pemotongan 

 

10-11 (1-5% P2O5 ) 

Sisa ikan kering 

 Pengalengan dan ikan 

yang tak dapat dimakan 

 

6-10 (4-8% P2O5 ) 

Tepung biji 

kapas 

Ampas 

 

6-9 (2-3% P2O5  dan 1-

2% K2O) 

Batang 

tambakau 

Sisa 

 

1.5-3.5 (4-9% K2O) 

Tepung jarak  Ampas 

 

5-7 (2% P2O5 dan 1% 

P2O5 ) 

Tepung coklat  Ampas 

 

3.5-4.5 

 

 Tabel 3  Pembawa nitrogen anorganik 

 

Pupuk Rumus kimia Sumber 

Nitrogen 

Natrium nitrat NaNO3 

Salpeter Cili atau 

dibuat 

16 

Amonium Sulfat (NH4)2SO4 Hasil sampingan 

arang dan gas 21 

Amonium nitrat 

 

NH 4NO3 

Dibuat 33 

“Cl-nitro” dan 

A.N.L.a 

NH 4NO3 dan 

dolomit  

Dibuat 20 

Urea CO (NH2)2 

 

Dibuat 42-45 

Kalsium 

sianamida 

CaCN2 Dibuat 22 

Amonia cairan  NH3 cairan  Dibuat 

 

82 

Larutan amonia  NH4OH encer Dibuat 

 

20-25 

Amofos NH4.H2PO4 Dibuat 11 

(48% P2O5 

Diamonium 

fosfat 

(NH4)2 HPO4 Dibuat 21 

(53% P2O5 

 84 

Amonium nitrat (34-0-0) 

 

Amonium nitrat merupakan pupuk 

nitrogen yang paling banyak 

digunakan setelah perang dunia ke 

II. 

 

Pupuk ini dihasilkan dari reaksi 

antara asam nitrit dengan senyawa 

amonia ahhidrous (Gambar 40) 

 

Pupuk amonium nitrat adalah pupuk 

yang dapat menyumbangkan dua 

jenis hara N dalam bentuk amonium 

(NH4+) dan nitrat (NO3 

-). 

Setelah asam nitrit dihasilkan, 

selanjutnya direaksikan dengan 

amonia anhidrous membentuk 

amonium nitrat (Gambar 41). 

 

Produk komersial dari pupuk 

amonium nitrat  dapat dalam bentuk 

padat, granular, larutan dan kapsul.  

Bentuk pupuk ini padat dan kristalin , 

berwarna putih, tidak higroskopis 

dan bekerjanya cepat. 

 

Kandungan N dari pupuk amonium 

nitrat yang diperdagangkan berkisar 

antara 33-34%. 

 

                  

Gambar 40. Reaksi pembentukan 

asam nitrit 

Amonium sulfat 

 

Umumnya pupuk amonium sulfat 

yang beredar dipasaran 

mengandung 21% nitrogen dan 24% 

belerang. 

 

Pembentukan pupuk ini berasal dari 

reaksi antara amonia dengan asam 

sulfat, dengan reaksi sebagai 

berikut: 

 

 

Urea CO(NH2)2 

 

Pupuk urea adalah salah satu jenis 

pupuk N yang paling tinggi 

kandungan nitrogennya.  Urea selain 

digunakan sebagai pupuk juga 

sering digunakan sebagai protein 

substitusi dari hewan ruminansia. 

 

Pembentukan pupuk ini diawali 

dengan reaksi antara ammonia 

dengan karbondioksida pada 

temperatur  170-2100C dengan 

tekanan berkisar antara 170-400 

atmosfir. 

 

Pada suhu tinggi amonium karbonat 

memperlihatkan sifat tekanan 

disosiasi yang tinggi.  

 

Pembentukannya menghasilkan 

banyak panas, selama tekanan 

parsial  bahan-bahan yang sedang 

di raeaksikan melebihi tekanan 

diosiasi amonium karbonat.  

 

Reaksi berikut dari karbonat ke urea 

hanya terjadi dalam suasana cairan 

atau padat dan koversi 

keseimbangan menurun karena 

terbentuknya air. 

 

 85 

Reaksi pembentukkannya terdapat 

adalah sebagai berikut berikutnya: 

 

 

 

 

Konsentrasi kandungan urea dari 

reaksi diatas mencapai lebih kurang 

80%. 

 

Penggunaan pupuk urea dilapangan 

dapat dalam bentuk konsentrat atau 

dalam bentuk granular, sedangkan 

kandungan nitrogen dari pupk urea 

ini sekitar 45%. 

 

Pupuk urea memiliki sifat higrokopis 

yang relatif  lebih tinggi 

dibandingkan dengan pupuk lainnya.   

Oleh karenanya penggunaannya di 

lapangan biasanya diberikan dalam 

3 tahapan selama masa 

pertanaman. 

 

 

Sifatnya ini juga yang menyebabkan 

penggabungan dan penyimpanan 

pupuk ini dengan pupuk lainnya 

memerlukan perhatian khusus. 

 

Nitrat fosfat.  

 

Dengan menggunakan HNO3 

sebagai pengagam batu fosfat 

diperoleh nitrat fosfat. Senyawa ini 

banyak dipakai untuk pembuatan 

pupuk majemuk. 

 

 

Amonium sulfat nitrat 

 

Pupuk ini merupakan habungan 

antara amonium sulfat dan amonium 

nitrat. Pupuk ini diperdagangkan 

dalam bentuk kristal berwarna 

kuning kemerahan. 

 

 

 

 

Gambar 41 Tahapan pembentukan 

amonium dari asam nitrit 

 

 

Amonium sulfat mengandung 26% 

dan 37% SO4, 19.5% tersedia dalam 

bentuk amonium dan 6.5% sebagai 

nitrat. 

 

Nilainya sebagai pupuk tidak 

berbeda jauh dengan ZA, 

 86 

kelebihannya dibandingkan ZA, 

kada N nya lebih tinggi dan ¼ dari 

jumlah N tersedia dalam bentuk 

nitrat, yang dapat diserap tanaman 

tanpa mengalami perubahan kimia 

terlebih dahulu. 

 

6.2.3. Pupuk Posfat 

 

Hampir semua pupuk posfat 

komersial berasal dari batuan 

posfat.  

 

Bahan baku pembuatan pupuk 

posfat (posfat alam) banyak disuplai 

dari Afrika Utara (Tunisia, Aljajair, 

dan Maroko) dan Amerika Serikat. 

 

Super fosfat. 

 

Pada saat ini super fosfat 

merupakan pupuk fosfat utama 

(Tabel 4). 

 

Pupuk yang berkadar 16-21% P2O5 

diperoleh dengan menambahkan 

sejumlah asam sulfat pada batu 

fosfat.  

 

Fosfat yang dulu sering dipakai 

adalah bentuk ini, yang 

mengandung  31% Pa05, 50% 

CaSO4 dan 19% kotoran. 

 

Sekarang beredar pupuk  tripel 

super posfat 40-47% P2O5 tersedia. 

 

Reaksi pembuataannya adalah 

sebagai berikut :  

 

Ca3 (PO4)2   +   4H3PO                

 3 Ca (H2PO4)2   +  kotoran 

 

Tripel super fosfat yang 

diperdagangkan di Indonesia dalam 

bentuk pelet.  

Pupuk yang berkadar P tinggi ini, 

bila tidak diberikan dalam bentuk 

pelet akan segera bereaksi dengan 

tanah, dan biasanya P berakhir 

dalam bentuk terikat.  

 

Dengan adanya bentuk pelet ini, 

maka kontak dengan tanah 

diperkecil sehingga jumlah yang 

diikat tanah  dapat dikurangi. 

 

Superfosfat bereaksi sangat masam 

dan umumnya dianggap akan 

meningkatkan kemasaman tanah 

bila diberikan pada tanah. Nyatanya, 

ia tidak memberikan efek 

kemasaman tanah.  

 

Akan tetapi  bila superposfat 

diberikan pada tanah ber-pH rendah 

maka pupuk ini bertendensi 

menaikkan kemasaman tanah, 

sedangkan pada tanah ber-ph 

antara 7.5 dan 8.5 memberikan efek 

yang berlainan. 

 

Fosfat yang diamoniatkan.  

 

Fosfat yang diamoniatkan 

mengandung 3 hingga 4% N dan 16-

18% P2O5. Pupuk ini biasa dibuat 

dari superfosfat yang diberi larutan 

amonia atau larutan nitrogen 

Amofos yang mengandung 11% N 

dan 48% P2O5 juga merupakan 

pupuk dagangan.  

 

Pupuk ini sangat cocok untuk tanah 

berkadar K tinggi dan banyak 

membutuhkan N dan P. 

 

Tepung tulang 

 

Tepung tulang merupakan asam 

fosfat yang mahal. Lambat tersadia 

dalam tanah. Dalam jumlah besar 

 87 

pun tepung tulang tidak akan 

mengganggu tanaman. 

 

Batu fosfat. 

 

Bila ingin menggunakan batu  fosfat 

sebagai pupuk terlebih dahulu harus 

digiling halus.   

 

Penggilingan ini dapat meningkatkan 

ketersediaan P, apalagi bila pada 

tanah tersebut terdapat bahan 

organik yang sedang mengalami 

dekomposisi.  

 

Batu fosfat merupakan pupuk fosfat 

yang paling sukar larut dibandingkan 

pupuk fosfat lainnya.  

 

Jika kita urutkan ketersediaan posfat 

mulai dari cepat ke lambat tersedia 

adalah  sebagai berikut: amonium 

fosfat, super fosfat, tepung tulang 

dan batu fosfat. 

 

Walaupun rumus konvensional batu 

fosfat adalah Ca3(PO4)2, sabenarnya 

rumusnya jauh lebih kompleks dari 

pada itu.  

 

Nyatanya ia mendekati rumus 

flourapatit, 3Ca3(PO4)2.CaF2.  Oleh 

karenanya ia sangat sukar larut. 

Batu fosfat yang pernah ditambang 

sebagai pupuk di Indonesia ialah 

batu fosfat dari Cirebon. Pupuk 

tersebut dikenal sebagi fosfat 

Cirebon, merupakan kalsiumtrifosfat 

yang mengandung 28% P2O5 larut 

dalam HCl keras atau 14% P2O5 

larut dalm 2% asam nitrat.  

 

Sebelum dipakai, batu tersebut 

harus terlebih dahulu digiling halus 

(80% melampaui saringan 0.17 

mm).  

