Arachnida merupakan bagian dari serangga yang memiliki ciri berbeda dari serangga
lain. Steve Setford menjelaskan “Arachnida misalnya Laba-laba, Kalajengking, dan
Tungau adalah antropoda yang memiliki empat pasang kaki untuk berjalan. Di dunia
ini ada sekitar 70.000 spesies Arachnida dan sebagian besar hidup di daratan” (h. 12).
Ciri-ciri dari serangga yang termasuk kedalam keluarga Arachnida yaitu terdiri atas
sefalotoraks (kepala-dada) dan abdomen (perut). Hampir semua Arachnida yang masih
ada, memiliki habitat di darat. Namun beberapa ada juga yang memiliki habitat di air.
Semua Arachnida memiliki delapan kaki dan tambahan dua kaki depan yang memiliki
fungsi sebagai sensor, pertahanan dan juga untuk membantu makan. Untuk
membedakannya dengan serangga lain cukup mudah, karena kebanyakan serangga lain
memiliki enam kaki. Arachnida sebenarnya jauh berbeda bila dibandingkan dengan
serangga, karena Arachnida tidak memiliki antenna maupun sayap. Tubuh Arachnida
terdiri dari dua tagmata, yaitu prosoma (sefalotoraks) dan opisthosoma (perut).
II.2 Pengertian Tarantula
Tarantula merupakan serangga yang termasuk kedalam Arachnida besar dan memiliki
bulu, atau lebih dikenal dengan keluarga dari Laba-laba besar yang berbulu. Istilah
Tarantula pertama kali dicetuskan oleh Gertsch (1979). Istilah tersebut muncul sesuai
dengan nama kota pertama kali ditemukannya yaitu, Taranto yang berada di selatan
Italia (Stanley A. Schultz & Marguerite J. Schultz, 2009, h.1). Istilah Tarantula
kemudian digunakan pada hampir seluruh jenis Laba-laba yang memiliki bulu dan
ukuran lebih besar.
Tarantula seringkali disalah artikan oleh kebanyakan orang yang menganggap
Tarantula merupakan Laba-laba yang mematikan. Anggapan tersebut kurang tepat
karena hanya Laba-laba yang dapat membunuh manusia melalui racunnya, sementara
Tarantula yang memiliki racun paling tinggi pun tidak dapat membunuh manusia.
Kebanyakan Tarantula, dalam mempertahankan dirinya dari ancaman, menggunakan
bulu halus yang berada di abdomen-nya. Tarantula akan mengibaskan kaki belakang
ke bagian abdomen-nya untuk melepaskan bulu halus, dimana bulu halus tersebut akan
menimbulkan rasa gatal pada bagian objek yang terkena bulu halus tersebut (Harun
Yahya, 2000, h.100). Bulu halus pada Tarantula tersebut dinamakan Urticating Bristles
atau Urticating Hair.
Dalam pertumbuhannya, Tarantula melepaskan Exoskeleton atau cangkang secara
berkala. Proses tersebut dinamakan Molting. Molting pada Tarantula terjadi dari
Tarantula masih muda hingga dewasa. Namun pada Tarantula dewasa mengalami
rentan waktu yang cukup lama untuk dapat melakukan proses molting.
II.2.1 Anatomi Tarantula
Sama seperti keluarga Arachnida lainnya, Tarantula memiliki empat pasang kaki dan
sepasang kaki tambahan dengan nama lain pedipalp. Menurut salahsatu anggota
komunitas BATAKO, Edy, pedipalp adalah dua kaki tambahan yang terhubung ke
thorax di dekat mulut dan berfungsi sebagai bagian dari sistem reproduksi. Laba-laba
7
jantan bila datang masa kawin, akan membuat jaring yang dinamakan sperm web.
Pedipalp tersebut nantinya akan di masukkan kedalam sperm web yang sudah dibuat,
diserap untuk kemudian dimasukkan kedalam organ reproduksi Tarantula betina.
