Susu kambing segar bersifat mudah rusak dan memerlukan penanganan pasca panen dan pengolahan yang
cepat dan memadai. Pasteurisasi yaitu perlakuan yang diberikan terhadap susu segar supaya tidak cepat rusak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar lemak susu
kambing peranakan Etawa di peternakan Lamnyong Kota Banda Aceh sebelum dan sesudah dipasterusisasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode Gerber dengan pasteurisasi suhu rendah waktu lama (low temperature long
time /LTLT = 62 0C – 65 0C ). Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dengan masing-masing 6 kali
ulangan sehingga mendapatkan hasil yang akurat. berdasar hasil penelitian memperlihatkan kadar lemak susu
segar sebelum dan sesudah dipasteurisasi ada perbedaan. Susu yang diberi perlakuan pasteurisasi memiliki
kadar lemak 5% dan susu tidak diberi perlakuan atau tidak dipasteurisasi memiliki kadar lemak 4,5%. Hal ini terjadi
karena setelah dilakukan pasteurisasi susu terjadi penguapan komponen-komponenya sehingga kadar lemak susu
cenderung meningkat.
Pertumbuhan populasi kambing peranakan Etawa (PE) sebagai penghasil susu semakin
meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan susu yang berasal dari sapi perah
masih kurang karena masyarakat mulai mengenal susu kambing sebagai sumber nutrien yang
baik. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya minat masyarakat untuk beternak kambing perah.
Kambing yang dipilih yaitu kambing peranakan Etawa, karena merupakan ternak dwiguna,
yaitu menghasilkan susu dan daging, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi pemeliharaan
kambing. Alasan lain yang mendasari pemilihan kambing PE untukdikembangkan yaitu sifat
pertumbuhannya yang cepat dan litter size mencapai 2 ekor. Pemeliharaan kambing tersebut juga
mudah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Kualitas susu kambing dipengaruhi oleh tiga
faktor di antaranya yaitu pakan, bangsa kambing, dan ketinggian tempat pemeliharaan
Perkembangan ternak kambing Etawa menyebar kesebagian besar wilayah Indonesia,
sekarang yang lebih dikenal dengan kambing peranakan Etawa (PE). Jenis kambing PE
dipelihara sebagai produksi susu dan juga daging karena mempunyai bentuk badan yang lebih
besar dibandingkan dengan kambing kacang ,
Susu kambing memiliki kandungan gizi yang lebih unggul, selain itu lemak dan protein
pada susu kambing lebih mudah dicerna dan kandungan vitamin B1 nya lebih tinggi dibanding
susu sapi. Permasalahan yang dihadapi yaitu konsumen mengkhawatirkan adanya bau yang
khas seperti pada daging kambing dapat juga dijumpai pada susu kambing ,
Susu merupakan salah satu pangan sebagai sumber protein hewani, yang mengandung
protein, lemak, mineral, kalsium, vitamin dan mengandung asam amino esensial yang lengkap.
Faktor yang mempengaruhi kualitas susu antara lain faktor keturunan, pakan, kondisi
lingkungan, waktu laktasi dan prosedur pemerahan. Ada berbagai pilihan yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing, salah satunya yaitu melalui pendekatan
pemuliabiakan yaitu penggabungan gen–gen yang baru atau peningkatan frekuensi gen yang
mempengaruhi produksi. Susu kambing memiliki partikel lemak yang lebih kecil dan homogen
sehingga mudah dicerna dan diserap. Susu merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan
manusia karena kandungan gizinya tinggi. Susu yang umum dikonsumsi yaitu susu sapi namun
susu kambing mempunyai kandungan gizi relatif tinggi dibandingkan dengan susu sapi ,
Faktor penghambat produksi susu pada usaha peternak kambing perah yaitu timbulnya
penyakit pada ternak. Penyakit yang paling sering mucul yaitu mastitis. Mastitis sangat
merugikan peternak karena kambing perah yang terkena mastitis akan mengalami penurunan
produksi susu dan kualitas susu yang dihasilkan juga rendah. Selain itu, adanya penyakit mastitis
juga menambah biaya perawatan dan pengobatan untuk kelangsungan produksinya.Tingginya
kasus mastitis yaitu karena manajemen pemeliharaan yang kurang baikz
Lemak susu merupakan salah satu komponen yang paling dipertimbangkan dalam menilai
susu ruminansia. Kadar lemak susu sangat tergantung pada kadar serat kasar (SK) pakan dan
produksi asam asetat. Selain itu ada kecenderungan pada kambing perah laktasi untuk tetap
mempertahankan kualitas susu dari pada kuantitas susu, walaupun harus mengorbankan tubuh
induknya ,
Besar kecilnya globula lemak ditentukan oleh kadar air yang ada di dalamnya. Kadar lemak
susu kambing dipengaruhi oleh pakan hijauan, semakin tinggi pakan hijauan yang diberikan
maka semakin tinggi pula kadar lemak susu. Ternak yang diberi pakan tambahan konsentrat akan
menurunkan kadar lemak susu dan pakan yang hanya terdiri dari hijauan memiliki kadar lemak
yang lebih tinggi dibanding pakan yang ditambah dengan konsentrat ,
Susu kambing segar bersifat mudah rusak dan memerlukan penanganan pasca panen dan
pengolahan yang cepat dan memadai. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu kambing juga
dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang bernilai gizi tinggi dan bermanfaat bagi
kesehatan, misalnya keju dan yoghurt ,
Pasteurisasi yaitu perlakuan yang diberikan terhadap susu segar supaya tidak cepat rusak.
