• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label tanaman obat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanaman obat. Tampilkan semua postingan

tanaman obat






























































indonesia merupakan negara tropis
dengan kelembaban tinggi yang
mendukung tumbuhnya berbagai jenis
tanaman. Indonesia dinyatakan sebagai
negara dengan keanakaragaman hayati nomor
dua paling lengkap di dunia [1].
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang
digunakan untuk derajat keanekaragaman
sumber daya alam hayati, meliputi jumlah
maupun frekwensi dan ekosistem, spesies,
maupun gen disuatu daerah atau sering
dikatakan dengan kumpulan berbagai jenis
sumber daya alam hayati (tumbuhan dan
hewan) yang terdapat di muka bumi.
Tumbuhan merupakan salah satu
organisme yang hidup di bumi selain hewan.
Tumbuhan mempunyai kemampuan untuk
memproduksi makanannya sendiri, sehingga
tumbuhan dikenal sebagai produksen dalam
rantai makanan [2]. Tumbuhan dimanfaatkan
manusia sebagai bahan pangan, obat-obatan dan
kebutuhan lainnya.
Sebagai mana firman Allah SWT dalam
Al-Qur’ an surat al-An’ aam: 99, yang berbunyi:
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman [3]”.
Penjelasan ayat ini bahwa Allah swt telah
menurunkan air hujan dari langit dan
menjadikan sumber-sumber air di bumi dan
ditumbuhkan berbagai tanaman yang bermacam￾macam, dan itu sebetulnya adalah rahmat dan
anugerah yang besar bagi manusia yang
memiliki akal untuk memperhatikannya sebagai
bentuk keadilan dan kasih sayang Allah swt
kepada umat-Nya yang berfikir.
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
tradisional sudah dilakukan oleh masyarakat
Indonesia sejak dahulu kala, khususnya pada
tahun 1984 Masehi sudah banyak di teliti oleh
para ahli secara ilmiah tentang tanaman yang di
gunakan sebagai obat tradisional sampai
sekarang perkembangannya semakin pesat di
kembangkan dan merupakan suatu obat yang
berasal dari tumbuhan berupa bahan alam yang
dapat dimanfaatkan sebagai obat [1]. Tumbuhan
tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk
ekstrak dari suatu zat tumbuhan yang berkasiat
secara tunggal dan dapat juga dimanfaatkan
sebagai ramuan. Keadaan ini juga terjadi dalam
masyarakat di Kecamatan Kluet Selatan.
Kecamatan Kluet Selatan merupakan salah
satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Aceh Selatan, dimana masyarakat banyak
memanfaatkan tanaman sebagai obat tradisional.
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
tanaman obat pada umumnya belum tercantum
dan teridentifikasi dengan baik, tumbuh￾tumbuhan tersebut hanya diketahui oleh orang￾orang tertentu.
Hasil studi referensi diperoleh informasi
bahwa jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
oleh masyarakat Aceh khususnya masyarakat
Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh
Selatan belum ada. Informasi tentang jenis
tanaman obat di Kecamatan Kluet Selatan sangat
penting, baik bagi masyarakat yang dapat
digunakan sebagai obat-obatan alami, maupun
bagi akademisi dan lembaga pendidikan, yang
dapat menggunakan berbagai spesies tanaman
yang digunakan untuk obat tersebut sebagai
media pembelajaran.
Famili Acanthoceae
a. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
Sambiloto merupakan tumbuhan
berkhasiat obat berupa terna tegak yang
tingginya dapat mencapai 90 cm, rasanya sangat
pahit. Batang sambiloto berkayu, berpangkal
bulat, pada saat muda batang berbentuk segi
empat (kwadrangularis) dan bulat setelah tua,
percabangan monopodial, berwarna hijau.
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropika.
Penyebarannya dari India meluas ke selatan, ke
timur sampai semenanjung Malaya. Tumbuhan
ini juga terdapat di jawa, tumbuk baik di daerah
dataran rendah kemudian ditemukan Jawa.
Tumbuh baik di dataran rendah sampai
ketinggian 700 meter dari permukaan laut [5].
Tanaman sambiloto digunakan sebagai
obat hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri
basiler, diare, influenza, radang amandel,
malaria, radang paru, batuk rejam darah tinggi,
sakit kepala dan lain sebagainya, bagian yang
biasa digunakan adalah bagian daunnya. Dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness.)
b. Wungu (Graptophyllum pictum L.)
Tanaman wungu adalah tumbuhan perdu
yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 m
Batangnya termasuk batang berkayu, beruas,
permukaannya licin dengan warna ungu
kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek,
bentuknya bulat, pertulangannya menyirip,
permukaan atas daun mengkilap, dan tepi daun
rata. Bunga termasuk bunga majemuk, keluar di
ujung batang, dengan rangkaian tandan yang
berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm.
Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,
berwarna ungu kecoklatan. Biji bulat dan putih
serta berkulit tebal. Akar tunggal dan berwarna
coklat muda [6]. Bermanfaat untuk mengobati
pendarahan, batu ginjal dan obat tradisional
lainnya seperti obat untuk orang yang sedang
melahirkan. Dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Wungu (Graptophyllum pictum L.)
2. Famili Apiaceae
a. Seledri (Apium graveolens L.)
Tanaman seledri adalah tanaman berupa
herba yang dapat tumbuh di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Seledri merupakan
tanaman semak dengan tinggi sekitar 15 cm.
Batangnya pendek tidak berkayu, bersegi,
beralur, beruas, bercabang tegak dan berwarna
hijau pucat. Daunnya menjari tidak teratur serta
berlekuk-lekuk dan majemuk menyirip ganjil
dengan anak daun terdiri dari 3-7 helai serta
mempunyai tangkai daun yang panjang. Pangkal
dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit dan
panjang daun 2-7,5 cm dengan lebar 2-5 cm.
Daun Tipis majemuk, daun muda melebar atau
meluas dari dasar, hijau mengkilat, segmen
dengan hijau pucat, tangkai di semua atau
kebayakan daun merupakan sarung. Daun
bunga: Putih kehijauan atau putih kekuningan ½
-3/4 mm panjangnya.
Secara tradisional tanaman seledri
diguanakan sebagai pemacu enzim pencernaan
atau sebagai penambah nafsu makan, penurun
tekanan darah. Tanaman seledri juga
memperlancar keluarya air seni, mengurangi
rasa sakit pada rematik, juga digunakan sebagai
anti kejang. Selebihnya daun dan batang seledri
digunakan sebagai sayur dan lalap untuk
penyedap masakan. Tanaman seledri dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Seledri (Apium graveolens L.)
3. Famili Acoraceae
a. Jeringau (Acorus calamus L.)
Herba dengan tinggi 0,5-1m. Batang
basah, daun tunggal, berbentuk pita panjang 80
cmdan lebar 7-20 mm, dan berwarna hijau.
Bunga berupa tonggkol, daun mahkota
berbentuk sempit dan membentuk bundar
memanjang, Jeringau merupakan tumbuhan
terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-
obatan. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput,
tetapi tinggi, menyukai tanah basah dengan daun
dan rimpang yang beraroma kuat.