Tarantula memiliki perut yang dinamakan abdomen. Abdomen akan terus membesar
seiring dengan intensitas makanan yang di makan Tarantula tersebut dan akan mengecil
setelah proses pergantian kulit. Dalam membuat jaringnya, Tarantula menggunakan
spinneret yang berada di belakang abdomen.
Gambar II.2 Anatomi Tubuh Tarantula
Sumber : https://spidersalive.co.za/Images/Anatomy/spider-anatomy-dorsal.jpg (Diakses
pada 28 Oktober 2018)
II.2.2 Gaya Hidup
Dalam semua jenis Tarantula memiliki tiga gaya hidup. Seperti yang dikatakan oleh
Ming Cu, yaitu arboreal, terrestrial dan burrower. Arboreal adalah gaya hidup
Tarantula yang lebih banyak menghabiskan waktunya di atas (biasanya di atas pohon)
dan turun kebawah hanya untuk mencari mangsa.
8
Gambar II.3 Psalmopoeus Irminia Tarantula Arboreal
Sumber : https://i-h1.pinimg.com/564x/f8/18/e5/f818e576b818c3b76f304b1792630188.jpg
(Diakses pada 28 Oktober 2018)
Terrestrial adalah gaya hidup Tarantula yang banyak menghabiskan waktunya di atas
permukaan tanah dan jarang terlihat naik ke tempat yang lebih tinggi. Kebanyakan
Tarantula jenis ini memiliki jaring-jaring yang tipis, bahkan bila ukurannya masih kecil
jaring-jaring tersebut seperti tidak nampak.
Gambar II.4 Brachypelma Emilia Tarantula Terrestrial
Sumber : https://i-h1.pinimg.com/564x/63/f8/90/63f890309b44f91dea050d8d5bd55266.jpg
(Diakses pada 28 Oktober 2018)
9
Burrower adalah gaya hidup Tarantula yang banyak menghabiskan hidupnya di dalam
lubang. Burrow sendiri memiliki arti gali, yang memang kebiasaan Tarantula jenis ini
yaitu menggali lubang sebagai tempat berlindungnya. Ciri yang paling terlihat yaitu
dengan medium (bubuk serabut kelapa) yang berlubang dan dipenuhi lapisan jaring.
Gambar II.5 Harpactira Pulchripes Tarantula Burrow
Sumber : https://i.ytimg.com/vi/hyl6PXcSm4w/maxresdefault.jpg (Diakses pada 28 Oktober
2018)
Jadi bila dilihat dari gaya hidupnya, Tarantula merupakan hewan yang unik dimana
Tarantula memiliki gaya hidup yang berbeda dari masing-masing jenisnya. Bila
dipelihara, tentunya hal tersebut menarik terutama dalam mendekorasi kendang
Tarantula dimana keeper harus mendekorasi semirip mungkin dengan kebiasaan dan
habitat di alam.
II.3 Perbedaan Tarantula dan Laba-laba
Masih banyak warga awam yang belum mengetahui perbedaan Tarantula dan
Laba-laba. Ada yang menyebut Tarantula sebagai Laba-laba begitupun sebaliknya.
Pada kenyataannya, Tarantula dan Laba-laba berbeda. Mulai dari anatomi dapat
dengan jelas untuk membedakannya.
Dari gambar diatas terlihat jelas perbedaan Tarantula dan Laba-laba. Tarantula
memiliki badan yang lebih besar, berbulu dan kakinya lebih pendek dari Laba-laba.
Sementara Laba-laba memiliki badan yang lebih kecil dan juga kaki yang panjang
berbentuk runcing pada ujungnya. Selain perbedaan dari bentuk fisik, berikut beberapa
perbedaan lain antara Tarantula dan Laba-laba.