Pemanasan pada suhu pasteurisasi dimaksudkan untuk membunuh sebagian kuman patogenik
yang ada dalam susu, dengan seminimum mungkin kehilangan gizinya dan mempertahankan
semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa susu segar (Abubakar, 2000). Susu pasteurisasi atas
dasar suhu dibagi 3, yakni: (a) suhu rendah waktu lama, (b) suhu tinggi waktu singkat dan (c)
Suhu sterilisasi/UHT. Sedangkan berdasar sistem pengolahannya memakai : (a)
penyemprotan air panas melalui dinding tangki, (b) mengalirkan air panas melalui pipa dalam
tabung, (c) Perendaman dengan air panas ,
Pemerahan yang dilakukan lebih dari 16 jam pada pertengahan hingga masa akhir laktasi
dapat mengubah komposisi susu. Kadar lemak susu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi asam asetat dalam rumen, dalam hal ini yaitu kinerja mikrobia rumen
dalam memfermentasi serat kasar menjadi asam asetat bahwa ruminansia lebih tergantung pada asam asetat untuk sintesa lemak susu
di dalam kelenjar ambing.
Konsumsi serat kasar dan kandungan asam asetat dalam rumen tidak ada adanya
perbedaan, sehingga menyebabkan kadar lemak susu tidak berbeda pula.Selain itu, perlakuan
pasteurisasi terhadap susu segar juga berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak pada susu
segar tersebut sehingga jelas berbeda dengan kadar lemak susu segar sebelumnya ,
Tempat dilakukan penelitian ini yaitu di Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran
Hewan Unsyiah. Waktu penelitian dilakukan yaitu pada bulan Maret 2017 dan dilakukan diatas
3 jam setelah pemerahan, sebab dalam waktu 3 jam setelah pemerahan tersebut akan terjadi
perubahan–perubahan keadaan air susu, seperti: (a) pengeluaran gas–gas, (b) pembekuan lemak–
lemak susu, (c) zat–zat protein air susu yang belum stabil, (d) temperatur air susu yang masih
tinggi. Alat-alat yang dipakai pada penelitian ini yaitu botol Gerber, waterbath, sentrifus
lemak dan pasteurizer sedangkan bahan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu susu
kambing peranakan Etawa segar, amil alkohol dan asam sulfat ( H2SO4 ). Susu kambing
peranakan Etawa diambil langsung dari peternakan Lamnyong Kota Banda Aceh dan langsung
di bawa ketempat pemeriksaan memakai wadah susu. Penelitian ini memakai
pasteurizer untuk alat pasteurisasi dan memakai metode Gerber untuk menghitung kadar
lemak susu. Selanjutnya kedalam butirometer dimasukkan 10 ml H2S04 pekat, melalui dinding
tabung dimasukkan 10 ml sampel susu dengan memakai pipet dan tambahkan 1 ml alkohol.
Kemudian tabung disumbat dengan sumbat karet dan dihomogenkan sekitar 3-5 menit, tabung
direndam dalam waterbath 57-65 0C selama 3-5 menit dan selanjutnya dilakukan sentrifus
selama 3-5 menit dengan 1200 kali putaran per menit. Setelah itu dimasukkan lagi ke waterbath
3-5 menit kemudian dikeringkan dan baca dikadar lemak. Data yang diperoleh dari penelitian ini
dianalisis secara deskriptif.