Bermanfaat sebagai obat masuk angin,
gatal-gatal pada kulit dan obat tradisional
lainnya, seperti batang, daun, herba, atau
rimpangnya berguna untuk mengobati rematik,
batuk, borok, dan demam [7]. Dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Jerangau (Acorus calamus L.)
4. Famili Asphodelaceae
a. Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Struktur tanaman terdiri dari akar, batang,
daun, serta bunga. Daun tunggal membentuk
tombak dgn helaian memanjang berupa pelepah
dgn panjang sekitar 40-60 cm, lebar 8-13 cm,
ketebalan daun berkisar antara 2-3 cm. Daun
berdaging tebal, tanpa tulang daun, warna hijau
keabu-abuan. Daun bagian luar terdapat lapisan
lilin. Daun bersifat sukulen (mengandung air,
getah, serta lendir). Bagian atas daun rata
sedangkan bagian bawah bulat/cembung. Daun
lidah buaya muda, terdapat bercak berwarna
hijau pucat hingga putih. Bercak tersebut akan
hilang ketika daun menjadi dewasa atau tua.
Bagian tepi daun ditumbuhi duri yg tumpul dan
tidak berwarna [5]. Bermanfaat bagi kesehatan
rambut, mengatasi masalah kulit kering,
kemerahan, mengelupas dan iritasi ringan [7].
Dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Lidah Buaya ( Aloe vera L.)
5. Famili Asteraceae
a. Daun Dewa (Gynura pseudochina L.)
Daun Dewa adalah tumbuhan semak tegak
yang tingginya sekitar 0,5 meter. Batangnya
berwarna hijau dan bercabang, kecuali tanaman
yang sudah tua. Daunnya tunggal bertangkai,
berbentuk oval bulat dan ujungnya lancip dan
berkumpul dibawah. Panjang sekitar 20cm, dan
lebar sekitar 10 cm. Kedua permukaan daun
berbulu, bagian bawahnya lebih muda daripada
bagian atas. Bunganya berwarna kuning
berbentuk kepala bunga terletak di ujung batang.
Tanaman ini berumbi dengan diameter 3cm [7].
Daun dewa bermanfaat sebagai obat
tradisional. Penyakit yang dapat disembuhkan
adalah luka memar, tidak datang haid,
pendarahan pada wanita melahirkan, kejang
pada anak, masuk angin, digigit ular atau digigit
binatang lain, kutil, tumor, batu kandung kemih,
mencegah sakit jantung, rematik, luka bakar,
Bisul, dan lain sebagainya [7]. Tanaman daun
dewa dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Daun Dewa (Gynura pseudochina L.)
b. Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Herba 1 tahun, terna berbau keras,
berbatang tegak atau berbaring, berakar pada
bagian yang menyentuh tanah, batang gilig dan
berambut jarang, sering bercabang-cabang,
dengan satu atau banyak kuntum bunga
majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga
10-120 cm. Bunga-bunga dengan kelamin yang
sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang
selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul
dalam malai rata. Bongkol 6–8 mm panjangnya,
berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai
yang berambut, dengan 2–3 lingkaran daun
pembalut yang lonjong seperti sudip yang
meruncing. Mahkota dengan tabung sempit,
putih atau ungu. Buah kurung (achenium)
bersegi-5, berambut sisik 5, putih [5].
Bermanfaat sebagai obat demam, luka, batuk
dan obat tradisional lainnya. Tanaman bandotan
dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
c. Sembung (Blumea balsamifera L).
Habitus berupa perdu dengan tinggi lebih
dari 4 m. Batang tegak bulat, berwarnahijau tua,
bagian atas batang berbulu lebat dan aromatis.
Daun tunggal, tersebar, berbulu, bentuknya
lonjong dengan ukuran panjang 6-30 cm dan
lebar 1,5-12 cm. Pangkal dan ujung daun
meruncing, tepi daun rata, pertulangan daun
menyirip. Bunga majemuk, bentuk tangkai
seperti tandan, terdapat di ketiak daun dan ujung
batang, warna mahkota bunga putih kekuningan.
Bentuk buah kotak silindris, keras, berambut,
warnanya putih kecoklatan. Bentuk biji pipih,
berwarna putih. Akar tunggang, berwarna putih
susu [7]. Bermanfaat untuk mengobati demam,
kurang nafsu makan (menambah nafsu makan),
batuk dan obat tradisional lain sebagainnya.
Tanaman sembung dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Sembung (Blumea balsamifera L.)
d. Bunga Tahi Ayam (Tagetes erecta L.)
Herba, berasal dari Amerika tropika,
batang berbulu dan berduri serta berukuran ± 2
cm . Daunnya kasar , beraroma dan berukuran
panjang beberapa sentimeter dengan bagian tepi
daun yang bergerigi . Bercabang banyak, ranting
bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada
varietas yang tidak berduri, tinggi + 2 m.
Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan
laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai
tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk
berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing
pinggir bergerigi tulang daun menyirip [5].
Bermanfaat sebagai obat tradisional seperti obat
sakit perut. Dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Tanaman Tahi Ayam (Tagete erecta L.)
6. Famili Asclepiadaceae
a. Biduri (Calotropis gigantea L.)
Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat,
tebal, bagian yang muda berwarna putih. Daun
bertangkai sangat pendek, helaian daun
memanjang atau memanjang bulat telur terbalik,
dengan ujung tumpul dan pangkal bentuk
jantung, serupa belulang, sisi atas mulanya
berambut putih lebat, kemudian gundul. Bunga
dalam anak payung berbunga banyak, tertancap
antara tangkai dari pasangan daun yang sama;
tangkai utama berambut lebat. Kelopak
terbentang agak mendatar dengan taju yang
bervilt putih, bulat telur. Mahkota bentuk roda,
lila, kadang-kadang putih, 4-4,5 cm garis
tengahnya dengan tabung yang hijau pucat [5].
Bermanfaat sebagai obat bisa dan obat bisul [7].
Dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Biduri (Calotropis gigantea L.)
7. Famili Apocynaceae
a. Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
Herba, tinggi 40-80 cm, pesona tanaman
terletak pada bunga. Mahkota bunga bentuk
lembaran 5 buah, warana putih, ungu muda agak
merah muda, putih dibagian luar dan merah di
bagian tengah. Kuncup bunga muncul dari
ketiak daun paling atas. Daun hijau gelap,
mengkilat, duduk berhadapan pada tangkai, dan
melingkari batang, sehingga tampak rimbun dan
kontras dengan warna bunga. Bermanfaat
sebagai obat malaria, kencing manis, dan
pelancar haid [8]. Dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Tapak Dara (Catharanthus roseus L)
b. Ginje (Thevetia peruviana L.)
Ginje berupa semak-semak ataupun pohon
kecil hijau abadi, yang kulit batangnya tersebut
dilapisi oleh lilin untuk mengurangi kehilangan
air. Batangnya berwarna hijau dan akan berubah
ke menjadi abu-abu sesuai kenaikan umur.
Bermanfaat sebagai obat sakit radang pingir
kuku, dan penurun panas dan demam [8]. Dapat
di lihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Ginje (Thevetia peruviana L.)