Tabel II.1 Perbandingan Tarantula dan Laba-laba
Sumber : Dokumentasi pribadi, (10 Oktober 2018)
TARANTULA LABA-LABA
Tidak memiliki racun mematikan bagi
manusia
Beberapa jenis memiliki racun yang sangat
tinggi yang dapat menyebabkan kematian
bagi manusia
Badan besar dan berbulu Badan lebih kecil, tidak berbulu, kaki lebih
lancip dan panjang
Jaring Tarantula dibuat untuk menutupi
media seperti tanah dan cenderung tidak
berpola
Jaring Laba-laba memiliki pola yang unik
dan dapat digunakan Laba-laba untuk
bergelantungan
Untuk beberapa jenis Tarantula
menggunakan urticating hair untuk
menghindari musuh
Menggunakan gigitan sebagai senjata
utama dalam melumpuhkan musuh
11
Kebanyakan warga mengira Tarantula dapat membunuh manusia. Namun
kenyataannya belum ada kasus kematian yang diakibatkan oleh gigitan Tarantula. Hal
yang selama ini sering terjadi sebenarnya kematian akibat Laba-laba, karena
kebanyakan Laba-laba memiliki bisa yang dapat membunuh manusia, contohnya Black
Widow.
Baik Tarantula maupun Laba-laba sebenarnya tidak akan menggigit maupun
menyerang bila tidak dalam posisi terancam. Bila menemukan di hutan maupun dimana
saja, lebih baik tinggalkan dan jangan diganggu bila tidak ingin digigit.
II.4 Tarantula Sebagai Hewan Peliharaan
Banyak dari penggemar hewan eksotis yang menjadikan Tarantula sebagai hewan
peliharaan. Hal tersebut tidak terlepas dari keindahan masing-masing Tarantula.
Tarantula memiliki banyak motif dan warna sesuai dengan jenisnya. Tarantula tidak
hanya berwarna hitam berbulu dan menyeramkan seperti yang kebanyakan orang
bayangkan. Dari masing-masing jenis dan daerah tempat Tarantula berasal memiliki
keunikan tersendiri.
12
Dalam perawatannya, Tarantula lebih mudah bila dibandingkan dengan hewan lain.
Seorang keeper hanya perlu membuat suasana kendang seperti habitat aslinya, seperti
ranting, kayu, tanah dan tempat minum. Perlu diperhatikan juga untuk kelembaban
kandang, karena beberapa jenis Tarantula ada yang membutuhkan kelembaban tinggi
dan ada yang tidak membutuhkan sama sekali.
a. Kesulitan dalam Memelihara Tarantula
Dalam pemeliharaan Tarantula, ada kesulitan yang kerap kali dihadapi tentunya
bagi seorang pemula yaitu ketika memindahkan Tarantula ke kandang lain. Sama
halnya seperti ketika hendak memegang Tarantula. Meskipun racun Tarantula tidak
dapat membunuh manusia, namun siapapun pasti menghindari gigitan Tarantula.
Hal tersebut yang sering terbayang di pikiran orang yang memelihara Tarantula
tentunya pemula.
Selain takut digigit, hal lain yang menyebabkan sulitnya memindahkan Tarantula
bagi pemula yaitu takut Tarantula kabur. Meskipun Tarantula memiliki badan yang
13
besar, bukan berarti Tarantula bergerak lambat. Untuk beberapa jenis Tarantula ada
yang bergerak sangat cepat bila merasa ada ancaman. Banyak cara untuk
memindahkan Tarantula agar lebih mudah, namun tetap saja bagi seorang pemula
hal tersebut merupakan sebuah tantangan.
b. Manfaat Memelihara Tarantula
Sebenarnya tidak ada manfaat tertentu dalam memelihara Tarantula selain untuk
hobi dan ekonomi. Bagi beberapa orang, Tarantula dijadikan sebagai hewan yang
dapat menghasilkan uang. Harga Tarantula berbeda-beda sesuai dengan sulitnya
mendapatkan Tarantula tersebut dan keunikan yang dimiliki. Seiring membesarnya
ukuran Tarantula, maka harga jualnya pun akan semakin tinggi.
