penelitian ini untuk mengetahui struktur histologi dan morfometri usus halus kambing
Peranakan Etawah. Sebanyak enam belas sampel berupa usus halus kambing Peranakan Etawah jantan
dan betina umur muda dan dewasa, dibuat sediaan histologi. Diwarnai dengan metode Harris-
Hematoksilin Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan, struktur histologi usus halus dibedakan atas
duodenum, yeyunum dan ileum. Disusun atas empat lapisan, yakni tunika mukosa lapisan yang paling
tebal, submukosa, muskularis, dan yang paling tipis tunika serosa. Tunika muskularis jejunum lebih
tebal dari pada tunika submukosa. Pada Tunika mukosa ditemukan: vili, sel absorsi, sel goblet, sel
paneth, lamina propria, kelenjar usus, dan lamina muskularis mukosa. Pada tunika muskularis
ditemukan otot polos yang tersusun melingkar pada bagian dalam dan memanjang pada bagian luar,
sedang pada tunika serosa ditemukan banyak jaringan ikat longgar. Pada tunika sub mukosa dari
duodenum ditemukan kelenjar brunner, pada ileum ditemukan peyer patches, sedang pada jejunum
ditemukan jaringan ikat longgar dan pembuluh darah.
Peternakan merupakan sektor yang
penting dalam kehidupan masyarakat
karena ternak dapat berfungsi sebagai
sumber pangan, sumber bahan baku
industri ataupun membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan. Salah satu ternak
yang banyak dipelihara di negara kita yaitu
kambing, hal ini dikarenakan ternak
kambing dapat beradaptasi dengan baik
terhadap lingkungan subtropis seperti di
negara kita ,
Salah satu jenis kambing yang banyak
dipelihara di negara kita terutama di Bali
yaitu kambing Peranakan Etawah (PE).
Kambing Peranakan Etawah (PE)
merupakan kambing hasil persilangan
antara kambing Etawah (Jamnapari)
dengan kambing Kacang.
ada tiga faktor penentu produksi
dalam beternak kambing yaitu: bibit ternak,
pakan ternak, dan kesehatan ternak.
Dengan memperhatikan ketiga faktor diatas
maka akan didapat ternak dengan kualitas
produksi yang baik. Faktor kesehatan
ternak merupakan faktor yang penting
diperhatikan karena dengan memastikan
ternak sehat maka dipastikan produksi
dagingnya baik. Salah satu indikator
pertumbuhan yang baik yaitu ternak dapat
menyerap makanan yang dikonsumsinya
dengan optimal, sehingga makanan
dimanfaatkan secara maksimum untuk
pertumbuhannya ,
Proses penyerapan makanan
berlangsung di usus halus. Usus halus
merupakan bagian dari sistem pencernaan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian
yaitu duodenum, jejunum dan ileum.
Ketiga bagian usus ini mempunyai
fungsi yang berbeda beda, dan secara
umum membantu proses pencernaan dan
penyerapan zat-zat makanan. Fungsi
ini dapat dipengaruhi oleh luas
permukaan epithel usus, jumlah lipatan-
lipatannya, dan panjang villi yang dapat
memperluas bidang penyerapan
Proses pencernaan yang bagus sangat
dipengaruhi oleh berfungsinya dengan baik
semua organ, yang terkait untuk
menjalankan fungsi pencernaan. Usus halus
merupakan organ terpenting, yang dapat
dijadikan indikator kesehatan ternak. Salah
satunya dapat dilihat dari struktur histologi
karena berhubungan dalam proses
penyerapan makanan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian mengenai
gambaran histologi dan morfometri usus
halus kambing Peranakan Etawah (PE).
Sampel yang digunakan berupa usus
halus kambing Peranakan Etawah, yang
meliputi duodenum, jejunum dan ileum
yang diambil di Pemotongan Hewan
Kampung Jawa Denpasar. Sampel
dibedakan atas umur muda dan dewasa dari
kambing Peranakan Etawah jantan dan
betina masing-masing enam belas sampel.
Seluruh sampel dimasukkan ke dalam botol
yang telah diberikan label dan berisi larutan
formalin 10%.
