• www.berasx.blogspot.com

  • www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tumbuhan obat 3. Tampilkan semua postingan

tumbuhan obat 3

Jeruk Purut
(Citrus hystrix D.C.) 
Sinonim : C. paeda Miq.
Familia : rutaceae.
Uraian :

Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk 

menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk 

bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, 

panjang 8 -15 cm, lebar 2 - 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas 

warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas 

baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. 

Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering 

digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok 

dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik 

(Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang, 

jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku: 

Munte kereng (Alf'uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and 

zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun 

jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Daun jeruk purut berkhasiat stimulan dan penyegar. Ku lit buah berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik, 

rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan agak pahit. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI

Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi : 

- influenza,

- badan terasa lelah,

- rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta 

- kulit bersisik dan mengelupas.

Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :

- badan letih dan lemah sehabis sakit berat. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, sediakan 1 - 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum.

Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 - 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan 

buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Influenza

Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. 

Minum sekaligus selagi hangat. 

Kulit bersisik dan mengelupas

Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di 

kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur. 

Mewangikan rambut kepala

Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan 

saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut setelah keramas.

Badan lelah setelah bekerja atau letih sehabis sakit berat

Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan 

ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi.

Komposisi :

Daun mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri 1 - 1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin, 

tanin I%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2 - 2,5% v/b.
Jintan Putih

(Cuminum cyminum, Linn.) 

Familia : Apiaceae

Uraian :

Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji 

jintan putih juga digunakan sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki aroma 

yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di 

daerah india utara dekat kiaki pegunungan himalaya. Di indonesia meskipun dapat tumbuh, tetapi pada umumnya 

kurang baik. Jintan putih mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan 

putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentukdaun jintan putih tidak berwujud lembaran, 

tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran 

kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang.

Nama Lokal :

Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura 

engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit Jantung, haid tidak lancar, Sulit tidur, Jamu putri ; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Jantung

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 siung bawang merah, 7 

 pasang biji kemukus, 6 lembar daun sirih;

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai

 halus, kemudia ditambah 4 sendok makan air masak dan diperas

 serta disaring.

 Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara teratur.

2. Haid tidak lancar

 Bahan:1 sendok the biji jintan putih, 2 biji cengkeh kering, ½ potong 

 biji pala, 1 rimpang kunyit, 1 buah kapulaga, 1 potong gula aren, 1 

 sendok makan gula pasir, 2 lembar daun srigading.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 ½ gelas air 

 sampai mendidih, kemudian di saring.

 Cara Menggunakan:diminum lima hari sebelum tanggal haid.

3. Jamu Putri

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 rimpang kunyit, 1 genggam 

 bunga delima.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus 

 kemudian disedu dengan 1 gelas air dan disaring.

 Cara menggunakan:diminum biasa

4. Sulit Tidur

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 3 potong kangkung sayur, 2
lembar daun pegagan ¼ sendok makan ketumbar.

 Cara membuat: Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

 Cara menggunakan: diminum menjelang tidur.

Komposisi :

Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8%. Minyak menguap 

tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan cara disuling.

Jintan/Ajeran

(Coleus amboinicus, Lour.) 

Sinonim : Plectranthus amboinicus, Spreng. 

Familia : Labiatae

Uraian :

Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai 

berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas 

permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun 

Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan 

dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat￾tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering). 

Nama Lokal :

Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu 

(Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok; 

Pemanfaatan :

1. Asma dan batuk

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas 

 air kelapa hijau;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa 

 dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk 

 sampai merata.

 Cara menggunakan : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai 

 sembuh.

2. Perut Kembung

 Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;

 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; 

 Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Sakit Kepala dan sariawan

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas 
 air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk

 sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Demam Tinggi

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan 

 diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai 

 ampasnya mengendap;

 Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat

 tetes mata.

5. Luka/Borok

 Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel 

 yang telah diparut dalam jumlah yang sama;

 Cara Membuat : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah 

 dengan 1 gelas air, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan : diminum setiap hari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti 

inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA:Phytosterin-B.

Johar

(Cassia siamea Lamk,) 

Sinonim : Cassia florida Valh.

Familia : Caesalpiniceae (Leguminosae).

Uraian :

Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang 

lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal 

rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di 

ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter 

lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, 

SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun 

Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air 

rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) 

kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI -

UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang 
tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar 

glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. 

Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon 

tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh hepatoprotektif. Daun 

Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan 

hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. 

Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur 

penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh antibakteri 

terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan 

aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis. 

Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan 

Daun muda.

Kegunaan 

1. Demam. 

2. Kencing manis. 

3. Malaria.

4. Tonik.

5. Luka (obat luar) .

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis dan Malaria 

Ramuan:

Daun Johar segar 1 genggam

Air 220 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 hari sekali 200 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.

Peringatan

Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).

Komposisi :

Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: 

Minyak lemak dan sitosterin.

Jombang

(Taraxacum officinale Weber et Wiggers) 

Sinonim : T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis 

Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum.

Familia : compositae (asteraceae).
Uraian :

Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa 

sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun 

berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, 

sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi 

sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga 

tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna 

kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau 

bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang berkhasiat tonik. Daun tua dapat 

dikukus atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman 

atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jombang, taraksakum (Jawa). NAMA ASING Pu gong ying (C), dandelion (I). NAMA SIMPLISIA

Taraxaci Herba (herba jombang).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Jombang rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya dingin. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan lambung, serta

berkhasiat tonik pada liver dan darah. Selain itu, juga berkhasiat antibiotik, antiradang; menghilangkan bengkak, 

menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diuretik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan 

produksi empedu. Akar sedikit pahit, berkhasiat antitoksik, peluruh kencing (diuretik), pereda panas (antipiretik), 

penguat lambung, meningkatkan nafsu makan (stomakik), melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), 

melancarkan pengeluaran AS1 (laktagoga), laksatif ringan, dan menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Akar 

lebih berkhasiat jika digunakan setelah tumbuhan berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu 

mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa metabolisme serta merangsang ginjal 

mengeluarkan racun melalui air kemih. Selain itu, jombang berperan dalam proses pembuangan racun yang 

terbentuk pada infeksi dan polusi. Kandungan polisakarida dari tumbuhan jombang dapat menghambat 

perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus dan menghambat perkembangan 

sarcoma. Herba jombang berkhasiat menghambat perkembangan Staphylococcus aureus, Streptococcus 

hemolyticus, dan Neisseria catarrhalis. Ekstrak alkohol herba jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran 

empedu ke usus (kolagoga) pada tikus. Melindungi kerusakan liver (hati) tikus yang diberi zat karsinogenik CCl4. Air 

rebusan jombang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengaktifkan makrofag, 

merangsang pembentukan limfosit, dan pembentukan antibodi. Daun jombang berkhasiat diuretik kuat. Namun, 

tidak menyebabkan kekurangan kalium karena tumbuhan ini mengandung cukup kalium (Journal Planta Medica, 

1974). Akar jombang berkhasiat membersihkan hati, merangsang produksi cairan empedu, dan laksatif ringan 

(peneliti German, 1959). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tumbuhan yang digunakan adalah herba dan akar segar maupun yang telah dikeringkan.

INDIKASI

Herba jombang digunakan untuk pengobatan :

- radang, seperti radang tenggorokan, radang mata merah (konjungtivitis), radang akut usus buntu (akut 

apendisitis), radang panggul, radang hati (hepatitis), radang kandung empedu (kolesistitis), serta radang 

dan abses payudara,

- infeksi dan batu saluran kencing, 

- gondongan (parotitis),

- diare, disentri,

- sakit maag (gastritis), tidak nafsu makan, 

- kencing manis (diabetes mellitus),

- tekanan darah tinggi (hipertensi), 

- kurang darah (anemia),

- kaki bengkak karena timbunan cairan, 

- keputihan (leukore),
- produksi air susu ibu (ASI) sedikit,

- bisul, koreng, borok yang dalam, gigitan ular, 

- cellulite,

- pembesaran prostat,

- meningkatkan pembuangan asam urat, 

- bercak hitam di muka (freckles),

- tumor pada sistem pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas),

- kanker (payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, dan gusi), serta 

- leukemia granulositik kronik.

Akar digunakan untuk pengobatan :

- hepatitis, sakit kuning (jaundice),

- infeksi kandung empedu, mencegah timbulnya batu empedu, 

- memperbanyak ASI,

- buang air besar tidak lancar (sembelit),

- penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis, 

- rematik,termasuk osteoarthritis dan gout.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus atau tumbuk 15-30 g herba segar, lalu peras. Selanjutnya, minum air perasannya 

atau dapat digunakan untuk campuran resep. Khusus untuk mengobati kanker, tumor, atau penyakit berat, 

gunakan herba sebanyak 20 - 60 g. Cara lain, rebus 10 - 30 g akar, lalu air rebusannya diminum. Di beberapa negara, 

akar dikeringkan lalu digiling sampai halus. Ambil 1 - 2 sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Jika diperlukan, 

tambahkan air perasan jeruk nipis untuk memperbaiki rasa.

Untuk pemakaian luar, giling herba segar atau akar sampai halus, kemudian bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti 

payudara yang bengkak, bisul, dan luka bakar. Selain itu, daunnya pun dapat direbus, lalu gunakan airnya untuk 

mandi atau menguapkan wajah. Cara ini bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan memelihara kulit wajah dari flek 

dan jerawat. 

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Radang dan abses payudara

Cuci 60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Untuk pemakaian 

luar, cuci tumbuhan segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan pada payudara yang sakit. 

Radang kandung empedu

Cuci 30 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Kanker

Rebus 20-60 g herba jombang segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air 

saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari.

Keputihan akibat infeksi, kanker serviks, atau radang panggul 

Sediakan 30 g herba jombang segar (untuk kanker clan radang panggul sebanyak 60 g), lalu cuci sampai bersih. 

Selanjutnya, potong-potong dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air 

saringannya diminum sekaligus, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Selain direbus, herba pun dapat ditumbuk 

sampai halus. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Radang kandung empedu disertai hepatitis

Cuci 30-60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, sehari 3 kali, masing￾masing 1/2 gelas.

Kencing manis, tekanan darah tinggi

Cuci 30 g herba jombang segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air 

rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 

setengah gelas.

Komposisi :
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar 

mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxasterol, b-amyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline, levulin, pektin, 

inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, 

karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, dan vitamin (A, 

BI, B2, C dan D). Bunga mengandung arnidiol dan flavoxanthin. Pollen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-en-

3ß-ol, asam folat, dan vitamin C.

Jung Rabab

(Baeckea Frutescens L.) 

Sinonim : Baeckea chinensis Gaertn. Baeckea cochinchinensis Bl.

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Turnbuhan berbentuk perdu sampai semak, tinggi sampai 5 m, cabang-cabang liat. Daun berhadapan, helai daun 

sangat sempit seperti garis dan berkelenjar, tebal 0,8 mm dan panjang 5 mm sampai 16 mm. Bunga berkelipatan 5 

keluar dari ketiak daun, kecil, garis tengah lebih kurang 1,5 mm; tangkai bunga pendek; kelopak berbentuk lonceng 

dengan 5 belahan; tajuk 5 helai, agak bundar, warna putih dengan cincin hijau dibagian tengah dan lama kelamaan 

berubah menjadi merah; benang sari 10 buah. Keanekaragaman. Tinggi tumbuhan bervariasi, tergantung pada 

keadaan tempat tumbuh. Tumbuhan setinggi 30 cm sudah berbuah. Ekologi dan penyebaran. Tumbuh liar dipantai 

Cina Selatan serta digunung-gunung Sumatra dan Malaysia pada ketinggian 600 m sampai 2.200 m di atas 

permukaan laut; juga terdapat di Australia. Menyukai daerah agak kering. Budidaya. Merupakan tumbulian liar, 

belum dibudidayakan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH. Aron (Aceh), game-game (Batak),si gamei-gamei (Minangkabau), ijar atap, junjung atap, tutur atap 

(Bangka), ujung atap, sesapu (Biliton), ujung atap, daun cucur atap (Melayu) Jung rabab, Jung rahab, jung raab, 

ujung raab (Jawa), jung rahab (Madura), Anjung atap, anjung raab (Bali)., NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Baeckea 

Folium; Daun Jung Rahab.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas dan aromatik. KHASIAT Analgesik, antispasmodik, tonik, dan diuretik. 

Pemanfaatan :

Khasiat dan manfaat untuk pengobatan: 

Kakillengan (bengkak).

Ambillah setengah ons jung rahab, remaslah halus, dan rebuslah di dalam setengah botol cuka anggur. Gosokkanlah 

cairan rebusan ini pada kakil lengan yang bengkak dalam keadaan panas-panas suam.

Sakit Perut pada anak karena cacingan

Sepotong belerang sebesar biji asam. Setengah sendok teh jung rahab, sepotong temu hitam sepanjang buku jari 

tangan, sebuah umbi kecil temu kunci, tiga iris temu lawak, satu sendok teh kayu masoyi, sepotong bengle 

sepanjang setengah buku jari tangan, sepotong lempuyang wangi sepanjang setengah jari tangan dan lima biji 

benih adas; kesemuanya ditumbuk halus, dibungkus daun pisang clan dikukus selama lebih kurang sepuluh menit. 

Cairan yang keiuar diminumkan si sakit. Kalau cairannya yang keluar hanya sedikit, tambahkanlah sesendok air.

Demam pada wanita habis bersalin
Dengan segera sehabis bersalin minum obat berikut, dibuat baru dan diminum tiap pagi dan tiap sore. Kita dapat 

mencegah demam habis bersalin ini.

Rebuslah selembar daun papaya muda segar dengan satu sendok kecii asam segar dan sepotong gula jawa dalam 

satu gelas kecil air sampai airnya tinggal separo dan minumlah cairan itu setelah cukup dingin. Di samping itu perlu 

pakai tapal terbuat dari tujuh lembar daun Iler, satu sendok teh besar jung rahab (dibakar dulu jadi abu) dan sedikit 

asam kawak, semua ini ditumbuk bersama-sama.

Obat Penyegar terhadap kelelahan

minumlah air rebusan jung rabab

Komposisi :

Minyak atsiri, fenkhol, glikosida, senyawa triterpinoid, tanin, dan baekeol.

Kacapiring

(Gardenia augusta, Merr.) 

Sinonim : Gardenia jasminoides, Ellis. 

Familia : Rubiaceae

Uraian :

Kacapiring (Gardenia) banyak dipelihara orang sebagai tanaman hias atau pagar hijau yang memiliki aroma bunga 

harum. Kacapiring termasuk tumbuhan perdu yang berumur tahunan serta banyak memiliki cabang, ranting 

maupun daun yang lebat. Kacapiring mudah tumbuh disembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas. 

Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter di atas 

permukaaan laut. Batang pohonnya mampu mencapai ketinggian berkisar 1-2 meter. Bunganya berukuran besar, 

indah mirip dengan bunga mawar putih dengan tajuk-tajuk melingkar dan bersusun membentuk satu kesatuan 

yang anggun. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin dan mengkilap pada permukaan telapak daun bagian atasnya. 

Karena keharuman bunganya, kacapiring mempunyai nilai komersial untuk dibuat minyak wangi. Sedang

pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek.

Nama Lokal :

Kacapiring (Indonesia, Sunda), Ceplong piring (Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja putih (Aceh); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sariawan, Demam, Sukar buang air besar; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 12 lembar daun kacapiring

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas.

 Cara menggunakan: diminum sekaligus dan diulangi secara rutin 

 setiap hari.

2. Sariawan

 Bahan: 7 lembar daun kacapiring, 2 sendok makan madu dan 1 

 potong gula aren;

 Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dan ditambah dengan
 1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan 

 gula aren tersebut dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum dan diulangi setiap dua hari sekali.

3. Demam

 Bahan: 7 lembar daun kacapiring dan 1 potong gula batu;

 Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dengan 1 gelas air 

 dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk 

 sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum

4. Sukar buang air besar

 Bahan: 3 biji buah kacapiring;

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas;

 Cara menggunakan: diminum

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kacapiring (Gardenia augusta dan Gardenia jasminoides) dari penelitian para ahli diketahui 

mempunyai senyawa kandungan zat minyak menguap. Minyak menguap tersebut antara lain mengandung unsur 

linaloldan styrolyl.

Kaki Kuda

(Centella asiatica, (Linn), Urban.) 

Sinonim : Hydrocotyle asiatica, Linn. Pasequinus, Rumph.

Familia : Umbelliferae 

Uraian :

Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup 

mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang￾kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat 

sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi 

dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap 

bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm 

- 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset 

yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, 

tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 

mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya 

pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 2.500 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 

1.500 mm - 2.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 

mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 20' C - 25' C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · 

Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm - 50 cm dari permukaan tanah · 

Kedalaman perakaran : 5 cm - 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. 

Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun 
demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. · Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 

cm · Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. · Batangnya tumbuh 

merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. · Di daerah Jawa Barat, 

tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh.

Nama Lokal :

Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); 

Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Typus, Busung, Sakit kepala, Influenza, Keracunan Jengkol, Ayan; 

Pemanfaatan :

1. Tyfus

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5

 batang tapakliman.

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus 

 untuk diambil airnya.

 Cara menggunakan: hasilnya ditambah dengan 1 sendok makan 

 madu dan diminum.

2. Busung

 Bahan: tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3

 batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 cangkir.

3. Sakit Kepala

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan 

 jintan.

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan 

 madu, kemudian diminum.

4. Influenza

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda.

 Cara membuat: ditumbuk halus (dipipis) untuk diambil airnya.

 Cara menggunakan: ditambah sedikit garam dan diminum.

5. Keracunan jengkol

 Bahan: 10-15 daun kaki kuda.

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum.

6. Ayan 

 Bahan: daun kaki kuda secukupnya yang sudah kering daun gula 

 aren secukupnya.

 Cara membuat: daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1 

 sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan 

 tersebut disedu dengan 1 gelas air panas (masak).

 Cara menggunakan: disaring dan diminum; diulangi secara teratur.

komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air 

seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, 

brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, 

natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut 
asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen), Daun kaki kuda mengandung 

senyawa glikosida trigergepnoida, alkaloid hidrokotilin, steroid, tanin, minyak atsiri, gula pereduksi dan garam￾garam mineral seperti garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.

Kaktus Pakis Giwang

(Euphorbia milii Ch.des Moulins) 

Sinonim : E. splendens, Bojer.

Familia : Euphorbiaceae

Uraian :

Tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m., pada umumnya sebagai tanaman hias di taman, mengandung getah. Batang 

warna coklat, berduri kasar. Daun tunggal bentuk bundar telur dengan ujung lebih bulat dari pangkal, pinggir rata, 

warna hijau. Bunga bertangkai, ada yang tunggal dan ada yang majemuk (Khas disebut siatium), warna bermacam￾macam, ada yang 0ranye, kuning, dadu dan sebagainya.

Nama Lokal :

Kaktus Pakis Giwang (Indonesia); Tie hai tang (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Perdarahan haid, Bisul, Radang kulit, luka bakar, kena air panas; Hepatistis; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI. 

Seluruh tanaman, pemakaian segar.

KEGUNAAN.

1. Bunga: Functional uterine bleeding (Perdarahan menstruasi yang 

 fungsionil).

2. Batang: Hepatitis.

3. Daun: Bisul, radang kulit bernanah (Piodermi), tersiram air panas, 

 luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:

1. Functional uterine bleeding: 

 10-15 bunga segar, ditambah daging, direbus sebagai soup.