Dalam hal ini, Tarantula betina memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Tarantula jantan. Dari warna dan motif, Tarantula betina memiliki warna
dan motif yang lebih cerah, sedangkan Tarantula jantan lebih kusam. Selain itu
masa hidup Tarantula betina lebih lama dari Tarantula jantan. Keunikan lain dari
sisi ekonomi ini dianggap investasi bagi beberapa orang. Membeli dari kecil
dengan harga yang relatif tidak mahal untuk kemudian dipelihara hingga dewasa
dan dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi
14
c. Pakan Tarantula
Tarantula biasa memakan serangga-serangga kecil seperti Jangkrik, Kecoa Turkish,
Kecoa Dubia dan Ulat Hongkong yang tentunya disesuaikan dengan ukuran
Tarantula tersebut. Dalam pemberian pakan biasanya Tarantula diberi makan
seminggu satu kali. Bila dibandingkan dengan hewan lain, Tarantula merupakan
hewan yang sangat murah dalam hal pakan. Selain karena makannya yang hanya
seminggu satu kali, harga pakan Tarantula tidak mahal seperti hewan lain.
Untuk Ulat Hongkong dapat dibeli mulai dari Rp.1000,- sesuai dengan kebutuhan.
Dengan harga Rp.1000,- dapat dijadikan stok untuk pakan sampai 1 bulan untuk 1
Tarantula. Bahkan tidak sedikit orang yang mengembangbiakkan pakan Tarantula
tersebut sehingga bisa dikatakan pakan Tarantula tidak akan mengeluarkan biaya.
d. Kandang Tarantula
Kandang Tarantula biasa disebut dengan enclosure. Bentuk dan bahan kandang
Tarantula bermacam-macam, mulai dari toples bekas hingga yang terbuat dari
bahan akrilik. Kandang Tarantula disesuaikan dengan kebiasaan Tarantula. Untuk
Tarantula jenis arboreal kandangnya harus memiliki dimensi yang lebih tinggi.
15
Untuk Tarantula jenis terrestrial kandangnya tidak perlu tinggi namun lebih lebar.
Untuk Tarantula jenis burrower kandangnya sama seperti jenis arboreal hanya
yang membedakan dari media tanahnya. Untuk kategori ini media tanah harus tebal
karena nantinya Tarantula akan menggali dan masuk ke dalam tanah. Biasanya
Tarantula yang masih kecil hanya menggunakan toples bekas sebagai kandang. Bila
nanti ukurannya sudah besar baru dipindahkan ke kandang dengan bahan akrilik
yang lebih bagus untuk didekorasi.
Gambar II.11 Kandang Tarantula
Sumber: https://i-h1.pinimg.com/564x/a3/dc/19/a3dc199c2edd7cbbc322962c6f84dec9.jpg
(Diakses pada 6 Oktober 2018)
II.5 Komunitas Tarantula
Di kota Bandung, terdapat komunitas Tarantula yang bernama BATAKO (Barudak
Tarantula Kota Bandung) dengan anggota yang berjumlah puluhan. BATAKO awalnya
didirikan oleh Ahmad Hasan karena melihat antusias warga Bandung yang
mememelihara Tarantula. Dengan didirikannya komunitas tersebut diharapkan dapat
merangkul warga pecinta Tarantula khususnya di kota Bandung. Komunitas
BATAKO bagi anggotanya merupakan wadah untuk berbagi informasi mengenai
Tarantula.
16
Gambar II.12 Logo BATAKO
Sumber: Foto Sampul Grup WhatsApp (17 November 2018)
Kegiatan yang biasa dilakukan komunitas ini yaitu berkumpul sambil mengenalkan
Tarantula kepada warga . Lokasi yang biasa dijadikan tempat berkumpul
komunitas ini yaitu di Balai Kota Bandung. Selain berkumpul sambil edukasi,
komunitas BATAKO sering mengikuti berbagai acara pameran hewan.
II.6 Analisa
Ada beberapa permasalahan yang ditemukan mengenai pengetahuan warga
Tarantula ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kota Bandung mengenai
pengetahuan warga terhadap Tarantula, diketahui bahwa sebagian besar
17
responden mengetahui Tarantula namun belum mengetahui Tarantula lebih mendalam,
hal tersebut yang menjadikan Tarantula kerap dianggap hewan yang menyeramkan.