Pembuatan Sediaan Histologi
Proses pembuatan sediaan histologi
mengikuti metode yang dilakukan
dengan cara : sampel di dehidrasi
dengan aquades, dan di clearing dengan
satu sesi larutan formalin 10% I, formalin
10% II, formalin 10% III, alkohol 70%,
alkohol 96%, alkohol absolut I, alkohol
absolut II, alkohol absolut III, xylol I, xylol
II, xylol III, toluene I, toluene II, toluene III,
paraffin cair selama ± 23 jam, selanjutnya
di bloking dengan alat embedding set yang
sudah dituangi paraffin dan didinginkan
selama ± 30 menit di dalam lemari es.
Sampel yang sudah di embedding lalu
dipotong dengan ukuran ± 3-4 mikron,
selanjutnya diletakkan pada objek gelas.
Pewarnaan Harris-Hematoksilin Eosin
Pewarnaan hematoksilin eosin
dilakukan dengan metode Harris-
Hematoksilin Eosin ,
dengan cara sebagai berikut: sampel
direndam dalam xylol I, II, III masing -
masing selama 5 menit, direndam kembali
dalam alkohol absolut I dan II masing -
masing selama 5 menit. Setelah itu
direndam dalam aquadest selama 1 menit,
direndam dalam Harris-Hematoksilin
selama 15 menit, direndam dalam aquadest
selama 1 menit dan 15 menit, setelah itu
direndam dalam eosin selama 2 menit yang
dilanjutkan dengan direndam dalam
alkohol 96% I selama 3 menit, alkohol 96%
II selama 3 menit, dan alkohol absolut III
dan IV masing- masing selama 3 menit
kemudian preparat dibilas dengan xylol I
dan II masing-masing selama 5 menit. Lalu
proses yang terakhir yaitu menggunakan
kanada balsam berisi entellan sebagai
perekat (mounting) dan didiamkan hingga
kering.
Hasil pengamatan struktur histologi dan
morfometri duodenum, jejunum, dan ileum
kambing Peranakan Etawah jantan dewasa,
betina dewasa, jantan muda, betina muda
dengan mikroskop cahaya (40x, 50x, dan
400x) dianalisis dengan deskriptif
kualitatif.
Pengukuran ketebalan tunika mukosa
diukur dari epitel permukaan sampai
dengan lamina muskularis mukosa, tunika
submukosa mulai dari batas bawah lamina
muskularis mukosa sampai lamina
muskularis sirkuler, pada tunika mukosa
diukur dari lamina muskularis sirkuler
sampai lamina muskularis longitudinal, dan
tunika serosa mulai dari lamina muskularis
longitudinal sampai jaringan ikat longgar
terluar. Data ketebalan (morfometri)
lapisan tunika mukosa, submukosa,
muskularis, dan serosa pada duosenum,
jejunum, dan ileum dianalisis dengan
menggunakan Uji T.
Hasil penelitian menunjukkan struktur
histologi usus halus terdiri dari: tunika
mukosa, submukosa, muskularis, dan
serosa yang mempunyai ketebalan dan
komponen penyusun yang berbeda. Tunika
mukosa usus halus tersusun dari epitel
permukaan berbentuk epitel silindris
sebaris dengan disisipi oleh sel mangkok,
lamina propria, kelenjar intestinal, dan
lamina muskularis mukosa yang menjadi
pembatas antara tunika mukosa dan
submukosa. Pada bagian bawah dari
kelenjar intestinal ditemukan sel paneth
Gambar 2 Struktur histologi usus halus kambing PE betina muda (H.E; 40x). Keterangan: A)
duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. tunika mukosa, a1. Vili, b. tunika submukosa, b1. kelenjar
brunner, b2. jaringan ikat longgar, b3. peyer patches, c. tunika muskularis, d. tunika serosa.
Kelenjar intestinal berada di bawah vili
yang menjulur pada dasar tunika mukosa.
Vili merupakan penjuluran selaput lendir
ke dalam lumen usus halus. Vili pada usus
halus mempunyai panjang dan bentuk yang
berbeda-beda. Pada duodenum berbentuk
menyerupai daun, jejunum memiliki vili
yang lurus dan kecil, sedang pada ileum
memiliki vili dengan ukuran yang paling
besar (Gambar 1).Tunika submukosa usus
halus kambing PE memiliki struktur yang
berbeda-beda pada setiap bagian usus
halus. Tunika submukosa duodenum
tersusun atas jaringan ikat longgar dan
banyak kelenjar duodenalis (kelenjar
brunner). Kelenjar duodenalis pada
kambing PE dewasa terliat lebih banyak
dan padat. Pada kambing PE muda kelenjar
duodenalis memiliki diameter yang lebih
besar dibandingkan kambing PE dewasa
(Gambar 1A dan 2A). Pada tunika
submukosa jejunum kambing PE terdiri
dari jaringan ikat longgar dan pembuluh
darah. Pembuluh darah pada lapisan ini
memiliki berbagai jenis ukuran serta
tersebar secara acak. sedang tunika
submukosa ileum kambing PE terdiri dari
jaringan ikat longgar dan peyer patches.