 

Sebagian besar dari pupuk ini 

dipakai oleh perkebunan teh, kelapa 

sawit, dan karet sebagai pangganti 

super fosfat.  Untuk tanaman 

tahunan pupuk fosfat yang lambat 

tersedia tidak menjadi halangan, 

berlainan dengan tebu, tanaman ini 

memerlukan pupuk fosfat cepat 

tersedia. 

 

Pupuk berkadar fosfat tinggi.   

 

Perlu pula kiata menyebut dua 

macam fosfat berkadar tinggi yang 

belum banyak dipakai, yaitu: kalsium 

metafosfat, Ca(PO4)2 yang berkadar 

62-63% P2O5 dan asam super fosfat 

yang mengandung 76% P2O5 (Tabel 

3) 

 

Kalsium meta fosfat, atau sering 

disebut metafos dibuat dari batu 

posfat atau batu kapur yang 

direaksikan daengan P2O5  (Tabel 

3). 

                               

Asam superfosfat  

 

Pupuk ini merupakan senyawa yang 

berkadar P2O5 paling tinggi (Tabel 

3). Larutan ini dapat dipakai untuk 

membuat pupuk larutan lain atau 

membuat superfosfat berkada P 

tinggi (54% P2O5 ). 

 

Efektifitas pupuk posfat yang 

diberikan ke dalam tanah 

dipengaruhi oleh dua faktor yakni 

ukuran butiran pupuk dan cara 

pemberian pupuk.  

 

Makin halus ukuran butiran, 

efektivitasnya makin tinggi, artinya 

pupuk yang diberikan akan cepat 

larut dan membentuk H2PO4 di 

 88 

dalam larutan tanah sehingga dapat 

mempercepat tanaman menyerap 

unsur tersebut. 

Cara pemberian yang tepat juga 

akan meningkatkan efektifitas pupuk 

seperti pemberian pupuk P cara 

lubang dan jalur merupakan cara 

terbaik 

 

6.2.4. Pupuk kalium 

 

Pupuk kalium dibuat dari deposit 

garam kalium, dan pada umumnya 

berasosiasi dengan magnesium, 

sulfat, dan klor.  

 

Kainit dan garam pupuk kandang 

merupakan sumber kalium yang 

biasa dijumpai. Kalium klorida dan 

sulfat yang berasal dari Jerman dan 

Prancis merupakan senyawa-

senyawa kalim yang telah 

dimurnikan.  

 

Kalium sulfat 

 

Pupuk ini dikenal juga dengan nama 

zwavelzure kali (ZK) dengan rumus 

kimia (K2SO4).  

 

Kalium magnesium sulfat 

 

Pupuk ini dikenal dengan nama 

patent kali, merupakan garam 

rangkap pupuk kieserit (MgSO4) dan 

pupuk ZK (K2SO4) dengan rumus 

kimia K2SO4.MgSO4. 

 

Semua garam kalium yang dipakai 

sebagai pupuk larut dalam air dan  

segera tersedia. 

 

Tidak seperti pupuk N, pupuk K 

walupun diberikan dalam jumlah 

banyak tidak mempengaruhi pH  

tanah. 

 

Pemberian KCl yang banyak pada 

kentang  dan tembakau dapat 

menurunkan  kwalitas hasil 

tanaman.  

 

Kalium khlorida dan sulfat banyak 

dipakai di Indonesia, terutama untuk 

tanaman tembakau, sisal, dan 

tanaman perkebunan.  

 

Beberapa tanaman sayuran 

memerlukan kalium, sedangkan padi 

hampir tidak pernah dipupuk K. 

Seluruh keperluan kalium di 

Indonesia didatang dari luar negri. 

 

Kalium-magnesium sulfat, walaupun 

berkadar K rendah, Mulai banyak 

digunakan di terutama didaerah 

yang kekurangan magnesium.  

 

Dibandingkan dengan batu kapur 

dolomitik atau dolomit, kalium-

magnesium merupakn sumber Mg 

yang disukai. 

 

Sebagin besar dari kulit coklat, abu 

ampas tebu atau abu sabut kelapa 

cukup banyak mengadung K, akan 

tetapi bahan ini belum dimanfaatkan 

secara sempurna. 

 

Sekam padi mengandung kurang 

lebih 2% kalium. Pada umumnya 

sekam ini dibakar dan abunya 

dibiarkan tanpa dipergunakan. 

Kadar K  dalam abu sekam kurang 

lebih sama dengan 30% K2O. 

 

Sisa-sisa pertanian dalam bentuk 

kulit coklat, sabut dan batok kelapa, 

ampas tebu dan sekam padi 

merupakan sumber kalium yang 

cukup berarti.   

 

 89 

6.2.5. Pupuk kalsium, 

magnesium belerang dan 

unsur mikro 

 

Unsur hara kalsium termasuk hara 

makro sekunder bersama dengan 

magnesium dan belerang.   

Sumber kalsium dalam tanah 

berasal dari mineral tanah primer 

seperti kalsit (CaCO3), dolomit (Ca 

Mg(CO3)2 , dan garam-garam 

sederhana seperti  gipsum (CaSO4) 

dan Ca-posfat. 

 

Pemupukan kalsium umumnya  

diberikan dalam bentuk kapur atau 

garam-garam yang mengandung 

kalsium. 

 

Penambahan kapur ke dalam tanah 

mempunyai dua fungsi yaitu 

menaikkan pH dan meningkatkan 

ketersediaan hara. 

 

Kalsium dalam pupuk 

 

Beberapa bentuk kalsium yang 

biasa dipakai untuk pertanian adalah 

kalsium karbonat (CaCO3), kalsium 

hidroksida (Ca(OH)2, kalsium oksida 

(CaO) dolomit (CaMg(CO3)2, dan 

kalsium silikat (CaSiO3) 

 

Magnesium dalam pupuk 

  

Sumber utama pupuk magnesium 

diperoleh dari batuan dolomit 

(CaMg(CO3)2, garam pahit 

(MgSO4.7H2O) dan kiserit 

(MgSO4.H2O). 

 

Efisiensi pupuk dolomit sangat 

tergantung  pada kehalusannya, 

semakin halus pupuk tersebut 

semakin efektif sebagai pupuk. 

 

Pupuk belerang  

 

Kehilangan S dari bidang serap 

tanah dapat disebabkan oleh erosi, 

pencucian dan terangkut tanaman 

dari tanah petani sama dengan 20-

30 kg per hektar.   

 

Untuk daerah yang memiliki curah 

hujan  tinggi maka besarnya 

kehilangan akibat pencucian ini akan 

lebih besar.  

 

Akan tetapi belerang tanah  juga 

dapat mengalami penambahan 

melalui hujan dan salju. 

 

Jumlahnya tergantung dari tempat, 

dan bekisar 2-3 kg per hektar hingga 

lebih dari 100 kg  bila dekat dengan 

pusat industri atau gunung berapi 

yang masih aktif.  

 

Pada usaha pertanian umum 

masalah penambahan belerang 

dapat diselesaikan secara otomatis. 

 

Dalam pengelolaan  tanah belerang 

dikembalikan kedalam tanah dengan 

bentuk pupuk hijau, sisa tanaman 

dan pupuk kandang.  

 

Pupuk buatan seperti super fosfat 

dan kalium sulfat mengandung 

sejumlah belerang. Pemberian 10 

ton pupuk kandang yang diperkuat 

dengan 250 kg superfosfat 

mengandung lebih dari 50 kg 

belerang. Jumlah ini saja sudah 

melebihi belerang yang hilang. 

 

Dari keterangan diatas, kelihatannya 

masalah belerang tidak serawan 

hara posfor.  

 

 

 90 

Pupuk mikro 

 

Penambahan unsur mikro pada 

pupuk harus dilakukan dan 

dikendalikan lebih teliti dari pada 

penambahn unsur makro.  

 

Perbedaan antara jumlah unsur 

mikro yang diberikan pada waktu 

terjadi dan keracunan sangat kecil.  

 

Akibatnya, unsur mikro hanya 

diberikan bila kita yakin bila  unsur 

itu diperlukan dan jumlah yang 

dibutuhkan diketahui. 

 

Bila tanaman  kekurangan suatu 

unsur mikro harus diatasi, terutama 

saat masalahnya sangat medesak 

maka garam dari unsur mikro yang 

kurang ditambahkan kedalam tanah 

(Tabel 5).  

 

Tembaga, Fe dan Zn pada 

umumnya diberikan sebagai garam 

sulfat, sedangkan B sebagai boraks. 

Molibdenum ditambahkan sebagai 

N-molibdat. Besi dan Zn dapat 

diberikan sebagai khelat.  

Jumlah hara mikro yang 

ditambahkan harus terkendalikan 

karena kalau tidak, dapat 

menyebabkan kerusakan pada 

tanaman.  

 

Pupuk yang mengandung unsur 

mikro mempunyai arti yang cukup 

penting, karena tidak dapat kita 

sangkallagi kesalahan perharaan 

tanaman, disebabkan kekurangn 

unsur ini kian hari kian menjadi 

kenyataan.  

 

 

 

 

6.2.6. Pupuk Majemuk 

 

Pupuk yang mengandung lebih dari 

satu unsur hara disebut pupuk 

majemuk (pupuk campuran). Pupuk 

campuran biasanya paling sedikit 

terdiri dari dua dan tiga dari unsur 

pupuk.  

 

Yang pertama disebut pupuk 

majemuk tidak lengkap dan yang 

terakhir pupuk lengkap.  

 

Banyaknya unsur pupuk 

dicampurkan dalam perbandingan 

yang dapat menunjang keperluan 

unsur hara.  

 

Contohnya, larutan amonia, super 

fosfat, KCl dan  sejumlah bahan 

organik dapat dipakai suatu pupuk 

majemuk yang lengkap. 

 

Kondisi fisik 

 

Disamping mensuplai N, P, dan K 

dalam jumlah sebanding, pupuk 

majemuk harus mempunyai 

beberapa sifat lain.  

 

Yang terpenting dalam hubungan ini 

ialah kondisi fisik dari pupuk 

campuran tersebut.  Pupuk tersebut 

harus tetap bersifat “drillable” sejak 

dibeli, kemudian disimpan hingga 

pada waktu diberikan ke dalam 

tanah. 

 

Beberapa pupuk majemuk tidak 

dapat dipakai karena sifat 

menggumpal kemudian mengeras. 