8. Famili Araliaceae
a. Tanaman Mangkok (Polyscias scutellaria
Fosberg)
Tanaman mangkok dapat tumbuh pada
ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan,
tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu,
bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus.
Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya
bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal
berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12
cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua.
Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya
hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji
kecil, keras, dan berwama coklat. Bermanfaat
sebagai rambut rontok, sukar kencing, bau
badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan
pengeluaran ASI dan obat tradisional lainya [7].
Dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Tanaman Mangkok (Polyscias
scutellaria Fosberg)
9. Famili Aracaceae
a. Kelapa (Cocus nucifera L.)
Pohon dengan batang tunggal atau kadang￾kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan
berkayu, berkerumun membentuk bonggol,
adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang
beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu
terlihat, khas tipe monokotil dengan pembuluh
menyebar, berkayu. Daun tunggal dengan
pertulangan menyirip, bertoreh sangat dalam
sehingga nampak seperti daun majemuk. Bunga
tersusun majemuk pada rangkaian yang
dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan
dan betina, berumah satu, bunga betina terletak
di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di
bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar,
diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih,
berwarna kuning, hijau, atau coklat. Bermanfaat
dan membantu membunuh bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi pada saluran kemih,
menghilangkan gejala rasa lelah, dengan
mendukung fungsi kelenjar tiroid dan lain
sebagainya [7]. Dapat dilihat pada Gambar 14.
b. Pinang (Areca catechu L.)
Batang lurus langsing, dapat mencapai
ketinggian 25 m dengan diameter 15 cm, meski
ada juga yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun.
Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang
80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun
panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm,
dengan ujung sobek dan bergerigi. Tongkol
bunga dengan seludang (spatha) yang panjang
dan mudah rontok, muncul dibawah daun,
panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai
pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai
panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada
pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan
tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam
alur. Bunga jantan panjang 4 mm, berwarna
putih kekuningan, benang sari banyak. Bunga
betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau, bakal
buah beruang 1. Buah termasuk buni bulat telur
terbalik memanjang, merah orange, panjang 3,5
- 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut.
Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran
seperti jala [5].
Bermanfaat sebagai obat tradisional
ramuan obat disentri, obat diarae, penyakit
kudis, membunuh cacing dalam perut, pinang
mampu mengobati sakit asma [7]. Dapat dilihat
pada Gambar 15.
Gambar 15. Pinang (Areca catechu L.)
10. Famili Annonaceae
a. Sirsak (Annona muricata L.)
Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang
tempat, paling baik ditanam di daerah yang
cukup berair. Nama sirsak sendiei berasal dari
bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung
yang asam. Pohon sirsak dapat tumbuh
mencapai tinggi 9 meter. Buah sirsak termasuk
buah majmuk dengan berat mencapai 2,5 kg.
Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki
biji berwarna hitam. Manfaat sirsak untuk terapi,
antara lain pengobatan batu empedu, anti
sembelit, asam urat dan meningkatkan nafsu
makan. Buah sirsak juga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan memperlambat proses
penuaan (sebagai obat agar awet muda). Daun
sirsak juga sering digunakan sebagai bahan obat
tradisional, antara lain untuk pengobatan sakit
pinggang, sakit kepala, deman dan step pada
balita [7]. Dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Sirsak (Anona muricata L.)
b. Srikaya (Annona squamosa L.)
Perdu atau pohon kecil mempunyai tinggi
2-5 m, kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan,
getah kulitnya beracun. Daun bertangkai, kaku,
ietaknya berseling. Helaian daun bentuk lonjong
sampai jorong menyempit, ujung dan pangkai
runcing, tepi rata, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5
cm, permukaan daun warnanya hijau, bagian
bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau
gundul. Bunga 2-4 kuntum letaknya berhadapan,
keluar dan ujung tangkai atau ketiak daun,
warnanya hijau kuning. Buah termasuk buah
semu, bentuk bola atau kerucut, permukaan
berbenjol-benjol, warnanya hijau berserbuk
putih, penampang 5-10 cm. Anak Biji akan
memisahkan diri satu dengan lainnya apabila
buah sudah masak. Warna buah hijau kebiru￾biruan. Daging buah berwarna putih, rasanya
manis. Biji masak berwarna hitam mengilap.
Bermanfaat sebagai astringen, antiradang,
peluruh cacing usus, serta mempercepat
pemasakan bisul dan pembengkakan limpa [7].
Dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Srikaya (Annona squamosa L.)

11. Famili Balsaminaceae
a. Inai (Impatiens sultani L.)
Batangnya perdu, tegak, cabang berujung
runcing. Daun berhadapan, berbentuk jorong
atau jorong-lanset, panjang 1,5-5,0 cm.
Perbungaan berupa malai, tumbuh di ujung
cabang dan di ketiak daun, panjang 4 - 20 cm;
bunga kuning muda, merah jambu, atau merah;
sangat harum. Sementara buahnya berupa buah
kotak, berbentuk bulat, atau bulat pipih, dan
memiliki garis tengah ±0,5 cm [5]. Bermanfaat
sebagai obat tradisional digunakan untuk obat
pasca melahirkan, penghenti diare, serbuk daun
digunakan untuk obat luka. Dapat dilihat pada
Gambar 18.
Gambar 18. Inai (Impatiens sultani L.)
12. Famili Crassulaceae
a. Sidingin (Kalanchoe pinnata L.)
Tanaman sidingin merupakan tanaman
yang mempunyai daun berdaging, daun-daun
bertangkai pada batang yang berpasang￾pasangan. Setiap pasangan daun membentuk
sudut siku-siku dengan pasangan daun di
bawahnya. Bunganya berentuk bintang kecil
dengan rangkaian bunga terbentuk pada tangkai
dekat puncak tanaman yang bisa bertahan 2-3
bulan [7]. Bermanfaat sebagai obat luar
menurunkan panas, pedih, bengkak dan sakit
linu atau pegal dan sebagai obat tradisional
untuk menyembuhkan sakit kepala, batuk, dan
sakit dada. Dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Sidingin (Kalanchoe pinnata L.)
13. Famili Convulvulaceae
a. Tapak Kuda (Ipomoea pescaprae L.)
Herba tahunan dengan akar yang tebal.
Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar
tumbuh pada ruas batang. Batang berbentuk
bulat, basah dan berwarna hijau kecoklatan.
Daun tunggal, tebal, licin dan mengkilat. Unit &
Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk daun
bulat telur seperti tapak kuda. Ujung daun
membundar membelah (bertakik). Ukuran: 3-10
x 3-10,5 cm. Bunga berwarna merah muda -
ungu dan agak gelap di bagian pangkal bunga.
Bunga membuka penuh sebelum tengah hari,
lalu menguncup setelah lewat tengah hari. Bung
terletak di ketiak daun pada gagang yang
panjangnya 3-16 cm. Daun mahkota berbentuk
seperti terompet/corong, panjang 3-5 cm,
diameter pada saat membuka penuh sekitar 10
cm, buah berbentuk kapsul bundar hingga agak
datar dengan empat biji berwarna hitam dan
berambut rapat. Ukuran buah 12-17 mm, biji 6-
10 mm [5]. Tumbuhan tapak kuda digunakan
sebagai obat tradisional untuk obat sakit perut,
meredakan nyeri persendian atau pegal otot.
Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai
obat pereda sakit gigi dan obat pembengkakan
gusi. Dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Tapak Kuda (Ipomoea pescaprae L)
b. Pegagan ( Centella asiatica L.)
Tanaman herba tahunan yang tumbuh
menjalar dan berbunga sepanjang tahun.
Tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan
tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai
rhizoma. Tangkai daun mempunyai panjang 5-
15 cm, warna hijau muda. Helaian daun
berbentuk seperti ginjal, tapi berombak
bergerigi, berwarna hijau kekuningan, diameter
1-7 cm. Akar keluar di setiap buku sehingga
setiap buku dapat dipotong untuk perbanyakan
tanaman. Akar pegagan berwarna putih, panjang
sekitar 10 cm. Bunga muncul di ketiak daun,
dapat berupa bunga tunggal atau dalam karangan
3-5 bunga. Bunga berbentuk payung dengan
warna putih kemerahan [9].
Tumbuhan pegagan bermanfaat sebagai
obat tradisional berfungsi membersihkan darah,
melancarkan peredaran darah, peluruh kencing,
penurun panas, menghentikan pendarahan.
Selain itu juga pegagan berfungsi meningkatkan
perbaikan dan penguat sel-sel kulit [7]. Dapat
dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Pegagan (Centella asiatica L.)
14. Famili Caricaceae
a. Pepaya (Carica papaya L.)
Pepaya umumnya tidak bercabang atau
bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10
m dengan daun-daunan yang membentuk serupa
spiral pada batang pohon bagian atas. Daun
menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan
berlubang di bagian tengah [5]. Manfaat
tanaman pepaya adalah untuk mengobati
penyakit cacingan, malaria dan dan sering
digunakan sebagai obat tradisional lainnya.
Dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Pepaya (Carica papaya L.)
15. Famili Caesalfiniceae
a. Kembang merak (Caesalphinia pulcherrima L)
Pohon, perdu atau semak. Daun berseling
atau tersebar, kerap kali menyirip atau menyirip
rangkap, kadang-kadang tunggal. Daun
penumpu ada, kerap kali cepat rontok. Bunga
kerap kali berkelamin 2, dalam tandan, malai
rata atau malai, jarang berdiri sendiri, kerap kali
zygomorph. Kelopak berdaun lekat, bergigi atau
bertaju 4-5. Daun mahkota lepas, berjumlah 5,
sebagian tidak ada atau rudimenter. Benang
sari1-50, lepas atau bersatu, kerap kali sebagian
tidak sempurna, kepala sari beruang 2, bakal
buah menumpang, beruang 1, kepala putik
diujung atau dibawah ujung tangkai putik.
Polongan membuka atau tidak membuka. Biji 1
sampai banyak. Bermanfaat sebagai obat demam
dan obat tradisional lainnya, seperti mengobati
kencing manis [7]. Dapat dilihat pada Gambar
23.
Gambar 23. Kembang Merak (Caesalphinia
pulcherrima L.)
16. Famili Curcubitaceae
a. Mentimun (Cucumis sativus L.)
Mentimun merupakan tanaman herba
setahun yang batangnya tumbuh menjalar atau
merambat, berbulu halus dan berwarna hijau.
Daun berwarna hijau, kasar, berjari tiga hingga
tujuh. Bunga merupakan bunga tunggal
berbentuk lonceng dengawarna kuning. Buah
agak bulat dan berwarna hijau pucat dan kuning
setelah tua [5]. Mentimun bermanfaat untuk obat
tradisional seperti mengurangi kadar kolesterol
didalam tubuh, dan membantu meringankan
masalah kandung kemih dan ginjal. Air yang
terkandung di dalamnya membantu untuk
mempercepat fungsi ginjal dengan proses buang
air kecil [8]. Dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Mentimun (Cucumis sativus L.)
17. Famili Eoxilidaceae
a. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar
berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya
condong ke atas. Cabang muda berambut halus
seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun
berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan
21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai
pendek, perbungaan berupa malai, berkelompok,
keluar dari batang atau percabangan yang besar,
bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya
ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya
bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 crn,
warnanya hijau kekuningan, bila masak berair
banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat
telur, dan gepeng [5]. Belimbing wuluh
mempunyai kasiat untuk menyembuhkan gusi
yang sakit dan berdarah juga mempunyai fungsi
lain seperti penggobatan kulit dan lainnya [7].
dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Belimbing Wuluh (Averrhoa
balimbi L.)
18. Famili Euphorbiaceae
a. Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Berupa perdu besar yang cabang￾cabangnya tidak teratur, tingginya dapat
mencapai 3 m. Batangnya bergetah yang agak
kental. Daun lebar-lebar, berbentuk jantung,
tepinya rata atau agak berlekuk dan tangkai
panjang. Bungaa berwarna hijau kekuningan,
berkelamin tunggal, berumah satu. Baik bunga
jantan maupun bunga betina masing-masing
tersusun dalam rangkaian berupa cawan. Buah
berbentuk bulat telur, terbagi dalam tiga ruang,
tidak merekah. Pada masing-masing ruang
terdapat 1 biji yang bentuknya bulat loncong,
warnanya hitam [5]. Bermanfaat sebagai obat
sariawan, sakit perut atau tiba-tiba saja mencret
dan perutnya kembung akibat masuk angin, dan
sebagai obat tradisional lainnya. Dapat dilihat
pada Gambar 26.
Gambar 26. Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
b. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Herba tumbuh tegak, tinggi 40-100 cm,
bercabang terpencar, cabang tumbuh mendatar
dari batang pokok. Batang berwarna hijau
kemerahan. Bentuk daun kecil, bulat
memanjang, panjang 5-10 mm, lebar 2,5-5 mm.
Bunga keluar dari ketiak daun, terkumpul 2-4
bunga, warna merah pucat, buah kecil, garis
tengah kurang lebih 2 mm. Bermanfaat sebagai
obat batu ginjal dan obat tradisional lainnya,
seperti radang saluran pernafasan, batuk, bisul,
kencing batu, kencing manis dan lain sebagainya
[8]. Dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
c. Situler (Euphorbia tirucalli Linn.)
Situler adalah tumbuhan perdu yang
tumbuh tegak. Tingginya adalah 2-6 m dengan
pangkal berkayu, bercabang banyak, dan
bergetah seperti susu yang beracun. Tumbuhan
ini memiliki ranting yang bulat silindris
berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan
berwarna hijau. Setelah tumbuh sejengkal, akan
bercabang dua yang letaknya melintang,
demikian seterusnya sehingga tampak s eperti
percabangan yang terpatah-patah. Daunnya
jarang, berselang-seling, terdapat pada ujung
ranting yang masih muda, dan berukuran kecil￾kecil. Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm,
dan cepat rontok. Bunga uniseksual, tersusun
dalam mangkuk, warna bunga kuning kehijauan,
dan keluar dari ujung ranting. Situler berbunga
pada bulan Oktober dan berbuah pada
November-Desember dan penyerbukan
dilakukan oleh serangga [10].
Bermanfaat sebagai obat bisa gigitan ular,
di pulau jawa digunakan sebagai penyembuhan
tradisional untuk kanker, tumor, dan lain
sebagainya,seperti sakit persendian, sakit perut,
sakit tulang dan berguna sebagai obat rematik.
Dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Situler (Euphorbia tirucalli Linn.)
d. Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)
Patikan kebo merupakan suatu tumbuhan
liar yang banyak ditemukan di daerah tropis.
Tumbuhan Patikan kebo dapat ditemukan
diantara rerumputan ditepi jalan, sungai, kebun
atau tanah pekarangan rumah yang tidak terurus.
Tumbuhan patikan kebo mampu bertahan hidup
selama 1 tahun dan berkembang biak melalui
biji. Patikan kebo mempunyai warna dominan
kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonnya
memiliki cabang dengan diameter ukuran kecil.
Daun Patikan kebo mempunyai bentuk bulat
memanjang dengan taji-taji. Letak daun yang
satu dengan yang lain berhadap-hadapan, bunga
muncul pada ketiak daun, patikan kebo
hidupnya merambat di tanah [6].
Bermanfaat sebagai obat disentri,
melancarkan kencing, radang ginjal, radang
tenggorokan, asma dan obat tradisional lainnya
[7]. Dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Patikan Kebo (Graptophyllum
pictum L.)
19. Famili Fabaceae
a. Gelinggang (Cassea alata L.)
Herba 1 tahun, tegak, bercabang banyak ;
0,2-0,8 m tingginya. Batang bergaris, pada
ujungnya berbulu tak menyolok, makin kebawah
berongga dan gundul. Daun bertangkai bentuk
talang yang pendek, bulat telur atau bulat telur
memanjang, bergerigi dangkal dan kasar,
berambut jarang, 2-6,5 kali 1-4,5 cm dengan
pangkal bertulang 3, sering terkumpul
berpasangan, garis tengah 6-8 mm, tangkai
cukup panjang. Dasar bunga bersama cekung,
tertutup dengan sisi jerami kuning. Bunga tepi 5
lingkaran, betina, oval lebar, bergigi 3. Bunga
cakram banyak, berkelamin 2, dengan pinggiran
bergerigi 5, bentuk lonceng sempit [5].
Bermanfaat sebagai obat panu, kurap, penyakit
kulit, obat cacing kremi dan obat tradisional
lainnya. Dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Gelinggang (Cassea alata L.)
b. Kelor (Moringa oleifera L.)
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan
tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang
(perenial) dengan tinggi 7-12 m. Batang berkayu
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit
tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial,
arah cabang tegak atau miring, cenderung
tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusun berseling
(alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus),
helai daun saat muda berwarna hijau muda -
setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat
telur, panjang 1-2 cm, lebar 1-2 cm, tipis lemas,
ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata,
susunan pertulangan menyirip (pinnate),
permukaan atas dan bawah halus [5].
Kelor memiliki fungsi sebagai obat karena
mengandung kalsium dan pospor. Kandungan
mineral dan vitamin sangat tinggi dibanding
sayuran lainnya sehingga sering dikonsumsi
oleh ibu yang sedang menyusui sebagai obat
penambahan ASI, dan digunakan sebagai obat
tradisional lainnya seperti mengatasi nyeri dan
lelah. Dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Kelor (Moringa oleifera L.)
20. Famili Lamiaceae
a. Kemangi (Ocimum basilicum L.)
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang
tumbuh tegak dengan cabang yang banyak.
Tanaman ini berhabitus perdu yang tingginya
dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun di
tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak,
berbentuk taji atau bulat telur, berwarna hijau
dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau
bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm.
Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya
seperti cengkeh dan rasanya pahit [5].
Bermanfaat sebagai obat tradisional yaitu;
Daun kemangi dapat dikonsumsi untuk
memperbanyak ASI, penenang, mengobati
encok, dan penurun panas saat kita terserang
demam. Daun kemangi juga dapat meningkatkan
jumlah air seni, menghilangkan masuk angin
dan obat batu berdahak. Mengkonsumsi daun
tanaman ini juga dapat mengatasi masalah bau
mulut dan bau badan. Dapat dilihat pada
Gambar 32.
Gambar 32. Kemangi (Ocimum citriodorum L.)
b. Nilam (Pogostemon cablin L.)
Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa
mencapai satu meter. Tumbuhan ini menyukai
suasana teduh, hangat, dan lembap. Bunganya
menyebarkan bau wangi yang kuat [5]. Manfaat
nilam sebagai obat tradisional Sebagai obat￾obatan seperti anti septik, anti jamur, anti
jerawat, obat dan kulit pecah-pecah, serta
ketombe. Dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Nilam (Pogostemon cablin L.)
21. Famili Libiteae
a. Iler (Coleus scutellariodes L.)
Batang pohon herba tegak dan merayap
dengan tinggi batang pohonnya sebesar 30 cm
sampai 15 cm. Mempunyai penampang batang,
termasuk katagori tumbuhan basah yang
batangnya mudah patah. Daun berbentuk hati
dan pada setiap tepi dan dihiasi oleh jorong￾jorong atau lekuk-lekuk tipis yang
bersambungan dan didukung oleh tangkai daun
yang memiliki warna yang beranekaragam,
bunga berbentuk untaian bunga bersusun,
bunganya muncul pada pucuk tangkai batang.
Tanaman ini bermanfaat untuk menambah
nafsu makan, menetralisir racun, menghilangkan
gumpalan darah pasca melahirkan, mempercepat
kematangan bisul, obat cacing, peluruh haid dan
obat tradisional lainnya. Dapat dilihat pada
Gambar 34.
Gambar 34. Iler (Coleus scutellariodes L.)
22. Famili Myristicaceae
a. Pala (Myristica fragrans Houtt.)
Bentuk pohon pala berpenampilan tinggi
10-20 m, menjulang tinggi ke atas dan
kepinggir, mahkotanya meruncing, berbentuk
kerucut, lonjong dan bulat dengan percabangan
relatif teratur, dedaunannya rapat dengan letak
daun berselang seling teratur. Daging buah tebal
dan rasanya masam. Biji berbentuk bulat sampai
lonjong dengan warna coklat mengkilap, biji ini
terbungkus fuli berbentuk seperti jala dengan
warna merah gelap namun ada juga yang putih
kekuning kuningan. Pala merupakan tanaman
berumah dua dimana bunga jantan dan bunga
betina terdapat pada pohon yang berbeda [5].
Pala bermanfaat sebagai obat tradisional
yang dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti terkilir, dapat menyembuhkan
luka memar dan lain sebagainya. Dapat dilihat
pada Gambar 35.
Gambar 35. Pala (Myristica fragrans Houtt.)
23. Famili Malvaceae
a. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis L.)
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak
yang dilindungi oleh kelopak tambahan
(epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis
kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5
lembar atau lebih jika merupakan hibrida.
Tangkai putik berbentuk silinder panjang
dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang
bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam
buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada
umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5
meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar
atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun
yang meruncing. Bunga berbentuk trompet
dengan diameter sekitar 6 cm. hingga 20 cm [5].
Daun dan bungatumbuhan kembang sepatu
digunakan dalam berbagai pengobatan
tradisional seperti demam panas. Kembang
sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai
teh, untuk memulihkan atau mengobati panas
dalam. Dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36. Kembang Sepatu ( Hibiscus
rosasinensis L.)
24. Famili Melastomaceae
a. Senggani (Melastoma malabathricum L.)