2. Bisul dan radang kulit bernanah: 

 Daun segar dilumatkan, ditambah gula merah secukupnya, 

 ditempelkan ke tempat yang sakit.

3. Hepatitis: 9-15 gram batang segar, direbus, minum airnya.

PERHATIAN: 

Bila timbul mencret (diarrhea) yang berlebihan setelah minum obat ini, minum rebusan Glycyrrhiza uralensis 

(Gancao) sebigai antidote.

NOTE : Glycyrrhim uralensis = G. glabra L. = Kayu Manis (kayu legi).
Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, astringen, netral, sedikit beracun (toxic). Bunga 

menghentikan perdarahan. (Hemostatik), batang dan daun sebagai anti pembengkakan (anti-swelling) clan anti 

radang (anti-inflammasi).

Kamboja

(Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.) 

Sinonim : Plumeria acuminata, Ait. P. acuminata, Roxb. P. acutifolia, Poir. P. alba, Blanco. P. obtusa, Lour. P. rubra, 

Linn. from acutifolia Woods. P. rubra, Linn. var. acutifolia (Poir) Bailey.

Familia: Apocynaceae

Uraian :

Morfologi Kamboja Daerah asal tumbuhan ini dari Amerika tropik dan Afrika, Termasuk tanaman hias, Varitas 

tumbuhan kamboja terdiri dari beberapa jenis antara lain : Kamboja putih dan kamboja merah / Kamboja jepang. 

Batang : batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang 

muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun : daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua 

ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga 

lebat, Bunga : Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, 

berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter 

di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk 

berkembang biaknya.

Nama Lokal :

Kamboja (Indonesia), Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali); Samoja, Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo); 

Campaka molja/bakul (Madura), Pandam (Minangkabau); Karasuti, Kolosusu, Tintis (Minahasa), Capaka 

kubu(Tidore); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kencing nanah (Gonorrhea), Bengkak, Bisul; 

Pemanfaatan :

1. Kencing Nanah (Gonorrhea)

 Bahan: 1 Potong akar kamboja

 Cara membuat: direbus dengan gelas air sampai mendidih.

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Patek, Puru (Frambusia)

 Bahan: 2 Sirap kulit kamboja

 Cara membuat: ditumbuk halus dan direbus dengan 1 cerek air 

 sampai mendidih.

 Cara Menggunakan: digunakan untuk mandi dan menggosok yang 

 luka.

3. Memulihkan Bengkak

 Bahan: 1 Sirap kulit kamboja
 Cara membuat: ditumbuk halus dan direbus dengan 0,5 cerek air 

 sampai mendidih.

 Cara menggunakan: digunakan untuk merendam bagian tubuh yang

 bengkak.

4. Bisul

 a. Bahan: daun kamboja dan minyak kelapa

 Cara membuat: daun kamboja dilemaskan dan diolesi dengan 

 minyak kelapa.

 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang bisul

 b. Bahan: Getah Kamboja

 Cara membuat: ambil getah kamboja dari pohonnya

 Cara menggunakan: oleskan pada bagian yang bisul.

Komposisi :

Getah Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa sejenis karet, triterpenoid amyrin, lupeol, 

kautscuk dan damar. Kandungan minyak mrnguapnya terdiri dari geraniol, sitronellol, linallol, farnesol dan 

fenetilalkohol.

Kapas

(Gossypium herbaceum L.) 

Sinonim : G.. hirsutum L.

Familia : Malvaceae

Uraian :

Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, 

bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, 

warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan 

berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda 

berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kapas (Jawa). NAMA ASING Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I). NAMA SIMPLISIA Gossypii 

Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, 

dan vital energi, antitusif, antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, 

mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). 

Biji kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan ginjal, menguatkan tulang punggung 

dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam 

(antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu, mempunyai efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan 

hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada pria. Hal ini berdasarkan 

penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan
ketidaksuburan (infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi 

sel yang memproduksi sperma. Mencit jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan 

ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu 

dan berkurang nafsu makannya (Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian pemberian 

oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak 

pengaruhnya pada gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman, Jurusan Farmasi, FMIPA 

UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas 

(Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya 

khasiat antifertilitas (Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya.

INDIKASI

Biji digunakan untuk mengatasi: 

- disfungsi ereksi (impoten), 

- ngompol (enuresis),

- berkeringat pada malam hari,

- wasir, dubur turun (prolaps anus),

- perdarahan clan keluarnya cairan dari liang sanggama (vagina),

- disentri,

- nyeri perut clan ulu hati,

- demam yang hilang timbul, 

- radang telinga, 

- memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI), dan 

- kontrasepsi pada pria.

Akar digunakan untuk: 

- terlambat haid,

- mengurangi keluarnya darah haid yang banyak, 

- mengurangi nyeri haid akibat endometriosis,

- mempermudah persalinan,

- mengatasi gangguan pencernaan,

- fungsi limpa yang menurun dengan gejala batuk dan sesak akibat lemahnya energi vital, dan

- menghaluskan tumit yang teraba kasar. 

Buah muda digunakan untuk pengobatan:

- diare.

Daun digunakan untuk pengobatan: 

- radang usus (enteritis),

- demam, dan

- batuk berdahak. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, tidak ada rekomendasi dosis. Urftuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu 

gunakan untuk menurap panu, luka, luka bakar, dan memar. Biji yang digiling halus digunakan untuk menurap 

herpes, skabies, luka, dan radang buah zakar (orkhitis).

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Diare

Cuci clan potong buah kapas yang masih mucla clan segar (lima buah). Rebus dengan satu gelas air selama 15 

menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.

Disfungsi ereksi (impoten)

Gongseng biji kapas (300 g) sampai kuning sambil tambahkan arak beras 1-2 sendok teh. Gongseng pula biji bawang 

putih di tempat terpisah. Selanjutnya, giling semua bahan sampai halus. Untuk pemakaian, ambil 10 g bubuk 

campuran tadi, larutkan dalam arak dan minum sewaktu perut kosong
Berkeringat malam

Masukkan biji kapas sebanyak 10 g ke dalam panci email bersama tiga gelas air. Rebus dengan api kecil sampai 

airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum airnya sekaligus pada waktu perut kosong. Lakukan sekali sehari.

Mempermudah persalinan

Iris akar kapas tipis-tipis, lalu seduh dan minum seperti minum teh.

Catatan:

Ibu hamil dilarang minum rebusan biji clan akar kapas karena dapat menyebabkan keguguran.

Gosipol toksisitasnya rendah, namun menimbulkan beberapa efek samping. Pada sebagian pengguna bisa timbul 

rasa lemah sementara yang terjadi pada fase awal pengobatan tidak memerlukan pengobatan. Sekitar 1,2% 

pengguna timbul rasa mual dan muntah, sebagian lagi mengeluh menurunnya hasrat seksual.

Bisa timbul hipokalemia pada sebagian pengguna obat ini tanpa menimbulkan gejala akibat kekurangan kalium. 

Sebaiknya, pemakaian obat ini dilakukan dengan pengawasan herbalis berpengalaman.

Dengan mengeluarkan gosipol dari minyak biji kapas melalui proses pengolahan lanjutan maka minyak biji kapas 

aman dikonsumsi dan berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Komposisi :

Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol 

(asesquiterpene) 0,56-2,05%, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2% 

gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat 

(15,58%). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. Gosipol berkhasiat 

menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan 

penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga mengandung kaempferol, herbacitrin, 

quercetin, isoquercetin, gossypetin, clan gossypitrin.

Kapasan

(Abelmoschus moschatus [L.] Medic.) 

Sinonim : Hibiscus abelmoschus L.

Familia : malvaceae

Uraian :

Kapasan ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka pada tanah terlantar maupun semak-semak atau 

ditanam di kebun-kebun. Kapasan dapat ditemukan pada ketinggian 1-650 m dpl. Semak, berumur pendek, tumbuh 

tegak, tinggi 0,5-2,5 m. Batang bulat, bagian pangkalnya umumnya berkayu, percabangan sedikit, ditumbuhi 

rambut kasar. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berlekuk, bercangap, atau berbagi 5 yang sangat 

dalam, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, pertulangan menjari, kedua permukaan berambut 

kasar, panjang 6-22 cm, lebar 5-20 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk lonceng, berukuran besar, keluar 

dari ketiak daun, daun mahkota 5 buah, panjang 3,5-10 cm, berwarna kuning. Buahnya buah kotak, bulat telur, 

berusuk lima, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, jika sudah masa.k akan terbuka dengan 5 katup. 

Biji berbentuk ginjal, pipih, keras, berwarna kelabu, bergaris halus dari pangkal sampai ujung, baunya wangi. Bijinya 

menghasilkan minyak kasturi yang digunakan sebagai campuran kosmetik, obat gosok rematik, serta campuran 

pada bedak untuk melembutkan kulit dan obat ruam kulit. Kapasan dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: Gandapura, kapas sedeki (Lampung). Jawa: kakapasan, kaworo (Sunda), kapasan, 

kasturi, regula, rewulaw, waron (Jawa), kastore bukal (Madura). Maluku: kasturi (Ternate). NAMA ASING Huang kui 

(C), musk mallow (I). NAMA SIMPLISIA Abelmoschi Radix (akar kapasan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar rasanya agak manis, sifatnya sejuk. Pereda panas (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), antiradang, dan 

melancarkan pengeluaran nanah. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian utama yang digunakan adalah akar. Selain itu, biji, daun, dan bunga juga berkhasiat sebagai obat. Daun dan 

akar digunakan sebagai bahan segar.

INDIKASI

Akar digunakan untuk pengobatan : 

- demam tinggi,

- batuk,

- sukar buang air besar (konstipasi), dan 

- batu saluran kencing.

Biji digunakan untuk mengatasi : 

- sakit kepala.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 10-15 g akar segar, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, cuci daun segar, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan tersebut pada bisul, koreng, 

atau pada tulang yang patah (fraktur), lalu balut dengan kain perban. Cara lain, rendam bunga dalam minyak 

kelapa, lalu oleskan pada luka bakar atau luka akibat tersiram air panas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Batuk

Cuci 10 g akar kapasan segar, lalu potong tipis-tipis. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, 

saring dan minum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Catatan

Daun, bunga, dan biji bisa digunakan untuk membasmi serangga.

Komposisi :

Akar mengandung minyak asiri, lemak, asam palmitat, sterol/ terpen. Biji mengandung a-cephalin, fosfatidilserine, 

plasmalogen, fosfatidilkoline plasmalogen, ambrettolid, ambretol, afamesol, furfural, tanin clan minyak asiri. Daun 

kering mengandung a-sitosterol, a-D-glikosida, dan tanin. Bunga mengandung a-sitosterol, mirisetin, dan glikosida.

Kapulaga

(Amomum compactum Soland ex Maton,) 

Sinonim : Arnornun cardamornum Willd. Arnomlnn capulaga Spangue & Burk.

Familia : Zingiberaceae.
Uraian :

Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Berbatang semu, bulat, membentuk 

anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 

cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, 

panjang lebih kurang 12,5 mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Amomi Fructus; Buah Kapulaga.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Pahit, menghangatkan, dan membersihkan darah. Khasiat Ekspektoran dan karminatif. PENELITIAN 

Datten Bangun, Semin Tarigan, Nazaruddin Umar, dkk. Bagian Farmakologi, FK USU dan Jurusan Farrnasi, FMIPA 

USU. Telah melakukan penelitian infus rimpang Kapulaga terhadap efek analgesik pada mencit. Dari hasil penelitian 

tersebut ternyata infus 10% dengan takaran 10 ml/kg bb, telah menunjukkan efek analgesik. Semakin besar 

takarannya, semakin besar perpanjangan waktu reaksi (PWR). 

Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan 

Buah.

Kegunaan 

Buah:

1. Aroma jamu.

2. Napas/mulut bau. 

3. Perut kembung.

4. Radang tenggorokan. 

5. Suara parau.

RAMUAN DAN TAKARAN

Napas/Mulut Bau 

Ramuan:

Buah Kapulaga 10 butir

Daun Pegagan 1 genggam

Air secukupnya

Cara pernbuatan: Dipipis.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari, pagi hari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu. Usahakan buang air besar 

secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan.

Perut Kembung dan Mulas 

Ramuan:

Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar) 7 butir 

Biji Jati Belanda(disangrai dan tumbuk kasar) 10 butir

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh

Cara pemakaian:Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml.

Radang Tenggorokan 

Ramuan:

Buah Kapulaga (tumbuk kasar) 10 butir

Rimpang Kunyit (tumbuk kasar) 6 gram

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Buah: Minyak atsiri, minyak lemak, zat pati, gula, dan protein.
Kastuba

(Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch.) 

Sinonim : Poinsettia pulcherrima R. Grah.

Familia : Euphorbiaceae

Uraian :

Kastuba berasal dari Meksiko. Umumnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman￾taman. Kastuba bisa ditemukan pada 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok 

jika ditanam pada ketinggian 600 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1,5-4 m ini mempunyai batang berkayu, 

bercabang, dan bergetah seperti susu. Daunnya tunggal, bertangkai, tangkai daun yang muda berwarna merah clan 

hijau setelah tua, letaknya tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang besar 

umumnya mempunyai 2-4 lekukan, ujung clan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 2,5-6 

cm, dan bagian bawah mempunyai rambut halus. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas 

disebut cyathium, keluar dari ujung tangkai. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk 

lanset, warnanya merah atau kuning. Cyathium tingginya 1 cm, hijau dengan taju merah clan satu kelenjar besar, 

pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari berwarna merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 

cm, ketika masih muda berwarna hijau dan cokelat setelah tua . Biji bulat dan berwarna cokelat. Pohon merah 

memiliki banyak varietas yang berasal dari Eropa dan merupakan hasil pemuliaan. Hasilnya, tanaman menjadi lebih 

pendek, daun lebih lebar, dengan warna daun pelindung yang bermacam-macam, seperti merah menyala, pink, 

atau putih. Tanaman ini merupakan tanaman rumah yang favorit selama hari Natal karena daun bunganya yang 

berwarna menyala. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: denok, puring benggala. Jawa: kastuba, ki geulis (Sunda), godong racun, wit racun, 

racunan, pohon merah (Jawa), racun, kedapa (Bali). NAMA ASING Yi ping hong, ye xiang hua (C), christmas flower, 

eastern flower, lobster flower, poinsettia (I). NAMA SIMPLISIA Euphorbiae pulcherrimae Herba (herba kastuba).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, sepat, sifatnya sejuk, toksik. Berkhasiat sebagai perangsang muntah, menormalkan siklus haid, 

menghentikan perdarahan (hemostatis), mempercepat penyembuhan tulang yang patah, menghilangkan bengkak, 

dan melancarkan keluarnya ASI (galaktagog).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah seluruh tanamannya. Untuk penyimpanan, lakukan 

pengeringan.

INDIKASI

Kastuba digunakan untuk pengobatan: 

- datangnya haid yang tidak teratur, 

- darah haid banyak (menoragia), 

- disentri, TB paru,

- air susu ibu sedikit,

- tulang patah (fraktur), dan

- bengkak karena terbentur (memar). 
CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, gunakan 10-15 g bahan yang direbus.

Untuk pemakaian luar, giling daun segar secukupnya sampai halus, lalu turapkan kebagian yang sakit, seperti 

radang kulit, erisipelas, luka berdarah, bengkak karena terbentur (memar), dan bengkak karena tulang patah.

CONTOH PEMAKAIAN

Radang kulit, erisipelas, luka, memar

Cuci daun kastuba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Turapkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--

3 kali sehari. Hentikan jika timbul lepuh.

Melancarkan keluarnya ASI

Cuci bunga kastuba segar sebanyak 10 g, lalu rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, 

saring clan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan:

Kastuba merupakan tanaman obat berracun. Getahnya sangat iritatif, jika mengenai kulit sering menimbulkan 

lepuh kecil (vesikel). Jika digunakan sebagai obat minum, menyebabkan muntah dan diare. Hati-hati minum 

rebusan herba ini, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Komposisi :

Daun mengandung alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang mengandung saponin, sulfur, lemak, 

amylodextrin, asam format, dan kanji.

Katu

(Sauropus androgynus (L,) Merr.) 

Sinonim : Sauropus albicus BL. Sauropus sumatranus Miq Sauropus indicus Wight.

Familia : Euphorbiaceae.

Uraian :

Tanaman perdu, tinggi 2-5 meter. Batang berkayu, bulat, bekas daun tampak jelas, tegak, daun muda berwarna 

hijau dan setelah tua berwarna cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi 

rata, panjang 1-6 cm, lebar 1-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk bentuk payung di ketiak 

daun, mahkota bulat telur, warna ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, diameter Iebih kurang 1,5 mm, warna hijau 

keputih-putihan.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Sauropi Folium; Daun Katu. Sauropi Radix; Akar Katu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Manis, mendinginkan, dan membersihkan darah. Khasiat Antipiretik dan laktagog. PENELITIAN Tjandra 

Sridjaja Pradjonggo, Wahjo Dyatmiko, Troet Soemarno, dkk. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian 

daun Katu terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina menyusui. Hasil penelitian tersebut adalah 

sebagai berikut. 1. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 10% dan kelompok yang tidak diberi infus ada 

perbedaan yang bermakna. 2. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang tidak diberi infus 
ada perbedaan yang bermakna. 3: Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang diberi infus 

10% ada perbedaan yang bermakna. Djuniati Kustifah, 1991. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan 

penelitian pengaruh infus daun Katu terhadap produksi air susu mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus 

daun secara per oral dapat meningkatkan kuantitas produksi air susu mencit. Agik Suprayogi, 1993. Fakultas 

Kedokteran Hewan IPB Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Katu terhadap peningkatan produksi 

susu kambing. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata larutan ekstrak daun Katu 20% yang diberikan secara in vitro 

dapat meningkatkan produksi air susu > 20%. kamposisi susu tidak berubah, terjadi peningkatan aktifitas 

metabolisme glukosa sebesar > 50%. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Daun dan akar.

KEGUNAAN 

Daun:

1. Demam

2. Pelancar ASI 

3. Suara parau.

Akar:

1. Demam

2. Kencing sedikit 

3. Lepra (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Demam dan Kencing Sedikit 

Ramuan:

Akar Katu 4 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Pelancar ASI

Daun Katu segar beberapa helai, dibuat sayuran. Selain daun Katu dapat digunakan daun Bayam, daun Lembayung, 

daun Sawi, Kacang Panjang, Kacang Koro, Jantung Pisang, buah Labu Air, buah Labu Merah, dan lain lain. Semua itu 

dijadikan sayuran dan dimakan secara bergantian. Makan harus teratur dan dipilih makanan yang bergizi.

Komposisi :

Senyawa steroid dan senyawa polifenol.

Kayu Manis (padang)

(Cinnamomum burmani (nees) Bl.) 

Sinonim : Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.

Familia : Lauraceae.
Uraian :

Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun 

muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. 

Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry 

Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit 

Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) mempunyai daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 

(berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien 

fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan 

penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil 

penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus 

pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Kulit kayu dan daun.

KEGUNAAN 

1. Mencret. 

2. Membangkitkan nafsu makan..

3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional.