Pupuk-pupuk yang sering tidak 

memuaskan jika dicampur ialah 

campuran  amonium dan natrium 

nitrat, amonium sulfat dan kalium 

chlorida.  

 91 

Sifat higrokopis beberapa bahan,  

seperti amonium nitrat, sering 

menyebabkan pupuk majemuk 

menggumpal. 

  

Cara yang paling aman untuk 

menghindari penggumpalan adalah: 

 

- Pupuk disimpan dalam 

kantong tahan kelembapan, 

  

- Pupuk dicampurkan dengan 

bahan yang dapat menyerap 

kelembapan. 

 

Dalam kasus kedua bahan-bahan 

seperti batang jagung atau kotoran 

ayam yang dikeringkan dapat 

dicampurkan untuk menyerap uap 

air udara. Kapur dolomitik sering 

digunakan menyangga 

kecendrungan terjadinya 

kemasaman, dan ia juga dapt 

merupakn suatu “conditioner”.  

 

Salah satu cara lain agar pupuk 

tidak menggumpal ialah dengan 

membuat pelet segera setelah 

dicampur.  

 

Pupuk  yang dipeletkan bebas dari 

debu, disamping ia mudah dihandel. 

Granulasi mengurangi kemungkinan 

pupuk ditiup angin dan mengurangi 

kecepatan bereaksi dengan tanah. 

 

Pengaruh pupuk majemuk terhadap 

ph tanah 

 

Pupuk pembentuk asam 

 

Hampir semua pupuk majemuk, 

kecuali bila memperoleh perlakuan 

tertentu, bertendensi memciptakan 

residu yang bereaksi masam pada 

tanah.  Hal ini disebabkan  oleh 

pembawa-pembawa N, terutama 

yang bersifat amonia. Efek utama 

yang diperlihatkan oleh ion-ion NH4 

ialah bila ion ini dinitrifikasikan.  

 

Bila senyawa amonium di 

oksidasikan maka  bertendensi 

menambah kemasam, seperti 

diperlihatkan pada reaksi berikut: 

 

NH4  +  2 O2        2 H+  + NO3

-  +H2O 

 

Eefek ion  NH4 lain yang tidak kalah  

pentingnya, adalah potensinya 

dalam menurunkan pH tanah. 

Contohnya, bila (NH4)2(SO4) 

ditambahkan kedalam tanah, 

sebagian dari ion NH4

+ segera 

diadsorpsikan oleh kompleks koloid 

tanah menggantikan sejumlah 

ekivalen kation-kation lain.  

 

Bila ion metal yang digantikan, maka 

ion tersebut peka pada pencucian. 

Dan ini akhirnya dapt berakibat 

penurunan pH tanah. Sebaliknya, 

bila ion–ion H yang digantikan, asam 

sulfat akan muncul dalam larutan 

tanah.  

 

Pembentukan asam sulfat yang 

sama akan terjadi bila 

mengabsorpsikan  ion NH4 lebih 

banyak dari pada ion SO4. 

 

Diamping senyawa-senyawa 

amonium, bahan-bahan seperti urea 

dan beberapa bahan organik, yang 

bila dihidrolisiskan menghasilkan ion 

NH4

+ merupakan sumber 

berkompetensi terhadap 

kemasaman tanah.  Pupuk P dan K 

yang biasa dipakai hampir tidak 

mempunyai pengaruh pada pH 

tanah, terkecuali bila pupuk tersebut 

mengandung N. 

 92 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4 Pembawa fosfor 

 

Fertilizer Bentuk kimia Sumber 

% kadar 

P2O5 

tersedia 

Super fosfat Ca(H2PO4) +CaHPO4 Dibuat dari batu 

fosfat 15-50 

Super fosfat  

Amoniat  

NH4H2PO4 CaHPO4 

Ca3(PO4)2(NH4)2  SO4 

 

Dibuat 

16-19  

(3-4 % N) 

Amofos NH4H2PO4 Dibuat 

 

48 (11% N) 

Diamonium 

sulfat 

(NP4)2HPO4  Dibuat 53(21% N) 

Tepung 

tulang 

Ca3 (PO4)2 Pemotongan 20-25 

Batu fosfat Flour atau Chlor apatit Batu fosfat 

 

25-30 

Ca-meta 

fosfat 

Ca (PO3)2 Dibuat 62-63 

Asam fosfat H3PO4 Dibuat 

 

54 

Asam super 

fosfat 

H3PO4 dan H4P2O7 Dibuat 70 

 

 Tabel 5 Pupuk Kalium 

 

Pupuk Rumus kimia %  Kalium 

Kalium chlorida KCL dan garam K 

lainnya K2SO4 

48-60 

Kalium sulfat 

Garam ganda dari K dan 

Mg (mengandung 25% 

MgSO4) 

48-50 

Kalium-magnesium sulfat KCL sebagian besar 20-30 

Garam pupuk kandang KCL sebagian besar  20-30 

Kainit KCL sebagian besar  12-16 

Kalium nitrat KNO3 44(13% N) 

Abu kayu K2CO3 sebagian besar 3-7 (1-2% P2O5) 

Batang tembakau Organik 4-9 (2-4% N) 

Kulit coklat  Organik 2 

Ubu ampas tebu Anorganik 30 

Abu sabut kelapa Anorganik 30 

 93 

Jaminan dari pupuk tunggal, seperti 

amoniumsulfat mudah 

diinterpretasikan, karena nama dan 

susunan dari bahan tersebut 

dicantumkan pada label atau dicetak 

pada pembungkusnya.  

 

Bila jumlah unsur yang terdapat 

dalam bahan yang dicantumkan, 

maka kemurnian dari pada pupuk 

tersebut dapat diketahui.   Misalnya, 

bila bahan tersebut adalah NaNO3 

maka kadar  N nya 16%. 

 

Akan tetapi jika tidak, maka kita 

akan melakukan analisa hara pupuk 

yang menyatakan berapa jumlah 

relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam 

pupuk tersebut.  

 

Jadi, jika pada kantong pupuk 

tertulis angka perbandingan 5-10-10 

artinya pupuk ini mengandung 5% 

N-total, 10% P-tersedia, dan 10% K 

larut dalam air.  

 

Umumnya pupuk komersial 

menggunakan perbandingan 

haranya 1-2-2, misalnya, 5-10-10, 6-

12-12, 10-20-20, dan 15-30-30.  

 

Pupuk demikian bila diberikan dalam 

jumlah ekivalen yang sama akan 

mempunyai hara yang sama.  

 

Misalnya jika kita memberikan pupuk 

jenis A (10-20-20)sebanyak  500 

maka hal ini ekivalen dengan 

memberikan memberikan jumlah N, 

P2O5, dan K2O yang sama dengan  

5-10-10 

        

 

 

 

6.3. Faktor yang 

mempengaruhi macam 

dan jumlah pupuk yang 

harus diberikan dalam 

tanah 

 

Nilai pertanian dari suatu pupuk 

tidak menentu, karena bahan ini 

mudah berubah. 

 

Oleh karenanya macam dan jumlah 

pupuk yang diberikan harus dapat 

mengikuti perubahan-perubahan ini. 

  

Tanah dan pupuk terjadi reaksi kimia 

dan biologis yang mempengaruhi 

mutu pupuk. 

 

iklim yang dapat mempengaruhi 

tanah, tanaman dan pupuk. perlu 

diperhatikan. Bila ada kelebihan 

atau kekurangan air, efisien penuh 

dari pemupukan sukar diharapkan.  

 

Sebetulnya, setiap faktor yang dapat 

membatasi pertumbuhan tanaman 

akan menurunkan efensiansi 

pemupukan, dan akibatnya respons 

dari tanaman terhadap pemupukan 

juga tergangu.  

 

Jika faktor-faktor lain tidak 

merupakan pembatas, maka jumlah 

pupuk dapat ditentukan dengan 

tingkat kepastian tertentu.   

  

Meskipun keadaannnya sangat 

kompleks, petunjuk-petunjuk tertentu 

dapat diikuti dalam menentukan 

macam atau jumlah pupuk yang 

harus di berikan.  

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan 

adalah:   

 

 94 

1. Macam tanaman yang akan 

diusahakan: nilai ekonomi 

tanaman,  kemampuan 

tanaman menyerap hara  

 

2. Keadaan kimia tanah 

sehubungan dengan jumlah 

hara tersedia 

 

3. Keadaan fisik tanah 

sehubungan dengan kadar 

air aerasi (tata udara tanah) 

 

6.3.1Jenis Macam tanaman 

yang akan dipupuk 

 

Tanaman bernilai ekonomi tinggi, 

seperti brokoli memerlukan 

pengeluarkan biaya pupuk majemuk 

lengkap dan jumlah yang diberikan 

dihitung berdasarkan respons per kg 

yang akan diperoleh.  

 

Akibatnya, untuk tanaman semacam 

ini dipakai pupuk majemuk lengkap 

dalam jumlah banyak. Sebanyak 2 

ton pupuk dengan analisa 8-16-16 

sering disarankan. 

 

Untuk tanaman bernilai ekonomi 

rendah biasanya pupuk yang 

disarankan lebih sedikit. Hasil 

tambahan yang diperoleh karena 

pemberiaan pupuk tidak cukup untuk 

membayar biaya tambahan pupuk 

itu. 

 

Kita harus selalu ingat bahwa 

produksi tertinggi yang dicapai 

karena pemupukan tidak selalu 

menghasilkan uang yang banyak 

atau keuntungan yang besar. 

 

Dengan kata lain, hukum 

penghasilan yang menurun 

merupakan faktor utama dalam 

praktek pemupukan setiap tanaman.  

 

Oleh karena itu, pemberian jumlah 

pupuk yang sedang untuk semua 

tanah harus dikembangkan. Biaya 

hasil tambahan yang diperoleh 

sudah dapat dipastikan. Jika kita 

dapat menentukan kemampuan 

hasilnya untuk membayar tambahan 

pupuk, maka dosis pupuk dapat 

dinaikkan. 

  

Bila jumlah hara yang diabsorpsi 

tanaman banyak, maka pemupukan 

dapat ditingkatkan, yaitu untuk 

mengimbangi kehilangan hara dari 

dalam tanah.  

 

Pupuk yang  diberikanpada pada 

tanaman tidak seluruhnya dapat 

diambil tanaman.  

