warga di Kecamatan Kertosono rata-rata memiliki mata pencaharian bertani dan berdagang. Hampir
semua dari warga warga yang berprofesi sebagai petani memiliki hewan ternak yang dipelihara sebagai
usaha atau mata pencaharian sampingan. Ternak yang dipelihara antara lain sapi potong, kambing, dan domba.
Permasalahan-permasalahan yang timbul antara lain: warga belum sepenuhnya memahami bagaimana
cara memperoleh daging hasil sembelihan hewan qurban dengan kualitas yang baik, warga belum
mengetahui penyakit-penyakit yang bersifat zoonosis, serta warga masih belum banyak yang mengetahui
bagaimana tata cara proses penyembelihan ternak yang baik. Tujuan utama dalam kegiatan pengabdian kepada
warga ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga warga mengenai kriteria
daging ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) serta handling dan restraint yang sesuai pada ternak.
Kecamatan Baron berbatasan dengan Kecamatan
Kertosono di sebelah timur, sebelah selatan hingga barat
berbatasan dengan Kecamatan Tanjunganom, serta sebelah
utara berbatasan dengan Kecamatan Lengkong. Pusat
pemerintahan Kecamatan Baron terletak tepat di tepi jalan
utama Surabaya-Jogja, jalur ini juga dilewati oleh bis antar
provinsi sehingga letak kecamatan Baron cukup strategis.
Kelurahan Garu dan Kelurahan Jekek adalah bagian dari
Kecamatan Baron. Terletak kurang lebih 4 km dari pusat
pemerintahan kecamatan, sekitar 25 km dari ibukota
kabupaten, dan sekitar 110 km dari ibukota Provinsi Jawa
Timur.
Kelurahan Garu memiliki luas wilayah 189,19 Ha, dimana
tanah sawah dan irigasi teknis yang penggunaannya masih
tergolong banyak yaitu sekitar 89,22 Ha. Secara geografi s
Kelurahan Garu merupakan dataran rendah wilayah
pertanian daerah pengaliran laut atau daerah pengaliran
sungai, dengan kemiringan 10–20 persen dan suhu rata-rata
per harinya 30°C. Menurut topografi nya Kelurahan Garu
termasuk dataran rendah yang berkarakter tanah liat dan
termasuk tanah gerak, sehingga akses jalan menuju desa
masih mengalami kesulitan. Namun dengan kondisi lahan
yang subur menjadikan daerah ini sebagai penghasil lumbung
pangan padi, tebu, dan bawang yang potensial di Kabupaten
Nganjuk. Mayoritas mata pencaharian warga adalah petani,
buruh tani, dan peternak.
Kelurahan Jekek memiliki luas wilayah sekitar 425 Ha,
dengan batas sebelah utara Kecamatan Baron, batas selatan
Kelurahan Kemlokolegi, batas timur Kelurahan Kemaduh,
dan batas barat Kelurahan Katerban. Jarak dari pusat
pemerintahan kecamatan sekitar 4 km, jarak dari ibukota
kabupaten sekitar 25 km, dan jarak dari ibukota provinsi
Jawa Timur sekitar 110 km. mata pencaharian mayoritas
warga Kelurahan Jekek tidak jauh berbeda dengan warga
Kelurahan Garu, yaitu sebagai petani, buruh tani, dan
peternak.
Para warga yang memiliki ternak sebagai sumber
penghasilan lain selain sector usaha pertanian rata-rata masih
menerapkan pola pemeliharaan yang konvensional. Ternak
di tempatkan pada kandang yang sederhana dan diberikan
pakan rumput atau hijauan seadanya tanpa memperhitungkan
kebutuhan nutrisi dari masing-masing ternak. Bila dapat
dipelihara secara lebih professional, hasil ternak itu
dapat optimal dan bias menjadi mata pencaharian utama
warga sekitar.