Nodulus limpatik pada tunika submukosa
hampir memenuhi seluruh bagian tunika
submukosa dan dibawahnya dapat
ditemukan jaringan ikat longgar yang
berisikan pembuluh darah. Pembuluh darah
pada lapisan ini memiliki berbagai jenis
ukuran serta tersebar secara acak.
Tunika muskularis usus halus kambing
PE terdiri dari dua lapis otot polos yaitu
lapisan muskularis sirkuler (bagian dalam)
dan lapisan muskularis longitudinal (bagian
luar). Ketebalan tunika muskularis usus
halus berbeda-beda sesuai dengan bagian
usus halus, dari yang paling tebal pada
bagian ileum hingga yang paling tipis pada
bagian jejunum.
Gambar 3 Struktur histologi usus halus kambing PE jantan dewasa (H.E; 400x). Keterangan:
A) duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. Sel goblet, b. Sel absorsi, c. Lamina propria.
Gambar 4 Struktur histologi usus halus kambing PE betina dewasa (H.E; 400x). Keterangan:
A) duodenum, B) jejunum, C) ileum. a. Sel paneth, b. Kelenjar intestinal, c. Lamina muskularis
mukosa.
Tunika serosa merupakan lapisan
terluar dari usus halus. Tunika seorsa terdiri
dari jaringan ikat longgar dan lemak yang
sering kali menyatu dengan jaringan ikat
disekelilingnya
Histomorfometri Usus Halus Kambing
PE
Hasil pengukuran histomorfometri usus
halus kambing PE disajikan pada Tabel 1,
2, dan 3. Lapisan tunika mukosa,
submukosa, muskularis, dan serosa
duodenum, jejunum, dan ileum kambing
PE jantan dewasa lebih tebal dari pada
kambing PE jantan muda, pada tunika
mukosa dan submukosa memiliki
perbedaan yang nyata (P<0.05). Kambing
PE betina dewasa memiliki tunika mukosa,
submukosa, muskularis, dan serosa
duodenum, jejunum, dan ileum lebih tebal
dari pada kambing PE betina muda, pada
tunika mukosa dan submukosa memiliki
perbedaan yang nyata (P<0.05).
Tabel 1 Hasil Pengukuran Histomorfometri Duodenum Kambing PE (rataan±sd)
Lapisan (Duodenum) Jenis Kelamin Dewasa Muda
T. Mukosa (µm)
Jantan 359±25,9aa 319,2±25,8ab
Betina 351,2±34,7aa 320,3±17,6ab
T. Submukosa (µm)
Jantan 309,8±28,3cc 249,1±27,7cd
Betina 304,9±21,4cc 248,7±34,6cd
T. Muskularis (µm)
Jantan 121,5±25,5ee 91,2±10,9ee
Betina 118,2±22,5ee 90,6±12,3ee
T. Serosa (µm)
Jantan 54,7±12,7gg 34,2±7,1gg
Betina 52,9±8,9gg 29±6,5gg
Total (µm)
Jantan 845 µm 693,7 µm
Betina 827,2 µm 688,6 µm
Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda
nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata
(P>0.05).
Gambar 5 Pengukuran histomorfometri usus halus kambing PE betina muda. A) duodenum,
B) jejunum, C) ileum (H.E; 50x).
Tabel 2 Hasil Pengukuran Histomorfometri Jejunum Kambing PE (rataan±sd)
Lapisan (Jejunum) Jenis Kelamin Dewasa Muda
T. Mukosa (µm)
Jantan 403,3±47,7aa 395,4±33ab
Betina 378±53,9aa 364,3±52,1ab
T. Submukosa (µm)
Jantan 64,3,8±8,8cc 48,1±15,4cd
Betina 62,5±9,7cc 46,3±13,5cd
T. Muskularis (µm)
Jantan 62,5±21,6ee 61,9±10ee
Betina 59,7±12,6ee 58,2±8,5ee
T. Serosa (µm)
Jantan 31,8±4,3gg 29,4±5,8gg
Betina 30,4±11,4gg 25,2±5,5gg
Total (µm)
Jantan 561,9 µm 534,8 µm
Betina 530,6 µm 494 µm
Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda
nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata
(P>0.05).