 

Pertimbangan kita selaku pelaku 

tindak agronomi  adalah bagaimana 

mengembangkan kemampuan tanah 

menyediakan hara, bila jumlah hara 

kurang baru kita akan memberikan 

dalam bentuk pupuk.  

 

Untuk hara posfor, karena  karena 

reaksi pengikatan fosfat sangat 

cepat, maka pemberian unsur ini 

jumlahnya jauh lebih besar dari  

yang diabsorpsi tanaman.   

 

Kemampuan berbagai tanaman 

mengabsorpsikan hara 

 

Setiap  jenis tanaman memiliki 

kemampuan yang berbeda dalam 

mengabsorbsi hara dari dalam 

tanah. Umpamanya, kacang tanah, 

lebih dapat mengabsorbsi K, 

walaupun kadar K tanah rendah, 

sedangkan kedelai tidak.  Akibatnya, 

 95 

respons dari pemberian K yang 

ditunjukan lebih nyata pada kedelai 

dari pada kacang tanah.  

 

6.3.2 Keadaan kimia tanah  

 

Bagian tanah yang perlu 

diperhatikan adalah analisa 

kimianya. Ada dua cara analisa 

kimia yang dipakai sehubungan 

dengan unsur hara dalam tanah 

yaitu analisa total dan parsial.  

Analisa total adalah analisa total 

semua unsur yang terdapat dalam 

tanah, tidak tergantung dari bentuk 

atau tingkat ketersediannya.  

 

Data demikian sangat berguna  

untuk membantu meramalkan 

tingkat ketersedian hara  bagi 

tanaman. Analisa parsial adalah 

analisa yang hanya mengukur hara 

yang tersedia bagi tanaman (hanya 

sebagian dari jumlah hara yang 

terdapat dalam tanah). 

 

 

6.3.3.Keseimbangan hara 

 

Sebelum kita membicarakan 

berbagai bahan pupuk, satu hal 

berikut ini perlu sekali diperhatikan.  

Ketiga unsur pupuk bila dipakai 

secara tepat, mereka tidak saja 

mengendalikan, mengimbangi, 

mendukung dan mengisi satu sama 

lain, tetapi juga unsur-unsur lainnya.  

 

Hubungan ini sangat penting dalam 

praktek pemupukan, karena 

berkaitan dengan ekonomi dan 

efektivitas pemupukan. 

 

Sebaiknya unsur-unsur yang 

diberikan merupakan tambahan bagi 

unsur-unsur yang sudah ada 

didalam tanah, sehingga jumlah 

keseluruhan N, P da K yang tersedia 

bagi tanaman berada dalam 

perbandingan yang tepat.   

 

Pada waktu bersamaan 

ketersediakan unsur esensial 

lainpun harus baik. Sacara singkat, 

keseimbangan kesuburan  secara 

menyuluruh harus sedemikian rupa 

sehingga dapat menunjang 

pertumbuhan tanaman.   

 

Akan tatapi, dalam praktek keadaan 

yang demikian sangat sukar dicapai. 

Tanah merupakan sesutu yang 

selalu tidak diketahui kwalitasnya, 

demikian pula ketersedian unsur-

unsur setiap musimnya. 

 

6. 4. Metoda aplikasi 

penempatan pupuk 

 

6.4.1. Penempatan pupuk 

cairan 

 

Penggunaan pupuk cairan belum 

membudaya bagi petani  Indonesia, 

walaupun di luar negeri sudah 

umum digunakan. 

 

Aplikasi pupuk cair ini dapat 

dilakukan dengan 3 cara yaitu:  

 

(1) pemberiaan ke dalam tanah; 

 

(2) pemberian pada air irigasi 

 

 (3) disemprotkan pada tanaman.  

 

Pemberian langsung pada tanah 

 

Praktek pemberian amonia cairan 

dan pupuk N lain pada tanaman 

hortikultura selalu dilakukan dengan 

 96 

menggunakan alat khusus dengan 

tekanan tertentu disemprotkan 

sedalam lebih kurang 10 cm dalam 

tanah.  

 

Jika disemprotkan ke dalam tanah 

tanaman tidak akan rusak  dan 

kehilangan amonia dapat ditekan.   

 

Cara ini mungkin lebih efisien 

karena pupuk amonia yang 

digunakan merupakan bahan baku 

yang termurah.  

 

Dalam air irigasi  

 

Cara ini digunakan dalam 

pengaplikasian pupuk amonia 

cairan, asam fosfat dan kadang-

kadang pupuk majemuk lengkap 

dilarutkan dalam air irigasi dan 

disebarkan mengikuti aliran irigasi.  

Cara ini mengurangi ongkos 

penyebaran dan memungkinkan 

penggunaan pembawa N yang 

murni. 

 

Diberikan sebagai semprotan pada 

daun 

 

Pemberian langsung dari unsur 

mikro yang dicampur urea pada 

tanaman memperlihatkan 

kemungkinannya. 

 

Cara pemupukan ini  sangat unik, 

karena kita tidak memerlukan 

tambahan alat dan biaya serta dapat 

digabungkan bersama sama dengan 

pemberian  insektisida. 

 

6.4.2. Pupuk padat 

 

Pemberian jumlah yang tepat dan 

ekonomis dari berbagai pupuk, serta 

cara penempatan pupuk dalam 

tanah sama pentingnya dan tidak 

boleh dilupakan.  

 

Pupuk harus ditempatkan dalam 

tanah sedemikian sehingga 

sehingga tanaman memperoleh  

keuntungan semaksimalnya. Ini 

tidak saja meliputi daerah 

penempatan, tetapi juga waktu 

penempatan dari pupuk. Cara 

penempatan akan dibahas sesuai 

dengan jenis tanaman tanamannya. 

 

Jagung, kapas dan kentang  

 

Tanaman ini biasanaya dipupuk 

secara baris, sebagian atau seluruh 

pupuk diberikan pada saat tanam. 

 

Bila diberikan secara baris, pupuk 

biasanya  ditempatkan dalam baris 

sisi atau kedua sisi, tranaman.   

 

 

Bila jumlah pupuk yang diberikan 

banyak, adalah sangat bijaksana 

menyebar rata sebagian dari pupuk 

kemudian mengaduk dan 

membenamkan ke dalam tanah 

sebelum benih  atau bibit ditanam.  

 

Sayuran 

 

Sayuran juga memerlukan 

pemupukan seperti tanaman 

lainnya.  Akan tetapi, jumlahnya 

tidak banyak dan biasanya diberikan 

secara baris, terutama pupuk N dan 

NaNO3.  

 

Pemupukan Ini dilakukan setelah 

tanaman tumbuh baik dan sebagai 

tambahan terhadap kekurangan 

hara yang tersedia dalam tanah.  

 

 97 

Untuk tanaman semangka 

pemberian dapat  diberikan 

disekeliling tanaman (spot).   

 

Biji-bijian 

 

Untuk jenis biji-bijian pupuk dapat 

diberikan disamping biji.  Pemberian 

pupuk P dan N melalui cara disebar 

rata, dimasukkan dalam tanah, 

kemudian diaduk sebelum biji 

disemai. 

 

Pemupukan pada tanah sawah 

berbeda dari pesemaian, yaitu 

jumlahnya lebih banyak.  

 

Pupuk P diberikan sesaat sebelum 

tandur, sama seperti pesemaian. 

Pupuk N tidak diberikan sekaligus 

tapi dibagi dua. Yang pertama 

diberikan beberapa minggu setelah 

tandur. Sebelum pupuk diberikan air 

dikeluarkan hingga macak-macak, 

kemudian pupuk disebar diantara 

baris sambil diinjak kedalam lumpur.  

 

Pemberian pupuk yang kedua 

diberikan dengan cara yang sama 

tapi beberapa minggu kemudian, 

setelah pemberian yang pertama.  

 

Pupuk kalium diberikan bersama 

pemupukan P secara sebar rata. 

 

Padang rumput 

 

Sebaiknya padang rumput dipupuk 

pada saat ditanam. Pupuk dapat 

diberikan bersamaan dengan tanah 

dan dibenamkan .  

 

Pemberiannya harus dilakukan hati-

hati jangan sampai merusak bagian 

atas dan pangkal akar rerumputan. 

 

Pohon-pohonan 

 

Pohon buah-buahan atau 

perkebunan seperti karet biasanya 

dipupuk secara individuil.  

 

Pupuk diberikan sekeliling batang. 

Jaraknya ditentukan oleh macam 

tanaman. 

 

Pupuk dimasukkan kedalam tanah. 

Bila tanaman perlu dipupuk, maka 

pemupukan biasanya dilakukan 

sesaat sebelum menanam tanaman  

 

6. 5. Inspeksi dan 

pengendalian pupuk 

 

6.5.1.Nilai ekonomi pupuk 

 

Nilai suatu pupuk ditentukan oleh 

kandungan haranya. Pemilihan 

apakah membeli pupuk majemuk 

atau tunggal, seperti NaNO3, (NH4) 

2(SO4)4, dan sebagainya adalah 

lebih memperhitungkan kadara hara 

yang dibutuhkan dalam jumlah 

tinggi. 

 

Kadar analisa pupuk merupakan 

pilihan utama, karena semakin tinggi 

analisa kadarnya terutama dari 

pupuk majemuk, makin banyak hara 

yang dapat diperoleh setiap 

dolarnya.  

 

Penggunaan pupuk majemuk 

beranalisa tinggi belum familiar 

digunakan di Indonesia. Para petani 

masih mengunakan pupuk tunggal 

yang kebetulan berkadar N dan P  

tinggi. 

                               

Pupuk majemuk dipakai oleh 

beberapa pengusaha perkebunan 

 98 

besar. Macan pupuk yang 

digunakan sangat terbatas dan 

analisa yang umum mereka pakai 

12-12-12 atau 20-20-20. 

                                  

Harga pupuk persatuan unsur yang 

termurah adalah K, menyusul P dan 

kemudian  N.  Hal ini perlu 

diperhatikan bila membeli pupuk.  

 

Kita dapat juga menghemat dengan 

membeli pupuk tunggal yang 

kemudian mengaplikasikannya 

secara terpisah kedalam tanah.  

 

Untuk pupuk superfosfat biasanya 

diberikan secara tersendiri.  Bila 

pupuk kandang tersedia, 

penggunaan superfosfat,  kapur , 

dan  pupuk kandang sangat 

dianjurkan.  

 

Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4 

serta  pupuk N serupa digunakn 

sebagi pupuk yang diberikan secara 

“ top dressing”  atau side  dressing. 