4. Nyeri pinggang

5. Rematik. 

6. Sakit perut.

RAMUAN DAN TAKARAN

Mencret

Selain minum obat mencret sebaiknya juga diberi tapal

ramuan :

Kayu Manis (Padang) 3 gram

Buah Kayu Ules 2 gram

Rasuk Angin 2 gram

Rimpang Kencur segar 8 gram

Ketumbar 3 gram

jintan Hitam 2 gram

Mungsi 2 gram

Rimpang Lempuyang 10 gram

Pulosari 2 gram

Buah Adas 2 gram

Biji Kedawung 4 butir

Air sedikit

Cara pembuatan: Dipipis hingga menjadi pasta.

Cara pemakaian: Ditapalkan di seluruh bagian perut dan pakailah gurita.

Komposisi :

Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendirKayu Putih

(Meialeuca leucadendra L.) 

Sinonim : M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, 

Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. 

Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang 

hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, 

kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak 

beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, 

agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 

4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun 

berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu 

putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala 

putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya 

coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat 

tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, 

dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas 

daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui 

proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning￾kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.

Nama Lokal :

Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; 

Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono 

(Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang 

dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.

KEGUNAAN:

Daun:

- Rematik.

- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).

- Radang usus, diare, perut kembung.

- Radang kulit.

- Ekzema, sakit kulit karena alergi.

- Batuk, demam, flu.

- Sakit kepala, sakit gigi.

- Sesak napas (asma)

Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.

Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, 

ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:

1. Rasa lesu dan lemah, insomnia: 

 Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus 
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. 

 minum.

2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare: 

 Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai 

 tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

3. Radang kulit, ekzema: 

 Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 

 gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk 

 mencuci bagian kulit yang sakit.

4. Luka bernanah: 

 Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada 

 luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah 

 dari luka tersebut dan membersihkannya.

CATATAN :

- Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih 

 (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh 

 yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala, 

 pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut 

 kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang 

 sebagai obat batuk.

· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka 

 gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat 

 menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur 

 dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang 

 terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. 

Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda 

kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat 

sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, 

Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.

Kecubung

(Datura metel, Linn.) 

Sinonim : Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fasttuosa, Linn. var alba C.B. Clarke.

Familia : Solanaceae

Uraian :

Kecubung (Daura Metel) termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal. 

Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun 

demikian, tinggi dari tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan pada bagian 
tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga kecubung menyerupai terompet dan 

berwarna putih atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan 

yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil 

berwarna kuning kecoklatan. Selain Kecubung Kasihan (Datura Metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung Kecil 

(Datura Stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia Suaveolens, Humb, Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). 

Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain 

tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. 

Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.

Nama Lokal :

Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), ; Bembe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram); 

Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate); Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul, Eksim; 

Pemanfaatan :

1. Asma (Mengi atau Bengek)

 a. Bahan: 10 lembar daun kecubung

 Cara membuat: Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur 

 sampai kering;

 Cara menggunakan: Dipakai untuk merokok dengan bungkus 

 kelobot jagung. 

 b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya

 Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan

 dijemur sampai kering; 

 Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya 

 tembakau.

2. Reumatik

 Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa

 Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu, 

 kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api;

 Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan 

 pada bagian yang sakit.

3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul

 Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya;

 Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai 

 halus dan dibuat adonan sampai merata;

 Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada 

 bagian yang sakit.

4. Eksim

 Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa;

 Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan 

 minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api;

 Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk 

 menggosok bagian badan yang kena eksim.

Komposisi :

Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, 

atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis 

kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas 

sebagai obat luar. Perhatian!! Apabila seseorang keracunan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Dan untuk 

melawan keracunan tersebut adalah dengan minum kopi yang keras dan usahakan supaya menghirup udara segar 

sebanyak-banyaknya.
Kecubung Gunung

(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P) 

Sinonim : Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B.

Familia : solanaceae.

Uraian :

Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya tumbuh liar di 

daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan 

ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang￾cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur 

atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, 

pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 

4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota 

berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak 

pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. 

Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek 

dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali). NAMA ASING Datura, angel's trumpet (I). 

NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga kecubung gunung).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan penghilang nyeri (analgesik). 

EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan 

dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair, 

1990). 

Pemanfaatan :

Bagian yang digunakan adalah bunga. 

Bunga digunakan untuk mengatasi : 

- sesak napas,

- nyeri haid, dan 

- sakit perut.

CARA PEMAKAIAN

Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Sesak napas

Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.

Catatan: Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Komposisi :

Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasiKedelai

(Glycine max, (Linn.) Merrill.) 

Sinonim : Glycine soja, (Linn), Sieb. G. soja, (Linn), Zucc. 

Familia : Fabaceae

Uraian :

Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar 

tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. 

Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan 

kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil 

dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk 

sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan 

batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih 

dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna 

coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 

500 m di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui 

(Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung

Pandang); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sakit ginjal, Reumatik; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 1 genggam biji kedelai hitam

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas dan disaring untuk diambil airnya

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara rutin setiap hari.

2. Sakit Ginjal

 Bahan: 3 sendok makan biji kedelai.

 Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga

 tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.

 Cara menggunakan: diminum pada pagi hari setelah bangun tidur 

 dan dilakukan secarar rutin setiap hari.

3. Reumatik

 Bahan: 1 sendok makan biji kedelai hitam, 1 sendok makan kacang 

 hijau, dan 2 sendok makan kacang tanah.

 Cara membuat: semua bahan tersebut digoreng tanpa minyak

 (sangan = Jawa), kemudian ditumbuk (digiling) sampai halus.

 Cara menggunakan: dimakan 2 kali sehari 1 sendok teh, pagi dan 

 sore.

Komposisi :

Kandungan Kedelai (100 gr.) - Protein 34,9 gram - Kalori 331 kal - Lemak 18,1 gram - Hidrat Arang 34,8 gram -

Kalsium 227 mg - Fosfor 585 mg - Besi 8 mg - Vitamin A 110 SI - Vitamin B1 1,07 mg - Air 7,5 gram
Keji Beling

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) 

Sinonim : Strobilantes crispus, Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.

Familia : Acanthaceae

Uraian :

Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu 

menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai 

semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan 

apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan 

jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm 

(ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak 

terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan 

laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · 

Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · 

Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm 

dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : 

sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. 

Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang 

tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m.

Nama Lokal :

Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam; 

Pemanfaatan :

1. Tumor

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, 

 durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin.

2. Diabetes Mellitus

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: makanan yang manis-manis.

3. Lever (sakit Kuning)

 Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.

 Pantangan: makanan yang mengandung lemak.

4. Ambeien (wasir)

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.

5. Kolesterol tinggi

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan

 secara teratur.

 Pantangan: makanan yang berlemak.

6. Maag

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan

 secara teratur.

 Pantangan: makanan pedas atau asam.

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar.

 Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga 

 daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali 

 setelah berselang 2 jam.

Komposisi :

Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya.

Kelapa

(Cocos nucifera, Linn.) 

Familia : Palmaceae

Uraian :

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang 

pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya 

berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. 

Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus 

dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap 

tangkainya.

Nama Lokal :

Coconut (Inggris), Cocotier (Perancis); Kelapa, Nyiur (Indonesia), Kambil, Kerambil, Klapa (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Keracunan, Panas dalam, Sakit panas, Demam berdarah, morbili; Influenza, Kencing batu, Sakit saat haid, Cacing 

kremi, Sakit gigi; Ubanan, Ketombe; 
Pemanfaatan :

1. Keracunan

 Bahan: 1 butir kelapa hijau;

 Cara membuat: dilubangi ujungnya;

 Cara menggunakan: Airnya diminum sampai habis.

2. Sakit panas dalam

 Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telor ayam kampung mentah;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung 

 yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian 

 dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut;

 Cara menggunakan: diminum pada siang hari

3. Sakit panas

 Bahan: 1 gelas air kelapa muda dan 1 sendok madu;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai rata;

 Cara menggunakan: 

 Untuk dewasa: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

 Untuk balita: 2 kali sehari, 1/2 cangkir the;

4. Demam berdarah

 Bahan: 1 butir buah kelapa dan 1 butir jeruk nipis;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, jeruk nipis diperas 

 untuk diambil airnya, kemudian air jeruk nipis dimasukan ke dalam 

 buah kelapa dan diaduk sampai merata; 

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

5. Kencing batu

 Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telur ayam kampung mentah;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung 

 yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian 

 dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut.

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Mengurangi sakit waktu haid

 Bahan: 1 gelas air kelapa hijau dan 1 potong gula aren;

 Cara membuat: Kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai merata;

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore, selama 3 hari berturut-turut.

7. Influenza

 Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari;

 Cara membuat: buah kelapa dan kencur diparut, kemudian kedua 

 bahan tersebut dicampur merata, ditambah 1 gelas air masak dan 

 diperas untuk diambil airnya;

 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

8. Morbili

 Bahan: 2 helai daun kelapa kering, 1/2 genggam daun korokot, 1/2 

 rimpang dringo bengle, 1/2 genggam daun petai cina, adas 

 pulawaras secukupnya;

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus;

 Cara mengunakan: digunakan sebagai bedak untuk seluruh tubuh si penderita.

9. Mengusir cacing kremi

 Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 buah wortel;

 Cara membuat: buah kelapa dan wortel diparut, kemudian kedua 

 bahan tersebut dicampur, ditambah 1 gelas air, diperas dan disaring;

 Cara menggunakan: diminum malam hari menjelang tidur.

10. Sakit gigi berlubang
Bahan: tempurung (batok)

 Cara membuat: tempurung kelapa dibakar dan minyak yang keluar 

 di pinggir api diambil dengan kapas dan digulung sebesar lubang gigi;

 Cara menggunakan : dimasukan ke dalam lubang gigi yang sakit.

11. Ubanan

 Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua , air buah kelapa itu sendiri;

 Cara membuat: buah kelapa diparut dan diperas dengan air kelapa 

 itu sendiri untuk diambil santannya; kemudian air santan tersebut 

 diberi garam secukupnya dan diaduk sampai merata, kemudian 

 diembunkan semalam di luar rumah;

 Cara menggunakan: Sebagian dari santan tersebut dipergunakan 

 untuk mengurut bagian yang beruban dan dibiarkan 10 -15 menit, 

 sebagian santan lagi dipergunakan untuk keramas secara teratur 3 hari sekali.

12. Ketombe

 Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua dan 1/4 buah nanas, 1 butir jeruk

 nipis, 11/2 gelas air kelapa itu sendiri;

 Cara membuat: buah kelapa dan nenas diparut untuk diambil 

 airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur sampai merata dan disaring;

 Cara menggunakan: dipergunakan untuk keramas 5 hari sekali.

Komposisi :

Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah 

tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 

gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, 

dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. 

Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi 

kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat 

arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri 

dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 

gram.

Kelingkit Taiwan

(Malpighia coccigera Linn.) 

Familia : Malpighiaceae

Uraian :

Pertama kali ditemukan oleh Marcello Malpighi, seorang ahli ilmu pengetahuan berkebangsaan Itali (1628--1693). 

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh subur di segala jenis tanah, terutama di tanah Hat. Kelingkit 

Taiwan sering ditemukan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias sampai ketinggian 800 m dpl. Perdu dengan 

tinggi 0,5--2,5 m ini mempunyai ranting lurus yang menjulur, penuh dengan daun sehingga tampak rimbun. Daun 

tunggal, letaknya berhadapan, bentuknya oval dengan pangkal membulat, bagian tepi terdapat bagian-bagian yang 

bergigi menyerupai duri, panjang 1--2 cm, tebal seperti kulit, permukaan mengilap, warnanya hijau tua. Bunga di 
ketiak, warnanya putih atau ros pucat. Buah keras (1--2 buah), besarnya sekitar 1 cm, bertangkai, warnanya merah, 

dan berbiji. Perbanyakan dengan stek batang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Daun selaput, daun serut. NAMA ASING Mirten. NAMA SIMPLISIA Malphigiae coccigerae Folium 

(daun kelingkit taiwan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Menghilangkan panas, bengkak, dan dahak. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.

INDIKASI

Daun digunakan untuk:

- menghentikan muntah akibat lambung panas,

- janin dalam kandungan bergerak terus karena ibu terlalu panas,

- gelisah, sukar tidur (insomnia), 

- lidah kaku dan sukar bicara,

- rematik, dan 

- hepatitis. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 100--250 g daunnya dalam bentuk segar.

Untuk pemakaian luar, cuci bersih daun segar, lalu tumbuk sampai halus. Kompreskan pada bisul atau abses. 

CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT

Hepatitis akut dan kronis

Cuci daun kelingkit taiwan yang masih segar (dua genggam), lalu rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa 

separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas. 

Bisul, abses

Cuci daun segar (250 g), lalu tambahkan beberapa potong tang kwe. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu 

gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Kelor

(Moringa oleifera, Lamk.) 

Sinonim : Moringa pterygosperma, Gaertn. 

Familia : Moringacaea

Uraian :

Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. 

Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak 

terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. 

Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat 

berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan 

laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor
keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut 

klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). 

Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Nama Lokal :

Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo 

(Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, 

Cacingan; Luka bernanah; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Kuning

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas 

 air kelapa hijau;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa 

 dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu

 Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;

 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; 

 Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Rabun Ayam

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas 

 air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Sakit Mata

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan 

 diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap;

 Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.

5. Sukar Buang Air Kecil

 Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau worteL yang telah diparut dalam jumlah yang sama;

 Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan: diminum setiap hari.

6. Cacingan

 Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;

 Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan: diminum

7. Biduren (alergi)

 Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya;

 Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore

8. Luka bernanah

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. 

 Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan 

pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.
Kembang Bokor

(Cydrangea macrophylla [Thunb.] Seringe) 

Sinonim : Viburnum macrophylla Thunb.

Familia : Saxifragaceae

Uraian :

Kembang bokor berasal dari Jepang. Biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. 

Perdu menahun ini tegak, berbatang kuat, warnanya hijau sewaktu muda, dan mempunyai tinggi 0,5--1 m. Daun 

tunggal, bertangkai, letaknya berhadapan bersilang. Helaian daun lebar dan tebal, bentuknya bulat telur, pangkal 

dan ujungnya runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip, warna permukaan hijau tua, dan bagian bawah hijau 

kekuningan. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai, membentuk rangkaian yang membulat dengan 

diameter dapat mencapai 20 cm, warnanya putih, merah muda, dan akan menjadi biru. 

Nama Lokal :

NAMA ASING Yang siu chiu (C), hydrangea (I). NAMA SIMPLISIA Hydrangeae macrophyllae Herba (herba kembang 

bokor).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kembang bokor rasanya pahit dan sedikit pedas, sifatnya dingin, sedikit toksik. Berkhasiat sebagai antiradang dan 

antimalaria.

Pemanfaatan :

Bagian yang tanaman yang digunakan sebagai obat adalah herba dan akarnya. Bisa digunakan segar atau yang telah 

dikeringkan.

Herba kembang bokor digunakan untuk mengatasi: 

malaria, demam,gelisah (ansietas), sakit tenggorok.

CARA PEMAKAIAN

- Untuk obat yang diminum, gunakan 9--15 g herba yang direbus.

- Untuk pemakaian luar cuci herba secukupnya, lalu rebus. Airnya digunakan untuk mencuci ekzema pada kantung 

buah zakar dan kurap.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Malaria

Rebus herba kembang bokor dan daun murbei (Morus alba L.) (masing-masing 9 g) dengan tiga gelas air sampai 

tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua jam sebelum terjadi serangan malaria. 

Sakit tenggorok

Cuci akar segar kembang bokor secukupnya, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan cuka apel yang telah 

diencerkan secukupnya, giling sampai halus, lalu peras. Gunakan airnya untuk kumur tenggorok (gargle).

Ekzema pada kantung buah zakar

Cuci herba kembang bokor, herba bayam duri (Amaranthus spinosus L.), dan daun ketepeng cina (Cassia alata L.) 

secukupnya, lalu rebus sampai mendidih. Setelah dingin, gunakan untuk mencuci dan mengompres bagian yang 

ekzema.

Catatan

Kelebihan dosis menyebabkan mual.
Kembang Bugang

(Clerodentrum calamitosum L.) 

Familia : Verbenaceae

Uraian :

Di Jawa, terdapat dari dataran rendah sampai 750 m dpl., terutama pada daerah dengan musim kemarau yang 

panjang dan di tempat-tempat yang ternaungi. Tanaman ini dapat ditemukan di sekitar kampung, di kebun, tepi 

hutan dan jalan, kadang ditanam di pekarangan sekitar rumah sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Perdu, 

tumbuh tegak, tinggi 0,5-1 m, berakar tunggang dengan tunas akar menjalar di bawah tanah, bagian yang muda 

berambut pendek dan rapat. Batang berkayu, bercabang, diameter sekitar 1 cm, warnanya putih kehijauan. Daun 

tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal meruncing, panjang 

4-9 cm, lebar 1,5-4 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai 

yang keluar dari ketiak daun, dengan 5 mahkota bunga berwarna putih yang bercangap sampai pada pangkalnya. 

Benangsari dan tangkai putik menjulang diluar mahkota. Buahnya buah batu, bentuknya bulat pipih berwarna 

hitam mengkilat, diameter sekitar 1 cm, dengan kelopak buah berwarna merah tua mengkilat. Bijinya keras, kecil, 

warnanya hitam. Perbanyakan dengan biji dan tunas akar. 

Nama Lokal :

Kembang bugang, keci beling, keji beling (Jawa),; Kayu gambir (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Disentri, Demam, Wasir, Kencing tidak lancar, Kencing nanah; Kencing batu, sifilis, Digigit ular; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar. 

KEGUNAAN: 

Daun: 

- Disentri. 

- Demam. 

- Wasir. 

- Kencing tidak lancar, kencing nanah. Kencing batu jenis calsium 

 oksalat dan triple-phosphate. 

- Sifilis (lues). 

Akar: 

- Digigit ular. 

Buah: 

- Disentri. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 9 lembar daun ukuran sedang atau 7 lembar daun ukuran besar, direbus. 

Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan sedikit minyak. Dipakai untuk pengobatan: Perut 

kembung (meteorismus), luka bakar, bisul, borok framboesia, radang ginjal (nephritis). 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Demam: 
10 g daun segar dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 

 menit. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. 

2. Digigit ular: 

 Sepotong akar sebesar ibu jari dicuci bersih dan dibilas dengan air 

 matang, lalu dikunyah. Airnya ditelan, ampasnya diletakkan pada 

 luka gigitan. 

3. Wasir : 

 9 lembar daun dicuci bersih dan dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin 

 disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

4. Kencing batu: 

 a. 8 lembar daun dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin 

 disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x 3/4 gelas. 

 b. Daun kembang bugang, daun sarap, daun pecut kuda, daun 

 kumis kucing, masing- masing 7 lembar, direbus dengan 5 gelas 

 air bersih sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin disaring, minum. 

 Sehari 3 x 1 gelas. 

5. Kencing nanah: 

 6 lembar daun kembang bugang, 10 lembar daun pegagan, 20 lembar 

 daun picisan, 25 lembar daun jinten, 12 sirip daun meniran, 9 lembar 

 daun murbei, 8 lembar daun sendok, 50 lembar daun kumis kucing, 

 8 lembar daun bengang, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong

 seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 

 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum, Sehari 3 x 3/4 

 gelas. 

CATATAN: 

Clerodendrum calamitosum L. atau kembang bugang, dikenal juga dengan nama: Keci beling.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menghentikan perdarahan, penghancur batu ginjal. KANDUNGAN 

KIMIA: Saponin, flavonoida, politenol, alkaloid, kalium.