Tumbuhan ini tumbuh liar pada tempat
yang mendapat sinar matahari yang cukup,
seperti di lereng gunung, semak belukar,
lapangan yang tidak terlalu gersang. Tumbuh
sampai pada ketinggian 1.650 m dpl. Ciri-ciri
termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal,
bangun elips memanjang sampai lonjonng,
duduk daun berhadapan bersilang, permukaan
daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal
daun membulat, tepi daun rata, ujung daun
meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk
berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya
dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil
[5].
Tumbuhan senggani dapat dijadikan
sebagai penetral racun. Bagian yang digunakan
adalah daun, buah, biji dan akar.Tumbuhan ini
juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa
macam penyakit seperti gangguan pencernaan
(dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis,
kepiutihan(leukorea), sariawan, haid, wasir
darah, pendarahan rahim, berak darah, radang
dinding pembuluh darah, pembekuan
(tromboangitis). Dapat dilihat pada Gambar 37.
Gambar 37. Senggani (Melastoma
malabathricum L)
25. Famili Myrtaceae
a. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah
jenis perdu. Tanaman ini berasal dari Brazilia
Amerika Tengah, menyebar ke Thailand
kemudian ke negara Asia lainnya seperti
Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan
dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa.
Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk,
jambu siki, atau jambu batu. Karakteristik umum
jambu biji mempunyai kenampakan buah
berwarna merah dengan banyak biji di dalamnya
dengan kulit biji berwarna kuning [5].
Daun jambu biji dapat digunakan sebagai
bahan obat tradisional untuk batuk dan diare.
Buah jambu biji juga dianggap berkasiat untuk
membantu penyembuhan penderita demam
berdarah, diare dan sebagainnya. Dapat dilihat
pada Gambar 38.
Gambar 38. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
26. Famili Mytales
a. Pohon Salam (Syzygium polyanthum L.)
Pohon salam (Syzygium polyanthum L.)
bertajuk rimbun, berwarna coklat abu-abu,
kayunya memecah atau bersisik dan tingginya
bisa mencapai 30 meter dengan diameter hingga
60 cm [11].
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan
tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk
jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x
2,5–7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun
sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal
nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik
kelenjar minyak yang sangat halus. Daun berbau
harum. Bunga berbentuk malai, keluar dari
ranting. Buah buni, berwarna gelap [8].
Tumbuhan salam sering dimanfaat sebagai obat
diaere, sakit mata, radang mata, lambung lemah
dan obat tradisional lainnya [7]. Dapat dilihat
pada Gambar 39.
Gambar 39. Salam (Syzygium polyanthum L.)
27. Famili Musaceae
a. Pisang (Musa paradisiaca L.)
Tanaman berumpun, dengan umbi yang
berkuncup, akar rimpang pendek tumbuh
menghasilkan anakan yang tumbuh dekat
induknya. Daun-daun tersebar; tangkai 30-40
cm; helaian daun berbentuk lanset memanjang,
mudah koyak, 1,5-3 kali 0,3-0,8 m, pada bagian
bawah berlilin. Bunga berkelamin 1, berumah 1
dalam tandan. Perbungaan tunggal di ujung
daun, yang ditutupi oleh braktea yang berwarna
kemerahan yang menutupi sederetan bunga,
brakteanya akan layu dan jatuh ketika sudah
terjadi pembuahan. Buahnya tandan, tidak
berbiji, warna hijau menjadi kuning atau
kemerahan ketika dewasa [5].
Daun muda dan masih menggulung
dipergunakan untuk obat mengobati sakit dada.
Cairan yang dihasilkan dari potongan batangnya
digunakan untuk mengobati infeksi saluran
kencing, disentri dan diare, selain itu juga
digunakan untuk mengobati kebotakan. Buahnya
dapat dijadikan sebagai obat magh. Dapat dilihat
pada Gambar 40.
Gambar 40. Pisang (Musa paradisiaca L.)
28. Famili Piperiaceae
a. Sirih (Piper betle L.)
Sirih dikenal dengan nama latin piper betle
L. termasuk ke dalam famili piperaceae.
Tanaman yang tumbuh secara merambat ini bisa
mencapai ketinggian sampai 15 meter. Sirih
merupakan tanaman jenis perdu, memiliki
batang berkayu, berbuku-buku, bersalur serta
berwarna cokelat kehijauan. Daunnya jenis daun
tunggal, berbentuk bulat panjang dengan ujung
meruncing, memiliki tekstur kasar bila diraba,
tumbuh berselingan, serta berwarna kuning
kehijauan sampai hijau tua. Panjang daunnya
sekitar 5-15 cm dan lebar 2-10 cm, dapat dipetik
ketika sudah terlihat setengah tua. Bunganya
majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun
pelindung sekitar 1 mm bebentuk bulat panjang
[5]. Bermanfaat sebagai obat tradisional yang
dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal,
mimisan dan lain sebagainya. Dapat dilihat pada
Gambar 41.
Gambar 41. Sirih (Piper betle L.)
29. Famili Poaceae
a. Serai (Cymbopogon nardus L.)
Herba menahun dengan tinggi 50-100 cm.
Panjang daunnya mencapai 1 m dan lebar 1,5
cm.Tanaman serai wangi tumbuh berumpun.
Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1
meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak
kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak berkayu,
berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih.
Akarnya serabut [7].
Tumbuhan serai bermanfaat sebagai obat
tradisional, sebagai peluruh air seni, peluruh
keringat, peluruh dahak atau obat batuk, bahan
untuk kumur, dan penghangat badan. Daun
digunakan sebagai peluruh angin perut,
penambah nafsu makan, pengobatan pasca
persalinan, penurun panas dan pereda kejang.
Dapat dilihat pada Gambar 42.
Gambar 42. Serai (Cymbopogon nardus L.)
b. Alang-alang (Imperata cylindrica L.)
Tanaman rerumputan, tumbuh tegak, tinggi
30-180 cm, rimpang kaku, batang padat, dan
pada bukunya berambut jarang. Daun berbentuk
pita, ujung tajam, tegak kasar, dan berambut
jarang. Panjang daun 180 cm dan lebar 3cm.
Bunga bulir majmuk [8]. Manfaat alang-alang
adalah sebagai obat tradisional yaitu obat batu
ginjal, kencing batu, prostat, keputihan,
mimisan, demam, campak, hepatitis, gangguan
pencernaan dan diare [7]. Dapat dilihat pada
Gambar 43.
Gambar 43. Alang-alang (Imperata cylindrica L)
c. Belulang (Eleusine indica L.)
Herba serupa rumput menahun, batang
berupa batang semu, merupakan kumpulan
pelepah daun, batang asli berupa rimpang
(Rhizome), percabangan Rhizome membentuk
geragih (stolon), ujung stolon menjadi rumpun
baru. Daun tunggal, berpelepah, bentuk garis,
seperti daun rumput, jarang lanset atau elip, tepi
rata tajam, hijau tua (atas), hijau muda (bawah),
berjendul di semua permukaan, ujung meruncing
pelan, lebar 2-6 mm, helaian bawah coklat
kemerahan. Bunga susunan bulir majemuk rata
tunggal, braktea involucrum 2-4 permanen,
sepanjang atau lebih panjang dari perbungaan,
bakal buah dan tangkai berlanjut, gundul, kepala
sari 2-3. Biji bentuk elip, dengan 2-3 sisi [5].