 

Pupuk dapat diberikan secara 

terpisah, asalkan  cara 

pemberiannya tepat, dengan 

demikian biaya pencampuran dapat 

dihemat. 

 

Salah satu kendala jika ingin 

mencampur sendiri pupuk adalah 

ketersediaan bahan baku yang 

ekonomis dan murah. 

 

Disamping itu dibutuhkan 

pengetahuan khusus dalam metode 

pencampurannya, bergantung sifat 

dari pupuk itu sendiri. 

 

Pencampuran juga membutuhkan 

bahan kodisioner agar campuran 

merata/homogen. Bahan ini juga 

relatif  sulit dipasaran. Oleh 

karenanya alasan ekonomis untuk 

mencampur sendiri pupuk dinilai 

kurang ekonomis. 

 

6.5.2. Pergerakan pupuk dalam 

waktu 

 

Agar dapat mengetahui cara yang 

paling tepat untuk memberikan 

pupuk ke tanah maka terlebih 

dahulu kita harus mengetahui 

bagaimana gerakan dari pupuk 

tersebut dalam tanah.   

 

Sebagai contoh fosfat merupakan 

hara yang tidak mobil, terkecuali 

pada tanah yang berpasir. 

Akibatnya, ia  dapat diabsorpsikan 

tanaman secara efektif, pupuk 

tersebut harus ditempatkan dalam 

daerah perkembangan akar.  

 

Pemberian melalui penyebaran 

diatas tanah, tidak mensuplai P bagi 

akar-akar tanaman yang tumbuhnya 

dalam.  

 

Disamping imobilitas fosfat, jumlah 

pupuk yang diperlukan selama 

musim tanam, dan dapat hilang 

karena pencucian merupakan 

beberapa pertimbangan kapan 

pupuk harus diberikan.  

 

Berbeda dengan kalium dan 

nitrogen (bentuk tertentu),  kedua 

unsur ini bertendensi untuk mobil 

dan bergerak keluar dari daerah 

penempatan semula. Gerakan 

umumnya adalah vertikal, mengikuti 

gerakan air, apakah keatas atau 

kebawah.  

 

 

 99 

Translokasi ini sangat 

mempengaruhi  waktu dan cara 

penempatan  N dan K. Misalnya 

sangatlah tidak sarankan untuk 

memberikan N sekaligus karena 

kemungkinanpencucian.  

 

Pupuk nitrat dapat diberikan melalui 

“top dressing” disebar di atas 

permukaan tanah. Alasan ini 

digunakan karena sifat nya yang 

mudah larut dan bertendensi untuk 

bergerak ke bawah.   

 

Gerakan nitrogen dan juga K perlu 

dipertimbangkan dalam penempatan 

pupuk, terutama ditinjau dari 

penempatan biji.  

 

Bila pupuk ditempatkan secara 

larikan dibawah biji, gerakan garam 

keatas bersama air kapiler dapat 

merusak pertanaman. Hujan setelah 

tanam yang kemudian disusul 

dengan musim kering panjang 

memungkinkan terjadinya 

kerusakan. Oleh karenanya jangan 

menempatkan pupuk langsung  

diatas biji atau dipermukaan tanah.  

 

6.5. Inspeksi dan 

pengendalian pupuk 

 

6.5.1.Nilai ekonomi pupuk 

 

Nilai suatu pupuk ditentukan oleh 

kandungan haranya. Pemilihan 

apakah membeli pupuk majemuk 

atau tunggal, seperti NaNO3, (NH4) 

2(SO4)4, dan sebagainya adalah 

lebih memperhitungkan kadara hara 

yang dibutuhkan dalam jumlah 

tinggi. 

 

Kadar analisa pupuk merupakan 

pilihan utama, karena semakin tinggi 

analisa kadarnya terutama dari 

pupuk majemuk, makin banyak hara 

yang dapat diperoleh setiap 

dolarnya.  

 

Penggunaan pupuk majemuk 

beranalisa tinggi belum familiar 

digunakan di Indonesia. Para petani 

masih mengunakan pupuk tunggal 

yang kebetulan berkadar N dan P  

tinggi. 

                               

Pupuk majemuk dipakai oleh 

beberapa pengusaha perkebunan 

besar. Macan pupuk yang 

digunakan sangat terbatas dan 

analisa yang umum mereka pakai 

12-12-12 atau 20-20-20. 

                                  

Harga pupuk persatuan unsur yang 

termurah adalah K, menyusul P dan 

kemudian  N.  Hal ini perlu 

diperhatikan bila membeli pupuk.  

 

Kita dapat juga menghemat dengan 

membeli pupuk tunggal yang 

kemudian mengaplikasikannya 

secara terpisah kedalam tanah.  

 

Untuk pupuk superfosfat biasanya 

diberikan secara tersendiri.  Bila 

pupuk kandang tersedia, 

penggunaan superfosfat,  kapur , 

dan  pupuk kandang sangat 

dianjurkan.  

 

Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4 

serta  pupuk N serupa digunakn 

sebagi pupuk yang diberikan secara 

“ top dressing”  atau side  dressing. 

 

Pupuk dapat diberikan secara 

terpisah, asalkan  cara 

pemberiannya tepat, dengan 

 100 

demikian biaya pencampuran dapat 

dihemat. 

 

Salah satu kendala jika ingin 

mencampur sendiri pupuk adalah 

ketersediaan bahan baku yang 

ekonomis dan murah. 

 

Disamping itu dibutuhkan 

pengetahuan khusus dalam metode 

pencampurannya, bergantung sifat 

dari pupuk itu sendiri. 

 

Pencampuran juga membutuhkan 

bahan kodisioner agar campuran 

merata/homogen. Bahan ini juga 

relatif  sulit dipasaran. Oleh 

karenanya alasan ekonomis untuk 

mencampur sendiri pupuk dinilai 

kurang ekonomis. 

 

6.5.2 .Pergerakan pupuk dalam 

waktu. 

 

Agar dapat mengetahui cara yang 

paling tepat untuk memberikan 

pupuk ke tanah maka terlebih 

dahulu kita harus mengetahui 

bagaimana gerakan dari pupuk 

tersebut dalam tanah.   

 

Sebagai contoh fosfat merupakan 

hara yang tidak mobil, terkecuali 

pada tanah yang berpasir. 

Akibatnya, ia  dapat diabsorpsikan 

tanaman secara efektif, pupuk 

tersebut harus ditempatkan dalam 

daerah perkembangan akar.  

 

Pemberian melalui penyebaran 

diatas tanah, tidak mensuplai P bagi 

akar-akar tanaman yang tumbuhnya 

dalam.  

 

 

Disamping imobilitas fosfat, jumlah 

pupuk yang diperlukan selama 

musim tanam, dan dapat hilang 

karena pencucian merupakan 

beberapa pertimbangan kapan 

pupuk harus diberikan. 

 

Berbeda dengan kalium dan 

nitrogen (bentuk tertentu),  kedua 

unsur ini bertendensi untuk mobil 

dan bergerak keluar dari daerah 

penempatan semula. Gerakan 

umumnya adalah vertikal, mengikuti 

gerakan air, apakah keatas atau 

kebawah.  

 

Translokasi ini sangat 

mempengaruhi  waktu dan cara 

penempatan  N dan K. Misalnya 

sangatlah tidak sarankan untuk 

memberikan N sekaligus karena 

kemungkinanpencucian.  

 

Pupuk nitrat dapat diberikan melalui 

“top dressing” disebar di atas 

permukaan tanah. Alasan ini 

digunakan karena sifat nya yang 

mudah larut dan bertendensi untuk 

bergerak ke bawah.   

 

Gerakan nitrogen dan juga K perlu 

dipertimbangkan dalam penempatan 

pupuk, terutama ditinjau dari 

penempatan biji.  

 

Bila pupuk ditempatkan secara 

larikan dibawah biji, gerakan garam 

keatas bersama air kapiler dapat 

merusak pertanaman. Hujan setelah 

tanam yang kemudian disusul 

dengan musim kering panjang 

memungkinkan terjadinya 

kerusakan. Oleh karenanya jangan 

menempatkan pupuk langsung  

diatas biji atau dipermukaan tanah.  

 

 101 

6.6. Penyimpanan dan 

pengawasan mutu pupuk 

 

6.6.1.Penyimpanan pupuk 

 

Penyimpanan pupuk merupakan 

suatu hal yang perlu diperhatikan, 

kerena penyimpanan pupuk yang 

ceroboh dapat merusak, sifat kimia 

dan fisik pupuk.  

                                                      

Pupuk yang bersifat hidroskopis  

tidak boleh disimpan secara 

ceroboh, pupuk tersebut dapat 

menjadi lembab dan mencair atau 

bila kelembapan berkurang pupuk 

menjadi keras dan membentuk 

bongkah-bongkah besar sehingga 

sulit dalam hal aplikasinya. 

 

Penyimpanan pupuk sering 

dilakukan digudang-gudang 

pelabuhan. Gudang daerah 

perkebunan dan koperasi unit desa.  

 

Gudang Penyimpanan Pupuk 

 

Letak gudang pupuk harus jauh dari 

api atau bahan yang mudah 

terbakar, dan gudang tidak boleh 

lembab.  

 

Kelembapan di dalam gudang dapat 

menimbulkan penggumpalan pupuk 

atau mecairnya pupuk. Mencairnya 

pupuk akan mempercepat rusaknya 

karung pembungkus pupuk.  

 

Selanjutnya pupuk mudah tercecer 

dan atau tercampur satu sama lain. 

Dalam mengatasi pengaruh 

kelembapan perlu adanya perhatian 

khusus dalam pembuatan gudang.  

 

Gudang permanen atau gudang 

yang digunakan untuk penyimpanan 

pupuk dalam waktu yang lama, 

dinding dan lantainya harus dibuat 

dari beton. Lantai gudang harus 

dilapisi dengan bahan aspal atau 

bahan lain. 

 

Bagi kios pupuk, koperasi unit desa 

yang menyimpan pupuk dalam 

waktu pendek, dinding gudang 

hendaknya dibuat dari seng, jika 

lantai terbuat dari semen maka 

harus diberi alas balok berjarak 0.5-

1m. 

 

Atap gudang tidak boleh bocor agar 

pupuk tidak terkena hujan yang 

dapat merusak sifat fisik kimia 

pupuk. 

 

Pupuk yang mengandung asam 

keras akan menghancurkan karung 

pembungkus pupuk, akibatnya 

pupuk tercecer bersatu sama lain 

dan terjadi reaksi kimia yang 

mengurangi mutu pupuk. 