Kembang Coklat

(Zephyranthes candida Herb.) 

Familia : Amaryllidaceae

Uraian :

Terna kecil berumbi, warga suku bakung-bakungan, tinggi 15 - 30 cm, berasal dari Chili dan Brasilia. Daunnya 

panjang dan pipih keluar dari bonggol umbi yang terletak di dalam tanah. Daun agak melengkung, licin. Bunga 
mempunyai tangkai, tunggal, warna putih dan dadu, berbentuk seperti corong yang menghadap ke atas. Biji warna 

hitam dan pipih. Umbi berwarna putih, berlendir.

Nama Lokal :

Kembang Coklat (Indonesia); Gan leng cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Lever (Gangguan hati), Kejang pada anak-anak, Ayan (Epilepsi); 

Pemanfaatan :

YANG DIPAKAI: Seluruh herba (tanaman).

KEGUNAAN: 

Gangguan fungsi hati (Lever), kejang pada anak-anak. ayan 

CARA PEMAKAIAN:

1. Epilepsi: 10 gr herba (Z.candida) + gula batu, direbus, minum.

2. Kejang pada anak-anak:

 a. 10 - 15 gr daun segar + gula batu, direbus, minum.

 b. 10 - 15 gr herba + garam, dilumatkan, untuk ditempel pada pelipis.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak manis, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Lycorine, 

tazettin, haemanthidine, nerinine.

Kembang Kertas

(Zinnia elegans Jacq.) 

Familia : Asteraceae 

Uraian :

Kembang kertas merupakan tanaman asli Meksiko, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1.400 m dpl. Tanaman 

ini menyukai tempat-tempat terbuka yang terkena cahaya matahari, biasa ditanam secara bergerombol di taman￾taman atau di pekarangan sebagai tanaman hias atau bunganya digunakan sebagai bunga potong. Terna menahun 

yang tumbuh tegak dan berambut kasar ini tingginya sekitar 30-50 cm, daunnya berwarna hijau, letaknya 

berhadapan. Helaian daun bentuknya memanjang, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, tulang daun 

melengkung. Bentuk bunganya seperti bunga Aster, dengan warna yang beraneka ragam seperti merah tua, merah 

muda, kuning atau biru keunguan yang keluar dari ujung batang. Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Kembang Kertas, Kembang ratna; Bai fi ju (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Disentri, Kencing nanah, Bisul, Sakit pada puting susu; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tumbuhan

KEGUNAAN :

- Disentri.

- Kencing nanah

- Bisul (furunculosis)
Sakit pada puting susu (papilla mammae)

PEMAKAIAN :

Untuk minum: 10 - 30 gram, direbus.

Pemakaian Luar: Secukupnya digiling halus dibubuhkan kebagian yang sakit.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tawar, sejuk

Kembang Pukul Empat

(Mirabilisjalapa Linn.) 

Sinonim : Jalapa congesta Moench. Nyctago hortensis, Bot.

Familia : Nyctaginaccae

Uraian :

Herba tahunan, tegak, tinggi 20 cm - 80 cm, berasal dari Amerika Selatan, banyak ditanam orang sebagai tanaman 

hias di pekarangan atau sebagai pembatas pagar rumah. Tumbuh di dataran rendah yang cukup mendapat sinar 

matahari maupun di daerah perbukitan. Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang basah, daunnya berbentuk 

jantung, warna hijau tua, panjang 2 cm - 11 cm, lebar 8 mm - 7 cm, pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi 

daun rata, letak berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm. Bunganya berbentuk 

terompet, dengan banyak macam warna, antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang. 

Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya keras, warna hitam, 

berbentuk telur, dapat dibuat bedak. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 

7 cm - 9 cm dengan diameter 2 cm - 5 cm, isi umbi berwarna putih.

Nama Lokal :

Kembang pukul empat (Indonesia, Sumatra), ; Kembang pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); Kederat, segerat, 

tegerat (Jawa), Kupa oras, cako raha (Maluku); Bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki (Sulawesi); Pukul 

ampa, turaga, bodoko sina, bunga tete apa (Sulawesi); Zi Mo li (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Amandel (Tonsilis), Infeksi saluran kencing, Kencing manis; Kencing berlemak, Keputihan, Erosi mulut rahim, 

Reumatik,; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Akar, daun dan buah, dapat dipakai untuk pemakaian luar.

KEGUNAAN:

1. Radang amandel (tonsillitis).

2. Infeksi saluran kencing (genito-urinary tract. infection), prostatitis.

3. Kencing manis (DM), kencing berlemak (chyluria).

4. Keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervival erosion).

5. Radang sendi yang akut (acute arthritis)

PEMAKAIAN: Akar 9 - 15 gr. kering atau 15 - 30 gr. segar.

PEMAKAIAN LUAR: 

Pembengkakan payudara (acute mastitis), bisul, koreng, luka terpukul, ezcema. Lumatkan tanaman segar untuk 

pemakaian luar atau rebus dengan air secukupnya untuk cuci.

Daun bersifat maturatif (mempercepat pematangan bisul).
CARA PEMAKAIAN:

1. Acute arthritis: 

 akar segar direbus, minum. Bila badan panas, ditambah tahu, bila 

 badan dingin ditambah kaki sapi, Bunga putih sebanyak 120 gr., 

 direbus, minum.

2. Bisul:

 a. Pada bisulnya dioleskan sedikit minyak kemiri. Daun kembang 

 pukul empat dilayukan di atas api, kemudian dioleskan sedikit 

 minyak kelapa, tengahnya dilubang dan letakkan di atas bisul.

 b. 10 lembar daun kembang pukul empat dicuci, kemudian

 dilumatkan, ditambah air garam secukupnya, ditempelkan pada

 bisul dan sekelilingnya, Ialu dibalut.

 c. Akar segar dibuang kuhtnya, kemudian dilumatkan dan ditambah 

 gula enau. Tempelkan pada bisulnya, sehari diganti 2 x (dua kali).

4. Jerawat: 

 Buahnya mengandung zat tepung, dibuat tepung bedak. Tepung 

 bedak ini ditambah air, kemudian dioleskan.

PERHATIAN:

Wanita hamil dilarang pakai. Untuk merebus, tidak boleh memakai bahan dari besi (panci, sendok, dll.)

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Tidak berbau, manis, rasa netral sejuk. Anti radang, peluruh air seni, 

memperlancar-sirkulasi dan menghilangkan hambatan aliran KANDUNGAN KIMIA: Akar mengandung betaxanthins. 

Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%).

Kembang Sepatu Sungsang

(Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook. f.) 

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Kembang sepatu yang satu ini tidak termasuk Hibiscus rosa-Sinensis, karena berbagai macam perbedaan bentuk 

bunga dan daunnya. Tanaman ini umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, atau sebagai tanaman 

pagar di pedesaan. Menurut kepustakaan, tanaman ini pada tahun 1901 dimasukkan ke Taiwan. Asalnya, mungkin 

dari Afrika tropis. Perdu tegak, tinggi 2-4 m, cabang bagian atas umumnya menggantung, Daun tunggal, bertangkai, 

bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, panjang 2-12 cm, lebar 1-7,5 cm, tumbuh berjejal 

diujung ranting. Bunga berdiri sendiri, keluar dari ketiak daun, letaknya tergantung ke bawah dengan tangkai yang 

panjangnya 8-16 cm, mahkota bunga malekuk ke atas. Mahkota bunga bentuknya khas, bercangap menyirip 

rangkap dengan taju sempit, berkesan compang-camping, warnanya merah cerah dengan pangkal lebih tua. 

Tabung benang sari lemas, panjangnya 8-9 cm. Bakal buah beruang lima. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. 

Nama Lokal :

Kembang Sepatu, kembang wora-wari, kembang lampu; Kembang enting-enting; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bisul, Abses; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun, pemakaian segar.

KEGUNAAN :

- Bisul

- Abses

PEMAKAIAN :

Pemakaian Luar : Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan 

diatas bisul atau abses, lalu dibalut.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Menghilangkan pembengkakan, anti radang, megeluarkan nanah dan 

menumbuhkan sel-sel baru.

Kembang Sore

(Abutilon indicum (L.) Sweet) 

Sinonim : Sida indicum, Linn. 

Familia : Malvaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan, semak, tanah kosong 

yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, 

pangkalnya kerapkali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat. Daun letak 

berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, 

tulang daun menjari, panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. Bunga tunggal dengan 5 daun mahkota berwarna kuning, 

diameter 2-2,5 cm, bertangkai yang panjangnya 2-6 cm, keluar dari ketiak daun dan mekar setelah tengah hari. 

Buah bentuknya seperti bola tertekan dengan tinggi 1,5 cm, penampang 2,5 cm, terdiri dari 15-20 celah yang berisi 

3 buah biji berbentuk ginjal. Herba ini merupakan tanaman yang menghasilkan serat berwarna putih. Perbanyakan 

dengan biji. 

Nama Lokal :

Cemplok (Jawa), Barulau, belalang sumpa (Palembang); Jeuleupa (Aceh), Kembang sore kecil (Maluku),; Gandera 

ma cupa (Ternate); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Wasir, Bisul, Sakit Telinga, TB Paru (Bronkhitis), Kencing batu; Reumatik, Cacing keremi, sakit gigi, gusi bengkak, 

Demam, Diare; Kaligata, gondongan, Batuk, Sembelit, Kencing nanah; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan, herba setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya, kemudian 

dijemur sampai kering. 

KEGUNAAN: 

Daun / seluruh tanaman: 

- Pembengkakan saluran telinga yang menyebabkan rasa sakit
pendengaran menurun atau teiinga berdenging (tinnitus). 

- Demam, gondongan (epidemic parotitis). 

- TB paru, radang saluran napas (bronchitis). 

- Kencing sedikit (oliguria), kencing nanah, kencing batu. 

- Radang kandung kencing, radang saluran kencing (urethritis). 

- Diare. 

- Bisul (furunkeo, kaligata (urticaria). 

- Sakit gigi, gusi bengkak. 

- Rematik. 

Akar: 

- Batuk. 

- Kencing nanah. 

- Diare. 

- Radang telinga tengah (otitis media). 

- Wasir. 

- Demam. 

Biji: 

- Disentri. Sembelit. Kencing nanah, cystitis kronis. Cacing keremi. 

- Bisul. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 

Seluruh tanaman: 15-30 g (bahan segar: 30-60 g), rebus. 

Akar: 10-15 g, rebus. 

Pemakaian luar: Daun dilumatkan sampai halus, untuk bisul dan koreng, 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Wasir: 

 150 g akar direbus dengan air secukupnya sampai kental. Diminum 

 100 cc, sisanya diuapkan ke lubang dubur selagi panas. 

2. Bisul: 

 1 buah biji kering digiling menjadi bubuk, lalu diseduh dengan 1 

 cangkir air panas, hangat-hangat diminum. Daunnya setelah dicuci 

 bersih dilumatkan dan tambahkan madu secukupnya, tempelkan 

 pada bisul. 

3. Sakit telinga, pendengaran menurun: 

 60 g herba segar atau 20-30 buah dicuci bersih lalu direbus dengan 

 daging tanpa lemak. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan 

 setiap hari. 

4. Tuberkulose paru (TB paru) yang masih ringan: 

 30 g akar kembang sore, 30 g akar 1 lex asprelia, 15 g Mahonia 

 japonica, direbus. Setelah dingin disaring, dibagi dalam 3 bagian 

 untuk diminum habis dalam satu hari. 

5. Kencing batu:

 Herba direbus, dipakai untuk merendam tubuh. Untuk tapalnya, 

 ambil daun secukupnya, setelah dicuci bersih lalu digiling sampai 

 halus dan dipakai sebagai tapal pada pinggang dan kandung 

 kemih. Harus sering diganti, karena daunnya berbau busuk. 

6. Rematik:

 Rebusan herba ini dipakai untuk mandi atau sebagai kompres pada 

 bagian tubuh yang sakit. 

7. Cacing kerami pada anak: 

 Biji digiling halus lalu digulung seperti rokok kemudian dibakar
Asapnya ditiupkan kelubang dubur. 

8. Sakit gigi, gusi bengkak: 

 Daun direbus, hangat-hangat dipakai untuk kumur-kumur. 

CATATAN : 

- Hati-hati bila pemakai sedang hamil. 

- Kasingsat (Cassia occidentalis)

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, tawar, netral. Membersihkan panas dan lembab di dalam tubuh 

(antipiretik), melancarkan peredaran darah, anti radang, peluruh dahak dan peluruh kencing (diuretik). Daun: 

Manis, kelat, hangat. Akar: Manis, tawar, sejuk. Peluruh kencing, menenangkan organ paru (pulmonary sedative), 

masuk kedalam meridian ginjal. Biji: Peluruh kencing, laksans, peluruh dahak, aphrodisiak. KANDUNGAN KIMIA: 

Asam amino, asam organik, zat gula dan flavonoid yang terdiri dari gossypin, gossypitrin dan cyanidin-3-rutinoside. 

Biji mengandung minyak raffinose (C18 H32 O16).

Kembang Sungsang

(Gloriosa superba L.) 

Sinonim : Methonica superba, lamk.

Familia : Liliaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar di semak belukar, hutan jati, kadang ditanam sebagai tanaman hias yang 

di rambatkan di pagar atau pergola dari daerah pantai sampai 300 m dpl. Asalnya dari daerah tropik di benua Asia 

dan Afrika, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari penuh. Rajin berbunga terutama diawal musim 

penghujan, serta dikenal mempunyai rimpang yang beracun, Terna tahunan yang berumur panjang, memanjat, 

tingginya mencapai 2,5 m, bercabang melebar. Batangnya lunak, memanjat dengan sulur yang terdapat diujung 

daun. Daun tunggal bentuk lanset, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 8-25 cm, lebar 1-4 

cm, warnanya hijau, Bunga kuncup bentuknya bulat memanjang, bertangkai panjang, ujungnya runcing menghadap 

ke bawah. Bila mekar, bunganya akan membalik keatas, mahkota bunga berjumlah enam yang bentuknya keriting, 

bagian atas warnanya merah, pangkalnya berwarna kuning kehijauan. Warna bunganya lama kelamaan akan 

menjadi merah keseluruhan dan tidak cepat layu. Buah panjangnya 4-5 cm. Bijinya banyak, warnanya merah 

oranye. Akarnya mempunyai rimpang yang horizontal dan besar. Perbanyakan dengan biji atau rimpang. 

Nama Lokal :

Kembang jonggrang, kembang kuku macan (Jakarta); Katongkat, kembang sungsang (Sunda), Mandalika (Bali); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Lumpuh, Sakit sendi, Panas tinngi, Kencing nanah, kramp; Badan membengkak, Sukar bersalin; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang. 

KEGUNAAN:

- Lumpuh. 

- Sakit pada persendian. 

- Panas tinggi, kramp. 
- Badan membengkak. 

- Kencing nanah. 

- Sukar bersalin. 

PEMAKAIAN: Untuk minum: 3 g. 

Pemakaian luar: Umbi secukupnya diparut, dipakai untuk menggosok dan menurap ekzema, kurap, kudis dan gatal 

gatal. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Ekzema: 

 1 jari rimpang kembang sungsang, 3/4 jari umbi bidara upas, dicuci 

 lalu diparut. Remas dengan 2 sendok makan minyak jarak, dipakai 

 untuk menggosok dan menurap kulit yang terkena ekzema, lalu dibalut. Ganti 2 x sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang beracun (toksik). Menghilangkan panas dalam, menghilangkan 

nyeri dan menghilangkan bengkak. KANDUNGAN KIMIA: Colchicine, alkaloid.

Kemuning

(Murraya paniculata [L..] Jack.) 

Sinonim : M. banati Elm. = M. exotica, Linn. = M. exotica var. sumatrana Koord. et Val. = M. glenieli Thw. = M. 

odorata, Blanco. = M. sumatrana, Roxb. = Chalcas paniculata, Linn. = C. camuneng Burm.f. = C. intermedia, Roem. = 

Connarus foetens, Blanco, = C. santaloides, Blanco.

Familia : Rutaceac

Uraian :

Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. 

Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam 

untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang 

banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 -

9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal 

runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, 

bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun 

atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau 

setelah tua merah mengilap, berbiji dua. 

Nama Lokal :

Kamuning (Sunda), kemuning, kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),; 

Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki, tanasa, kamone, kamoni 

(Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), ; Infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, 

sakit gigi,; Haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, ; Nyeri pada tukak (ulkus), kuli kasar, 

memar akibat benturan,; Rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema,; Bisul, koreng, epidemik 

encephalitis B, luka terbuka di kulit.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat. 

INDIKASI :

Daun dan ranting berguna untuk mengatasi: 

- radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi 

 saluran kencing, kencing nanah, 

- keputihan, 

- datang haid tidak teratur, 
- lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), 

 sakit gigi, 

- kulit kasar. 

Akar berguna untuk mengatasi: 

- memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo, 

- digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng. 

- epideniik encephalitis B. 

Kulit batang berguna untuk mengatasi: 

- sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus). 

CARA PEMAKAIAN : 

Akar dan daun kering sebanyak 9- 1 5 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus atau direndam arak, lalu rninum. 

Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Bisul 

 Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya 

 tersisa l gelas. Setelah dingin disaring Lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 

2. Rematik, keseleo, memar :

 Akar kemuning kering sebanyak 15 - 30 g dicuci Lalu dipotong-

 potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 1/2 

 gelas, Lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, 

 Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

3. Memar :

 Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak, 

 dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di 

 atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 

4. Nyeri rematik sendi :

 Akar kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci, 

 tambahkan 3 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong 

 seperlunya Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam. 

 Semua bahan tersebut Lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :

 Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar 

 diteteskan ke dalam gigi yang berlubang. 

6. Melangsingkan badan :

 Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia) 

 masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari 

 kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil 

 diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul 

 diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.

7. Radang buah zakar:

 9 Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto 

 sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali 

 sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

8. Infeksi saluran kencing: 

 Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas 

 air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin 

 disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

9. Datang haid tidak teratur :

 Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing
masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1 

 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air 

 bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin 

 disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

10. Kulit kasar 

 Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai 

 lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan 

 tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur. 

CATATAN : 

- Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling. 

- Kapsul prolipid juga mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, 

geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan 

coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. 

Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Efek 

Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada 

percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, 

dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989). 2. Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 

200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI 

fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb 

menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan 

sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, 

Jan-Maret 1995). 3. Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan 

berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).

Kenanga

(Canangium odoratum, (Lamk.), Hook dan Thorms. (Lat) 

Sinonim : Hook dan Thorms. 

Familia : Annonaceae

Uraian :

Kenanga (Canangium odoratum) adalah tumbuhan berbatang besar sampai diameter 0,1-0,7 meter dengan usia 

puluhan tahun. Tumbuhan kenangan mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi 

pohon ini dapat mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas 

pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota 

berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu￾garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Di pedesaan, kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. 

Tumbuhan liar yang kini mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 meter 

di atas permukaan laut. 
Nama Lokal :

Kenanga (Indonesia), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga 

(Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Malaria, Asma, Sesak nafas, Bronkhitis, Jamu setelah melahirkan; 

Pemanfaatan :

1. Malaria dan Asma

 Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan.

 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum secara teratur.