Bermanfaat Secara tradisional, mengurangi
rasa sakit pada waktu haid, penyakit-penyakit
kewanitaan, obat sakit perut, obat pencuci anti

keringat, panas, disentri, obat untuk
memperlancar kencing, obat cacingan, obat anti
kejang pada sakit mencret dan juga obat borok
[7]. Dapat dilihat pada Gambar 44.
Gambar 44. Belulang (Eleusine indica L.)
d. Bambu Kuning (Bambusa vulgaris L.)
Bambu merupakan tanaman herba berkayu
yang cukup keras, bambu terdiri atas bermacam￾macam berdasarkan besar kecilnya. Bentuk
batang dari bambu bulat, permukaan batangnya
kasar dan terdapat pelepah-pelepah daun yang
menempel, pada pelepah-pelepah tersebut
terdapat semacam duri-duri kecil yang seperti
bulu. Arah tumbuh batangnya adalah tegak
lurus. ika kita perhatikan pertumbuhan bambu
begitu cepat berkembang di daerah daerah yang
dingin dan agak lembab [8]. Bermanfaat sebagai
obat dan digunakan untuk mengobati dan
menyembuhkan rasa panas didada, mengobati
muntah darah dan sebagainya. Bambu
mengandung sumber pottasium yang rendah
kalori, rasa manisnya terkenal sebagai sumber
protein dan nutrisi yang baik [7]. Dapat dilihat
pada Gambar 45.
Gambar 45. Bambu Kuning (Bambusa vulgaris L)
30. Famili Rubiaceae
a. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Perdu atau pohon yang bengkok, 3-8 m
tingginya. Kulit berwarna kekuningan. Daun
penumpu bulat telur, bertepi rata, hijau
kekuningan, gundul, hingga 1,5 cm panjangnya,
di bawah karangan bunga selalu cukup tinggi
dan tumbuh menjadi satu. Daun kebanyakkan
bersilang berhadapan, bertangkai, bulat telur
lebar hingga bentuk ellips. Bakal buah pada
ujungnya dengan kelopak yang tetap tinggal
yang berwarna hijau kekuningan. Tangkai buah
3-5 cm. Buah bongkol berbenjol-benjol tidak
teratur, jika masak berdaging dan berair [5].
Mengkudu dapat mematikan bakteri
penyebab infeksi luka, buahnya berguna sebagai
obat amandel, batuk rejan, peluruh dahak,
kencing manis, tekanan darah tinggi,
menyuburkan rambut dan lain sebagainya [12].
Dapat dilihat pada Gambar 46.
Gambar 46. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
31. Famili Rutaceae
a. Jeruk Purut (Citrus hystrix L.)
Pohon kecil, perdu atau semak besar, tinggi
batang 2-15 m, dengan batang atau ranting
berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau
abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan
biasanya licin dan agak berminyak. Bunga
tunggal atau dalam kelompok. Kulit buah
biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang
banyak. Aroma yang khas berasal dari sejumlah
flavonoid dan beberapa terpenoid. Daging buah
mengandung asam sitrat yang memberikan rasa
masam yang tajam tetapi segar [5].
Bermanfaat untuk mencegah diabetes serta
dapat menjaga kestabilan gula dalam darah dan
dimanfaatkan sebagai obat tradisional lainnya,
seperti obat influenza, batuk, rambut kusam dan
rontok [8]. Dapat dilihat pada Gambar 47.
Gambar 47. Jeruk Purut (Citrus hystrix L.)
b. Jeruk Bali (Citrus grandis L.)
Tanaman citrus memiliki batang yang
tergolong dalam batang berkayu (lignosus),
yaitu batang yang biasanya keras dan kuat garis
tengah 10-30 meter, Batangnya berbentuk bulat,
berduri pendek, kaku dan juga tajam. Arah
tumbuh batangnya mengangguk. Berkulit agak
tebal, kulit bagian luar berwarna coklat
kekuningan, bagian dalam berwarna kuning
[13]. Jeruk bali bermanfaat sebagai obat sakit
kulit, sariawan, menurunkan kolesterol dan
melawan penyakit jantung [7]. Dapat dilihat
pada Gambar 48.
Gambar 48. Jeruk Bali (Citrus grandis L.)
c. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia L.)
Habitus perdu, tinggi sekitar 3,5 meter;
Batang berkayu, bulat, berduri, putih kehijauan,
rantingnya berduri pendek, kaku dan tajam.
Daun majemuk, elips atau bulat telur, pangkal
membulat, ujung tumpul, tepi beringgit; Bunga
majemuk atau tunggal, kepala putik bulat, tebal,
kuning, mahkota 4-5, bulat telur atau lanset,
panjang 0,7-1,25 cm, masih muda hijau setelah
tua kuning Akar tunggang, bulat putih
kekuningan [5].
Jeruk nipis berkhasiat untuk mengobati
batuk, sembelit, ambeien, haid tidak teratur,
disentri, jerawat, kepala pusing, suara serak, bau
badan, menambah nafsu makan, mencegah
rambut rontok, kepala pusing tiba-tiba, ketombe,
flu, demam, amandel, anyang-anyangan, dan
mimisan. Dapat dilihat pada Gambar 49.
Gambar 49. Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia L.)
32. Famili Sapotaceae
a. Sawo (Manilkara zapota L.)
Habitus Pohon, tahunan, tinggi 15-20 m.
Batang berkayu, penampang bulat, bercabang,
bergetah, putih kotor. Daun Tunggal, bulat telur,
ujung membulat, tepi rata, pangkal meruncing.
Pertulangan menyirip, panjang 5-10 cm, lebar 2-
Rimpang temu kunci digunakan sebagai
sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita
pasca melahirkan. Dapat dilihat pada Gambar
54.
Gambar 54. Temu Kunci (Boesenbergia rotunda L)
c. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Tanaman terna berbatang semu dengan
tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari
2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar
rimpang terbentuk dengan sempurna dan
bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap
batang mempunyai daun 2–9 helai dengan
bentuk bundar memanjang sampai bangun
lanset. Kelopak bunga berwarna putih berbulu,
panjang 8–13 mm, mahkota bunga berbentuk
tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm [7].
Manfaat tanaman ini adalah sebagai obat
jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti
kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan,
pencegah kanker, dan anti mikroba. Dapat
dilihat pada Gambar 55.
Gambar 55. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.)
d. Lengkuas (Languas galanga L.)
Herba menahun, dengan akar rimpang.
Batang tegak. Daun kerap kali 2 baris, dengan
pelepah yang memeluk batang dan lidah di
antara batas pelepah dan helaian daun. Bunga
zygomorph, berkelamin. Kelopak berbentuk
tabung, dengan ujung yang bertaju, kerap kali
terbelah serupa pelepah. Bunga perdaun
pelindung 2-5. Benang sari sempurna dengan
tangkai sari yang berbentuk talang dan
menggulung [5]. Bermanfaat sebagai obat
tradisional; obat masuk angin, dan anti jamur
panu atau kurap. Dapat dilihat pada Gambar 56.