 

Pintu gudang hendaknya diletakkan 

pada dua bagian sisi gudang 

sehingga memudahkan 

pengambilan pupuk pengambilan 

pupuk persediaan lama dan 

memudahkan pula penyimpanan 

pupuk yang baru datang serta dapat 

dipisahkan secara mudah terhadap 

letak pupuk. 

 

Peredaran udara dalam gudang 

diusahakan sebaik mungkin dan 

selalu segar, oleh karenanya 

dibutuhkan beberapa ventilasi yang 

pembukaan dan penutupannya 

dapat diatur sedemikian rupa sesuai 

dengan kondisi cuaca. 

                                       

 102 

Tidak dibenarkan untuk mencapur 

gudang untuk pupuk dengan gudang 

untuk bii-bijian atau benih atau 

sebagainya, karena dapat 

mempengaruhi kualitas pupuk. 

 

Dalam hal penyimpanan pupuk 

sebaiknya dilakukan pemisahan 

antara jenis pupuk yang satu 

dengan lainnya. Hal ini selain 

memudahkan pengawasan juga 

untuk menjaga mutu pupuk. 

 

Tumpukan dalam gudang 

 

Tumpukan dalam gudang yang 

terlalu tinggi akan menyebabkan 

rusaknya karung, dan tidak stabilnya 

tumpukannya. 

 

Pupuk yang dibagian bawah akan 

mengalami tekanan yang cukup 

tinggi sehingga mengakibatkan 

pupuk menjadi keras. 

 

Oleh karenanya dalam hal tumpukan 

pupuk yang perlu diperhatikan 

adalah: 

 

- Letak tumpukan 

 

Harus ada jarak cukup lebar antara 

tumpukan satu dengan lainnya dan 

juga letak tumpukan pupuk dengan 

dinding gudang. Hal ini penting 

disamping memudahkan pekerja 

dalam hal menumpuk juga 

menghindari kelembaban yang tinggi 

jika menempel pada dinding gudang. 

 

- Karung yang ditumpuk 

 

Tingginya tumpukan karung harus 

mempunyai ukuran, berat, isi dan 

bahan yang bagian mulut karung 

mengarah ke dalam. Cara ini 

memberikan tumpukan yang mantap 

serta tidak mudah roboh. 

 

- Tinggi  tumpukan    

 

Tinggi tumpukan bergantung pada 

alat apa yang digunakan sewaktu 

melakukan pekerjaan penumpukan. 

Bagi yang menggunakan alat 

tumpukan dapat mencapai 20 

karung, akan tetapi jika dengan 

tenaga manusia hanya 10 

tumpukan. 

                                          

6.6.2 Pengawasan mutu pupuk 

  

Pengawasan mutu pupuk 

mempunyai arti segala-galanya bagi 

petani dalam proses peningkatan  

produksi pertanian. 

 

Jaminan mutu pupuk, baik fisik 

maupun kimia dalam pupuk harus 

dicantumkan pada bagian luar 

kemasan yang berisikan: 

 

- Berat bersih 

 

- Nama dan cap perusahaan 

pupuk tersebut 

 

- Komposisi kimia atau 

persentase kandungan hara 

pupuk 

 

- Potensial kemasaman pupuk 

 

- Nama dan alamat produsen 

pupuk 

 

 

 

 

 

 

 103 

6.7. Manajemen pupuk dan 

pemupukan 

 

Manajemen pemupukan yang baik 

akan menghasilkan peningkatan 

produksi secara kualitas dan 

kuantitas. 

 

Dari beberapa hasil penelitian 

memperlihatkan pemberian pupuk 

yang membabi buta tanpa 

melakukan manajemen yang benar 

menghasilkan pengrusakan 

lingkungan.  

 

Keuntungan dari melakukan 

manajemen pemupukan adalah:  

 

- Dihasilkan paket pemupukan 

yang efisien dan efektif 

 

- Perhitungan ekonomi yang 

tinggi pada untung rugi 

penggunaan pupuk 

 

- Memperkecil kerusakan 

lingkungan 

 

- Lebih fleksibel, dan bersifat 

spesifik bergantung pada 

jenis tanah atau media 

tumbuh tanaman, dan sistem 

pertanian yang digunakan. 

 

- Jaminan keamanan dan 

kualitas makanan 

 

- Peningkatan mutu produksi 

 

- Melindungi tanah dan air dari 

kerusakan 

 

 

 

Langkah-langkah dalam  

manajemen praktis pemupukan 

adalah sebagai berikut: 

 

- Memilih  jenis tanaman yang 

paling sesuai dengan kondisi 

lingkungan dimana tanaman 

tersebut akan ditanam 

 

- Siapkan media tumbuh yang 

baik sehingga tidak 

mengganggu kelancaran 

proses perkecambahan . 

                                                  

- Gunakan Benih dan bibit 

yang berkualitas 

 

- Waktu tanam yang tepat 

agar tanaman lebih mampu 

beradaptasi pada 

lingkungannya.  

 

- Pengelolaan air yang baik 

 

6.7.1 Manajemen hara N 

 

Hara N dibutuhkan tanaman untuk 

mendukung pertumbuhannya serta 

menentukan kualitas hasilnya.  

Berdasarkan kedua fungsi inilah 

pemupukan N pada tanaman 

dilakukan tidak satu kali, bahkan 

sering petani memberikan pupuk N 

yang berlebihan. 

 

Tujuan yang ingin dicapai dari 

pemupukan N yang kita lakukan 

adalah tidak merusak lingkungan 

karena berlebihan, segera tersedia 

untuk dapat diambil tanaman, dan 

sesuai dengan kebutuhannya. 

 

 

 

 

 104 

Langkah awal dari manajemen 

pemupukan N adalah mengetahui 

status nitrogen tanah atau N dalam 

media tumbuh. 

 

Disamping itu kita juga harus 

mengetahui status N dalam air 

irigasi, terutama untuk pertanian 

lahan basah. Dengan mengetahui 

kandungan hara yang dikandung air 

irigasi maka kita akan memberikan 

pupuk N yang lebih tepat jumlahnya. 

 

Analisa tanaman juga dapat 

membantu untuk mengetahui 

konsentrasi hara dalam tanaman. 

 

Berdasarkan ketiga hal diatas 

(status N tanah, N pada air irigasi, 

dan analisa tanaman) kita membuat 

berapa yang keluar/ diambil 

tanaman dan sejumlah berapa yang 

harus kita tambahkan 

 

Hal yang tidak kalah pentingnya 

adalah pemanfaatan jasad 

penambat nitrogen, dan faktor-faktor 

yang menghambat proses 

penambatan N tersebut. 

 

Adalah lebih baik jika kita 

menggunakan pupuk N yang lambat 

tersedia, sehingga N yang diberikan 

tidak hilang ataupun tercuci. 

 

Waktu yang tepat pemberian N 

membantu agar N yang diberikan 

dapat diambil tanaman pada waktu 

dibutuhkan.   

 

 Beberapa jenis tanaman lebih 

menyukai pemberian pupuk N 

melalui daun.  Nitrogen yang 

diaplikasikan melalui daun dapat 

segera diambil tanaman. Hasil 

penelitian menunjukkan lebih 50% 

nitrogen dapat diambil setelah 60 

menit diaplikasikan melalui daun dan 

lebih 90%  setelah 24 jam 

diaplikasikan. Teknik ini lebih efisien 

untuk menghindari kehilangan N 

yang diberikan. 

 

6.7.2. Manajemen pupuk P 

 

Pupuk posfor tidak sama dengan 

pupuk nitrogen, umumnya pupuk ini 

lambat tersedia. Pergerakan pupuk 

ini yang relatif lambat menyebabkan 

pergerakannya tidak begitu jauh dari 

pupuk ditempatkan. 

 

Manajemen pemberian pupuk P 

dapat dilakukan dengan langkah-

langkah berikut: 

 

- Analisa tanah 

 

Hasil analisa yang akurat 

memberikan langkah yang tepat 

mengenai berapa jumlah P yang 

harus ditambahkan. 

 

-  Pemberian yang wajar 

 

Pupuk P dalam tanah mudah 

berubah ke dalam bentuk P yang 

tidak tersedia bagi tanaman. Oleh 

karenanya upaya mengurangi 

bidang kontak pupuk ini dengan 

tanah merupakan usaha untuk dapat 

meningkatkan ketersediaan posfor. 

Metode penyebaran dalam barisan 

tanaman merupakan metode yang 

efektif dalam penggunaan pupuk ini. 

Pupuk ini juga dapat diaplikasikan 

melalui air irigasi. 

 

 

 

 

 

 105 

-  Analisa tanaman  

 

Kandungan P dalam tanaman 

merupakan gambaran ketersediaan 

P dalam larutan tanah. Berdasarkan 

kandungan P yang ada dalam 

jaringan tanaman dan dibandingkan 

dengan P dalam tanah, kita dapat 

menduga jumlah P yang harus 

ditambahkan 

 

6.7.3. Manajemen kalium 

 

Kalium lebih mobl dibandingkan 

dengan pergerakan hara lainnya. 

 

Langkah-langkah yang ditempuh 

dalam manajemen pupuk kalium ini 

adalah: 

- Analisa tanah 

 

- Pemberian posfor yang 

sewajarnya 

 

- Analisa tanaman 

 

 

6.8. Evaluasi 

 

Isilah titik-titik diwah ini dengan 

benar. 

 

1. Menurut pendapatmu mana 

yang lebih besar pengaruh 

negatifnya jika kita 

memberikan pupuk berlebih 

pada tempat yang terbuka 

dibandingkan dalam pot 

 

2. Kekurangan suatau hara dapat 

di duga hanya dengan analisa 

tanaman? Jelaskan 

 

 

 

3. Pemberian pupuk padat pada 

tanaman perkebunan 

dilakukan melalui.............. dan 

hal hal apa yang harus 

diperhatikan 

 

4. Menurut pendapatmu mana 

lebih menguntungkan 

penggunaan pupuk majemuk 

atau tinggal.  

 

5. Tuliskan cara-cara 

penyimpanan pupuk 

berdasarkan bentuknya 

 

6. Gambar dibawah ini adalah 

gambar pemupukan pada 

tanaman karet belum 

menghasilkan. Jelaskan  

kedua gambar dibawah ini  

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 106 

BAB VII 

SUMBER AIR BAGI 

PERTANIAN (IRIGASI) 

 

7.1.Pengertian Irigasi 

 

Irigasi secara umum didefinisikan 

sebagai pemberian air kepada tanah 

dengan maksud untuk memasok 

kelembaban tanah esensial bagi 

pertumbuhan tanaman. 