Dari hasil penelitian ini ada perbedaan kadar lemak susu kambing peranakan Etawa
sebelum dan sesudah dipasteurisasi. Hasil berikut ini menunjukkan kadar lemak susu yang tidak
dilakukan pasteurisasi, dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil uji kadar lemak susu yang tidak dipasteurisasi
berdasar Gambar 1. Susu kambing peranakan Etawa yang tidak diberi perlakuan
pasteurisasi setelah dilakukan uji menghasilkan kadar lemak 4.5%. Selanjutnya susu yang diberi
perlakuan pasteurisasi kadar lemaknya terlihat lebih tinggi seperti pada Gambar 2.
berdasar Gambar 2. Susu kambing peranakan Etawa yang diberi perlakuan
pasteurisasi setelah dilakukan uji menghasilkan kadar lemak 5%. Kadar lemak ini jelas lebih
tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipasteurisasi. Ini disebabkan oleh beberapa faktor akibat
dari penguapan komponen susu ketika dilakukan pemanasan.
Tabel hasil uji kadar lemak susu sebelum dan sesudah dipasteurisasi
Sampel Perlakuan Kadar Keterangan
lemak (%)
Susu segar Pasteurisasi 5% Kadar lemak susu yang
dipasteurisasi memiliki
kadar lemak 5%
Susu segar Tidak
dipasteurisasi 4,5% Kadar lemak susu
tidak dipasteurisasi
memiliki kadar lemak 4,5%
berdasar hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa susu yang dipasteurisasi lebih
tinggi kadar lemaknya dibandingkan yang tidak dipasteurisasi. Hasil penelitian pada gambar dan
tabel memperlihatkan kadar lemak susu kambing peranakan Etawa segar sebelum dan sesudah
dipasteurisasi ada perbedaan. Susu yang dipasteurisasi memiliki kadar lemak lebih tinggi
dibandingkan yang tidak dipasteurisasi, tetapi perbedaannya tidak jauh berbeda. Penelitian ini
dilakukan dengan analisis deskriptif dengan masing-masing 6 kali ulangan sehingga
mendapatkan hasil yang akurat.
Dari hasil peneletian ini juga menunjukkan bahwa kadar lemak susu kambing peranakan Etawa
dipeternakan Lamnyong Kota Banda Aceh juga relatif standar. bila dikonsumsi juga akan
relatif aman bagi para konsumen dan tidak menyebabkan penyakit seperti penyakit digeneratif
(tekanan darah tinggi, stroke dan jantung coroner). Peternak harus bisa memanipulasi pakan
ternak seperti pemberian pakan suplemen. Pakan suplemen merupakan pakan pelengkap untuk
melengkapi beberapa jenis bahan yang belum tersedia dari hijauan dan konsentrat sehingga
pemberiannya tidak berdasarkan bobot badan dan produksi tetapi disediakan setiap saat sesuai
dengan kebutuhan ternak ,pakan suplemen dapat berupa
Urea Mineral Molasses Block (UMMB) atau konsentrat yang kaya akan protein dan disarankan
berupa bahan pakan yang kaya sumber energi mudah terfermentrasi dan merupakan sumber
nitrogen yang layak. bahwa dengan penambahan pakan
suplemen dapat memacu pertumbuhan dan
meningkatkan populasi mikroba di dalam rumen sehingga dapat merangsang
penambahan jumlah konsumsi serat kasar (SK) yang akan meningkatkan produksi.
Secara organoleptik susu akan mengalami perubahan jika ada perbedaan warna, rasa,
dan aroma dari susu yang normal. Umumnya perubahan ini disebabkan oleh adanya aktifitas
mikroorganisme. Kompenen penyusun susu juga dapat terjadi perubahan yang disebabkan oleh
pengaruh suhu pasteurisasi susu ,
Rasa dan aroma susu pasteurisasi dalam penelitian ini masih normal dan mempunyai rasa
sedikit manis yang menunjukkan sampel susu masih segar tetapi setelah dilakukan penelitian
terjadi perubahan kadar lemak, susu pasteurisasi lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum
dipasteurisasi. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan memakai pasteurisasi dengan suhu
rendah waktu lama (low temperature long time /LTLT = 62 0C – 65 0C ) (Alva, 1992). Hal ini
sesuai dengan pendapat Bearkley (1986), bahwa kadar lemak susu cenderung meningkat setelah
dipasteurisasi disebabkan oleh pengaruh suhu yang menyebabkan penguapan komponen dalam
susu seperti air dan komponen lainya.
Kadar lemak susu kambing peranakan Etawa di peternakan lamnyong kota Banda Aceh
lebih tinggi setelah di pasteurisasi dibandingkan dengan sebelum dipasteurisasi. Kadar lemak
susu sebelum dipasteurisasi yaitu 4,5% dan sesudah dipasteurisasi yaitu 5%.