II.6.1 Observasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), observasi adalah mengamati dan
meninjau secara cermat. Dalam hal ini, objek yang ditinjau merupakan respon dan
reaksi warga terhadap Tarantula. Lokasi dilakukannya observasi yaitu di Festival
Citylink Bandung pada tanggal 8 April 2017, dimana pada waktu dan tempat tersebut
sedang diadakan pameran hewan dan salah satu komunitas Tarantula kota Bandung
(BATAKO) membuka stand. Hasil yang didapat setelah melakukan observasi langsung
di lapangan terhadap reaksi warga terhadap Tarantula cukup beragam. Mulai dari
reaksi takut, penasaran dan juga berani. Kebanyakan reaksi yang didapat dari audiens
yang hadir di lokasi menunjukkan reaksi ketakutan. warga yang ketakutan
kemudian diberikan edukasi oleh beberapa anggota komunitas tentang Tarantula itu
sebenarnya tidak berbahaya.
Setelah mendapatkan edukasi, khalayak yang awal mulanya takut terhadap Tarantula
kemudian menjadi penasaran, mengapa Tarantula dapat dipelihara. Setelah melihat-
lihat display kandang Tarantula beserta isinya kemudian beberapa orang tertarik untuk
coba memeliharanya. Rasa tertarik tersebut kebanyakan timbul karena melihat
beberapa koleksi Tarantula eksotis milik anggota komunitas. Salah seorang anak kecil,
wanita, dengan usia sekitar 7-10 tahun tertarik untuk memelihara Tarantula dan
memaksa orang tuanya untuk membeli. Alasannya karena suka dengan sifatnya yang
santai dan juga warnanya yang beragam.
II.6.2 Kuesioner
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kuesioner ialah daftar pertanyaan
yang harus diisi, dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan. Kuesioner dipilih
karena prosesnya yang mudah, cepat dan juga tidak memakan waktu. Penelitian
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dilakukan pada bulan November 2017
dengan jumlah responden yang didapat sebanyak 96 responden. Khalayak sasaran dari
penelitian ini yaitu remaja akhir (17-25 tahun) dan dewasa awal (26-35 tahun). Usia
tersebut diklasifikasikan berdasarkan keterangan kategori umur menurut DepKes RI
(2009).
Melihat respon dari kuesioner yang disebarkan, sebagian besar responden ternyata
belum bisa membedakan antara Tarantula dan Laba-laba.
19
Diagram II.1 Respon Perbedaan Tarantula dan Laba-laba
Sumber: Dokumentasi Pribadi, (23 Oktober 2018)
Dari 96 responden yang menjawab, sebanyak 14 orang atau dalam persentase sebanyak
14.58% menjawab bahwa Tarantula dan Laba-laba itu beda dan sisanya sebanyak 82
orang dalam persentase 85.42% menjawab sama. Dari pertanyaan awal sudah terlihat
bahwa kebanyakan orang belum paham tentang perbedaan Tarantula dan Laba-laba.
Kemudian dilanjutkan ke pertanyaan kedua, yaitu tentang pernyataan bahwa racun
Tarantula dapat menimbulkan kematian.
Beda
Sama
14.58%
85.42%
20
Dari 96 orang responden, sebanyak 88 responden atau dalam persentase sebanyak
91.67% menjawab ya dan hanya 8 responden atau sekitar 8.33% yang menjawab tidak
bahwa racun Tarantula dapat menyebabkan kematian. Pertanyaan ketiga yaitu tentang
hewan peliharaan seperti apa yang diinginkan untuk dipelihara.
ya
tidak
8.33%
91.67%
21
Diagram II.3 Respon Karakter Hewan yang Ingin Dipelihara
Sumber: Dokumentasi pribadi, (23 Oktober 2018)
Dari 96 responden yang menjawab tentang karakter hewan apa yang ingin dipelihara,
sebanyak 72 responden atau sebanyak 75% menginginkan hewan yang lucu untuk
dipelihara, 17 responden atau sebanyak 17.71% memilih hewan yang unik dan sisanya
sebanyak 7 responden atau 7.29% memilih hewan yang seram. Kemudian dilanjut ke
pertanyaan keempat tentang pendapat khalayak apakah Tarantula bisa dijadikan hewan
peliharaan.