 

Tujuan umum irigasi adalah: 

 

1. Menjamin keberhasilan 

produksi tanaman dalam 

menghadapi kekeringan jangka 

pendek 

 

2. Mendinginkan tanah dan 

atmosfir sehingga akrab 

dengan pertumbuhan tanaman 

 

3. Mengurangi bahaya cekaman 

kekeringan 

 

4. Mencuci atau melarutkan 

garam dalam tanah 

 

5. Melunakkan lapisan olah dan 

gumpalan-gumpalan tanah 

 

Secara implisist tujuan umum irigasi 

tersebut mencakup pula kegiatan 

drainase pertanian terutama 

berkaitan dengan tujuan mencuci 

dan melarutkan garam tanah. 

 

7.2. Air permukaan tanah 

 

Seluruh keperluan air bagi tanaman 

dan untuk kelembaban tanahnya 

dicukupi oleh ketersediaan air 

pengairan yang berasal dari air 

permukaan dan air tanah.  Sumber 

air permukaan yaitu sungai, danau, 

waduk dan curah air hujan, sedang 

sumber air tanah yaitu air tanah 

bebas dan air tanah tertekan. 

Ketersediaan air pengairan bagi 

pertanian itu berbeda-beda 

tergantung pada: 

 

- Musim 

 

- Lokasi sumber air  

 

- Usaha-usaha konservasi air. 

 

Tanaman yang mengalami 

kekurangan air akan mengalami 

cekaman kekeringan. 

 

Beberapa tipe dari cekaman adalah 

sebagai berikut:  

 

1. Tipe meteorology 

 

2. Tipe Hidrologi 

 

3. Tipe pertanian 

 

4. Tipe Sosial ekonomi 

 

Kekeringan  meteorology, adalah 

cekaman kekeringan yang 

disebabkan keterbatasan curah 

hujan  yang berkepanjangan. 

 

Kekeringan dapat dinyatakan 

sebagai suatu keadaan dimana   

berkurangnya jumlah air disebabkan 

oleh menurunnya daya dukung 

tanah terhadap ketersediaan air.   

 

Pada kondisi ini tanah yang 

berfungsi sebagai tempat  cadangan 

penyimpan air tidak dapat 

melaksanakan fungsinya.  

 107 

 Kekeringan hidrologi, adalah 

kekeringan yang berasosiasi dengan 

efek periode singkat dari curah 

hujan. 

Dalam hal ini air pada pool 

cadangan seperti pada reservoir dan 

sungai tidak mencukupi untuk 

semua kebutuhan dari makhluk yang 

membutuhkannya. Hal ini dapat juga 

disebabkan oleh tidak adanya 

kontrol terhadap peredaran air 

(siklus hidrologi).   

 

Kekeringan sosial ekonomi, adalah 

keadaan perubahan sosial ekonomi 

masyarakat yang disebabkan oleh 

keterbatasan air. Jumlah dan 

kualitas air yang tidak mencukupi 

berakibat pada rendahnya hasil 

pertanian atau bahan makanan 

sehingga menyebabkan perubahan 

tatanan sosial masyarakat.  

 

Walaupun curah hujan di Indonesia 

relatif cukup tinggi, tetapi 

ketersediaannya perlu 

diperhitungkan secara kualitas dan 

kuantitas. 

  

Ketersediaan air pengairan yang 

cukup banyak dan bebas dari 

pencemaran dan bahan-bahan 

buangan yang tidak dapat meracuni 

tanaman merupakan pilihan untuk 

pengairan yang dapat  dapat 

dimanfaatkan.  

 

Oleh karenanya untuk 

mempertahankan ketersediaan air 

perlu diperhatikan hal-hal sebagai 

berikut:  

  

a. Debit yang memadai 

 

b. Berkualitas menurut 

pandangan dari segi 

pertanian atau jelas nya 

cukup mengandung unsur-

unsur hara bagi tanaman dan 

unsur-unsur mineral bagi 

kesuburan tanah. 

 

Indonesia dan seluruh daerah 

tropika curah hujan merupakan 

sumber yang pokok bagi tersedianya 

air pengairan terutama air 

permukaan.  

 

Air hujan yang tercurah pada suatu 

daerah sebagian akan terinfiltrasi 

melalui pori-pori tanah ke dalam 

tanah dan sebagian lagi karena 

daya resap pori-pori tanah tidak 

memungkinkan akan membentuk 

aliran air permukaan (run off) yang 

terus mengalir ke bawah dan masuk 

ke sungai-sungai.  

                 

Aliran air permukaan biasanya 

mengangkut unsur-unsur hara dari 

tanah di bagian atas ke tanah 

bagian bawah atau langsung 

terangkut ke dalam sungai yang 

selanjutnya ke muara dan laut atau 

menyampaikannya ke danau-danau 

atau waduk-waduk yang telah 

dibuat.  

 

Air sungai, danau atau waduk yang 

demikian kalau diuji biasanya 

menunjukkan kualitas air yang 

banyak mengandung unsur hara 

yang penting bagi tanaman. 

 

Air hujan yang terinflitrasikan ke 

dalam tanah sebagian akan 

mengalir kembali ke luar dari tanah 

dan masuk ke sungai-sungai tetapi 

sebagian akan bertahan sementara 

di dalam tanah dan selanjutnya 

sedikit demi sedikit air tanah akan ke 

luar pula melalui mata air ke 

 108 

permukaan tanah dalam jangka 

waktu yang relatif lama.  

 

Air tanah ini menjamin terpenuhinya 

kebutuhan manusia akan air minum 

dan lain-lain.  

 

Dalam kaitan dengan bergeraknya 

air pada lapisan permukaan tanah 

dan dalam lapisan bawah tanah, kita 

mengenal istilah-istilah:  

 

- interflow 

 

- ground water 

 

- groun water run off. 

 

a. interflow, yaitu aliran air yang 

meresap ke lapisan tanah 

permukaan dan kemudian 

mengalir kembali ke luar dari 

lapisan tanah permukaan 

tersebut ke permukaan tanahnya 

 

b. ground water, yaitu air tanah 

atau jelasnya air permukaan 

yang meresap ke dalam tanah 

dan berkumpul di bagian lapisan 

bawah tanah yang kemudian 

sedikit demi sedikit akan ke luar 

melalui mata air 

 

c. ground water run off, yaitu  

limpasan air tanah. 

 

Hujan yang turun pada suatu atau 

beberapa daerah selanjutnya akan 

mengalir dan masuk ke dalam parit-

parit, selokan-selokan, sungai-

sungai kecil dan menyatu dalam 

sungai besar, untuk seterusnya 

mengalir ke muara/laut atau ke 

danau.  

 

Jadi sungai tersebut berfungsi 

mengumpulkan dan mengalirkan 

curahan air hujan dari suatu daerah 

lairan sungai (DAS).  

 

7.3. Air Tanah 

 

Daerah penampungan (reservoir, 

reservation) air tanah terdapat di 

lapisan bagian bawah tanah, 

tepatnya di dalam lapisan padat atau 

batuan yang sarang yang biasanya 

terbentuk dari bahan-bahan pasir 

dan kerikil, tufa vulkanis, batu 

gamping dan beberapa bahan 

lainnya. 

 

Lapisan penampungan air tanah ini 

selanjutnya dikenal sebagai lapisan 

pengandungan air atau aquifer, air 

yang terkumpul disini mudah 

bergerak dari tempatnya yang lebih 

tinggi ke tempat-tempat yang lebih 

rendah.  

 

Berkaitan dengan kondisi dan 

letaknya di dalam tanah, lapisan 

pengandung air (aquifer) tersebut 

biasanya dibedakan menjadi 

sebagai berikut : 

 

a. lapisan pengandung air tanah 

yang bebas atau tidak terbatas 

(unconfined aquifer). Lapisan ini 

di bagian bawahnya terdapat/ 

dibatasi oleh lapisan kedap air, 

sedang disebelah atasnya 

berupa muka air yang 

berhubungan dengan atmosfer. 

  

b. Lapisan pengandung air tanah 

yang tertekan/ terbatas (confined 

aqufer). Lapisan ini di bagian 

atas dan di bagian bawahnya 

dibatasi oleh lapisan kedap air. 

 

 109 

c. Lapisan pengandung air tanah 

tumpang (perched aquifer). 

Lapisan ini terletak di atas 

lapisan kedap air yang tidak 

begitu luas, berada pada zona 

aerasi di atas water table. 

Karena volume air pada lapisan 

ini mengandung air tanah 

tidakbanyak maka  perched 

aquifer kurang dapat diandalkan 

sebagai sumber air. 

 

Pemanfaatan air tanah untuk 

pengairan dengan memanfaatkan air 

yang berasal dari mata air dengan 

teknik penyedotan sampai saat ini 

masih terbatas. 

 

Umumnya pengairan yang dilakukan 

adalah dengan memanfaatkan aliran 

sungai.  

 

Alasan keterbatasan penggunaan air 

sumber mata air ini adalah: 

 

a. Kebanyakan lapisan 

pengandung air tanah berada 

jauh di dalam tanah, yang sulit 

untuk penggaliannya 

 

b. Penggunaan alat penyedot air 

memerlukan biaya yang tidak 

kecil bagi ukuran hidup para 

petani. 

 

c. Menghindari  mengeringnya 

sumber-sumber air tanah 

(konservasi air)  

 

d. Kesadaran para petani 

sehubungan dengan 

pengetahuannya yang 

meningkat, bahwa penggunaan 

air tanah yang berlebihan dapat 

mengakibatkan :  

 

(1) penurunan permukaan 

tanah; 

(2) perembesan air asin, yang 

dapat berakibat tidak dapat 

dimanfaatkannya air tanah 

tersebut. 

 

Pengambilan air tanah untuk 

kepentingan pengairan pertanian 

hanya dilakukan terbatas dan itupun 

hanya dilakukan dibeberapa daerah 

tertentu, pada saat-saat musim 

kemarau.  

 

Penggunaan air tanah yang terus 

menerus secara berlebihan, akan 

mengakibatkan perembesan air laut 

ke daratan melewati garis pantai.  