2. Sesak Nafas

 Bahan: ½ gemggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula putih. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

3. Bronkhitis

 Bahan: 2 kuntum bunga kenanga. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

4. Jamu Sehat Setelah Melahirkan

 Bahan: bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih, 

 kunci pepet, kunyit, jongrahab, jalawe, dan jakeling. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 

 kemudian diseduh dengan air panas

 Cara menggunakan: disaring dan diminum;

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kenanga (Canangium odoratum) mengandung minyak yang khas kenanga.

Kencur

(Kaempferia galanga, Linn.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis 

empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang 

tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. 

Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna 

coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun 

setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung 

dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim 

penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di 

tempat terbuka. 
Nama Lokal :

Kenanga (Indonesia), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga 

(Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Malaria, Asma, Sesak nafas, Bronkhitis, Jamu setelah melahirkan; 

Pemanfaatan :

1. Malaria dan Asma

 Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan.

 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum secara teratur.

2. Sesak Nafas

 Bahan: ½ gemggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula putih. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

3. Bronkhitis

 Bahan: 2 kuntum bunga kenanga. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

4. Jamu Sehat Setelah Melahirkan

 Bahan: bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih, 

 kunci pepet, kunyit, jongrahab, jalawe, dan jakeling. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 

 kemudian diseduh dengan air panas

 Cara menggunakan: disaring dan diminum;

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kenanga (Canangium odoratum) mengandung minyak yang khas kenanga.

Kencur

(Kaempferia galanga, Linn.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis 

empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang 

tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. 

Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna 

coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun 

setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung 

dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim 

penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di 

tempat terbuka. 
Nama Lokal :

Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa);

Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan 

darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah; 

Pemanfaatan :

1. Radang Lambung

 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari.

 Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; 

 Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian 

 minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh. 

2. Radang Anak Telinga

 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala. 

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat;

 Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung

3. Influenza pada bayi 

 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb)

 Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat. 

 Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.

4. Masuk Angin

 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat: kencur dikuliti bersih. 

 Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, 

 kemudian minum 1 gelas air putih.Dapat dilakukan 2 kali sehari. 

5. Sakit Kepala 

 Bahan: 2-3 lembar daun kencur.

 Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus. 

 Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.

6. Batuk 

 a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. 

 Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya.

 b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari.

 Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; 

 Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin.

7. Diare 

 a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. 

 Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak.

 b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. 

 Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak.

8. Menghilangkan Darah Kotor 

 Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, 

 adas pulawaras secukupnya.

 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring. 

 Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur.

9. Memperlancar haid 

 Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua,

 adas pulawaras secukupnya.
Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama 

 dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir. 

10. Mata Pegal 

 Bahan : 1 potong rimpang 

 Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian. 

 Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.

11. Keseleo

 Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.

 Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya. 

 Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.

12. Menghilangkan Lelah.

 Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah. 

 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih 

 hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat 

 ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) 

berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, 

paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.

Ketepeng Cina

(Cassia alata, Linn.) 

Familia : Caesalpiniaceae 

Uraian :

Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat 

yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau 

sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang 

letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina 

mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna 

coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur 

pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut.

Nama Lokal :

Seven golden candlestik (Inggris), Ketepeng kebo (Jawa); Ketepeng cina (Indonesia), Ketepeng badak (Sunda); Acon￾aconan (Madura), Sajamera (Halmahera),; Kupang-kupang (Ternate), Tabankun (Tidore); Daun kupang, daun kurap, 

gelenggang, uru'kap (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Panu, Kurap, Kudis, Sembelit, Cacingan, Sariawan; 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun.

KEGUNAAN :

1. Panu, kurap

 Bahan: 1 genggam daun ketepeng cina segar, sedikit tawas (atau 1

 sendok makan kapur sirih)

 Cara membuat: semua bahan direbus, dilumatkan sampai menjadi bubur

 Cara menggunakan: digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 x per hari 

2. Sembelit (susah buang air besar)

 Bahan: 7 lembar daun muda ketepeng cina segar, 

 Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1 gelas

 Cara menggunakan: diminum sekaligus

3. Sariawan 

 Bahan: 4 lembar daun ketepeng cina segar, garam secukupnya.

 Cara menggunakan: dicuci bersih, dikunyah dengan garam 

 secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit, 

 kemudian airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 

4. Cacing Keremi pada anak-anak

 Bahan: 7 lembar daun ketepeng cina segar, asam secukupnya untuk

 menghilangkan bau, 2 sendok teh bubuk akar kelembak.

 Cara membuat : Semua bahan direbus dengan 2 gelas air hingga 

 mendidih sampai menjadi 1 gelas, disaring.

 Cara menggunakan: Sesudah hangat diminum

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, hangat, insecticidal, menghilangkan gatal-gatal, pencahar, obat 

cacing, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit. KANDUNGAN KIMIA: Rein aloe-emodina, rein aloe￾emodina-diantron, rein, aloe emodina, asam krisofanat, (dihidroksimetilanthraquinone), tannin.

Ketepeng Kecil

(Cassia tora Linn.) 

Sinonim : Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk.

Familia : Caesalpiniaceae (Leguminosae)

Uraian :

Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi 

sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Batangnya lurus, pangkal batang 

berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk 

menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 -

3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut halus. 

Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun. Buahnya 

buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman 
perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran 

rendah sampai 800 m di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung air (ascites), sulit 

buang air besar; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, dikeringkan.

KEGUNAAN: ,

1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun 

 senja, glaucoma.

2. Tekanan darah tinggi.

3. Hepatitis, cirrhosis, ascites (Perut busung air).

4. Sulit buang air besar (habitual constipation).

PEMAKAIAN:

5 - 15 gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar.

CARA PEMAKAIAN: 

1. Tekanan darah tinggi: 

 15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning, 

 kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, 

 seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh.

2. Radang mata: 

 Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya, tempelkan pada kedua 

 pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa).

3. Cacingan pada anak: 

 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah 

 sedikit arak putih, diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa manit pahit dan asin, agak dingin. Pengobatan radang mata, 

peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk meridian liver (Purifies = membersihkan) dan 

meridian ginjal (Supports = menguatkan). KANDUNGAN KIMIA: Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe￾emodin, rhein, physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.

Ketimun

(Cucumis sativus L.)

Familia : Cucurbitaceae

Uraian :

I. URAIAN TANAMAN Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. 

Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara 
yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun 

sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga

berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Tanaman semusim, merayap atau merambat, berambut 

kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi 

tangkai daun. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7, dengan 

pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. 

Bunganya ada yang jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah 

bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10--

30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, 

warnanya putih kotor. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus. Buahnya bisa 

dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis 

ketimun yang ada di pasar, seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun watang. 

Perbanyakan dengan biji. II. SYARAT TUMBUH a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · 

Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan · Bulan 

kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 170 C - 230 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : 

sedang - tinggi b. Tanah · Tekstur : lempung · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan 

tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8 · Kesuburan : tinggi 

2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Pencangkulan tanah sedalam 30 cm lalu diratakan, dibuat bedengan 

ukuran 120 cm x (300 - 500) cm. · Pada bedengan dibuat lubang dan diberi pupuk kandang 1 kg - 2 kg/lubang. b. 

Persiapan Bibit · Tanaman mentimun dapat diperbanyak dengan biji. c. Penanaman · Biji ditanam langsung ke 

dalam lubang tanam. Setiap lubang diberi 2 butir - 3 butir. · Jarak tanam 50 cm x 100 cm · Sediakan turus untuk 

merambat mentimun.

Nama Lokal :

Bonteng, katimun, timun, temon, antemon, boyuk (Jawa); Dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka, koto (Sumatra); 

Kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu (Sumatra); Betiak, betik, lepang (Kalimantan), Suai, bojo 

(Sulawesi);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Kulit gatal, Keracunan;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Buah, daun, biji. 

KEGUNAAN: 

Buah: 

- Tekanan darah tinggi. 

- Sariawan. 

- Demam.

- Jerawat. 

- Membersihkan muka berminyak. 

- Membersihkan ginjal. 

Biji: 

- Cacingan. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Secukupnya diparut atau dimakan mentah. 

Pemakaian luar: Buah secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Dipakai untuk kompres pada demam, dibubuhkan pada 

luka, luka bakar, bercak noda di kulit, jerawat, membersihkan kulit muka yang berminyak dan mengurangi kulit 

yang gatal. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Takanan darah tinggi: 

 2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya 

 diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.Lakukan 2-3 kali sehari. 

2. Sariawan: 
Setiap hari makan buah ketimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara rutin. 

4. Membersihkan ginjal: 

 Ketimun segar dicuci lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan 

 disaring. Airnya diminum sedikit demi sedikit sampai lambung 

 terbiasa menerima cairan ketimun. 

5. Demam:

 Ketimun secukupnya dicuci bersih, lalu diparut. Hasil parutannya diletakkan di atas perut. 

6. Jerawat: Buah ketimun dicuci lalu diiris-iris. 

 lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari

Komposisi: :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Buah: Penyegar badan, penyejuk, peluruh kencing, menghaluskan dan 

melemaskan kulit. Daun: Perangsang muntah. KANDUNGAN KIMIA: Biji: Minyak lemak, karoten. Daun: Kukurbitasin 

C, stigmasterol. Buah juga mengandung sedikit saponin, enzym pencernaan, glutathione, protein, lemak, 

karbohidrat, vitamin B dan C.

Ki Tolod

(lsotoma longiflora Presi.) 

Sinonim : Laurentia longiflora, (Linn.), Peterm. 

Familia : Campanuiaceae

Uraian :

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar 

pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 

1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam 

dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal 

menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, 

warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang 

berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji 

banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan. 

Nama Lokal :

Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit gigi, Asma, Bronkhitis, radang tenggorokan, Obat luka; Obat tetes mata, Obat kanker; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga atau seluruh tanaman. 

KEGUNAAN: 

Daun: 

- Sakit gigi. 

- Asma, bronkhitis, radang tenggorok. 
- Obat luka. Bunga: 

- Obat tetes mata. 

Seluruh tanaman: 

- Obat kanker.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 3 lembar daun, direbus. 

Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, letakkan ditempat yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Bronkhitis, radang tonggorok: 

 3 lembar daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. 

 Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore.

2. Sakit gigi: 

 2 lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi yang sakit. 

3. Obat luka: 

 Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus. 

 Tempelkan pada luka lalu dibalut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari. 

CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Getahnya beracun. Anti radang. KANDUNGAN KIMIA: Senyawa alkaloid 

yaitu lobelin, lobelamin, isotomin.

Klabet

(Trigonella foenoem-graecum L) 

Familia : Papilionaceae (Leguminoceae)

Uraian :

Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi 30 cm sampai 60 cm. Daun berbentuk bundar telur terbalik sampai bentuk 

baji. Bunga tunggal atau sepasang, keluar di ketiak daun, mahkota berwarna kuning terang. Buah polong gundul, 

memanjang atau berbentuk lanset. Buah berisi 10 sampai 20 biji.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Foenigraeci Semen; Biji Klabet.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit dan menghangatkan. KHASIAT Laksatif, ekspektoran, dan oroxigenik. PENELITIAN Sri Adi Sumiwi 

S.A., 1988. Studi Farmasi, FPS ITB. Pembimbing: Dr. Ny. N.C. Soegiarso. Telah melakukan penelitian pengaruh 

ekstrak biji Klabet terhadap spermatogenesis tikus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak biji Klabet 

berpengaruh terhadap spermatogenesis tikus jantan. 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Biji.

KEGUNAAN 

1. Asma. 

2. Batuk. 

3. Haid tidak teratur.

4. Membangkitkan nafsu makan. 

5. Pencernaan tidak baik.

6. Radang lambung.

7. Sakit kerongkongan. 

8. Wasir.

9. Bisul (obat luar).

10. Rambut rontok (obat luar). 

11. Rematik - nyeri otot (obat luar). 

12. Pelembut kulit (kosmetika).

RAMUAN DAN TAKARAN

Meningkatkan Pertumbuhan Rambut

Minyak Kemiri dikenal untuk mencegah rambut rontok. Untuk meningkatkan pertumbuhan rambut, pada minyak 

Kemiri ditambahkan biji Klabet.

Ramuan:

Serbuk biji Klabet 5 gram

Minyak Kemiri 100 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. Campuran tersebut didiamkan selama semalam, kemudian dienaptuangkan.

Cara pemakaian: Sebagai minyak rambut.

Komposisi :

Alkaloid trigonelina, steroida, sapogenin, diosgenin, gitogenin, tigogenin, yamogenin, trilin, diosin, flavonoid vitexin, 

dan enzim.

Kol Banda

(Pisonia alba Span.) 

Sinonim : P. grandis, R.Br. = P. sylvestris T & B. var. alba. 

Familia : Nyctaginaceae

Uraian :

Kol banda merupakan tanaman asli Indonesia, terutama di bagian timur Nusantara dan di Jawa serta tempat￾tempat lainnya. Tumbuh dengan baik di hutan, tepi pantai dan tempat-tempat terbuka lainnya seperti di 

pekarangan rumah sebagai tanaman pagar, di taman-taman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar dan dapat 

ditemukan dari 1-300 m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi sekitar 5-13 m, percabangan agak mendatar sehingga 

tampak rindang. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya jorong sampai memanjang, tepi rata atau bergerigi, ujung 

runcing, pangkal tumpul, panjang 9-24 cm, lebar 3-16 cm, tulang daun menyirip. Daun muda yang tumbuh di ujung 
batang warnanya putih sampai kuning pucat, sedang daun tua berwarna hijau muda. Bunganya kecil-kecil 

berbentuk tabung, merupakan bunga majemuk menggarpu dan jarang ditemukan. Daun muda dapat dimakan 

sebagai lalab mentah, direbus atau sebagai pembungkus buntil. Perbanyakan dengan cangkok, stek batang atau 

rantingnya, biasanya dipilih ranting yang cukup besar. 

Nama Lokal :

Kol bandang (Sunda, Jawa), safe (Roti), hale (Flores),; motong (Solor), hali (Alor), sayor bulan (Timor), kendu (Irian); 

kayu wulan, kayu bulan, kayu burang, kayu bulang, buring,; kai lolohun, kayu kulo (sulawesi), suwe, sayor putih, 

talang; air puiro, ai puti, ail putiil, kau fulan uta ambulane, hate bula, hate bulan (Maluku); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Bisul, Bengkak, Penebalan kulit, Mata ikan, sering kencing; 

Pemanfaatan :

Daun. 

KEGUNAAN: 

- Asma. 

- Bengkak-bengkak, bisul. 

- Penebalan kulit, mata ikan (clavus). 

- Sering kencing. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Secukupnya. 

Pemakaian luar. Secukupnya, dipanaskan di atas api sampai lemas atau digodok dengan susu/santan untuk 

menurap bagian yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Kaki bengkak: 

 Daun dicuci bersih lalu dipanaskan di atas api sampai terasa lemas, 

 kemudian diletakkan pada kaki yang bengkak. 

2. Bisul :

 Beberapa lembar daun muda, digodok dengan sedikit santan, 

 setelah lunak dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk 

 menurap seluruh permukaan bisul. 

3. Melunakkan kulit yang menebal dan mengeras (clavus): 

 Daun dicuci bersih lalu digodok dengan susu atau santan. Setelah 

 dingin ditempelkan kebagian kaki yang menebal. 

4. Sesak karena asma: 

 Beberapa lembar daun yang masih muda dicuci lalu diasapkan 

 sebentar, makan sebagai lalab matang. Lakukan 2 x sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Bau lemah tidak khas, rasa tawar. Anti radang (anti-inflamasi), 

pembunuh kuman (anti septik).

Kompri

(Symphytum officinale L. Em,) 

Familia : Boraginaceae
Uraian :

Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumpput basah atau pinggir selokan. Di 

Indonesia kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, 

tinggi 20 - 50 cm. Tumbuhan berbatang sernu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, 

permukaan berambut kasar, panjang 27 - 50 cm, lebar 4,5 - 14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh 

berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. 

Buah bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. 

Perbanyakan dengan pemisahan akar. 

Nama Lokal :

Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rematik, pegal linu, diare, tifoid, nyeri ulu hati, kanker payudara,; Radang saluran napas (bronkhitis), luka memar, 

borok, ; Kencing manis (diabetes melitus), patah tulang (fraktur), ; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik gout, 

radang usus,; Payudara bengkak karena ASI, gangguan lambung,; Batuk berdahak, radang amandel (tonsilis), darah 

haid banyak,; Kencing darah, liur berdarah, dan wasir berdarah.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar.

INDIKASI :

Daun berkhasiat untuk mengatasi: 

- rematik, pegal linu, 

- diare, 

- tifoid, 

- nyeri ulu hati, radang saluran napas (bronkitis), kencing manis (DM), 

- tekanan darah tinggi, dan 

- kanker payudara. 

Akar berkhasiat mengatasi: 

- luka memar, borok, luka pada paru, 

- tulang patah (fraktur), 

- rematik gout, 

- payudara bengkak karena bendungan ASI, 

- radang usus, gangguan lambung, 

- batuk berdahak, radang amandel (tonsilitis), radang saluran napas 

 (bronkitis), 

- rasa penuh di dada, 

- perdarahan: darah haid banyak, kencing darah, liur berdarah, dan 

 wasir berdarah. 

CARA PEMAKAIAN :

Akar segar sebanyak 20-30 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar yang digiling halus untuk 

menyembuhkan luka, ekzema, dan memar. Akar yang digiling halus dicampur sedikit kapur untuk menyembuhkan 

luka bemanah, borok di tungkai, bisul besar, wasir, gangren, rematik gout, dan tumor. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Rematik :

 Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Makan sebagai lalab. 

2. Rematik gout :

 Akar kompri segar secukupnya dicuci lalu digiling halus. Letakkan pada bagian tubuh yang sakit. 

3. Luka memar, borok, luka pada paru :

 Akar kompri segar sebesar 1 ibu jari dipotong-potong lalu direbus 

 dengan 1 gelas air bersih atau arak. Setelah dingin disaring, lalu 

 dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore sama banyak. 

4. Rasa penuh di dada 

 Akar kompri segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong 
 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. 

 Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore. 

5. Tulang patah, luka terpotong, luka baru :

 Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada bagian 

 tulang yang patah atau luka terpotong, lalu dibalut. 

6. Payudara bengkak, wasir berdarah :

 Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada wasir 

 yang berdarah atau payudara yang bengkak. 

7. Tonsilitis, bronkitis, batuk berdahak :

 Akar kompri segar sebanyak 25 g dicuci lalu dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 

 Setelah dingin disaring, dibagi 2 sarna banyak. Minum pagi dan sore hari. 

8. Menghentikan perdarahan :

 Akar kompri segar sebanyak 20 g digiling halus. Air perasannya ditambah sedikit anggur, minum. 

CATATAN :

- Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan hati. 

- Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai 

 penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan. 

 Penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan 

 yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). 

- Untuk pemakaian luar, penggunaan daun kompri sebagai obat untuk 

 penyembuhan luka dan tulang patah tidak bermasalah.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Daun kompri mengandung symphytine, echimidine, anadoline, al- kaloid pyrrolizidine (PAs), 

tanin, minyak asiri, allantoin, dan vitamin (B 1, B2, C dan E). Alkaloid pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab 

kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid 

pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun. Efek Farkologis dan Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 

20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan 

sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988).

Kubis

(Brassica oleracea var. capitata) 

Familia : cruciferae (brassicaceae).