Tabel 3 Hasil Pengukuran Histomorfometri Ileum Kambing PE (rataan±sd)
Lapisan (Ileum) Jenis Kelamin Dewasa Muda
T. Mukosa (µm)
Jantan 406,8±48,7aa 334,2±31,4ab
Betina 375,4±69,8aa 345,3±42,8ab
T. Submukosa (µm)
Jantan 340,2±64,2cc 325,1±25cd
Betina 336,6±46,5cc 274,4±56,3cd
T. Muskularis (µm)
Jantan 147,2±16,7ee 75±11ee
Betina 121,8±37ee 72,8±13,7ee
T. Serosa (µm)
Jantan 33,2±8,8gg 31,4±6,6gg
Betina 31,1±11,6gg 27,3±5,5gg
Total (µm)
Jantan 927,4 µm 765,7 µm
Betina 864,9 µm 719,8 µm
Keterangan: Huruf pertama yang berbeda pada satu kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf pertama yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda
nyata (P>0.05). Huruf kedua yang berbeda pada satu baris menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05), sedang huruf kedua yang sama pada satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata
(P>0.05).
Kambing PE jantan dewasa tidak
memiliki perbedaan ketebalan tunika
mukosa, submukosa, muskularis, dan
serosa duodenum, jejunum, dan ileum dari
pada kambing PE betina dewasa (P>0.05).
Kambing PE jantan muda tidak memiliki
perbedaan ketebalan tunika mukosa,
submukosa, muskularis, dan serosa
duodenum, jejunum, dan ileum dari pada
kambing PE betina muda (P>0.05).
Pembahasan
Usus halus kambing Peranakan Etawah
terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum. Setiap bagian tersusun
atas 4 lapisan yaitu tunika mukosa,
submukosa, muskularis, dan serosa. Setiap
lapisan mempunyai ukuran yang berbeda
baik dari sudut pandang jenis kelamin dan
umur sampel ,
Pada tunika mukosa ada vili yang
merupakan penjuluran selaput lendir ke
dalam lumen usus halus. Vili ditandai
dengan adanya epitel permukaan yaitu
epitel kolumner simplek yang disisipi oleh
sel mangkok. Hal ini sesuai dengan laporan
dimana pada tunika mukosa usus
halus kerbau ada vili yang dilapisi
epitel kolumner simplek dan sel mangkok.
Vili pada duodenum berbentuk menyerupai
daun dan tiap vili memiliki beberapa unsur
seperti sel absorsi, sel goblet, sel paneth, sel
argentafin, lamina propria, kelenjar usus,
dan lamina muskularis mukosa . Hal ini juga dapat
ditemukan pada tunika mukosa jejunum
dan ileum namun vili pada jejunum
mempunyai bentuk yang runcing, kecil, dan
relatif mempunyai bentuk yang lurus dan
pada ileum vili memiliki kerapatan yang
lebih rendah dari pada duodenum dan
jejunum. Hal ini disebabkan fungsi dari
ileum yaitu untuk menyaring sisa sari
makanan yang terlewatkan oleh jejunum
Lamina muskularis
mukosa pada ileum tidak terlalu terlihat
jelas, hal ini disebabkan banyaknya
jumlah nodul-nodul limpatik yang
menutupinya. Berbeda dengan di
duodenum dan jejunum dimana pada
lamina muskularis mukosanya terlihat jelas
yang digunakan sebagai tanda pembatas
antara tunika mukosa dan submukosa
Hasil penghitungan histomorfometri
duodenum, jejunum, dan ileum dapat
dilihat bahwa ada perbedaan ketebalan
tunika mukosa antara kambing PE muda
dan dewasa (P<0.05) namun pada kambing
PE jantan dan betina ketebalan tunika
mukosa sama (P>0.05). Usus halus
kambing PE dewasa memiliki vili yang
lebih tebal dari pada yang muda. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan berat badan
antara kambing PE dewasa dan muda
seperti dijelaskan pada penelitian yang
dilakukan oleh dimana
berat badan hewan berpengaruh terhadap
panjang dan lebar vili usus halus. Hal
ini juga disebabkan proses pencernaan
yang dilakukan pada daerah ini , umur
dan jenis hewannya ,
Tunika submukosa terdiri dari jaringan
ikat longgar yang mengandung serabut
kolagen dan elastik yang terletak antara
lamina muskularis mukosa dan tunika