Lucu
Unik
Seram
7.29%
17.71%
75%
22
Dari pertanyaan keempat tentang Tarantula bisa dijadikan hewan peliharaan, sebanyak
41 responden atau 42.71% menjawab bahwa Tarantula dapat dijadikan hewan
peliharaan dan sebanyak 55 responden atau 57.29% menjawab bahwa Tarantula tidak
dapat dijadikan hewan peliharaan. Kesimpulan yang didapat dari hasil kuesioner diatas
yaitu bahwa masih banyak warga yang belum paham mengenai Tarantula,
perbedaan Tarantula dan Laba-laba, dan banyak juga yang tidak mengetahui bahwa
Tarantula merupakan hewan yang dapat dipelihara.
II.6.3 Studi Media Tentang Tarantula
Ada beberapa media yang membahas Tarantula diantaranya sebagai berikut:
a. Website
Kebanyakan media yang mudah untuk ditemui maupun diakses yaitu melalui
media internet. Ada beberapa sumber internet terpercaya yang memberikan
informasi mengenai Tarantula, salah satunya www.arachnoboards.com. Forum
tersebut membahas semua hal mengenai Arachnida terutama Tarantula dalam
Bisa
Tidak
42.71%
57.29%
23
Bahasa Inggris. Kelebihan dari laman website ini yaitu informasi yang lebih up-
to-date bila dibandingkan dengan media lain. Namun tentunya yang menjadi
kelemahan dari laman website ini dalam sisi bahasa, dimana laman website ini
menggunakan bahasa Inggris sehingga cukup sulit untuk dipahami.
b. Sosial Media
Untuk forum berbahasa Indonesia sendiri dapat dijumpai pada grup Facebook
Tarantula Keeper Indonesia. Pembahasan pada forum-forum cukup lengkap
dan selalu up to date. Media seperti forum tersebut tentunya memiliki kelebihan
yaitu up to date mengenai informasi terbaru dan gratis. Namun kekurangannya
yaitu kurang menarik dari sisi visual. Hampir semua informasi yang ada hanya
berbentuk teks tanpa ada design yang menarik. Selain itu tidak semua orang
mengetahui keberadaan forum tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan
kurangnya minat warga terhadap info mengenai Tarantula.
c. Buku
Untuk media buku, kebanyakan buku yang ditemui merupakan buku berbahasa
asing dan bila ada pun buku tersebut merupakan buku terjemahan. Media buku
mengenai Tarantula tidak mudah ditemui di toko-toko buku biasa, di
perpustakaan pun sedikit buku mengenai Tarantula. Selain itu buku yang ada
merupakan buku keluaran lama. Kekurangan dari buku tentunya tidak selalu up
to date seperti internet dan tidak mudah ditemui. Harga buku yang ada cukup
mahal dan tidak banyak yang menjual.
25
Gambar II.17 Buku The Tarantula Keeper’s Guide
Sumber: Dokumentasi Ming Cu (5 November 2018)
II.7 Resume
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang pengetahuan warga
terhadap Tarantula, dapat diketahui bahwa:
• Kurangnya media informasi yang membahas mengenai Tarantula sehingga
warga tidak memahami Tarantula.
• Kebanyakan media lebih menunjukkan sisi menyeramkan dari Tarantula
daripada edukasi.
• Kebanyakan warga takut untuk memelihara hewan yang dianggap
menyeramkan karena mengira resiko pemeliharaan yang lebih sulit dan
berbahaya, sehingga mengurangi minat untuk memelihara suatu hewan
peliharaan terutama Tarantula.
II.8 Solusi Perancangan
Solusi yang dibuat untuk membantu menangani permasalahan yang ada tentang
kurangnya pengetahuan warga awam mengenai Tarantula ialah dengan
menyediakan informasi yang mudah didapatkan dan diterima, untuk menambah
wawasan warga terhadap Tarantula. Informasi ini berisi berbagai macam
informasi mengenai Tarantula, seperti pengertian, jenis, racun dan kebiasaan Tarantula.

.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)