Uraian :

Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak. Yang lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis 

bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. 

sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah Utara Perancis 

Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial. Kubis yang telah 

dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Untuk memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh 

sebagai tanaman biennial. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan curah 
hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, 

warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, 

daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda 

yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop 

samping pada kubis tunas (Brussel sprouts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai 

panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning. Buahnya buah polong berbentuk 

silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur panennya 

berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat 

dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak 

dengan biji atau setek tunas. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kol, kobis, kubis telur, kubis krop. NAMA ASING Cabbage. NAMA SIMPLISIA Brassicae capitatae 

Folium (daun kubis).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Melindungi tubuh dari bahaya radiasi, menghambat pertumbuhan tumor, dan pencahar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah daun. 

Kubis digunakan untuk pengobatan :

- gatal akibat jamurcandida (candidiasis), 

- jamur di kulit kepala, tangan, dan kaki 

- kadar kolesterol darah tinggi,

- radang sendi (artritis),

- melindungi tubuh dari sinar radiasi, seperti sinar x-ray, komputer, microwave, dan televisi berwarna,

- antidote pada mabuk alkohol (hangover), racun di hati, 

- menghilangkan keluhan prahaid (premenstrual sindrom),

- meningkatkan produksi ASI,

- mencegah tumor membesar,

- mencegah kanker kolon dan rektum, 

- borok (ulcus) pada saluran cerna, dan 

- sulit buang air besar (sembelit).

CARA PEMAKAIAN

Sediakan 25-30 g kubis, lalu makan mentah-mentah, sebagai lalap atau dapat juga direbus atau dijus. Karena kubis 

termasuk makanan berserat maka jika seseorang mengonsumsi kubis terlalu banyak bisa menimbulkan rasa penuh, 

kembung, dan menimbulkan gas di dalam perut yang cukup banyak. Selain itu, juga dapat mengganggu penyerapan 

zat gizi tertentu.

Untuk pemakaian luar, jus kubis dapat digunakan untuk mencuci liang sanggama yang gatal akibat jamur Candida 

albicans, penyakitnya dikenal dengan nama candidosis vaginalis. Selain itu, ramuan ini dapat digunakan untuk 

mencuci luka, menyembuhkan jamur di kulit dan kepala (dengan cara dioleskan), serta mengompres bagian tubuh 

yang memar, membengkak, atau nyeri sendi.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Premenstrual sindrom, kandidiasis dan infeksi jamur

Minum jus kubis segar setiap hari. Jus kubis juga dapat digunakan untuk mencuci kemaluan (vaginal douche).

Sembelit

Makan lalap kubis setiap hari, baik yang mentah atau matang. 

Ulcus pada saluran cerna

Minum 1/2 gelas jus kubis segar, lakukan dua kali sehari. 

Melindungi tubuh dari sinar radiasi

Makan kubis segar setiap hari sebagai lalap atau minum jus kubis. 

Meningkatkan produksi ASI

Jus kubis dapat diberikan kepada ibu hamil beberapa saat sebelum melahirkan.
Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi

Cuci 1/4 bagian kubis segar berukuran sedang sampai bersih, bilas dengan air matang, lalu potong-potong 

seperlunya. Jus kubis tersebut, lalu minum sarinya sekaligus, lakukan setiap hari.

catatan

Tapal dari kubis dapat menyebabkan lepuh jika digunakan selama beberapa jam.

Jika jus kubis dikonsumsi terus-menerus, dapat mengurangi jumlah yodium di dalam tubuh. Akibatnya, kelenjar 

gondok (tiroid) kekurangan yodium. Untuk mencegahnya, perbanyak mengonsumsi makanan sumber yodium, 

seperti rumput laut (kelp).

Komposisi :

Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, 

E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung senyawa 

sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang 

bekerja dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh. Tingginya 

kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut (scurvy). Adanya zat anthocyanin 

menyebabkan warna kubis dapat berubah menjadi merah. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat 

menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon, dan rektum, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, 

seperti kobalt, nikel dan tembaga yang berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk 

melawan kanker. Kandungan asam amino dalam sulfurnya, juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang 

tinggi, penenang saraf, dan membangkitkan semangat.

Kubis Bunga

(Brassica oleracea var. botrytis) 

Sinonim : Brassica oleracea botrytis subvar. Cauliflora

Familia : cruciferae (brassicaceae).

Uraian :

Kubis bunga berasal dari kawasan Eropa, Mediteran, dan Asia Tergah. Kubis bunga merupakan tanaman dataran 

tinggi atau pegunungan, cocok tumbuh di daerah sejuk selama masa pertumbuhannya, dan dapat ditemukan pada 

ketinggian lebih dari 600 m dpl. Bunganya padat, tebal, dan tersusun dari rangkaian bunga-bunga kecil bertangkai 

pendek. Bunga membentuk bagian yang padat berwarna putih atau putih kekuningan, diameternya dapat 

mencapai 30 cm. Untuk menghindari kerusakan bunga dan menjaga supaya bunga kubis tetap putih, 2-3 minggu 

sebelum panen daun-daun muda bagian bawah diikatke arah bunga sehingga berfungsi sebagai pelindung. Kubis 

bunga dipanen setelah 90-120 hari sejak ditanam. Bagian tumbuhan yang dikonsumsi adalah kelopak bunganya. 

Sebelum dimakan, harus dimasak terdahulu, seperti direbus, dibuat sup, dan sebagainya. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kol bunga, kembang kol. NAMA ASING Cauliflower (I), bloemkool. NAMA SIMPLISIA Brassicae 

botrytis Flos (kubis bunga).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kubis bunga berkhasiat sebagai obat penenang dan antikanker. 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang dapat digunakan adalah bunga. 

INDIKASI

Kubis bunga digunakan untuk mengatasi : 

- sakit kepala,

- gelisah (ansietas), stres, 

- gangguan sirkulasi, dan 

- kanker.

CARA PEMAKAIAN

Sediakan 25-30 g kubis bunga segar. Selanjutnya, kubis bunga ini dapat dikukus, ditumis, atau dimasak sebagai 

sayuran.

CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT

Sakit kepala, gelisah

Kubis bunga dapat dimakan langsung sebagai lalap rebus.

Catatan

Penderita rematik gout dan kadar asam urat darah yang tinggi dilarang mengonsumsi kubis bunga.

Komposisi :

Kubis bunga mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, 

C, serta sejumlah kecil tiamin, riboflavin, dan niacin). Selain itu, juga mengandung senyawa sianohidroksibutena 

(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat yang berkhasiat, yaitu 

sulforafan dapat mencegah penyakit kanker.

Kucing Kucingan

(Acalypha indica L.) 

Sinonim : A. australis L.

Familia : euphorbiaceae.

Uraian :

Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, 

maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, 

berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai 

lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga 

majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah 

kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar 

tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing-kucingan dapat 

diperbanyak dengan biji. 
Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput kokosongan (Sunda), 

rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba 

(herba kucing-kucingan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), 

pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (B1) Miq.) 

Sinonim : O. longiflorum, Ham. O. grandiflorum et aristatum, Bl. O. spiralis, Merr. O. stamineus, Benth. O. 

grandiflorus, Bold. Clerodendranthus spicatus (Thunb.) C.Y. Wu. Trichostemma spiralis, Lour.

Familia : Labiatae 

Uraian :

I. URAIAN TANAMAN: Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi 1-2 m, 

batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah 

ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar 

minyak atsiri. Bunga berupa tandan yang keluar di ujung cabang, wama ungu pucat atau putih (ada yang warna biru 

dan putih), benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah geluk wama coklat gelap. Tumbuh di dataran rendah 

dan daerah ketinggian sedang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 500 m - 900 m di atas permukaan 

laut 2. Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun 3. Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan - 9 bulan 4. Bulan 

kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan - 5 bulan 5. Suhu udara : 280C - 340C 6. Kelembapan : sedang 7. 

Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : andosol, latosol 2. Tekstrur : lempung berpasir 3. Drainase : baik 4. Kedalaman 

air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah 6. 

Kemasaman (pH) : 5 - 7 7. Kesuburan : sedang - tinggi III. Pedoman Bertanam a. Pengolahan Tanah 1. Tanah 

dicangkul sedalam 30 cm - 40 cm hingga gembur 2. Buatkan bedengan selebar 100 cm - 120 cm, tinggi 30 cm, jarak 

antar bedengan 40 cm - 50 cm, dan panjangnya disesuaikan kondisi lahan 3. Tebarkan pupuk kandang diatas 

bedengan tersebut b. Persiapan Bibit 1. Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang 

atau stek cabang 2. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran 

panjang 15 cm - 25 cm atau beruas sekitar 2 buku - 3 buku c. Penanaman 1. Stek bibit ditanam langsung di kebun 

sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek 2. Jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 

cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm 

Nama Lokal :

Kumis kucing, Mamang besar (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba (Jawa); Mao Xu Cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni, menghilangkan panas dan lembab; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI :

Seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari).

1. Infeksi ginjal (Acute dan chronic nephritis), infeksi kandung kemih 

 (Cystitis)
2. Sakit kencing batu.

3. Encok (Gout arthritis).

4. Peluruh air seni (Diuretic).

5. Menghilangkan panas dan lembab.

PEMAKAINAN :

30 - 60 gr. (kering) atau 90 - 120 gr (basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.

CARA PEMAKAIAN:

1. Nephritis, edema (bengkak):

 0. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr,

 Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr, semuanya direbus.

2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan) :

 0. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr., direbus.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air 

seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zat samak, 

minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

Kunci Pepet

(Kaemferia rotunda L.) 

Familia :

Zingiberaceae

Uraian :

Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama latin yang salah. 

Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga 

sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat 

di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu 

tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang 

pertama disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang 

kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada 

dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga 

ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan 

batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 

7,5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak 

warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga bisa tumbuh 

menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Akarnya berdaging 

membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar 

kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang 
induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar 

bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura: konce pet. Melayu: 

temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae rotundae Rhizoma (kunci pepet).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan mempercepat 

penyembuhan luka.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.

INDIKASI

Rimpang digunakan untuk mengatasi:

gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan

bengkak karena memar, keseleo. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul 

yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan 

sebagai bedak.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Bengkak, memar, bisul

Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, 

tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut.

Mengeluarkan angin dari perut

Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin, minum 

beningannya.

Komposisi :

Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil 

khavikol, dan saponin.

Kunyit

(Curcuma longa Linn.) 

Sinonim : Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct.

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi 

wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, 

Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah 

mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan 

dan kecantikan
Nama Lokal :

Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, 

Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken); 

Pemanfaatan :

1. Diabetes mellitus

 Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring.

 Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

2. Tifus

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto

 Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis,

 kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring.

 Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

3. Usus buntu

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula 

 kelapa/aren. Garam secukupnya.

 Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian 

 dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.

 Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.

4. Disentri

 Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.

 Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh.

5. Sakit Keputihan

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah

 asam, 1 potong gula kelapa/aren

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian di saring.

 Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

6. Haid tidak lancar

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh

 biji pala, 1/2 genggam daun srigading.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 

 direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring

 Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

7. Perut mulas pada saat haid

 Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm,

 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm 

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut

 untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk

 nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.

 Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan 

 diminum pada hari pertama haid.

8. Memperlancar ASI

 Bahan: 1 rimpang kunyit

 Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus

 Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.
9. Cangkrang (Waterproken)

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, 

 Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.

10. Amandel

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu

 Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring

 Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali.

11. Berak lendir

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

12. Morbili

 Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus

 Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri 

dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : 

Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = 

H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, 

sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam 

Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.

Kwalot

(Brucea javanica (L.) Merr.) 

Sinonim : Brucea sumatrana, Brucea amarissima

Familia : Brucea

Uraian :

Semak tinggi, tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m. Susunan daun menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar 

berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal 

membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm. Bunga berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit 

panjang 2-30 cm. Perhiasan bunga berupa kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 

0.75-1 mm. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi 

berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. 

Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan 
tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buah batu bulat memanjang,panjang 8mm. Waktu 

berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Lebih 

kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang tumbuh di Afrika. Di Indonesia banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu 

biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica NAMA ASING:- NAMA SIMPLISIA:-

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Ekstrak biji Brucea javanica efektif sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji 

yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan 

karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif 

terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe 11, Fibrio cholerae inaba, Fibrio cholerae 

ogawa. Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro 

maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui 

bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. 

Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan 

mencit. IC, dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K?1 (resisten terhadap 

klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046?0,0008 mg/ml; empat dari kesembilan senyawa 

tersebutjuga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo setelah pemberian secara oral. Efektivitas bruseolid 

yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada 

percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan 

kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Bruceajavanica 

kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea antidysentrica ditemukan 

bahwa ll?hidroksikantin?6?on dan 1,11?dimetoksikantin?6?on mempunyai potensi sebagai antitumor secara in 

vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi antitumor terhadap "human KB, 

A?549 lung carcinoma secara in vitro”) Farmakologi klinik Buah: Ekstrak buah biasa digunakan pada pengobatan 

disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila 

dibandingkan dengan emetin. Kontra indikasi Buah sebaiknya tidak digunakan pada anak?anak, wanita hamil dan 

wanita yang baru menyusui. Efek yang tidak dlinginkan Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa 

kasus anafilaksis . 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, 

malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati 

demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian 

tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri. 

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 

mI, diulang selama 12 hari. 

Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule 

dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan 

diminum 1 kali sebulan 100 ml.

Komposisi :

Biji zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica 

L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid 

A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.
Lada

(Piper nigrum L.) 

Familia : Piperaceae.

Uraian :

Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor. 

Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, 

pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang 3,5-22 cm, warna hijau. 

Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik, diuretik, 

dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon, dkk. Pusat Penelitian 

Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah Lada dan buah Cabai Jawa, 

terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran 

yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit. Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian 

Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada 

mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, 

menyebabkan perpanjangan waktu reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 

mg/kg bb, dan lebih pendek dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. 

Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan 

penelitian pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada 

mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76 mg/kg bb yang 

diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb dapat menghambat proses 

hepatotoksis pada mencit. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Buah.

KEGUNAAN 

Buah:

Disentri.

Kolera.

Kaki bengkak. 

Nyeri haid.

Rematik (nyeri otot). 

Selesma.

Sakit kepala (obat luar).

Daun: 

Batu ginjal.
RAMUAN DAN TAKARAN

Kaki Bengkak (pada wanita hamil) 

Ramuan:

Buah Lada hitam 10 butir

Rimpang Lempuyang Emprit segar 1 Jari

Daun Sirih segar 2 helai

Arak sedikit

Cara pembuatan: Dipipis hingga halus dan ditambah sedikit arak.

Cara pemakaian: Dibalurkan pada kaki pada waktu malam sebelum tidur.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh

Catatan

Lada dalam obat tradisional dibedakan atas: 

1. Lada hitam (tidak dikupas).

2. Lada putih (buah sudah masak dikupas)..

Komposisi :

Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, 

dan minyak lemak.

Landep

(Barleria prionitis L.) 

Sinonim : Prionitis hystrix, Miq. 

Familia : Acanthaceae

Uraian :

Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di Indonesia ditemukan di daerah yang beriklim kering, 

tumbuh liar atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu, tinggi 1,5 - 2 m. Batang 

berkayu, segi empat, berbuku- buku, berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun. tunggal, 

daun muda berambut, letak berhadapan., panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai daun jorong sampai lanset atau 

bundar telur memanjang, ujung meruncing, pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak 

berombak, panjang 2 - 18 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga tunggal, simetris dua 

sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju lima, bentuk elips memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, 

pipih, ujung agak lancip, keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih, mengilap seperti beludu, warna 

cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. 

Nama Lokal :

Jarong, kembang landep (Sunda), landep (Jawa).; Bunga landak (Sumatera). landhep (Madura).; Katshare'ya, 

kurantak (India, Pakistan),; Percufine flower (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut busung air,; Kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, cacingan,; 

Beser mani (spermatorea).; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar. 

Daun berguna untuk pengobatan: 

- rematik, sakit pinggang, 
- demam, 

- sakit perut, perut busung air, 

- kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, dan 

- beser mani (spermatorea). 

Akar berguna untuk mengatasi: 

- cacingan. 

CARA PEMAKAIAN :

Untuk minum: lihat contoh pemakaian. Untuk. pemakaian luar, daun segar secukupnya digiling halus untuk 

pengobatan rematik, nyeri punggung, panu, sakit kepala, dan sakit gigi. Akar untuk obat demam, luka, kurap. Air 

perasan akar untuk obat tetes pada radang telinga. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Luka : Sebanyak 15 g akar landep dicuci bersih. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Tumbuk 

sampai lumat, kemudian tempelkan pada luka. 

2. Kurap, panu : Akar secukupnya digiling halus. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis, lalu 

diaduk merata sampai seperti bubur. Balurkan pada kurap, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari, sampai 

sembuh. 

3. Rematik, sakit pinggang, sakit kepala : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu digiling 

halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur 

kental. Balurkan ke bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening. 

4. Sakit gigi : Daun dikunyah dengan gigi yang sakit. 

5. Gusi nyeri dan berdarah :Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air perasannya ditambahkan 

sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang sakit. 

6. Demam, sakit perut, kencing sedikit : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu diseduh 

dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. KANDUNGAN KIMIA : 

Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, da,n silikat Sedangkan akar mengandung 

saponin, flavonoida, dan polifenol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Rebusan daun landep dan daun kumis 

kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antara 

rebusan daun landep konsenttasi 20%, 40%, dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak 

menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fenny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992). 2. Lebih 

tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang 

terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990).

Landik

(Barleria lupulina Lindl.) 

Familia : Acanthaccae

Uraian :

Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan 

dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu 

bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, 
bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai 

daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus 

berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna 

kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. 

Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :

Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.; \

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun. 

INDIKASI :

Daun landik berguna untuk mengatasi: 

- gigitan anjing dan ular berbisa, 

- bengkak akibat terpukul atau terjatuh, 

- bisul, luka berdairah, koreng,dan 

- rematik. 

CARA PEMAKAIAN :

Daun segar sebanyak 6- 1 0 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu 

tempelkan ke tempat yang sakit. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Rematik 

 Segenggam daun landik dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air 

 kapur sirih sedukupnya sambil diremas sampai menjadi seperti bubur.

 Gunakan untuk membalur dan menggosok bagian tubuh yang sakit. 

CATATAN : Bagi perempuan yang sedang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA : 

Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.

Legundi

(Vitex trifolia L.) 

Sinonim : Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f.

Familia : Verbanaceae

Uraian :

Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit 

batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun 

berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat 

telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x 

1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-

15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median 
dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah 

sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua. 

Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi, 

Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada 

daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau 

stek batang; jikamenggunakan stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang

tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman. 

Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada 

daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang 

dan lempung. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% mempunyai aktivitas antibakteri 

terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut 

dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro 

yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu 

adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi 

marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus 

putih secara oral 16,65 g/kg BB. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.

Batang untuk menyembuhkan bengkak dan eksim. 

Biji sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.

Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid.

Daun digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk, 

radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, 

membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Untuk obat caging:

Digunakan 15 gram daun legundi segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; setelah dingin, diperas dan 

disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Komposisi :

Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), 

glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida 

dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna 

menggunakan metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa 

tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis 

dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa 

hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-

hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri, 

juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis 

A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi 

benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak.
Lempuyang Gajah

(Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 

m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 

hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 

membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 

lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 

daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 

berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak, 

berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan 

ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun 

pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 

cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat 

memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran 

bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat 

memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi 

aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang 

bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat 

ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering 

ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat 

ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah 

dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50 

cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan 

Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat 

gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 

1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air 

berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 

mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek 

toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap 

larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM


Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. 