muskularis. Tunika submukosa usus halus
kambing PE ada perbedaan pada
duodenum, jejunum, dan ileum. Ciri yang
menonjol pada tunika submukosa
duodenum yaitu ada kelenjar
duodenum (kelenjar brunner). Kelenjar
brunner dapat mengsekresikan cairan usus
ke dalam kripta usus yang berfungsi untuk
melubrikasi permukaan epitelium dan
melindungi dari asam lambung . Kelenjar ini ada pada semua
tunika submukosa duodenum sample yang
diambil, hanya saja ada perbedaan
kerapatan kelenjar duodenum dewasa dan
muda (Gambar 1A dan 2A). Pada kambing
PE dewasa kelenjar ini dari pada yang
muda. Hal ini disebabkan kambing PE
dewasa mensekresikan asam lambung yang
lebih banyak sehingga dibutuhkan sekresi
cairan usus yang banyak untuk melubrikasi
permukaan epitelium dan melindungi dari
asam lambung, hal terebut juga dipengaruhi
oleh faktor pertumbuhan
Tunika submukosa jejunum tersusun
oleh jaringan ikat longgar yang
mengandung pembuluh darah. Tunika
submukosa jejunum yaitu yang terpendek
jika dibandingkan dengan duodenum dan
ileum. Hal ini disebabkan pada tunika
suubmukosa jejunum tidak ada
kelenjar usus ataupun nodul-nodul limpatik
Tunika submukosa ileum tersusun oleh
jaringan ikat longgar yang diselipi oleh
pembuluh darah kecil serta ada nodul-
nodul limpatik yang bergregasi membentuk
peyer’s patches ,
Adanya peyer’s patches pada tunika
submukosa merupakan ciri khas dari ileum.
Hampir seluruh bagian dari tunika
submukosa ileum dipenuhi oleh peyer’s
patches, hal ini didukung oleh
pernyataan
Hasil pengukuran histomorfometri tunika
submukosa ileum menunjukkan bahwa
tunika submukosa kambing PE dewasa
lebih tebal dari pada kambing PE muda dan
mempunyai perbedaan yang nyata
(P<0.05). Hal ini disebabkan kambing
PE dewasa lebih banyak mengkonsumsi
makanan dari pada kambing PE muda,
sehingga kemungkinan lumen usus dipapar
oleh makanan dari luar lebih besar sehingga
menyebabkan jumlah dan ketebalan peyer’s
patches pada kambing PE dewasa lebih
tebal dari kambing PE muda .
Tunika muskularis kambing PE terdiri
dari otot polos yang tersusun melingkar
(sirkular) pada bagian dalam dan
memanjang (longitudinal) pada bagian luar.
Hal ini sama dengan pernyataan yang melaporkan bahwa tunika
muskularis terdiri dari dua lapisan otot,
yaitu lapisan tebal otot sirkuler pada bagian
dalam dan lapisan tipis otot longitudinal
pada bagian luar. Hal tesebut juga
ditemukan pada tunika muskularis jejunum
dan ileum.
Tunika serosa umumnya lebih tipis dari
pada lapisan yang lain. Tunika serosa
terdiri dari jaringan ikat longgar dan lemak
yang sering kali menyatu dengan jaringan
ikat disekelilingnya, hal ini . Pada
penghitungan histomorfometri tunika
muskularis dan serosa tidak ada perbedaan
tebal yang nyata antara kambing PE jantan
dan betina serta kambing PE dewasa dan
muda (P>0.05). Pengukuran tunika
muskularis dilakukan dari daerah yang
terlihat mengandung otot polos sirkuler dan
longitudinal dan pengukuran ketebalan
tunika serosa ditandai pada daerah yang
memiliki lapisan tipis dengan jaringan ikat
longgar setelah melewati tunika muskularis
yang tersusun oleh otot polos
Struktur histologi usus halus kambing
PE terdiri atas: tunika mukosa, submukosa,
muskularis, dan serosa. Struktur histologi
duodenum ditandai dengan adanya kelenjar
brunner. Jejunum mempunyai vili yang
mempunyai bentuk yang runcing dan kecil.
dan pada ileum ditemukan peyer patches.
Ketebalan usus halus kambing dewasa
lebih tebal dari yang muda dan ketebalan
itu ditentukan oleh tunika mukosa dan
submukosa. Ketebalan usus halus kambing
betina lebih tebal dibandingkan dengan
jantan.