 

Dengan berkembangnya 

pembangunan industri-industri besar 

di daerah-daerah perkampungan, 

para pengusaha industri dituntut 

agar tidak menggunakan air tanah 

secara berlebihan.   

 

Secara ringkas bagaimana 

pergerakan air dimuka bumi ini 

digambarkan pada Gambar 40 

dibawah ini . 

 

7.4. Daerah aliran sungai 

(DAS) 

 

Sebagai telah dikemukan, sungai 

berfungsi sebagai penyalur air hujan 

pada suatu daerah aliran sungai. 

Demikian pentingnya nilai daerah 

aliran sungai tersebut, terutama bagi 

pertanian dan pencegahan-

pencegahan peluapan air. 

 

Pemeliharaan kawasan ini perlu 

diupayakan secara serius agar tidak 

terjadi kerusakan lingkungan. 

 110 

Daerah aliran sungai berdasarkan 

pola-polanya dibedakan menjadi : 

 

a. Daerah aliran sungai dengan 

pola ”Bulu Burung”. 

Di daerah aliran sungai ini selain 

terdapat sungai utama, tidak 

jauh daripadanya, disebelah kiri 

dan kanan terdapat pula sungai-

sungai kecil atau anak-anak 

sungai.  

 

Sewaktu hujan mengguyur 

daerah ini anak-anak sungai 

akan berfungsi pula mengalirkan 

air hujan yang mengalir ke 

dalamnya, dengan demikian 

debit air yang meluap pada 

sungai utama dan anak-anak 

sungainya akan tetap kecil, 

dengan demikian kalaupun 

terjadi banjir akan berlangsung 

lambat, sedang pembuangannya 

berlangsung cepat. 

 

b. Daerah aliran sungai dengan 

pola ”Radial/Melebar”.  Di 

daerah aliran sungai inipun 

terdapat sungai utama/ besar, 

dengan beberapa anak 

sungainya, hanya anak-anak 

sungai tersebut melingkar dan 

akan bertemu dengan sungai 

utamanya pada suatu titik 

(daerah), sehingga kalau 

digambarkan akan berbentuk 

bagaikan kipas. Terkumpulnya 

curah hujan di daerah aliran 

sungai ini, dengan sebagian 

mengalir dan sebagian mengalir 

ke sungai utama dan terbagi lagi 

ke anak-anak sungainya, yang 

kemudian bertemu pada suatu 

titik/ suatu daerah, akan 

mengakibatkan banjir besar di 

daerah pertemuan tersebut. 

c. Aliran sungai dengan pola 

”Paralel/Sejajar”.  Daerah 

aliran sungai ini terdiri dari 2 

jalur daerah aliran, yang 

memang paralel, yang 

dibagian hilir keduanya 

bersatu sehingga merupakan 

satu sungai besar.  Sewaktu 

curah hujan mengguyur 

daerah-daerah di sekitar 

aliran sungai tersebut, maka 

pada daerah hilir dimana 

terjadinya pertemuan tadi 

akan terjadi peluapan-

peluapan air yang cukup 

besar. 

 

Terjadinya peluapan-peluapan air 

(banjir) seperti dikemukakan di atas 

memang di daerah-daerah tertentu 

dapat membawa dan 

menyampaikan unsur-unsur hara 

dan atau mineral tertentu yang dapat 

menyuburkan tanaman dan 

tanahnya, akan tetapi jika 

dibandingkan dengan kerugian yang 

ditimbulkan (seperti erosi, 

pelongsoran, tersapunya tanaman 

yang dibudidayakan, hancurnya 

rumah-rumah penduduk, dan lain-

lain) maka kerugian itu adalah jauh 

lebih besar.  

 

Terlebih lebih kalau akibat 

pengikisan-pengikisan tanah lapisan 

permukaan tadi mengakibatkan 

bagian-bagian tanah yang tersisa 

menjadi sangat kurus/tidak produktif, 

sangat melarat akan unsur-unsur 

hara dan mineral yang diperlukan 

tanaman.  

 

Karena itulah maka perlindungan 

terhadap daerah-daerah aliran 

sungai perlu diperhatikan. 

 

 111 

Gambar 42 berikut merupakan 

ilustrasi  bagaimana drainase 

mempengaruhi ketersedian dan pola 

penyebaran hara. 

 

 

 

Gambar 42. Manajemen pengairan 

merubah distribusi garam tanah  

 

 

 

7.5. Sistem Pengambilan 

dan pemberian Pengairan 

bagi Lahan  Pertanian 

 

Air yang tersedia di alam tidak 

seluruhnya dapat dimanfaatkan bagi 

kepentingan pengairan tanaman, 

seperti air yang salinitasnya tinggi, 

air yang asam, air yang tercemar, 

dan lain sebagainya.  

 

Jadi air bagi pengairan lahan-lahan 

pertanian sifat dan kualitas air 

pengairan itu sangat berpengaruh 

dan menentukan. 

 

Pengolahan tanah yang baik, 

pemberian pupuk yang sempurna 

dan pemakaian bibit-bibit tanaman 

unggul dalam usaha pertanaman 

akan tetapi kalau air pengairannya 

mempunyai salinitas ataupun 

kemasaman yang berpengaruh, 

maka pertumbuhan tanaman tidak 

mungkin terjamin, bahkan 

kemungkinan pula tidak terjadi 

pertumbuhan tersebut. 

 

Untuk menilai sifat dan kualitas air 

perlu diketahui konsentrasi total 

serta konsentrasi bahan-bahan 

tertentu yang terkandung dalam air 

pengairan (irigasi). 

 

Konsentrasi garam total  merupakan 

kriteria tunggal yang terpenting.  

 

Kalau kemasaman tanah akibat 

pengaruh dari air pengairan yang 

masam masih dapat diatasi dengan 

pemberian bahan-bahan kapur 

pertanian secukupnya, akan tetapi 

jika tingkat salinitasnya tinggi maka 

sulit dilakukan pengelolaannya.  

 

Penggunaan air dengan kadar 

salinitas tinggi dibutuhkan 

penanganan khusus seperti 

pencucian atau dihindari 

pemakaianya.   

 

 

 

 

 112 

7.5.1.  Klasifikasi Air pengairan 

 

Kualitas air pertanian yang perlu 

diperhatikan adalah kandungan zat-

zat yang terdapat pada air tersebut. 

 

Yang perlu dinilai kandungan zat-zat 

pada air pengairan tersebut adalah 

sebagai berikut:  

 

- Zat atau unsur garam yang 

melarut dalam air pengairan, 

yang dapat menghambat 

pertumbuhan tanaman. Kadar 

garam total ini dinyatakan dalam 

suatu ppm atau sebagai tingkat 

DHL (Daya Hantar Listrik) dalam 

satuan micr/cm. 

 

- Kadar natrium dalam air tanah 

kadarnya  relatif tinggi dibanding 

dengan kation-kation lain dan 

dapat mengakibatkan perubahan 

sifat fisik dan kimiawi dalam 

tanah.  

 

Dalam penilaian air irigasi ini turut 

menjadi perhatian adalah 

berhubungan dengan kandungan 

kimia dari unsur-unsur berbahaya 

yang biasa disebut SAR.  

 

US Salinity Laboratory Staff 

mengemukan cara menghitung SAR 

dengan rumus sebagai berikut : 

 

SaR:  

2

Na

++++

+

+ MqCa

 

 

Dengan rumus ini kadar kation 

dinyatakan dalam satuan 

miliekuivalen tiap liter.  

Unsur Boron yang merupakan salah 

satu bahan peracun (phytotoxic) 

dalam kadar yang relatif tinggi, 

ternyata sangat menghambat 

pertumbuhan tanaman.  

 

Selanjutnya, dilakukan 

pengamatan mengenai  klasifikasi 

air pengairan (irigasi) menurut 

penilaian US Salinity Laboratory 

Staff dan menurut SCOFIELD. 

 

Klasifikasi air pengairan 

berdasarkan nilai SAR menurut 

perhitungan US Salinity 

Laboratory Staff, disusun dalam 

Tabel 6. 

 

 

US Salinity Laboratory Staff 

selanjutnya mengemukakan 

metode tentang klasifikasi air 

pengairan berdasarkan 

penilaiannya terhadap: 

 

- Tingkat DHL (Daya Hantar 

Listrik)  

 

- Kadar garam total 

 

- Persentase natrium dan 

kadar unsur boron, yang 

mempengaruhi pertumbuhan 

tanaman.  

 

Hasil pengamatan ini kemudian 

diklasifasikan atas beberapa kelas 

yaitu: 

- Klasifikasi 1 (Kelas 1) 

menggolongkan air 

pengairan (irigasi) yang baik 

sekali bagi pemanfaatannya 

di bidang pertanian 

 

- Klasifikasi 2 (Kelas 2) masih 

menyatakan cukup baik 

 113 

- Klasifikasi 3 (Kelas 3) perlu 

dihindari karena dapat 

banyak merugikan (Tabel 

7).   

 

 

 

Seluruh kadar kation-kation dalam 

perhitungan ini dinyatakan dalam 

satuan miliekuivalen/liter. 

 

Air pengairan yang tergolong 

baik sekali (Kelas 1) dalam ke-

adaan normal dapat diberikan 

kepada relatif semua jenis 

tanaman, sedangkan kelas 2  baik 

untuk jenis tanaman tertentu saja.   

 

Sedang air pengairan yang 

tergolong kelas 3 adalah yang 

kurang baik bagi pertumbuhan 

tanaman sehingga air pengairan ini 

perlu dicegah bagi usaha pertanian.  

 

Scofield mengemukakan hasil 

penilaiannya yang lebih terperinci 

terhadap klasifikasi air irigasi.  

 

Dalam hal ini mereka melakukan 

penilaian tidak hanya berdasarkan 

kadar natrium, garam total dan 

DHL, akan tetapi lebih terperinci.  

 

 

 

 

 

 

 

Klasifikasi air menurut  Scofield 

berdasarkan atas :  

 

- Tingkat DHL 

 

- Kadar garam total 

 

 

- Persentase Na+, 

 

- Kadar ion-ion Chlorida dan 

Sulfat  

 

- kandungan unsur   boron, 

 

Berdasarkan penilaiannya terhadap  

air  irigasi tersebut maka dapat  

digolongkan menjadi 5 kelas seperti 

pada Tabel 8.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 114 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 6   Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR (Bandingan 

adsorbsi natrium).  

 

Kelas air  AIR Nilai SAR Penjelasan 

1 0-8