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

rimpang.

KEGUNAAN

1. Batu ginjal. 

2. Disentri.

3. Kejang pada anak-anak. 

4. Mencret.

5. Membangkitkan nafsu makan. 

6. Penyegar.

7. Sakit kuning.

8. Sakit kulit. 

9. Selesma. 

10. Sakit kulit (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Sakit Perut

Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.

Ramuan:

Rimpang Lempuyang Gajah 1 jari tangan

Air matang 2 sendok makan

Cara pembuaatan:

Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang 

terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Komposisi :

Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (mempunyai efek 

sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, 

kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, 

zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a￾terpineol (45%), dan y-terpinen (10%).

Lempuyang Wangi

(Zingiber aromaticum Val.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 

m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 

hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 

membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 

lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 

daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 

berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut 

halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar, 

ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat 

lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-

17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung 

meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau 

membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning 

terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik 

bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. 

Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia 

tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di 

tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada 

umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 

tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji. 

Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di 

bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering 

menimbulkan kerusakan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis aromaticae rhizoma; Rimpang Lempuyang Wangi

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat 

menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan 

konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi mempunyai daya antibakteri terhadap 

Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan, 

infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan 

kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan 

kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri 

pada otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi 

respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air 

dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar 

gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak 

menimbulkan perubahan kadar air dan minyak atsiri. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DALAM MASYARAKAT

Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma, merangsang nafsu makan, 

merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, 

menurunkan kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga 

untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit 

syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa 

nyeri .

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untuk obat masuk angin: digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut, diperas dan 

disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk 

diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
Untuk obat sakit perut dan menambah nafsu makan: 

2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali 

sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan.

Komposisi :

Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, 

zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, 

dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula.

Lengkuas

(Alpinia galanga, Linn., Willd.) 

Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz. 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap 

masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat 

hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis 

tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang 

umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang 

umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah￾pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri 

dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian 

daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga 

mempunyai aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. 

Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering 

(dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. 

Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung 

merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman 

perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi

Nama Lokal :

Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia); Laos (Jawa), Laja (Sunda); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis; Morbili, Panu; 

Pemanfaatan :

1. Reumatik

 a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung

 Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, 

 telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, 

 kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 

 b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk

 merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama 

 hingga airnya tinggal 1 gelas

 Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu

2. Sakit Limpa

 Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 

 temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

3. Membangkitkan Gairah Seks

 Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 

 halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica, 

 1 sendok teh garam dan 1 ragi tape. 

 Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk 

 diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain 

 dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum.

4. Membangkitkan Nafsu Makan

 a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu 

 mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh 

 bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa 

 yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.

 b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang 

 temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit

 adas pulawaras.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari

5. Bronkhitis

 Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 

 2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 

 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 

 direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Morbili

 Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh 

 minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura. 

 Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur 

 dengan bahan lainnya sampai halus.

 Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar.

7. Panu

 a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore

 b. bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.

 Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan 

 potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus

Komposisi :

Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, 

eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.

Lenglengan

(Leucas lavandulifolia Smith) 

Sinonim : L. linifolia, Spreng. 

Familia : labiatae

Uraian :

Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai 

tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna 

semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut 

halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan 

pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil-kecil, 

warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, 

warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas 

zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); 

Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sukar tidur, Sakit kepala, Influenza, Batuk, Batuk rejan, difteri; Jantung berdebar, Tidak datang haid, Pencernaan 

terganggu; Cacingan, Kencing manis (Diabetes melitus, Kejang, ayan (epilepsi); 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. 

KEGUNAAN. 

- Sukar tidur, rasa gelisah. 

- Sakit kepala. 

- lnfluensa. 

- Batuk, batuk rejan, difteri. 

- Jantung berdebar. 

- Tidak datang haid. 

- Pencernaan terganggu. 

- Cacingan. 

- Kencing manis (diabetes mellitus, Kejang, ayan (epilepsi). 

PEMAKAIAN: Untuk minum: 10-15 g, direbus. Pemakaian luar: Seluruh tanaman dicuci bersih lalu digiling halus, 

untuk pemakaian setempat pada luka, koreng, atau kudis
CARA PEMAKAIAN: 

1. Sukar tidur :

 15 g daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air selama

 15 menit. Setelah dingin disaring dan dibagi menjadi 2 bagian.Minum pagi dan sore. 

2. Sukar tidur, rasa gelisah: Bantal kepala untuk tidur diisi dengan daun yang telah dikeringkan. 

3. Epilepsi :

 3/4 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, minum 

 dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 1/2 gelas. 

4. Kejang panas pada anak :

 1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan air 

 garam secukupnya. Aduk sampai menjadi adonan seperti bubur, lalu 

 digunakan untuk menggosok dan melamur badan anak yang sedang kejang. 

5. Sakit kepala, galisah: 

 1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan 1 

 cangkir air bersih. Dipakai untuk mengompres kepala dengan 

 handuk kecil yang dibasahi dengan ramuan tadi, lakukan 3 kali sehari. 

6. Batuk rejan: 

 1 batang tanaman berikut akarnya dicuci lalu direbus dengan 3 

 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, 

 minum dengan air gula seperlunya. Sehari 3 x 1/2 gelas. 

7. Difteri:

 1/2 genggam daun berikut bunga lenglengan, 1/3 genggam daun 

 jinten, 1 jari asam trengguli, 1 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 

 dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas 

 air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, 

 dipakai untuk berkumur dalam mulut dan tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang. 

8. Cacing kremi :

 3/5 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, minumdengan madu seperlunya Sehari 2 x 3/4 

gelas. 

9. Jantung berdebar: 

 3 genggam daun dicuci lalu direbus dengan 15 liter air bersih 

 sampai mendidih selama 15 menit, Hangat-hangat dipakai untuk mandi berendam. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Luka, koreng, kudis: 

 1 batang tanaman segar dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih selama 15 menit. Dipakai untuk mencuci luka, koreng atau kudis.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun 

dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri.
Lidah Buaya

(Aloe Vera Linn.) 

Sinonim : Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.

Familia : Liliaceae

Uraian :

Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman 

hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik￾bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning 

kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. 

Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui 

batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga 

muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan 

tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa 

tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita 

dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat 

sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. 

Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat 

dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, 

permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan 

berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning 

atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam 

rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di 

pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. 

Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan 

gembur di bagian atasnya.

Nama Lokal :

Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik, 

Jerawat; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar, 

1. Sakit kepala, pusing. 

2. Sembelit (Constipation). 

3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition). 

4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah. 

5. Kencing manis (DM), wasir. 

6. Peluruh. haid. 

7. Penyubur rambut. 
PEMAKAIAN: 

Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram. 

Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.

PEMAKAIAN LUAR: 

Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis 

(gigi berlubang), penyubur rambut. 

a. Penyubur rambut: 

 Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam 

 yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah 

 mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya 

 rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan. 

b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan): 

 Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.

c. Bisul: 

 Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Kencing manis (DM): 

 1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong 

 seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan. 

2. Batuk rejan: 

 Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum. 

3. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum. 

4. Cacingan, susah buang air kecil: 15 - 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum. 

5. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah): 

 10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga 

 ditim dengan arak putih, untuk pemakaian luar. 

6. Kencing darah: 

 15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah air beras secukupnya, minum. 

7. Wasir:

 1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih

 lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok nmakan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali. 

8. Sembelit: 

 1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya, 

 isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan 

 tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali. 

PERHATIAN :

Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba 

ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, 

aloenin, aloesin.
Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) 

Uraian :

Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 

m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan 

sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk 

benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung 

dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat 

pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan 

bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di 

atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung 

terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di 

Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di 

daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, 

parit, taman, secara lokal melimpah. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan 

percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas 

aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat 

berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang 

disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) 

dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu 

ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan 

fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis 

dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons 

seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan 

stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak 

berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek 

samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan 

jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan 

hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah 

penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba 

dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan 

gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis 

dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu. 
Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester, 

benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol 

asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa 

tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4.

Lobak

(Raphanus sativus L.) 

Familia : Brassicaceae.

Uraian :

Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong, 

tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung 

batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji 

lonjong.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN 

Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian 

perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak 

mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh 

terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah 

dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari 

hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu 

meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 setelah pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-

1 setelah pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus 

akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian 

infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% 

tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh 

akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap 

batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang 

diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Akar dan biji.
KEGUNAAN 

1. Batuk.

2. Bronkhitis. 

3. Demam. 

4. Wasir.

5. Rematik (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk

Ramuan:

Akar Lobak 5 buah

Gula secukupnya

Cara pembuatan:

Lobak diparut kemudian diperas dan disaring. Beningannya ditambah gula secukupnya. Diamkan semalam dan 

enaptuangkan.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Larna pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Demam

Orang yang sering menderita demam dianjurkan makan sayuran lobak. Lobak dapat melancarkan air seni.

Komposisi :

Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C.

Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) 

Sinonim : P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.

Familia : Thymelaeaceae

Uraian :

Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman 

peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak 

orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa 

ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m 

dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya 

cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, 

bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, 

warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau 

ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, 

permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, 

berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. 

Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya. 
Nama Lokal :

NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA 

ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK 

FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota 

dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, 

menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam 

ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa 

syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa 

digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan. 

INDIKASI

Kulit buah dan daging buah digunakan untuk: 

- disentri,

- psoriasis, dan jerawat.

Daun dan biji digunakan untuk pengobatan:

- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal. 

CARA PEMAKAIAN

Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah 

kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan 

manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar 

mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Disentri

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 

menit. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.

Psoriasis

Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus 

simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa 

seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul 

gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.

Eksim, gatal-gatal

Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. 

Ganti 2--3 kali dalam sehari.

Catatan:

Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan 

penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun 

keracunan kronis yang mungkin terjadi.

Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, 

sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.

Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala 

kronis.

Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.

Komposisi :

Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung 

alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Mahoni

(Swietenia mahagoni Jacq.) 

Sinonim : S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq. 

Familia : Meliaceae

Uraian :

Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam 

di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila 

tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, 

banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat 

telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah 

tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai 

bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya 

hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning 

kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, 

warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan 

digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Mahagoni, maoni, moni.; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam; Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, 

Ekzema, Rematik; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Biji, dikeringkan lalu digiling halus menjadi serbuk. 

KEGUNAAN: 

- Tekanan darah tinggi (Hipertensi). 

- Kencing manis (Diabetes mellitus). 

- Kurang napsu makan, 

- Rematik. 

- Demam. 

- Masuk angin. 

- Ekzema. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 1/2 sendok teh biji yang telah digiling halus menjadi serbuk. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Hipertensi: 

 a. 8 gram biji segar diseduh dengan 2 gelas air panas. Setelah 

 dingin disaring lalu dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore hari
 b. 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/2 cangkir 

 air panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi

 hangat, lakukan 2-3 kali sehari. 

2. Kencing manis: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air 

 panas. Diminum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. Lakukan 2-3 kali sehari.

3. Kurang napsu makan: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air 

 panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari. 

4. Demam, masuk angin: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni.diseduh dengan 1/4 cangkir air 

 panas, lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Diminum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida

Mamang Besar

(Cleome spinosa L.) 

Sinonim: Gynandropsis speciosa., (H. B. K.), DC. 

Familia : Capparidaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi 

taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Asli dari Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di 

dataran rendah sampai 1.400 m dpl., pada tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperatur 

udara yang sedang. Herba tahunan, tumbuh tegak, tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak 

rapat, berbau keras. Daun bertangkai, letak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5. 

Anak daun letaknya duduk, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata tulang daun menyirip, warnanya hijau. Anak 

daun yang ditengah, ukurannya lebih besar. Bunganya bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian 

berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang 

menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunga berwarna ungu atau putih. Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai 

yang panjang, panjang 7-11 cm, warnanya hijau. Bijinya banyak, halus-halus. Perbanyakan dengan biji atau setek. 

Nama Lokal :

Kumis kucing, mamang besar. (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba. (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rhematik, Luka terpukul (memar).; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : seluruh tanaman

- Rematik

- Luka terpukul (memar)
PEMAKAIAN :

Pemakaian luar : Seluruh tanaman secukupnya dicuci, lalu digiling halus untuk dipakai ditempat yang sakit, bila 

perlu dibalut. Dapat juga seluruh tanaman dicuci bersih lalu direbus. Air rebusannya hangat-hangat dipakai untuk 

merendam bagian tubuh yang sakit.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, manis, hangat. Melancarkan peredaran darah, melemaskan otot 

yang tegang.

Manggis

(Garcinia mangostana L.) 

Familia : Clusiaceae (Guttiferae).

Uraian :

Pohon, selalu hijau, tinggi 6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah kuning. 

Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan 

atas hijau gelap permukaan bawah hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm. 

Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Kelopak daun kelopak, dua daun 

kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota 

terdiri dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua 

merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelompok). Bakal buah beruang 4-8, kepala putik 

berjari-jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), 

kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3,diselimuti oleh selaput biji yang 

tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Asal usul tidak diketahui. Waktu 

berbunga Mei - Januari. Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 m dpl pada berbagai tipe 

tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik), sering sebagai tanaman buah. lklim yang diperlukan 

adalah adanya kelembaban dan panas dengan curah hujan yang merata. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan 

dengan biji yang telah dikecambahkan terlebih dahulu dalam kantong plastik (segera setelah dikeluarkan dari 

buah). Kecambah dapat ditanam di lapangan setelah berumur 2 - 3 tahun, dengan jarak tanarn 10 m. Tanaman 

muda harus dilindungi/dinaungi dan akan berbuah setelah berumur 8-15 tahun. Pohon yang dipupuk akan lebih 

cepat berbuah. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan metode kultur jaringan turus kuncup ketiak daun 

menggunakan Indole Butyric Acid (IBA) sangat kecil. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Garciniae mangostanae Cortex fructus; Kulit buah Manggis. Garciniae mangostanae Radix; Akar 

Manggis. Garciniae mangostanae Folium; Daun Manggis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda 

memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan 

tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa 

Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah 

mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui 

bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak
tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan 

tipe baru dari histamin. Toksisitas Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 

1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, 

dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan 

perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, 

terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu 

digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, 

disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang 

tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah. 

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untukmengobati disentri digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 4 gelas 

air sampal volume tinggal 1/2 nya, setelah dingin disaring Ialu diminum dengan madu bila perlu (2 x sehari 

3/4gelas).

Untukmengobati mencret digunakan kulit dari 2 buah manggis yang masak, dicuci dan dipotong potong, direbus 

dengan 3 gelas air sampai volume tinggal 1/2nya, setelah dingin disaring kemudian diminum dengan madu 

seperlunya (2 x sehari 3/4gelas).

Untukmengobati sariawan digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 3 gelas 

air sampai volume tinggal 1/2 nya, setelah dingin disaring untuk berkumur dan terus diminum (3 - 6 x sehari 2 

sendok makan).

Komposisi :

Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid . Kulit kayu, kulit buah dan lateks 

kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu 

mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan ß-

mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di(3-metil-

2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana.

Mangkokan

(Nothopanax scutellarium Merr.) 

Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq. = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb. = Panax cochleatum, DC.

Familia : Araliaceac

Uraian :

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di 

ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang 

terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan, 

tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, 

bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, 

diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. 

Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat 
daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. 

Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat 

dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :

Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun 

koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon 

mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko-mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera), 

rau paroro (Ternate).; Platitos (Tagalog), saucer leaf, shell leaf (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran 

ASI.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan daun. 

INDIKASI :

Akar dan daun mangkokan berkhasiat untuk mengatasi: 

- radang payudara, 

- pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI, 

- rambut rontok, 

- sukar kencing, 

- bau badan, dan 

- luka. 

CARA PEMAKAIAN :

Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum. Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus, dan dipakai 

secara setempat. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Radang payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI :

 Daun mangkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa

 dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-

 hangat ditaruh pada payudara yang membengkak. 

2. Luka :

 Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus.

 Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari. 

3. Sukar-kencing :

 Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalarn air panas 

 beberapa saat. Angkat, lalu hangat-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah. 

4. Rambut rontok :

 Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya setelah dicuci 

 bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil 

 diaduk sampai seperti bubur. Kernudian saring dan peras. Hasil 

 perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan 

 sampai mengering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, 

protein, serta vitamin A, B1, dan C.
Melati

(Jasminum sambac, Ait.) 

Familia : Oleranceae

Uraian :

Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil 

dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan 

dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan 

laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas 

baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.

Nama Lokal :

Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate 

(Madura), Menuh (Bali);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas; 

Pemanfaatan :

1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan

 Bahan: 1 genggam daun melati

 Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus

 Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

2. Sakit mata (mata merah atau belek)

 Bahan: 1 genggam daun melati

 Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus

 Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh.

3. Bengkak akibat serangan daun lebah

 Bahan: 1 genggam bunga melati

 Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus

 Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah.

4. Demam dan sakit kepala

 Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati

 Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, 

 kemudian direndam dengan air dalam rantang

 Cara menggunakan: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi

5. Sesak napas

 Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya

 Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring.

 Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk 

pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.
Mengkudu

(Morinda citrifolia, Linn.) 

Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph.

Familia : Rubiaceae

Uraian :

Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai 

pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. 

Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, 

panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna 

putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. 

Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak 

secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Nama Lokal :

Mengkudu (Indonesia), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki; 

Pemanfaatan :

1. Hipertensi

 Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.

 Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

 Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.

2. Sakit Kuning

 Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong gula batu.

 Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

 Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali

3. Demam (masuk angin dan infuenza)

 Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;

 Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

 Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

4. Batuk

 Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);

 Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

5. Sakit Perut

 Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas. 

 Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.

6. Menghilangkan sisik pada kaki

 Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.

 Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah 

 mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit, 

 kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.

Komposisi :

Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung 

sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, 

morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.

Meniran

(Phylanthus urinaria, Linn.) 

Sinonim :Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P. 

leprocarpus, Wight. 

Familia :Euphorbiaceae

Uraian :

Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : 

Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran 

kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : 

Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun 

maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. 

Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas 

permukaan laut. 

Nama Lokal :

Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi 

(Ternate); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Kuning

 a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun)

 Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu 

 Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan 

 direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari.

 b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan bunga)

 Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering, 5 cm rimpang umbi temulawak, 1 potong kayu manis

 Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari. 

2. Malaria

 Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap

 Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis

 Cara membuat: Seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai 

mendidih.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

3. Ayan

 Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan Bunga)

 Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut

4. Demam

 Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas .

 Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus.

5. Batuk

 Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,daun, bunga)

 Bahan tambahan: Madu secukupnya.

 Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan 

 direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata.

 Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari

6. Haid berlebihan

 BahanUtama: 3 - 7 potong akar Meniran kering

 Bahan tambahan : 1 gelas air tajan

 Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

7. Disentri

 Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga )

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 

8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas

 Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga cengkeh kering, 1 potong kayu Manis.

 Cara membuat: Bahan utama ditumbuk halus, dan temulawak 

 diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.

9. Luka koreng

 Bahan Utama: 9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Cara membuat: Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus. Kemudian direbus dengan 1 cerek air.

 Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk mandi. 