PERMASALAHAN MITRA
berdasar hasil diskusi dengan kepala desa dan
beberapa perwakilan warga pada bulan Februari
2017, teridentifi kasi beberapa permasalahan, permasalahan
itu mengarah pada manajemen peternakan yang masih
kurang baik dan kurang optimalnya produksi ternak yang
dimiliki oleh warga. Manajemen peternakan dalam hal
ini adalah seluruh aspek-aspek yang berpengaruh pada
usaha peternakan, seperti: nutrisi pakan ternak, konstruksi
kandang, sanitasi kandang, cara pemeliharaan, program
vaksinasi atau pengobatan, pemilihan bibit, hingga faktor
produksi dan reproduksi ternak.
Rata-rata warga warga masih minim informasi
tentang manajemen peternakan yang baik dan benar sehingga
hasil produksi ternak yang dihasilkan belum optimal. Selain
itu edukasi mengenai nilai nutrisi yang terkandung dalam
bahan pangan asal hewan juga sangat diperlukan guna
membuka wawasan warga tentang konsumsi gizi yang
seimbang.
berdasar analisa terhadap suatu akar permasalahan
seperti yang telah diuraikan diatas, maka solusi yang
ditawarkan untuk dapat meningkatkan informasi warga
tentang manajemen pemeliharaan ternak dan kesadaran
warga akan kebutuhan gizi dari bahan pangan asal
hewan adalah dengan cara memberikan penyuluhan tentang
tata cara pemeliharaan ternak sapi, kambing dan domba, serta
unggas yang baik dan benar meliputi nutrisi pakan ternak,
konstruksi kandang, sanitasi kandang, cara pemeliharaan,
program vaksinasi atau pengobatan, pemilihan bibit, hingga
faktor produksi dan reproduksi ternak; pembagian buku
modul yang berisi tentang tata cara pemeliharaan ternak
yang informatif dan mudah dipahami oleh peternak; serta
melakukan demo pembuatan makanan olahan dari bahan
pangan asal hewan.
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan
membudi dayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat
dan hasil dari kegiatan itu . Pengertian peternakan tidak
terbatas pada pemeliharaan saja, memelihara dan peternakan
perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan
peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada factor-faktor produksi yang
telah dikombinasikan secara optimal (Rasyaf, 1994).
berdasar ukuran hewan ternak, bidang peternakan
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu peternakan
hewan besar seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, dan
domba sedangkan kelompok hewan kecil seperti ayam,
kelinci, dan lain-lain . Hewan ternak yang
dimiliki oleh warga Kelurahan Garu dan Kelurahan Jekek
Kecamatan Baron diantaranya adalah sapi, kambing, domba,
dan ayam.
Produk hewan adalah segala macam bahan yang
didapatkan dari tubuh hewan, seperti daging, lemak, darah,
susu, telur, enzim, dan sebagainya ,Dalam
kegiatan pengabdian warga ini akan dilakukan praktek
pengolahan dari bahan pangan asal hewan berupa daging
sapi dan daging ayam.
Metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam
program pengabdian warga ini adalah penyuluhan
dan diskusi. Tujuan dari penyuluhan yang dilakukan kepada
warga warga adalah memberikan gambaran umum
tentang manajemen peternakan yang baik dan selanjutnya
dilakukan diskusi yang mendalam tentang tata cara beternak
sapi, kambing, domba, dan ayam. Setelah acara penyuluhan
dan diskusi selesai, dilanjutkan dengan edukasi pembuatan
makanan berbahan dasar daging ayam dan daging sapi yang
diolah menjadi nugget. Dengan demikian pengetahuan para
warga warga dapat semakin bertambah dan mendorong
untuk dapat lebih meningkatkan pemenuhan kebutuhan
gizi warga dan kesejahteraan ternak warga .
Penyuluhan penting dilakukan untuk dapat mengubah
pola pikir para warga warga yang rata-rata masih
konvensional hingga dapat menerima transfer pengetahuan
dari tim pengabdian warga dari Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga.
Setelah dilakukan penyuluhan dan praktek dilanjutkan
dengan forum diskusi kembali. Pada forum diskusi dan tanya
jawab ini warga warga dapat berbagi pengalaman,
mengemukakan pendapat, serta mengajukan pertanyaan
pada tim pengabdian warga mengenai manajemen
peternakan dan pengolahan bahan pangan asal hewan. Dari
forum diskusi dapat disimpulkan tentang masalah nyata
yang terjadi di warga dan ditemukan solusi untuk
permasalahan itu .