Gambar 56. Lengkuas (Languas galanga L.)
e. Jahe (Zingiber officinale Roxb.)
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai
1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning
atau jingga. Daun sempit, panjang 15–23 mm,
lebar 8-15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang
2– 4 mm bentuk lidah daun memanjang,
panjang 7,5 –10 mm, dan tidak berbulu,
seludang agak berbulu. Jahe merupakan tanaman
obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu.
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari
India sampai Cina [5].
Manfaat jahe adalah sebagai bahan
minuman obat masuk angin. Bagian ini sering
digunakan sebagai obat kepala pusing,
influenza, luka terinfeksi, dan daunnya
digunakan untuk tinja berdarah dan tinja
berlendir. Dapat dilihat pada Gambar 57.
Gambar 57. Jahe (Zingiber officinale Roxb.)
4 cm, hijau, tangkai silindris, panjang 1-2 cm,
hijau kekuningan. Bunga Tunggal, panjang ± 6
cm, tabung mahkota pendek, bentuk jarum,
benang sari enam, bakal buah beruang satu
sampai enam, tangkai putik tegak, buah Buni,
bulat telur, panjang ± 3 cm, coklat. Biji Keras,
berkilat, pipih, coklat. Akar Tunggang, coklat
kekuningan [6]. Sawo dapat dimanfaatkan
sebagai obat mencret dan obat tradisional
lainnya. Dapat dilihat pada Gambar 50.
Gambar 50. Sawo (Manilkara zapota L.)
33. Famili Solaneneceae
a. Ciplukan (Physalis angulata L.)
Habitus semak, semusim, linggi ± 1 m.
Batang masif, berbulu, beruas, hijau. Daun
Tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi rata,
permukaan berbulu, pertulangan menyirip.
Bunga Tunggal, kelopak berlekatan, bercangap
lima, runcing. Buah termasuk buni bulat,
diameler 14-18 mm, kelopak buah hijau, kuning.
Biji bulat, pipih, kecil, berwarna kekuningan.
Akar tunggang [5].
Bermanfaat sebagai obat gusi berdarah dan
obat tradisional lainnya ciiplukan dapat
digunakan untuk membantu mengobati penyakit
influrnza, sakit tenggorokan, batuk rejan,
bronchitis, gondongan, pembengkakan buah
pelir, diabetes melitus, sakit paru-paru, dan
pembengkakan prostat [7]. Dapat dilihat pada
Gambar 51.
Gambar 51. Ciplukan (Physalis angunata L.)
34. Famili Thymelaeaceae
a. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa L.)
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur
panjang, tinggi 1 - 2,5 m. Akar tunggang.
Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat,
permukaan kasar, percabangan simpodial, arah
cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai
pendek, tersusun berhadapan, warna hijau tua,
bentuk jorong hingga lanset, panjang 7 - 10 cm,
lebar 2 - 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip
(pinnate), permukaan licin, tidak pernah
meluruh. Bunga tunggal, muncul di sepanjang
batang dan ketiak daun, bertangkai pendek,
mahkota berbentuk tabung, berwarna putih Buah
bulat, panjang 3 - 5 cm, buah muda berwarna
hijau- setelah tua menjadi merah, bentuk dengan
biji bulat, keras - berwarna cokelat, daging buah
berwarna putih berserat dan berair [7].
Bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit
lumpuh, kolesterol, asam urat dan lain
sebagainya. Dapat dilihat pada Gambar 52.
Gambar 52. Mahkota Dewa (Phalaria
macrocarpa L.)
35. Famili Zingiberraceae
a. Kunyit ( Curcuma domestica Val.)
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan
tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang
semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan
warna hijau kekuningan dan tersusun dari
pelepah daun. Daun tunggal, bentuk bulat telur
memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm
dan pertulangan menyirip dengan warna hijau
pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan
bersisik. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi
daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna
jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
kekuning-kuningan [7].
Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu:
sebagai bahan obat tradisional, bahan baku
industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, disamping itu rimpang tanaman kunyit
itu juga bermanfaat sebagai obat pasca
melahirkan anti inflamasi, anti oksidan, anti
mikroba, dan menurunkan kadar lemak darah
dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
Dapat dilihat pada Gambar 53.
Gambar 53. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
b. Temu Kunci (Boesenbergia rotunda L.)
Temu kunci dengan ketingian 50 cm,
merupakan herba rendah, merayap di dalam
tanah. Dalam satu tahun pertumbuhannya 0,3-
0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di
dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning
coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-30 x 0,5-
2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu
(pelepah daun). Daun tanaman ini pada
umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah
daun berwarna merah tanpa helaian daun.
Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang,
sangat beraroma; akar kuat, helai daun hijau
pada kedua permukaan elips meruncing, licin
dengan bagian bawah dasarnya membulat.
Bunga majemuk terminal pada batang semu,
muncul dari bagian dalam pelepah, agak duduk,
3–7 cm; seludang bunga meruncing, 4–5 cm.
Kelopak bunga 1,5-2 cm [7].
Rimpang temu kunci digunakan sebagai
sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita
pasca melahirkan. Dapat dilihat pada Gambar
54.
Gambar 54. Temu Kunci (Boesenbergia rotunda L)
c. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Tanaman terna berbatang semu dengan
tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari
2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar
rimpang terbentuk dengan sempurna dan
bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap
batang mempunyai daun 2–9 helai dengan
bentuk bundar memanjang sampai bangun
lanset. Kelopak bunga berwarna putih berbulu,
panjang 8–13 mm, mahkota bunga berbentuk
tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm [7].
Manfaat tanaman ini adalah sebagai obat
jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti
kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan,
pencegah kanker, dan anti mikroba. Dapat
dilihat pada Gambar 55.
Gambar 55. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.)
d. Lengkuas (Languas galanga L.)
Herba menahun, dengan akar rimpang.
Batang tegak. Daun kerap kali 2 baris, dengan
pelepah yang memeluk batang dan lidah di
antara batas pelepah dan helaian daun. Bunga
zygomorph, berkelamin. Kelopak berbentuk
tabung, dengan ujung yang bertaju, kerap kali
terbelah serupa pelepah. Bunga perdaun
pelindung 2-5. Benang sari sempurna dengan
tangkai sari yang berbentuk talang dan
menggulung [5]. Bermanfaat sebagai obat
tradisional; obat masuk angin, dan anti jamur
panu atau kurap. Dapat dilihat pada Gambar 56.
Gambar 56. Lengkuas (Languas galanga L.)
e. Jahe (Zingiber officinale Roxb.)
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai
1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning
atau jingga. Daun sempit, panjang 15–23 mm,
lebar 8-15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang
2– 4 mm bentuk lidah daun memanjang,
panjang 7,5 –10 mm, dan tidak berbulu,
seludang agak berbulu. Jahe merupakan tanaman
obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu.
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari
India sampai Cina [5].
Manfaat jahe adalah sebagai bahan
minuman obat masuk angin. Bagian ini sering
digunakan sebagai obat kepala pusing,
influenza, luka terinfeksi, dan daunnya
digunakan untuk tinja berdarah dan tinja
berlendir. Dapat dilihat pada Gambar 57.
Gambar 57. Jahe (Zingiber officinale Roxb.)