10. Jerawat

 Bahan Utama: 7 Batang tanaman meniran

 Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi kunyit (4 cm)

 Cara membuat: Seluruh bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk 

 sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidihhingga tinggal 1 gelas.

 Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara teratur setiap hari. 

Komposisi :

Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat 

Penyamak
Mimba

(Azadirachta indica A. Juss.) 

Familia : Meliaceae

Uraian :

Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung gum, pahit. Daun menyirip gasal 

berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, 

pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun bergerigi kasar, 

remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30 

cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan, 

bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari membentuk tabung 

benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki 

panjang rata rata 3 mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu berbunga 

Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, 

Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering 

ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang 

paling poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel 

pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap 

struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas 

Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan 

inflamasi. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok, malaria, anti bakteri.

Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan pertumbuhan 

kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah 

digunakan sebagai penguat.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan dipotong-potong 

seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; setelah dingin, disaring dan 

diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas).

Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya, 

kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
Komposisi :

Metabolit yang ditemukan dari Azadirachta indica antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, 

salanol, azadirachtin. Biji mengandung azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-

epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion dan alkaloid. Metabolit yang ditemukan dalam ekstrak ranting segar yang 

larut dalam dikIorometana antara lain desasetil nimbinolid, desasetil nimbin, desasetil isonimbinolid. Kulit batang 

dan kulit akar mengandung nimbin, nimbinin, nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol, margosin (suatu 

senyawa alkaloid). Hasil hidrolisis ekstrak bunga ditemukan kuersetin, kaemferol, dan sedikit mirisetin. Dari bagian 

kayu ditemukan nimaton, 15% zat samak terkondensasi. Buah mengandung alkaloid (azaridin). Daun mengandung 

Paraisin, suatu alkaloid dan komponen minyak atsiri mengandung senyawa sulfida. Tangkai dan ranting hijau 

mengandung 2 tetranortriterpenoidhidroksibutenolida yaitu desasetilnimbinolida dan desasetilisonimbinolida yang 

berhasil diisolasi bersama dengan desasetilnimbin.` Di samping itu terdapat pula senyawa 17-epiazadiradion, 17-p￾hidroksiazadiradion, azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, dan gedunin.

Mindi Kecil

(Melia azedarach L.) 

Sinonim : M. azadirachta L., M. dubia auct. (non. Cav.) How et T. Chen, M. dubia Cav., M. japonica G. Don., M. 

toosendan Sieb.et Zucc.

Familia : Meliaceae

Uraian :

Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat 

pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 

pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl. Pohon yang bercabang banyak ini mempunyai kulit batang yang 

berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. Daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan 

panjang 20-80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat 

atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. 

Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10--20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, 

panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 

cm. Jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan 

biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga 

atau kutu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: renceh, mindi kecil. Jawa: gringging, mindi, cakra-cikri. NAMA ASING Ku lian pi (C), xoan, 

sau dau, kho luyen, may rien(V), chinaberry, bead tree, persian lilac, barbados lilac (I). NAMA SIMPLISIA Meliae 

Cortex (kulit kayu mindi kecil), Meliae Fructus (buah mindi kecil).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (ku lian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun 

(toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh 
kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik). Buah mindi kecil 

(chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan 

kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan 

nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat antijamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing. 

Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Toosendanin 

merupakan komponen aktif pada mindi kecil yang berkhasiat antelmintik dan bekerja lebih lama dari santonin. 

Pada percobaan in vitro, infus Meliae Cortex dengan konsentrasi 25--50% menyebabkan kelumpuhan cacing keremi 

yang berasal dari tikus. Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM) 

atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan 

toosendanin dapat menimbulkan depresi pernapasan. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, buah, dan daunnya. Gunakan bahan 

segar atau yang telah dikeringkan. Kulit batang setelah dicuci, lalu jemur sampai kering. Lakukan Pemotongan 

sebelum penyimpanan.

INDIKASI

Kulit kayu dan kulit akar digunakan untuk mengatasi:

- cacingan terutama askariasis, oxyuriasis, taeniasis, dan trichuriasis,

- pemakaian luar untuk scabies dan jamur di kulit kepala (tinea capitis).

Buah digunakan untuk mengatasi:

- cacingan terutama askariasis (direbus bersama biji pinang dan buah ceguk),

- sakit lambung, nyeri perut. 

Daun digunakan untuk mengatasi:

- tekanan darah tinggi (hipertensi) 

CARA PEMAKAIAN

Siapkan kulit kayu atau kulit akar yang kering sebanyak 15--30 g atau 30-60 g jika menggunakan yang segar. Rebus 

atau jadikan bubuk/pil.

Jika menggunakan buahnya, rebus buah mindi kecil sebanyak 5--10 g, lalu minum airnya.

Untuk pemakaian luar, rebus kulit kayu atau kulit akar, gunakan airnya untuk mencuci kurap atau membilas liang 

kemaluan yang gatal dan keputihan akibat infeksi trichomonas (trikomonal vaginitis). Kulit kayu atau kulit akar juga 

bisa dibakar/dipanggang, lalu giling sampai halus menjadi bubuk. Untuk pemakaian, tambahkan cuka atau minyak 

secukupnya pada bubuk tersebut, lalu oleskan pada kelainan kulit, seperti rubella (campak Jerman), erisipelas 

(infeksi akut pada kulit akibat Streptokokus), kurap di kulit kapala karena jamur (tinea kapitis), gatal-gatal akibat 

skabies, ekzema, dan koreng.

Daun mindi kecil juga blsa direbus, gunakan airnya untuk mencuci kurap dan daunnya untuk mengompres koreng, 

bisul, ekzema, dan radang kulit akibat infestasi cacing. Daun segarnya jika diremas dan ditempelkan pada' pelipis 

bisa menghilangkan sakit kepala. 

Bunganya sebagai obat luar untuk sakit kepala.

Contoh Pemakaian

Cacing gelang (ascariasis)

Cuci kulit kayu mindi yang kering (15--30 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya 

tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. Lakukan selama 2--3 hari.

Cacing tambang (ankylostoma)

Cuci kulit kayu mindi yang kering dan biji pinang (masing-masing 15 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas 

air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari.

Skabies

Tambahkan cuka pada bubuk kulit kayu atau kulit akar secukupnya, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada 

bagian kulit yang gatal. Lakukan 3--4 kali sehari, sampai sembuh.

Kudis

Rebus kulit kayu atau kulit akar mindi kecil secukupnya. Setelah dingin, gunakan air saringannya untuk mencuci

bagian kulit yang kudis.
Cuci dan tumbuk sampai halus daun mindi kecil yang masih segar (secukupnya). Bubuhkan pada bagian kulit yang 

kudis, lalu balut. Lakukan tiga kali sehari.

Bakar kulit kayu mindi kecil secukupnya sampai hangus, lalu giling menjadi serbuk. Tambahkan air kapur sirih, lalu 

gunakan untuk menggosok bagian kulit yang kudis.

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Cuci daun mindi kecil yang segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. 

Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan:

Zat berkhasiat pada mindi kecil yang bernama toosendanin jika digunakan dalam dosis pengobatan jarang 

menimbulkan efek samping. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah, 

nyeri perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa pasien bisa menyebabkan 

penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam 2--3 jam, dan 

pada sebagian pasien dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa pengobatan 

spesifik. Sebagai peluruh cacing usus, efek samping toosendanin lebih sedikit daripada piperasin sitrat dan 

santonin.

Efek samping yang berat timbul bila dosis ekstrak melebihi 0,8 mg pada orang dewasa. Gejala keracunan yang 

timbul berupa rasa kebas pada kaki dan tangan (neuri

Komposisi :

Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin (C30H38O11) dan komponen yang.larut (C30H40O12). Selain 

itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina), kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan 

triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat berracun, 60% 

minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil 

minyak esensial sulfur. Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung 

alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol.

Mondokaki

(Ervatamia divaricata (L.) Burk.) 

Sinonim : E. coronaria, Stapf. = Tabernaemontana coronaria, Willd. = T. divaricata, R.Br.

Familia : Apocynaceae

Uraian :

Mondokaki biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Asalnya dari India, tersebar di 

kawasan Asia Tenggara serta kawasan tropik lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl. 

Perdu tegak yang banyak bercabang, tinggi 0,5-3 m, batang bulat berkayu, mengandung getah seperti susu. Daun 

tunggal, tebal seperti kulit, letak berhadapan, 9 bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya bulat telur memanjang 

atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan alas licin mengkilap, tulang daun menyirip, panjang 6-

15 cm, lebar 2-4 cm, warnanya hijau. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan 

beberapa bunga. Bunga biasanya double, warnanya putih dengan bagian tengah berwarna kuning, diameter 5 cm, 

wangi. Buahnya buah kotak, bulat panjang, berbulu. Biji berdaging, berselaput, warnanya merah. Tanaman ini 
mempunyai akar tunggang, bentuknya silindrik, diameter 1-5 cm, warnanya kuning, permukaan luar bergabus tipis 

dan tidak mudah terkelupas. Perbanyakan dengan stek atau cangkok. 

Nama Lokal :

Mondokaki, bunga wari (Jawa), bunga nyingin (Nusatenggara),; Kembang mantega, kembang susu (sunda), bunga 

manila,; Bunga susong.; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bisul, Batuk berdahak, Radang Payudara, Digigit anjing gila; Hipertensi, Radang mata,Tulang patah, sakit gigi, Cacing 

keremi.; Diare, Gigitan binatang berbisa, Tenggorok bengkak, Terkilir.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan kulit batang. 

Daun:

- Bisul. 

- Batuk berdahak. 

- Radang kelenjar payudara. 

- Digigit anjing gila. 

- Tekanan darah tinggi (hipertensi) 

- Terkilir. 

Getah daun: 

- Radang mata, kekerdhan kornea. 

- Mencegah timbulnya radang pada luka.

Akar: 

- Tenggorok bengkak dan sakit, batuk. 

- Tulang patah (fraktur), sakit gigi. 

- Cacing keremi. 

- Diare. 

- Gigitan binatang berbisa seperti kalajengking. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 15-25 g, direbus 

Pemakaian luar: Daun secukupnya dilumatkan, dipakai untuk menurap radang kulit, radang payudara, luka, dan 

bisul. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Diare: 

 10-15 g akar,dicuci lalu dipotong tipis-tipis, direbus dengan 3 gelas 

 air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sedikit-sedikit. 

2. Sakit gigi: 

 Akar secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah dengan gigi yang sakit. 

3. Sakit mata, radang kulit dan luka: 

 Daun secukupnya dicuci bersih bilas dengan air matang Ialu 

 ditumbuk halus. Air perasannya dapat menyejukkan bila diteteskan 

 pada mata yang sakit atau dioleskan pada radang kulit dan luka.

4. Cacing keremi: 

 4 jari akar mondokaki dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin 

 disaring, dibagi untuk 2 kali minum, habis dalam sehari. 

5. Trachoma (radang mata kronis): 

 3/4 jari akar mondokaki, 1/3 genggam daun saga, daun sena dan 

 daun tempuh wiyang masing-masing 1/4 genggam, 1/2 jari kayu 

 secang, 3/4 jari kulit mesoyi, 3/4 jari kulit kayu seriawan, dicuci 

 dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih 

 sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, airnya untuk 

 merambang mata yang sakit. Lakukan 3 kali sehari. 
6. Batuk:

 15 lembar daun dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan air gula 

 seperlunya. Bagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. 

7. Radang payudara: 

 20 lembar daun dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan 2 sendok 

 makan air garam. Ramuan ini dipakai untuk menurap payudara yang 

 sakit, lalu dibebat. Lakukan 2 kali sehari. 

8. Radang kulit bernanah: 

 Bunga segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. 

 Tambahkan sedikit minyak kelapa, aduk sampai merata. Ramuan ini 

 dipakai untuk menurap kulit yang meradang. 

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Asam, sejuk. Membersihkan panas dan racun (toksin), menghilangkan 

sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, obat cacing (anthelmintik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit 

batang dan akar: Tabernaemontanin, koronarin, koronandin; dregamin, vobasin, korin,, kortin, lupeol, tanin.

Murbei

(Morus alba L.) 

Sinonim : M. australis, Poir. = M. atropurpurea, Roxb. = M. constantinopalita, Poir. = M. indica, Linn. = M. rubra, 

Lour. 

Familia : Moraceae

Uraian :

Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. dan memerlukan cukup sinar matahari. 

Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa seperti di lereng gunung, tetapi 

pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, 

cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat 

telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak 

menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga 

majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon 

terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tabun. 

Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, setelah masak menjadi 

hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan unluk makanan ulat sutera. 

Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan 

dengan setek dan okulasi. 

Nama Lokal :

Besaran (Indonesia). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam 

(Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry, 

mulberry (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi (hipertensi), ; Kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah 

(elephantiasis), ; Radang mata merah (conjunctivitis acute), memperbanyak ASI,; Keringat malam, muntah darah, 

batuk darah, batuk berdahak,; Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), tidak datang haid, ; Gangguan saluran cerna, 

sesan napas (asma), cacingan,; Muka bengkak (edema), sukar kencing (disuria), neurastenia,; Jantung berdebar 

(palpitasi), rasa haus dan mulut kering,; Sukar tidur (insomnia), telinga berdenging (tinnitus), sembelit,; Tuli, vertigo, 

hepatitis, kurang darah (anemia), rambut beruban,; Sakit kepala, s.tenggorokan, s.gigi, s.kulit, s.pinggang 

(lumbago),; Menyuburkan pertumbuhan rambut.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, 

ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai 

kering. 

INDIKSI :

Daun (Sang ye) berkhasiat untuk: 

- demam karena flu, malaria, 

- batuk, 

- sakit kepala, sakit tenggorok, sakit gigi, rematik, 

- darah tinggi (hipertensi), 

- kencing manis (diabetes mellitus), 

- kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah), 

- sakit kulit bisul, 

- radang mata merah (conjunctivitis acute), 

- memperbanyak air susu ibu (ASI), 

- keringat malwn, 

- muntah darah dan batuk darah akibat darah panas, 

- kolesterol tinggi (hiperkolesierolemia), dan 

- gangguan pada saluran cerna. 

Kulit akar (Sang bai pi) berkhasiat untuk: 

- sakit gigi, 

- tidak datang haid, 

- batuk berdahak, sesak napas (asma), 

- muka bengkak (ederna), 

- kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan 

- cacingan. 

Buah (Sang shen) berkhasiat untuk: 

- tekanan darah tinggi (hipertensi), 

- jantung berdebar (palpitasi), 

- kencing manis (diabetes mellitus), rasa haus dan mulut kering, 

- sukar tidur (insomnia), 

- batuk berdahak, 

- pendengaran berkurang dan penglihatan kabur, 

- telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo), 

- hepatitis kronis, 

- sembelit pada orang tua, 

- kurang darah (anemia), neurastenia, 

- sakit otot dan persendian, sakit tenggorok, serta 

- rambut beruban.sebelum waktunya. 

Ranting (Sang zhi) berkhasiat untuk: 

- rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit, 

- sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki, - tekanan darah tinggi, serta menyuburkan pertumbuhan rambut. 

Cara Pemakaian 

Untuk diminurn, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan 

atau digiling halus, 10 - 15 g; ranting 15 - 30 g; sedang daun dosisnya 5 - 10 g sekali rebus, dapat juga menggunakan 

dosis maksimal 20 - 40 g. Untuk buah dosisnya 10 - 15 g, direbus, alu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar 

dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga, 

atau untuk merangsang pertumbuhan rambut. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Tekanan darah tinggi, kaki bengkak :

 Daun murbei segar sebanyak 15 g dicuci bersih kemudian direbus 

 dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore. 

2. Memperbanyak kcluamya air susu ibu (ASI) : 

 Daun murbei muda dimasak sebagai sayur, lalu dimakan bersama nasi. 

3. Kencing nanah Kulit : 

 Akar murbei, adas pulosari, dan kayu sandel (sandelhout) direbus. 

4. Bisul, radang kulit :

 Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan

 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum 

 sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur. 

5. Luka, borok :

 Daun murbei segar setelah dicuci bersih lalu dioleskan minyak 

 kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan 

 sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup 

 luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar tren guli. 

6. Digigit ular 

 Daun murbei segar sebanyak 20 g dicuci lalu digiling halus. 

 Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air yang terkumpul lalu diminum sekaligus. 

7. Berkeringat malam 

 Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus

 dengan air beras sampai mendidih. Setelah dingin lalu diminum. 

8. Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit :

 Ranting murbei kering sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 

9. Hepatitis kronis, kurang darah, tekanan darah tinggi :

 Buah murbei segar sebanyak 10 g ditambah air masak 1 gelas, lalu 

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Buah 

bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian 

paru. Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun murbei mengandung 

ecdysterone, inokosterone, lupeol, beta-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, alfa-, beta￾hexenal, cis-beta-hexenol, cis-lamda-hexenol, benzaidehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, aceto'ne, 

trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan karoten), asam klorogenik, asam 

fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian 

ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. B uahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam 

linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids: 

alfa-,beta-amyrin, sitosterol, sitosterol-alfa-glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A,B,C, 

oxydihydromorusin. (3) Coumarins: umbelliferone, dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone 

mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga 

mengandung betulinic acid, scopoletin, alfa-amyrin, beta-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji: urease. 

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Eedysterone berkhasiat hipoglikemik.
Nampu

(Homalomena occulta [Lour.] Schott.) 

Sinonim : H, javanica V.A.V.R.

Familia : Araceae

Uraian :

Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat 

dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Terna yang hidupnya lama ini mempunyai tinggi 50--

100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. 

Daun tunggal, tangkai panjangnya 50--60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung 

runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70--90 cm, lebar 20--35 

cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, 

berkelamin dua, panjang 15--30 cm, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna 

merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna cokelat. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Cariyang bodas, c. beureum (Sunda), nampu, nyampu (Jawa Tengah). NAMA ASING: Qian nian jian, 

cien nien kien (C). NAMA SIMPLISIA Homalomenae Rhizoma (rimpang nampu).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya agak pahit, pedas, sifatnya hangat, dan tidak berracun. Afinitas pada meridian 

hati dan ginjal. Berkhasiat menghilangkan angin dan lembab serta memperkuat tendon dan tulang. 

Pemanfaatan :

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Setelah digali, bersihkan rimpang dari akar, cud, 

dan jemur sampai kering. Potong tipis-tipis untuk penyimpanan.

Rimpang nampu digunakan untuk mengatasi:

1. sindroma sumbatan angin-lembab, dengan gejala perasaan dingin, sakit di pinggang bawah dan 

lutut, serta rasa keram dan kebas di tungkai bawah,

2. rematik, pegal linu,

3. pegal linu setelah melahirkan, dan

4. meningkatkan nafsu seks pada laki-laki. 

CARA PEMAKAIAN

Rebus rimpang kering sebanyak 5--10 g. Setelah dingin, saring dan minum airnya.

CONTOH PEMAKAIAN

a Meningkatkan nafsu seks pada laki-laki

Cuci rimpang segar nampu (100 g), lalu parut. Tambahkan garam dapur dan kelapa parut secukupnya, lalu kukus 

selama 20 menit. Makan hasil kukusannya. 

Catatan

Tanaman sejenis banyak terdapat di Indonesia, seperti Homalomena cordata Schott, H, aromatica Schott, dan H. 

alba Hassk.

Komposisi :

Rimpang nampu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Daunnya mengandung saponin dan 

flavonoid