Setelah program pengabdian warga telah selesai
dilaksanakan, dilakukan evaluasi pelaksanaan program.
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan dengan cara terus
memantau tingkat kesadaran warga akan kebutuhan
gizinya dan manajemen pemeliharaan ternak yang dilakukan
pada setiap periode KKN BBM yang diterjunkan pada desa
itu .
Kegiatan pengabdian kepada warga ini dilakukan
pada tanggal 3 Agustus 2017. Bertepatan dengan periode
penerjunan mahasiswa KKN BBM Universitas Airlangga.
Kegiatan dilaksanakan pada malam hari, yaitu sekitar pukul
20.00 WIB. Hal ini dikarenakan ketika pagi dan siang hari
tidak memungkinkan untuk mengumpulkan warga dengan
berbagai kesibukan. Rata-rata warga warga masih sibuk
bekerja di waktu pagi hingga siang hari. Tempat kegiatan
difasilitasi oleh Kepala Desa, lokasi kegiatan penyuluhan
bertempat di balai desa.
Pembukaan acara diawali dengan sambutan dari
Kepala Desa, dilanjutkan sambutan dari Dosen Pembina
Pembangunan Desa (DP2D), dan sambutan dari ketua
kelompok KKN BBM Universitas Airlangga. Kepala Desa
menyampaikan rasa terima kasih kepada tim pengabdian
kepada warga Universitas Airlangga karena merasa
mendapatkan perhatian dari pihak universitas dengan
diadakannya kegiatan di desanya. Harapannya agar
hubungan baik dapat terus berlanjut dalam berbagai kegiatan
yang positif untuk pembangunan desa.
Memasuki acara yang pertama yaitu penyuluhan tentang
manajemen peternakan yang disampaikan Penyampaian materi berlangsung sekitar
45 menit dan di lanjutkan dengan sesi diskusi. Dalam sesi
diskusi terlihat banyak warga warga yang antusias
untuk bertanya guna memperoleh informasi. Pertanyaan
tidak hanya muncul dari bapak-bapak saja tetapi ibu-ibu
juga antusias ingin bertanya. Rata-rata kaum ibu warga
desa berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tidak hanya
itu, kaum ibu juga banyak yang memiliki ternak di rumah.
Ketika suami mereka bekerja di luar daerah, ibu-ibu lah
yang bertugas mengurusi ternak-ternaknya. Hewan yang
diternakkan bermacam-macam, antara lain bebek, ayam,
entok, kambing, domba, dan sapi.
Sesi ke dua yaitu pemutaran video cara pengolahan
bahan pangan asal hewan menjadi berbagai macam olahan
pangan. Ini bertujuan agar tidak hanya wawasan tentang
dunia peternakan saja yang di sampaikan ke pada warga
warga tetapi tata cara pengolahan bahan pangan asal
hewan juga diedukasikan. Warga warga memiliki
motivasi untuk membuat bahan pangan asal hewan sendiri,
yang paling diminati adalah pembuatan nugget dari daging
ayam. warga baru memahami bahwa membuat nugget
itu mudah untuk dilakukan.
Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada warga
yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Masih banyak warga warga yang belum memahami
tentang cara pemeliharaan ternak yang baik.
2. Warga warga rata-rata masih belum mengetahui
cara mengolah bahan pangan asal hewan menjadi produk
olahan yang bernilai gizi tinggi.
Saran yang dapat disampaikan dari kegiatan pengabdian
kepada warga ini adalah :
1. Perlu dibentuknya kader penyuluh desa mengenai
kesadaran gizi warga akan protein hewani
2. Perlu di lakukan pendampingan lebih lanjut, dalam
hal ini oleh mahasiswa KKN BBM yang diterjunkan
di lokasi dan oleh Dosen Pembina Pembangunan Desa
(DP2D) tentang kegiatan manajemen peternakan dan
pemanfaatan hasil peternakan yang dilakukan oleh
warga.